93
i SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PANTAI TORONIPA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TORONIPA KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE Oleh RUSDIN Stb. B1A1 10 165 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

i

SKRIPSI

DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PANTAITORONIPA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

DI KELURAHAN TORONIPA KECAMATAN SOROPIAKABUPATEN KONAWE

Oleh

RUSDINStb. B1A1 10 165

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 2: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

ii

SKRIPSI

DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PANTAITORONIPA TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT

DI KELURAHAN TORONIPA KECAMATAN SOROPIAKABUPATEN KONAWE

Oleh

RUSDINStb. B1A1 10 165

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 3: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

iii

DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PANTAI TORONIPATERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KELURAHAN

TORONIPA KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Ekonomi

Oleh :

RUSDINStb. B1A1 10 165

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016Tanggal 23 Juni 2016

Page 4: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

iv

Page 5: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

v

Page 6: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

vi

Page 7: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

vii

ABSTRAK

Rusdin (B1A1 10 165) Dampak Pengembangan Wisata Bahari PantaiToronipa Terhadap Perekonomian Masyarakat di Kelurahan Toronipa KecamatanSoropia Kabupaten Konawe, dibimbimbing oleh Madjiani Thahir selakupembimbing I dan Ahmad selaku pembimbing II

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengembangan wisatabahari pantai Toronipa terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan ToronipaKecamatan Soropia Kabupaten Konawe.

Metode pengumpulan data dimulai dari observasi penelitian dan wawancaralangsung pada sasaran penelitian dan dokumentasi. Selanjutnya hasil penelitiandianalisis melalui metode deskriptif kualitatif dengan 4 komponen analisis yakniediting data, sortir, tabulasi dan interpretasi.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebelum pengembangan obyek wisataaktivitas ekonomi masyarakat pada umumnya sebagai petani dan nelayan, namunsesudah pengembangan obyek wisata melalui penyediaan sarana dan prasaranakemudian hubungan antara masyarakat dengan wisatawan yang akrab sehinggameningkatkan jumlah pengunjung, aktivitas ekonomi masyarakat bertambah yaknisebagai pedagang (kios/kantin) dan penyedia fasilitas seperti banana boat, banpelampung, gazebo, ruang bilas dan penginapan, meningkatkan pendapatanmasyarakat secara signifikan. Dengan demikian pengembangan obyek wisatamemberikan dampak yang positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat diKelurahan Toronipa.

Hasil tersebut menyimpulkan bahwa obyek wisata pantai Toronipamemberikan dampak yang lebih baik antara lain dapat menambah aktivitasekonomi dan pendapatan masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan SoropiaKabupaten Konawe.

Kata Kunci : Dampak Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Aktivitas danPendapatan Masyarakat

Page 8: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

viii

ABSTRACT

Rusdin (B1A1 10 165)The Impact of Developing Marine Tourism ofToronipa Beach on the Society’s Economy in Toronipa Village in the Subdistrictof Soropia in KonaweRegency.Supervised by MadjinaiThahir as supervisor I, andAhmad as supervisor II.

This study aimed to find out the impact of developing the marine tourism ofToronipa beach on the society’s economy in Toronipa village in the subdistrict ofSoropia in Konawe regency.

Method of data collection included observation, direct interview with theresearch target, and documentation. Results of the study were then analyzed byusing a descriptive qualitative method, which included 4 components of analysisnamely data editing, sorting, tabulation, and interpretation.

Results show that, before the development of the tourism object, peoplegenerally work as farmers and fishermen. After the development of the tourismobject, which entailed the constructions of facilities and infrastructures, therelationship between the local people and visitors was becoming closer, and therewas an increase in the economic activities of the people who worked as sellers(kiosk/canteen) and providers of facilities such as banana boats, floating tires,gazebos, wash rooms, and inns, and all these had significantly increased thesociety’s economy in Toronipa village.

It could be concluded that, as a tourism object, Toronipa beach has hadbetter impacts, including increased economic activities and increased incomes ofthe people in Toronipa beach in the sub district of Soropia, in Konawe regency.

Keywords: Impact of developing beach tourism object, society’s activitiesand incomes

Page 9: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

ix

KATA PENGANTAR

Alhamndulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan

alam semesta dan merupakan pemilik serta pemberi dari segala hal dan pelurus

segala urusan makhluk ciptaan-Nya. Sehingga penulis dapat mengamati,

memahami, merangkai dan menulis berbagai persoalan yang ada di dalam

kehidupan. Baik dalam urusan bidang keilmuan maupun pada bidang lainnya.

Sehingga penulis menuangkan hal tersebut kedalam skripsi yang berjudul

“Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai Toronipa Terhadap

Perekonomian Masyarakat Di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia

Kabupaten Konawe”.

Penulis menyadari dan mengucapkan banyak terimakasih serta penghargaan

yang setulus-tulusnya kepada yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya

yakni Ayahanda Nawirdan Ibunda Jadariayang telah mendidik dan membesarkan

dengan kasih sayang serta memberikan dorongan moral dalam proses penyusunan

skripsi ini.

Teriring rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak

Madjiani Thahir, SE., M.Siselaku pembimbing I dan Bapak Ahmad, SE.,

M.Siselaku pembimbing II, yang telah sabar memberikan arahan, meluangkan

waktu, tenaga, pikiran, dukungan, bantuan maupun bimbingannya kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

Page 10: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

x

Pada kesempatan ini pula penilis mengucapkan banyak terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Ibu Dr. Hj. Rostin, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Halu Oleo.

3. Ibu Rosnawintang, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Halu Oleo.

4. Ibu Dr. Irmawatty P. Tamburaka, SE., MP selaku Sekretaris Jurusan.

5. Dosen penguji Bapak Dr. Supriadi Rusly, SE., M.Si, Bapak Apoda, MP dan

Bapak La Ode Syamsul Barani, SE., M.Si yang telah meluangkan waktunya

untuk menguji, memberikan pengarahan dan perbaikan sehingga skripsi ini

dapat lebih baik lagi.

6. Para dosen serta sivitas akademika lainnya telah memberikan pengetahuan

dan pelayanan administrasi.

7. Bapak Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe yang telah memberikan

izin meneliti pada kantor dinas yang dipimpinnya.

8. Bapak Kepala Lurah Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten

Konawe yang telah memberikan izin meneliti pada kantor kelurahan yang

dipimpinnya.

9. Kakakku Susilawati, Adikku Erdin dan Niken, Spupuku Tati, Sudin,

Misrawati dan Echa yang telah memberikan dorongan, dukungan serta

bantuannya sampai selesainnya skripsi ini.

Page 11: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xi

10. Teman-temanku Angkatan ‘2010 Jurusan Ilmu Ekonomi, terima kasih

semuanya atas kebersamaan selama kita kuliah.

11. Teman-teman dan guru-guru SDN 2 LAROUE, SMPN 2 KOLONO, dan

SMA AL-KHAIRAT KOLONO. Atas bimbingan dan motivasinya selama

ini.

12. Semua pihak yang telah membentu dalam menyelaesaikan skripsi ini yang

tidak sempat disebutkan terima kasih atas semuanya. Semoga diberikan rezky

yang berlimpah dan pahala yang baik atas bantuannya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi pribadi

penulis. Smoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah, rahmat dan karunia-

Nya kepada kita sekalian. Amin.....

Kendari, Juni 2016

Penulis

Page 12: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN.................................................................. iHALAMAN SAMPUL DALAM................................................................. iiHALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA...................................... iiiHALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ivHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... vHALAMAN KEASLIAN TULISAN.......................................................... viABSTRAK..................................................................................................... viiABSTRACK.................................................................................................. xKATA PENGANTAR.................................................................................. ixDAFTAR ISI.................................................................................................. xiiDAFTAR TABEL......................................................................................... xivDAFTAR GAMBAR..................................................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviBAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................... 11.2 Rumusan Masalah...................................................................... 51.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 61.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 61.5 Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan Teoritik...................................................................... 7

2.1.1 Konsep Pariwisata........................................................... 72.1.2 Jenis-Jenis Pariwisata...................................................... 92.1.3 Pembangunan Kepariwisataan........................................ 122.1.4 Pengaruh Pengembangan Wisata Bahari Terhadap

Aktivitas Masyarakat Pesisir............................................ 152.1.5 Ekonomi Pariwisata......................................................... 172.1.6 Manfaat Pengembangan Pariwisata Bagi Daerah

Tujuan.............................................................................. 192.1.7 Pendapatan Sebagai Ukuran Tingkat Kesejahteraan....... 24

2.2 Kajian Empirik.......................................................................... 272.3 Kerangka Pemikiran.................................................................. 36

BAB 3 METODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 37

Page 13: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xiii

3.2 Populasi dan Sampel.................................................................. 373.2.1 Populasi............................................................................ 373.2.2 Sampel............................................................................. 37

3.3 Jenis dan Sumber Data.............................................................. 383.4 Metode Pengumpulan Data....................................................... 383.5 Metode Pengolahan Data........................................................... 393.6 Analisis Data.............................................................................. 393.7 Definisi Operasional.................................................................. 40

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 41

4.1.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah................................ 414.1.2 Kondisi Penduduk........................................................... 434.1.3 Pengembangan Obyek Wisata Pantai.............................. 454.1.4 Karakteristik Responden................................................. 46

4.2 Kondisi/Gambaran Umum Obyek Wisata Pantai..................... 484.3 Potensi Obyek Wisata Pantai.................................................... 504.4 Kondisi Perekonomian Responden di Kelurahan Toronipa

Sebelum Adanya Pengembangan Obyek Wisata Pantai........... 514.4.1 Aktivitas Ekonomi Responden........................................ 514.4.2 Pendapatan Responden.................................................... 53

4.5 Kondisi Perekonomian Responden di Kelurahan ToronipaSesudah Adanya Pengembangan Obyek Wisata Pantai............ 544.5.1 Aktivitas Ekonomi Responden........................................ 544.5.2 Pendapatan Responden.................................................... 58

4.6 Dampak Pengembangan Wisata Pantai TerhadapPerekonomian Masyarakat........................................................ 604.6.1 Aktivitas Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat............ 60

4.7 Pembahasan............................................................................... 63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan............................................................................... 685.2 Saran......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 71LAMPIRAN.................................................................................................. 74

Page 14: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan Toronipa Berdasarkan Pemanfaatanya

Tahun 2016..................................................................................... 42

Tabel 4.2 Penduduk Kelurahan Toronipa Menurut Kelompok Prodiktivitas

Kerja Tahun 2016........................................................................... 43

Tabel 4.3 Kelompok Penduduk Kelurahan Toronipa Menurut Mata

Pencaharian Tahun 2016................................................................ 44

Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016... 47

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Tahun 2016............ 48

Tabel 4.6 Jenis Aktivitas Ekonomi Responden di Kelurahan Toronipa

Sebelum Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tahun 2016.......... 52

Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan Responden Sebelum Pengembangan

Obyeek Wisata Pantai Tahun 2016................................................ 53

Tabel 4.8 Jenis Aktivitas Ekonomi Responden Sesudah Adanya

Pengembangan Obyek Wisata Pantai Tahun 2016......................... 56

Tabel 4.9 Jenis Usaha dan Tarif di Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016......... 57

Tabel 4.10 Rata-Rata Pendapatan Responden Sesudah Adanya

Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016........................ 59

Tabel 4.11 Perbandingan Aktivitas Ekonomi dan Pendapatan Responden

Sebelum dan Sesudah Pengembangan Obyek Wisata Pantai,

Tahun 2016..................................................................................... 61

Page 15: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian................................................. 36

Page 16: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perbandingan Aktivitas Ekonomi dan Pendapatan

Responden Sebelum dan sesudah Pengembangan Obyek

Wisata Pantai, Tahun 2016...................................................... 72

Lampiran 2. Perbandingan Gambaran Obyek Wisata Pantai Sebelum dan

Sesudah di Kembangkan, Tahun 2016.................................... 74

Page 17: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dalam suatu daerah akan memberikan

kekuatan bagi perekonomian nasional, oleh sebab itu laju pertumbuhan

ekonomi dan peran serta pelaku ekonomi diharapkan mampu memberikan

kontribusi dalam membangun perekonomian masyarakat yang merupakan

bagian dari pertumbuhan ekonomi nasional. Kegiatan ekonomi mencakup

berbagai aspek kehidupan yang menghasilkan barang dan jasa.

