Upload
vuongnhi
View
384
Download
40
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
“ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA ALAM BUNGI KECAMATAN KOKALUKUNA
KOTA BAUBAU”
Oleh :
INTAN MAHARANI
D1B5 10 065
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
ii
SKRIPSI
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA PADA KAWASAN WISATA ALAM BUNGI KECAMATAN KOKALUKUNA
KOTA BAUBAU
Oleh :
INTAN MAHARANI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA HASIL PENELITIAN
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA
DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA
SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA
SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
Kendari, Februari 2016
INTAN MAHARANI
NIM. D1B5 10 065
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata
Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
Nama : Intan Maharani
NIM : D1B5 10 065
Program Studi : Manajemen Hutan
Jurusan : Kehutanan
Menyetujui:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Nur Arafah, SP., M.Si Alamsyah Flamin, S.Hut., MP
NIP. 19770228 200812 1 004 NIP. 19701018 199802 1 001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Kehutanan, Dekan FHIL,
Zulkarnain, S.Hut., M.Si Prof. Dr. Ir. H. La Ode Sabaruddin, M.Si
NIP. 19781025 200501 1 001 NIP. 19581231 198712 1 001
Tanggal Lulus: 24 Februari 2016
v
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN
Judul : Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata
Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
Nama : Intan Maharani
NIM : D1B5 10 065
Program Studi : Manajemen Hutan
Jurusan : Kehutanan
telah diujikan di depan tim penguji skripsi dan telah diperbaiki sesuai saran-saran
saat ujian.
Kendari, Februari 2016
Tim Penguji:
Ketua : Dr. Ir. Rosmarlinasiah, MP Tanda Tangan...................
Sekretaris : Lies Indriyani, SP., M.Si Tanda Tangan...................
Anggota : Dr. Nur Arafah, SP., M.Si Tanda Tangan...................
Anggota : Nurhayati Hadjar, S.Hut., MP Tanda Tangan...................
Anggota : Arniawati, S.Hut., M.Sc Tanda Tangan...................
vi
RINGKASAN
INTAN MAHARANI (D1B5 10 065). Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada
Kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau (Dibawah
bimbingan Nur Arafah, selaku pembimbing I dan Alamsyah Flamin, selaku
pembimbing II). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui potensi obyek
ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
dan 2) Mengetahui nilai kelayakan obyek ekowisata pada kawasan Wisata Alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau. Metode dan analisis data yang
digunakan adalah metode Analisis kualitatif deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk mengetahui objek wisata apa saja yang ada pada kawasan Wisata Alam Bungi
dan analisis Kelayakan Ekowisata untuk menganalisis nilai kelayakan ekowisata
pada kawasan Wisata Alam Bungi. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi
ekowisata yang terdapat di Kawasan Wisata Alam Bungi adalah Potensi Panorama
Alam, Potensi Flora dan Fauna, serta Potensi Permandian Alam Bungi. Berdasarkan
hasil analisis kelayakan ekowisata diperoleh nilai untuk setiap kriteria adalah Daya
Tarik (930), Aksesibilitas (550), Akomodasi (180), Sarana dan Prasarana (300).
Tingkat kelayakan pada Kawasan Wisata Alam Bungi diketahui bahwa tergolong
dalam kategori layak untuk dikembangkan. Pengembangan Wisata Alam Bungi
sangat perlu dilakukan karena diperkirakan nantinya dapat menghasilkan nilai
rupiah dan menambah pendapatan daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk
masyarakat sekitar kawasan Wisata Alam Bungi .
Kaca Kunci : Analisis Kelayakan, Potensi ekowisata, Kawasan Wisata Alam
Bungi
vii
ABSTRACT
INTAN MAHARANI (D1B5 10 065). The feasibility analysis of Ecotourism
potency in Bungi nature tourism area, Subdistrict of Kokalukuna, Baubau Town
under guidance Nur Arafah as first supervisor and Alamsyah Flamin as second
supervisor. This research aims to: 1) determine the potential of Ecotourism objects
in Bungi nature tourism area, Subdistrict of Kokalukuna, Baubau Town and 2)
investigate the feasibilities value of ecotourism objects in Bungi nature tourism area
on Subdistrict of Kokalukuna, Baubau Town. Methods and data analysis used is
descriptive qualitative analysis method, a method that aims to find any objects that
exist in Bungi nature tourism and ecotourism feasibility value to analyze the
feasibilities value of ecotourism in Bungi nature tourism area. The result showed
that ecotourism potency in Bungi nature tourism areas are nature panorama potency,
flora and fauna potency, as well as Bungi natural baths potency. Based on the results
analysis feasibility of ecotourism showed that the value for each criteria is the
appeal (930), accessibility (550), accommodation (180), infrastructure (300). The
feasibility level in Bungi nature tourism area is known categorized on deserves
category to be developed. Bungi nature tourism developt is very necessary because
it's estimate can produce rupiah exchange rate and increase local revenue as well
open employment opportunities for local people around Bungi nature tourism area.
Keywords: Feasibility Analysis, Potential Ecotourism, Bungi Nature Tourism
Area.
viii
UCAPAKAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat
dan Hidayat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Sikripsi yang berjudul
“Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau”.
Ungkapan rasa terima kasih dan penghormatan serta penghargaan setinggi-
tingginya kepada ayahanda terkasih Basran Tae dan ibunda terkasih Nur Seha atas
segala perhatian, kasih sayang, doa, serta dukungan yang senantiasa mengiringi
perjalanan hidup penulis, serta ucapan rasa terimakasih yang medalam kepada
mertua tersayang bapak H. La Tuba dan ibu Hj. Hasria yang telah memberikan
dukungan sebesar-besarnya kepada penulis. Kepada buah hati tercinta ananda
tersayang Ar Rahman Zafran Khairy terimaksih karena kehadiran ananda telah
memberikan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaikan studinya. Terkhusus
untuk suamiku tercinta Revin Suhermanto penulis mengungkapkan rasa terima
kasih yang sebesar - besarnya karena telah menemani dan memberikan dukungan
yang tiada henti selama penulis menjalani studinya. Kepada kakakku Harnia, Toni
dan Wendi serta adikku Bassruddin terima kasih atas doa dan motivasinya.
Ucapan terimakasih dan penghormatan yang setinggi - tingginya penulis
hanturkan kepada Dr. Nur Arafah, SP., M.Si selaku Pembimbing I dan Alamsyah
Flamin, S.Hut., MP selaku pembimbing II, yang telah banyak membantu baik
secara moral maupun bimbingan, saran, kritik, nasehat serta permohonan maaf atas
segala kesalahan penulis perbuat, sengaja maupun tidak sengaja mulai dari awal
sampai akhir pembimbingan.
ix
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan kepada:
1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan, Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas
Kehutanan dan Ilmu Lingkungan.
2. Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi serta para staf di
Jurusan kehutanan.
3. Dosen di lingkungan Jurusan Kehutanan yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Haluoleo.
4. Pegawai administrasi Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan.
5. Kepala Laboratorium Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan Universitas Haluoleo beserta stafnya yang telah banyak membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
6. Saudariku - saudariku Nurmida Haridu, Dahlia,S.Hut., Masnun, Enawati, Sally
Marhayati Putri Taridala, Sitti Hadijah Bustang,S.Hut, Kadek Lusia
Rianti,S.Hut., WD. Noviani, S.Hut., Nelan Marnai, S.Hut., Emilya, Ratni, Opin,
dan saudara - saudaraku Muhdin, S.Hut., Firman, S.Hut., Aris Munandar, Yayan
Zulfaisi, S.Hut., Riki Riwanto, S.Hut, Dwi Putra Aprianto, S.Hut., Komang
Primartana, S.Hut., Arsad, S.Hut., Muh. Risal, S.Hut., Muh. Ancu Kastian A.
S.Hut., Ismail Irwansyah A. S.Hut., Yusran, S.Hut., Ld. Syahdu Riwayat A.
S.Hut., Alif Hudan, S.Hut., Muh. Afal Sainu, S.Hut., Arwan,S.Hut., Nasrullah
S.Hut. dan teman-teman seperjuangan kehutanan angkatan 2010 tanpa
terkecuali
7. Pejabat pemerintah dan masyarakat setempat di sekitar kawasan Wisata Alam
Bungi yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membantu
penelitian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan serta
dukungan yang diberikan kepada penulis dan permohonan maaf atas segala
x
kesalahan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi
mereka yang membutuhkannya.
Kendari , Juni 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ..................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACK ................................................................................................. vii
UCAPAN TERIMAKASIH......................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taman Wisata Alam sebagai Kawasan Wisata .............................. 7
B. Ekowisata ........................................................................................ 9
C. Konsep Pengembangan Ekowisata ................................................. 14
D. Analisis Kelayakan ......................................................................... 16
E. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata .............................. 17
F. Wisata Permandian Alam Bungi .................................................... 21
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 22
B. Bahan dan Alat .............................................................................. 22
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 22
D. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 23
E. Metode Pengambilan Data............................................................. 23
F. Variabel Penelitian ........................................................................ 24
G. Analisis Data ................................................................................. 25
xii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 27
a. Keadaan geografis ....................................................................... 27
b. Keadaan Iklim ............................................................................. 27
c. Bidang Kehutanan ....................................................................... 28
B. Potensi Ekowisata ........................................................................... 28
a. Potensi Panorama Alam .............................................................. 29
b. Potensi Permandian Alam ........................................................... 30
c. Potensi Flora dan Fauna .............................................................. 31
C. Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata ......................................... 32
a. Daya Tarik ................................................................................ 32
b. Aksesibilitas ................................................................................ 34
c. Akomodasi ................................................................................ 36
d. Sarana dan Prasarana Penunjang ................................................ 37
D. Analisis Kelayakan Objek dan Daya Tarik Wisata Kawasan
Wisata Alam Bungi ......................................................................... 38
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 42
B. Saran ............................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
1 Penjabaran Variabel Penelitian pada Kawasan Wisata Alam
Bungi.............................................................................................
25
2 Hasil penilaian terhadap komponen daya tarik di Kawasan
Wisata Alam
Bungi....................................................................................
33
3 Hasil penilaian terhadap aksesibilitas menuju kawasan Wisata
Alam
Bungi....................................................................................
35
4 Hasil penilaian akomodasi sekitar Wisata Alam Bungi (Radius
15 km dari
objek)...............................................................................
37
5 Hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang (radius
10 km dari
obyek)...........................................................................
38
6 Hasil penilaian objek dan daya tarik Wisata Alam
Bungi...............
39
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Teks Halaman
1 Skema Kerangka Fikir enelitian............................................... 6
2 Potensi panorama alam dalam kawasan Wisata Alam Bungi
2015............................................................................................
29
3 Permandian alam kawasan Wisata Alam Bungi 2015............... 30
4 Flora dan fauna Wisata Alam Bungi 2015................................. 32
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Peta Lokasi Penelitian.............................................................. 47
2 Pedoman Analisis Daerah Oprasi Objek Dan Daya Tarik
Wisata Alam.................................................................................
