Upload
nikkonikko
View
117
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mata
Citation preview
MIOPI
Definisi:
merupakan refraksi anomali dimana sinar sejajar yang masuk ke mata tanpa akomodasi
dibiaskan di depan retina.
Ilmu Penyakit Mata. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Sagung Seto.
Etiologi :
Sumbu mata (jarak korne-retina) terlalu panjang miopia sumbu
Daya bias kornea, lensa dan humor akuos terlalu kuat miopia pembiasan
Ilmu Penyakit Mata. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Sagung Seto.
a. Axis bola mata lebih panjang dari normal
b. Index refraksi media refrakta yang lebih besar dari normal
c. Kurvatura Cornea terlalu cembung ( misal pada keratokonus)
d. Posisi lensa terlalu kedepan (misal subluksasi lensa)
JENIS-JENIS MYOPIA.
Myopia stationair: myopia yang constant, artinya derajat/berat myopia tetap.
Myopia progressiva : myopia yang beratnya makin lama makin bertambah (yang umum- nya
terdapat).
Myopia benigna : myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5
Myopia maligna : myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5.
Derajat myopia :
Myopia ringan = myopia levis S <- 5 D.
Myopia sedang = myopia moderate : 5 - 10 D.
Myopia berat = myopia gravis : lebih dari 10 D
Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Manifestasi klinik
Miopi : melihat jauh kabur rabun jauh.
Memberikan keluhan sakit kepala. Sering disertai dengan juling, dan celah kelopak yang sempit
Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Diagnosis
Miopi :
Pemeriksaan funduskopi, terdapat miopik kresen, gambaran bulan sabit yang terlihat pada
polus posterior fundus mata miopia, sklera oleh koroid. Pada mata dengan miopi tinggi, kelainan
pada fundus okuli seperti degenerasi makula dan degenerasi retina bagian perifer
Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Terapi
o MIOPIA : penggunaan lensa sferis negatif terkecil yang dapat memberi visus terbaik.
Ilmu Penyakit Mata. FKUI. Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M
Mekanisme terjadinya komplikasi pada diabetes mellitus dapat diterangkan melalui:
1. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase
Peningkatan aktivitas aldosa reduktase. Akibat hiperglikemia, dalam jaringan terjadi peningkatan
kadar glukosa. Oleh aldosa reduktase, glukosa akan dirubah menjadi sorbitol, yang berakibat
meningkatnya kadar sorbitol didalam sel. Akumulasi sorbitol akan meningkatkan osmolaritas
didalam sel, sehingga terjadi perubahan fisiologi sel. Sel dengan kadar sorbitol yang tinggi
menunjukan aktivitas penurunan aktivitas protein kinase C dan Na+, K+ - ATPase membran.
2. Glikosilasi non enzimatik
Glikosilasi non enzimatik. Glukosa adalah suatu aldehid yang bersifat reaktif, yang dapat
bereaksi secara spontan, walaupun lambat dengan protein. Melalui proses yang disebut dengan
glikosilasi non enzimatik, protein mengalami modifikasi. Gugus aldehid glukosa bereaksi dengan
gugus amino yang terdapat pada suatu protein, membentuk produk glikosilasi yang bersifat
reversible. Produk ini mengalami serangkaian reaksi dengan gugus NH2 dari protein dan
mengadakan ikatan silang membentuk advanced glycoliation end-product (AGE). Akumulasi
AGE pada kolagen dapat menurunkan elastisitas jaringan ikat sehingga menimbulkan perubahan
pada pembuluh darah dan membrane basalis.
3. Pembentukan senyawa dikarbonil
Pembentukan senyawa dikarbonil. Monosakarida seperti glukosa dapat mengalami oksidasi yang
dikatalis oleh Fe dan Cu, membentuk radikal OH, O2, H2O2 dan senyawa dikarbonil toksik.
Senyawa dikarbonil yang terbentuk dapat bereaksi dengan gugus –NH2 protein membentuk
AGE.