Pemanfaatan sumber daya alam menjadi obyek ekonomi telah

dilakukan oleh masyarakat untuk memberikan nilai tambah dalam

memenuhi kehidupan masyarakat seperti obyek wisata. Bidang pariwisata

yang dibentuk oleh pemerintah ditujukan untuk menyediakan sarana dan

prasarana wisata yang dilengkapi dengan penginapan, transportasi dan

sarana umum lainnya yang dapat memberikan kontribusi bagi kedua pihak

baik bagi wisatawan, maupun bagi pengelola obyek wisata.

Perkembangan obyek wisata di tanah air bukan lagi hal yang baru,

bahkan sampai sekarang ini pariwisata merupakan salah satu sumber

pendapatan bagi negara dari para wisatawan domestik maupun manca

negara. Disisi lain obyek wisata juga menjadi ajang untuk berbisnis atau

tempat bertemunya para pelaku ekonomi dengan alasan berwisata seperti

yang terjadi di Pulau Bali dan Lombok serta obyek-obyek wisata lainnya.

Page 18: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

2

Pariwisata dikembangkan oleh pemerintah diseluruh wilayah tanah

air dengan memanfaatkan panorama sumber daya alam yang terbentang luas

dari Barat hingga ke Timur dan dari Utara hingga ke Selatan Kepulauan

Indonesia, baik di darat maupun di laut, termaksud di Sulawesi Tenggara.

Obyek wisata yang ada di Sulawesi Tenggara cukup banyak, baik

yang telah dikenal masyarakat maupun yang masih dalam tahap pengelolaan

seperti yang ada Kabupaten Konawe dan daerah lainnya. Daya tarik

wisatawan ke kawasan wisata di Kabupaten Konawe cukup besar, namun

sampai saat ini penataan atau pengelolaannya tidak dilakukan secara

profesional, hanya bersandar pada adat istiadat yang ada pada setiap daerah.

Pantai Toronipa terletak diujung timur Kabupaten Konawe dan

memiliki hamparan pasir putih sekitar 4 km yang tak terputus memutari

teluk. Garis pantai yang panjang, sosial budaya yang baik dan dapat

menampung begitu banyak wisata domestik dan mancanegara dapat menjadi

faktor pendorong sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan domestik dan

mancanegara, karena obyek wisata ini mempunyai banyak daya tarik

tersendiri separti keindahan pasir putih yang panjang, tinggi air lautnya ke

arah laut lepas hanya sekitar 1 meter, pepohonan kelapa sepanjang pantai,

panorama alam, deburan ombak dan dapat menikmati terbit dan terkadang

saat terbenamnya matahari. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila

banyak pengunjung memilih untuk menginap dipantai tersebut untuk

menikmati suasana terbaik Sang Surya.

Page 19: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

3

Saat air pasang, wisatawan dapat menikmati air dangkal dan merasa

aman saat bermain bersama anak-anak, sedangkan pada saat air surut dapat

melihat masyarakat lokal mengumpulkan hewan laut untuk santapan.

Pemandangan tersebut dapat memberikan suasana yang tepat bagi

wisatawan yang mencari ketenangan. Berbagai fasilitas untuk

mengakomodasi kebutuhan wisatawan, disepanjang pantai tersedia

pondok/gasebo, sarana renang seperti ban, ruang bilas, kios dan warung

yang menjajakan makanan seperti ikan bakar, sate pokea (kerang)

sedangkan minuman seperti es kelapa muda. Selain itu wisatawan

menginginkan kegiatan yang lebih menantang maka dapat mencoba

permainan banana boat.

Wisatawan memanfaatkan pantai sebagai salah satu kawasan untuk

berlibur dan bertamasya. Kawasan ini memiliki potensi alam pesisir yang

untuk tujuan wisata pantai, olehnya itu masyarakat menjadikan pantai

Toronipa sebagai salah satu kawasan tujuan wisata pantai. Pada mulanya

kawasan obyek wisata pantai dikelolah oleh masyarakat disekitar kawasan

untuk mendapatkan pendapatan pada pintu masuk maupun melalui

penyewaan tempat dan fasilitas wisata. Kondisi pantai yang menunjang

kegiatan wisata memiliki daya tarik kepada masyarakat sehingga pada

waktu liburan mereka berwisata di kawasan pantai tersebut.

Hasil wawancara dengan Bapak Sulman sebagai pengelola wisata

pantai, diperoleh informasi bahwa pantai ini selalu dikunjungi oleh

masyarakat setiap hari libur. Peningkatan kunjungan dalam 3 tahun terakhir

Page 20: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

4

(2005-2007) sebelum dikembangkan oleh pemerintah daerah rata-rata

mencapai 200 orang per minggu, selain itu terdapat pula kunjungan pada

hari libur selain hari minggu.

Hal ini menjadi alasan penting bagi pemerintah Kabupaten Konawe

untuk mengembangkan wisata pantai Toronipa menjadi daerah tujuan

wisata. Pada tahun 2008 pemerintah melakukan pengembangan wisata

pantai melalui penataan jalan, pembangunan pintu masuk yang dilengkapi

dengan pos jaga dan penyediaan fasilitas wisata yang akan dimanfaatkan

oleh masyarakat. Adanya pengembangan oleh pemerintah melalui sarana

dan prasarana diatas maka jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun

(2008-2015) terus meningkat setiap minggu dan hari-hari lain yaitu rata-rata

450 orang per minggu. Banyaknya pengunjung yang melakukan wisata ke

pantai menjadi salah satu dari dampak adanya pengembangan pantai

Toronipa sebagai obyek wisata di Kabupaten Konawe.

Selain itu pemerintah juga memberikan kesempatan kepada

masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan usaha di dalam kawasan

obyek wisata, sehingga secara langsung memberikan kontribusi kepada

pendapatan keluarga mereka dan telah menjadi mata pencaharian

masyarakat di kawasan wisata

Peningkatan jumlah pengunjung membuat masyarakat disekitar

kawasan pantai memperoleh kesempatan untuk meningkatkan pendapatan

melalui kegiatan usaha yang dilakukan di kawasan seperti kios dan kantin

yang menyediakan makanan dan minuman, dan usaha penginapan.

Page 21: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

5

Kemudian juga menyewakan fasilitas wisata seperti pondok/gasebo, sarana

renang seperti ban, ruang bilas, banana boat dengan harga yang relatif

terjangkau. Kondisi ini menjadi bagian dari upaya masyarakat untuk

meningkatkan perekonomian dalam bentuk usaha kecil dengan

memanfaatkan pengembangan wisata pantai yang dilakukan pemerintah.

Pengembangan wisata pantai tidak terlepas dari kehidupan

masyarakat sekitarnya, dalam hal ini adalah aktivitas masyarakat pesisir.

Masyarakat pesisir di Kelurahan Toronipa memiliki mata pencaharian yang

berbeda-beda, ada yang bekerja sebagai pegawai/karyawan, pedagang,

pertukangan/jasa, petani, nelayan, dan sebagainya. Sehubungan dengan

pengembangan obyek wisata pantai, maka masyarakat mempunyai mata

pencaharian tambahan untuk memperbaiki kehidupan keluarga yang

bermukim disekitar pantai.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Dampak Pengembangan Wisata Bahari

Pantai Toronipa Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Kelurahan

Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah pengembangan wisata bahari Pantai Toronipa berdampak

terhadap perekonomian masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan

Soropia Kabupaten Konawe”

Page 22: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

6

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak

pengembangan wisata bahari pantai Toronipa terhadap perekonomian

masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi :

1. Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Konawe

dalam merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan untuk

mengembangkan wisata bahari Pantai Toronipa.

2. Bagi masyarakat, dapat menjadi informasi mengenai dampak

pengembangan wisata dalam mendorong kegiatan dan pertumbuhan

perekonomian sekitarnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini di fokuskan pada dampak

pengembangan wisata bahari Pantai Toronipa terhadap perekonomian

masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

ditinjau dari : aktivitas ekonomi masyarakat dan pendapatan masyarakat.

Page 23: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritik

2.1.1 Konsep Pariwisata

Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, akan tetapi kegiatan

tersebut telah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu kala. Seiring dengan

perkembangan sosial ekonomi, sosial budaya dan teknologi, maka bentuk

kegiatan pariwisata berkembang lebih luas lagi.

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dalam penyediaan

lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta adanya

keterkaitan dengan sektor-sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya

pariwisata sebagai sektor yang kompleks meliputi industri kecil seperti

kerajinan tangan, penginapan, cendramata dan transportasi maka secara

ekonomi dipandang sebagai industri.

Disamping itu pariwisata memberikan pendapatan bagi pemerintah

dalam hal penarikan pajak Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada pengelolaan

pariwisata itu sendiri, sebagai dampak dari pengembangannya dimana pajak

diperoleh akan mampu memberikan manfaat pada pembangunan kedepan,

guna menjadi sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat

dan pemerintah.

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu bentuk aktivitas manusia,

seperti dijelaskan oleh Todaro, et, al, (1985 dalam Seri, 2004) yang

7

Page 24: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

8

mengklasifikasikan aktivitas manusia menjadi lima hal yaitu rekreasi,

kebutuhan fisik, spiritual, pekerjaan dan pendidikan, serta tugas-tugas

keluarga dan kemasyarakatan. Aktivitas manusia tersebut sebagai suatu

perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan

dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha

(business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-

mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi

atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1985 : 109).

Kemudian di dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 dinyatakan

bahwa yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau

sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Pariwisata bahari merupakan kegiatan rekreasi menikmati keindahan

lingkungan alam dan atraksi wisata yang ada di wilayah pesisir dan lautan.

Kegiatan pariwisata bahari tersebut dilakukan secara langsung dan tidak

langsung memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan (Nurisyah, 2001).

Kegiatan pariwisata bahari yang langsung memanfaatkan wilayah pesisir

dan lautan yaitu : berperahu, berenang, snorkling (selam permukaan),

menyelam dan memancing. Sedangkan pariwisata bahari yang tidak secara

langsung memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan seperti olahraga pantai

dan menikmati atmosfir laut. Kegiatan pariwisata bahari tersebut berada

dalam kawasan wisata bahari.

Page 25: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

9

Kawasan wisata adalah kesatuan ekologi dengan luas tertentu terdiri

dari daratan dan lautan yang dikelola untuk kebutuhan pariwisata. Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 1990 menyatakan bahwa kawasan wisata adalah

kawasan dengan luas tertentu yang dibanguna atau disediakan untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata. Kawasan wisata sebagai daerah tujuan

wisata (destinasi) harus menyediakan berbagai kebutuhan yang diperlukan

oleh wisatawan agar tujuan kunjungan seorang wisatawan dapat terpenuhi

(Pitana dan Gayatri 2005 : 101).

Berdasarkan peninjauan secara etimologi diatas, maka pariwisata

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar

dari satu tempat ketempat lain yang dalam bahasa inggris dikenal dengan

istilah tour.

2.1.2 Jenis-Jenis Pariwisata

Menurut Yoeti (1996 : 111) jenis-jenis pariwisata adalah sebagai

berikut :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang

meninggalkan tempat tinggal untuk berlibur, untuk memenuhi kehendak

keinginannya mengenai sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam,

ingin mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketenangan

dan kedamaian di daerah luar kota atau sebaliknya ingin menikmati libur di

kota-kota besar ataupun ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.

Page 26: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

10

2. Pariwisata untuk rekreasi

Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki

pemanfaatan hari liburnya untuk istrahat, untuk memulihkan kembali

kesegaran jasmani dan rohani, dan lain-lain. Biasanya mereka tinggal

selama mungkin di tempat-tempat yang dianggap benar-benar menjamin

tujuan rekreasi.