48
3 Wawancara pengunjung di lokasi Wisata Alam
Bungi.................................................................................................
51
4 Jalur Tracking pada kawasan Wisata Alam Bungi.................. 53
5 Potensi flora yang ada di kawasan wisata alam bungi pada jalur
tracking.............................................................................................
54
6 Potensi fauna yang ada di kawasan wisata alam bungi pada jalur
tracking.............................................................................................
57
7 Gambar dokumentasi lapangan................................................ 59
8 Lembar Kuisioner Penelitian................................................... 61
9 Daftar Riwayat Hidup.............................................................. 65
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan, menyatakan
hutan sebagai modal pembangunan nasional yang memiliki manfaat nyata bagi
kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat ekologi, sosial budaya
maupun ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Hutan dari segi ekologi merupakan
suatu ekosistem karena adanya hubungan antara vegetasi tumbuhan/pepohonan
pembentuk hutan dengan satwa liar dan alam lingkungannya yang sangat erat
(Indroyono, 2006 dalam Siswantoro, 2012).
Besarnya manfaat hutan sebagai sumber kehidupan mendorong upaya
konservasi terus dilakukan agar pemanfaatan hutan dapat dilakukan secara
berkelanjutan. Ekowisata meruapakan salah satu konsep yang berwawasan
konservasi dimana kegiatanya menonjolkan keindahan alam sebagai produk utama
yang di tonjolkan dan melibatkan masyarakat sekiatar hutan.
Ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata alam yang
bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah yang dikelola secara
alami dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahan alam juga melibatkan
unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi serta peningkatan
pendapatan masyarakat setempat (Suprayitno, 2008). Latupapua (2007)
menyatakan ekowisata merupakan konsep dan istilah yang menghubungkan
pariwisata dengan konservasi, ekowisata sering dipahami sebagai pariwisata
berwawasan lingkungan, jenis wisata ini merupakan salah satu bentuk pariwisata
alternatif yang menonjolkan tangung jawab terhadap lingkungan.
2
Kegiatan ekowisata sangat berpotensi dikembangkan pada kawasan hutan
karena hutan memiliki keunikan baik dari segi lansekap maupun kekayaan
keanekaragaman hayatinya. Dewasa ini, aktivitas pariwisata di kawasan lindung
cenderung meningkat bersamaan dengan peningkatan kesadaran tentang konservasi
alam (Pickering dan Hill, 2007). Peningkatan wisata ini sejalan dengan adanya
peningkatan aktivitas wisata alam bebas antara lain berupa jalan santai di alam
bebas/ hiking, lintas alam/ trekking ataupun kegiatan perkemahan, secara
keseluruhan kegiatan ini dilakukan untuk menikmati keindahan alam dan atraksi
wisata pada daerah pengembangan ekowisata yang dituju.
Atraksi wisata air yang berbasis pada potensi perairan dapat dijadikan salah
satu usaha diversifikasi atraksi yang dapat ditawarkan kepada konsumen, dalam hal
ini para wisatawan, sebagai bentuk atraksi yang mengajak wisatawan tidak hanya
datang kesuatu kawasan wisata untuk melihat pemandangan saja, tetapi juga
menikmati dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ditawarkan di dalam kawasan
wisata tersebut.
Wisata Alam Bungi adalah salah satu lokasi wisata yang teletak di
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara. Daerah ini
merupakan salah satu kawasan wisata alam yang memiliki potensi dan daya tarik
sebagai salah satu objek wisata. Wisata Alam Bungi mempunyai keterwakilan
ekosistem yang masih alami dan mempunyai komunitas alam yang unik, langka,
dan indah serta bentang alam dan potensi alam yang dapat dijadikan sebagai Objek
Daya Tarik Wisata (ODTWA). Selain itu, komponen utama ODTWA yaitu daya
tarik wisata berupa panorama air terjun bertingkat yang sejuk dibawah pohon yang
3
rindang menjadikan Wisata Alam Bungi memiliki nilai jual di pasar wisata. Namun
pada kenyataannya, belum banyak pihak yang tertarik memabagun tempat wisata
ini menjadi tempat yang nyaman untuk di kunjungai sehingga lokasi tersebut belum
terlalu terekspos. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk menilai potensi-
potensi yang tersedia di Wisata Alam Bungi untuk mengetahui kelayakannya
sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis kelayakan potensi
obyek dan daya tarik wisata alam yang ada di Kawasan Wisata Alam Bungi
sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai masukan terhadap pihak pengelola dan
pemarintah yang terkait dengan rencana pengembangan ekowisata di kawasan
Wisata Alam Bungi.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan
Kokalukuna Kota Baubau
2. Berapa nilai kelayakan Wisata Alam Bungi agar layak dijadikan sebagai objek
ekowisata.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah
1. Wilayah penelitian terkonsentrasi pada kawasan Wisata Alam Bungi.
2. Potensi objek ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan
Kokalukuna Kota Baubau.
4
3. Nilai kelayakan objek ekowisata alam yang ada dalam kawasan Wisata Alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.
3.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat digunakan pada penelitian ini yaitu
1. Untuk mengetahui potensi objek ekowisata pada kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.
2. Untuk mengetahui nilai kelayakan objek ekowisata pada kawasan Wisata Alam
Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat ditarik pada penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang potensi objek wisata yang ada dalam Kawasan
Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau.
2. Memberikan informasi yang relevan bagi para pihak terkait agar daerah Wisata
Alam Bungi dikembangkan menjadi daerah ekowisata yang lebih baik agar
lebih banyak menarik minat wisatawan.
3. Sebagai bahan acuan dan tambahan pengetahuan bagi para akademisi untuk
melakukan penelitian selanjutnya khususnya dalam kajian ekowisata.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Dasar pemikiran dari penelitian ini adalah kawasan hutan bungi menyimpan
potensi sumber daya alam yang besar khusunya sebagai penyedia jasa lingkungan
seperti jasa lingkungan hidrologis, sumber O2, penyerap CO2 dan rekresi alam yaitu
5
kegiatan ekowisata. Berbicara tentang ekowisata kawasan Wisata Alam Bungi
menyediakan potensi alam yang sangat besar untuk di eksplor salah satunya
keindahan air terjun bungi, namun keindahan kawasan Wisata Alam Bungi ini
belum cukup terekspos dalam arti bahwa informasi mengenai kawasan tersebut
belum memadai sehingga menjadikan kawasan tersebut belum dikembangkan
secara maksimal, oleh karennya perlu ada studi untuk mengetahui berapa besar nilai
potensi tersebut, dan apakah dengan nilai potensi kawasan Wisata Alam Bungi
dapat membuat kawasan Wisata Alam Bungi layak atau tidak untuk menjadi
kawasan ekowisata.
Studi mengenai Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata Kawasan Wisata
Alam Bungi dapat membantu dalam memberikan informasi mengenai nilai dan
kelayakan pengembangan ekowisata di kawasan Wisata Alam Bungi, dengan
menganalisis beberapa variabel seperti daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan
sarana /prasarana penunjang. Maka akan di dapatkan nilai kelayakan Wisata Alam
Bungi dan hasil penelitian ini akan berguna dalam pemberian informasi yang
relevan sehingga kedepanya pengembangan kawasan wisata tersebut dapat terarah
dan lebih baik lagi dan kawasan ini akan lebih banyak di kunjungi oleh para
wisatawan.
6
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian
Kawasan Hutan
Wisata Alam Bungi
Menyimpan Potensi SDA yang
besar khususnya manfaat jasa
ligkungan
Ekowisata Hidrologis Penyerap CO2 Sumber O2
Informasi mengenai
besar nilai dan
kelayakan potensi
Kawasan Wisata Alam
Bungi untuk di
kembangkan menjadi
kawasan ekowisata
Analisis Kelayakan
Potensi Ekowisata
Kawasan Wisata
Alam Bungi
Potensi apa yang terdapat dalam
kawasan wisata alam bungi, dan
apakah kawasan Wisata Alam
Bungi layak untuk di jadikan
kawasan ekowisata
Variable Penelitian
Daya tarik
Aksesibilitas
Akomodasi
Sarana dan prasarana
penunjang
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Taman Wisata Alam sebagai Kawasan Wisata
Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan
terutama untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi. Kawasan Pelestarian Alam (KPA)
adalah kawasan konservasi yang mempunyai ciri khas tertentu baik di darat
mapupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta
pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Sedangkan
kawasan konservasi adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik darat maupun di
perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya (UU no 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya).
Kawasan Cagar Alam adalah Kawasan Suaka Alam yang karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem
tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Dan termasuk kedalam kawasan suaka alam. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan
dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai
fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa
serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga
kehidupan (Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam).
8
Wisata merupakan perjalanan dan tinggal di suatu tempat (bukan tempat
tinggal dan bekerja). Wisata memiliki beberapa jenis. Salah satunya adalah wisata
alam. Menurut PP No 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam,
wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara suka rela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala
keunikan dan keindahan alam. Kegiatan dalam wisata alam berhubungan erat
dengan alam itu sendiri.
Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
kesegaran jasmaniah dan rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman
serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam
Saragih, 2007).
Konsep wisata yang berbasis ekologi atau yang lebih dikenal
dengan ekowisata (Nasikun 1999 dalam Fandeli 2000), dilatar belakangi dengan
perubahan pasar global yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara
asal wisatawan dan memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas
dalam melakukan perjalanan wisata. Konsep wisata ini disebut wisata minat khusus
(Fandeli, 2000). Wisatawan minat khusus umunya memiliki intelektual yang lebih
tinggi dan pemahaman serta kepekaan terhadap etika, moralitas dan nilai-nilai
tertentu, sehingga bentuk wisata ini adalah pencarian pengalaman baru (Hall dan
Weitler,1992) dalam (Fendeli, 2000 ; 34).
9
B. Ekowisata
Menurut The International Ecotourism Society (TIES), ekowisata adalah
kegiatan perjalanan wisata yang dikemas secara profesional, terlatih, dan memuat
unsur pendidikan, sebagai suatu sektor usaha ekonomi, yang mempertimbangkan
warisan budaya, partisipasi dan kesejahteraan penduduk lokal serta upaya-upaya
konservasi sumberdaya alam dan lingkungan (TIES, 2006).
