118
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO FERMENTASI Studi Kasus pada Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera Desa Andomesinggu SKRIPSI Oleh: LA ODE ABDUL ASIS HASIDU D1A1 12 050 JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

i

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO FERMENTASI

Studi Kasus pada Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera

Desa Andomesinggu

SKRIPSI

Oleh:

LA ODE ABDUL ASIS HASIDU

D1A1 12 050

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

i

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO FERMENTASI

Studi Kasus pada Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera

Desa Andomesinggu

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pertanian

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Jurusan/Program Studi Agribisnis

Oleh:

LA ODE ABDUL ASIS HASIDU

D1A1 12 050

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

ii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN. APABILA KEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU

DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA

BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.

Kendari, Maret 2016

LA ODE ABDUL ASIS HASIDU

NIM. D1A1 12 050

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

iii

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

iv

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

v

ABSTRAK

LA ODE ABDUL ASIS HASIDU (D1A1 12 050). Strategi Pengembangan

Usaha Biji Kakao Fermentasi Studi Kasus pada Lembaga Ekonomi Masyarakat

(LEM) Sejahtera Desa Andomesinggu. (Dibimbing oleh Bapak La Rianda

sebagai Pembimbing I dan Ibu Rosmawaty sebagai Pembimbing II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang

menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada usaha biji kakao

fermentasi yang dilakukan oleh LEM Sejahtera Andomesinggu. Selain itu,

penelitian ini juga bertujuan untuk merancang strategi pengembangan usaha biji

kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juni hingga Desember 2015. Metode yang digunakan pada penelitian

ini yaitu menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,

Threats). Perancangan strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi

menggunakan tiga matriks yaitu matrik SWOT, Matriks Internal-Eksternal, dan

matrik Grand Strategy. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, untuk

mengembangkan usaha biji kakao fermentasi, LEM Sejahtera Andomesinggu

perlu menerapkan strategi integrasi vertikal untuk memutuskan rantai pasok dan

rantai pemasaran yang terlalu panjang, membangun jejaring antar LEM Sejahtera,

dan melakukan perekrutan anggota LEM Sejahtera sebanyak mungkin untuk

menanamkan budaya fermentasi pada petani.

Kata kunci: Biji kakao fermentasi, LEM Sejahtera Andomesinggu, SWOT,

Strategi Pengembangan usaha biji kakao fermentasi.

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

vi

ABSTRACT

LA ODE ABDUL ASIS HASIDU (D1A1 12 050). Business Development

Strategy of Fermented Cocoa Beans Case Study in Lembaga Ekonomi Masyarakat

(LEM) Sejahtera Andomesinggu. (Under the guidance by Mr. La Rianda as

Supervisor I and Mrs. Rosmawaty as Supervisor II.

This reseach aims to identify and analyze the factors of strengths, weaknesses,

opportunities and threats to the cocoa bean fermentation business undertaken by

LEM Sejahtera Andomesinggu. In addition, this reseacrh also aims to devise

business development strategies of cocoa bean fermentation by LEM Sejahtera

Andomesinggu. The research was conducted from June to December 2015. The

method of this research was using SWOT analysis (Strengths, Weakness,

Opportunities, and Threats). Design of business development strategies of cocoa

bean fermentation using three matrixs that ware SWOT matrix, Internal-External

Matrix, and Grand Strategy matrix. The results of this research showed that, for

developing businesses of cocoa bean fermentation, LEM Sejahtera Andomesinggu

needs to implement a vertical integration strategy to break the chain of supply

and marketing chain that too long, build networks between other LEM, and

recruiting members of LEM Sejahtera as much as possible to embed a culture

fermentation on farmers.

Keywords: Fermented cocoa beans, LEM Sejahtera Andomesinggu, SWOT,

Business Development Strategy of cocoa bean fermentation.

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan Karunia-Nya jualah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) pada Jurusan/Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memiliki banyak

hambatan dan tantangan yang dihadapi sebagai bentuk dari wujud pembelajaran

sosial secara akademis. Terima kasih penulis tujukan kepada Ayahanda

La Ode Hasidu dan Ibunda Wa Ode Nurvia atas perhatian dan do’anya kepada

penulis. Berkat bimbingan dari beberapa pihak terutama dosen pembimbing maka

penulis mengucapkan terima kasih pula kepada Bapak Prof. Dr. Ir. La Rianda, MS

sebagai pembimbing I dan Ibu Dr. Rosmawaty, S.P., M.Si sebagai pembimbing II

yang banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan/Program Studi

Agribisnis Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo

(kampus harapan, kepercayaan dan kebanggaan bangsa).

2. Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis khususnya dan

Fakultas Pertanian umumnya yang telah membimbing penulis selama

mengikuti pendidikan.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

viii

3. Pegawai administrasi Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Fakultas

Pertanian, atas urusan administrasi yang mendukung penulis dalam masa

pendidikan.

4. Ketua dan seluruh anggota LEM Sejahtera Andomesinggu Kecamatan

Besulutu Kabupaten Konawe atas segala informasi dan bimbingannya.

5. Ketua Pendamping LEM Sejahtera Sulawesi Tenggara

Bapak La Ode Amin S.P atas bimbingan, informasi dan data mengenai LEM

Sejahtera.

6. Kepada nenekku Wa Ode Kodhandi dan saudara-suadaraku

Wa Ode Santi Aji S.Pdi, Wa Ode Hasrida S.Pd, La Ode Hasrudin S.Hut,

Wa Ode Amrina S.P, Serka. La Ode Muhammad Ibrahim Hasidu,

La Ode Muhammad Ramaddan S.Hut, dan La Ode Abdul Fajar Hasidu S.Si

yang telah merawat, menjaga dan memberikan motivasinya selama ini.

7. Kepada seluruh keluarga besar La Ode Eka terutama Drs. La Ode Ali Basa,

Drs La Kodu, Mama Ono, Bapak Ono, Almarhum La Ode Rompu, La Ode

Ngkululi, La Ode Hadisi, Om Dhai, Almarhum Wa Ode Bhala dan yang

lainnya.

8. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Agribisnis angkatan 2012 yang terdiri atas

Yusriadin, Intan, Arjuna, Trisna, Dian, Nurlin, Dermawan, Farah, Ayu, Kiki,

Wana, Tika, La Bai, Yakup, Munir, Dawid, Amrin, Osi, Riska, Tani, yang

tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak memberikan

bantuan berupa motivasi dan partisipasinya selama penyusunan skripsi ini.

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

ix

9. Kepada seluruh masiswa bidikmisi Asrama Alfatih yang terdiri atas

Muakhirun, Ahmad Saltin, Anto, Samsuri, Robi, Yogi, Zain, Imbron, Cidu,

Abdullah, dan Adan.

10. Kepada pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan acuan yang

bermanfaat baik bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Kendari, Maret 2016

Penulis

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

PERNYATAAN ............................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ..................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ................................................................................... 8

A.1 Budidaya Kakao ......................................................................... 8

A.2 Fermentasi Kakao ....................................................................... 11

A.3 Konsep Produksi ........................................................................ 19

A.4 Peran dan Fungsi LEM Sejahtera ............................................... 23

A.5 Konsep Strategi SWOT .............................................................. 25

A.5.1 Konsep Strategi .............................................................. 25

A.5.2 Proses Perancangan Strategi .......................................... 27

A.5.3 Analisis SWOT ............................................................. 28

B. Kajian Terdahulu ................................................................................ 33

C. Kerangka Pikir ................................................................................... 38

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 41

B. Objek Penelitian ................................................................................. 41

C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 42

E. Variabel Penelitian ............................................................................. 43

F. Analisis Data ...................................................................................... 43

a. Tahap Input (Input Stage) ........................................................... 44

Halaman

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

xi

b. Tahapan Pencocokkan (Matching Stage) .................................... 49

1) Matriks Internal-Eksternal (IE) ............................................ 50

2) Matriks TOWS atau SWOT ................................................... 54

3) Matrik Grand Strategy ........................................................... 57

G. Konsep Operasional ........................................................................... 58

IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah ................................................................ 61

B. Profil LEM Sejahtera Andomesinggu ............................................... 61

C. Strategi Pengembangan Usaha Biji Kakao Fermentasi ...................... 64

C.1 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Pengembangan Usaha Biji Kakao Fermentasi .......................... 65

C.1.1 Matriks IFAS ................................................................... 65

C.1.2 Matriks EFAS .................................................................. 70

C.2 Strategi Pengembangan Usaha Biji Kakao

Fermentasi .................................................................................. 74

C.2.1 Matriks Internal-Eksternal (IE) ...................................... 75

C.2.2 Matriks SWOT ................................................................ 77

C.2.3 Matrik Grand Stategy ...................................................... 83

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 87

B. Saran ................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 90

LAMPIRAN .................................................................................................. 95

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

xii

DAFTAR TABEL

1. Proses Fermentasi Biji Kakao ............................................................ 13

2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ......................................... 45

3. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................................... 45

4. Penilaian bobot faktor strategis Internal ............................................ 46

5. Penilaian bobot faktor strategis Eksternal .......................................... 46

6. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ........................................ 49

7. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ...................................... 49

8. Diagram Matriks IE ........................................................................... 51

9. Matriks SWOT ................................................................................... 56

10. Matriks IFAS ..................................................................................... 69

11. Mastriks EFAS ................................................................................... 78

12. Matriks SWOT ................................................................................... 77

Halaman Tabel

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Jenis Kegiatan Fermentasi Biji Kakao ............................................... 14

2. Skema Kerangka Pikir Pendekatan Strategi Pengembangan Usaha

Biji Kakao Fermentasi pada LEM Sejahtera Desa Andomesinggu

Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe .......................................... 40

3. Diagram Matrik Grand Strategy ........................................................ 57

4. Struktur Organisasi Pembina LEM Sejahtera Andomesinggu ........... 63

5. Struktur Organisasi Pembina LEM Sejahtera .................................... 64

6. Pola Jejaring antar LEM Sejahtera..................................................... 81

7. Diagram Keputusan Matrik Grand Strategy ................................... 84

8. Proses Pemetikan Buah Kakao .......................................................... 101

9. Kegiatan Fermentasi Buah Kakao...................................................... 101

10. Penjemuran Biji Kakao Fermentasi ................................................... 102

11. Sortasi dan Pengemasan Biji Kakao .................................................. 102

12. Wawancara dan Diskusi Bersama Pembina LEM Sejahtera bersama

Anggota LEM Sejahtera .................................................................... 103

13. Gudang LEM Sejahtera Andomesinggu ............................................ 103

14. Hasil Olahan Biji Buah Kakao oleh KKI ........................................... 103

Halaman Gambar

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Riwayat Hidup ................................................................................... 96

2. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 97

3. Rating IFAS dan EFAS ...................................................................... 98

4. Bobot IFAS dan EFAS ....................................................................... 99

5. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 101

Halaman Lampiran

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad modern seperti saat ini hampir semua orang mengenal cokelat yang

merupakan bahan makanan favorit bagi semua kalangan, terutama bagi anak-anak

dan remaja. Selain karena keunikan cokelat yang dapat meleleh pada permukaan

lidah, makanan ini juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi

kesehatan tubuh, seperti vitamin, lemak, antioksidan dan flavonoid yang berguna

untuk mencegah masuknya radikal bebas, serta mampu meminimalisir tingkat

stress (Penny et al, 2002). Perlu diketahui bahwa, produk cokelat dihasilkan

melalui tahapan dan proses yang relatif panjang, dan menggunakan biji kakao

kering sebagai bahan baku utamanya.

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah tanaman hasil perkebunan yang

memiliki peran penting dalam ekonomi nasional, terutama sebagai penyedia

lapangan kerja dan pendapatan serta valuta asing. Selain itu kakao juga

berperanan penting dalam pembangunan daerah, khususnya pembangunan

agroindustri. Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia yaitu

sebesar 13,6% setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%). Pencapaian ini

diperoleh dengan adanya gerakan nasional pengembangan komuditi kakao oleh

pemerintah pada tahun 2009. Saat itu luas area perkebunan kakao di Indonesia

mencapai 1.745.789 Ha dengan total produksi mencapai 828.255 ton, yang

tersebar pada beberapa provinsi di Indonesia seperti Jawa Timur, Sumatra Utara,

Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah,

Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara (Dirjenbun dalam Sukotjo et al, 2014).

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

2

Sayangnya, tingginya produksi kakao dan ekspor kakao di Indonesia

tidak disertai dengan tingginya harga kakao Indonesia di pasar internasional. Hal

ini diakibatkan mutu biji kakao Indonesia yang relatif rendah. Bahkan diskon

harga kakao Indonesia sebesar USD 300/ton atau 10%-15% dari harga pasar.

Kakao Indonesia yang mampu bersaing pada pasar WFCB (dikategorikan sebagai

Well Fermented Cocoa Beans atau WFCB) hanya sekitar 2% dari total ekspor.

Penyebab utamanya adalah karena sekitar 80% dari total produksi Indonesia

masih belum mendapatkan penanganan pascapanen dengan baik, terutama belum

dilaksanakannya proses fermentasi biji kakao (Mochtar dan Darma, 2011).

Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Kabupaten Konawe merupakan

salah satu daerah produsen kakao terbesar setelah Kabupaten Kolaka Timur,

Kolaka, dan Kabupaten Kolaka Utara. Tercatat luas areal lahan perkebunan kakao

di Kabupaten Konawe seluas 16.088 Ha. Produksi kakao di Kabupaten Konawe

pada tahun 2011 mencapai 9.632 ton, pada tahun 2012 mengalami peningkatan

dengan produksi 11.999,2 ton, dan pada tahun 2013 kembali meningkat dengan

produksi tercatat sebesar 12.561,4 ton. Penurunan produksi kakao justru terjadi

pada tahun 2014 sebesar 2.390,1 ton atau mencapai 10.171,3 ton (BPS Provinsi

Sulawesi Tenggara, 2014). Penurunan produksi kakao pada tahun 2014

disebabkan karena tanaman kakao yang berusia jauh berada di atas masa

produktif, serta masalah hama tanaman seperti hama Penggerek Buah Kakao

(PBK) dan penyakit busuk buah.

Kecamatan Besulutu khususnya Desa Andomesinggu merupakan salah

satu daerah di Kabupaten Konawe yang merupakan pusat produksi kakao terbesar.

2

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

3

Tercatat luas lahan perkebunan kakao di Kecamatan Besulutu seluas 2.730 Ha,

dengan produksi 2.830 Ku (BPS Sulawesi Tenggara, 2013). Desa Andomesingu

adalah salah satu desa yang merupakan pusat produksi kakao di Kecamatan

Besulutu. Jumlah produksi kakao dan total luas lahan di Desa Andomesinggu,

memang tidak lebih besar dibandingkan dengan desa yang ada di kabupaten

lainnya, namun desa ini masih melakukan proses fermentasi dengan jumlah yang

relatif cukup besar, walaupun tidak dilakukan secara menyeluruh. Sebagian biji

kakao dijual tanpa tindakan fermentasi. Lembaga masyarakat Desa

Andomesinggu juga lebih aktif dibandingkan dengan lembaga masyarakat desa

lainnya, sehingga kegiatan fermentasi pada lembaga masyarakatnyapun mulai

dilakukan secara berkelanjutan. Sesungguhnya alasan utama rendahnya harga

kakao Indonesia karena lemahnya kekuatan lembaga masyarakat untuk

meningkatkan kualitas kakao Indonesia.

Keadaan lembaga yang dimiliki oleh Indonesia saat ini biasanya sangat

parsial, berskala kecil, memiliki modal yang terbatas, dan kemitraan sosial yang

lemah sehingga tidak memiliki daya saing dan kekuatan untuk melawan berbagai

masalah dihadapi. Kuatnya lembaga masyarakat akan mampu mengatasi kendala

yang dihadapi oleh para petani kakao, terutama dalam menghadapi tekanan dari

pihak mavia kakao yang selalu memaksa petani untuk menjual hasil kakaonya

dalam bentuk unfermented. Oleh karena itu, dibentuklah Lembaga Ekonomi

Masyarakat (LEM) Sejahtera pada tahun 2009 untuk menanamkan budaya

fermentasi pada masyarakat, agar ke depannya Indonesia tidak lagi menjual

kuantitas tetapi menjual kualitas kakao.

3

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

4

LEM Sejahtera inilah satu-satunya lembaga desa yang melakukan

kegiatan fermentasi. Lembaga ini didirikan di Desa Andomesinggu sejak tahun

2010 yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat desa dengan menghimpun

dan mendayagunakan seluruh potensi sumberdaya yang tersedia untuk

mensejahterakan seluruh anggotanya. Selain itu LEM Sejahtera juga menjadi

wadah untuk mensukseskan Program BAHTERAMAS di tingkat desa dengan

membangun sistem perekonomian yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan.

Saat ini LEM Sejahtera yang paling aktif dalam mengembangkan biji kakao

fermentasi yaitu LEM Sejahtera Andomesinggu. Tercatat LEM Sejahtera

Andomesinggu memiliki kas usaha sebesar Rp 137,640,546.35,- yang diperoleh

dari pendapatan operasional usahatani kakao dan usaha simpan pinjam.

Sedangkan total penerimaan LEM Sejahtera yaitu sebesar Rp 99,255,035.15.

LEM Sejahtera Andomesinggu dalam usaha pengembangan biji kakao

fermentasi mengalami berbagai macam kendala baik internal maupun kendala

eksternal, mulai dari ketidakjelasan harga biji kakao, ketidakjelasan perusahaan

penerima biji kakao fermentasi, tingginya serangan hama dan penyakit yang

mengakibatkan meningkatnya biaya perawatan dan penurunan hasil, sampai pada

kendala kualitas sumberdaya tenaga kerja. Kendala terbesar yang dihadapi oleh

LEM Sejahtera Andomesinggu saat ini yaitu, ketidak jelasan harga biji kakao

yang disebabkan oleh mutu dari kakao Indonesia itu sendiri. Sehingga usaha

fermentasi kakao dianggap merugikan petani.

