of 34 /34
REFLEKSI KASUS TONSILOFARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT DISUSUN OLEH : Hilman Suhaili (01.211.6410) Marianti (01.211.6443) Ficky Fitriani Damayanti (01.211.6394) KPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN THT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA 2015 1

Refkas Tonsilofaringitis Kronis Ekx Akut Tata(1)

  • Author
    ficky

  • View
    50

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tonsilofaringitis

Text of Refkas Tonsilofaringitis Kronis Ekx Akut Tata(1)

REFLEKSI KASUSTONSILOFARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT

DISUSUN OLEH :Hilman Suhaili (01.211.6410)Marianti (01.211.6443)Ficky Fitriani Damayanti (01.211.6394)

KPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN THTRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYAFAKULTAS KEDOKTERANUNISSULA2015

BAB ILAPORAN KASUS

I.1. Identitas PasienNama:Sdr. AUmur:20 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAgama: IslamAlamat:Karangawen Pekerjaan: Pelajar

I.2. AnamnesisKeluhan Utama Sakit tenggorokan

Riwayat Penyakit SekarangSakit tenggorokan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, sakit tenggorokan dirasakan hilang timbul. Pasien mengeluhkan tenggorokan terasa mengganjal. Tenggorokan terasa kering, pasien tidak mengeluhkan terasa ada dahak di dalam tenggorokan. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam membuka mulut. Pasien merasakan mulutnya bau. Pasien mengeluhkan rasa sakit saat menelan makanan, namun tidak mengalami kesulitan dalam menelan makanan (padat/lunak) dan minum. Pasien tidak mual dan muntah. Karena rasa sakit saat menelan, pasien mengaku nafsu makannya juga menjadi menurun. Tidak terjadi penurunan berat badan pada pasien. Pasien mengalami demam. Demam dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, demam terus menerus. Demam muncul dirasakan oleh pasien sejak timbulnya keluhan nyeri tenggorokan tersebut. Pasien mengeluhkan badannya terasa lemas dan pusing. Pasien tidak mengeluhkan batuk dan pilek. Pasien tidak mengeluhkan suaranya serak, tidur tidak mendengkur. Pasien tidak sesak nafas.Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pada telinga, telinga berdenging, dan keluarnya cairan dari telinga. pasien juga tidak mengeluhkan hidung tersumbat, sering bersin di pagi hari dan keluar darah dari hidung.

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat ISPA: +Riwayat alergi: disangkalRiwayat penyakit serupa : pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun yang laluRiwayat sakit gigi: disangkalRiwayat Penyakit KeluargaRiwayat alergi: disangkalRiwayat penyakit serupa: disangkalRiwayat Pengobatan Pasien belum melakukan pengobatan penyakit yang dikeluhankannya tersebut.Riwayat pribadi Pasien mengaku sering memakan makanan yang pedas, jajan sembarangan, kurang menjaga higienitas mulut

I.3.Pemeriksaan fisik1. Status generalisKondisi umum: baikKesadaran: compos mentisVital Sign: TD: 110/80mmHgrr: 20x/menit Suhu: 37.50CNadi: 72x/menit

2. Status lokalis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan)2.1. Kepala dan LeherKepala:mesocephaleWajah: simetrisLeher:pembesaran kelenjar limfe (-), nyeri tekan (-)2.2. Gigi dan mulutGigi geligi: gigi berlubangLidah: normal, kotor (-), tremor (-)Pipi : bengkak (-)2.3. Pemeriksaan TelingaBagian AuriculaDextraSinistra

AuriculaBentuk normal,nyeri tarik (-)nyeri tragus (-)Bentuk normalnyeri tarik (-)nyeri tragus (-)

Pre auricularBengkak (-)nyeri tekan (-)fistula (-)Bengkak (-)nyeri tekan (-)fistula (-)

Retro auricularBengkak (-)Nyeri tekan (-)Bengkak (-)Nyeri tekan (-)

MastoidBengkak (-)Nyeri tekan (-)Bengkak (-),Nyeri tekan (-)

CAESerumen (-)eritema (-)Sekret (-)Serumen (-)eritema (-)Sekret (-)

Membran timpaniIntakputih mengkilat refleks cahaya (+)Intakputih mengkilatrefleks cahaya (+)

2.4. Pemeriksaan Hidung Bagian Hidung Luar

DextraSinistra

BentukNormalNormal

Inflamasi atau tumor--

Nyeri tekan sinus--

Deformitas atau septum deviasi--

Rhinoskopi anterior

Vestibulum nasiNormalNormal

Dasar cavum nasi Normal

Sekret --

Mukosa Hiperemis (-)Hiperemis (-)