Permen (2009) : ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang
bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman, dan
dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta peningkatan
pendapatan masyarakat lokal. Pengembangan ekowisata adalah kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata. Pelaku ekowisata adalah
pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat yang bergerak di
bidang wisata.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
mendefinisikan ekowisata sebagai wisata dalam bentuk perjalanan ke tempat-
tempat di alam terbuka yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan tujuan
khusus untuk mempelajari, mengagumi dan menikmati pemandangan dengan
tumbuh-tumbuhan serta satwa liarnya (termasuk potensi kawasan berupa
ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa liar)
juga semua manifestasi kebudayaan yang ada (termasuk tatanan lingkungan sosial
budaya), baik dari masa lampau maupun masa kini di tempat-tempat tersebut
dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
10
Menurut Pendit (1999), ekowisata merupakan kegiatan mengunjungi
kawasan alamiah yang relatif tidak terganggu dengan tujuan melihat, mempelajari,
dan mengagumi wajah keindahan alam, flora, fauna, dan aspek budaya baik di
masa lampau maupun sekarang yang terdapat di dalam kawasan tersebut. Secara
konseptual, ekowisata menurut Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi
Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan WWF-Indonesia (2009)
dapat didefinisikan sebagai perjalanan oleh seorang turis ke daerah terpencil
dengan tujuan menikmati dan mempelajari alam, sejarah, dan budaya di suatu
daerah, yang pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan
mendukung pelestarian alam.
Ekowisata menurut Weaver (2001) adalah suatu bentukwisata yang
membantu perkembangan belajar berupa pengalaman dan penghargaan terhadap
lingkungan ataupun sebagian komponennya, di dalam konteks budaya yang
berhubungan. Kegiatan ekowisata bertujuan menjadikan lingkungan dan sosial
budaya yang berkelanjutan. Tiga hal penting dalam ekowisata menurut Weaver
(2001) adalah berdasarkan lingkungan alami, pembelajaran, dan keberlanjutan.
Menurut Weaver (2001), ekowisata telah dipadupadankan dengan
beberapa jenis wisata sejak tahun 1980-an, yaitu sebagai berikut.
a. Nature-based tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada
lingkungan alami. Ekowisata telah menjadi bagian penting dari nature-based
tourism. Jadi, dapat dikatakan bahwa salah satu contoh kegiatan nature-based
tourism adalah ekowisata.
11
b. Cultural tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada budaya dan
sejarah suatu kawasan. Di dalam cultural tourism, ekowisata menjadi
alternatif. Namun, antara kedua jenis wisata ini dapat terjadi kasus overlap
sehingga tidak mudah untuk menentukan wisata mana yang menjadi tujuan
utama.
c. Adventure tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada kegiatan
yang beresiko, menantang fisik sehingga wisatawan harus memiliki
kemampuan tertentu. Beberapa ekowisata dapat menjadi bagian dari adventure
tourism, tetapi banyak jenis adventure tourism tidak dapat menjadi bagian dari
ekowisata. Hal ini karena pendekatan adventure tourism tidak selalu kepada
nature-based (dasar dari ekowisata).
d. Alternative and mass tourism merupakan suatu model wisata berskala kecil
yang dimaksudkan untuk dapat menyediakan suatu alternatif yang lebih sesuai
dengan wisata massal. Model ini memberikan peluang terhadap perkembangan
ekowisata di antara wisata massal.
Dari keempat wisata ini, bentuk alternative dan mass tourism merupakan
bentuk yang paling cocok untuk dipadu padanan dengan ekowisata. Bentuk ini
memberikan hasil yang keberlanjutan (suistainable). Suistanable tourism
merupakan wisata yang memiliki prinsip pengembangan yang berkelanjutan dan
untuk menggabungkan kriteria dari lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi
(Weaver, 2001).
12
Menurut Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi, Pariwisata
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan WWF-Indonesia (2009) ekowisata
memiliki lima prinsip sebagai berikut.
a. Naturebased
Nature-based adalah produk dan pasar yang berdasar dari alam. Wisata alam
merupakan bagian atau keseluruhan alam itu sendiri. Konsevasi sumber daya
alam merupakan hal mendasar dalam pengembangan dan pengelolaan wisata
alam.
b. Ecologically sustainable
Kestabilan ekologi merupakan perencanaan dan manajemen kawasan
berkelanjutan secara ekologi. Semua fungsi lingkungan baik biologi, fisik,
maupun sosial tetap berjalan dengan baik.
c. Environmentally educative
Pendidikan lingkungan ditujukan bagi pengelola dan pengunjung. Pendidikan
adalah inti dari ekowisata yang membedakan dengan wisata alam lainnya.
Pendidikan menciptakan suasana yang menyenangkan, bermakna,
berkepedulian, dan apresiatif terhadap lingkungan. Kelestarian lingkungan
dalam jangka panjang dapat berjalan dengan kegiatan pendidikan.
d. Bermanfaat untuk masyarakat lokal
Manfaat ini dapat secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung
berupa, antara lain, masyarakat terlibat dalam kegiatan wisatawan, pelayanan
terhadap wisatawan, dan penjualan barang-barang kebutuhan wisatawan.
13
Manfaat tidak langsung berupa bertambahnya wawasan dari wisatawan atau
pengelola.
e. Kepuasan bagi wisatawan
Kepuasan merupakan pemenuhan harapan wisatawan terhadap segala sesuatu
yang ditawarkan.
Ekowisata sebagai konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism)
yang mana dalam rencana pengembangannya harus melibatkan masyarakat lokal
demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya ekowisata dapat
dikembangkan dalam berbagai kawasan hutan seperti hutan produksi, hutan lindung
dan hutan konservasi. Sebab ekowisata tidak menjual destinasi tetapi menjual ilmu
pengetahuan dan filsafat lokal atau filsafat ekosistem. Untuk mengurangi tekanan
terhadap hutan oleh masyarakat, maka masyarakat lokal perlu diperdayakan dalam
kegiatan ekowisata. Oleh karena masyarakat terserap pada kegiatan ekowisata,
maka kerusakan hutan lebih lanjut dapat dihindarkan (Sembiring, et.al, 2004).
Pengembangan ekowisata di dalam kawasan hutan dapat menjamin
keutuhan dan kelestarian ekosistem hutan, hal ini sesuai dengan salah satu prinsip
ekowisata yaitu mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran
lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata (Damanik et,al., 2006)
Pembangunan ekowisata yang berwawasan lingkungan lebih menjamin
kelestarian pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan ekowisata tidak
melakukan eksploitasi alam, tetapi hanya menggunakan jasa alam dan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan, fisik dan psiokologi wisatawan
(Fandeli, 2002)
14
C. Konsep Pengembangan Ekowisata
Pengembangan pariwisata alam adalah kegiatan memanfaatkan ruang
melalui serangkaian program kegiatan pembangunan untuk pariwisata alam yang
meliputi pengelolaan pemanfaatan lahan sesuai dengan asas pemanfaatan ruang
dengan mengakomodasi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna, berhasil
guna, serasi, seimbang, dan berkelanjutan (Departemen Kehutanan, 2007).
Ekowisata merupakan salah satu jenis pariwisata alam yang baru dikembangkan.
Prinsip pengembangan pariwisata alam menurut Departemen Kehutanan
(2007) adalah konservasi, edukasi, partisipasi masyarakat, ekonomi, dan rekreasi.
Pengelolaan wisata alam dan ekowisata, menurut Departemen Kehutanan (2007),
meliputi sebagai berikut.
a. Pengelolaan kawasan meliputi kondisi kawasan, penataan kawasan, dan
pengamanan kawasan.
b. Pengelolaan produk wisata alam meliputi pengembangan produk, pemasaran
produk, dan sistem informasi produk.
c. Pengelolaan pengunjung meliputi distribusi pengunjung, interpretasi,
informasi bagi pengunjung, dan keselamatan pengunjung. Pengelolaan
pengunjung adalah teknik untuk membatasi, memberikan informasi, dan
mengawasi pengunjung yang datang ke suatu lokasi objek wisata alam agar
sesuai dengan kemampuan daya dukung lokasi yang bersangkutan. Daya
dukung kawasan adalah kemampuan ekosistem untuk mendukung kesehatan
organisme sambil memelihara produktivitas, adaptasi, dan kemampuannya
untuk memperbaiki dirinya. Pengelolaan pengunjung direncanakan untuk
15
mengantisipasi dan mengurangi dampak negatif akibat kunjungan.
Pengelolaan pengunjung dapat dilakukan secara langsung dengan menghitung
daya dukung dan pengaturan pengunjung atau secara tidak langsung melalui
program interpretasi.
d. Pengelolaan dampak meliputi dampak ekologis dan dampak sosial, budaya,
dan ekonomi. Dampak dikelola dengan berbagai cara bergantung pada
besarnya dampak, luas areal yang terkena dampak, dampak penting, tingkat
sentifitas wilayah, kerangka waktu, dan kemampuan untuk diperbaharui.
e. Pengelolaan kelembagaan meliputi organisasi, sumber daya manusia,
keuntungan, dan sarana dan prasarana.
Keberadaan masyarakat sekitar sangatlah penting untuk keberlanjutan suatu
kawasan. Begitu juga dalam pengembangan dan pengelolaan wisata. Menurut
Butler dan Boyd (2000) dalam Weaver (2001), jika masyarakat lokal tidak
mendapatkan keuntungan dari suatu kegiatan (ekowisata), akan terjadi
kesenjangan kesejahteraan sehingga masyarakat tidak akan peduli terhadap
lingkungan. Bentuk ketidak pedulian masyarakat terhadap lingkungan, antara lain,
berupa penebangan kayu dan pembakaran lahan untuk berkebun di kawasan
proteksi. Pengelolaan berbasis masyarakat akan memberikan hasil yang
berkelanjutan. Hal ini dikarenakan masyarakat ikut serta sehingga menumbuhkan
rasa memiliki dan menjaga suatu kawasan. Namun, pengelolaan ini harus
memperhatikan nilai penting dari sosial budaya masyarakat. Menurut Weaver
(2001), agar ekowisata dapat berjalan dengan lama (berkelanjutan), dampak positif
dan negatif dari sosial budaya harus diperhatikan. Hal ini akan menjadi bagian
16
yang krusial dalam pengelolaan dengan cara memberikan perhatian khusus
terhadap budaya masyarakat itu sendiri.
D. Analisis Kelayakan
Pengertian studi kelayakan menurut O’Brien (2005) adalah studi awal untuk
merumuskan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber
daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan. Analisis kelayakan
adalah proses pengukuran dan kelayakan, kelayakan sebaiknya diukur sepanjang
siklus hidup.
Menurut Kadir (2003) Analisis kelayakan merupakan proses yang
mempelajari atau menganalisa permasalahan yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan akhir yang akan dicapai. Analisis kelayakan digunakan untuk menentukan
kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Tahapan ini berguna untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat tercapai
dengan sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada
permasalahan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.
Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi
kelayakan tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis.
Menurut Subagyo (2007), pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi
kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu aspek primer dan aspek sekunder.
Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan.
Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang terdiri dari : aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek
17
hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek sekunder adalah aspek
pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait
dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan
aspek sosial
Sebelum kegiatan pengembangan ekowisata dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan suatu study kelayakan untuk memastikan apakah pengembangan
ekowisata layak dilakukan lokasi. Kegiatan ini antara lain mencakup analisis sosial,
analisis lingkungan, survey pasar, survey potensi dan analisis ekonomi. Study ini
dilakukan oleh peneliti bersama – sama dengan tokoh kunci masyarakat serta pihak
– pihak terkait ( Ghani,2010).
E. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata
Menurut Arafah dan Alamsyah (2012). Analisis kelayakan ekowisata di
bagi kedalam tujuh aspek yaitu :
1. Daya Tarik
Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang berkeinginan
untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang menarik.
Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan alam, keunikan kawasan,
banyaknya sumber daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan
sumber daya alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta
kerawanan kawasan.
18
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu objek
untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan factor yang tidak dapat dipisahkan
dalam mendorong potensi pasar. Unsure-unsur yang dinilai dalam aksesibilitas
yaitu jarak pintu kawasan dengan bandara, terminal dan pelabuhan, ketersediaan
angkutan umum, kenyamanan perjalanan dan kondisi dan jarak jalan darat.
3. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun masyarakat
dalam radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur-unsur kondisi lingkungan
yang menjadi penilaian adalah status pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata
pencarian, pendidikan, media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya
alam mineral dan sikap masyarakat
4. Akomodasi
Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi, dalam hal
ini adalah adanya sarana yang cukup untuk penginapan/perhotelan khususnya bagi
pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam
menilai perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah kamar hotel/penginapan
yang berada radius 15 km dari objek wisata.
5. Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar
objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk dalam
19
prasarana penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet, jaringan
telepon seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana penunjangnya adalah
rumah makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank, tempat peribadatan dan
toilet umum.
6. Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut persoalan
kenyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan
menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian keamanan
diantaranya kenyamanan perjalanan dan kondisi jembatan menuju objek wisata.
7. Hubungan dengan Objek Wisata Lain
Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan dalam
pengembangan suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman atau
dukungan yang diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain bagi perkembangan
wisata ke depan. Unsur yang termasuk dalam penilaian hubungan dengan objek
wisata lain yaitu jarak objek-objek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis di
Kabupaten/Kota yang berdekatan dengan objek.
Menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata
Alam (ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003. Fungsi kriteria dan indikator
adalah sebagai dasar dalam pengembangan ODTWA melalui penetapan unsur
kriteria, penetapan bobot, penghitungan masingmasing sub unsur dan penjumlahan
semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah untuk menentukan
skala prioritas pengembangan ODTWA dan mengintensifikasikan pemanfaatan dan
20
pembinaan suatu ODTWA. Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman
ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 adalah berbeda-beda. Kriteria dasar yang
dipakai dalam penilaian kelayakan taman wisata alam adalah sebagai berikut :
a. Daya Tarik
Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek ku
njungan wisata alam antara lain Keunikan sumber daya alam, banyaknya
sumberdaya alam yang menonjol, kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan,
kebersihan lokasi objek wisata, tidak ada pengaruh dari, keamanan kawasan,
kenyamanan. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik
merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.
b. Kadar hubungan/ aksesibilitas
Kadar hubungan/ aksesibilitas merupakan faktor yang sangat
penting dalam mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan darat dari
ibukota propinsi, Jarak dari Pintu gerbang udara internasional/domestik, Waktu
tempuh dari ibukota propinsi. bobot nilainya 5
c. Akmodasi
Akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan
dalam kegiatan wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya 3.
Jarak tempat akomodasi 5 15 km dari objek wisata
d. Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana/prasarana diberi bobot 3 karena merupakan faktor penunjang dalam
kegiatan wisata sarana penunjang seperti rumah makan, pusat perbelanjaan/ pasar,
21
bank, toko souvenir/cinderamata, angkutan umum dan prasarana seperti kantor pos,
jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum.
F. Wisata Permandian Alam Bungi
Kawasan Wisata Permandian Alam Bungi terletak di Kecamatan
Kokalukuna yang berjarak 10 Km dari Pusat Kota Baubau yang dapat ditempuh
menggunakan kendaraan darat. Pada awalnya tempat ini hanyalah tempat warga
sekitar melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan kebutuhannya akan sebuah
sungai. Namun karena keindahan alamnya Pemda Kota Baubau mengeluarkan
Perda Kota Baubau No 1Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Baubau Pasal 63 ayat huruf (b) resmi menetapkan Permandian Alam Bungi sebagai
Kawasan Pariwisata Alam. Keungulan kawasan ini adalah suguhan permandian
yang bertingkat-tingkat serta debit air yang cukup, memudahkan para pengunjung
dapat merasakan sejuknya permandian yang begitu alami dan di beberapa tempat
cukup luas untuk berenang di kedalaman 1-4 m ( Perda Kota Baubau, 2012).
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Wisata Alam Bungi Kecmatan Bungi
Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara pada bulan November sampai Desember
2015.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, alat tulis menulis,
dan GPS (Global positioning system).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner sebagai alat
bantu wawancara dan bahan pustaka terkait Kecamatan Kokalukuna.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini di bagi bedarsarkan wilayah dan berdasarkan
wisatawan penerima manfaat. Berdasarkan wilayah meliputi seluruh kawasan
Wisata Alam Bungi dan Kecamatan Kokalukuna. Sedangkan berdasarkan
wisatawan penerima manfaat meliputi wisatawan lokal dan interlokal yang
menikmati keindah atau jasa lingkungan di kawasan Wisata Alam Bungi.
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai
sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Metode pengambilan sampel
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode random sampling (sampel
acak), dimana setiap pengunjung yang datang ke lokasi penelitian dijadikan sebagai
responden. Namun responden yang diwawancarai terbatas pada pengunjung yang
23
berusia diatas tujuh belas tahun. Karena tidak adanya data yang lengkap tentang
jumlah wisatawan yang berkunjung tiap tahunya maka pengambilan jumlah sampel
responden dalam penelitian ini didasarkan pada pernyataan Arikunto (1998) yang
menyatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang, maka lebih baik
diambil semua sehingga penelitian itu merupakan penelitian populasi. Instansi-
instansi yang terkait dengan Wisata Alam Bungi adalah Pemerintah kota dan juga
pemerintah Kecamatan Kokalukuna.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan dengan
melalui wawancara/kuesioner dan observasi langsung. Ada pun data yang
diambil melalui observasi langsung meliputi; data jenis flora dan fauna, serta
pengamatan fisik objek panorama alam.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga
terkait yang relevan dengan penelitian ini meliputi: Keadaan geografis wilayah
penelitian.
E. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Metode survey yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui metode
observasi, dan wawancara:
24
a. Metode observasi langsung di sepanjang jalur tracking di kawasan Wisata
Alam Bungi. Objek yang dianggap berpotensi dan memiliki daya tarik
akan dicatat dan diambil koordinatnya menggunakan GPS.
b. Wawancara terstruktur dengan responden yaitu para wisatawan yang
berkunjung pada kawasan wisata permandian Alam Bungi. Pedoman
wawancara digunakan pada saat wawancara adalah quisioner sehingga
pertanyaan akan lebih terfokus. Jenis pertanyaan yang digunakan adalah
wawancara terstruktur.
2. Metode Kepustakaan yaitu pengumpulan data dapat dilakukan dengan
metode studi kepustakaan yaitu merupakan suatu cara untuk memperoleh
data dengan cara membaca literature, laporan, karya ilmiah, dan hasil
penelitian yang berkaitan dengan penelitian.
3. Metode dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan
mendokumentasikan sumber-sumber di lapangan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang diteliti atau dari hasil publikasi lembaga-
lembaga atau instansi pemerintah yang terkait.
F. Variabel Penelitian
Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada Pedoman
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA
Dirjen PHKA 2003. Adapun komponen yang akan di catat dan dinilai adalah daya
tarik, aksesibilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang. Adapun
penjabaran mengenai variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
25
Tabel 1. Penjabaran Variabel Penelitian pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Variabel Sub
Variabel
Indikator Sub indikator
Kelayakan
Wisata Alam
Bungi
Faktor
kelayakan
ekowisata
1. Daya tarik - Keunikan SDA
- Banyaknya SDA yang
menonjol
- Kegiatan wisata alam yang
dapat dinikmati
- Kebersihan lokasi objek
wisata
- Keamanan kawasan
- Kenyamanan
2. Aksesibilitas - Kondisi jalan
- Jarak dari kota
- Tipe jalan
- Waktu tempuh
3. Akomodasi - Jumlah akomodasi
- Jumlah kamar
4. Sarana dan
prasarana
penunjang
- Prasarana penunjang
- Sarana penunjang
Sumber: (Kriteria Penilaian Objek dan Dayatarik Wisata menurut Pedoman Analisis
Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADOODTWA) Dirjen
PHKA tahun 2003
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu:
1. Analisis kualitatif deskriptif yaitu metode analisis yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menjelaskan pada potensi objek ekowisata dalam kawasan
melalui hasil yang diperoleh dalam penelitian. Menurut Kusmayadi dan Sugiarto
(2000): Analisis kuantitatif adalah data yang menggunakan alat bantu statistik
sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh. Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner yang dibagikan kepada
responden.
26
2. Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan kriteria Penilaian menurut
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah
ditentukan untuk masing-masing kriteria.
Perhitungan untuk masing-masing kriteria tersebut menggunakan tabulasi
dimana angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang
nilai bobotnya berpedoman pada pedoman penilaian ODTWA PHKA tahun 2003.
Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman ADO-ODTWA Dirjen
PHKA 2003 adalah berbeda-beda. Kriteria daya tarik diberi 6 karena merupakan
faktor utama seseorang melakukan kegiatan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5
karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan untuk melakukan
kegiatan wisata. Akomodasi dan sarana/prasarana diberi bobot 3 karena merupakan
faktor penunjang dalam kegiatan wisata. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian
ODTWA dapat dihitung dengan rumus:
S = N x B
Ket. S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = bobot nilai
(Ginting, dkk, 2015).
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu
kriteria. Skor yang diperoleh dari setiap variabel akan di tentukan tingkat
kelayakanya menggunakan rumus interval yaitu:
Interval = Skor maksimum – Skor minimum
3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografi
Kecamatan kokalukuna terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta
terletak pada 5º48’ – 5º43’ Lintang Selatan dan 122º63’ – 122º62’ Bujur Timur.
Batas wilayah kecamatan kokalukuna yaitu sebelah utara berbatasan dangan
Kecamatan Bungi, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sorawolio, sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Wolio, dan sebelah barat berbatasan dengan
Selat Buton .
Kecamatan kokalukuna sebagian besar wilayahnya termasuk daerah
pesisir/tepi pantai serta beberapa daerah yang dilalui sungai/kali, yakni Kelurahan
Kadolomoko, Waruruma, Lakologaou, serta yang tidak dilalui sunga/kali juga
bukan daerah pesisir/tepi pantaiadalah Kelurahan Kadolo.