Masalah mutu atau kualitas kakao merupakan masalah utama yang harus

diatasi oleh seluruh stakeholder terutama LEM Sejahtera dan pemerintah. Alasan

4

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

5

utama petani tidak melakukan fermentasi biji kakao yaitu, tidak adanya perbedaan

harga yang relatif jauh antara kakao yang difermentasi dengan yang tidak

difermentasi. Sementara, untuk melakukan fermentasi petani harus menyimpan

dalam peti selama 4 sampai 6 hari, dan setiap hari petani harus memperhatikan

kandungan airnya. Menurut petani pekerjaan ini cukup melelahkan. Selain itu,

harga biji kakao yang difermentasi lebih tinggi Rp 3.000,- sampai dengan

Rp 5.000,- per kilogramnya dibandingkan biji kakao yang tidak difermentasi.

Desakan kebutuhan ekonomi serta proses fermentasi yang terlalu lama dan

membutuhkan teknik, alat, waktu, serta biaya tambahan lainnya, membuat para

petani memutuskan untuk tidak melakukan fermentasi biji kakao. Kendala

lainnya yang dihadapi oleh LEM Sejahtera yaitu panjangnya ranpai pasok dan

pemasaran. Rantai pasok yang terlalu panjang cenderung merugikan para petani.

Pembagian pendapatan (income share) lebih banyak didapatkan oleh para

pedagang pengumpul yang mendapatkan subsidi melalui RDKK (Rencana

Devenitif Kebutuhan Kelompok). Pedagang pengumpul juga dapat menjadi

penghambat bagi pedagang baru atau yang disebut dengan istilah barrier to entry

(Komisi Pengawas Persaingan Usaha, 2009).

Melihat masalah tersebut maka perlu adanya kajian mengenai strategi

pengembangan usaha biji kakao fermentasi yang dilakukan oleh pihak LEM

Sejahtera Andomesinggu untuk meningkatkan kualitas biji kakao. Selain itu, perlu

adanya kajian mengenai strategi pengembangan teknologi biji kakao fermentasi.

5

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu:

1. Faktor-faktor apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

pada usaha biji kakao fermentasi yang dilakukan oleh LEM Sejahtera Desa

Andomesinggu?

2. Bagaimanakah strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi yang

dilakukan oleh LEM Sejahtera Desa Andomesinggu?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan menganalisis:

1. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada

usaha biji kakao fermentasi yang dilakukan oleh LEM Sejahtera Desa

Andomesinggu.

2. Rancangan strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi yang dilakukan

oleh LEM Sejahtera Desa Andomesinggu.

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta

masukan yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi anggota LEM Sejahtera Desa Andomesinggu, hasil penelitian ini sebagai

bahan pertimbangan dalam menjalankan usaha biji kakao fermentasi maupun

dalam membuat rencana dan keputusan pengembangan usaha selanjutnya.

2. Bagi petani lainnya, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau

pembanding dalam melaksanakan usaha biji kakao fermentasi.

6

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

7

3. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan

dalam pengambilan kebijakan terhadap kemajuan pengembangan usaha

perkebunan khususnya pada komoditi kakao.

7

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Deskripsi teori berisikan tentang teori yang mendukung penelitian

mengenai strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera

Andomesinggu. Adapun deskripsi teori dalam penelitian ini terdiri atas:

A.1 Budidaya Kakao

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di

Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Penduduk yang pertama kali

mengolah kakao menjadi minimun dan makanan yaitu suku Indian, suku Maya

dan suku Astek (Aztec). Sebelum periode 1919 atau sekitar 1920 produksi kakao

dunia masih didominasi oleh Amerika Selatan dengan produsen utamanya

Ekuador dan Brazil, namun pada periode 1990-2002 Indonesia mulai berperan

sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Tercatat pada tahun 2000, jumlah perkebunan rakyat yaitu 86% dari total area

perkebunan kakao di Indonesia, kemudian diikuti oleh perkebunan besar negara

7% (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, 2004).

Kakao yang diusahakan oleh masyarakat terdiri atas berbagai jenis dan

karakteristik. Setiap jenis kakao memiliki kelebihan dan kelemhan

masing-masing, baik dalam bentuk ukuran buah, kandungan lemak, tekstur,

maupun cita rasa dan aromanya.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

9

Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma,

suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. Klasifikasi tanaman ini

secara lengkap yaitu sebagai berikut:

Devisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub Class : Dialypetalae

Ordo : Malvales

Family : Sterculiaceae

Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

Berdasarkan bentuk buahnya, kakao dapat dikelompokkan ke dalam

empat populasi, yaitu cundeamor, criollo, angoleta dan amelonado. Kakao

merupakan bahan utama pembuatan berbagai macam produk cokelat. Produk

cokelat yang umumnya dikenal oleh masyarakat adalah permen cokelat (cacao

candy), es krim, kue cokelat, dan berbagai jenis olahan cokelat lainnya. Cokelat

memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti

vitamin, lemak, antioksidan, dan flavonoid yang berguna untuk mencegah

masuknya radikal bebas ke dalam tubuh serta mampu meminimalisir tingkat stres

(Penny M et al, 2002).

Menurut Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan (2011)

menyatakan bahwa, tanaman kakao sangat cocok tumbuh pada daerah garis

lintang 100 LS sampai 100 LU, pada ketinggian 0-600 m di atas permukaan laut.

9

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

10

Walaupun demikian, penyebaran tanaman kakao secara umum berada pada

daerah‐daerah antara 700 LU sampai dengan 1800 LS. Hal ini erat kaitannya

dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun

dengan curah hujan 1.500 mm/tahun sampai dengan 2.500 mm/tahun. Bulan

kering (curah hujan < 60 mm/bulan) kurang dari 3 bulan. Suhu maksimum untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao yaitu 30-320C, dan suhu

minimum yaitu 18-210C.

Perbanyakan tanaman kakao secara umum dikenal dua cara, yaitu

perbanyakan secara generatif (biji) dan perbanyakan secara vegetatif (cangkok,

stek, sambungan, okulasi, dan SE atau Somatic Embriogenesis). Sebaiknya untuk

tanaman pokok diperoleh dari beberapa produsen benih nasional yang ditunjuk

oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian

(SK Mentan), sedangkan untuk batang bawah, benih dapat diambil dari tanaman

yang pertumbuhannya kuat (Agussalim et al, 2009).

Setelah empat sampai lima hari di persemaian, benih-benih kakao sudah

mulai berkecambah. Benih-benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang

sudah disiapkan. Seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan

bibit yang berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok,

pertumbuhannya lambat, dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari

harus dipisahkan.

Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang

tidak putus. Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet

bambu. Kecambah yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di

10

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

11

polibag yang sudah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah

sebisa mungkin diusahakan agar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut.

Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat

beradaptasi dengan lingkungannya yang baru (Teguh, 2015).

A.2 Fermentasi Kakao

Titik berat dalam pengolahan biji kakao terletak pada proses fermentasi,

dimana pada proses ini terjadi pembentukan cita rasa cokelat, pengurangan rasa

pahit dan sepat, serta perbaikan penampakan fisik biji kakao. Kegiatan fermentasi

biji kakao memang dapat meningkatkan kualitas produk biji kakao, namun tidak

ada perbedaan pendapatan antara petani kakao yang melakukan fermentasi dan

petani yang tidak melakukan fermentasi. Hal ini diakibatkan oleh harga, rantai

tataniaga yang relatif panjang dan pola kelembagaan yang lemah. Selama proses

fermentasi biji kakao terjadi pembentukan senyawa cita rasa biji kakao. Cita rasa

cokelat muncul bila biji disangrai. Biji kakao yang tidak difermentasi tidak

mengandung senyawa calon cita rasa cokelat, sehingga ketika disangrai tidak

dapat memberikan cita rasa cokelat yang diinginkan. Pembentukan senyawa ini

seiring dengan terjadinya perubahan warna pada keping biji. Kakao yang tidak

difermentasi disebut biji slaty berwarna seperti sabak dan bertekstur pejar seperti

keju (Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011).

Menurut Rosane et al (2010) menyatakan bahwa, tambahan mikrobiologi

akan membantu proses fermentasi dan meningkatkan kualitas biji kakao. Terdapat

dua tahap penting dalam fermentasi biji kakao, yakni fermentasi dan penyangraian

yang mempengaruhi warna serta aroma. Selama 2 sampai 8 hari fermentasi, biji

11

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

12

kakao mengalami degradasi protein oleh aktivitas enzim endogenous

carboxypeptidase yang secara spontan akan muncul dan melepaskan asam amino

yang memiliki gugus -COOH bebas pada ujung molekul protein. Hal ini

mengakibatkan perubahan warna biji kakao menjadi merah kecoklatan seragam,

munculnya aroma asam dan terbentuknya senyawa prekusor aroma cokelat.

Waktu fermentasi yang kurang menyebabkan biji menjadi slaty, sedangkan waktu

fermentasi berlebih menyebabkan biji berwarna coklat gelap, tidak mengkilap dan

beraroma hangus. Tahap penting berikutnya adalah penyangraian dengan suhu

1160C sampai 1210C. Selama penyangraian, senyawa calon pembentuk aroma

yang terbentuk selama fermentasi akan bereaksi satu sama lain melalui reaksi

Maillard menghasilkan komponen mudah menguap dan beraroma cokelat, yakni

sepeti roti bakar. Proses perubahan warna juga terjadi melalui reaksi Maillard,

menghasilkan biji berwarna coklat gelap. Waktu penyangraian yang terlalu lama

akan menyebabkan biji berwarna coklat kehitaman dan beraroma hangus.

Pengolahan lebih lanjut dapat dilakukan pada biji kakao untuk mendapatkan

bubuk cokelat yang dapat langsung digunakan dalam proses pembuatan produk

pangan. Bubuk cokelat merupakan salah satu produk setengah jadi hasil olahan

biji kakao yang didapat dengan mengolah biji kakao menjadi pasta cokelat, lalu

diproses hingga menghasilkan lemak cokelat dan bungkil cokelat yang kemudian

digiling dan diayak.

Menurut Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan (2011),

menyatakan bahwa, proses fermentasi biji kakao dilakukan selama lima hari, hal

ini terlihat pada Tabel 1.

12

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

13

Tabel 1. Proses Fermentasi Biji Kakao

Hari I : Penimbangan awal, selanjutnya memasukkan biji kakao ke dalam

kotak fermentasi.

Hari II : Pembalikkan 48 jam dari waktu memasukkan biji.

Hari III : Pengontrolan suhu.

Hari IV : Pengontrolan dan pengecekan proses.

Hari V : Pengecekan, penimbangan akhir, serta persiapan pengeringan.

Sumber: Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan (2011)

Hari pertama kegiatan fermentasi yaitu penuangan biji kakao ke dalam

peti fermentasi. Kegiatan ini dilakukan setelah adanya penyortiran biji kakao. Hari

selanjutnya yaitu pembalikan biji buah kakao agar biji buah kakao terfermentasi

secara rata. Kegiatan pembalikan perlu dilakukan setiap hari untuk menjaga

kualitas setiap biji kakao. Selain itu perlu adanya pengontrolan suhu dengan cara

pembalikan atau pengadukkan biji kakao. Setelah kegiatan fermentasi maka akan

dilanjutkan dengan perendaman dan pencucian buah biji kakao. Tujuan

perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses fermentasi dan

memperbaiki kenampakan biji. Perendaman berpengaruh terhadap proses

pengeringan dan rendemen.

Selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao terlarut

sehingga kulitnya lebih tipis dan rendemennya berkurang. Sehingga proses

pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah perendaman, dilakukan pencucian

untuk mengurangi sisa-sisa lendir yang masih menempel pada biji dan

mengurangi rasa asam pada biji, karena jika biji masih terdapat lendir maka

13

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

14

biji akan mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur dan

akan memperlambat proses pengeringan. Setelah pencucian maka biji kakao harus

dijemur agar tidak terserang oleh cendawan. Pengeringan bertujuan untuk

menurunkan kadar air dalam biji dari 50-55% sampai 7% agar biji tidak

ditumbuhi cendawan dan aman disimpan. Pengeringan dapat dilakukan dengan

tiga cara yaitu dengan cara menjemur, dengan menggunakan mesin pengering,

dan kombinasi keduanya. Tiga jenis cara fermentasi dapat terlihat pada Gambar 1.

1. Fermentasi dengan

kotak/peti fermentasi

2. Fermentasi

menggunakan

keranjang bambu

3. Fermentasi dengan

mempergunakan alas

daun pisang

Gambar 1. Jenis Kegiatan Fermentasi Biji Kakao

14

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

15

Pada Gambar 1 tampak kegiatan fermentasi biji kakao yang dilakukan

terdiri atas tiga cara yaitu dengan menggunakan peti fermentasi, menggunakan

keranjang bambu, dan fermentasi dengan menggunakan alas daun pisang.

Kegiatan fermentasi dengan menggunakan peti kayu merupakan kegiatan

fermentasi yang terbilang cukup modern, kegiatan fermentasi dengan cara ini

lebih mudah serta memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan cara

lainnya. Cara lainnya yaitu dengan menggunakan peti kayu, kegiatan fermentasi

biji kakao juga menggunakan keranjang bambu. Kelebihan dari cara ini yaitu

bentuk dan massa keranjang yang ringan sehingga memudahkan petani untuk

mengangkat dan mengaduk biji kakao. Namun kapasitas dari keranjang bambu

tidaklah besar serta kualitas biji kakao hasil fermentasinya tidak terlalu baik.

Selain itu, kegiatan fermentasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan alas

daun pisang. Daun pisang berguna untuk membantu proses fermentasi lebih cepat

namun menyulitkan petani dalam membolak-balikkan atau mengaduk biji kakao

agar proses fermentasi terjadi secara merata pada setiap biji kakao.

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan

kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu

negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Permintaan

dunia terhadap komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga

tahun 2011, ICCO (International Cocoa Organization) memperkirakan produksi

kakao dunia akan mencapai 4,05 juta ton (Suryani, 2007).

15

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

16

Lebih lanjut Suryani (2007), menyatakan bahwa kualitas biji kakao yang

diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal ini

disebabkan oleh pengelolaan produk kakao yang masih tradisional (85% biji

kakao produksi nasional tidak difermentasi), sehingga kualitas kakao Indonesia

menjadi rendah. Kualitas rendah menyebabkan harga biji dan produk kakao

Indonesia di pasar internasional dikenai diskon USD 200/ton atau 10% - 15% dari

harga pasar. Selain itu, beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi

tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus

menyusut. Selain itu, para pedagang (terutama trader asing) lebih senang

mengekspor dalam bentuk biji kakao (non olahan).

Peningkatan produksi kakao mempunyai arti yang strategis karena pasar

ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih

belum tergarap. Permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat

diatasi dengan penerapan fermentasi pada pengolahan biji pasca panen dan

pengembangan produk hilir kakao berupa serbuk kakao. Proses fermentasi akan

menghasilkan kakao dengan cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari

Ghana. Selain itu, kakao Indonesia memiliki kelebihan tidak mudah meleleh

sehingga cocok untuk blending. Fermentasi biji kakao tidak memerlukan

penambahan kultur starter (biang), karena pulp kakao yang mengandung banyak

glukosa, fruktosa, sukrosa dan asam sitrat dapat mengundang pertumbuhan

mikroorganisme sehingga terjadi fermentasi (Andres et al, 2011).

16

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

17

Tahapan pengolahan pasca panen kakao yaitu buah hasil panen dibelah

dan biji berselimut pulp dikeluarkan, kemudian dikumpulkan pada suatu wadah.

Jenis wadah yang digunakan dapat bervariasi, diantaranya drying platforms

(Amerika), keranjang yang dilapisi oleh daun, dan kontainer kayu. Kontainer

(kotak) disimpan di atas tanah atau di atas saluran untuk menampung pulp juices

yang dihasilkan selama fermentasi (hasil degradasi pulp). Umumnya, dasar

kontainer memiliki lubang kecil untuk drainase dan aerasi. Kontainer tidak diisi

secara penuh, disisakan 10 cm dari atas dan permukaan atas ditutupi dengan daun

pisang yang bertujuan untuk menahan panas dan mencegah permukaan biji dari

pengeringan. Fermentasi dalam kotak dapat dilakukan selama 2 – 6 hari, isi kotak

dibalik tiap hari dengan memindahkannya ke kotak lain (Hariyanti, 2006).

Hariyanti juga menambahkan bahwa tidak ada perbedaan pendapatan antara

petani kakao yang melakukan fermentasi dan petani yang tidak melakukan

fermentasi. Hal ini disebabkan oleh harga biji kakao fermentasi dan non

fermentasi yang relatif tidak jauh berbeda. Berdasarkan masalah berikut tentu

akan memicu turunnya minat petani dalam melakukan fermentasi biji kakao. Perlu

adanya tindak lanjut dari pemerintah.

