Tugas Dr Paul Tonsilofaringitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sagydaxab

Citation preview

Terapi cairan pada Syok Hipovolemik karena Perdarahan

TONSILOFARINGITISRiama Noveria Sianturi (0861050151)Putu Eka Pujanta Putra (0861051)DefenisiTonsilofaringitis merupakan peradangan pada tonsil atau faring ataupun keduanya yang disebabkan oleh bakteri (seperti str. Beta hemolyticus, str. Viridans, dan str. Pyogenes) dan juga oleh virus. EtiologiBiasanya virus common cold (adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, respiratory syncytial virus),tapi kadang-kadang virus Epstein-Barr, herpes simplex, cytomegalovirus, atau HIV. EtiologiSekitar 30% kasus disebabkan oleh bakteri. Group A -hemolytic streptococcus (GABHS) adalah yang paling sering, namun Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae juga dapat menjadi penyebab.2PrevalensiDapat mengenai semua umur, dengan insiden tertinggi pada anak-anak usia 5-15 tahun. Pada anak-anak, Group A streptococcus menyebabkan sekitar 30% kasus tonsilofaringitis akut, sedangkan pada orang dewasa hanya sekitar 5-10%. Tonsilofaringitis akut yang disebabkan oleh Group A streptococcus jarang terjadi pada anak berusia 2 tahun ke bawah.4Patofisiologi

Gejala Klinissuhu tubuh naik sampai mencapai 40Crasa gatal/kering di tenggorokan, rasa lesu, rasa nyeri di sendi, tidak nafsu makan (anoreksia) , rasa nyeri di telinga (otalgia). Bila laring terkena, suara akan menjadi serak. Pada kasus yang berat, penderita dapat menolak untuk makan dan minum melalui mulut. Pemeriksaan Penunjang Tonsilofaringitis AkutPemeriksaan laboratorium meliputi :Leukosit: terjadi peningkatanHemoglobin: terjadi penurunanUsap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

PenatalaksanaanPada umumnya penyakit yang bersifat akut dan disertai demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan adekuat. Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamide, antipiretik.Bisa diberikan obat kumur atau obat isap yang mengandung desinfektan.

PenatalaksanaanTonsilektomiBila anak menderita serangan yang berat dan berulang-ulang yang mengganggu kehidupannya. Tindakan ini harus dilakukan bila disertai abses peritonsilar. Tidak boleh dilakukan 3 minggu setelah serangan tonsilitis akut, pada palatoskisis, atau pada waktu ada epidemi poliomielitis.Komplikasiotitis media akutabses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia, bronkitis, nefritis akut, miokarditis serta artritisPrognosisPenderita biasanya sembuh dengan pengobatan antibiotik yang tepat. Dapat terjadi infeksi yang berulang. Dapat timbul komplikasi seperti abses peritonsilar, ruam kulit akibat stroptokokus, otitis media akut, demam rematik, dan nefritis akutDaftar PustakaMansjoer A, dkk. Tenggorok dalam KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jilid I. Edisis ketiga. Media Aescalapius FKUI. Jakarta. 2001.

Tonsillopharyngitis. [online]. 2005 November [cited 200 June 21]; available from : URL: http://www.medicastore.com.com.

Soepardi, Efiaty A. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorokan. Edisi Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000.

Thomas, Benoy J. Pharyngitis, Bacterial. [online]. 2006 August 1 [cited 200 June 21]; available from : URL: http://www.emedicine.com.

Boies, Lawrence R., et al. BOIES: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.

Ovedof, David. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara.TERIMA KASIHDanke SchnMauliate