Kecamatan Kokalukuna memiliki topografi yang berbukit-bukit serta
memiliki luas yaitu 9,44 Km2 atau 4,27% dari luas Kota Baubau. Wilayah
Kelurahan Liwuto dan Sukanayo merupakan kelurahan dengan wilayah terkecil
yakni seluas 0,52 Km2. Sedangkan Lakologou merupakan kelurahan dengan
wilayah terluas yakni sebesar 4,99 Km2. Kelurahan Lakologou merupakan wilayah
tempat lokasi Wisata Alam Bungi terletak.
b. Keadaan Iklim
Keadaan musim di Kecamatan Kokalukuna sama seperti daerah lainya di
Kota Baubau yang di kenal dengan musim penghujan dan musim kemarau. Musim
28
hujan biasanya banyak terjadi antara bulan Januari sampai dengan bulan Juni.
Sedangkan musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Juli sampai bulan
Oktober.
Menurut Badan Pusat Statistik Kota Baubau dalam angka tahun 2013. Suhu
udara minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 22,7oC dan suhu udara
maksimum terjadi pada bulan Oktober, sebesar 32,8oC. Kecepatan angin di
Kecamatan Kokalukuna umumnya merata tiap tahunya, yakni dengan kecepatan
rata-rata berkisar 1,90 sampai dengan 4,26 Knots. Di Kecamatan Kokalukuna relatif
mempunyai tingkat kelembaban yang cukup tinggi, berkisar antara 74 persen
sampai dengan 87 persen. Curah hujan di Kecamatan Kokalukuna beragam tiap
bulanya biasanya curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei 321 mm.
c. Bidang Kehutanan
Luas kawasan hutan yang yang telah di tetapkan di wilayah Kecamatan
Kokalukuna sebesar 1,736 ha, dimana menurut jenisnya sebagian besar
diperuntukan untuk penggunaan lainya yaitu sebesar 943 ha, hutan wisata sebesar
488 ha, dan untuk kawasan hutan produksi biasa sebesar 305 ha, serta untuk hutan
lindung sebesar 3 ha (Badan Pusat Statistik Kota Baubau, 2013).
B. Potensi Ekowisata
Potensi ekowisata merupakan syarat penting yang dimiliki suatu kawasan
wisata, karena potensi yang terdapat dalam kawasan wisata dapat berbeda di setiap
tempat, semakin unik dan indah potensi yang terdapat disuatu kawasan wisata maka
wisatawan akan semakin tertarik untuk menjadikan tempat tersebut sebagai suatu
29
destinasi wisata. Dari hasil penelitian ini potensi yang terdapat dalam kawasan
Wisata Alam Bungi yaitu potensi flora dan fauna, kemudian potensi panorama alam
serta yang sangat menarik adalah potensi permandian alamya.
a. Potensi Panorama Alam
Panorama alam dalam kawasan Wisata Alam Bungi sangat indah. Jika
memasuki kawasan Wisata Alam Bungi, maka wisatawan akan disambut dengan
bunyi gemercik air dari sungai bungi, kemudian suara kicauan burung juga
terdengar sangat indah. Hembusan angin yang sejuk akan membuat suasana
semakin santai, dalam kawasan juga dapat dijumpai berbagai jenis flora dan fauna
yang beragam.
Gambar 2. Potensi panorama alam dalam kawasan Wisata Alam Bungi 2015
Potensi panorama alam dalam kawasan bungi dapat langsung dirasakan
setelah berjalan ± 45 m dari pos jaga kawasan. Sedangakan jarak dari jalan raya
30
sampai kedalam pos jaga kawasan ± 320 m. Untuk mencapai kawasan ini dapat di
tempuh dengan kendaraan bermotor dan mobil dengan waktu tempuh sekitar 13
menit dari pusat kota.
b. Potensi Permandian Alam
Permandian alam bungi merupakan objek utama yang ingin dinikmati oleh
wisatawan yang berkunjung. Keindahan air terjun yang bertingkat-tingkat
menjadikan kawasan Wisata Alam Bungi banyak dijadikan pilihan destinasi wisata
bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan interlokal.
Gambar 3. Permandian alam kawasan Wisata Alam Bungi 2015
Untuk menikmati keindahan air terjun bungi dapat ditempuh dengan
berjalan kaki sekitar ± 1,42 km dari pos jaga kawasan. Bagi wisatawan yang
31
menyukai wisata petualang kawasan ini sangat menarik untuk di kunjungi, karena
jika dalam kadaan musim penghujan dimana air sungai dalam keadaan berarus,
maka untuk sampai ketempat air terjun bungi dapat ditempuh dengan melewati
jalan pipa, keadaan tersebut dapat sedikit menguji adrenalin para wisatawan, namun
dipastikan jalur pipa aman untuk dilalui. Dalam kawasan air terjun bungi juga dapat
dijumpai jenis batuan Stalakmit dan Stalagmit yaitu batuan khas daerah karst.
c. Potensi Flora dan Fauna
Hasil pengamatan langsung dengan membuat jalur tracking, ditemui
beberapa jenis flora dan fauna yang terdapat dalam kawasan Wisata Alam Bungi.
Jenis yang terdapat disepanjang jalur tracking yaitu jenis kayu Wola/Bitti (Vitex
cofassus), Matoa (Pometia pinnata), Jati (Tectona grandis), Kafofo (Kleinhovia
hospita), Jambu Mente (Anacardium occidentale), jenis Bambu (Bambuseae), Enau
(Arenga pinnata) dan pohon Ara (Ficus carica) yaitu jenis pohon yang disukai
berbagai jenis burung, Sedangkan jenis fauna yang terlihat disepanjang jalur
trecking yaitu beberapa jenis Kumbang seperti Kupu-Kupu (Delias fruhstorferi),
Capung (Aesha sp), jenis burung salah satunya yang termaksud hewan langka yaitu
jenis burung Rangkong (Bucerotidae) dan burung Maleo (Macrocephalon maleo)
serta beberapa burung kecil, kemudian hewan-hewan reptil seperti Ular hijau
32
(Timeresurus albbolabris) dan Kadal (Lacerta agilis), juga binatang khas sulawesi
yaitu Monyet hitam sulawesi (Macaca ochreata).
Blogs.uajy.ac.id
Gambar 4. Flora dan fauna Wisata Alam Bungi 2015
C. Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata
Komponen yang dinilai dari kawasan Wisata Alam Bungi adalah daya tarik
lokasi wisata tersebut, aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi kawasan, akomodasi
yang ada di sekitar lokasi wisata dan juga sarana dan prasarana penunjang yang
mendukung perkembangan lokasi wisata.
a. Daya tarik
Daya tarik suatu kawasan merupakan hal utama yang menjadikan kawasan
tersebut menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan melakukan kegiatan
wisata. Kawasan Wisata Alam Bungi mempunyai potensi daya tarik yang cukup
kuat untuk menarik minat wisatawan berkunjung kelokasi tersebut. Daya tarik yang
terdapat dalam kawasan Wisata Alam Bungi dapat dilihat dari banyaknya sumber
daya alamnya yang menonjol seperti flora dan fauna, keindahan sungai dan air
terjun serta gejala alam seperti batuan, lalu kegiatan wisata alam yang dapat
dilakukan didalam kawasan misalnya kegiatan mandi di sungai dekat air terjun
33
bungi, treking, dan melakukan penelitian/pendidikan. Kemudian daya tarik berupa
kebersihan, keamanan dan kenyamanan seperti bebas dari samapah, jauh dari
kebisingan serta udara yang bersih dan sejuk juga merupakan daya terik yang
terdapat dalam kawasan Wisata Alam Bungi.
Masing - masing daya tarik tersebut mempunyai nilai yang akan
menunjukan seberapa besar dan kuat kawasan tersebut dapat menarik minat
pengunjung. Penilaian terhadap komponen daya tarik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil penilaian terhadap komponen daya tarik di Kawasan Wisata Alam
Bungi
No Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
1 Keunikan SDA 6 20 120
2 Banyaknya SDA yang menonjol 6 25 150
3 Kegiatan wisata alam yang dapat
dilakukan
6 25 150
4 Kebersihan lokasi objek wisata 6 30 180
5 Keamanan kawasan 6 30 180
6 Kenyamanan 6 25 150
Skor total 155 930
Keterangan = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer 2015
Hasil penilaian dari tabel 2. Dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh
adalah 930, skor ini diperoleh dari hasil kali antara bobot dangan nilai dari setiap
sub unsur dan kemudian di totalkan seluruhnya, dimana pada kriteria keunikan
sumber daya alam memperoleh nilai 20 karena dalam kawasan terdapat tiga unsur
yang masuk dalam penialian yaitu seperti berbagai jenis flora dan juga fauna
beberpa diantaranya adalah fauna langkah seperti burung Rangkong dan burung
Maleo serta fauna khas sulawesi yaitu monyet hitam sulawesi, kemudian terdapat
juga sungai dan air terjun bungi yang indah. Pada kriteria banyaknya sumber daya
alam yang menonjol diperoleh nilai 25 karena dalam kawasan terdapat empat unsur
34
yang masuk dalam penilaian yaitu flora dan fauna, Air terjun kemudian unsur yang
menonjol pula adalah batuan khas daerah kars yaitu batuan stalaktit dan stalakmit.
Selanjutnya pada penilaian kegiatan wisata yang dapat dilakukan ada empat unsur
yang masuk dalam penilaian yaitu menikmati keindahan alam, melihat flora dan
fauna, treking, pendidikan dan penelitian sehingga nilai yang diperoleh adalah 25.
Penilaian kebersihan lokasi objek wisata ada enam unsur yang masuk dalam
penilaian yaitu bersih dari sampah industri, tidak ada sampah berserakan, jauh dari
keramaian, jauh dari pemukiman penduduk, tidak ada coret-coret dan pencemaran
lainya sehingga nilai yang diperoleh adalah 30. Kemudian pada penilaian kemanan
kawasan ada enam unsur yang masuk dalam penilaian yaitu tidak ada arus
berbahaya, tidak ada perambahan dan penebangan liar, tidak ada pencurian, tidak
ada penyakit berbahaya seperti malaria, tidak ada kepercayaan yang menggangu,
tidak ada tanah longsor sehingga nilai yang didapatkan adalah 30 dan yang terakhir
pada penilan kenyamanan kawasan terdapat empat unsur yang dinilai yaitu udara
yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang menggangu, bebas dari kebisingan, tidak
ada lalulintas yang menggangu sehingga diperoleh nilai 25.