4. Strees oksidatif
Strees oksidatif. Strees oksidatif timbul bila pemebentukan reactive oxygen species (ROS)
melebihi kemampuan mekanisme seluler dalam mengatasi yang melibatkan sejumlah enzim dan
vitamin yang bersifat antioksidan. Strees oksidatif diabetes mellitus dapat disebabkan karena
gangguan keseimbangan redoks akibat perubahan metabolisme karbohidrat dan lipid,
peningkatan reactive oxygen species akibat proses glikosilasi/glikoksidasi lipid dan penurunan
kapasitas antioksidan.
©2003 digitized by usu digital library
KATARAK
o Definisi
kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan
penglihatan.
Kekeruhan pada lensa mata sehingga menyebabkan penurunan atau gangguan visus, akibat hidrasi atau penambahan cairan lensa dan denaturasi protein lensa.
o Etiologi
Hidrasi (penimbunan cairan) lensa
Denaturasi protein lensa
Toksik khusus (kimia dan fisik)
Keracunan beberapa jenis obat eserin, kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal
Kelainan sistemik atau metabolik DM, galaktosemia, distrofi miotonik
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
o faktor resiko
Penderita diabetes melitus / kencing manis.
Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang.
Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.
Paparan / radiasi sinar ultraviolet.
o Klasifikasi
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam:
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
o Manifestasi klinik
Gejala yang sering dikeluhkan penderita katarak adalah
penurunan visus tanpa disertai rasa sakit
silau (glare) terutama saat melihat cahaya
perubahan status refraksi
tanda yang dapat dijumpai pada mata adalah adanya kekeruhan pada lensa (Letak kekeruhan yang terjadi dapat nuklear, kortikal, subkapsularis posterior atau kombinasinya)
Perbedaan stadium katarak senil
Insipien Imatur Matur Hiperatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah (air
masuk)
Normal Berkurang
(air+masa lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + glaukoma
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
o Diagnosis
o Terapi
Secara umum dikenal dua macam teknik operasi katarak yaitu EKEK (Ekstraksi Katarak
Ekstra Kapsular) dan EKIK (Ekstraksi Katarak Intra Kapsular).
a. EKEK merupakan teknik operasi katarak dengan cara membuka kapsul
anterior lensa untuk mengeluarkan masa lensa (kortek dan nukleus) dan
meninggalkan kapsul posterior. Pengembangan dari teknik ini adalah
PHACOEMULSIFIKASI dengan memanfaatkan energi ultrasonik untuk
menghancurkan masa lensa. Pada kantong kapsul lensa selanjutnya dipasang
lensa intra okuler (IOL)
b. EKIK merupakan teknik operasi katarak dimana seluruh masa lensa
dikeluarkan bersama kapsulnya. Teknik ini memerlukan irisan kornea yang
lebih besar dan jahitan lebih banyak. Saat ini hanya dipakai pada keadaan
khusus seperti luksasi lensa.
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
RETINOPATI
a. Definisi
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
b. Klasifikasi
RETINOPATI DIABETIKAAnatomi retina
Melapisi bagian dalan 2/3 posterior dinding bola mata, permukaan luar
berhubungan dengan khoroid dan permukaan dalam berhubungan dengan membran
hyaloidea. Di bagi menjdi 3 bagian :
Pars coeca retina
Pars óptica retina (retina sensu strictriori)
Ora serata
Nutrisi dari khoriokapiler (1/3 luar), a. centralis retina.
Lapisan dari luar ke dalam :
Membran limitan interna : sel2 muller
Lapisan serat saraf : axón sel2 ganglion
Lapisan sel ganglion : badan sel ganglion
Lapisan pleksiform dalam : axón sel bipolar, sel amakrin, dendrit sel sel ganglion
dan sinapnya
Lapisan inti dalam : nukleus sel bipolar, sel muller, sel amakrin, sel horizontal
Lapisan pleksiform luar : interconection antara sel bipolar dan sel horizontal
Lapisan inti luar : sel2 fotoreseptor
Membran limitan eksterna : perlekatan sel fororeseptor dan sel muller
Lapisan fotoreseptor : sel batang & sel kerucut
Epitel pigmen retina
a. Definisi
Retinopati non proliferatif suatu mikroangiopati progresive yang ditandai
kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus
Oftalmologi umum. Vaughan
Klasifikasi
Menurut bagian mata FK UI/ Rs dr. Cipto Mangunkusumo:
Derajat I terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
pada fundus okuli
Derajat II terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak
dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat III terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan
bercakterdapat neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Retinopati diabetik terdiri dari 2 stadium, yaitu :
Retinopati nonproliferatif. Merupakan stadium awal dari proses
penyakit ini. Selama menderita diabetes, keadaan ini menyebabkan
dinding pembuluh darah kecil pada mata melemah. Timbul tonjolan
kecil pada pembuluh darah tersebut (mikroaneurisma) yang dapat
pecah sehingga membocorkan cairan dan protein ke dalam retina.