Berbeda dengan Hariyanti, David (2013) menyatakan bahwa, cara

pengolahan kakao cukup berpengaruh terhadap kualitas dan harga jual produk

pada UUP Tunjung Sari. Hal ini dapat dilihat dari segi kualitas biji kakao

(bean account) fermentasi berjumlah 120 biji per seratus gram sedangkan untuk

non fermentasi berjumlah 118 biji per seratus gram, warna untuk kakao fermentasi

cenderung berwarna coklat kehitam-hitaman sedangkan non fermentasi berwarna

17

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

18

coklat terang, aroma kakao fermentasi seperti aroma khas cokelat sedangkan non

fermentasi tidak ada aroma yang khas seperti coklat, slaty untuk kakao fermentasi

maksimal 3-5 % sedangkan kakao non fermentasi tidak ada slaty (biji ungu),

bentuk dalam kakao fermentasi apabila dibelah mempunyai tekstur yang

berongga, sedangkan non fermentasi mempunyai tekstur padat, kadar air untuk

kakao fermentasi 7% sedangkan non fermentasi 7,5 %, dan harga jual untuk kakao

fermentasi Rp 19.500/kg sedangkan non fermentasi Rp 17.000/ kg. Menurut

David, dkk (2013) menyatakan bahwa, proses fermentasi biji kakao mampu

meningkatkan mutu dan harga kakao namun dengan syarat adanya keberlanjutan

usaha fermentasi dan kebijakan harga dari pemerintah nasional serta seluruh

stakeholder.

Sejalan dengan David, Komisi Persaingan Usaha (2009) juga

menyatakan bahwa, perlu adanya kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas kakao Indonesia serta penetapan harga kakao fermentasi relatif tinggi

sehingga petani termotivasi untuk melakukan fermentasi biji kakao. Selain itu

perlu pengawasan proses pemasaran biji kakao agar tidak melewati rantai pasok

yang terlalu panjang sehingga cenderung merugikan para petani. Sejalan dengan

hal tersebut Vita (2013) menyatakan bahwa, nilai tambah kakao fermentasi yang

dilakukan oleh LEM Sejahtera pada cukup memberikan hasil yang baik dimana

Besarnya keuntungan usaha pemasaran biji kakao fermentasi yang dilakukan oleh

LEM Sejahtera Teteinea Jaya adalah sebesar Rp 34.049.110,-.

18

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

19

A.3 Konsep Produksi

Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material dan

kekuatan-kekuatan (input, faktor sumberdaya, atau jasa-jasa produksi) dalam

pembuatan barang atau jasa (produk). Kegiatan produksi dan operasi merupakan

kegiatan mentransformasi masukan (input) manjadi keluaran (output) yang berupa

barang atau jasa. Dalam industri manufaktur, masukan adalah berupa bahan baku,

tenaga listrik atau bahan bakar, sumberdaya manusia dan dana atau modal, yang

proses transformasinya menjadi keluaran (output) berupa barang hasil jadi.

Sedangkan dalam industri jasa, jenis-jenis masukan seperti yang disebutkan diatas

diproses transformasikan menjadi jasa-jasa yang dihasilkan (Assauri, 1999).

Menurut Soemitro (2000) pengertian produksi sebagai proses

penggunaan unsur-unsur produksi dengan maksud menciptakan faedah guna

memenuhi kebutuhan manusia. Selanjutnya Winardi (2002) mengatakan bahwa,

produksi merupakan suatu usaha yang mengkombinasikan berbagai input dalam

tingkat teknologi tertentu seefisien mungkin dengan maksud menciptakan faedah

dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Sektor produksi terlibat dalam produksi makanan mentah, bahan

mentah, dan produk pertanian lainnya (Drumoon and Goodwin, 2004). Biaya

produksi mempunyai peranan yang penting dalam pengambilan keputusan

usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu

menentukan besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Biaya

produksi adalah keseluruhan biaya yang diperlukan dalam menghasilkan produk

tertentu dalam waktu dan satuan tertentu (Tuwo, 2011).

19

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

20

Proses produksi pertanian menumbuhkan macam-macam faktor

produksi seperti modal, tenaga kerja, tanah, dan manajemen pertanian yang

berfungsi mengkoordinasikan ketiga faktor produksi yang lain sehingga

benar-benar mengeluarkan hasil produksi (output). Sumbangan tanah adalah

berupa unsur-unsur tanah yang asli dan sifat-sifat tanah yang tak dapat dirasakan

dengan mana hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi untuk memungkinkan

diperolehnya produksi diperlukan tangan manusia yaitu tenaga kerja petani

(labor). Faktor produksi modal adalah sumber-sumber ekonomi diluar tenaga

kerja yang dibuat oleh manusia. Modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti

keseluruhan nilai sumber-sumber ekonomi non-manusiawi (Mubyarto, 1989).

Dalam usaha pertanian faktor produksi mencakup beberapa hal yaitu:

1. Lahan/Tanah

Lahan pertanian merupakan penentuan dari pengaruh faktor produksi

komoditas pertanian. Secara umum dikatakan, semakin luas lahan (yang digarap/

ditanami), semakin besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut

(Rahim dan Hastuti, 2007).

Faktor produksi tanah terdiri dari beberapa faktor alam lain seperti air,

udara, temperatur, sinar matahari dan lainnya. Tanah merupakan faktor kunci

dalam usaha pertanian. Dalam tanah dan sekitar tanah banyak yang harus

diperhatikan seperti luas, topografi, kesuburan, keadaan fisik, lingkungan lereng

dan lain sebagainya. Dengan mengetahui semua keadaan mengenai tanah, usaha

pertanian dapat dilakukan dengan baik sehingga proses produksi akan berjalan

lancar dan menguntungkan dengan kata lain faktor lain dapat ditanggulangi.

20

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

21

2. Modal

Modal merupakan produksi selain tanah dan tenaga kerja, dimana modal

dalam usahatani dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa

uang maupun barang-barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Dalam pengertian

ekonomi modal merupakan barang atau jasa yang bersama-sama faktor produksi

tanah dan tenaga kerja yang menghasilkan barang baru yaitu hasil pertanian

(Prayitno dalam Asmiati, 2012). Selanjutnya, Kartasapoetra dalam Asmiati

(2012) mengatakan bahwa, modal yang digunakan dapat dikatakan produktif

apabila penggunaannya dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari jumlah

yang diperlukan untuk menutupi biaya bagi semua faktor produksi. Dengan

demikian diperlukan adanya kemampuan pengolahan modal yang tersedia guna

kelancaran proses produksi dari usahatani tersebut, dalam hal ini kemampuan

wanita tani dalam mengelola modal dapat mempengaruhi besarnya penggunaan

biaya dalam proses produksi.

Moehar (2004), membagi modal menjadi dua yaitu:

a) Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang

dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini

habis juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh: mesin, pabrik,

gedung dan lain-lain.

b) Modal bergerak adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi

yang hanya bisa digunakan untuk sekali pakai atau dengan kata lain, yaitu

21

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

22

barang-barang yang habis digunakan dalam proses produksi misalnya bahan

mentah, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

Modal sebagai faktor produksi mutlak diperlukan dalam usaha pertanian

karena tanpa modal sudah pasti usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal

dibutuhkan untuk pengadaan bibit atau upah tenaga kerja. Keberadaan modal

sangat menentukan tingkat atau macam teknologi yang diterapkan sedangkan

kekurangan modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga

menimbulkan resiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima.

3. Tenaga Kerja

Produktifitas tenaga kerja merupakan faktor produksi penting dalam

melakukan proses produksi yang ada pada dasarnya terdiri dari dua unsur pokok

yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah yang diperlukan dalam proses produksi

usahatani dapat dipenuhi dari tenaga kerja keluarga yang tersedia maupun dari

luar kelurga. Sedangkan kualitas yang dicirikan produktifitas tenaga kerja

tergantung dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan.

4. Manajemen

Faktor manajemen berfungsi mengelola faktor produksi lainya, yaitu

tanah, modal, dan tenaga kerja. Manajemen akan berpengaruh langsung pada

produksi. Ini terjadi karena kalau faktor produksi tidak dikelola secara baik dan

benar maka produksi yang akan dicapai akan rendah, begitu juga halnya dengan

efisiensi usahatani. Secara fisik fungsi pengelolaan/manajemen adalah

memaksimalkan produk dengan mengkombinasikan faktor tanah, modal, dan

tenaga kerja dengan menerapkan teknologi yang tepat atau meminimalkan faktor

22

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

23

tanah, modal dan tenaga kerja dengan jumlah produk tertentu. Fungsi produksi

sebagai suatu proses dan penciptaan guna, maka banyak jenis aktivitas dalam

suatu produksi yang akan dilakukan. Aktivitas mana menyangkut perubahan

waktu, perubahan tempat dan perubahan bentuk, dimana masing-masing dari

perubahan yang terjadi tersebut adalah menyangkut perubahan input guna

menghasilkan output yang diharapkan.

Kartasapoetra (2003) mengatakan bahwa, fungsi produksi menguraikan

cara-cara bagaimana masukan (input) dapat digabung untuk menghasilkan jumlah

produksi yang direncanakan.

A.4 Peran dan Fungsi LEM Sejahtera

Lembaga Ekonomi Masyarakat atau LEM Sejahtera adalah Lembaga

ekonomi desa yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat desa dengan

menghimpun dan mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang tersedia,

untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya. LEM Sejahtera juga

bermakna sebagai perekat seluruh masyarakat desa untuk meningkatkan

kesejahteraan. Lembaga yang didirikan sejak tahun 2009 melalui rapat anggota

yang difasilitasi oleh TIM Fasilitator ini, bermaksud sebagai wadah untuk

mensukseskan program BAHTERAMAS ditingkat desa dengan membangun

sistem perekonomian yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan. Tujuan dari

pendirian LEM Sejahtera yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera adil

dan makmur dengan meningkatkan SDM petani, Meningkatkan akuntabilitas

lembaga, meningkatkan mutu atau kualitas produk pedesaan serta menjalin sistem

kerja sosial yang baik antara masyarakat dengan pemerintah. Pada akhirnya

23

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

24

melalui lembaga ini petani dapat menjadi cerdas, mandiri, optimis, kuat, santun

dan kaya (Bambang, 2010).

LEM Sejahtera memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

yang ditetapkan dan disahkan melalui rapat anggota serta memiliki badan hukum

sebagai dasar hukum lembaga. Permodalan LEM Sejahtera dihimpun dari

simpanan anggota secara swadaya dan dukungan/bantuan dari pemerintah atau

swasta yang sifatnya tidak mengikat (dana abadi). Peranan LEM Sejahtera sebagai

hilirisasi kakao yaitu sebagai pemberdayaan petani, membangun komitmen,

wadah kerjasama, lembaga pembiayaan, agen penyedia saprodi, menjamin

pasokan bahan baku, lembaga pemasaran, industry pemasaran, dan meningkatkan

konsumsi coklat dalam negeri (LEM Sejahtera Provinsi Sulawesi Tenggara,

2013). Adapun struktur organisasi LEM Sejahtera yaitu :

a. Struktur Organisasi LEM Sejahtera dipimpin oleh seorang ketua, dibantu

sekretaris dan bendahara serta dua orang staf.

b. Ditingkat dusun dibentuk kepengurusan yang diketuai oleh Kepala Dusun dan

dibantu oleh sekretaris dan bendahara untuk membantu tugas-tugas pendataan

perencanaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan didusun masing-masing.

c. Untuk pengelola Unit-unit usaha ditunjuk seorang atau lebih pengelola yang

diangkat dan bertanggung jawab kepada Ketua LEM Sejahtera.

Syarat utama pendirian LEM Sejahtera yaitu, masyarakat wajib

melaporkan atau mengusulkan pendirian LEM Sejahtera ke Dinas Perkebunan

Provinsi yang disertai dengan surat dukungan pemerintah daerah dan seluruh

masyarakat desa. Setiap desa wajib memiliki satu LEM Sejahtera saja, bagi

24

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

25

penduduk desa lain tidak dapat ikut atau bergabung dengan LEM Sejahtera desa

yang berbeda. Hal ini dikarenakan LEM Sejahtera tidak hanya mengelola dana

pribadi tetapi juga mengelola dana bantuan desa (Bambang, 2010).

Syarat utama untuk menjadi anggota LEM Sejahtera yaitu:

1. Merupakan penduduk desa tempat LEM Sejahtera berada.

2. Tidak tergabung dalam partai politik, PNS, maupun aparat desa.

3. Berdomisili di desa tempat LEM Sejahtera minimal dua tahun.

A.5 Konsep Stategi SWOT

A.5.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat

ditujukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun

terakhir. Menurut Porter strategi adalah suatu alat yang sangat penting untuk

mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2006). Senada dengan itu, Hamel dan

Pharalad juga mengatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan

(Rangkuti, 2006). Perencanaan strategis hampir selalu dimulai dari apa yang dapat

terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar

baru dan perubahan pola konsumen memerlukan inti (core competencies).

Perusahaan perlu mencari kompetisi inti dalam bisnis yang dilakukan.

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategis dan konsep-konsep lain yang

25

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

26

berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep

tersebut yaitu:

1) Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat

melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.

2) Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan

agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Menurut pendapat Rangkuti (2006) menyatakan bahwa, strategi dapat

dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:

1) Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya,

strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi

pengembangan produk, strategi akuisi, strategi pengembangan pasar, strategi

mengenai keuangan dan sebagainya.

2) Strategi Investasi

Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi,

misalnya, apakah perusahaan ini melakukanstrategi pertumbuhan yang agresif

atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diiventasi, dan

sebagainya.

26

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

27

3) Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini juga disebut strategi bisnissecara fungsional karena

bisnis ini berorientasi kepada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi,

strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

s

A.5.2 Proses Perencanaan Strategis

Perencanaan merupakan sekelompok usaha yang dinilai efektif. Dimana

orang harus mengetahui tentang pencapaian sesuatu sesuai dengan yang

diharapkan. Perencanaan strategis merupakan pekerjaan merencanakan strategi

untuk menuntun seluruh tindakan perusahaan, proses manajerial untuk

membangun dan menjaga kesesuaian antara sumber daya organisasi dan

peluang-peluang pasarnya. Kotler (1999) menyatakan bahwa, perencanaan

strategis yang berorientasi adalah “Proses Manajerial untuk mengembangkan dan

menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang

pasar yang terus berubah”. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk

dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target

laba dan pertumbuhan.

Perencanaan strategis memberikan kerangka kerja bagi kegiatan

perusahaan yang dapat meningkatkan ketanggapan dan berfungsinya perusahaan.

Perencanaan strategis membantu manajer mengembangkan konsep yang jelas

mengenai perusahaan. Selain itu, perencanaan strategis memungkinkan

perusahaan mempersiapkan diri menghadapi lingkungan kegiatan yang cepat

berubah. Keunggulan penting lainnya dari perencanaan strategis adalah membantu

27

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

28

para manajer melihat adanya peluang yang mengandung resiko dan peluang yang

aman dan memilih antara salah satu peluang-peluang yang ada. Perencanaan

strategis juga mengurangi kemungkinan kesalahan dan kejutan yang tidak

menyenangkan, karena penelitian yang seksama telah dilakukan terhadap sasaran,

tujuan, dan strategis.

A.5.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman

(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan

pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman)

dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang

paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam

analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan

Weaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang dihadapi

dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan

ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.

28

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

29

Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh

terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga

melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama

maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor

eksternal juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan tersebut.

Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai

faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk

yang dimiliki nilai komoditas (Rangkuti, 2006).

Rangkuti (2006) menyatakan lebih lengkap lagi bahwa unsur-unsur

utama pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu:

1) Unsur Strategi Persaingan

Strategi Persaingan dapat dikelompokkan lagi menjadi menjadi beberapa

bagian, yaitu:

a) Segmentasi Pasar. Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan

dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-

masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan

bauran pemasaran tersendiri.

b) Targeting. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen

pasar yang akan dimasuki.

29

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

30

c) Positioning. Positioning adalah penetapan posisi pasar. Dimana tujuan

positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan

keunggulan bersaing produk yangada di pasar ke dalam benak konsumen.

2) Unsur Taktik Pemasaran

Terdapat dua macam unsur taktik pemasaran, antara lain:

a) Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran

dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun

strategipemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan

suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b) Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai

produk, harga, promosi, dan tempat.

3) Unsur Nilai Pemasaran.

Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara

lain, yaitu:

a) Merek atau Brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang

dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan.

b) Pelayanan atau Service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa

pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu

ditingkatkan secara terus menerus.

c) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perubahan untuk membuat

setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses

memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

30

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

31

Manajer pemasaran harus menyusun suatu startegi pemasaran dalam

bentuk bauran pemasaran (marketing mix) yang memungkinkan perusahaan untuk

memuaskan kebutuhan dari pasar sasarannya dan mencapai sasaran

pemasarannya. Menurut Kotler (1999) menyatakan bahwa, pengertian Marketing

Mix secara umum adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat

besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut

adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi.

Senada dengan itu Kotler (1999) mengatakan bahwa, Marketing Mix

adalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable

variabels) yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat

penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Berdasarkan definisi dan

karakteristik jasa, marketing mixproduk/barang mencakup 4P (product, price,

place, dan promotion) masih dirasa kurang mencakupi untuk diterapkan pada

produk jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu: orang,

proses, dan pelayanan pelanggan (customer service). Beberapa

penulismemasukkan bukti-bukti fisik (physical evidence) sebagai tambahan 4P

(Tjiptono, 2005). Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat

digunakan pemasaran untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan

kepada pelanggan (Tjiptono, 2005). Peralatan pemasaran itu yaitu:

1. Produk (Product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang

ditunjukkan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemasaran kebutuhan

dan keinginan pelanggan.

31

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

32

2. Harga (Price), keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis

dan taktis.

3. Promosi (Promotion), bauran harga promosi tradisional meliputi berbagai

metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan pontensial

dan aktual.

4. Tempat (Place), keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

jasa bagi para pelanggan potensial.

5. Orang (People), bagi sebagian jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran

pemasaran.

6. Bukti-bukti fisik (Physical Evidence).

7. Proses (Process), proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi

perusahaan.