b. Aksesibilitas
Perjalanan menuju kawasan Wisata Alam Bungi dapat ditempuh dalam
waktu ± 13 menit dari pusat kota Baubau. Jika menggunakan angkutan umum
pengunjung dapat menggunakan angkutan umum yang melewati kelurahan
Lakologou dengan rute Waruruma – Bungi dengan ongkos sebesar Rp. 5000. Jarak
dari jalan raya sampai kedalam pos jaga kawasan ± 320 m. Sedangkan jarak dari
pusat kota sampai ke lokasi wisata berkisar 9 km, Tipe jalan menuju kawasan
35
Wisata Alam Bungi adalah tipe jalan aspal dengan lebar 2,3 m. Penilaian terhadap
aksesibilitas menuju kawasan Wisata Alam Bungi dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil penilaian terhadap aksesibilitas menuju kawasan Wisata Alam Bungi
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total
1 Kondisi jalan 5 30 150
2 Jarak 5 25 125
3 Tipe jalan 5 25 125
4 Waktu tempuh dari pusat kota 5 30 150
Skor total 110 550
Keterangan = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer 2015
Hasil penilaian aksesibilitas pada tabel 3, menunjukan bahwa skor total
yang diperoleh adalah 550 nilai ini diperoleh dari penialaian setaip sub unsur
dimana pada penilaian kondisi jalan menuju kawasan Wisata Alam Bungi
menunjukan kondisi jalan yang sangat baik sehingga nilai yang diperoleh 30,
dengan tipe jalan aspal yang lebarnya ± 3 m sehingga diperoleh nilai 25 dan
ditambah lagi dengan lokasinya yang cukup dekat dengan pusat kota yaitu berjarak
± 9 km dari pelabuhan dan pusat kota sehingga nilai yang diperoleh 25, serta dari
pusat kota menuju kawasan Wisata Alam Bungi hanya memerluakan waktu tempuh
13 menit sehingga nilai yang diperoleh 30. Keadan tersebut menggambarkan
keadaan lokasi wisata yang sangat mudah untuk diakses. Hal ini sesuai dengan
pernyataan MacKinnon et al. Dalam Ginting et al (2015) yang menyatakan bahwa
dua diantara beberapa faktor yang membuat suatu kawasan menarik bagi
pengunjung adalah letaknya yang dekat, cukup dekat atau jauh dengan bandar udara
internasional atau pusat wisata utama atau pusat kota dan juga perjalanan ke
kawasan tersebut apakah mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau
36
berbahaya. Salah satu kondisi yang kurang mendukung untuk aksibilitas ini adalah
kondisi jalan menuju lokasi air terjun yang bisa di katakan buruk karena tipe jalanya
yang merupakan jalan batu dan jalan tanah serta pengunjung harus berjalan
melewati jalan pipa yang telah disediakan. Namun jika melihat sisi lainya keadaan
tersebut menjadi keadaan yang cukup menyenangkan dan menantang untuk
pengunjung.perlu sedikit usaha untuk menuju lokasi air terjun, namun bisa
dipastikan jalan yang tersedia aman untuk dilalui.
c. Akomodasi
Ketersediaan akomodasi disebuah lokasi wisata merupakan faktor penting
bagi pengunjung yang ingin menginap dilokasi tersebut. Menurut MacKinnon et al.
Dalam Ginting et al (2015) menyatakan bahwa akomodasi merupakan salah satu
faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk melakukan suatu kunjungan
wisata. Ketersediaan akomodasi dalam lokasi wisata sangat membantu pengunjung
ketika pengunjung ingin menginap di lokasi yang dikunjunginya. Namun apabila
tidak terdapat akomodasi dalam lokasi wisata, pengunjung dapat mencari
akomodasi yang ada tidak jauh dari lokasi wisata.
Kawasan Wisata Alam Bungi tidak menyediakan akomodasi di dalam
kawasan tersebut. Dalam kawasan hanya terdapat pos jaga tempat penjung yang
ingin beristirahatdan bertanya mengenai lokasi, hal ini dikarenakan kawasan ini
belum dikelola dengan baik hanya kawasan hanya di kelola oleh masyarakat
setempat. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemerintah setempat atau
pihak pengelola nantinya untuk menambah fasilitas berupa akomodasi di dalam
kawasan agar pengunjung yang datang ke lokasi dan ingin menginap tidak perlu
37
mencari penginapan dengan jarak yang terlalu jauh. Penilaian untuk akomodasi di
sekitar kawasan Wisata Alam Bungi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil penilaian akomodasi sekitar Wisata Alam Bungi (Radius 15 km dari
objek)
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total
1 Jumlah penginapan 3 30 90
2 Jumlah kamar 3 30 90
Skor total 60 180
Keterangan = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer 2015
Pada tabel 4. Dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh adalah 180, nilai
ini didapatkan dari penilaian akomodasi yang berada disekitar kawasan dengan
radius 15 km dari objek, dari penilaian tersebut maka didapatkan sejumlah hotel
dan penginapan yang jumlahnya lebih dari 30 penginapan sehinga nilai yang
diperoleh adalah 30 dengan jumlah kamar yang lebih dari 100 kamar sehingga nilai
yang didapatkan juga 30, salah satu hotel yang paling dekat dengan kawasan Wisata
Alam Bungi adalah hotel Ratu rajawali. Hasil penilaian pada tabel 4. Menjelaskan
bahwa akomodasi sekitar kawasan Wisata Alam Bungi sangat memadai, hal ini
dikarenakan lokasi objek wisata dekat dengan pusat kota Baubau sehingga akses
menuju lokasi sangat baik dan ketersediaan fasilitas akomodasi lengkap dalam kota.
Walaupun akomodasi sangat memadai sekitar kawasan, akan lebih baik jika
akomodasi juga tersedia dalam kawasan hal tersebut akan mendapat nilai tambah.
d. Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasana di sekitar kawasan wisata merupakan slah satu faktor
daya tarik yang penting dalam ekowisata, hal ini bepengaruh dalam perkembangan
suatu objek wisata.
38
Penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang dalam kawasan Wisata
Alam Bungi sebagai salah satu daerah tujuan wisata dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil penilaian terhadap sarana dan prasarana penunjang (radius 10 km
dari obyek)
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total
1 Prasarana 3 50 150
2 Sarana 3 50 150
Skor total 100 300
Keterangan = Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer 2015
Hasil penilaian pada tabel 4 diperoleh skor total yaitu 300, hasil ini
diperoleh dari penilaian sarana dan prasaran penunjang yang terlihat sekitar
kawasan Wisata Alam Bungi dalam radius 10 km dari objek wisata dapat ditemukan
Prasarana penunjang seperti kantor pos, puskesmas, serta adanya jaringan telopon,
listrik dan jaringan air minum sehingga nilai yang didapatkan yaitu 50. Sedangkan
untuk sarana penunjang juga sangat memadai seperti tersedianya rumah makan,
pusat perbelanjaan, bank, dan toko cindera mata yang terletak di pasar wameo juga
mendapatkan nilai 50. Sarana dan prasarana di sekitar kawasan Wisata Alam Bungi
sangat memadai karena letak kawasan yang tidak jauh dari pusat kota namun tidak
hanya mengharapkan sarana dan prasrana sekitar kawasan pemerintah juga harus
memperhatikan fasilitas dalam kawasan yang bisa dikatakan masih sangat kurang
mendukung.
D. Analisis Kelayakan Objek dan Daya Tarik Ekowisata Kawasan Wisata
Alam Bungi.
Penelitian yang dilakukan dengan observasi langsung dalam kawasan
Wisata Alam Bungi, Kecamatan Kokalukuna kota Bauabu untuk mengetahui
potensinya, dengan penilaian beberapa komponen atau kriteria yaitu daya tarik,
39
aksesibilitas, akomodasi serta sarana dan prasarana penunjang yang mendukung
perkembangan lokasi wisata. Hasil penilaian yang di dapatkan kemudian di analisis
untuk penilaian apakah kawasan Wisata Alam Bungi layak, kurang layak atau tidak
layak untuk dikembangkan. Hasil penilaian terhadap komponen - komponen di
kawasan Wisata Alam Bungi dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil penilaian objek dan daya tarik Wisata Alam Bungi
Keterangan = Skor maksimum kurang skor minimum bagi tiga
Kriteria kelas kelayakan berdasarkan interval
Skor tertinggi untuk setiap kriteria
Sumber: Data Primer 2015
Hasil perhitungan tabel 6. Menunjukan bahwa kawasan Wisata Alam Bungi
sangat berpotensi serta layak untuk dikembangkan dan dijadikan daerah tujuan
wisata hal ini disimpulkan sesuai dengan tingat kriteria kelayakan yang di tentukan
pada setiap kelasnya menyatakan bahwa setiap kelas dinyatakan layak dengan nilai
masing – masing keritieria yaitu, daya tarik dengan nilai 930, aksesibilitas 550,
akomodasi 180 dan sarana parsarana dengan nilai 300. Tingkat kelayakan untuk
setiap kelas berbeda - beda ini berdasarkan interval masing - masing kelas, maka
dapat dilihat bahwa yang mencapai nilai maksimum untuk setiap kriteria adalah
Variabel Skor
Maks
Skor
Min
Interval Kriteria Kelayakan Skor
Total
Ket
Daya Tarik 1080 360 240
Layak : 840 - 1080
Belum Layak : 600 - 840
Tidak Layak : < 600
930 Layak
Aksesibilitas 600 300 100
Layak : 500 - 600
Belum Layak : 400 - 500
Tidak Layak : < 400
550 Layak
Akomodasi 180 60 40
Layak : 140 - 180
Belum Layak : 100 - 140
Tidak Layak : < 100
180 Layak
Sarana dan
Prasarana 300 60 80
Layak : 220 - 300
Belum Layak : 140 - 220
Tidak Layak : < 140
300 Layak
40
kriteria akomodasi yang mendapatkan nilai maksimum 180 serta sarana dan
prasarana penunjang yang mendapatkan skor maksimum 300 halini dipengaruhi
oleh keadaan lokasi Wisata Alam Bungi yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat
kota sehingga akomodasi serta saran dan prasranaya masih tersedia disekitar
kawasan. Kemudian untuk penialaian daya tarik kawasan Wisata Alam Bungi
mendapatkan nilai sebesar 930, nilai tersebut menyatakan bahwa kawasan Wisata
Alam Bungi memiliki daya tarik yang cukup tinggi untuk menarik minat wisatawan
untuk berkunjung, dengan adanya kendahan jenis flora dan adanya beberapa jenis
fauna langkah yang sering terlihat pada kawasan seperti burung Rangkong dan
burunga Maleo, monyet hitam sulawesi dan keunikan jenis batuan khas daerah karst
yaitu batuan stalaktit dan stalakmit membuat daya tarik kawasan Wisata Alam
Bungi mendapat penilaian dan menambah daya tarik kawasan tersebut . Begitu pula
dengan penilaian aksesibilitas yang meiliki nilai kelayakan yaitu 550, hal ini
menyatakan bahwa kawasan Wisata Alam Bungi sangat mudah diakses oleh para
wisatawan.
Hasil penilaian pada kawasan Wisata Alam Bungi menunjukan betapa besar
pelung kawasan tersebut untuk dikembangkan. Besarnya daya tarik potensi yang
dimiliki kawasan tersebut serta kemudahan akses untuk menuju kawasan tersebut
juga dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang memadai juga ketersediaan
akomodasi disekitar kawasan membuat kawasan tersebut sangat nyaman dan
strategis untuk dikembangkan. Karena kawasan Wisata Alam Bungi layak untuk
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, maka pengembangan kawasan
tersebut harus mulai difikirkan oleh pemerintah karena jika dikelola dengan baik
41
maka kawasan tersebut dapat menghasilkan nilai rupiah dan mmenambah
pendapatan daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar
kawasan Wisata Alam Bungi .