Menurunnya aliran darah ke retina menyebabkan pembentukan bercak
berbentuk “cotton wool” berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak
protein yang berwarna putih kuning (eksudat yang keras) juga
terbentuk pada retina. Perubahan ini mungkin tidak mempengaruhi
penglihatan kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah yang rusak
menyebabkan pembengkakan pada pusat retina (makula). Keadaan ini
yang disebut makula edema, yang dapat memperparah pusat
penglihatan seseorang.
Retinopati proliferatif. Retinopati nonproliferatif dapat berkembang
menjadi retinopati proliferatif yaitu stadium yang lebih berat pada
penyakit retinopati diabetik. Bentuk utama dari retinopati proliferatif
adalah pertumbuhan (proliferasi) dari pembuluh darah yang rapuh
pada permukaan retina. Pembuluh darah yang abnormal ini mudah
pecah, terjadi perdarahan pada pertengahan bola mata sehingga
menghalangi penglihatan. Juga akan terbentuk jaringan parut yang
dapat menarik retina sehingga retina terlepas dari tempatnya. Jika tidak
diobati, retinopati proliferatif dapat merusak retina secara permanen
serta bahagian-bahagian lain dari mata sehingga mengakibatkan
kehilangan penglihatan yang berat atau kebutaan.
Manifestasi klinik
Kelainan retina penderita DR dpt berupa :
Mikroaneurisma
Perdarahan intra & ekstraretina
Eksudat keras
Venous turtuosity, venous beading
Intra Retinal Microvascular Abnormalities (IRMA)
Eksudat lunak (cotton wool spots)
Daerah nonperfusi
Neovaskularisasi ( NVD, NVE, NVI )
Edema makula
Ablasio retina (TRD, RRD)
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Diagnosis
Langkah work-up utk DR scr umum :
1. Periksa iris utk mencari NVI & gonioskopi (bila TIO )
2. Periksa fundus lengkap
3. Periksa GD I/II, HbA1c, jika perlu GTT
4. Periksa profil lipid
5. Periksa tensi
6. Pertimbangkan FFA
Terapi
a. Kontrol hipertensi
b. Kontrol Lipid
c. Kontrol Gula Darah
d. Fotokoagulasi Laser
Indikasi:
Absolut PDR
Relatif Severe – very severe NPDR
Katarak
keadaan umum tidak stabil
tidak dapat di-follow up
e. Vitrektomi
Indikasi:
- Non-clearing vitreous hemorrhage
- Vitreoretinal traction
- TRD ( tractional retinal detachment )
- Proliferasi fibrovaskular progresif
- Gabungan TRD & RRD (Rhegmatogen RD)
- Perdarahan pre-makula (subhialoid)
- Diabetic Macular Edema
f. Triamsinolon asetonid intravitreal
Indikasi:
Macular Edema : DR, CRVO/BRVO, CME
Mengurangi permeabilitas tight junction
Meningkatkan resorbsi exudasi
Menekan jaringan pembentuk VEGF
Mengurangi penebalan makula
Perlu diulang
Komplikasi: glaukoma, endoftalmitis, katarak
g. Anti angiogenesis
h. Lain-lain : mis. aspirin, PKC inhibitor, aldosa reduktase inhibitor
RETINOPATI HIPERTENSI
Definisi
Kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah
tinggi
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
Klasifikasi
Pembagian RH menurut Keith dan Wagener
Grade I : penyempitan pembuluh darah arteriol retina
Grade II : perubahan persilangan arteriovenosus (arteriovenosus crossing)
Grade III : perdarahan dan eksudativa
Grade IV : grade III dan oedem papil.