8. Pelayanan pelanggan (Customer Service), adalah kualitas total jasa yang

dipersepsikan oleh pelanggan.

Bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran

pemasaran pada produk jasa. Hal ini karena jasa mempunyai beberapa

karakteristik yang membedakannya dengan barang. Lima karakteristik yang

paling sering dijumpai dalam jasa (Tjiptono, 2005) adalah :

1. Tidak berwujud (intangibility), jasa berbeda dengan barang. Bila barang

merupakan suatu objek, alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan,

tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab

itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli

dan dikonsumsi.

32

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

33

2. Heterogenitas (heterogenitas/variability), jasa bersifat sangat variabel karena

merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas

dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan dan dimana saja tersebut diproduksi.

3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability), jasa umumnya dijual terlebih dahulu,

baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

4. Tidak tahan lama (perishability), jasa tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan.

5. Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang.

Konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk

yang akan dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, Menyimpan atau menjualnya.

Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memilik akses

personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. Tjiptono (2005)

menyatakan bahwa, menyatakan jasa sebagai “setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawari oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu”.

Walaupun demikian produk jasa bisa dikaitkan dengan produk fisik maupun tidak.

B. Kajian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan sebagai

bahan tinjauan dalam melakukan penelitian mengenai analisis kelayakan dan

strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi. Untuk merancang strategi

pengembangan usaha biji kakao fermentasi sebaiknya perlu diketahui kelayakan

usaha dari usahatani kakao yang merupakan syarat utama pendirian usaha dan

penyusunan strategi usaha.

33

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

34

Penelitian yang dilakukan Febryano (2007), yang bertujuan untuk

membandingkan kelayakan finansial agroforestri kakao yang diusahakan oleh

masyarakat pada sistem penguasaan lahan yang berbeda, yaitu antara yang

berlokasi di lahan hutan negara dan lahan milik yang dilaksanakan di Desa

Sungai Langka, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lampung. Febryano (2007) menyatakan bahwa, jenis tanaman utama yang dipilih

oleh petani adalah kakao; dengan kombinasi utama pola tanam kakao + pisang di

lahan hutan negara, dan kakao + petai serta kakao + durian di lahan milik. Ketiga

pola tanam tersebut layak untuk diusahakan berdasarkan hasil analisis finansial.

Nilai NPV, BCR, dan IRR berturut-turut sebesar Rp 17.452.336,56; 1,32; dan

23% (pola tanam kakao + pisang), Rp 41.860.069,85; 1,77; dan 27%

(pola tanam kakao + petai), dan Rp 42.864.090,38; 1,79; dan 28%

(pola tanam kakao + durian).

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Hasizah (2011), namun yang

membedakan penelitian ini dengan penelitian Febryano (2007), yaitu penelitian

ini ingin melihat kelayakan finansial industri olahan biji kakao yang telah

difermentasi di daerah Kota Makasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa;

ditinjau dari ketersediaan bahan baku, pengembangan pabrik pengolahan biji

kakao di Makasar sangat potensil dilakukan; Kualitas bahan baku yang rendah

akibat tidak dilakukannya proses fermentasi. Hal ini menimbulkan tekanan

finansil yang berat bagi industri pengolahan karena apabila butter ratio jatuh di

bawah 3,4 maka operasi pengolahan menjadi tidak menguntungkan. Selain itu,

kelayakan usaha industri pengolahan kakao di Makassar sangat tergantung pada

34

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

35

butter ratio dan powder ratio. Apabila rasio kumulatif (butter ratio + powder

ratio) berada dibawah 3,3 maka aktifitas pengolahan tidak menguntungkan. Pada

nilai rasio kumulatif 3,4, pabrik pengolahan harus beroperasi mendekati kapasitas

penuhnya untuk bisa menguntungkan.

Hal yang berbeda dilakukan oleh Setiawati (2007). Ia melakukan

penelitian mengenai penentuan produk unggulan berbasis kakao sebagai alternatif

untuk meningkatkan pendapatan industri kecil menengah. Penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji produk unggulan berbasis kakao sebagai alternatif usaha IKM,

ditinjau dari sisi prioritas dan kelayakan tekno-ekonomi. Penelitian ini dia lakukan

dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan B/C Rasio.

Metode ini merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas

alternatif keputusan dengan kriteria jamak. Teknik tersebut digunakan sebagai

pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang

bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.

Berdasarkan informasi dari pohon industri dalam analisis implementasi MPE yang

dilakukan dengan menggunakan pertimbangan dari Deperindag, Deptan dan

Peneliti, diperoleh hasil mutlak bahwa produk unggulan Kakao adalah Kakao

pasta. b. Perhitungan B/C Ratio 1,39 (DF = 10%) menunjukkan industri Kakao

pasta layak dan menguntungkan sebagai suatu usaha produksi. Menurut

Nurmianto dan Nasution (2004), menyarankan bahwa salah satu metode yang

dapat digunakan dalam menentukan strategi pengembangan teknologi agroindustri

yaitu dengan menggunakan metode AHP dan SWOT.

35

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

36

Nainggolan dkk (2011) telah melakukan penelitian mengenai kelayakan

dan strategi pengembangan usaha silo jagung di Gapoktan Rido Manah

Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya ia

menyimpulkan bahwa faktor-faktor strategik internal dan eksternal dalam

pengembangan unit usaha silo jagung adalah (1) Kekuatan terdiri dari Mutu

Jagung lebih baik, Jaringan Pemasaran Sederhana, Manajer Silo Profesional,

Lokasi Silo Strategik, Gapoktan Mandiri dan Ketersediaan lahan; (2) Kelemahan

terdiri dari Biaya Produksi Lebih Besar, Akses Permodalan Lemah, Kapasitas

Alsin tidak seimbang, Kemampuan SDM Gapoktan terbatas, Bahan Baku

Musiman dan Tingkat Pengembalian Modal Lambat; (3) Peluang terdiri dari

Pangsa Pasar yang Potensial, Hubungan yang Baik dengan Pembeli, Permintaan

Jagung Meningkat, Kebijakan Pemerintah (Pengadaan), Kesempatan bermitra

dengan industri pakan ternak dan Dukungan pemerintah daerah; (4) Ancaman

terdiri dari Perubahan Cuaca dan Iklim, Fluktuasi Harga Jagung, Tingkat

persaingan usaha, Tingkat Suku Bunga Kredit, Tingginya Impor Jagung dan

Perubahan Kultur Masyarakat.

Berdasarkan hasil tersebut Nainggolan dkk (2011) juga menyimpulkan

bahwa strategik paling efektif dilakukan oleh unit usaha Silo Jagung adalah

(1) menjalin kemitraan dengan industri pakan ternak, dengan tetap menjaga mutu

produk; (2) Meningkatkan peran manager dalam pengembangan unit usaha Silo

Jagung; (3) Pengembangan produk olahan Jagung dalam menghadapi fluktuasi

harga; (4) aktif menjalin kerjasama dengan stakeholder terkait dalam menghadapi

permasalahan Jagung; (5) meningkatkan kapasitas Alsin untuk peningkatan

36

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

37

produksi dan pengembangan produk olahan jagung, serta (6) Meningkatkan

produksi dan produktivitas Jagung petani anggota dalam menghadapi permintaan

Jagung yang semakin meningkat. Alternatif strategi tersebut diimplementasikan

pada aspek (1) Produksi: Meningkatkan kapasitas mesin untuk peningkatan

produksi dan pengembangan produk olahan jagung, serta peningkatan produksi

dan produktivitas jagung petani sebagai bahan baku Silo Jagung; (2) SDM: Peran

manajer dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengaktualisasikan dan

mengontrol semua kegiatan usaha Silo Jagung. Aktif menjalin kerjasama dengan

stakeholder terkait dalam menghadapai permasalahan jagung; (3) Pemasaran:

perlu dibangun kemitraan usaha pemasaran yang merupakan kerjasama usaha

antara Gapoktan dengan pengusaha industri hilir seperti industri pakan ternak

yang diserta pemberian bimbingan teknis dan manajemen; (4) Pengembangan:

pengembangan produk olahan jagung dalam menghadapi fluktuasi harga, dengan

membangun suatu kawasan terpadu yang terdiri dari unit usaha Silo Jagung,

pakan ternak dan industri ternak.

Menurut Sukotjo et al (2014) dalam penelitiannya “The Engineering of

Organization to Increase Added the Value Cocoa Beans in South Konawe

Regency”, menyatakan bahwa teknik strategi efektif untuk meningkatkan

pendapatan atau melakukan pengembangan masyarakat yaitu dengan mendirikan

lembaga masyarakat seperti LEM Sejahtera.

37

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

38

C. Kerangka Pikir

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah tanaman hasil perkebunan yang

memiliki peran penting dalam ekonomi nasional, terutama sebagai penyedia

lapangan kerja dan pendapatan serta valuta asing. Provinsi Sulawesi Tenggara

khususnya Desa Andomesinggu Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe

merupakan salah satu daerah produsen kakao terbesar. Tercatat luas areal lahan

perkebunan kakao di Kabupaten Konawe seluas 16.088 Ha. Produksi kakao di

Kabupaten Konawe pada tahun 2011 mencapai 9.632 ton, pada tahun 2012

mengalami peningkatan dengan produksi 11.999,2 ton, dan pada tahun 2013

kembali meningkat dengan produksi tercatat sebesar 12.561,4 ton. Penurunan

produksi kakao justru terjadi pada tahun 2014 sebesar 2.390,1 ton atau mencapai

10.171,3 ton (BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2014).

Kenyataannya persediaan bahan baku biji kakao yang tinggi tidak

menjamin peningkatan pendapatan para petani. Rendahnya harga kakao Indonesia

akibat tidak dilakukan fermentasi biji serta dampak dari rantai pasok yang terlalu

panjang mengakibatkan rendahnya harga kakao pada kalangan petani kakao.

Faktor utama mengapa harga kakao Indonesia selalu berada pada tingkat yang

rendah karena lemahnya kelembagaan petani kakao. Kelembagaan yang kuat akan

mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi petani termasuk mavia

kakao, pemutusan rantai pasok dan rantai pemasaran, serta ketersediaan modal.

Oleh karena itu, didirikanlah LEM Sejahtera sebagai lembaga yang besar untuk

mengayomi seluruh petani khususnya LEM Sejahtera Andomesinggu untuk

38

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

39

membudayakan kegiatan fermentasi kakao, sehingga ke depannya Indonesia tidak

lagi menjual kuantitas tetapi menjual kualitas kakao.

Berdasarkan hal tersebut, mendorong perlu adanya penelitian mengenai

strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi studi kasus LEM Sejahtera

Andomesinggu. Berdasarkan hirarkhi penelitian maka rancangan strategi

menggunakan metode analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, dan

Treaths). Perancangan strategi menggunkan metode SWOT diadopsi pada teori

Rangkuti (2009). Analisis ini digunakan untuk mendesain strategi pengembangan

usaha biji kakao fermentasi di LEM Sejahtera Andomesinggu dengan berdasarkan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari industri tersebut. Kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman tersebut dilihat pada dua faktor, yaitu

faktor eksternal dan internal, yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis untuk

mendapatkan strategi yang dibutuhkan menggunakan beberapa matriks yaitu

analisis strategi TOWS atau SWOT, Matrik Internal Eksternal (Matrik IE), dan

Matrik Grand Strategy.

39

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

40

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir Pendekatan Strategi Pengembangan Usaha Biji

Kakao Fermentasi pada LEM Sejahtera Desa Andomesinggu

Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe

Strategi Pengembangan Usaha

Biji Kakao Fermentasi oleh

LEM Sejahtera

Andomesinggu

Strengths Weakness Opportunities Treaths

SWOT

Faktor Eksternal

LEM Sejahtera

Faktor Internal

LEM Sejahtera

Matrik TOWS

atau SWOT

Matrik Internal

Eksternal

Matrik Grand

Strategy

LEM Sejahtera

Andomesinggu

Usaha Fermentasi

Biji Kakao

Penentuan

Keputusan

40

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

41

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015 hingga Desember

2015, dan tempat penelitian pada LEM (Lembaga Ekonomi Masyarakat) Sejahtera

Desa Andomesinggu Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe. Penentuan lokasi

penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Desa Andomesinggu Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe, merupakan

salah satu daerah pusat produksi kakao di Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. LEM Sejahtera Desa Andomesinggu Kecamatan Besulutu

Kabupaten Konawe, merupakan lembaga masyarakat petani yang paling aktif

dibandingkan dengan lembaga masyarakat dan LEM Sejahtera di desa

lainnya.

3. LEM Sejahtera mengambil peranan penting dalam pengembangan ekonomi

petani kakao di Kabupaten Konawe khususnya dalam pengembangan biji

kakao fermentasi secara aktif dan kontinyu.

B. Objek Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian studi kasus (case study) pada LEM

Sejahtera Andomesinggu. Responden yang digunakan untuk mendapatkan data

penelitian adalah Ketua LEM Sejahtera dan Pembina LEM Sejahtera Sulawesi

Tenggara. Penentuan responden juga dipilih secara purposive dengan alasan

bahwa pihak tersebut merupakan pihak yang sangat mengetahui perkembangan

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

42

LEM Sejahtera Andomesinggu. Selain itu, pihak ini berwenang dalam pemutusan

kebijakan (decision maker) LEM Sejahtera.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada ketua LEM Sejahtera

dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner), dengan melibatkan beberapa

petani kakao yang terdaftar sebagai anggota LEM. Data sekunder adalah data

yang diperoleh langsung dari kantor/instansi yang terkait dengan penelitian ini.

Data sekunder yang digunakan berupa data produksi, Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumahtangga (AD dan ART) LEM Sejahtera Andomesinggu serta data

aset LEM Sejahtera Andomesinggu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

teknik wawancara dan kepustakaan. Teknik wawancara yaitu melakukan tanya

jawab dengan responden yang berkaitan dengan penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner, sedangkan kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan

menggunkan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

42

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

43

E. Variabel Penelitian

Variabel yang diobservasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel keadaan internal (IFAS) dan variabel eksternal (EFAS)

LEM Sejahtera Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji kakao

fermentasi. Variabel internal terdiri atas kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness) LEM Sejahtera Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji

kakao fermentasi. Variabel eksternal meliputi peluang-peluang (opportunities)

dan ancaman (threat) yang ada pada LEM Sejahtera Andomesinggu dalam

mengembangkan usaha biji kakao fermentasi.

2. Keadaan LEM Sejahtera Kakao yang meliputi; kedaaan finansial, sosial dan

geografis lingkungan.

F. Analisis Data

Penelitian ini lebih terfokus pada usaha biji kakao fermentasi yang

dilakukan oleh LEM Sejahtera Desa Andomesinggu, mulai dari budidaya kakao

dan fermentasi biji kakao sampai pada pemasarannya. Setelah data dikumpulkan

melalui survei, wawancara serta didukung dengan kajian literatur, selanjutnya data

akan ditabulasi dan dianalisis untuk melihat strategi pengembangan usaha biji

kakao fermentasi yang baik untuk diterapkan oleh LEM Sejahtera Andomesinggu.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis SWOT. Menurut Rangkuti

(2006) menyatakan bahwa, data yang didapatkan diolah dan dianalisis

berdasarkan konsep-konsep manajemen strategis yang ada. Analisis data akan

dilakukan melalui analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

43

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

44

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai

visi, misi dan mengambarkan lingkungan perusahaan terkait dengan peluang,

ancaman, kekuatan, kelemahan yang dimiliki oleh LEM Sejahtera Andomesinggu

serta perumusan strategi dengan menggunakan matriks TOWS atau SWOT, IE,

dan matrik grand strategy. Sedangkan analisis kuantitatif menggunakan matris

EFE (Eksternal Faktor Evaluation) dan IFE (Internal Faktor Evaluation).

Menurut Rangkuti (2006), penyusunan suatu strategi dilakukan melalui

tiga tahapan kerja yaitu tahap input dan tahapan pencocokkan. Berikut penjelasan

mengenai tahap tersebut:

a. Tahap Input (Input Stage)

Tahap input adalah tahapan pengumpulan informasi untuk merumuskan

strategi. Tahapan ini dilakukan dengan identifikasi terhadap faktor-faktor internal

maupun eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam usaha biji kakao

fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu. Dalam penelitian ini, tahap input

menggunakan matriks IFE dan EFE. Adapun tahapan dalam penyusunan matriks

IFE dan EFE adalah sebagai berikut:

a. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

Tahap analisis faktor-faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendata

seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pihak LEM Sejahtera

Andomesinggu. Selanjutnya melakukan pendataan peluang dan ancaman oleh

pihak LEM Sejahtera Andomesinggu. Faktor yang bersifat positif (kekuatan

dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan

ancaman).

44

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

45

Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) merupakan alat formulasi strategi

untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area

fungsional LEM Sejahtera Andomesinggu. Selain itu, memberikan dasar untuk

mengindetifikasi serta mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut.

Melalui Matriks IFE dapat diketahui kemampuan LEM Sejahtera

Andomesinggu dalam menghadapi lingkungan internalnya dan mengetahui

faktor-faktor yang penting. Bentuk matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation)

Faktor-faktor Bobot Rating Bobot X Rating

strategi Internal (Weight score)

KEKUATAN

KELEMAHAN

TOTAL 1,00 Total Weighted score

Sumber: Rangkuti (2006)

Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation) memungkinkan para penyusun

strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi,

kependudukan (demografi), teknologi, politik, dan sosial. Matriks EFE

digunakan untuk mengetahui kemapuan LEM Sejahtera Andomesinggu

dalam menghadapi lingkungan luar LEM Sejahtera Andomesinggu. Bentuk

tabel matriks EFE dapat terlihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

Sumber: Rangkuti (2006)

Faktor-faktor strategi Bobot Rating Bobot X Rating Eksternal (Weight score)

PELUANG

ANCAMAN

TOTAL 1,00 Total Weighted score

45

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

46

b. Pemberian Bobot Setiap Faktor

Penentuan bobot pada analisis internal dan eksternal dilakukan dengan

mengajukan kuesioner pada pihak Ketua LEM Sejahtera Andomesinggu dan

Pembina LEM Sejahtera Sulawesi Tenggara. Hal ini dilakukan dengan

menggunakan metode pairwise comparison atau metode pencocokan dan

perbandingan kebijakan (Kinnear and Taylor dalam Ariessiana, 2009). Bobot

menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan

suatu LEM Sejahtera Andomesinggu.