Benda asing --

PerdarahanAdenoid----

Konka nasi mediaHipertrofi (-)Hiperemis (-)Hipertrofi (-)Hiperemis (-)

Konka nasi inferior.Hipertrofi (-)Hiperemis (-)Hipertrofi (-)Hiperemis (-)

SeptumDeviasi (-)

TransluminasiTidak ada sinusitis

2.5. Pemeriksaan tenggorokanLidahUlcus (-), Stomatitis (-)

UvulaBentuk normal, posisi di tengah

TonsilDextraSinistra

UkuranT3T3

PermukaanTidak RataTidak Rata

WarnaHiperemis (+)Hiperemis (+)

KripteMelebar (+)Melebar (+)

Detritus(+) (+)

Faring Mukosa hiperemis (+), dinding tidak rata, granular (+)

I.4. Pemeriksaan PenunjangUsulan Pemeriksaan Penunjang Swab tenggorok kultur Pemeriksaan darah rutin : leukosit, Hb, trombosit, CT/BT Pemeriksaan radiologi foto thorax & Pemeriksaan EKG

I.5. Diagnosis Banding Tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut Tonsilitis kronis eksaserbasi akut Faringitis kronis hiperplastik eksaserbasi akut

I.6. Diagnosis Sementara Tonsilofaringitis kronis eksaserbasi akut

I.7.Terapi1.Non medikamentosa Bed rest Diet lunak Kumur dengan air hangat atau obat kumur yang mengandung desinfektan2. Medikamentosa Antibiotik Cefadroxil 3x500mg Antiinflamasi Dexamethason 2x0,5 mg Analgetik dan antipiretikParacetamol 3x500mg Betadine kumur Kumur-kumur selama 30 detik. Ulangi tiap 2-4 jam.3. Operasi Apabila sudah tidak didapatkan tanda-tanda peradangan dan keadaan umum baik maka dapat dilakukan tonsilektomi. 4. Edukasi minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter. menjaga higiene mulut dengan baik (sikat gigi pagi hari dan sebelum tidur). jangan makan makanan atau minuman yang mengiritasi

I.8. Prognosa Qou ad vitam : dubia ad bonam Qou ad sanam : dubia ad bonam Quo ad functionam: dubia ad bonam

I.9. Komplikasi-Rinitis kronik-Sinusitis-Otitis media secara perkontinuitatum-Endokarditis-Artritis-Nefritis-Uveitis-Dermatitis-Furunkulosis

BAB II TINJAUAN PUSTAKAII. 1 DefinisiTonsilitis kronis secara umum diartikan sebagai infeksi atau inflamasi pada tonsilopalatina yang menetap. Tonsilitis kronis disebabkan oleh serangan ulangan dari tonsillitis akut yang menyebabkan kerusakan permanen pada tonsil. Organisme pathogen yang menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan mengakibatkan gejala-gejala akut kembali ketika daya tahan tubuh penderita mengalami penurunan.Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil kronis setelah serangan akut yang terjadi berulang-ulang atau infeksi subklinis. Tonsillitis berulang terutama terjadi pada anak-anak dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang keadaan tonsil diluar serangan terlihat membesar disertai dengan hiperemis ringan yang mengenai pilar anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus.

II. 2 Etiologi dan PredisposisiEtiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari tonsillitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila pada fase resolusi tidak sempurna. Pada penderita tonsillitis kronis jenis kuman yang sering adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Selain itu juga terdapat streptokokus pyogenes, streptokokus beta hemolitikus grup B, C, adenovirus, Ebstein Barr, bahkan virus herpes. Penelitian AbdulRahman AS, Kholief LA, dan Beltagy di Mesir tahun 2008 mendapatkan kuman pathogen terbanyak di tonsil adalah staphilokokus aureus, streptokokus beta hemolitikus grup A,Ecoli dan Klebsiella.