Terapi
Kontrol tekanan darah, diberikan terapi medikamentosa dengan obat anti
hipertensi bertujuan mencegah progresivitas kerusakan organ target.
Apabila telah dijumpai retinopati hipertensi maligna disertai kenaikan
tekanan darah (TD diastolik ³ 130 mmHg), maka pengelolaan dengan
cara menurunkan tekanan darah sesuai dengan penatalaksanaan krisis
hipertensi.
ARMD
Suatu kelainan pada makula akibat proses degenerasi
Ditandai dg penurunan penglihatan sentral yang bermakna.
Merupakan penyebab utama kebutaan pada usia diatas 50 tahun di negara-negara maju
Prevalensi umum: 0,2 % pada populasi usia 55-64 tahun, dan 13 % pada populasi usia diatas 85 tahun
Beberapa faktor risiko terjadinya ARMD antara lain adalah:
(1) Riwayat keluarga,
(2) Merokok,
(3) Hipertensi,
(4) Wanita,
(5) Hipermetropia,
(6) Warna iris yang muda
Beberapa faktor pelindung terjadinya ARMD antara lain:
(1) Ras kulit hitam,
(2) Konsumsi sayuran berdaun hijau tua,
(3) Konsumsi ikan,
(4) Konsumsi asam lemak tak jenuh,
(5) Kadar karotenoid serum yang tinggi
Klasifikasi:
a. Wet ARMD atau neovaskuler ARMD
b. Dry ARMD atau non neovaskuler ARMD
Pengelolaan ARMD:
a. Fotokoagulasi laser
b. Photodynamic therapy
c. Terapi bedah
d. Suplemen diet
e. Obat-obatan antiangiogenik
Edukasi:
Memantau penglihatan sentralnya sendiri
Kebiasaan hidup dan suasana sekeliling harus disesuaikan dg kondisi penglihatan
Pada beberapa kasus, perlu penggunaan low vision aids
10 lapisan retina:
1. Membrana limitans interna : tersusun atas footplates sel-sel Muller & berhubungan dg
membrana basalis retina
2. Lapisan serat saraf ( nerve fiber layer ) : tersusun dr axon sel-sel ganglion yg umumnya tdk
bermyelin
3. Lapisan sel ganglion : tersusun atas badan sel-sel ganglion
4. Lapisan pleksiform dalam : mengandung axon sel bipolar, sel amakrin, dendrit sel ganglion
dan sinapsnya
5. Lapisan Inti dalam : terdiri atas nukleus sel bipolar, selMuller, sel amakrin, dan sel horisontal
6. Lapisan pleksiform luar : tersusun atas interconnection antara sinapsis fotoreseptor dg sel
horisontal & bipolar. Di daerah makula lapisan ini lbh tebal & mengandung lbh banyak serat
saraf krn akson-akson fotoreseptor mjd lbh panjang & lbh oblik lapisan serat Henle
7. Lapisan inti luar : tersusun atas nukleus sel- sel fotoreseptor
8. Membrana limitans eksterna : terbentuk dr perlekatan sel fotoreseptor & sel Muller
9. Lapisan fotoreseptor :
- Terdiri dr sel batang / bacilus (± 130 juta) & kerucut / conus (± 7 juta)
- Segmen luar berhubungan dg RPE mll mukopolisakarida
- Berfungsi utk menangkap gelombang cahaya & mengubahnya mjd impuls saraf ( terutama di
segmen luar )
- Sel kerucut mempunyai kepekaan thd cahaya dg intensitas tinggi & terutama berfungsi utk
penglihatan sentral & warna
- Sel batang mempunyai kepekaan thd cahaya dg intensitas rendah & terutama berfungsi utk
penglihatan perifer (orientasi ruang) dan malam hari. Tidak dpt melihat warna
- Penyebaran sel batang dan kerucut tdk merata, di fovea centralis hanya terdpt sel kerucut
- Makin ke perifer jumlah sel kerucut semakin berkurang, sebaliknya jumlah sel batang
makin meningkat
- Bentuk sel kerucut mirip dengan sel batang, hanya lebih bundar. Perbedaan lainnya :
= segmen luar kerucut lebih kecil dr batang
= tidak mengandung rhodopsin
= nukleusnya mengandung nukleolus.