3. Pariwisata untuk kebudayaan

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan

untuk belajar dipusat-pusat pengajaran riset, untuk mempelajari adat istiadat

kelembagaan cara hidup rakyat negara lain, moment bersejarah, peninggalan

peradaban masa lalu atau sebaliknya penemuan-penemuan besar masa kini,

pusat kesenian, keagamaan dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga

Pariwisata olahraga yaitu pariwisata bagi mereka yang ingin berlatih

dan mempraktekan sendiri seperti mendaki gunung, memancing dan lain-

lain.

5. Pariwisata untuk usaha bisnis

Jenis ini dalam bentuk perjalanan profesional karena ada kaitannya

dengan perjalanan atau jabatan yang tidak memberikan pelakunya baik

pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan tetapi juga

mencakup semua kunjungan ke pameran, kunjungan ke instansi teknis dan

lain-lain.

Page 27: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

11

6. Pariwisata untuk berkonferensi

Jenis ini misalnya dalam mengikuti konferensi internasional pada

berbagai badan-badan atau organisasi internasional yang dihadiri oleh

ribuan orang dan biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara

penyelenggara.

Menurut Wahab (1989) mengemukakan bahwa bentuk pariwisata

dapat di bagi sebagai berikut :

1. Menurut jumlah orang yang berpergian, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata individu

b. Pariwisata rombongan

2. Menurut maksud berpergian, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata rekreasi atau pariwisata santai

b. Pariwisata budaya

c. Pariwisata pulih sehat

d. Pariwisata sport

e. Pariwisata temu wicara

3. Menurut alat transportasi, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata darat (angkot, mobil pribadi, kereta api)

b. Pariwisata tirta (laut, danau, sungai)

c. Pariwisata dirgantara (pesawat, heli kopter)

4. Menurut letak geografis, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata domestik nasional

Page 28: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

12

b. Pariwisata regional

c. Pariwisata internasional

5. Menurut umur (umur membedakan kebutuhan dan kebiasaan),

dibedakan menjadi :

a. Pariwisata remaja

b. Pariwisata dewasa

c. Anak-anak

6. Menurut jenis kelamin, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata pria

b. Pariwisata wanita

7. Menurut tingkat harga dan tingkat sosial, dibedakan menjadi :

a. Pariwisata taraf lux

b. Pariwisata taraf menengah

c. Pariwisata taraf jelata.

2.1.3 Pembangunan Kepariwisataan

Bidang pembangunan pariwisata potensi dan peranannya sebagai

salah satu sektor penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan.

Jumlah perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran,

dan lama kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia, maka salah satu

sasaran keberhasilan pengembangan pariwisata, sebagai sumber penghasil

devisa dinilai dari unsur yaitu :

a. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (foreign tourist)

Page 29: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

13

b. Pengeluaran wisatawan mancanegara (foreign tourist expenditures) per

wisatawan, per hari dan per kunjungan

c. Lama tinggal wisatawan mancanegara (foreign tourist laugt of stay).

Kebudayaan dan kepariwisataan yaitu :

a. Terwujudnya pariwisata nusantara yang dapat mendorong cinta tanah

air

b. Meningkatnya pemerataan dan keseimbangan pengembangan destinasi

pariwisata yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah

c. Meningkatnya kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional

d. Meningkatnya produk pariwisata yang memiliki keunggulan kompetitif

e. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup dan pemberdayaan

masyarakat

Priasukmana (2001) mengemukakan bahwa pengembangan

pariwisata di daerah mempunyai peranan untuk meningkatkan obyek wisata

dan daya tarik wisata, menambah jumlah daerah tujuan wisata, menyediakan

sarana dan prasarana yang menunjang perjalanan dan persaingan wisatawan.

Khusus untuk peranan pengembangan obyek wisata alam dapat memberikan

keuntungan berupa materi hasil kegiatan wisata, juga memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Penyediaan lapangan kerja

2. Peningkatan pendapatan masyarakat

3. Peningkatan sumber ekonomi

4. Perbaikan lingkungan hidup

Page 30: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

14

5. Peningkatan ilmu pengetahuan teknologi

6. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konservasi sumber daya

alam

Sehubungan dengan pembangunan pariwisata serta dampak yang

ditimbulkan, Dara Windiyarti (1994 : 6) mengemukakan melalui pariwisata

pemerintah berusaha untuk menambah penghasilan atau devisa negara,

dengan membanjirnya wisatawan mancanegara ke obyek-obyek wisata

daerah akan mengalir pula devisa yang dibelanjakan oleh wisatawan

tersebut.

Jadi dapat dikatakan bahwa dari sisi ekonomi pengembangan

pariwisata akan menambah penerimaan negara yang berasal dari wisatawan

mancanegara dan hal ini merupakan dampak yang menguntungkan. Hal ini

di dukung pendapat Reza. M (1986 : 2) sektor pariwisata merupakan salah

satu sektor pembangunan bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan

sektor non migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi cukup

besar terhadap perekonomian. Oleh karena itu, sektor ini perlu diupayakan

secara optimal.

Pembangunan kepariwisataan alam berorientasi pada ekosistem

daerah, ekosistem pesisir, ekosistem laut. Ekosistem tersebut memberikan

peluang bagi pemerintah, pengusaha, BUMN, swasta (PNA/PMDN),

masyarakat dan LSM untuk merencanakan obyek dan daya tarik wisata

yang berdampak positif yaitu memberikan keuntungan dan memuaskan

wisatawan yang berkunjung kelokasi obyek wisata tersebut.

Page 31: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

15

2.1.4 Pengaruh Pengembangan Wisata Bahari Terhadap AktivitasMasyarakat Pesisir

Sehubungan dengan adanya pengembangan pariwisata pada daerah

pesisir yang bisa disebut sebagai wisata bahari, maka aspek yang penting

diperhatikan dalam pengelolaannya adalah kehidupan masyarakat yang

bermukim di lokasi wisata tersebut (masyarakat pesisir) sebagian besar

merupakan mansyarakat petani dan nelayan yang pada umumnya memiliki

keadaan ekonomi yang sangat rendah. Menurut Spillane (1985 : 45) aspek

lain yang dianggap penting dalam pengembangan wisata bahari adalah

kebijakan ekonomi yakni pembangunan secara regional melalui kegiatan

kepariwisataan terutama dalam menghadapi timbulnya urbanisasi sebagai

akibat semakin padatnya suatu kota yang menimbulkan banyak masalah

sosial dan ekonomi.

Semakin berkembangnya kepariwisatwan disuatu daerah, maka

secara otomatis akan mempengaruhi aktivitas penduduk yang dekat dengan

obyek wisata tersebut. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu kebijakan

kepariwisataan seperti yang dikemukakan oleh Pendit (1986 : 136) bahwa

kebijaksanaan kepariwisataan dapat dirumuskan sebagai suatu tindakan

instansi pemerintah dan badan organisasi masyarakat yang mempengaruhi

kehidupan kepariwisataan itu sendiri.

Selanjutnya menurut Pendit (1986 : 29) kepariwisataan juga

memberikan sumbangan secara langsung kepada kemajuan-kemajuan

secaran kontinyu, usaha-usaha pembuatan atau perbaikan pelabuhan (laut

dan udara), jalan raya, pengangkutan setempat, program-program

Page 32: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

16

kebersihan dan kesehatan, pilot project sasaran kebudayaan dan kelestarian

lingkungan, yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan

kesenangan baik bagi masyarakat lingkungan daerah wilayah yang

bersangkutan maupun wisatawan pengunjung dari luar.

Untuk mewujudkan pembangunan pariwisata seperti yang

disebutkan di atas, maka dibutuhkan suatu perencanaan pembangunan

pariwisata yang terbaik seperti yang di kemukakan oleh Hardinoto (1996 :

29) pengembangan pariwisata terbaik adalah :

a. Pariwisata harus patuh pada perencanaan dan pengelolaan lingkungan,

dengan mempertimbangkan keadaan, baik dari penduduk setempat yang

sering diharuskan menerima arus besar wisata tanpa mempunyai suara

terhadap pengembangan itu.

b. Pariwisata tidak hanya dibiarkan berkembang pada kekuatan pasar

wisata, tetapi harus direncanakan berhati-hati pada tingkat nasional,

regional dan lokal.

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan tidak harus merusak :

a. Kepentingan sosial dan ekonomi penduduk daerah setempat.

b. Lingkungan dan terutama sumber daya alam yang merupakan atraksi

dasar dari pariwisata.

Perumusan kebijaksanaan tersebut, dapat mengoreksi bahwa

kehidupan kepariwisataan sesungguhnya tidak saja dipengaruhi oleh adanya

tindakan-tindakan kebijaksanaan dalam pariwisata itu sendiri seperti barang-

barang persediaan pariwisata, yaitu dimana segala persoalan ditimbulkan

Page 33: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

17

oleh adanya sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari.

Seseorang yang merasa asing oleh keadaannya sendiri. Keadaan sehari-

harinya dipindahkan dari yang biasa melakukan aktivitas usaha tani atau

penangkapan ikan kemudian beralih ke aktivitas penyediaan barang-barang

kebutuhan para wisatawan yang merupakan suatu peluang kerja bagi

masyarakat pesisir untuk memnuhi kebutuhan pariwisatawan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pengaruh lain yang mungkin

timbul dari pengembangan wisata bahari pantai adalah menurunnya hasil

produksi pertanian dan hasil laut karena aktivitas masyarakat lebih banyak

dilakukan untuk melayani kebutuhan wisatawan, kemudian hal lain yang

bisa timbul adalah perubahan sepenuhnya dari aktivitas masyarakat pesisir,

jika sebelumnya bekerja sebagai petani dan nelayan beralih menjadi

pramuwisata di daerah tersebut.

2.1.5 Ekonomi Pariwisata

Ahli-ahli ekonomi dalam mempelajari pariwisata internasional

menggunakan istilah invisible export atau ekspor tak kentara atas barang-

barang dan jasa pelayanan, pariwisata merupakan suatu bentuk ekspor yang

dianggap menguntungkan, terutama bagi ekonomi nasional suatu negara.

Untuk mengalakan pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan

yang berimbang kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang

dapat menentukan dan dapat dijadikan katalisator untuk mengembangkan

pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Pertumbuhan yang

Page 34: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

18

berimbang bagi perekonomian itu dapat terjadi sebagi akibat majunya

pertumbuhan industri pariwisata yang dikembangkan dengan baik.

Menurut Spillane (1987 : 92) kemajuan pengembangan pariwisata

sebagai industri, ditunjang oleh macam-macam usaha yang perlu dikelola

secara terpadu dan baik, diantaranya ialah :

1. Promosi untuk memperkenalkan obyek wisata

2. Transportasi yang lancar

3. Kemudahan keimigrasian dan birokrasi

4. Akomodasi yang menjamin penginapan yang nyaman

5. Pemandu wisata yang cakap

6. Penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin dan tarif harga yang

wajar

7. Pengisian waktu dengan atraksi-atraksi yang menarik

8. Kondisi keberhasilan dan kesehatan lingkungan hidup

Berbagai pernyataan yang dilontarkan oleh pihak pemerintah secara

sporadis, keinginan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata di

Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

a. Makin berkurangnya peranan minyak sebagai penghasil devisa dengan

waktu lalu

b. Merosotnya nilai ekspor kita di sektor-sektor non minyak

c. Prospek pariwisata yang tetap memperlihatkan kecenderungan

meningkat secara konsisten

Page 35: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

19

d. Besarnya potensi yang kita miliki bagi pengembangan wisata di

Indonesia

2.1.6 Manfaat Pengembangan Pariwisata Bagi Daerah Tujuan

Saat ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus

terhadap industri pariwisata. Hal ini jelas kelihatan dengan banyaknya

program pengembangan kepariwisataan di negara tersebut. Negara yang

satu seolah-olah ingin melebihi negara yang lainnya untuk menarik

kedatangan wisatawan, lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan

uangnya.