Adapun penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan

digunakan untuk pengisian kolom pada matriks.

Skala yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indicator vertikal

Tabel 4. Penilaian bobot faktor strategis internal

Faktor strategis internal A B C D … Total Bobot A

B

C

D

Total

Sumber : Kinnear and Taylor dalam Fauziansyah (2013)

Tabel 5. Penilaian bobot faktor strategis Eksternal

Faktor strategis Eksternal A B C D … Total Bobot A

B

C

D

Total

Sumber : Kinnear and Taylor dalam Fauziansyah (2013)

46

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

47

Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap

variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan

rumus:

αi = Xi

Σn i=1Xi

Keterangan :

α I = bobot variabel ke-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = jumlah variabel

n = jumlah total variabel

Adapun bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor

terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan pada tiap faktor berada pada

kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang

memiliki pengaruh besar pada perusahaan diberikan bobot yang tinggi, tanpa

memperdulikan apakah faktor tersebut kelemahan ataupun kekuatan serta peluang

atau ancaman. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor sama dengan

1,0.

c. Pemberian Peringkat (Rating)

Peringkat (rating) menggambarkan seberapa besar efektif strategi

LEM Sejahtera Andomesinggu saat ini, dalam merespon faktor strategis yang

ada (company-based).

47

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

48

Penilaian peringkat lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan nilai

sebagai berikut:

1= respon perusahaan jelek

2= respon perusahaan rata-rata

3= respon perusahaan di atas rata-rata

4= respon perusahaan superior

Sedangkan, untuk lingkungan diberikan nilai dalam skala sebagai berikut:

1= sangat lemah (kelemahan utama)

2= lemah (kelemahan minor)

3= kuat (kekuatan minor)

4= sangat kuat (kekuatan utama)

Sedangkan pemberian nilai ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika

nilai ancaman sangat besar, nilai rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai

ancamannya sedikit ratingnya 4.

d. Perkalian Bobot dan Peringkat

Nilai tertimbang setiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan

peringkat (ratting) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian

dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi LEM Sejahtera

Andomesinggu (Rangkuti, 2006).

48

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

49

Tabel 6. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Faktor-faktor Kunci Internal Bobot Rating Nilai tertimbang (a) (b) (c) = (a) x (b) Kekuatan

1…. ….. ….. ….. 2…. …… ….. ….. 3…. ….. …. …. Kelemahan

1….. ….. …. …. 2…… ….. …. …. 3…… ….. …. …. Jumlah 1,0 …. ….. Sumber: Rangkuti (2006)

Tabel 7. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)

Faktor-faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Nilai tertimbang (a) (b) (c) = (a) x (b)

Kekuatan

1…. ….. ….. ….. 2…. …… ….. ….. 3…. ….. …. …. Kelemahan

2…… ….. …. ….

3…… ….. …. ….

Jumlah 1,0 …. …..

Sumber: Rangkuti (2006)

Total penilaian tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada

kisaran nilai 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi). Semakin tinggi total nilai

tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE, mengindikasikan bahwa

perusahaan merespon faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, ataupun

merespon faktor eksternal berupa peluang atau ancaman dengan sangat baik,

begitu pula sebaliknya.

b. Tahapan Pencocokkan (Matching Stage)

Tahap pencocokan adalah tahapan untuk mengkombinasikan kekuatan

dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal. Tahap

pencocokan bertujuan untuk mengetahui posisi LEM Sejahtera Andomesinggu

49

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

50

agar dapat menghasilkan alternatif strategi yang layak bukan untuk memilih

strategi yang terbaik. Pada tahapan pencocokan alat analisis menggunakan matriks

IE matriks SWOT dan matriks grand strategy.

1) Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks IE berguna untuk menampilkan posisi organisasi dalam diagram

skematis atau disebut juga sebagai matriks portofolio. Matriks portofolio

terdiri dari dua dimensi yaitu total nilai tertimbang IFAS, total nilai

tertimbang EFAS, dan terdiri dari sembilan sel. Total nilai tertimbang IFAS

ditempatkan pada sumbu x dan total nilai tertimbang EFAS pada sumbu y.

Titik koordinat diperoleh dari pengurangan kekuatan dan kelemahan, serta

pengurangan peluang dan ancaman. Berikut ini rumus cara perhitungan titik

koordinat IFAS dan EFAS:

Setelah penentuan titik koordinat barulah dapat diketahui penentuan matriks

IE. Matriks IE dapat terlihat pada Tabel 8.

Titik Koordinat = IFAS : EFAS

Sumbu X = subtotal strength – subtotal weakness

Sumbu Y = subtotal opportunities – subtotal threat

50

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

51

Tabel 8. Diagram Matriks IE

Kuat

4 Sedang

3 Lemah

2

1

Kuat

3

1

Pertumbuhan

Konsentrasi

melalui

integrasi vertical

2

Pertumbuhan

Konsentrasi melalui

integrasi horizontall

3

Penciutan

Turn Around

Sedang

2

4

Stabilitas

Hati-hati

5

Pertumbuhan

Konsentrasi melalui

Integrasi Horizontal

Stabilitas. Hati-hati

6

Penciutan

Divestasi

Lemah

1

7

Pertumbuhan

Diversifikasi

Konsentrik

8

Pertumbuhan

Diversifikasi

Konglomerat

9

Likuidasi

Bangkrut atau

likuidasi

Sumber: Rangkuti (2006)

Tabel 8 memperlihatkan identifikasi sembilan sel strategi LEM Sejahtera,

yang pada prinsipnya dapat dikelompokan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy)

Strategi ini adalah usaha untuk mendesain pertumbuhan, baik dalam

penjualan, aset, keuntungan atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat

dicapai dengan cara menurunkan harga biji kakao fermentasi,

mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk dan jasa atau

meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan

adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan

keuntungan. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi

Fak

tor

Ex

tern

al

(EF

E)

Faktor Internal (IFE)

51

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

52

perusahaan berada dalam pertumbuhan cepat dan terdapat kecenderungan

pesaing untuk melakukan perang harga.

b. Strategi pertumbuhan melalui konsentrasi dan diversifikasi

Ada dua strategi dasar pertumbuhan pada tingkat korporat yaitu konsentrasi

pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Jika LEM Sejahtera

Andomesinggu tersebut memilih strategi konsentrasi, LEM Sejahtera

Andomesinggu dapat tumbuh melalui integrasi vertikal maupun horizontal,

baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal

dengan menggunakan sumber daya dari luar. Jika LEM Sejahtera

Andomesinggu tersebut memilih strategi diversifikasi, LEM Sejahtera dapat

tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara

internal melalui pengembangan produk baru atau eksternal melalui akuisisi.

c. Konsentrasi melalui integrasi vertikal (Sel 1)

Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai baik melalui integrasi vertikal

dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau

dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini

merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif

pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya,

perusahaan harus melakukan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang

tidak efisien untuk mengontrol kualitas serta distribusi produk.

52

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

53

d. Konsentrasi melalui integrasi horizontal (Sel 2 dan 4)

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk

memperluas LEM Sejahtera Andomesinggu dengan cara membangun di

lokasi lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan tersebut

berada dalam industri yang sangat menarik (Sel 2), tujuannya adalah untuk

meningkatkan penjualan dan keuntungan, dengan cara memanfaatkan

economic of scale baik di produksi maupun pemasaran. Sementara jika

perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi yang

diterapkan adalah konsolidasi (Sel 4). Tujuannya adalah lebih defensif, yaitu

menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan.

e. Turnaround (Sel 3 dan Sel 5)

Apabila berada pada sel ini maka kondisi LEM Sejahtera Andomesinggu

berada pada posisi yang tidak menguntungkan dimana LEM Sejahtera harus

mengubah haluannya.

f. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)

Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh

perusahaan yang memiliki kondisi competitive position sangat kuat, tetapi

nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha

memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien

karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan

pemasaran yang baik, prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi (2+2=5)

dengan harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan

lebih banyak profit dari pada jika melakukannya sendiri-sendiri.

53

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

54

g. Diversifikasi konglomerat (Sel 8)

Strategi pertumbuhan melalui kegiatan binnis yang tidak saling berhubungan,

dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitive position yang tidak

begitu kuat (average), dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua

faktor tersebut tersebut memaksa perusahaan itu melakukan usahanya ke

dalam perusahaan lain. Tetapi, pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap

matang, perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-rata

cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi

konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi

finansial dari pada product market sinergy (seperti yang terdapat pada sinergi

diversivikasi konsentris).

2) Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)

Matriks SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bagi pihak

LEM Sejahtera Andomesinggu. Matriks SWOT merupakan alat untuk

pencocokan yang bertujuan membantu dalam mengembangkan strategi. Hal

yang sulit dalam mengembangkan matriks SWOT adalah mencocokan faktor

internal dan eksternal. Tahapan pencocokan faktor internal dan eksternal

dalam matriks SWOT membutuhkan penilian yang baik.

54

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

55

Berikut ini empat tipe strategi yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) adalah strategi dengan menggunakan

kekuatan internal LEM Sejahtera Andomesinggu untuk memanfaatkan

peluang eksternal.

2. Strategi WO (Weaknesess-Opportunities) adalah bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats) adalah strategi dengan menggunakan

kekuatan LEM Sejahtera Andomesinggu untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.

4. Strategi WT (Weaknesess-Threats) adalah taktik difensif yang diarahkan

pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eskternal.

Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus

dilakukan antara lain:

a. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan

b. Menuliskan ancaman ekternal kunci perusahaan

c. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan

d. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat strategi

SO dalam sel yang ditentukan.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang ekternal dan catat

strategi WO dalam sel yang ditentukan.

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman ekternal dan mencatat

strategi ST dalam sel yang ditentukan.

55

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

56

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

strategi WT dalam set yang ditentukan

Berikut ini penyajian sistematis dari matriks SWOT yang terdapat

Tabel 9.

Tabel 9. Diagram Matriks SWOT

Internal factor

Eksternal factor

Strengths (S)

Weakness (W)

Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi yang disusun

untuk memanfaatkan

kekuatan yang ada dalam

upaya meraih peluang

Strategi WO

Strategi yang disusun

untuk menutupi atau

mengurangi kelemahan

yang ada dalam upaya

meraih peluang

Threats (T)

Strategi ST

Strategi yang disusun

untuk memanfaatkan

kekuatan yang ada dalam

upaya menghadapi

ancaman

Strategi WT

Strategi yang disusun

untuk menutupi atau

mengurangi kelemahan

yang ada dalam upaya

menghadapi ancaman

Sumber: Rangkuti (2006)

56

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

57

3) Matrik Grand Strategy

Sumber: Rangkuti (2006)

Gambar 3. Diagram Matrik Grand Strategy

Berdasarkan diagram Matrik Grand Strategy pada Gambar 3 maka deskripsi

makna strategi untuk setiap kuadran yaitu sebagai berikut:

Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya LEM Sejahtera

Andomesinggu dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan

untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih

kemajuan secara maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi

tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi

strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah

tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan

57

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

58

untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

Oleh karenya, LEM Sejahtera Andomesinggu disarankan untuk segera

memperbanyak ragam strategi taktisnya.

Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.

Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi, artinya

LEM Sejahtera Andomesinggu disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.

Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang

yang ada sekaligus memperbaiki kinerja LEM Sejahtera Andomesinggu.

Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan

besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, artinya

kondisi internal LEM Sejahtera Andomesinggu berada pada pilihan dilematis.

Oleh karenanya, LEM Sejahtera Andomesinggu disarankan untuk meenggunakan

strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.

Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

G. Konsep Operasional

Berdasarkan metode yang telah dipaparkan sebelumnya maka konsep

operasional dibutuhkan untuk menggambarkan atau menafsirkan secara singkat

mengenai variabel yang akan diamati secara lebih operasional pada penelitian ini,

dengan demikian konsep operasional penelitian ini adalah:

1. Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera Andomesinggu merupakan

lembaga masyarakat yang ada di Desa Andomesinggu Kecamatan Besulutu

58

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

59

yang dibentuk dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat desa

dengan menghimpun dan mendayagunakan seluruh potensi sumberdaya yang

ada di Desa Andomesinggu, termasuk komoditi kakao untuk meningkatkan

kemapuan sumberdaya manusia dan mensejahterakan semua anggota

masyarakat Desa Andomesinggu.

2. Responden yang dimaksud adalah ketua LEM Sejahtera Andomesinggu

dan pembina LEM Sejahtera Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Pelaku (stakeholders) agroindustri kakao yaitu pelaku langsung (petani kakao

dan industri pengolahan kakao) dan pelaku tidak langsung (pemerintah

daerah/Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tenggara serta LEM Sejahtera

Andomesinggu.

4. Strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi yang dimaksud adalah

cara yang dapat dilakukan oleh LEM Sejahtera Andomesinggu untuk

melakukan pengembangan usaha biji kakao yang telah difementasi.

5. Strengths atau kekuatan adalah kelebihan atau keuntungan dari LEM

Sejahtera Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji kakao fermentasi

serta kelebihan produk biji kakao fermentasi itu sendiri.

6. Weakness atau kelemahan adalah kekurangan yang dimiliki oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji kakao fermentasi

serta kelebihan produk biji kakao fermentasi.

7. Opportunies atau kesempatan adalah peluang yang dimiliki oleh LEM

Andomesinggu dalam mengembangkan teknologi fermentasi biji kakao serta

59

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

60

kelebihan produk biji kakao fermentasi apabila dipandang dari sudut harga,

kualitas, dan aspek lainnya.

8. Treaths atau ancaman adalah besarnya peluang kerugian atau ketidak

suksesan LEM Sejahtera Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji

kakao fermentasi.

9. Produksi adalah jumlah fisik dari hasil yang diperoleh dari kegiatan

fermentasi biji kakao (kg) pada LEM Sejahtera Andomesinggu.

10. Kelembagaan adalah kelompok sosial yang bersatu dalam kegiatan

fermentasi kakao.

11. Sarana dan prasarana adalah perlengkapan/fasilitas yang digunakan dalam

kegiatan fermentasi kakao. Sarana dan prasarana tersebut yaitu peti

fermentasi, para-para atau alat jemur, mesin pengering berbahan bakar

tungku, oven pengering, mesin sortasi, timbangan, gerobak pengangkut,

dan gudang penyimpanan.

12. Teknologi adalah alat maupun metode yang digunakan petani untuk

melakukan kegiatan fermentasi.

13. Mavia kakao adalah perkumpulan organisasi rahasia baik besar maupun

kecil yang bergerak dibidang perdagangan kakao, yang bertujuan

mendapatkan keuntungan sebesar mungkin melalui perdagangan kakao

nonfermentasi termasuk perusahaan maupun pedagang pengumpul.

14. Modal adalah jumlah biaya yang dikeluarkan petani dalam satu kali musim

panen untuk keperluan operasional dalam mengelola LEM Sejahtera

Andomesinggu, yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

60

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

61

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

LEM Sejahtera Andomesinggu terletak di Desa Andomesinggu

Kecamatan Besulutu. Secara astronomis desa ini terletak pada 03052’30”-

04002’30” Lintang Selatan dan antara 122016’15”-122022’30” Bujur Timur.

Luas wilayah Kecamatan Besulutu yaitu 1.783 Ha dengan ketinggian tempat

93 m di atas permukaan laut. Jumlah penduduk yang ada di Desa

Andomesinggu yaitu sebesar 440 jiwa, yang terdiri atas 237 jiwa perempuan

dan 203 jiwa laki-laki. Sedangkan jumlah rumahtangga yang ada di

Desa Andomesinggu relatif sedikit dibandingkan dengan desa lainnya, yai tu

hanya 137 rumahtangga. Sebagian besar masyarakat yang ada di desa ini

bermata pencaharian sebagai petani kakao. Desa dengan persentase jumlah

penduduk terkecil di Kecamatan Besulutu ini hanya berjarak 2 km dari

Kecamatan Besulutu, 33 km dari Kabupaten Konawe, dan 32 km dari Kota

Kendari.

B. Profil LEM Sejahtera Andomesinggu

LEM Sejahtera Andomesinggu didirikan sejak tanggal 12 April 2009,

tepat 2 hari sebelum dikirimnya surat dari Dinas Perkebunan. Pembentukan

dilakukan selama dua hari satu malam. Tujuan dari pendirian LEM Sejahtera

Andomesinggu yaitu untuk membangun sistem perekonomian yang tangguh,

berdaya saing dan berkelanjutan, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera

adil dan makmur. LEM Sejahtera Andomesinggu diketuai oleh Bapak Sumandar

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

62

dar sekaligus sebagai petani kakao yang ada di desa tersebut. Lembaga ini

memiliki kegiatan sebagai berikut:

1) Penguatan kapasitas dan kualitas sumberdaya.

2) Peningkatan akses masyarakat terhadap sumberdaya.

3) Pengembangan kemandirian masyarakat.

4) Menjalin kerjasama dan/atau pihak lain yang saling menguntungkan sesuai

dengan peraturan undang-undang berlaku.