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu :
1. Kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
menyimpan potensi objek ekowisata berupa keindahan panorama alam,
keindahan peramandian alam yaitu air terjun bungi, serta keragaman jenis flora
seperti jenis kayu Wola/Bitti (Vitex cofassus), Matoa (Pometia pinnata), Jati
(Tectona grandis), Kafofo (Kleinhovia hospita), Jambu Mente (Anacardium
occidentale), jenis Bambu (Bambuseae), Enau (Arenga pinnata) dan Pohon Ara
(Ficus carica) dan fauna yaitu beberapa jenis kumbang seperti Kupu-Kupu
(Delias fruhstorferi), Capung (Aesha sp), jenis burung salah satunya yang
termaksud hewan langka yaitu jenis Burung Rangkong (Bucerotidae) dan
Burung Maleo (Macrocephalon maleo) serta beberapa burung kecil, kemudian
hewan-hewan reptil seperti Ular hijau (Timeresurus albbolabris) dan Kadal
(Lacerta agilis), serta binatang khas sulawesi yaitu Monyet hitam sulawesi
(Macaca ochreata).
2. Berdasarkan hasil penilaian kelayakan potensi ekowisata pada kawasan Wisata
Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau dapat diketahui bahwa
kawasan tersebut layak untuk dikembangkan dengan tingkat kelayakan yang
dinyatakan berdasarkan kriteria kelayakan setiap kelas yang menunjukan bahwa
setiap kelas dinyatakan layak dengat skor masing - masing kelas yaitu daya tarik
930, aksesibilitas 550, akomodasi 180 dan sarana parsarana 300.
43
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di Kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan
Kokalukuna Kota Baubau maka disarankan bahwa:
1. Perlunya pengadaan fasilitas berupa infrastruktur dan akomodasi dalam
kawasan Wisata Alam Bungi untuk menunjang kawasan wisata tersebut.
2. Pengembangan terhadap Kawasan Wisata Alam Bungi Kecamatan Kokalukuna
Kota Baubau sangat perlu dilakukan karena kawasan tersebut berpotensi untuk
mendatangkan rupian dan berpotensi untuk terbukanya lapangan kerja bagi
masyarakat setempat.
3. Kejelasan pengelola dan pengelolaan kawasan yang baik sangat perlu untuk
menunjang kawasan wisata tersebut.
4. Pemerintah serta masyarakat harus lebih memperhatikan kawasan tersebut agar
kelestarian kawasan tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, N. dan Flamin, A., 2012. Analisis Kelayakan Pengembangan Ekowisata Di
kawasan Hutan Lindung Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara. Fakultas Kehutanan Universitas Halu Oleo
kendari. Kendari. Jurnal Layanan Kehutanan Masyarakat, Vol 1 No 1 2012.
Arikunto S., 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta,.
Damanik, J dan Weber, H.F., (2006) Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke
Aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Departemen Kehutanan, 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek Daya
Tarik Wisata Alam. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa
Lingkungan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam. Bogor: Departemen Kehutanan RI.
Departemen Kehutanan, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan. Jakarta: Departemen Kehutanan RI.
Fandeli, C., 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata dalam buku
“Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Universitas Gajah Mada. Pustaka
Pelajar Offset. Yogyakarta.
--------------, 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam (Cetakan Pertama).
Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Ghani, K. A. R., 2010, Unghuhn Archaelogy Site Ecotourism Venture Project.
Bandung.
Ginting, I. A., Panata P. Dan Rahmawati. 2015. Penilaian dan Pengembangan
Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman Wisata Alam (TWA)
Sibolangit. USU. Medan.
Kadir, A., 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi, Yogyakarta.
Kusmayadi dan Sugiarto, E., 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Hindu
Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama
Latupapua Y., 2007. Jurnal Agroforestry Voleme II Nomor Maret 2007 : Studi
Potensi Kawasan dan Pengembangan Ekowisata di Tual Kabupaten
Maluku Tenggara. UMPATI-Press. Ambon.
Subagyo, A., 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
45
O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Pendit, N.S., 1999. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Peraturan Daerah Kota Baubau No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Baubau.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata
Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional,Tamanhutan Raya, dan Taman
Wisata Alam.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestraian Alam.Siswantoro H. 2012 . Tesis : Kajian Daya
Dukung Lingkungan Wisata Alam Taman Wisata Alam Taman Wisata Alam
Gronjongan Sewu Kabupaten Karanganyar. Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang.
Pickering, Catherine Marina; Hill, Wendy. 2007. Impacts of recreation and tourism
on plant biodiversity and vegetation in protected areas in Australia. Journal
of Environmental Management 85: 791-800.
Saragih, L. S., 2007. Analisis Penegmbangan Kesesuaian Lahan Mineral Tanaman
Kelapa Sawit. Universitas Riau Pekanbaru, Provinsi Riau. Sumatra Utara.
Sembiring, I., Hasnudi, Irfan dan Sayed U., (2004). Survei Potensi Ekowisata
diKabupaten Dairi. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara. Jurnal
Penelitian Kehutanan Wallacea. Vol. 2 No. 2, Juni 2013 : 154- 168.
Suprayitno, 2008. Teknik Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Bahan
Bacaan. Pusat Diklat Kehutanan. Bogor.
TIES (The International Ecotourism Society). 2006. Fact Sheet: Global
Ecotourism. Updated edition, September 2006. www.ecotourism.org.
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Weaver, D., 2001. Ecotourism. Australia: John Wiley and Sons Australia, Ltd.
47
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamatan Kokalukuna Kota Baubau
LAMPIRAN PETA LOKASI PENELITIAN
48
Lampiran 2. Pedoman Analisis Daerah Oprasi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam
Kriteria Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(Modifikasi Pedoman Analisis Kelayakan Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Alam Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003)
Kriteria penilaian daya tarik (bobot 6)
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1
Keunikan sumber daya alam
a. Gua
b. Flora
c. Fauna
d. Adat istiadat/kebudayaan
e. Sungai
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
2
Banyaknya sumber daya alam
yang menonjol
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
3
Kegiatan wisata alam yang dapat
dilakukan
a. Menikmati keindahan alam
b. Melihat Flora dan fauna
c. Trekking
d. Penelitian/pendidikan
e. Berkemah
f. Kegiatan olahraga
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
4
Kebersihan lokasi objek wisata,
tidak ada pengaruh dari
a. Industri
b. Jalan ramai
c. Pemukiman penduduk
d. Sampah
e. Vandalisme (coret-coret)
f. Pencemaran lainnya
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
5
Keamanan kawasan
a. Tidak ada arus berbahaya
b.Tidak ada perambahan dan
penebangan liar
c. Tidak ada pencurian
d.Tidak ada penyakit berbahaya
seperti malaria
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
49
e. Tidak ada kepercayaan yang
mengganggu
f. Tidak ada tanah longsor
6
Kenyamanan:
a. Udara yang bersih dan sejuk
b.Bebas dari bau yang mengganggu
c. Bebas dari kebisingan
d.Tidak ada lalu lintas yang
mengganggu
e. Pelayanan terhadap pengunjung
yang baik
f. Tersedianya sarana dan prasarana
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
30 25 20 15 10
Skor maksimum daya tarik: 180 x 6 = 1080
Kriteria Penilaian Aksesibilitas (bobot 5)
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1 Kondisi jalan Baik Cukup Kurang Buruk
30 25 20 15
2 Jarak <5 km 5-10 km 10-15 km >15 km
30 25 20 15
3
Tipe jalan Jalan aspal
Lebar >3 m
Jalan aspal
Lebar >3 m
Jalan
batu/mukadam
Jalan
tanah
30 25 20 15
3 Waktu tempuh dari
pusat kota
1-3 jam 2-3 jam 3-4 jam ≥5 jam
30 25 20 15
Skor maksimum aksesibilitas: 120 x 5 = 600
Kriteria Penilaian Akomodasi (bobot 3)
No Unsur/Sub Unsur Nilai
1 Jumlah akomodasi ≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
30 25 20 15 10
2 Jumlah kamar >100 75-100 30-75 <30 Tidak ada
30 25 20 15 10
Skor maksimum akomodasi: 60 x 3 = 180
Kriteria Penilaian Sarana dan prasarana penunjang (radius 10 km dari objek)
(Bobot: 3)
No Unsur/sub Unsur Macam
≥4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
1. Prasarana
a. Kantor pos
b. Jaringan telepon
c. Puskesmas
d. Jaringan listrik
e. Jaringan air minum
50 40 30 20 10
50
2 Sarana penunjang
a. Rumah makan
b. Pusat perbelanjaan/ pasar
c. Bank
d. Toko souvenir/
e. cenderamata
f. Angkutan umum
50 40 30 20 10
Skor maksimum sarana dan prasarana penunjang: 100 x 3 = 300
51
Lampiran 3. wawancara pengunjung di lokasi Wisata Alam Bungi
Tabel 1. Data pengunjung
No Umur Jmlh Jenis
kelamin
asal Pendidikan
terakhir
Status
pernikahan
Total
1 17 -
20
6 -Laki-Laki -Bungi
-Lakologou
-Lanto
-Unaaha
SD = 2 -Menikah
3 orang
14
responden
2 21 -
30
5 8 SMP = 1
3 31 -
42
2 -
Perempuan
SMA = 7 -Blm
Menikah
6 orang 4 42 -
50
1 6 S1 = 4
Tabel 2. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik pada Kawasan Wisata Alam Bungi
No Kriteria
1 Daya Tarik
Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
a. Keunikan SDA
- Flora
- Fauna
- Sungai
6 20 120
b. Banyaknya SDA yang Menonjol
- Flora
- Fauna
- Air
- Batuan
6 25 150
c. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan
- Menikmati Keindahan alam
- Melihat Flora dan Fauna
- Trekking
- Pendidikan/Penelitian
6 25 150
e. Kebersihan lokasi wisata
- Bersih dari sampah industri
- Tidak ada sampah berserakan
- Jauh dari keramaian
- Jauh dari pemukiman penduduk
- Tidak ada coret-coret dan
- Pencemaran lainya
6 30 180
f. Keamanan kawasan
- Tidak ada arus berbahaya
- Tidak ada perambahan dan penebangan
liar
- Tidak ada pencurian
6 30 180
52
- Tidak ada penyakit berbahaya seperti
malaria
- Tidak ada kepercayaan yang menggangu
- Tidak ada tanah longsor
g. Kenyamanan kawasan
- Udara yang bersih dan sejuk
- Bebas dari bau yang menggangu
- Bebas dari kebisingan
- Tidak ada lalulintas yang menggangu
6 25 150
Skor total 155 930
2 Aksesisilitas
Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
a. Kondisi Jalan
- Baik
5 30 150
b. Jarak dari kota
- 9 km
5 25 125
c. Tipe jalan
- Jalan aspal 3 m
5 25 125
d. Waktu tempuh dari pusat kota
- 13 menit
5 30 150
Skor total 110 550
3 Akomodasi
Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
a. Jumlah penginapan
> 30
3 30 90
b. Jumlah kamar
> 100
3 30
Skor total 60 180
4 Sarana dan Prasarana
Unsur/Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
a. Prasarana
- Kantor pos
- Puskesmas
- Jaringan telepon
- Jaringan listrik
- Jaringan air minum
3 50 150
b. Sarana
- Rumah makan
- Pusat perbelanjaan/pasar
- Bank
-Toko cinderamata
-Transportasi
3 50 150
Skor total 100 300
53
Lampiran 4. Jalur Tracking pada kawasan Wisata Alam Bungi
Jalur Tracking
54
Lampiran 5. Potensi flora yang ada di kawasan wisata alam bungi pada jalur
tracking
No Nama
Lokal
Nama Ilmiah Ketinggian
(mdpl)
Gambar Keterangan
1 Matoa Pometia
pinata
102
Banyak
ditemukan
disepanjang
jalur
2 Jati Tectona
grandis
36
Banyak
ditemukan
dekat jalur
utama
3 Wola/
Bitti
Vitex
coufassus
31
Tersebar di
sepanjang
jalur utama
hingga dekat
permandian
55
4 Kafofo Kleinhovia
hospita
46
Banyak di
temukan di
sepanjang
jalur dan
tumbuh
tersebar
5 Ara Ficus carica 63
Tersebar di
sepanjang
jalur utama
hingga dekat
permandian
6 Jambu
mente
Anacardium
occidentale
45
Ditemukan
dalam
jumlah yang
lebih banyak
dekat jalur
kafofo
7 Bambu Bambuseae 40 Banyak di
temukan di
sepanjang
jalur dan
tumbuh
tersebar
56
8 Enau Arenga
pinnata
34
Ditemukan
dekat jalur
air terjun
57
Lampiran 6. Potensi flora yang ada di kawasan wisata alam bungi pada jalur
tracking
No Nama
Lokal
Nama Ilmiah Gambar Identifikasi
1 Kupu-
Kupu
Delias
fruhstorferi
Pengamatan
langsung
(jarak 2 m
dari
pengamat)
2 Capung Aesha sp
Pengamatan
langsung
(jarak 2 m
dari
pengamat)
3 Ular hijau Timeresurus
albbolabris
Pengamatan
langsung
(jarak 3 m
dari
pengamat)
4 Kadal Lacerta agilis
Wikipedia.org
Pengamatan
langsung
(Jarak 5 m
dari
pengamat)
58
5 Rangkong Bucerotidae
Blogs.uajy.ac.id
Pengamatan
langsung (
jarak ± 20
m dari
pengamat)
7 Maleo Macrocephalon
maleo
wikipedie.org
Suara
6 Monyet
sulawesi
Macaca
ochreata
versesofuniverse.blogspot.com
Suara
59
Lampiran 7. Gambar dokumentasi lapangan
Pemandangan air terjun bungi
Pemandangan jalan pipa menuju air terjun bungi
Wawancara bersama pngunjung
60
- Akomodasi, Sarana dan Prasarana Penunjang radius 10 km.