10. Epitel pigmen retina ( Retinal Pigmen Epithelium / RPE ) :
- terdiri dari selapis sel heksagonal
- di makula, bentuk sel lebih tinggi dan lebih berpigmen
- terbentang dr diskus optikus sampai ora serata
- di ora serata menyatu dg epitel pigmen korpus siliaris
- fungsi : a. metabolisme vitamin A
b. outer blood retinal barrier
c. fagositosis outer segmen fotoreseptor
d. absorbsi cahaya
e. menghasilkan mukopolisakarida
f. transport aktif kebutuhan metabolik retina
DEGENERASI MAKULA
a. Definisi
i. suatu penyakit yang dihubungkan dengan penuaan (menjadi tua) yang
secara berangsur-angsur merusak penglihatan tengah yang tajam.
ii. Penglihatan tengah melihat obyek-obyek secara jelas dan untuk
pekerjaan-pekerjaan setiap hari yang umum seperti membaca dan
mengemudi mobil.
b. Etiologi
iii. Proses penuaan Degenerasi terjadi sebagai akibat dari kerusakan
pada epitel pigmen retina.
c. Faktor resiko
iv. Merokok. Merokok mungkin meningkatkan risiko AMD.
v. Kegemukan. Studi-studi penelitian menunjukan suatu hubungan antara
kegemukan dan kemajuan dari tingkatan AMD dini dan menengah ke
AMD yang telah lanjut.
vi. Suku bangsa. Orang-orang kulit putih Amerika jauh lebih mungkin
kehilangan penglihatan dari AMD daripada orang-orang Amerika
keturunan Afrika.
vii. Sejarah keluarga. Mereka yang dengan anggota-anggota keluarga dekat
yang mempunyai AMD berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit
ini.
viii. Jenis kelamin. Wanita-wanita tampaknya lebih berisiko tinggi daripada
pria-pria.
d. Klasifikasi
ix. Untuk AMD Kering: tanda awal yang paling umum adalah penglihatan
yang kabur. Ketika lebih sedikit sel-sel di makula yang mampu berfungsi,
orang-orang akan melihat detil-detil didepan mereka kurang jelas, seperti
muka-muka atau kata-kata dalam sebuah buku. Seringkali penglihatan
kabur ini akan hilang pada cahaya yang lebih terang. Jika kehilangan sel-
sel perasa sinar menjadi besar, orang-orang mungkin melihat suatu titik
buta yang kecil namun tumbuh ditengah bidang penglihatan mereka.
x. Untuk AMD Basah: gejala dini yang klasik adalah bahwa garis-garis lurus
nampak bengkok. Ini berakibat ketika cairan dari pembuluh-pembuluh
darah yang bocor berkumpul dan mengangkat makula, mendistorsi
penglihatan. Suatu titik buta (blind spot) mungkin juga nampak pada
AMD basah, berakibat pada kehilangan penglihatan tengah seseorang
www.rsmyap.com/component/option,com.../Itemid.../catid,2/
e. Patofisiologi
Patogénesis: EPR(epitel pigemen retina) rusak masuknya bahan2 berbahaya ke
dalam retina (pembuluh darah dari koroid masuk ke ruang subretina)
membentuk membran neovaskular subretinaperdarahan lanjutan ke ruang
vitreus gangguan penglihatan bermakna
Patofisiologi :
atrofi dan degenerasi retina bagian luar, epitel pigmen retina, membran
Bruch, dan koriokapilaris dengan derajat yang
bervariasidrusen(endapan-endapan kuning dibawah
retina)gang.penglihatan sentral irreversibel
Cairan serosa dari koroid di bawahnya dapat bocor melalui defek defek
kecil di membran Bruch pelepasan-pelepasan lokal epitel pigmen.