5) Membentuk unit-unit usaha yang berjiwa koperasi berbasis sumberdaya

lokal.

6) Mengintegrasikan program pembangunan tingkat desa, dan

7) Berpartisipasi dan kegiatan sosial masyarakat.

Awalnya, bagi masyarakat yang ingin masuk ke dalam anggota LEM

Sejahtera Andomesinggu harus membayar uang simpanan pokok sebesar

Rp 1 juta. Sedangkan setiap bulannya anggota LEM Sejahtera harus menyetor

simpanan bulanan sebesar Rp 10.000,- yang dimasukkan ke dalam simpanan

wajib. Selain itu masyarakat juga dapat memberikan simpanan sukarela maksimal

Rp 5 juta. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) yaitu 40% untuk penguatan modal

lembaga, 40% dibagi kepada anggota, 15% untuk instansi pengurus, 3% untuk

dana pembangunan, 1% untuk dana pendidikan dan 1% untuk dana sosial.

Pembagian porsi SHU kepada anggota disesuaikan dengan jumlah tabungan, dan

lamanya bergabung dalam LEM Sejahtera Andomesinggu. Anggota dikategorikan

tidak aktif apabila tidak membayar simpanan wajib selama tiga bulan dan tidak

menghadiri rapat LEM Sejahtera tanpa kabar. Pihak-pihak yang terlibat dalam

62

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

63

kepengurusan LEM Sejahtera diantaranya, Ketua, Sekretaris, Bendahara, Staf

unit usaha/dusun, Pembina dan pengawas LEM Sejahtera. Adapun struktur

organisasi LEM Sejahtera Andomesinggu dan struktur organisasi pembina dapat

terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Sumber: Data Sekunder LEM Sjahtera Andomesinggu

Gambar 4. Struktur organisasi LEM Sejahtera Andomesinggu

SEKRETARIS

Iskandar

KETUA

Sumandar

PENGURUS DUSUN

PEMBINA

Kades Suma Nicopo

BENDAHARA

Hasniati

BADAN PENGAWAS

Karasa (Ketua)

Muh Taher (Anggota)

Anto (Anggota)

STAF

Anwar

Safarudin

DUSUN I

Hasbullah

Mustaman

Muh. Amin

DUSUN II

Yupe

Sofyan

Muslimin

DUSUN III

Agus Sere

Daeng Malinta

63

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

64

Sumber: Data Sekunder Dinas Perkebunan SULTRA

Gambar 5. Struktur Organisasi Pembina LEM Sejahtera

Berdasarkan bagan diatas, setiap LEM Sejahtera akan memiliki Pembina

dan Penasehat. Ketua LEM Sejahtera akan menjalankan tugasnya didampingi oleh

sekretaris dan bendahara untuk setiap LEM Sejahtera. Kegiatan LEM Sejahtera

juga akan dibagi menjadi beberap bidang, seperti Bidang Program, Monev,

Pengendalian, Bidang Riset, Bidang Produksi dan lain-lain.

C. Strategi Pengembangan Usaha Biji Kakao Fermentasi

Penyusunan strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi

dirancang melalui analisis atau identifikasi faktor-faktor yang menunjang

pengembangan usaha biji kakao fermentasi dengan menggunakan analisis

SWOT, yang diuraikan dalam bentuk matriks IFAS (Internal Strategic Factors

Analysis Summery) dan EFAS (External Strategic Factors Analysis Summery).

Hal ini berfungsi menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk

64

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

65

merumuskan strategi pengembangn usaha biji kakao fermentasi oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

juga dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) pada

pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera

Andomesinggu.

C.1 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pengembangan

Usaha Biji Kakao Fermentasi

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan

berdasarkan kegiatan diskusi dan wawancara bersama reponden kunci yaitu

pembina LEM Sejahtera Andomesinggu dan Ketua LEM Sejahtera

Andomesinggu sebagai responden pendukung. Analisis dibedakan menjadi dua

yaitu dilihat berdasarkan keadaan internal dan eksternal LEM Sejahtera

Andomesinggu.

C.1.1 Matriks IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summery)

Untuk mengetahui tingkat kekuatan dalam kelemahan pengembangan

usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Andomesinggu, dilakukan pembobotan

dan rating terhadap unsur-unsur faktor kukuatan dan kelemahan sebagai

penilaian terhadap tingkat pengaruh bagi pengembangan usaha biji kakao

fermentasi.

65

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

66

Faktor-faktor yang meliputi kekuatan dan kelemahan pengembangan

usaha kakao fermentasi adalah sebagai berikut:

1) Kekuatan (Strenght)

Kekuatan yaitu mencakup kekuatan internal yang mendorong

pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera

Andomesinggu. Berdasarkan kegiatan wawancara dan diskusi bersama

responden penelitian yaitu ketua LEM Andomesinggu dan Ketua Pembina

LEM SULTRA, dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu yaitu; a) Ketersediaan lahan, b) Ketersediaan bibit,

c) Ketersediaan pupuk, d) Ketersediaan tenaga kerja, e) Ketersediaan peralatan

usaha, f) Usia petani yang produktif, g) LEM Sejahtera memiliki hubungan yang

baik dengan pelanggan pemasok, h) Kualitas kakao fermentasi yang tinggi, i)

LEM Sejahtera memberikan pelayanan yang baik, j) Keterampilan petani yang

baik, dan k) Tingginya dukungan pemerintah.

Luas lahan kakao yang dimiliki oleh LEM Sejahtera Andomesinggu saat

ini mencapai 400 Ha. Hal ini merupakan akumulasi dari lahan petani kakao yang

masuk dalam anggota LEM Sejahtera Andomesinggu. Selain itu, LEM Sejahtera

Andomesinggu juga memperoleh bibit kakao dari usaha pembibitan mereka

sendiri. Untuk pasokan input seperti pupuk dan pestisida diperoleh melalui subsidi

langsung dari pemerintah. Melalui subsidi langsung ini, dapat memutuskan rantai

pasok yang terlalu panjang.

Biasanya sebelum adanya LEM Sejahtera, subsidi pupuk dan pestisida

diperoleh melalui tengkulak yang membuat RDKK (Rencana Defenitif Kebutuhan

66

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

67

Kelompok), yang selanjutnya disalurkan ke distributor dan pedangang pengencer.

Panjangnya rantai pasok ini justru akan menguntungkan pedagang bukanlah

petani kakao. Untuk sarana produksi kakao fermentasi, LEM Sejahtera telah

mendapatkan peralatan dari beberapa pihak seperti perusahaan swasta maupun

pemerintah yang terdiri dari peti fermentasi, alat jemur atau para-para dan mesin

pengering kakao. Peti fermentasi kakao diperolah dari pihak perusahaan asing

yang berasal dari Jerman. Pihak Eropa bertujuan untuk melakukan kerjasama

dengan pihak Indonesia untuk mendapatkan kakao fermentasi dengan jumlah dan

kualitas yang baik, namun hal ini selalu terkendala pada adanya mavia kakao yang

selalu berusaha untuk meningkatkan harga kakao non fermentasi, sehingga petani

lebih memilih untuk tidak melakukan fermentasi. Pihak utama yang

membutuhkan kakao unfermented yaitu pihak perusahaan Amerika yang hanya

membutuhkan lemak kakao saja. Kini pemerintah sedang berusaha keras untuk

membangun kelembagaan yang kuat yang berkerjasama dengan beberapa pihak

lainnya seperti Bank Indonesia, BRI, BT Kakao Indonesia, PPKKI, kementrian

pertanian dan perkebunan serta pihak BUMN maupun perusahaan swasta lainnya.

2) Kelemahan (Weakness)

Kelemahan yaitu hambatan internal yang dapat menjadi kendala dalam

pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu.

Kelemahan-kelemahan yang dimaksud yaitu: a) Keterbatasan modal, b) Kualitas

bahan baku rendah, c) Tingkat pendidikan petani rendah, d) Pemasaran tidak

teroganisir, e) Intensitas penyuluhan yang masih minim, f) Sistem kurang

terintegrasi, g) Waktu produksi terlalu lama, dan g) Sulitnya proses fermentasi.

67

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

68

Keterbatasan modal usaha juga merupakan alasan terhambatnya kegiatan

fermentasi, untuk mengatasi masalah tersebut kini masyarakat menggunakan

strategi peran LEM Sejahtera menjadi tempat usaha simpan pinjam dari seluruh

anggota LEM Sejahtera. Petani yang tidak masuk sebagai anggota LEM Sejahtera

tidak dapat melakukan pinjaman maupun simpanan. Syarat utama untuk menjadi

anggota LEM Sejahtera yaitu; merupakan penduduk desa tempat LEM Sejahtera

berada, tidak tergabung dalam partai politik, PNS, maupun aparat desa, dan

berdomisili di desa lokasi LEM Sejahtera minimal dua tahun.

Kendala LEM Sejahtera Andomesinggu juga terdapat pada kualitas

pendidikan anggotanya. Mereka kesulitan mencari seorang sekretaris yang

memiliki kompetensi di bidangnya, sehingga biasanya ketualah yang mengerjakan

kegiatan sekretaris. Sulitnya kegiatan fermentasi juga menjadi alasan mengapa

petani tidak melakukan fermentasi kakao. Apabila terdapat satu sampai delapan

biji kakao yang tidak terfermentasi atau kategori unfermented dalam 100 gram

maka kakao tersebut tidak termasuk kakao fermentasi. Standar ini dirasa sangat

berat bagi para petani. Selain itu, proses fermentasi juga harus mendapatkan

kontrol yang baik, apabila kakao terfermentasi lebih beberapa jam dari waktu

fermentasi, maka biji kakao tersebut dikategorikan sebagai unfermented. Perlu

adanya strategi yang baik untuk mengembangkan usaha biji kakao fermentasi

kakao oleh LEM Sejahtera Andomesinggu.

Penentuan tingkat kelemahan dan kekuatan dilakukan dengan

pembobotan dan rating terhadap unsur-unsur faktor kekuatan dan kelemahan

sebagai penilaian terhadap tingkat pengaruh bagi pengembangan usaha biji kakao

68

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

69

fermentasi dalam mengambil keputusan terkait usaha tersebut. Nilai bobot dan

rating dari faktor internal dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Matrik IFAS

No. IFAS Rating Bobot Bobot x

Rating

1 Kekuatan

A Ketersediaan lahan 4 0.056 0.224

B Ketersediaan bibit 3 0.031 0.093

C Ketersediaan pupuk 3 0.032 0.097

D Ketersediaan tenaga kerja 3 0.040 0.119

E Ketersediaan peralatan usaha 4 0.054 0.218

F Usia petani yang produktif 4 0.051 0.206

G LEM Sejahtera memiliki hubungan yang baik

dengan pelanggan pemasok 4 0.049 0.194

H Kualitas kakao fermentasi 4 0.706 2.824

I LEM Sejahtera memiliki reputasi yang baik 4 0.051 0.206

J LEM Sejahtera memberikan pelayanan yang

baik 3 0.047 0.141

K Keterampilan petani yang baik 4 0.063 0.253

L Tingginya dukungan pemerintah 4 0.065 0.259

Skor Kekuatan 44 1.246 4.832

2 Kelemahan

M Keterbatasan modal 1 0.059 0.059

N Kualitas bahan baku rendah 1 0.068 0.068

O Tingkat pendidikan petani rendah 1 0.057 0.057

P Pemasaran tidak teroganisir 2 0.062 0.124

Q Intensitas penyuluhan yang masih minim 1 0.051 0.051

R Sistem kurang terintegrasi 1 0.056 0.056

S Waktu produksi terlalu lama 2 0.037 0.074

T Sulitnya proses fermentasi 1 0.056 0.056

Skor Kelemahan 10 0.445 0.544

Total 54 1 5.376

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa faktor kelemahan lebih besar

dibandingkan dengan faktor kekuatan (kekuatan 4,832 > kelemahan 0,544),

69

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

70

dengan demikian maka total faktor IFAS (peluang dan ancaman) pengembangan

usaha fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu adalah sebesar 5,376.

Tetapi, tentu faktor ini perlu lebih ditekankan lagi untuk menutupi atau

menghilangkan kelemahan dari usaha ini untuk mendapatkan hasil yang lebih

optimal. Berdasarkan nilai Tabel 8 juga dapat disimpulkan bahwa, kekuatan

(strength) dari LEM Sejahtera Andomesinggu harus lebih dimaksimalkan dan

meminimalkan kelemahan (weakness) terutama dukungan dari pemerintah.

C.1.2 Matriks EFAS (External Strategic Factors Analysis Summery)

Matriks EFAS merupakan alat analisis untuk mengetahui besarnya

peluang dan ancaman, dalam pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh

LEM Sejahtera Andomesinggu dengan pembobotan dan rating terhadap

unsur-unsur faktor peluang dan ancaman sebagai penilaian terhadap tingkat

pengaruh bagi para petani kakao dalam pengembangan usaha biji kakao

fermentasi. Matriks eksternal terdiri atas faktor peluang (opportunity) dan

ancaman (threat). Berikut gambaran peluang dan ancaman dari usaha kakao

fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu:

1) Peluang (Opportunuities)

Peluang adalah kesempatan-kesempatan yang bersifat eksternal yang

dapat menunjang dalam pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM

Sejahtera. Peluang tersebut meliputi: a) Permintaan konsumen yang cenderung

meningkat, b) Kerjasama dengan kelompok tani dalam

pengembangan LEM (pengumpulan hasil panen/dan kegiatan fermentasi),

70

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

71

c) Ketersediaan infrastrktur, d) Ketersedian jasa pendukung, e) Kebijakan

pemerintah daerah yang mendukung usaha biji kakao fermentasi, f) Jangkauan

pasar (lokal dan ekspor), dan g) Menambah relasi/kerjasama.

Permintaan konsumen akan kakao fermentasi sesungguhnya sangat besar,

baik permintaan ekpor maupun lokal. Kakao fermentasi sangat dibutuhkan oleh

pihak Eropa yang memang sangat membutuhkan kakao yang memiliki kualitas

yang baik. Akan tetapi, permintaan tersebut harus dipenuhi minimal 15 ton untuk

satu kali pengiriman. Sedangkan untuk perusahaan lokal seperti PT Kalla Kakao

Industri (PT. KKI), hanya memberikan pesyaratan sebesar 7 ton per satu kali

pengiriman. Hal ini dilakukan karena keterbatan kapasitas kerja dan fungsi mesin.

Mesin pengolahan kakao harus senantiasa berkerja secara efektif dan efisien.

Selain itu, LEM Sejahtera Andomesinggu juga dapat berkerjasama dengan LEM

Sejahtera lainnya seperti LEM Sejahtera Titinea, LEM Sejahtera Pinanggosi,

LEM Sejahtera Tinete, LEM Sejahtera Puremasubur, LEM Sejahtera Iwoi

Menggura dan LEM Sejahtera lainya untuk bersama-sama melakukan fermentasi

kakao dalam memenuhi kebutuhan dari konsumen.

2) Ancaman (Threat)

Ancaman (threat) adalah penghalang atau kendala yang mungkin akan

terjadi pada LEM Sejahtera Andomesinggu dalam pengembangan usaha biji

kakao fermentasi. Ancaman tersebut meliputi: a) Biaya produksi semakin tinggi,

b) Alih fungsi lahan (termasuk, munculnya tanaman baru), c) Serangan hama dan

penyakit, d) Perubahan cuaca, e) Bencana alam, f) Tingginya tingkat tawar

menawar dari pembeli, g) Munculnya pesaing baru yang bisa memberikan mutu

71

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

72

kakao yang lebih baik (lokal maupun luar negeri), h) Panjangnya rantai pasar, dan

i) Mavia kakao. Sesungguhnya untuk ancaman bencana alam, dan perubahan

cuaca tidak terlalu berpengaruh pada perkembangan usaha biji kakao fermentasi.

Justru ancaman yang besar yaitu panjangnya rantai pasar dan mavia kakao yang

sesungguhnya sudah mengakar dalam masyarakat. Mavia kakao senantiasa

berusaha menekan petani untuk tidak melakukan fermentasi. Bahkan jaringan

mavia kakao sampai pada wilayah terpencil untuk mendapatkan hasil yang

maksimal, khususnya biji kakao unfermented. Dapat dibayangkan betapa besarnya

tekanan yang diperoleh petani kakao. Mulai dari tekanan harga output sampai

pada harga input yang sengaja diatur oleh mavia kakao. Apabila tidak ada

kelembagaan petani yang kuat maka Indonesia akan tetap menjadi produsen kakao

dengan kuantitas terbesar namun dengan kualitas yang terburuk. Mavia kakao

juga senantiasa berusaha untuk mendoktrin pola pikir petani untuk tidak

melakukan fermentasi melalui gurita tata niaga yang menyebarkan isu bahwa

kegiatan fermentasi kakao sangat sulit untuk dilakukan dan membutuhkan waktu

yang lama. Sementara, kegiatan fermentasi hanya membutuhkan waktu satu

minggu dan tidak membutuhkan tenaga yang besar. Hal ini dikarenakan proses

fermentasi hanya butuh didiamkan dan diaduk setiap dua hari, sehingga aktivitas

petani yang lainya tidak terganggu.

Peluang dan ancaman dapat diketahui dengan pembobotan dan

peretingan terhadap unsur-unsur faktor peluang dan ancaman sebagai penilaian

terhadap tingkat pengaruh bagi usaha biji kakao fermentasi. Nilai bobot dan rating

dari faktor eksternal dapat terlihat pada Tabel 11.