II. 3 Diagnosis BandingDiagnosis banding dari tonsillitis kronis adalah penyakit-penyakit yang disertai dengan pembentukan pseudomembran yang menutupi tonsil (tonsillitis membranosa)

1. Tonsila dipteriDisebabkan oleh kumamn Corynebacterium diphteriae. Tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin dalam darah. Titer antitoksin sebesar 0,003 sat/cc dapat dianggap cukup memberikan dasar imunitas. Gejalanya terbagi menjadi 3 golongan besar, umum, local, dan gejala akiat eksotoksin. Gejala umum sama seperti gejala infeksi lain, demam, subfebris nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat, dan keluhan nyeri menelan. Gejala local yang tampak berupa tonsil yang membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas dan membentuk pseudomembran yang melekat pada dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Gejala akibat eksotoksi dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, misalnya pada jantung dapat terjadi miokarditis dan dekompensasi kordis, pada saraf kranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot pernafasan dan pada ginjal dapat menyebabkan albuminuria.2. Angina Plaut Vincent (Stomatitis Ulseromembranosa)Gejala yang timbul adlaah demam tinggi (39 C), nyeri mulut, gigi, dan kepala, sakit tenggorok, badan lemah, gusi mudah berdarah, dan hiprsalivasi,. Pada pemeriksaan tampak membrane putih keabuan di tonsil, uvula, dinding faring, gusi dan prosesus alveolaris. Mukosa mulut dan faring hiperemis. Mulut berbau dan kelenjar submandibular membesar.3. Mononucleosis InfeksiosaTerjadi tonsillitis ullseromembranosa bilateral. Membran smeu yang menutup ulkus mudah diangkat tanpa timbul oerdarahan, terdapat pembesaran kelenjar limfe leher, ketiak dan region inguinal. Gambaran darah khas yaitu terdapat leukosit mononucleosis dalam jumlah besar. Tanda khas yang lain adalah kesanggupan serum pasien untuk beraglutinasi terhadap sel darah merah domba.

2. Penyakit Kronik Faring Granulomatusa.Faringitis TuberkulosaMerupakan proses sekunder dari TBC paru. Keadaan umum pasienburuk karena anoreksi dan odinofagi. Pasien mengeluh nyeri hebat ditenggorok, nyeri di telinga (Otalgia) dan pembesaran kelenjar limfaleher.b.Faringitis LuetikaGambaran klinis tergantung dari stadium penyakit primer,sekunder atau tersier. Pada penyakit ini dapat terjadi ulserasisuperficial yang sembuh disertai pembentukan jaringan ikat. Sekueledari gumma bisa mengakibatkan perforasi palatum mole dan pilartonsil.c.LepraPenyakit ini dapat menimbulkan nodul atau ulserasi pada faringkemudian menyembuh dan disertai dengan kehilangan jaringan yangluas dan timbulnya jaringan ikat.D. Aktinomikosis FaringTerjadi akibat pembengkakan mukosa yang tidak luas, tidak nyeri,bisa mengalami ulserasi dan proses supuratif. Blastomikosis dapatmengakibatkan ulserasi faring yang ireguler, superficial, dengan dasarjaringan granulasi yang lunak.Penyakit-penyakit diatas, keluhan umumnya berhubungan dengan nyeritenggorok dan kesulitan menelan. Diagnosa pasti berdasarkan padapemeriksaan serologi, hapusan jaringan atau kultur, X-ray dan biopsy.D.PatofisiologiPatofisiologi tonsillitis yaitu :Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bilaepitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapatpembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses inisecara klinik tampak pada korpustonsil yang berisi bercak kuning yangdisebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitelyang terlepas, suatu tonsillitis akut dengandetritus disebut tonsillitis lakunaris,bila bercak detritus berdekatan menjadi satumaka terjadi tonsillitis lakonaris.Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena prosesradangberulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehinggapada prosespenyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringanini akanmengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yangakan diisi olehdetritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul danakhirnya timbulperlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Padaanak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula(Lipton, 2002)

E. Penegkan diagnosis1. AnamnesisPenderita sering datang dengan keluhan rasa sakit pada tenggorok yangterus menerus, sakit waktu menelan, nafas bau busuk, malaise, sakit padasendi, kadang-kadang ada demam dan nyeri pada leher, Pada anak, tonsilyang hipertrofi dapat terjadi obstruksi saluran nafas atas yang dapatmenyebabkan hipoventilasi alveoli yang selanjutnya dapat terjadihiperkapnia dan dapat menyebabkan kor polmunale. Obstruksi yang beratmenyebabkan apnea waktu tidur, gejala yang paling umum adalahmendengkur yang dapat diketahui dalam anamnesis (nurjanna, 2011).Gejala tonsillitis kronis menurut Mawson (1977), dibagi menjadi : 1.)gejala local, yang bervariasi dari rasa tidak enak di tenggorok, sakittenggorok, sulit sampai sakit menelan, 2.) gejala sistemik, rasa tidak enakbadan atau malaise, nyeri kepala, demam subfebris, nyeri otot danpersendian, 3.) gejala klinis tonsil dengan debris di kriptenya (tonsillitisfolikularis kronis), udema atau hipertrofi tonsil (tonsillitis parenkimatosakronis), tonsil fibrotic dan kecil (tonsillitis fibrotic kronis), plika tonsilarisanterior hiperemis dan pembengkakan kelenjar limfe regional (Kurien,2003)