Spillane (1985 :46), untuk menggalakan pembangunan

perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang berimbang maka

kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan menentukan dan dapat

dijadikan sebagai katalisator untuk mengembangkan sektor-sektor lain

secara bertahap. Tidak hanya perusahaan-perusahaan yang dapat

menyediakan kamar menginap (hotel), makanan dan minuman (tour

operator), agen perjalanan (travel agent), industri kerajinan (hamdi kraft),

pramuwisata (guiding and English course), tenaga terampil (tourist

academy), yang diperlukan tapi juga prasarana ekonomi seperti jalan raya,

jembatan, terminal, pelabuhan, lapangan udara. Disamping itu dibutuhkan

pula prasarana pembangkit tenaga listrik, proyek penjernihan air bersih,

fasilitas olahraga dan air bersih.

Akibat dikembangkannya obyek wisata, maka pada daerah tujuan

wisata akan tersedia berbagai sarana dan prasarana pendukung pariwisata

Page 36: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

20

maupun sarana umum seperti disebutkan diatas, sehingga dapat dikatakan

bahwa daerah tujuan wisata dapat menerima manfaat langsung dengan

semakin berkembangnya industri pariwisata.

Meningkatnya arus wisatawan baik mancanegara maupun nusantara

kesatuan daerah atau wilayah menurut banyak macam pelayanan dan

fasilitas yang semakin meningkat jumlah dan ragamnya. Hal ini

memberikan manfaat antara lain:

a. Sudut pandang ekonomi, kehadiran para wisatawan dapat diharapkan

ikut merangsang pertumguhan berganda dari sektor-sektor lainnya,

misalnya transpotasi, kerajinan rakyat, akomodasi perhotelan dan lain-

lain

b. Pihak pemerintah dapat mengharapkan bertambahnya penerimaan

melalui berbagai pungutan dan pajak dari sektor yang terkait dengan

kepariwisataan

c. Kebudayaan khususnya dari segi seni dan budaya, pemeliharaan dan

penciptaan kreasi seni budaya. Sekaligus dapat menambah motivasi

bagi pelestarian nilai-nilai budaya bangsa yang semakin diperlukan bagi

identitas suatu bangsa

d. Lingkungan dan keindahan alam, kehadiran pariwisata dapat ikut serta

merangsang pemeliharaan, pelestarian lingkungan hidup dan keindahan

alam yang selama ini belum dimanfaatkan

e. Lapangan kerja, pariwisata merupakan salah satu industri yang

membutuhkan banyak tenaga kerja karena bersifat jasa pelayanan. Oleh

Page 37: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

21

karena itu dengan pengembangan pariwisata diharapkan dapat

menciptakan lapangan kerja.

Manfaat lain dapat diperoleh dengan dikembangkannya obyek

pariwisata disuatu daerah atau wilayah dikemukakan oleh Pendit (1986 : 35)

yakni kepariwisataan memberikan para petani perluasan pemasaran bagi

sayur-mayur, hasil kebun lainnya seperti buah-buahan, hasil ternak mereka

seperti susu, daging dan sebagainya. Ia membuka seluas-luasnya bagi

pemasaran industri-industri kecil seperti perusahaan kerajinan tangan, kulit,

anyaman, dan bahan tekstil, pakaian jadi dan sebagainya.

1. Dampak Sosial Pariwisata

Fandeli (1995) menyebutkan bahwa industri pariwisata sebenarnya

merupakan bagian dari cultural industry yang melibatkan seluruh

masyarakat, sekalipun dikelola hanya oleh sebagian kecil masyarakat.

Meskipun hanya sebagian masyarakat yang terlibat, namun dampak sosial

pariwisata lebih luas seperti dinyatakan Cohen (1984 dalam Pitana dan

Gayatri, 2005 :117), secara teoritis dapat dikelompokan kedalam sepuluh

kelompok besar dampak sosial budaya pariwisata. Salah satu diantara

dampak sosial pariwisata yaitu dampak terhadap tingkat otonomi atau

ketergantungan pada pariwisata.

Kemudian Martin (1998 : 171 dalam Pitana dan Gayatri, 2005 :115)

menyatakan dampak sosial selama ini lebih cenderung mengasumsiakn

bahwa akan terjadi perubahan sosial akibat kedatangan wisatawan.

Pariwisata berdamapak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial (Cohen,

Page 38: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

22

1984 dalam Pitana dan Gayati, 2005 : 117) dengan terjadinya

ketimpangan/kesenjangan sosial dalam masyarakat. Sebagaimana

disebutkan oleh Wiranatha (2008) bahwa dampak pariwisata terhadap

masyarakat termaksud terjadinya kesenjangan pendapatan/kesejahteraan

masyarakat antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak

bersentuhan dengan pariwisata secara langsung. Begitu juga kawasan wisata

sebagai daerah tujuan wisata memunculkan aktivitas ekonomi yang menjadi

faktor daya tarik penduduk yang menurut Cohen (1984 dalam Pitana dan

Gayatri, 2005 : 117) berdampak terhadap migrasi dari dan kedaerah

pariwisata.

2. Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar

manusia yang bersifat tidak bernyawa, misalnya air, tanah, kelembaban

udara, suhu, angin, rumah dan benda mati lainnya. Dahuri et al, (2001 : 226)

menyatakan bahwa bila suatu wilayah pesisir dibangun untuk tempat

rekresasi, biasanya fasilitas-fasilitas pendukung lainnya juga berkembang

pesat. Wiranatha (2008) menyatakan bahwa secara umum, pariwisata

berdampak positif salah satunya peningkatan infrastruktur di daerah tujuan

wisata.

Dampak terhadap lingkungan fisik di kawasan wisata adalah

penyediaan prasarana dan sarana untuk menunjang kegiatan wisata. Adapun

dampak lingkungan fisik terhadap pemukiman di kawasan wisata

sebagaiman Soemarwoto (2001) tegaskan bahwa dampak fisik diperlihatkan

Page 39: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

23

oleh peningkatan kondisi kualitas lingkungan fisik yang bersih, nyaman dan

bebas banjir melalui penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar

bagi pemukiman yang memadai. Dampak pariwisata terhadap lingkungan

fisik pemukiman di kawasan wisata adalah penyediaan prasarana dan sarana

untuk menunjang kegiatan pemukiman di kawasan wisata. Prasarana

pemukiman yang harus dilengkapi di dalam kawasan wisata adalah

kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan

pemukiman dapat berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu : jaringan jalan

untuk mobilitas manusia dan menciptakan bangunan yang teratur, dan

jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat.

Sedangkan sarana lingkungan permukiman sebagai fasilitas penunjang yang

berfungsi untuk penyelengaraan dan pembangunan pengembangan ekonomi,

sosial dan budaya yaitu : jaringan saluran pembuangan air limbah dan

tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan dan jaringan

saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegahan banjir

setempat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan yang dapat

diperoleh penduduk yang tinggal pada suatu obyek wisata, manfaat ini dapat

berupa penyediaan fasilitas-fasilitas umum dan tempat pemasaran bagi

produk-produk yang diusahakan oleh masyarakat setempat. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Dirjen Pariwisata (1996 : 45) bahwa bagi

Indonesia tujuan utama pengembangan pariwisata adalah untuk

meningkatkan pembinasaan potensi dalam lingkup nasional yang sekaligus

Page 40: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

24

dapat memberikan berbagi manfaat bagi perkembangan daerah. Oleh karena

itu diperlukan adanya berbagai upaya kebijaksanaan dan pembinaan

kepariwisataan secara terpadu yang ditunjang oleh sektor lainnya sehingga

tercipta iklim untuk meningkatkan jumlah arus wisata.

2.1.7 Pendapatan Sebagai Ukuran Tingkat Kesejahteraan

Pertumbuhan kebutuhan dasar (basic needs) manusia seperti pangan,

sandang dan perumahan sangat ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan

yang diperoleh dari seorang individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

dan keluarganya. Pendapatan adalah merupakan usaha manusia dalam

kegiatan produksi, hal ini sesuai dengan pendapat Sukirno (1994 : 89) yang

mengemukakan bahwa pendapatan adalah perolehan yang berasal dari biaya

faktor produksi atau jasa-jasa produktif.

Pendapatan yang diperoleh seorang individu ditentukan oleh besar

kecilnya skala usaha yang dikerjakannya dan semakin tinggi skala usaha

tersebut, maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, dan pada

akhirnya tingkat kesejahteraan akan semakin meningkat dalam artian bahwa

biaya konsumsi yang dibelanjakan akan semakin besar. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh Sukirno (1994 : 205) bahwa semakin

tinggi pendapatan disposibel yang diterima rumah tangga, semakin besar

konsumsi yang dibelanjakan.

Pendapat diatas memberikan gambaran bahwa jika pendapatan

diterima meningkat maka kebutuhan untuk konsumsi akan semakin banyak

Page 41: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

25

terpenuhi. Bagi masyarakat pesisir peningkatan hasil usahanya adalah

sangat penting untuk meningkatkan pendapatannya.

Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur tingkat kesejahteraan

digunakan ukuran sebagai berikut :

a. Pendapatan rumah tangga

b. Konsumsi rumah tangga

c. Keadaan tempat tinggal

d. Kesejahteraan anggota rumah tangga

e. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan.

f. Pakaian anggota rumah tangga

g. Kemudahan

Berdasarkan ukuran tersebut dapat dilihat bahwa yang paling penting

adalah pendapatan rumah tangga, jika pendapatan rumah tangga meningkat

maka secara otomatis akan meningkat konsumsi rumah tangga dan

seterusnya samapai kemudian memasukan anak ke sekolah yang lebih

tinggi.

Ukuran harga beras per kilogaram menunjukkan pendapatan

masyarakat pesisir dapat dihitung apakah mereka tergolong miskin sekali,

miskin atau hampir miskin. Jadi ukuran tingkat kesejahteraan dapat dilihat

berdasarkan perubahan kebutuhan, namun dari cara hidup masyarakat

pedesaan kesejahteraan bukan saja karena pemenuhan kebutuhan konsumsi.

Hal ini selaras dengan pendapat Sukirno (1994 : 104) bahwa kesejahteraan

seorang bersifat subyektif artinya setiap orang mempunyai cara pandangan

Page 42: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

26

hidup, tujuan dan cara hidup berbeda-beda pula terhadap faktor yang

menetukan tingkat kesejahteraan mereka.

Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai hasil pencaharian

(usaha dan sebaginya) yakni semua hasil usaha yang diperoleh seseorang

anggota masyarakat atau individu. Sedangkan dari sudut pandang ekonomi,

pendapatan diartikan sebagai pembayaran pendapatan/balas jasa pada

seluruh faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Tingkat

pendapatan salah satu indikator kesejahteraan sosial karena semakin tinggi

tingkat penerimaan pendapatan, maka tingkat kesejahteraan akan lebih baik.

Kasus ekonomi menurut Winardi (1982 : 12), mengatakan bahwa

pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dicapai dari

pada penggunaaan kekayaan atau jasa-jasa manusia. Ackley (1991)

menyatakan bahwa pendapatan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh

jasa-jasa produksi yang diserahkannya pada waktu tertentu atau

diperolehnya dari harta kekayaan.

Menurut pandangan Djojohadikusumo (1985 : 1) bahwa pada

hakekatnya tingkat hidup tercermin dalam tingkat dan pola konsumsi yang

meliputi unsur pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan.

Lima jenis pokok ini bagi kebanyakan penduduk dunia masih kurang

tercukupi baik secara kuantitatif untuk dapat mempertahankan derajat

kehidupan manusia secara wajar. Sehingga berdasarkan hal tersebut diatas

maka taraf hidup kehidupan masyarakat atau individu sangat di tentukan

oleh tingkat pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu.

Page 43: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

27

Usaha peningkatan pendapatan masyarakat telah banyak dilakukan

akan tetapi hasil yang dicapai belum maksiamal dimana dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti pendidikan, umur dan lain sebagainya. Kebutuhan

pokok yang paling mendasar adalah pangan, sandang dan papan. Penciptaan

lapangan kerja masyarakat dengan memberdayakan berbagai sumber daya

yang dimiliki seperti lahan dan skill, merupakan upaya konkrit yang perlu

dilakukan sehingga mereka dapat memperoleh pendapatan yang cukup

untuk membiayai kebutuhan hidupnya tersebut.