72

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

73

Tabel 11. Matrik EFAS

No. EFAS Rating Bobot Bobot x

Rating

1 Peluang

A Permintaan konsumen yang cenderung

meningkat 3 0.077 0.231

B

Kerjasama dengan kelompok tani dalam

pengembangan LEM Sejahtera

(pengumpulan hasil

panen/dan kegiatan fermentasi)

4 0.079 0.317

C Ketersediaan infrastrktur 4 0.067 0.267

D Ketersedian jasa pendukung 4 0.044 0.175

E Kebijakan pemerintah daerah yang

mendukung usaha biji kakao fermentasi 4 0.085 0.342

F Jangkauan pasar (Lokal dan Ekspor) 3 0.081 0.244

G Menambah relasi/kerjasama 4 0.079 0.317

Skor Peluang 26 0.513 1.892

2 Ancaman

H Biaya produksi semakin tinggi 1 0.058 0.058

I Alih fungsi lahan (termasuk, munculnya

tanaman baru) 3 0.054 0.163

J Serangan hama dan penyakit 3 0.065 0.194

K Perubahan cuaca 2 0.048 0.096

L Bencana alam 4 0.033 0.133

M Tingginya tingkat tawar menawar dari

pembeli. 2 0.052 0.104

N

Munculnya pesaing baru yang bisa

memberikan mutu

kakao yang lebih baik (lokal maupun luar

negeri)

4 0.035 0.142

O Panjangnya rantai pasar 2 0.063 0.125

P Mavia kakao 1 0.079 0.079

Skor Ancaman 22 0.488 1.094

Total 48 1 2.985

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor peluang sedikit lebih

besar dari pada faktor tantangan (peluang 1,892 > ancaman 1,47). Dengan

73

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

74

demikian maka nilai total faktor eksternal usaha biji kakao fermentasi oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu adalah 2,985.

Faktor peluang tersebut harus dimanfaatkan oleh petani untuk

meningkatkan perekonomian dan taraf hidup petani. Peluang utama yang perlu

dimanfaatkan yaitu peluang relasi atau kerjasama dengan pihak lainnya temasuk

LEM Sejahtera lainnya, KKI dan pihak permerintah yang multifungsi, baik

sebagai sumber modal termasuk penyedia sarana dan prasarana usaha biji kakao

fermentasi, penentu kebijakan, dan sumber pembinaan keterampilan petani.

Sedangkan, ancaman yang perlu dihindari yaitu adanya mavia kakao melalui

penjualan kakao tanpa fermentasi kepada pedangang pengumpul, serta ancaman

lainnya termasuk hama dan penyakit tanaman kakao yang mungkin menyerang

tanaman kakao bahkan pada tingkat merugikan.

C.2 Matriks Strategi Pengembangan Usaha Biji Kakao Fermentasi

Berdasarkan pembobotan dan rating pada Tabel 8 dan Tabel 9

menunjukkan bahwa nilai faktor internal yang diperoleh lebih besar dari nilai

eksternal (IFAS 5,376 > EFAS 2,985). Hal ini menggambarkan bahwa faktor

internal yang terdiri atas peluang dan ancama LEM Sejahtera Andomesinggu

memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan usaha biji kakao

fermentasi. Penyusunan strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi

dirancang dengan menggunakan menggunakan tiga alat penyusunan strategi yaitu

alat analisis menggunakan matriks IE matriks SWOT dan matrik grand strategy.

Adapaun strategi yang cocok untuk diterapkan untuk pengembangan usaha biji

74

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

75

kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu berdasarkan ketiga matriks

tersebut yaitu:

C.2.1 Matriks Internal-Eksternal (IE)

Penentuan strategi menggunakan alat analisis IE dapat dilakukan dengan

menentukan titik dimensi dari faktor internal dan faktor ekstenal. Berdasarkan

pembobotan dan peretingan dari faktor eksternal dan internal LEM Sejahtera

Andomesinggu maka, faktor internal (5,376) lebih besar dibandingkan dengan

faktor ekternal (2,985). Selanjutnya kedua faktor tersebut menghasilkan diagram

kartesian yaitu 4,289 : 0,798 yang diperoleh dari:

Berdasarkan titik koordinat tersebut maka strategi yang tepat terdapat

pada dimensi Sel 7 (lihat Gambar 3). Dimensi Sel 7 (diversifikasi konsetris)

menggambarkan bahwa LEM Sejahtera Andomesinggu memiliki posisi

kompetitif sangat kuat tetapi nilai daya tarik pasar rendah. Hal ini dikarenakan

beberapa kendala yang yang harus dihadapi terutama masalah sulitnya proses

fermentasi, kriteria jumlah penjualan kakao fermentasi yang diberi standar

Titik Koordinat = IFAS : EFAS

Sumbu X = subtotal strength – subtotal weakness

= 4,832 – 0,544

= 4,289

Sumbu Y = subtotal opportunities – subtotal threat

= 1,892 – 1,094

= 0,798

75

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

76

minimal 15 ton per satu kali penjualan untuk perusahaan lain, sedangkan KKI

yaitu hanya sebesar 7 ton serta adanya mavia kakao. Langkah yang dapat

ditempuh yaitu dengan menerapkan prinsip penciptaan sinergi (2+2=5) dengan

harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak

keuntungan dari pada jika melakukannya sendiri-sendiri. Hal ini berarti bahwa

LEM Sejahtera andomesinggu harus membuat kerjasama dengan pihak LEM

Sejahtera lainnya untuk memenuhi persyaratan pasar. Sesungguhnya untuk

memenuhi kebutuhan pasar tersebut sangat mudah karena produksi kakao yang

besar. Bahkan untuk satu petani mampu menghasilkan 1 ton kakao per satu kali

masa panen per hektar, namun karena terkendala pada sedikitnya petani yang

memiliki keyakinan akan kejelasan harga kakao, maka jumlah petani yang

melakukan fermentasi sangatlah sedikit. Oleh karena itu, butuh kerjasama antar

LEM Sejahtera untuk mengatasi masalah tersebut. Kerjasama akan berjalan

dengan baik apabila petani kakao berkomitmen untuk menghasilkan kakao

fermentasi dengan kualitas yang seragam dan jumlah yang besar, sehingga

pemerintah hanya menerapkan atau mengeluarkan SOP. Apabila petani telah

menghasilkan kakao fermentasi dengan kualitas yang seragam dan jumlah yang

besar maka masalah ketidakjelasan pasar akan teratasi. Pasar akan tertarik untuk

menginvestasikan dan membeli kakao tersebut bahkan hanya melalui pemasaran

online.

76

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

77

C.2.2 Matriks SWOT (Strength-Weaknees-Opportunity-Threat)

Formulasi upaya pengembangan usaha biji kakao fermentasi juga dapat

dirancang dengan menggunakan matrik TOWS atau SWOT. Matrik ini

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan faktor IFAS dan EFAS oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu. Dalam hal ini bagaimana meningkatkan dan memanfaat

faktor kekuatan dan peluang serta meminimalisir faktor kelemahan dan ancaman.

Formulasi strategi pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera

Andomesinggu dapat dibentuk menjadi empat jenis strategi yaitu bersifat SO, ST,

WO, dan bersifat WT. Mekanisme keempat strategi tersebut dituangkan dalam

bentuk matriks SWOT pada Tabel 10.

77

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

78

Tabel 10. Matrik SWOT

KEKUATAN (S)

KELEMAHAN (W)

FAKTOR KUNCI

INTERNAL

FAKTOR KUNCI EKSTERNAL

a) Ketersediaan lahan, b) Ketersediaan bibit, c) Ketersediaan pupuk, d) Ketersediaan tenaga kerja, e) Ketersediaan peralatan

usaha, f) usia petani yang produktif, g) LEM Sejahtera memiliki

hubungan yang baik dengan pelanggan pemasok,

h) Kualitas kakao fermentasi, i) LEM memberikan pelayanan

yang baik, j) Keterampilan petani yang

baik, dan k) Tingginya dukungan

pemerintah.

a) Keterbatasan modal, b) Kualitas bahan baku yang

rendah, c) Tingkat pendidikan petani

rendah, d) Pemasaran tidak

teroganisir, e) Intensitas penyuluhan yang

masih minim, f) Sistem kurang terintegrasi, g) Waktu produksi terlalu

lama, dan h) Sulitnya proses

fermentasi.

PELUANG (O)

STRATEGI S-O

STRATEGI W-O

a) Permintaan konsumen yang

cenderung meningkat, b) Kerjasama dengan kelompok

tani dalam pengembangan LEM (pengumpulan hasil panen/dan kegiatan fermentasi),

c) Ketersediaan infrastrktur, d) Ketersedian jasa pendukung, e) Kebijakan pemerintah

daerah yang mendukung usaha biji kakao fermentasi,

f) Jangkauan pasar (lokal dan ekspor), dan

g) Menambah relasi/kerjasama.

a) Melakukan ekspansi produksi biji kakao fermentasi dengan berbagai sumber input dan peralatan yang tersedia,

b) Memperluas kerjasama dengan beberapa pihak lainnya termasuk LEM lain

c) Meningkatkan kualitas petani melalui pembinaan dari pihak pemerintah

a) Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan

b) Melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao

c) Membuat usaha simpan pinjam dengan anggota LEM Sejahtera untuk menambah modal usaha dan kolektivitas produk lokal

ANCAMAN (T)

STRATEGI S-T

STRATEGI W-T

a) Biaya produksi semakin

tinggi, b) Alih fungsi lahan (termasuk,

unculnya tanaman baru), c) Serangan hama dan

penyakit, d) Perubahan cuaca, e) Bencana alam, f) Tingginya tingkat tawar

menawar dari pembeli, g) Munculnya pesaing baru

yang bisa memberikan mutu kakao yang lebih baik (lokal maupun luar negeri),

h) Panjangnya rantai pasar, dan i) Mavia kakao.

a) Membuat jejaring LEM Sejahtera lainnya untuk memutuskan rantai pasok dan rantai pemasaran yang terlalu panjang akibat adanya mavia kakao,

b) Membuat usaha lainnya untuk menutupi biaya produksi yang besar

c) Menerapkan program resi gudang

a) Perekrutan anggota LEM Sejahtera sebanyak mungkin untuk penguatan kelembagaan

b) Melakukan pendampingan secara berkelanjutan melalui evaluasi pemerintah (pembina LEM Sejahtera)

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 10 menjelaskan bahwa

alternatif strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha biji kakao

fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu yaitu sebagai berikut:

78

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

79

1. Strategi Strength - Weakness (S - O)

Ekspansi produk biji kakao fermentasi merupakan salah satu strategi

untuk meningkatkan pendapatan LEM Sejahtera Andomesinggu. Kegiatan

ekspansi yang dimaksud yaitu menambah jumlah produksi kakao fermentasi, serta

usaha peningkatan kualitas dan jenis produk kakao. Strategi ini didukung dengan

ketersediaan peralatan serta faktor produksi lainnya seperti lahan perkebunan, biji

kakao, ketersediaan pupuk dan ketersediaan faktor produksi lainnya. Strategi

ekspansi juga bermaksud menyebarkan budaya fermentasi pada petani kakao

lainnya, baik di Desa Andomesinggu maupun di desa lainnya.

Pembentukan lembaga LEM Sejahtera di beberapa desa juga dapat

dijadikan sebagai peluang yang besar untuk membangun jejaring antar LEM

Sejahtera untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen akan biji kakao

fermentasi. Terlebih dengan aturan bahwa penjualan dan pengiriman kakao ke

KKI yaitu sebesar 7 ton, sedangkan perusahaan lainnya yaitu sebesar 15 ton. Oleh

karena itu setiap LEM Sejahtera harus membangun kerjasama yang kuat untuk

memenuhi standar, bahkan melebihi standar tersebut. Hal ini akan menarik petani

lainnya untuk bergabung dalam LEM Sejahtera, serta turut berperan dalam upaya

pengembangan usaha biji kakao fermentasi di Indonesia. Dibutuhkan peran

pemerintah khususnya dari berbagai pihak untuk turut memberikan pendampingan

kepada para petani. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa perusahaan dan

instansi terkait lainnya yang juga berkerjasama dengan LEM Sejahtera. Hal ini

dikarenakan LEM Sejahtera tidak dijadikan sebagai lembaga uni-importance

tetapi multi-importance. Maknanya, semua instansi memiliki tanggungjawab

79

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

80

yang sama terhadap LEM Sejahtera, bukan hanya tanggungjawab Dinas

Perkebunan semata.

2. Strategi Weakness - Opportunity (W - O)

Pendirian LEM Sejahtera Andomesinggu juga mampu melakukan

destrukturisasi lembaga kecil atau persial menjadi lembaga yang kuat, sehat,

optimis, mandiri dan kaya. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh LEM

Sejahtera Andomesinggu yaitu dengan melakukan tindakan ekstensifikasi dan

intensifikasi termasuk pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao, guna

menjamin ketersediaan input biji kakao fermentasi dengan kualitas yang baik.

Pembuatan usaha lainnya juga dapat dilakukan oleh LEM Sejahtera guna

menambah modal usaha, seperti usaha simpan pinjam, pengembangan industri

pembibitan tanaman kakao, usahatani lainnya dan sebagai agen saprodi. Usaha ini

secara langsung menambah kolektivitas dan konektivitas produk pedesaan

sekaligus menggali potensi yang ada di desa Andomesinggu.

3. Strategi Strength - Threat (S - T)

Melalui faktor kekuatan dan ancaman, hal yang dapat dilakukan oleh

LEM Sejahtera Andomesinggu yaitu dengan melakukan jejaring antar LEM guna

meningkatkan sistem kebersamaan pembangunan ekonomi dengan perencanaan

yang partisipatif. Melalui jejaring antar LEM Sejahtera beberapa produk unggulan

maupun sampingan di Desa Andomesinggu dapat terserap dengan baik, untuk

menambah pendapatan para petani dengan menjualnya kepada LEM Sejahtera

jenis lainnya seperti LEM Sejahtera Kelapa, LEM Sejahtera Bawang, LEM

80

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

81

Sejahtera Tanaman Pangan dan jenis LEM Sejahtera lainnya. Gambar pola

jejaring antar LEM terlihat pada Gambar 6:

Sumber: Data Sekunder Dinas Perkebunan SULTRA

Gambar 6. Pola Jejaring Antar LEM Sejahtera

Gambar 6 menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan sumberdaya yang

ada di desa, perlu adanya jejaring antar LEM Sejahtera yang berbeda jenis produk

unggulannya. Setiap desa pasti memiliki berbagai sumberdaya termasuk

sumberdaya unggulan (sumberdaya yang banyak diproduksi) maupun

nonunggulan. Berangkat dari hal itulah, maka sumberdaya nonunggulan akan

dijual pada desa atau LEM Sejahtera yang mengungulkan produk tersebut di LEM

Sejahtera lainnya. Contoh LEM Sejahtera Kakao memiliki produk unggulan

kakao, di sisi lain ada produk lainnya yang jumlahnya sedikit dan dianggap

kurang bernilai di desa tempat LEM Sejahtera Kakao, seperti kelapa, mete, cabe,

dan bawang. Untuk meningkatkan nilai dari produk nonunggulan dan

81

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

82

memanfaatkan kolektivitas sumberdaya desa, maka LEM Sejahtera menjual

produk nonunggulan tersebut ke LEM Sejahtera yang mengunggulkan produk

tersebut, termasuk di LEM Sejahtera bawang, LEM Sejahtera Mete, dan LEM

Sejahtera Cabe. Hal ini juga akan menguntungkan LEM Sejahtera lainnya melalui

penambahan pasok produk. Berdasarkan matriks SWOT strengths dan treaths

dapat ditarik strategi bahwa LEM Sejahtera Andomesinggu juga perlu untuk

menerapkan sistem resi gudang. Sistem resi gudang adalah program Jakarta yang

berfungsi untuk memberikan pendanaan atau kredit usaha bagi petani kakao

melalui surat berharga atau sertifikat yang menyatakan bahwa petani tersebut

memiliki kakao fermentasi dengan jumlah tertentu di gudang pengelolaan LEM

Sejahtera. Kredit yang diberikan sebesar 70% dari nilai kakao yang disimpan atau

ditampung. Melalui sistem ini petani kakao yang melakukan fermentasi akan

merasa terjamin untuk melakukan proses fermentasi dengan kualitas yang

seragam dan jumlah yang besar.

4. Strategi Weakness – Threat (W - T)

Strategi awal yang dapat dilakukan oleh LEM Sejahtera Andomesinggu

guna memperkuat kelembagaan usaha yaitu, dengan melakukan perekrutan

anggota LEM Sejahtera sebanyak mungkin yang ada di desa tersebut. Hal ini

berguna untuk menghilangkan lembaga yang parsial, berskala kecil, berdaya saing

lemah serta memiliki modal yang terbatas. Perekrutan juga digunakan untuk

menambah jaringan budaya fermentasi yang ada di Desa Andomesinggu melalui

pembinaan secara berkelanjutan oleh beberpa pihak Pembina seperti Ditjenbun,

82

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

83

Ditjen PPHP, Dekaindo, PPKKI, Pemda SULTRA BI, Puslit Kota, dan

perusahaan lainnya yang memiliki kepentingan di dalamnya.

C.2.3. Matrik Grand Strategy

Penentuan strategi menggunakan matrik grand strategy juga

menggunakan titik koordinat, yang dapat dilakukan dengan menentukan kuadran

dari faktor internal dan faktor ekstenal. Berdasarkan pembobotan dan peretingan

dari faktor eksternal dan internal LEM Sejahtera Andomesinggu maka titik

koordinatnya sama dengan titik koordinat IE yaitu 4,289 : 0,798 berada pada

diagram I (lihat Gambar 7). Adapun gambaran diagram matrik grand strategy

dapat dilihat pada Gambar 7.