2.Pemeriksaan FisikPada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaanyang tidak rata, kriptus membesar, dan kriptus berisi detritus. Gambaranklinis yang lain yang sering adalah ketika tonsil yang kecil, biasanya mengukur jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarakpermukaan medial kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagimenjadi :a.TO: tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkatb.T1: 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring

3. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuatdiagnose tonsilofaringitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi(Lipton, 2002):a.Leukosit b.Hemoglobin c.Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas.Dapat dilakukan kultur dan uji resistensi (sensitifitas) kuman darisediaan apus tonsil. Biakan swab sering menghasilkan beberapa macamkuman dengan derajat keganasan yang rendah, seperti Streptokokushemolitikus, Streptokokus viridans, Stafilokokus, atau Pneumokokus.F.Penatalaksanaan1.Medikamentosapemberian antibiotika sesuai kultur bermanfaat pada penderitaTonsilitis Kronis Cephaleksin ditambah metronidazole, klindamisin( terutama jika disebabkan mononukleosis atau abses), amoksisilin denganasam klavulanat ( jika bukan disebabkan mononukleosis) (Lipton, 2002).2.NonmedikamentosaIndikasi tonsilektomi menurut American Academy ofOtolaryngology Head and Neck Surgery Clinical IndicatorsCompendium tahun 1995 menetapkan (Nurjanna, 2011):a.Serangan tonsillitis lebih dari 3 kali pertahun walaupun telahmendapatkan terapi yang adekuat.b.Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkangangguan pertumbuhan orofacial.c.Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatanjalan nafas, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan berbicara, dancor pulmonale.d.. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yangtidak hilang dengan pengobatan.e.Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.f.Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grub A streptokokusbeta hemolitikus.g.Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.h.Otitis media efusi atau otitis media supuratif.Indikasi relatif (Amarudin, 2005):a.Penderita dengan infeksi tonsil yang kambuh 3 kali atau lebih dalamsetahun meskipun dengan terapi yang adekuatb.Bau mulut atau bau nafas yang menetap yang menandakan tonsilitiskronis tidak responsif terhadap terapi mediac.Tonsilitis kronis atau rekuren yang disebabkan kuman streptococusyang resisten terhadap antibiotik betalaktamased.Pembesaran tonsil unilateral yang diperkirakan neoplasmaKontra indikasi (Amarudin, 2005):a.Diskrasia darah kecuali di bawah pengawasan ahli hematologib.Usia di bawah 2 tahun bila tim anestesi dan ahli bedah fasilitasnyatidak mempunyai pengalaman khusus terhadap bayic.Infeksi saluran nafas atas yang berulangd.Perdarahan atau penderita dengan penyakit sistemik yang tidakterkontrol.e.Celah pada palatum3.PreventifBakteri dan virus penyebab tonsilitis dapat dengan mudah menyebar darisatu penderita ke orang lain. Resiko penularan dapat diturunkan denganmencegah terpapar dari penderita tonsilitis atau yang memiliki keluhansakit menelan. Gelas minuman dan perkakas rumah tangga untuk makan tidak dipakai bersama dan sebaiknya dicuci dengan menggunakan airpanas yang bersabun sebelum digunakan kembali. Sikat gigi yang telahlama sebaiknya diganti untuk mencegah infeksi berulang. Orang orangyang merupakan karier tonsilitis semestinya sering mencuci tangan merekauntuk mencegah penyebaran infeksi pada orang lain (Nurjanna, 2007).G.PrognosisTonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristirahat danpengobatan suportif. Menangani gejala gejala yang timbul dapat membuatpenderita tonsilitis lebih nyaman. Bila antibiotic diberikan untuk mengatasiinfeksi, antibiotika tersebut harus dikonsumsi sesuai arahan demipenatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita telah mengalamiperbaikan dalam waktu yang singkat (Nurjanna, 2011).Gejala gejala yang tetap ada dapat menjadi indikasi bahwa penderitamengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang paling sering terjadiyaitu infeksi pada telinga dan sinus. Pada kasus kasus yang jarang,tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti demam rematikatau pneumonia (Nurjanna, 2011).H.KomplikasiKomplikasi dari tonsilitis kronis dapat terjadi secara perkontinuitatumke daerah sekitar atau secara hematogen atau limfogen ke organ yang jauh daritonsil. Adapun berbagai komplikasi yang kerap ditemui adalah sebagai berikut(Soepardi, 2001) :Komplikasi sekitar tonsilaa.PeritonsilitisPeradangan tonsil dan daerah sekitarnya yang berat tanpa adanya trismusdan abses.b.Abses Peritonsilar (Quinsy)Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang peritonsil. Sumber infeksiberasal dari penjalaran tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembuskapsul tonsil dan penjalaran dari infeksi gigi.