Disamping mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat juga

diupayakan peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan.

Kamaluddin (1992 : 12) mengatakan bahwa pendidikan memainkan peranan

penting dalam menurunkan kemiskinan dalam jangka panjang dengan

memberikan kepada kelompok miskin keahlian dan keterampilan yang

diperlukan untuk menaikkan produktivitas dan pendapatan mereka.

Pendidikan dasar dan yang setingkat merupakan hal yang kritis untuk ini

sebagaimana diperlihatkan oleh tingkat pengembalian sosialnya (social lates

of return) yang tinggi bagi peningkatan kualitas sumber daya Indonesia.

2.2 Kajian Empirik

Penelitian ini yang dilakukan Kartika Dewi (2013) yang berjudul

dampak pengembangan wisata bahari terhadap ekonomi masyarakat pesisir

Kabupaten Batu Bara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara

mendalam mengenai dampak perkembangan wisata bahari bagi ekonomi

masyarakat; dan mengatahui bagaimana ekonomi sebelum dan sesudah

Page 44: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

28

wisata pantai berkembang. Penulis mengadakan penelitian mengunakan

teknik heuristi dengan melakukan mengumpulkan data melalui pembahasan

buku, hasil observari dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan atau

mengelompokan data untuk kemudian di analisa guna menarik kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah, dengan berkembangnya

tempat-tempat wisata bahari di Kabupaten Batu Bara berdampak positif

terhadap perekonomian masyarakat berdasarkan observasi khususnya pada

masyarakat yang bertempat tinggal sekitar obyek wisata. Namun keadaan

pantai di Kabupaten Batu Bara masih belum dikelolah dengan maksimal,

seperti Pantai Sejarah, Pantai Perjuangan walau ada juga pantai yang

dikelolah dengan baik seperti Pantai Bunga, Pantai Alam Datuk.

Selanjutnya kita bisa melihat bagaimana peran masyarakat dan pemerintah

dalam mengembangkan potensi yang dimiliki disetiap daerah di Kabupaten

Batu Bara. Perkembangan wisata bahari di Kabupaten Batu Bara dapat

membuka lapangan kerja baru serta menambah pendapatan nelayan. Hal ini

dlihat dari hasil pendapatan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat di

sekitar wisata tersebut.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti dampak

pengembangan wisata bahari pantai terhadap perekonomian masyarakat

sedangkan perbedaannya terletak pada obyek penelitian.

Penelitian yang dilakukan Balgis Risdawati et al (2013), dengan

judul dampak pembangunan wisata bahari Lamongan terhadap peningkatan

pendapatan asli daerah Kabupaten Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 45: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

29

mengetahui dampak pembangunan Wisata Bahari Lamongan terhadap

peningkatan pendapatan asli daerah kabupaten Lamongan. Jenis penelitian

dan tipe pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

komparatif dengan tipe pendekatan penelitian perbandingan antara sebelum

dan sesudah. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara

mendalam, metode dokumentasi, dan studi pustaka. Penelitian ini

menggunakan dua metode analisis data kualitatif. Data primer yang berasal

dari wawancara mendalam dengan sejumlah tokoh dianalisis dengan model

analisis interaktif, sedangkan data sekunder yang berasal dari draf PAD

Kabupaten Lamongan dari tahun 2004 sampai 2010 dianalisis dengan

metode before vs after comparation. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pembangunan WBL berdampak signifikan pada peningkatan PAD,

dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan berada pada level

tertinggi pada tahun 2005 sebesar Rp 357.746.852.528,67. Pada tahun 2006,

PAD Kabupaten Lamongan mengalami penurunan menjadi Rp

546.406.763.835,38 namun tahun selanjutnya mulai dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2010 PAD Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Apabila hal ini kita analisis memakai metode before

after comparison, yang menyatakan bahwa perbandingan sebelum dan

sesudah adanya intervensi, maka akan terlihat jelas bahwa sebelum dan

sesudah pembangunan WBL (yang dijadikan sebuah intervensi)

memberikan perbedaan atau dampak yang cukup signifikan pada

Page 46: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

30

peningkatan PAD Kabupaten Lamongan mulai tahun 2004 sampai dengan

tahun 2010.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

analisis deskriptif kulitatif. Perbedaannya adalah penelitian Bagis Risdawati

et al (2013), meneliti dampak pembangunan wisata bahari terhadap

pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan dalam penelitian ini membahas

dampak pengembangan wisata bahari terhadap aktivitas dan pendapatan

masyarakat. Selain itu perbedaan juga terletak pada obyek penelitian.

Penelitian yang dilakukan Irianto (2011), dengan judul penelitian

dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di

Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui dampak pariwisata di Gili Trawangan

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti dengan melakukan observasi secara langsung dengan

mewawancarai beberapa masyarakat di Gili Trawangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata di Gili

Trawangan memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar baik

pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pengaruh positif dilihat dari segi

ekonomi dapat meningkatkan pendapatan setempat. Dibandingkan dengan

tempat lain diluar Gili Trawangan dengan pendapatan bersih pedagang juice

rata-rata sebesar Rp. 400.000,00 per hari dan pendapatan Kusir Cidomo

sebesar Rp. 180.000,00 sampai Rp. 200.000,00 per hari, bisa dikatakan

Page 47: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

31

pendapatan masyarakat dengan pendidikan tidak tamat Sekolah Dasar

namun memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

Inggris tersebut cukup tinggi karena mampu memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya bahkan penghasilanya bisa ditabung. Kegiatan pariwisata ini

juga membuat pendapatan pemerintah daerah setempat daerah meningkat

sehingga daerah wisata ini perlu dijaga kelestarian dan keindahannya untuk

lebih menarik para wisatawan khususnya para wisatawan asing. Kegiatan

pariwisata ini juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan

sekitar khususnya masalah lunturnya nilai-nilai budaya masyarakat setempat

karena masyarakat cenderung meniru perilaku wisatawan asing yang

sebenarnya tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita.

Untuk lebih terjaganya kegiatan pariwisata di Gili Trawangan ini

mengingat dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial dan ekonomi

cukup besar maka dalam hal ini pemerintah tidak hanya memperhatikan

dampak positifnya saja tapi pemerintah juga perlu mengambil langkah-

langkah bagaimana meminimalkan dampak dampak negatif yang

ditimbulkan.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

deskriptif kualitatif. Perbedaannya adalah penelitian Irianto (2011),

melakukan penelitian dampak pariwisata terhadap kehidupan sosial dan

ekonomi masyarakat, sedangkan penelitian ini dampak pariwisatanya

terhadap aktivitas dan pendapatan masyarakat.

Page 48: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

32

Penelitian yang dilakukan I Gusti Agung Gede Oka Gautama (2011),

berjudul evaluasi perkembangan wisata bahari di pantai Sanur.

Perkembangan wisata bahari pantai Sanur dari awal sampai saat ini secara

otomatis akan merubah karakteristik fisik dan sosial dari kawasan tersebut

karena dalam perkembangan tidak akan luput dari siklus perubahan yang

terus berevolusi. Berdasarkan pengalaman empiris serta isu-isu yang beredar

tentang pesisir Sanur saat ini seperti: perubahan motivasi wisatawan untuk

melakukan kegiatan wisata bahari, pencemaran lingkungan, permasalahan

sosial yang terjadi, dipandang perlu adanya suatu evaluasi untuk menilai

perkembangan yang telah terjadi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah

memecahkan permasalahan yang terjadi dengan cara megevaluasi keadaan

pantai saat ini yaitu dengan meneliti (1) faktor-faktor yang menarik

wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata bahari di Pantai Sanur, (2)

bagaimanakah karakteristik pantai Sanur dalam menunjang kegiatan wisata

bahari, (3) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menciptakan wisata

bahari berkelanjutan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif,

data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikumpulkan dalam

kondisi yang asli atau alamiah. Instrumen kunci dalam penelitian ini adalah

peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama

pengumpul data dengan metode observasi, menyebarkan lembar pertanyaan

terstruktur dan deep interview. Pengambilan sampel dengan cara purposive

sampling. Kepustakaan dan hasil dari penelitian dikaitkan serta dianalisis

Page 49: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

33

secara deskriptif kualitatif, dengan mentransformasi data mentah ke dalam

bentuk data yang mudah dimengerti dan ditafsirkan, termasuk menyusun,

memanipulasi, dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi. Kemudian

mengintepretasi data sebagai kajian pokok.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah: faktor yang menarik

wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata bahari yaitu faktor dari

keramah tamahan dengan hasil 91%. Karakteristik Pantai Sanur cocok untuk

kegiatan segala jenis olahraga air, fun dive, dan kegiatan rekreasi air saat air

pasang. Langkah-langkah untuk menciptakan wisata bahari yang

berkelanjutan yaitu dengan pendekatan pengelolaan wilayah pesisir secara

terpadu, yaitu keterpaduan antara: sektoral, bidang ilmu dan ekologis.

Sesudah itu dapat dipadukan dengan konsep zoning atau zonasi. Hasil

penelitian ini didapatkan saran-saran untuk meciptakan wisata bahari yang

berkelanjutan (1) keterpaduan sektoral dan akademisi yang terpadu, perlu

memperbaharui peraturan-peraturan dan perda dari wisata bahari Pantai

Sanur, (2) memiliki rencana detil pemanfaatan tata ruang atau zonasi

kawasan pesisir, (3) memperhatikan daya dukung, (4) membangun fasilitas-

fasilitas yang dapat menyelamatkan lingkungan pantai.

Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

metode deskriptif kualitatif. Perbedaan dalam penelitian ini adalah I Gusti

Agung Gede Oka Gautama (2011), melakukan evaluasi terhadap

perkembangan wisata bahari, sedangkan penelitian ini membandingkan

keadaan sebelum dan sesudah perkembangan wisata bahari pantai.

Page 50: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

34

Penelitian yang dilakukan Sutrisno Hadipranoto. L (2011), dengan

judul dampak pengembangan wisata bahari pantai Nambo terhadap kondisi

ekonomi masyarakat wilayah pesisir di Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli

Kota Kendari. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak

pengembangan wisata bahari pantai Nambo terhadap kondisi ekonomi

masyarakat pesisir. Mata pencaharian masyarakat Nambo sebelum ada

pengembangan wisata pantai nambo sebagai ibu rumah tangga, buruh

bangunan, petani, pedagang. Sesudah adanya pengembangan obyek wisata

pantai Nambo pekerjaan masyarakat bertambah yaitu dengan menjual es

kelapa, pemilik kantin, menyewakan speed boad, sewa ban, sewa gazebo,

dan menyewakan sampan serta menjadi tukang ojek.

Sebagian besar responden tidak mempunyai pendapatan yang

memadai sebelum pengembangan. Dampak sesudah adanya objek wisata

pantai Nambo maka masyarakat mempunyai pendapatan Rp. 500.000,.

sampai dengan Rp. 1.500.000,. Hal ini memberikan dampak yang positif

bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Sesuai dengan hipotesis

dampak pengembangan wisata bahari pantai Nambo dapat meningkatkan

kegiatan ekonomi masyarakat disekitarnya.

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa obyek wisata pantai Nambo

memberikan dampak yang lebih baik antara lain dapat memberikan

pendapatan masyarakat dan menambah aktivitas masyarakat di Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli Kota Kendari.

Page 51: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

35

Persamaan penelitian Sutrisno Hadipranoto L (2011), dan penelitian

ini antara lain keduanya meninjau dampak pengembangan wisata bahari

terhadap perekonomian masyarakat dan sama-sama menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Perbedaannya terletak pada obyek penelitian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis dan empirik, maka kerangka pemikiran

yang mendasari penelitian ini adalah bahwa obyek wisata Pantai Toronipa

saat ini telah dikembangkan. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan

untuk mengetahui keadaan perekonomian masyarakat baik sebelum maupun

sesudah adanya pengembangan obyek wisata tersebut. Hasil analisis

diharapakan dapat mengungkapkan perbedaan keadaan perekonomian

masyarakat Kelurahan Toronipa dilihat dari aktivitas ekonomi dan

pendapatan terutama sesudah adanya pengembangan obyek wisata tersebut.