83

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

84

2.0

1.5

1.0

0.7

0.5

4.2

1.0 2.0 3.0 4.0

Sumber: Data Primer Olahan, 2015

Gambar 7. Diagram Keputusan Matrik Grand Strategy

Berdasarkan diagram tersebut menggambarkan bahwa LEM Sejahtera

Andomesinggu berada pada posisi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut

memiliki kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang besar berupa

ketersediaan input (biji kakao) dan sarana teknologi, dukungan pemerintah,

serta lingkup kerjasama yang besar. Strategi yang harus diterapkan dalam

kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth

oriented strategy). Strategi ini dilakukan untuk membentuk mental para petani

untuk lebih optimis dalam melakukan pengembangan usaha biji kakao

fermentasi dengan kualitas yang seragam dan dengan jumlah yang besar secara

berkelanjutan. Melalui kegiatan seperti ini maka konsumen dalam hal ini

perusahaan yang membutuhkan biji kakao fermentasi kan tertarik untuk

melakukan kerjasama, bukan hanya sebagai penerima produk tetapi juga dapat

memberikan binaan bahkan bantuan dana dan output lainnya. Namun, kondisi

Opportunity

Strength Weakness

Threat

Kuadran I Mendukung strategi

agresif dan integrasi

vertikal

84

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

85

ini juga menggambarkan bahwa usaha ini sesungguhnya tidak memiliki daya

tarik bagi petani sehingga competitive position sangat rendah. Kondisi ini

disebabkan petani takut gagal melakukan fermentasi karena pola pikir yang

salah bahwa proses fermentasi cukup sulit untuk dilakukan dan membutuhkan

waktu yang lama. Oleh karena itu, strategi awal yang harus dilakukan oleh

LEM Sejahtera Andomesinggu yaitu dengan mengajak seluruh petani untuk

bergabung dalam LEM Sejahtera serta memberikan masukan kepada petani

kakao melalui kegiatan pendampingan dengan tujuan untuk menanamkan

budaya fermentasi kakao. Perekrutan bertujuan untuk menambah modal usaha

melalui simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Selain itu,

perekrutan juga berfungsi untuk menambah jumlah petani yang berkomitmen

untuk melakukan fermentasi seutuhnya guna meningkatkan kualitas dan harga

kakao Indonesia.

Langkah strategi yang juga dapat dilakukan yaitu dengan strategi

integrasi vertikal. Strategi ini dilakukan dengan cara backward integration

(mengambil alih fungsi suplier) atau dengan cara fordward integration

(mengambil alih fungsi distributor atau pedangang pengumpul). Dalam hal ini

LEM Sejahtera Andomesinggu dengan cara petani harus menjual hasil kakao

fermentasi mereka kepada konsumen secara langsung dalam hal ini perusahaan

(PT KKI atau BT Kakao Indonesia). harus memutuskan rantai pasok dan rantai

pemasaran yang terlalu panjang. Hal ini berfungsi untuk mengurangi biaya

pemasaran yang besar serta subsidi input dapat dirasakan oleh petani secara

langsung tanpa adanya perantara yang mengambil keuntungan yang lebih.

85

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

86

Strategi ini juga merupakan langkah yang ampuh dalam menekan adanya

tekanan mavia kakao yang memaksa petani untuk menjual kakao unfermented.

86

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

87

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Biji Kakao Fermentasi oleh LEM Sejahtera Desa Andomesinggu, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan (strength) utama LEM Sejahtera

Andomesinggu dalam mengembangkan usaha biji kakao fermentasi yaitu

ketersediaan faktor-faktor produksi seperti lahan, pupuk, bibit dan tenaga

kerja yang produktif, ketersediaan peralatan usaha, serta tingginya dukungan

pemerintah. Sedangkan yang menjadi kelemahan (weakness) utama yaitu

pemasaran yang tidak teroganisir dan kurang terintegrasi, serta sulit dan

tingginya standar biji kakao fermentasi. Faktor-faktor peluang

(Opportunities) utama LEM Sejahtera dalam mengembangkan usaha biji

kakao fermentasi yaitu permintaan konsumen yang cenderung meningkat

serta jejaring LEM Sejahtera Andomesinggu yang luas. Sedangkan Faktor-

faktor ancamannya (Threat) yaitu panjangnya rantai pasok dan pemasaran biji

kakao fermentasi, dan adanya mavia kakao yang terus menekan petani untuk

tidak melakukan kegiatan fermentasi kakao.

2. Strategi yang perlu diterapkan oleh LEM Sejahtera Andomesinggu

berdasarkan analisis matriks SWOT, matrik IE dan matrik grand strategy

untuk mengembangkan usaha biji kakao fermentasi yaitu:

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

88

a. LEM Sejahtera perlu menanamkan komitmen yang kuat untuk melakukan

fermentasi dengan kualitas yang seragam dan jumlah yang besar untuk

menarik konsumen.

b. LEM Sejahtera Andomesinggu perlu menerapkan prinsip penciptaan

sinergi membangun jejaring antar LEM Sejahtera.

c. Melakukan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan

petani kakao dalam melakukan kegiatan fermentasi kakao oleh beberapa

pihak terkait seperti Ditjenbun, Ditjen PPHP, Dekaindo, PPKKI, Pemda

SULTRA BI, Puslit Kota, dan perusahaanlainnya yang memiliki

kepentingan di dalamnya.

d. Melakukan perekrutan anggota LEM Sejahtera sebanyak mungkin yang

ada di desa tersebut.

e. Menerapkan strategi integrasi vertikal (backward integration dan forward

integration) untuk memutuskan rantai pasok dan rantai pemasaran yang

terlalu panjang. Hal ini juga sekaligus menekan adanya mavia kakao.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan dengan meilihat kondisi dan analisis strategi

pengembangan usaha biji kakao fermentasi oleh LEM Sejahtera Andomesinggu

yaitu sebagai berikut:

1. Bagi LEM Sejahtera Andomesinggu agar berkomitmen untuk melakukan

pengembangan usaha biji kakao fermentasi dengan menerapkan strategi

jejaring antar LEM untuk membantu mengatasi segala kendala yang dihadapi.

Selain itu, agar menerapkan strategi yang baik dalam penguatan lembaga,

88

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

89

tidak hanya peningkatan kapasitas anggota LEM Sejahtera Andomesinggu

tetapi juga penguatan motivasi untuk lebih maju dan berfikir optimis untuk

menjadikan petani kakao lebih sejahtera.

2. Bagi pemerintah agar senantiasa mendukung dan melakukan pendampingan

kepada LEM Sejahtera Andomesinggu untuk mengembangkan usaha biji

kakao fermentasi, dan penguatan LEM Sejahtera.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperdalam aspek kajian analisis

Manajemen stok kakao fermentasi sehingga dapat lebih berguna bagi

masyarakat khususnya bagi petani kakao.

89

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

90

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim., Teguh, Wijanarko., Sutisna, Entis. 2009. Petunjuk Teknis Budi Daya

Dan Pasca Panen Kakao Mendukung Rencana Usaha Bersama

Program Usaha Agribisnis Perdesaan. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Sulawesi Tenggara Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Departemen Pertanian.

Andréas GIL1, Luisa Fernanda ROJAS2; Lucia ATEHORTUA2, Julián

LONDOÑO*1. 2011. Effect of Fermentation and Sun Drying on

Phytochemical Composition of Native Colombian Cocoa Universidad

de Antioquia, Grupo de Investigación en Sustancias Bioactivas

(GISB), Sede de Investigación Universitaria (SIU), AA 1226 Medellín,

Colombia 2. Universidad de Antioquia, Grupo Biotecnología, Sede de

Investigación Universitaria (SIU), AA 1226 Medellín, Colombia * Tel-

fax number: 574-2196591, e-mail [email protected]. Written for

presentation at the 2011 CIGR Section VI International Symposium on

Towards a Sustainable Food Chain Food Process, Bioprocessing and

Food Quality Management.

Asmiati. 2012. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Ubi Kayu di Kecamatan

Batauga Kabupaten Buton. Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.

Assauri, S., 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Kolaka Timur dalam Angka. BPS.

Kendari.

Bambang, Ir. 2010. Wujudkan Kejayaan Petani Melalui LEM Sejahtera. Dinas

Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara. Kendari.

David, John., Puspa, Ria., Ayu, Sri. 2013. Pengaruh Cara Pengolahan Kakao

Fermentasi dan Non Fermentasi Terhadap Kualitas, Harga Jual

Produk pada Unit Usaha Produktif (UUP) Tunjung Sari, Kabupaten

Tabanan. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Udayana Jln. PB. Sudirman Denpasar 80232 Bali Email :

[email protected].

Didu MS. 2001. Rancang bangun sistem penunjang keputusan pengembangan

agroindustri kelapa sawit untuk perekonomian daerah. [disertasi].

Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

91

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Pedoman Budi Daya Tanaman Kakao.

Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Drummond, Evan., Goodwin, John. 2004. Agricultural Economics Second

Edition. Prentice Hall. New Jersey 07458.

Febryano, Indra. 2007. Analisis Finansial Agroforestri Kakao di Lahan Hutan

Negara dan Lahan Milik. Financial Analysis of Cocoa Agroforestry

in State Forest Land and Private Land. Program Studi Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Lampung. Jurnal Perennial,

4(1) : 41-47.

Fauziansyah. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pada Kedai Iga

Bakar Mang Opan Dalam Meningkatkan Volume Penjualan (Pendekatan Analisis Swot Pada Kedai Iga Bakar Mang Opan). Universitas Pendidikan Indonesia.

Freddy, Rangkuti. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit

PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hariyati, Yuli. 2006. Pendapatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Petani

Melakukan Fermentasi Kakao di Kabupaten Jembrana. Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember

[email protected].

Hasizah. A., Rahim. Darma. 2011. Prospek Industri Pengolahan Kakao di

Makassar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha, Industry prospect of

cocoa processing in Makassar: Financial feasibility potential

analysis. Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, email

[email protected] 2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, email:

[email protected]. Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 2089-0036.

Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar evaluasi proyek. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kartasapoetra, G., 1998. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Bina Aksara.

Jakarta

Komisi Pengawas Persaingan Usaha. 2009. Background Paper Kajian Industri

Dan Perdagangan Kakao. Komisi pengawas persaingan usaha

republik Indonesia.

Kotler. 1999. Museum Strategy and Marketing. California Academy of Sciences.

Volume 41, Issue 4, pages 279–282.

91

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

92

Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera Sulawesi Tenggara. 2013.

Penguatan Kelembagaan Petani “Lembaga Ekonomi Masyarakat

(LEM) Sejahtera” dalam Mendukung Hilirisasi Kakao. Jakarta.

Marimin, 2004. Teknik dan aplikasi pengambilan keputusan. Keriteria majemuk.

Jakarta: Penerbit PT Grasindo.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing

Mochtar, Hasizah., Darma, Rahim. 2011. Prospek Industri Pengolahan Kakao di

Makassar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha. Industry prospect of

cocoa processing in Makassar: Financial feasibility potential

analysis. 1 Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, email

[email protected] 2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, email:

[email protected]. Jurnal Agrisistem, Juni 2011, Vol. 7 No. 1

ISSN 2089-0036.

Moehar, D. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mulyono, 1998. Reformasi sistem ekonomi dan kapitalisme menuju ekonomi

kerakyatan. Aditya Media. Yogyakarta.

Nurmianto, Eko., Arman, Nasution. Perumusan Strategi Kemitraan Menggunakan

Metode AHP dan SWOT (Studi Kasus pada Kemitraan PT. INKA

dengan Industri Kecil Menengah di Wilayah Karesidenan Madiun).

Program Pascasarjana, Program Studi Manajemen Industri, ITS,

Surabaya E-mail: [email protected], [email protected].

Jurnal Teknik Industri vol. 6, no. 1, Juni 2004: 47 - 60

Padangaran, A.M, 2008. Manajemen proyek pertanian. PPS Unhalu.

Penny M. Kris-Ethertona and Carl L. Keenb. 2002. Nutrition Department, The

Pennsylvania State University, University Park, Pennsylvania, and

bDepartment of Nutrition, University of California-Davis, Davis,

California, USA. Correspondence to Penny M. Kris-Etherton,

Nutrition Department, The Pennsylvania State University, University

Park, PA 16802, USA E-mail: [email protected] Current Opinion in

Lipidology 2002, 13:41±49.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Kiat Mengatasi Permasalahan

Praktis Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Penerbit AgroMedia

Pustaka. Tangerang.

Rahim, A dan D.R.D. Hastuti. 2007. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika

Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

92

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

93

Rangkuti, F., 1997. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rosane F, Schwan and Alan E. Wheals. 2010. The Microbiology of Cocoa

Fermentation and its Role in Chocolate Quality. Critical Reviews in

Food Science and Nutrition,44:205–221(2004) Copyright;

TaylorandFrancisInc. ISSN:1040-8398

DOI:10.1080/10408690490464104. England.

Saaty.T.L, 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin, Proses Hierarki

Analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks.

Pustaka Binaman Presindo. Jakarta.

Setiawati, Rini., Bintoro, Djoefrie., Hartrisari. 2007. Penentuan Produk Unggulan

Berbasis Kakao Sebagai Alternatif untuk Meningkatkan Pendapatan

Industri Kecil Menengah. IPB. Bogor. Jurnal MPI Vol. 2.

Soeharto I, 2002. Studi kelayakan proyek industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Soemitro, D., 2000. Ekonomi Pembangunan. PT. Pembangunan. Jakarta.

Sutoyo S. 1993. Studi kelayakan proyek: teori dan praktek. Jakarta: PT. Pustaka

Binaman Pressindo.

Sukotjo, Endro., Palilati, Alida., Djukrana., Saleh, Salma., Hatami, La. 2014. The

Engineering of Organization to Increase Added the Value Cocoa

Beans in South Konawe Regency . Department of Management,

Faculty of Business and Economics, Halu Oleo University, Kendari,

Southeast Sulawesi, Indonesia. International Journal of Science and

Research (IJSR) ISSN (Online): 2319-7064 Impact Factor (2012):

3.358.

Suryantini, A dan Zulkarnain, I. 2011. Analisis Nilai Tambah dan Strategi

Pengembangan Produk Turunan VCO di PT. Tropica Nucifera

Industri Yokyakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian

Sosial Ekonomi Peratanian. UGM Yogyakarta.

Teguh, yuono. 2015. Proses Pembibitan Tanaman Kakao.

http://alamtani.com/pembibitankakao.htmlhttp://alamtani.com/pembib

itan-kakao.html. Diakses Pada Tanggal 13 April 2015.

Tuwo, Muhammad Akip. 2011. Ilmu Usahatani Teori dan Aplikasi Menuju

Sukses. Unhalu Press. Kendari.

93

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

94

Vita. 2013. Efisiensi Saluran Pemasaran Biji Kakao Fermentasi yang Dilakukan

oleh LEM Sejahtera Desa Teteinea Jaya Kecamatan Lalembuu

Kabupaten Konawe Selatan. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo. Kendari.

Winardi, 2002. Ilmu Ekonomi. Tarsito. Bandung.

94

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

95

LAMPIRAN

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

96

Lampiran 1. Riwayat Hidup

Atas berkah Allah SWT dan kasih sayang dari

kedua orang tua ayahanda tercinta La Ode Hasidu dan Ibu

tercinta Wa Ode Nurvia, maka terlahir penulis dengan nama

La Ode Abdul Asis Hasidu yang lahir pada tanggal 1 Januari

1994, yang merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara.

Berkat tuntunan orang tua, penulis tak hentinya menjejakkan kaki di bangku

pendidikan, yaitu di mulai dari sekolah Sekolah Dasar Negeri 10 Katobu. Pada tahun

2006 penulis melanjutkan sekolah ke jenjang pertama yaitu di SMP Negeri 2 Raha.

Selanjutnya pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1

Raha dan lulus pada Tahun 2012. Setelah lulus di bangku SMA, penulis memutuskan

untuk berkuliah di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

Jurusan ini dipilih berkat dorongan keluarga yang juga berlatar belakang ilmu terapan

seperti pertanian, kehutanan, dan Ayahanda sebagai pegawai perikanan.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo, penulis aktif dalam

mengikuti beberapa lomba karya tulis ilmiah nasional. Berkat kerja keras dan doa

akhirnya penulis mampu menjuarai dan lolos di beberapa even lomba karya tulis

seperti Juara 1 LKTIN Jambi 2015, Mendapat Gelar The Honorable of Archipelago

dalam LKTI Nasional Universitas Patimura, Juara 5 Mawapres UHO, Lolos

pendanaan PKM 2015, menjadi salah satu mahasiswa wirausaha (PMW) pada tahun

2014, lolos LKTI Al-Qurán di Padjajaran tahun 2013, Lolos LKTIN Perhepi tahun

2012, dan beberapa even lomba lainnya.

96

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

97

Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian

PETA WILAYAH DESA ANDOMESINGGU

KECAMATAN BESULUTU

KABUPATEN KONAWE

97

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

98

Lampiran 3. Rating IFAS dan EFAS

98

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

99

Lampiran 4. Bobot IFAS EFAS

99

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

100

Lanjutan…

100

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

101

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 8. Proses Pemetikan Buah Kakao

Gamabr 9. Kegiatan Fermentasi Buah Kakao

101

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

102

Gambar 10. Penjemuran Biji Kakao Fermentasi

Gambar 11. Sortasi dan Pengemasan Biji Kakao

102

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIJI KAKAO …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/d1a112050_sitedi_La Ode Abdul Asis... · jurusan/program studi agribisnis fakultas pertanian universitas

103

Gambar 12. Wawancara dan Diskusi Bersama Pembina LEM Sejahtera bersama

Anggota LEM Sejahtera

Gambar 13. Gudang LEM Sejahtera Andomesinggu

Gambar 14. Hasil Olahan Biji Buah Kakao oleh KKI

103