Peningkatan cairan tersebut dapat semakin menarik retina sensorik di
bawahnya dan penglihatan biasanya menurun apabila fovea terkena.
mengalami bentuk eksudatif akibat terbentuknya neovaskularisasi
subretina
Pelepasan epitel pigmen retina dapat secara spontan menjadi datar dengan
bermacam-macam akibat penglihatan dan meninggalkan daerah geografik
depigmentasi pada daerah yang terkena
f. Diagnosis
Anamnesis
RPS
Apakah gejala mengenai satu atau kedua mata?
Apakah onsetnya mendadak atau berangsur-angsur?
Adakah gejala penyerta(nyeri bola mata,nyeri kepala,dsb)?
RPD
Adakah riwayat masalah penglihatan sebelumnya?
Adakah riwayat diabetes?
Pernahkan pasien menjalani terapi mata tertentu (laser)?
Adakah riwayat pemakaian obat yang menyebabkan gangguan
penglihatan?
Riwayat keluarga & sosial
Adakah riwayat masalah penglihatan turunan dalam keluarga ?
Adakah riwayat gejala gangguan mata dalam keluarga ?
Adakah orang sekitar pasien yang menderita sakit yang sama seperti
pasien ?
Pemeriksaan fisik
Inspeksi mata
Adakah kelainan yang terlihat jelas,(misalnya: mata merah,asimetris
nistagmus yang jelas)
Lihat juga konjungtiva,kornea,iris,pupil,dan kelopak mata.
Apakah pupil simetris? Bagaimana ukurannya? Apakah keduanya
merespon normal dan seimbang pada cahaya?
Periksa menutupnya kelopak mata.
Pemeriksaan penunjang
Tes Grid, dimana pasien diminta melihat suatu kertas uji yang mirip
dengan kertas milimeter grafis untuk memeriksa luas titik yang
terganggu fungsi penglihatannya.
Tes penglihatan warna, untuk metihat apakah penderita masih dapat
membedakan warna, dan tes-tes lain untuk menemukan Keadaan yang
dapat menyebabkan kerusakan pada macula.
g. Penatalaksanaan
xi. Operasi Laser. Prosedur ini menggunakan suatu laser untuk
menghancurkan pembuluh-pembuluh darah yang rapuh (mudah pecah)
dan bocor.
xii. Photodynamic therapy. Suatu obat yang disebut verteporfin disuntikan
kedalam lengan anda. Ia berjalan keseluruh tubuh, termasuk pembuluh-
pembuluh darah baru di mata anda.
xiii. Suntikan-Suntikan. AMD basah dapat sekarang dirawat dengan obat-obat
baru yang disuntikkan kedalam mata (anti-VEGF therapy).
The National Eye Institute's Age-Related Eye Disease Study (AREDS)
mengkonsumsi suatu formulasi dosis tinggi dari antioksidan-antioksidan
dan seng (zinc) secara signifikan mengurangi risiko AMD yang telah
lanjut dan kehilangan penglihatan yang berkaitan dengannya.
Memperlambat kemajuan AMD dari stadium menengah ke stadium yang
telah lanjut akan menyelamatkan penglihatan dari banyak orang-orang
h. Komplikasi
i. Prognosis
xiv. Bentuk degenerasi makula yang progresif dapat menyebakan kebutaan
total sehingga aktivitas dapat menurun
xv. degenerasi makula dengan tipe eksudat lebih buruk di banding dengan
degenerasi makula tipe non eksudat.
xvi. Prognosis dapat didasarkan pada terapi, tetapi belum ada terapi yang
bernilai efektif sehingga kemungkinan untuk sembuh total sangat kecil
ABLASIO RETINA
a. Definisi
Pemisahan retina sensorik yaitu fotoreseptor dn retina bagian dalam dari epitel
pigmen retina di bagian bawahnya.
- DefinisiLepasnya retina dengan jaringan dibelakangnya
(IKHTISAR ILMU PENYAKIT MATA)
- EtiologiDapat disebabkan tekanan bola mata yang tinggi setelah latihan yang berat seperti mengangkat besi pada yang sebelumnya mempunyai kelainan adanya proses degenerasi, seperti pada :
o Miopi tinggio Sebelumnya menderita ablasio retinao Riwayat keluarga menderita ablasio Setelah bedah katarako Mempunyai penyakit lain seperti retinoschisis, uveitis, dan degenreasi latticeo Setelah trauma mata
(IKHTISAR ILMU PENYAKIT MATA)
- Faktor resiko- Rabun dekat - Riwayat keluarga dengan ablasio retina - Diabetes yang tidak terkontrol - Trauma.