Untuk lebih jelasnya menganai kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada

skema 2.1 sebagai berikut :

Page 52: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

36

Gambar 2.1 Kerangka Pikiran Penelitian

Page 53: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia

Kabupaten Konawe dengan mengambil obyek pada salah satu obyek wisata

Pantai Toronipa sebagai obyek pengembangan wisata yang mempunyai

keindahan laut dan pemandangan disekitar pesisir Pantai Toronipa dan

dilaksanakan dalam waktu ± 1 bulan.

3.2. Populasi Dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit sampel yang ciri-

cirinya sudah diduga responden yang diambil dalam penelitian ini adalah

kepala keluarga yang terlibat dalam kegiatan di kawasan obyek wisata

pantai Toronipa. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang

bertempat tinggal dan melakukan kegiatan ekonomi disekitar Pantai

Toronipa sebanyak 23 kepala keluarga.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mendapatkan perlakuan

sama dengan penelitian dan secara keseluruhan mempunyai sifat yang sama

dengan populasi. Metode penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan

metode sensus, yaitu dengan mengambil secara keseluruhan populasi

menjadi sampel yaitu sebanyak 23 kepala keluarga yang terdiri dari pemilik

37

Page 54: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

38

kantin/kios, pemilik gazebo, pemilik banana boat, pemilik ruang bilas dan

pemilik fasilitas renang.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak pengelola

obyek wisata Pantai Toronipa dan masyarakat melalui wawancara

meliputi umur, pendidikan, aktivitas ekonomi, pendapatan dan sarana

pendukung Pantai Toronipa.

2. Data sekunder adalah data yang bersumber dari Kantor Dinas

Pariwisata Kabupaten Konawe dan Kantor Kelurahan Toronipa

meliputi luas area Pantai Toronipa, potensi wilayah, dan data ekonomi

lainnya yang terkait dalam penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

melalui :

1. Observasi yakni melakukan peninjauan secara langsung dilokasi

penelitian.

2. Interview yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara

langsung dengan pihak-pihak yang berkompoten memberikan data

informasi, dalam hal ini penelitian mewawancarai Lurah, pengelolah

wisata, dan masyarakat.

Page 55: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

39

3. Dokumentasi yaitu mengadakan penelitian terhadap data-data yang

telah didokumentasikan pada Kantor Lurah Toronipa Kecamatan

Soropia Kabupaten Konawe.

3.5. Metode Pengolahan Data

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Editing yaitu memperbaiki dan mengoreksi data yang telah disusun

untuk kebutuhan penelitian.

2. Sortir yaitu menyusun dan mengelompokan data yang telah

dikumpulkan dari hasil pengumpulan data.

3. Tabulasi, yakni data yang diperoleh dari obyek selanjutnya secara

sistematis dan kemudian di sajikan dalam bentuk tabel.

4. Interpretasi, yakni data yang diperoleh dalam bentuk kuantitatif

kemudian hasilnya dijelaskan dalam bentuk kalimat, dan selanjutnya

dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.6. Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah di analisis

dengan menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini untuk

mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data

(Ramli, 2009). Analisisnya adalah membandingkan secara deskriptif

keadaan responden sebelum dan sesudah pengembangan obyek wisata.

Faktor yang dibandingkan adalah aktivitas ekonomi dan pendapatan.

Sehingga dapat memberikan penjelasan tentang bagaimana Dampak

Page 56: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

40

Pengembangan Wisata Bahari Pantai Toronipa Terhadap Perekonomian

Masyarakat Pesisir di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten

Konawe.

3.7. Definisi Operasionl

Adapun definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dampak pengembangan yaitu adanya perubahan (peningkatan) aktivitas

dan pendapatan masyarakat akibat dari pengembangan obyek wisata

Pantai Toronipa.

2. Perekonomian yaitu keadaan atau aktivitas masyarakat terhadap

kegiatan-kegiatan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dengan

adanya pengembangan obyek wisata.

3. Aktivitas ekonomi adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat sebelum dan sesudah pengembangan obyek wisata.

4. Pendapatan adalah besarnya penghasilan rata-rata per bulan yang

diperoleh kepala keluarga sebelum dan sesudah pengembangan obyek

wisata Pantai Toronipa dengan satuan rupiah.

Page 57: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

41

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kelurahan Toronipa merupakan wilayah pesisir Ibu Kota Kecamatan

Soropia. Pada tahun 1980 Kelurahan Toronipa menjadi Ibu Kota Kecamatan

Soropia dimana awal terbentuknya Kecamatan Soropia yang disebut

wilayah Mansor (Mandonga-Soropia). Ibu Kota Kecamatan pada saat itu

adalah Desa Soropia hingga pada akhirnya dipindahkan ke Kelurahan

Toronipa dengan alasan bahwa tempat pembangunan kantor tidak ada.

Nama Toronipa terdiri dari dua suku kata yaitu Toro dan Nipa.

Pengertian Toronipa menurut bahasa dan istilah adalah :

1. Pengertian menurut bahasa Bugis Toro artinya banyak dan Nipa artinya

sejenis tumbuhan yang dapat dijadikan tikar, atap, dan anyaman-

anyaman lainnya. Jadi Toronipa artinya banyak tumbuhan nipa yang

dapat dijadikan tikar, atap, dan anyaman lainnya.

2. Pengertian menurut istilah Toronipa artinya tempat tumbuhnya pohon

nipa yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan masyarakat pada

saat itu.

Sejak pembentukan Kelurahan Toronipa, aktivitas Kelurahan

Toronipa dilaksanakan oleh aparat pemerintahan Kelurahan yang disahkan

oleh pemerintahan Kecamatan Soropia, dengan batas wilayah sebagai

berikut :

41

Page 58: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

42

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Banda

- Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bokori

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Telaga Biru

Topografi atau bentang lahan dari Kelurahan Toronipa adalah

banyaknya curah hujan 533 - 563 mm/tahun dan suhu udara rata-rata 20° -

37° C dengan ketinggian tempat dari permukaan laut 0 - 150 dari

permukaan laut. Kelurahan Toronipa mempunyai luas wilayah secara

keseluruhan seluas 100 ha. Dari luas wilayah tersebut secara tata guna tanah

terbagi atas pesisir pantai daratan, sebagian besar penggunaannya untuk

pemukiman masyarakat, fasilitas umum, pekarangan, perkebunan dan hutan.

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kelurahan Toronipa Berdasarkan Pemanfaatanya,Tahun 2016

No.Luas Wilayah

Luas(ha)

Persentase(%)

1. Pemukiman Masyarakat 35 35,00

2. Pesisir Pantai dan Daratan 3 3,00

3. Fasilitas Umum 25 25,00

4. Pekarangan 8 8,00

5. Perkebunan 5 5,00

6 Hutan 24 24,00Jumlah 100 100

Sumber Data : Kantor Lurah Toronipa, April 2016

Data pada Tabel 4.1 menunjukkan luas wilayah Kelurahan Toronipa

telah dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Sehubungan

dengan penelitian, maka luas wilayah yang mencapai 100 ha telah

Page 59: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

43

dimanfaatkan untuk pemukiman masyarakat seluas 35 ha atau 35,00 persen,

pesisir pantai dan daratan menggunakan lahan seluas 3 ha atau 3,00 persen,

fasilitas umum menggunakan lahan seluas 25 ha atau 25,00 persen,

pekarangan menggunakan lahan seluas 8 ha atau 8,00 persen, perkebunan

seluas 5 ha atau 5,00 persen, hutan seluas 24 atau 24,00 ha. Hal ini

berindikasikan bahwa Kelurahan Toronipa telah menggunakan lahan

tersebut.

4.1.2 Kondisi Penduduk

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Kantor

Kelurahan Toronipa diperoleh bahwa kepadatan penduduk pada Kelurahan

Toronipa tahun 2016 mencapai 814 jiwa yang terdiri dari 207 KK (kepala

keluarga). Dari jumlah penduduk tersebut terdiri dari 417 jiwa penduduk

laki-laki dan 397 jiwa penduduk perempuan. Untuk lebih jelasnya tentang

hal tersebut, penulis sajikan pada Tabel 4 2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Penduduk Kelurahan Toronipa Menurut Kelompok ProduktivitasKerja, Tahun 2016

No.Kelompok

UmurProduktivitas Kerja

Jumlah (Jiwa)Kepadatan

(%)Laki-Laki

Perempuan (Jiwa)

1. 0 - 14 Belum Produtif 134 128 262 32,182. 15 - 59 Produktif 259 242 501 61,553. 60 ke atas Tidak Produktif 24 27 51 6,27

Jumlah 417 397 814 100Sumber Data : Kantor Lurah Toronipa, April 2016

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi penduduk menurut kelompok

umur dan produktivitas kerja. Masyarakat yang tergolong belum produktif

adalah mereka berada pada kelompok umur 0 - 14 tahun yang berjumlah

Page 60: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

44

262 jiwa atau 32,18 persen, sedangkan mereka yang tidak produktif

merupakan kumpulan masyarakat yang secara fisik tidak mampu melakukan

pekerjaan yang berat atau yang berumur 60 keatas yang berjumlah 51 jiwa

atau 6,27 persen, sementara itu penduduk yang tergolong produktif adalah

mereka yang siap bekerja dan berumur antara 15 - 59 tahun sebanyak 501

jiwa atau 61.55 persen dari 814 jiwa penduduk Kelurahan Toronipa.

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Toronipa berbeda-beda,

ada yang bekerja sebagai petani, nelayan, jasa, honorer, PNS, pensiunan,

polri, pedagang, tukang kayu, dan tukang batu. Berdasarkan hasil penelitian,

penduduk yang bekerja dan tidak bekerja dapat di sajikan pada Tabel 3

berikut :

Tabel 4.3 Kelompok Penduduk Kelurahan Toronipa Menurut MataPencaharian, Tahun 2016

No. Jenis Mata PencaharianJumlah(Jiwa)

Persentase(%)

1. Petani 17 6,39

2. Nelayan 39 14,66

3. Pertukangan/Jasa 72 27,07

4. Honorer 31 11,66

5. PNS 56 21,05

6. Pensiunan 17 6,39

7. Polri 5 1,88

8. Pedagang 29 10,90Jumlah 266 100

Sumber Data : Kantor Lurah Toronipa, April 2016

Tabel 4.3 menunjukkan penduduk kelompok berdasarkan angkatan

kerja yang bekerja pada berbagai bidang pekerjaan berjumlah 266 orang.

Penduduk yang bekerja sebagai petani berjumlah 17 orang atau 6,39 persen,

Page 61: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

45

penduduk yang bekerja sebagai nelayan berjumlah 39 orang atau 14, 66

persen, penduduk yang bekerja sebagai pertukangan/jasa berjumlah 72

orang atau 22,93 persen, penduduk yang bekerja sebagai honorer berjumlah

31 orang atau 11,66 persen, penduduk yang bekerja sebagai PNS berjumlah

56 orang atau 21,05 persen, pensiunan berjumlah 17 orang atau 6,39 persen,

penduduk yang bekerja sebagai polri berjumlah 5 orang atau 1,88 persen,

penduduk yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 29 orang atau 10,90

persen. Hal ini menggambarkan kondisi penduduk di Kelurahan Toronipa

dengan perekonomiannya bervariasi dan paling banyak di sektor jasa yaitu

berjumlah 72 orang atau 22,93 persen.

4.1.3 Pengembangan Obyek Wisata Pantai

Pemerintah melakukan berbagai pengembangan kawasan wisata.