Hotel (Akomodasi)
Pasar,Rumah Sakit,Pelabuhan,Bandara, Jalan menuju kawasan Wisata Alam
Bungi (Sarana dan Prasarana Penunjang)
61
Lampiran 8. Lembar Kuisioner Penelitian Pada Kawasan Wisata Alam Bungi
Kecamata Kokalukuna Kota Baubau
LEMBAR KUISIONER PENELITIAN
PROFIL UMUM RESPONDEN
Nama: ...............................................................................
Jenis Kelamin: a. Pria, b. Wanita
Usia:
Status Pernikahan: a. Sudah Menikah, b. Belum Menikah,
c.Pernah Menikah
Pekerjaan:
Lokasi Tempat Tinggal:
Tingkat Pendapatan Per bulan
(Bila anda sudah bekerja):...................................................
LEMBAR PERTANYAAN
1. Apakah anda sering mengunjungi Kawasan Permandian Alam Bungi Kota
Baubau:
a. Ya.
b. Tidak
2. Berapa kali anda mengunjungi Kawasan Permandian Alam Bungi Kota Baubau:
a. 1 – 3 b. > 3 kali
3. Rute transportasi apa yang anda gunakan ke Kawasan Permandian Alam Bungi
Kota Baubau:
a. Darat
b. Laut
4. Transportasi apa yang anda gunakan ke Kawasan Permandian Alam Bungi Kota
Baubau:
a. Angkutan umum
b. Mobil pribadi
c. Lainnya...................
5. Berapa besar biaya yang anda habiskan di Kawasan Permandian Alam Bungi
Kota Baubau:
a. Rp. 1000.000
b.<Rp. 1000.000 (................)
c. > Rp. 1000.000 (..............)
6. Berapa lama waktu yang anda habiskan di Kawasan Permandian Alam Bungi
Kota Baubau:
a. 1 hari d. 1 Minggu
b. 2 hari e. Lainnya.........
c. 3 hari
62
7. Apa tujuan anda mengunjungi Kawasan Kawasan Permandian Alam Bungi
Kota Baubau:
a. Penelitian
b. Rekreasi
c. Pendidikan
d. Lainnya ...................
8. Dengan siapa anda berkunjung:
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Rombongan
9. Apakah anda mempunyai rencana untuk mengunjungi kembali Kawasan
Permandian Alam Bungi Kota Baubau :
a. Ya.
b. Tidak
Alasan
:.........................................................................................................................
Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan
pemahaman Anda, berkaitan dengan ekowisata dan aktivitas Anda Kawasan
Permandian Alam Bungi Kota Baubau!
1. Apakah jenis keunikan sumberdaya seperti Gua, flora dan fauna, adat
istiadat/kebudayaan, dan sungai terdapat dalam kawasan wisata alam bungi?
a) Ia,terdapat seluruhnya
b) Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan (.................................)
c) Tidak terdaat sama sekali
2. Apakah sumber daya alam seperti Batuan, flora dan fauna, air terjun, gejala
alam dapat di jumpai dalam kawasan wisata alam bungi?
a) Ia, terdapat seluruhnya
b) Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan
(...................................................)
c) Tidak ada sama sekali
3. Apakah kegiatan wisata alam seperti: Menikmati keindahan alam, Melihat
flora dan fauna, Trekking, Penelitian/pendidikan, berkemah, dan kegiatan
olah raga, dapat dilakukan dan dalam kawasan wisata alam bungi?
a) Ia, Dapat dilakukan
b) Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan
(........................................................................)
c) Tidak ada kegiatan wisata
63
4. Apakah lokasi objek wisata bungi tidak terpengaruh oleh sampah industri, jauh
dari keramaian, pemukiman penduduk, tidak ada sampah berserakan,
Vadalisme (coret-coret), dan bersih dari pencemaran lainya?
a) Ia, Lokasinya sangat bersih
b) Ia, tetapi ada pencemaran lain,
sebutkan(...........................................................................)
c) Lokasinya tidak bersih
5. Apakah kawasan wisata alam bungi aman dari arus lalulintas, perambahan dan
penebagan liar, pencurian, penyakit berbahaya dan malaria, serta tanah longsor?
a) Ia, lokasinya sangat aman
b) Ia, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan,
sebutkan(...............................................)
c) Lokasinya tidak aman
6. Apakah dalam kawasan wisata alam bungi kia dapat merasakan kenyamanan
seperti: Udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang mengganggu,
bebas dari kebisingan, tidak ada lalulintas yang mengganggu, tersedia
sarana dan prasarana serta adanya pelayanan yang yang baik terhadap
pengunjung?
a) Ia, lokasinya sangat nyaman
b) Ia, namun ada beberapa hal yang tidak didapatkan,
sebutkan(........................................................................................)
c) Lokasinya tidak nyaman
7. Bagaimana kondisi jalan menuju kawasan wisata alam bungi ?
a) Baik
b) Cukup
c) Sedang
d) Buruk
8. Kira-kira berapa jauh jarak dari kota menuju kawasan wisata alam bungi ?
a) < 5 km,(kira-kira......................km)
b) 5-10 km,(kira-kira......................km)
c) 10-15 km,(kira-kira......................km)
d) >15 km,(kira-kira......................km)
9. Kira-kira berapa lama waktu tempuh dari pusat kota menuju kawasan wisata
alam bungi?
a) 1-3 jam,(kira-kira......................jam)
b) 2-3 jam,(kira-kira......................Jam)
c) 3-4 jam,(kira-kira......................jam)
d) >5 jam,(kira-kira......................jam)
10. Apa tipe jalan menuju kawasan wisata alam bungi.
a) Jalan aspal lebar > 3 m
64
b) Jalan aspal lebar > 3 m
c) Jalan batu/ makadam
d) Jalan tanah
e) Lainya, sebutkan
11. Dalam Radius 15 km dari lokasi wisata berapa banyak terdapat penginapan?
a) 10
b) 15
c) 20
d) 25
e) > 30
f) Tidak ada penginapan
12. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat prasarana seperti :
Kantor pos, Jaringan telepon, Puskesmas, Jaringan listrik, dan jaringan air
minum?
a) Ia, terdapat selurunya
b) Ia, Tetapi hanya beberapa,
sebutkan(................................................................................)
c) Tidak ada
13. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat sarana seperti : Rumah
makan, Pasar, Bank, Toko cenderamata, dan transpotasi?
a) Ia, Terdapat seluruhnya
b) Ia, tetapi hanya beberapa,
sebutkan(.................................................................................)
c) Tidak ada.
-Terima kasih -
Intan Maha Rani
65
RIWAYAT HIDUP
INTAN MAHA RANI dilahirkan pada Tanggal 07 Juli 1992
di Landono, Desa Wonua Sangia, Kecamatan Landono,
Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, yang
merupakan putri dari pasangan suami istri Bapak Basran Tae
dan Ibu Nur Seha.
Pada Tahun 1998 penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Landono (Sulawesi Tenggara) dan lulus pada tahun 2004. Penulis melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Landono (Sulawesi
Tenggara) pada tahun 2004 hingga Tahun 2007. Pada Tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Landono
(Sulawesi Tenggara) dan selesai pada Tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) di Perguruan Tinggi Negeri. Penulis diterima
sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan
(saat itu Fakultas Pertanian) Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara
malalui test Seleksi jalur PPNP. Selama menempuh pendidikan S1, Penulis aktif di
organisasi DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa
Jurusan) dan berpartisipasi dalam kegiatan KPUM UHO (Komisi Pemilihan Umum
Mahasiswa Universitas Halu Oleo), Bina Corps Rimbawan, Manajemen Alam
Bebas, Rimbawan Cup dan Seminar Mahasiswa Kehutanan Indonesia (SMKI) PC.
Sylva Indonesia.