(http://medicastore.com/penyakit/984/Ablasio_Retina.html)
- Klasifikasio Regmatogenosa, dimana adanya ruptur retina yang memungkinkan cairan masuk
melalui ruptur kebawah retina sehingga terpisah dari lapis pigmen epitel yang memberikan makanan
o Tarikan / traksi, dimana lepasnya retina akibat tarikan jaringan parut dalam badan kaca menarik retina
o Eksudatif, sering akibat penyakit pada retina termasuk radang dan trauma mata(IKHTISAR ILMU PENYAKIT MATA)
- Patofisiologi- Gejala klinis
o Floater dan kilatan pada lapangan penglihatano Penglihatan seperti ditutup tabir
(IKHTISAR ILMU PENYAKIT MATA)
- DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:
Oftalmoskopi direk dan indirek
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Respon refleks pupil
Gangguan pengenalan warna
Pemeriksaan slit lamp
Tekanan intraokuler,/I>
USG mata
Angiografi fluoresensi
Elektroretinogram.
(http://medicastore.com/penyakit/984/Ablasio_Retina.html)
- PenatalaksanaanJika sudah disertai ablasi retina juga perlu tindakan secepatnya, karena retina yang terlepas tidak dapat memperoleh suplai darah dari lapisan dibawahnya sehingga menyebabkan kerusakan dan penurunan fungsi retina, yang dapat menetap. Hanya dengan pembedahan untuk kasus ini, dan bisa memperbaiki penglihatan jika dilakukan secepatnya, dengan tujuan utama menempelkan kembali retina yang lepas tadi.
Jenis tindakan/pembedahan untuk ablasi retina :
1. Pneumatic Retinopexy, yaitu diinjeksikan gas ke dalam bola mata, sehingga mendorong retina ke arah dinding dalam bola mata, dan menekan robekan retina hingga menutupnya.
2. Scleral Buckling, dilakukan pemasangan pita silikon di sekliling bola mata, disertai spons atau ban silikon yang berfungsi sebagai buckle yang bertujuan mendekatkan retina ke dinding bola mata dan menutup robekan retina.
3. Vitrektomi pars plana, dilakukan pada ablasi yang lebih kompleks. Pada operasi ini vitreus dibersihkan dari bola mata, kemudian diisi dengan tamponade udara, gas ekspansif (bisa mengembang), aau silikon cair. Dalam operasi ini memungkinkan bisa dilakukan tindakan untuk menempelkan kembali, menutup robekan dan menghilangkan segala kekeruhan didalam bola mata..
Operasi ini mempunyai tingkat keberhasilan secara anatomis bisa mencapai 90 %, namun secara fungsional biasanya lebih rendah. Biasanya kurang dari 1 minggu 75 % dapat mencapai penglihatan yang cukup baik. Namun demikian jika kondisinya sudah lanjut maka tindakan ini hanya untuk mencegah atau mempertahankan kondisinya saja dari kerusakan lebih lanjut. Sekitar 20% setelah operasi bisa lepas kembali, sehingga perlu dilakukan operasi ulang.Demikian semoga bermanfaat untuk pengetahuan dan informasi ini bersifat informatif saja tanpa bermaksud menggantikan diagnosis ataupun teraphi yang akan diambil oleh dokter mata khususnya sub specialis retina. Sehingga orang awampun bisa untuk lebih bersiap dengan apa yang terjadi pada dirinya (http://optikonline.info/2009/05/27/penatalaksanaan-ablasi-retina.html)Pembedahan laser bisa digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina yang biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio.
Dengan kriopeksi (pemberian dingin dengan jarum es) akan terbentuk jaringan parut yang melekatkan retina pada jaringan di bawahnya. Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali cairan di belakang retina.
Penempelan kembali retina melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan pada sklera (bagian putih mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga retina kembali menempel.(http://medicastore.com/penyakit/984/Ablasio_Retina.html)