Pembangunan yang dilakukan pada obyek wisata pantai Toronipa

merupakan rencana pemerintah Kabupaten Konawe dalam hal ini Dinas

Pariwisata menyediakan kawasan wisata di Kecamatan Soropia Kelurahan

Toronipa yang mudah dijangkau oleh wisatawan baik domestik maupun

mancanegara. Pembangunan yang dilaksanakan di kawasan wisata yaitu

pembangunan jalan menuju pantai Toronipa, selain itu dilakukan

pembangunan pintu masuk yang dilengkapi dengan pos jaga. Pos ini akan

digunakan untuk memungut retribusi dari wisatawan.

Pantai Toronipa adalah sebuah pantai indah yang jaraknya sekitar 20

km dari Kota Kendari atau sekitar ± 40 menit untuk menempuh sampai ke

pantai Toronipa dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Page 62: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

46

Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang mudah di

jangkau dan pantai ini memilliki daya tarik tersendiri separti keindahan

pasir putih yang panjang, tinggi air lautnya ke arah laut lepas hanya sekitar

1 meter, pepohonan kelapa sepanjang pantai, panorama alam, deburan

ombak dan dapat menikmati terbit dan terkadang saat terbenamnya matahari

sehingga tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari

untuk melepas kejenuhan dari rutinitas sehari-hari pada akhir pekan.

Ditempat ini pula disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas, dan

pedagang tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.

Perkembangan wisata pantai dari tahun 2008 sampai saat ini

menunjukkan adanya upaya pemerintah daerah untuk menjadikan pantai

sebagai daerah tujuan wisata melalui penyediaan infrastruktur meliputi

fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase,

telepon dan sebagainya.

4.1.4 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan latar belakang kehidupan yang

dapat mempengaruhi cara berpikir, sikap serta keterampilan masyarakat

dalam mengelola setiap usahanya. Masyarakat dalam menjalankan berbagai

usaha tersebut dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan dan jumlah

tanggungan keluarga.

1. Umur

Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap aktivitasnya yang

dijalankan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya

Page 63: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

47

responden yang berumur lebih mudah memiliki kemampuan fisik yang lebih

kuat dibandingkan responden yang berumur sudah tua. Adapun kisaran

umur responden dalam penelitian ini adalah 20 - 60 tahun keatas, untuk

lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa, Tahun 2016Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Responden (KK) Persentase (%)

20 - 29 6 26,0930 - 39 9 39,1340 - 49 4 17,4050 - 59 2 8,69

60 tahun ke atas 2 8,69Jumlah 23 100

Sumber : Data Primer (diolah), April 2016

Pada Tabel 4.4 nampak, bahwa dari 23 kepala keluarga responden

menunjukkan sebanyak 9 responden atau 39,13 persen berusia 30 - 39

tahun, kemudian 6 responden atau 26,09 persen berusia 20 - 39 tahun, 4

responden atau 17,40 persen berusia 40 - 49 tahun, selanjunya yang berusia

50 - 59 tahun dan 60 tahun ke atas masing-masing 2 responden atau 8,69

persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa reponden masih dalam usia

produktif.

2. Tingkat Pendidikan Responden

Pada umumnya pendidikan dapat dipengaruhi cara berpikir sekaligus

menambah keterampilan khususnya dalam mengelola setiap usahanya.

Pendidikan dapat diperoleh dari keluarga, luar keluarga dan melalui bangku

sekolah atau pendidikan formal.

Sesuai dengan hasil penelitian disimpulkan bahwa mayoritas

responden yang diteliti memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Untuk

Page 64: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

48

lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan responden disajikan pada Tabel

4.5 berikut :

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Toronipa,Tahun 2016

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (KK) Presentase (%)

Sarjana 3 13,04

Diploma 2 8,69

SMA 8 34,78

SMP 6 26,09

SD 4 17,39Jumlah 23 100

Sumber : Data Primer (diolah), April 2016

Data pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 23 kepala keluarga

yang dijadikan responden sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan

tamat SD dan SMP yaitu 10 responden atau 43,48 persen, selanjutnya 8

responden atau 34,78 persen tamatan SMA, tingkat Diploma 2 responden

atau 8,69 persen dan Sarjana sebanyak 3 responden atau 13,04 persen.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi sosial kepala keluarga di

Kelurahan Toronipa tergolong rendah bila diukur dari tingkat pendidikan.

4.2 Kondisi/Gambaran Umum Obyek Wisata Pantai

Seacara administratif pantai ini berada di wilayah Kabupaten

Konawe yang merupakan kawasan wisata pantai yang banyak diminati oleh

wisatawan lokal. Berjarak kurang lebih 20 km dari Kota Kendari dan dapat

diakses melalui jalur transportasi darat maupun laut. Toronipa merupakan

daerah yang berada didaerah tropis yang kaya akan sumber daya alam

sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup sebagai

petani dan nelayan namun ada juga yang mencari tambahan penghasilan

Page 65: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

49

sebagai pedagang atau penyedia jasa wisata. Toronipa terletak di daerah

khatulistiwa atau daerah tropis.

Kondisi ini Toronipa memiliki potensi seperti vegetasi dan pantai

yang memberikan banyak manfaat bagi aspek kehidupan penduduk

setempat. Kawasan pantai merupakan daerah yang sangat aktif dengan

kondisi ombak yang terus bergejolak dilihat secara sepintas. Kondisi air laut

di pantai yang berwarna kuning kecoklat-coklatan ini menandakan kondisi

air laut banyak mengandung material-material lain seperti lumpur atau pasir

yang ditimbulkan akibat abrasi air laut.

Kondisi pantai ditempat tersebut sebagian besar didominasi oleh

pasir sedimen dengan warna kehitam-hitaman. Hal itu dapat dibuktikan

dengan menggali pasir di daerah tersebut sedalam 50 cm kondisi pasir halus

masih tetap ditemukan. Ini menandakan proses sedimentasi telah

berlangsung lama dan terjadi secara terus menrus. Keadaan ini jelas terlihat

pada gerakan arus air laut di pantai menunjukkan adanya partikel-partikel

pantai yang ikut terbawa arus laut.

Berdasarkan pengamatan melalui GPS pantai ini terletak melintang

dari utara ke selatan dengan arah pantai menghadap ke timur. Daerah ini

juga mengalami pasang surut sebagaimana kondisi pantai lainnya, kemudian

lebar pantai terukur sepanjang 35 m. Sesudah dilakukan pengamatan

nampaknya terjadi pergeseran garis pantai yang berarti juga terjadi

perubahan lebar pantai, yaitu 40 meter akibat dari garis pantai yang surut

sepanjang 5 meter dari garis pantai semula.

Page 66: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

50

Kondisi pantai ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas

gelombang dan arus laut. Gerakan gelombak laut dipantai tersebut turut pula

membawa material-material lain seperti pasir sedimen yang telah

disinggung sebelumnya, bahkan kadang-kadang turut pula terbawa material

lain seperti bagian-bagian tumbuhan yang terbawa arus dan gelomgang laut.

Secara umum kondisi sedimen ditempat ini terdiri atas dua yaitu sedimen

klasik dan sedimen biogenetik. Sedimen klasik kemungkinan disebabkan

oleh rombakan batuan sedangkan sedimen biogenetik disebabkan oleh sisa-

sisa binatang karang dan sisa-sisa rombakan tumbuhan yang terbawa ke laut

oleh air sungai.

4.3 Potensi Obyek Wisata Pantai

Pantai ini merupakan sebuah pantai indah yang menghadap Laut

Banda dan terletak disebuah teluk yang mengapit Kota Kendari, Provinsi

Sulawesi Tenggara. Pantai ini selalu menjadi rujukan bagi masyarakat

Kendari atau wisatawan yang ingin melepas kepenatan dan menikmati

kesegaran nuansa pantai. Keramah tamahan masyarakat di Kelurahan

Toronipa yang merupakan komunitas campuran dari suku bugis, tolaki,

muna dan jawa selalu membuat pengunjung di pantai yang indah ini merasa

nyaman untuk menikmati panorama laut.

Pantai ini memiliki hamparan pasir putih sepanjang 4 km memutari

teluk dan cukup luas sehingga bisa menampung banyak pengunjung. Pantai

ini juga menawarkan beberapa aktivitas bagi pengunjung seperti

pemancingan ikan, banana boat, menyaksikan matahari terbit dan terbenam

Page 67: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

51

serta pengunjung dapat mengunjungi sebuah gua yang berada di ujung

pantai.

Ketinggian air yang hanya sedalam 1 meter di sepanjang pantainya

senantiasa mengundang pengunjung untuk merasakan kesegaran air laut

yang bersih dan kesejukan nuansa alami pantai. Dasar pantai yang landai ini

pula memungkinkan pengunjung merasa aman untuk bermain bersama

anak-anak. Beberapa gazebo yang telah berdiri berderet di pantai ini

menyediakan kenyamanan bagi para pengunjung yang enggan membasahi

diri dengan air laut.

Selain itu, bagi pemburu hidangan kuliner daerah bisa mencicipi sate

pokea (kerang) yang biasa dinikmati bersama gogos atau nasi ketan yang

banyak dijajakan masyarakat setempat bagi pengunjung yang menikmati

keindahan pantai Toronipa. Hidangan alternatif lain yang bisa dinikmati

adalah beragam ikan bakar.

4.4 Kondisi Perekonomian Responden Di Kelurahan Toronipa SebelumAdanya Pengembangan Obyek Wisata Pantai

4.4.1. Aktivitas Ekonomi Responden

Sumber penghidupan masyarakat di Kelurahan Toronipa sebelum

pengembangan obyak wisata pantai pada umumnya adalah nelayan. Sektor

perikanan dan kelautan jenis komoditi yang diusahakan berupa ikan dan

kepiting, sementara dari sektor pertanian jenis komoditi yang dihasilkan

adalah singkong dan

Page 68: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

52

Untuk mengetahui jenis aktivitas ekonomi responden Kelurahan

Toronipa sebelum pengembangan kawasan wisata obyek wisata pantai,

penulis sajikan pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Jenis Aktivitas Ekonomi Responden di Kelurahan ToronipaSebelum Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No. Aktivitas EkonomiResponden

(KK)Presentase

(%)1. PNS 2 8,702. Petani 5 21,733. Pedagang 4 17,394. Nelayan 8 34,795. Tukang Kayu/Batu 4 17,39

Jumlah 23 100Sumber : Data Primer, April 2016

Pada Tabel 4.6 nampak bahwa sebagian besar responden bergerak di

perikanan dan kelautan (nelayan) yakni sebanyak 8 kepala keluarga atau

34,79 persen, menyusul responden yang memiliki aktivitas ekonomi sebagai

petani sebanyak 5 kepala keluarga atau 21,73 persen, selanjutnya yang

memiliki aktivitas ekonomi sebagai pedagang dan tukang Kayu/batu yaitu

masing-masing 4 kepala keluarga atau 17,39 persen, sedangkan responden

yang memiliki aktivitas ekonomi sebagai PNS yaitu 2 kepala keluarga atau

8,70 persen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kehidupan perekonomian responden

dilihat dari aktivitas ekonominya masih relatif kurang baik. Sebab untuk

menjadi nelayan hasil yang diperoleh masih bekum begitu optimal. Karena

para nelayan masih kekurangan sarana penangkapan ikan dan kepiting

masih banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap tradisional yang

Page 69: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

53

tentu saja pendapatan mereka hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan

sendiri, disamping itu untuk melakukan penangkapan ikan dan kepiting

tergantung musim.

4.4.2 Pendapatan Responden

Pendapatan merupakan nilai bersih penerimaan yang diperoleh

responden dari hasil usaha yang dilakukan baik sebagai petani, nelayan,

pedagang maupun lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum

adanya pengembangan obyek wisata pantai, pendapatan yang diperoleh

responden masih tergolong rendah, untuk lebih jelasnya ditampilkan pada

Tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan Responden Sebelum PengembanganObyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No. Pendapatan (Rp/Bulan)Responden

(KK)Persentase

(%)1. 750.000,- - 800.000 8 34,792. 850.000,- - 900.000 6 26,083. 950.000,- - 1.000.000 5 21,744. >1.000.000 4 17,39

Jumlah 23 100Sumber : Data Primer (diolah), April 2016

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih

tergolong pendapatan rendah yaitu sejumlah 8 kepala keluarga atau 34,79

persen, berpendapata sebesar Rp 750.000,- - 800.000,-/bulan. Sedangkan

responden yang mempunyai pendapatan Rp. > 1.000.000,-/bulan sebanyak 4

kepala keluarga atau 17,39 persen.