c. Abses Parafaringeal Infeksi dalam ruang parafaring dapat terjadi melaluialiran getah bening atau pembuluh darah. Infeksi berasal dari daerah tonsil,faring, sinus paranasal, adenoid, kelenjar limfe faringeal, os mastoid dan ospetrosus.d.Abses RetrofaringMerupakan pengumpulan pus dalam ruang retrofaring. Biasanya terjadipada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun karena ruang retrofaring masih berisikelenjar limfe.e.Kista TonsilSisa makanan terkumpul dalam kripta mungkin tertutup oleh jaringanfibrosa dan ini menimbulkan kista berupa tonjolan pada tonsil berwarnaputih dan berupa cekungan, biasanya kecil dan multipel.f.Tonsilolith (Kalkulus dari tonsil)Terjadinya deposit kalsium fosfat dan kalsium karbonat dalam jaringantonsil yang membentuk bahan keras seperti kapur.Komplikasi Organ jauha.Demam rematik dan penyakit jantung rematikb.Glomerulonefritisc.Episkleritis, konjungtivitis berulang dan koroiditisd.Psoriasiseritema multiforme, kronik urtikaria dan purpurae.Artritis dan fibrositis

BAB IIPEMBAHASAN

II.2. Pembahasan kasusDari hasil anamnesa keluhan utama pasien adalah sakit tenggorokan. Sakit tenggorokan merupakan salah satu keluhan yang ditemukan pada organ faring. Secara anatomis, faring terbagi menjadi tiga bagian penting, yaitu : nasofaring, orofaring dan laringofaring. Dasar pengetahuan anatomis faring sangat penting, karena hal ini akan berkaitan dengan adanya kelainan pada bangunan didalamnya yang akan menimbulkan gejala dan tanda dari suatu penyakit. Dari keterangan anamnesa selanjutnya yang didapatkan pada pasien ini adalah terdapat nyeri menelan, tenggorokan terasa mengganjal, tenggorokan terasa kering, tidak merasakan ada dahak di tenggorokan, bau mulut, nafsu makan mengalami penurunan, demam muncul dirasakan oleh pasien sejak timbulnya keluhan nyeri tenggorokan tersebut, nyeri di kedua telinga. hasil pemeriksaan pada pasien didapatkan pembesaran tonsil T3-T3, permukaan tidak rata, mukosa hiperemis, kripte melebar, detritus (+). Faring: Mukosa hiperemis (+), dinding tidak rata, granular (+).Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang didapatkan pasien ini yaitu tonsilofaringitis. Tonsilofaringitis adalah peradangan pada tonsil dan faring. Peradangan yang berulang pada tonsil dan faring secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor predisposisi antara lain rangsangan kronis rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, dan pengobatan tonsilofaringitis sebelumnya yang tidak adekuat. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sejak 1 tahun yang lalu. Makanan, higiene mulut yang buruk, pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat merupakan faktor predisposisi pada pasien ini sehingga keadaan penyakitnya menjadi kronis. Dilihat dari keadaan pasien yang menjadi semakin memberat saat ini, pasien ini mengalami tonsillitis kronis kronis eksaserbasi akut.

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dan kriptus didalamnya. Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil palatina, merupakan bagian dari cicin waldeyer. Tonsila palatina berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh terutama terhadap benda asing yang masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas. Apabila patogen menembus lapisan epitel maka selsel fagositik mononuklear pertamatama akan mengenal dan mengeliminasi antigen. Normalnya tonsil bertindak seperti filter untuk memperangkap bakteri dan virus yang masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus. Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk memproduksi antibodi untuk melawan infeksi. Lokasi tonsil sangat memungkinkan terpapar benda asing dan patogen, selanjutnya membawanya ke sel limfoid. Jika tonsil tidak mampu melindungi tubuh, maka akan timbul inflamasi dan akhirnya terjadi infeksi yaitu tonsillitis.

Patofisiologi

streptokokus beta hemolitikus grup A,yaitu sekitar 50% dari kasus, Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan pnemokokus dan stafilokokus

Radang berulang yang dipicu oleh faktor predisposisi (rangsangan kronis rokok, makanan tertentu, higiene mulut yang buruk, pasien yang biasa bernapas melalui mulut karena hidungnya tersumbat, pengaruh cuaca dan pengobatan tonsilofaringitis sebelumnya yang tidak adekuat)Epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikisJaringan limfoid akan menjadi jaringan parutKripti melebarKripti diisi oleh detritusMenembus kapsul tonsilPerlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris dan dapat disertai pembesaran kelenjar submandibula

PenatalaksanaanNon medikamentosa Bedrest Diet lunak , minum yang banyak Kumur dengan air hangat atau obat kumur yang mengandung desinfektanMedikamentosa AntibiotikCefadroxil Dosis : 3x500mg Indikasi: Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive (faringitis dan tonsillitis oleh Streptococcus beta-hemolytis.Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.Efek samping: mual,muntah, diare AntiinflamasiDexamethasone Dosis : 8-16 mg, im,1x. Pada anak-anak 0.08-0.3 mg/kgBB, im, 1x.Indikasi : Digunakan sebagai imunosupresan/antialergi, anti inflamasi pada keadaan yang memerlukan terapi glukokortikoid.Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap deksametason dan penderita infeksi jamur sistemik.Efek samping : Pada terapi jangka pendek hamper tidak ada. Pada jangka panjang mengakibatkan kelemahan otot, rentan infeksi.

Analgetik & antipiretikParasetamol Dosis : 3x500 mgDewasa dan anak diatas 12 tahun : 1 tablet, 3-4 kali sehari. Anak-anak 6-12 tahun : -1 tablet, 3-4 kali sehari.Kemasan :Paracetamol tablet 500 mg. parasetamol sirup 125 mg/5ml, parasetamol sirup 160 mg/5ml, parasetamol sirup 250 mg/5 ml.Indikasi :Parasetamol adalahobatanalgesikdanantipiretikyang populer dan digunakan untuk melegakansakit kepala, sakit ringan, sertademam. Mekanisme : Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX:cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadarperoksida pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.Efek samping : Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung, memengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan bagian atas.

Betadine kumur Povidon iodinIndikasi : Infeksi yang disertai dengan rasa nyeri seperti pada faringitis, infeksi jamur pada mulut, tonsilitis, sariawan, stomatitis (radang rongga mulut), gingivitis (radang gusi), peradangan pada mulut & faring. Bakterisida, virusida, protozoasida, sporisida, yeastisida. Kebersihan mulut, halitosis (nafas yang bau).Kemasan : Obat kumur & pembersih mulut 1 % x 100 ml.Dosis : Kumur-kumur selama 30 detik. Ulangi tiap 2-4 jam.

Operatif Tonsilektomi adalah operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina. Tonsiloadenoidektomi adalah pengangkatan tonsil palatina dan jaringan limfoid di nasofaring yang dikenal sebagai adenoid atau tonsil faringeal. Indikasi tonsilektomi, the American Of Otolaryngology Head and Neck Surgery Clinical Indicators Compendium: Serangan tonsillitis >3x per tahun walaupun telah mendapat terapi adekuat Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan pertumbuhan orofasial Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan berbicara, dan cor pulmonale Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang dengan pengobatan Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus hemoliticus Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan Otitis media efusa/otitis media supuratif

Indikasi Absolut: Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi Indikasi Relatif: Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik -laktamase resisten Pada keadaan tertentu seperti pada abses peritonsilar (Quinsy), tonsilektomi dapat dilaksanakan bersamaan dengan insisi absesKontraindikasi: Gangguan perdarahan Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat Anemia Infeksi akut yang berat Edukasi minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter. menjaga higiene mulut dengan baik (sikat gigi pagi hari dan sebelum tidur). jangan makan makanan atau minuman yang mengiritasi

Komplikasi-Rinitis kronik-Uveitis-Sinusitis-Dermatitis-Otitis media secara perkontinuitatum-Furunkulosis-Endokarditis-Artritis-Nefritis23