Bila melihat data-data di atas kondisi perekonomian reponden pada

umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan tradisional dan petani

Page 70: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

54

tradisional dan tingkat ketergantungan kepada alam yang sangat tinggi

menyebabkan aktivitas, dimana waktu lebih banyak terbuang percuma

sehingga perubahan ekonomi terkesan begitu lambat. Umumnya masyarakat

di Kelurahan Toronipa masih berpendapatan rendah ini disebabkan mata

pencaharian mereka hanya tergantung pada keadaan alam seperti kegiatan

lain untuk menambah pendapatan tidak ada.

Jadi kesimpulannya mereka belum memiliki pekerjaan sampingan

yang dapat mendukung pekerjaan pokoknya. Uraian di atas memberikan

gambaran kepada kita bahwa obyek wisata pantai sebelum dikembangkan

menjadi obyek wisata, pendapatan masyarakat masih rendah dan belum

dapat memberikan keuntungan yang lebih baik.

4.5 Kondisi Perekonomian Responden Di Kelurahan Toronipa SesudahAdanya Pengembangan Obyek Wisata Pantai

4.5.1 Aktivitas Ekonomi Responden

Adanya kegiatan kepariwisataan sudah dapat dipastikan akan

membuka lapangan kerja dan lapangan usaha, baik langsung maupun tidak

langsung, misalnya di bidang prasarana dan sarana seperti pada

pembangunan Da’Vinci Villa dan Resort yang dapat memakan tahunan ini

berarti memberi peluang kepada pekerjaan untuk dapat menghasilkan uang

dari pekerjaan tersebut.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kelurahan Toronipa ini,

khusunya di pantai Toronipa dapat memperbaiki keadaan perekonomian

masyarakat, dimana pada saat sebelum pengembangan kawasan wisata

pantai masyarakat banyak yang bekerja sebagai nelayan, petani dan ada pula

Page 71: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

55

yang merantau keluar daerah untuk mencari pekerjaan, namun sesudah

adanya pengembangan obyek wisata pantai masyarakat yang tadinya

merantau banyak yang kembali untuk beraktivitas di sektor pariwisata.

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga setempat mereka

bekerja sebagai pedagang dan penyedia jasa dan lain-lain yang semuanya itu

untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan. Adanya sumber mata

pencaharian itu tentu akan membuat mereka betah tinggal di kampung

halaman serta dengan meningkatnya kunjungan wisatawan dapat merubah

keadaan perekonomian responden ke arah yang lebih baik dibanding

sebelum adanya pengembangan obyek wisata.

Berdasarkan hasil penelitian jenis aktivitas ekonomi tambahan

responden sesudah adanya pengembangan obyek wisata pantai yang

bergerak di sektor pelayanan jasa kepariwisataan dimana responden telah

mendapatkan pekerjaan tambahan yang akan menambah aktivitas responden

kearah yang lebih baik dan akan menambah pendapatan yang lebih besar

dibandingkan dengan sebelum adanya pengembangan wisata pantai. Untuk

lebih jelasnya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh responden dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :

Page 72: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

56

Tabel 4.8 Jenis Aktivitas Ekonomi Responden Sesudah AdanyaPengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No. Aktivitas EkonomiJumlah Responden

(KK)Persentase

(%)

1.Sewa Penginapan danBanana Boat

2 8,70

2.Pedagang dan Jasa (Sewagazebo, Ban, dan RuangBilas)

7 30,43

3.Pedagang dan Jasa (SewaGazebo, dan RuangBilas)

5 21,73

4.Pedagang dan Jasa (SewaBan dan Ruang Bilas)

3 13,05

5. Pedagang 3 13,05

6.Pedagang dan Jasa (SewaRuang Bilas)

2 8,70

7.Pedagang dan Jasa (SewaGazebo)

1 4,34

Jumlah 23 100Sumber : Data Primer (diolah), April 2016

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa jenis aktivitas ekonomi sesudah

adanya pengembangan obyek wisata pantai menunjukkan jenis aktivitas

tambahan responden yaitu pedagang dan jasa seperti sewa gazebo, ban, dan

ruang bilas sebanyak 7 kepala keluarga atau 30,43 persen, selanjutnya

pedagang dan jasa seperti sewa gazebo dan ruang bilas sebanyak 5 kepala

keluarga atau 21,73 persen, kemudian pedagang dan jasa seperti sewa ban

dan ruang bilas dan aktivitas pedagang saja masing-masing sebanyak 3

kepala keluarga atau 13,05 persen, selanjutnya pedagang dan jasa seperti

sewa ruang bilas dan yang menyewakan penginapan, banana boat masing-

masing sebanyak 2 kepala keluarga atau 8,70 persen, sedangkan pedagang

dan jasa seperti sewa gazebo saja sebanyak 1 kepala keluarga atau 4,34

persen. Hal ini menunjukkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik lagi

Page 73: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

57

dimana yang tadinya aktivitas responden hanya sebagai nelayan, petani,

Tukang kayu/batu, pedagang dan PNS akan tetapi dengan adanya

pengembangan obyek wisata pantai ternyata seluruh responden mendapat

pekerjaan sampingan dalam bidang pariwisata.

Salah satu alasan yang memungkinkan seorang individu untuk tetap

bertahan dalam suatu pekerjaannya adalah karena rata-rata responden yang

terlibat dalam aktivitas ekonomi di Kelurahan Toronipa memiliki tingkat

pendidikan rendah sehingga peluang untuk memperoleh pekerjaan yang

layak sulit diperoleh.

Beberapa tarif fasilitas di obyek wisata pantai yang disiapkan oleh

masyarakat untuk wisatawan dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9 Jenis Usaha dan Tarif di Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016No. Jenis Usaha Tarif (Rp)1 Gazebo Rp. 100.0002 Ban Pelampung Rp. 5.000 dan 10.0003 Ruang Bilas Rp. 2.5004 Banana Boat Rp. 25.0005 Penginapan Rp. 150.000Sumber : Data Primer, April 2016

Tabel 4.9 menunjukkan berbagai jenis usaha dan tarifnya yang ada di

obyek wisata pantai. Jenis usaha tersebut merupakan bisnis yang sangat

berkembang dan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat. Jenis usaha tersebut antara lain gazebo, ban pelampung, ruang

bilas, banana boat dan penginapan. Gazebo berfungsi sebagai tempat

istrahat bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati pemandangan

Page 74: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

58

pantai. Tarif gazebo untuk sekali pakai adalah Rp. 100.000 dengan tidak

membatasi jumlah penyewa.

Fasilitas renang yang disewakan di pantai adalah ban pelampung dan

banana boat. Ban pelampung terdiri dari berbagai ukuran dengan tarif sekali

pakai untuk ukuran kecil dan sedang adalah Rp. 5.000 serta ukuran paling

besar Rp. 10.000. Sementara, untuk banana boat sekali pakai selama 30

menit dengan kapasitas berjumlah 6 orang dikenakan tarif Rp. 25.000 per

orang, sehingga jumlah tarif yang diperoleh adalah Rp. 150.000.

Jenis usaha lain yang disewakan adalah ruang bilas dan penginapan.

Ruang bilas digunakan pengunjung untuk membersihkan diri dan ganti

pakaian dengan tarif untuk sekali pakai adalah Rp. 2500. Sedangkan untuk

sewa penginapan per kamar dikenakan tarif Rp.150.000 selama 24 jam.

Pantai ini pula memiliki makanan khas yaitu sate pokea dengan

harga Rp. 1.000.00/tusuk, es kelapa Rp. 7.000.00/gelas, dan ikan bakar Rp.

15.000.00 dalam 1 porsi, akan tetapi ikan bakar ini hanya tersedia pada hari

libur seperti tahun baru dan libur hari besar.

4.5.2 Pendapatan Responden

Pada bagian awal telah di kemukakan mengenai jumlah pendapatan

yang diperoleh masyarakat sebelum pengembangan obyek wisata pantai

Toronipa. Sebagaimana halnya dengan ciri pariwisata pada umumnya yaitu

memberikan efek yang positif bagi masyarakat di sekitar obyek wisata

tersebut. Adanya obyek wisata maka masyarakat dapat memperoleh

pekerjaan tambahan (sampingan). Kondisi ini mengakibatkan masyarakat

Page 75: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

59

akan memperoleh tambahan pendapatan, demikian pula yang terjadi di

Kelurahan Toronipa dengan dikembangkannya obyek wisata pantai baik

pendapatan masyarakat setempat maupun sarana dan prasarana di Kelurahan

akan meningkat dan lebih baik.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pendapatan responden

umumnya di atas rata-rata dan mengalami peningkatan sesudah adanya

pengembangan pariwisata pantai, hal ini disebabkan selain pendapatan

pokok responden meningkat mereka juga mempunyai pendapatan lain dari

pekerjaan sampingan yang lebih menguntungkan. Pekerjaan sampingan

yang dimaksud seperti pedagang, penyedia banana boat, penyedia

pelampung ban serta masih banyak jasa-jasa lainnya yang dibutuhkan oleh

para wisatawan. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah pendapatan

responden sesudah adanya pengembangan obyek wisata pantai, penulis

sajikan pada Tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Rata-Rata Pendapatan Responden Sesudah AdanyaPengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No. Pendapatan (Rp/Bulan)Responden

(KK)Presentase

(%)1. 750.000,- - 800.000 - -2. 850.000,- - 900.000 - -3. 950.000,- - 1.000.000 4 17,394. > 1.000.000 19 82,61

Jumlah 23 100Sumber : Data Primer (diolah), April 2016

Tabel 4.10 menunjukan bahwa rata-rata pendapatan responden

sesudah adanya pengembangan obyek wisata pantai meningkat yakni,

sebanyak 19 kepala keluarga atau 82,61 persen memiliki pendapatan diatas

Page 76: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

60

Rp. > 1000.000,-/bulan, sedangkan responden yang berpendapatan Rp.

700.000,- - 800.000,- dan Rp. 850.000,- - 900.000,-/bulan tidak ada sama

sekali.

Pendapatan responden yang semakin meningkat tersebut maka

pemenuhan kebutuhan responden (masyarakat) atau keluarganya semakin

terpenuhi baik kebutuhan primer maupun sekunder, sehingga kesejahteraan

masyarakat atau keluarga diasumsikan akan semakin baik dari sebelum

adanya pengembangan obyek wisata pantai.

4.6 Dampak Pengembangan Wisata Pantai Terhadap PerekonomianMasyarakat

4.6.1 Aktivitas Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat

Adanya pengembangan wisata pantai maka dampak perekonomian

terlihat dari aktivitas masyarakat menunjukkan suatu perubahan kearah yang

lebih baik, dimana sebelum pengembangan obyek wisata pantai aktivitas

responden sebagian besar adalah petani dan nelayan serta yang lainnya

sebagai pedagang, tukang kayu/batu dan PNS. Namun dengan adanya

pengembangan obyek wisata pantai responden mendapatkan pekerjaan

sampingan (tambahan) untuk menambah pendapatan.

Rekapitulasi keadaan aktivitas dan pendapatan responden sebelum

dan sesudah pengembangan obyek wisata pantai penulis sajikan pada Tabel

4.11 berikut:

Page 77: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

61

Tabel 4.11 Perbandingan Aktivitas Ekonomi Responden Sebelum danSesudah Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

Aktivitas EkonomiSebelum

Pengembangan

Resp.(KK)

Pendapatan(Rp)

Aktivitas EkonomiTambahan Sesudah

Pengembangan

Pendapatan(Rp)

PNS2

2.000.000 Sewa Penginapan danBanana Boat

4.000.0004.000.0002.000.000

Petani

5

800.000

Pedagang dan Jasa (Sewagazebo, ban, ruang bilas)

1.000.000

900.000 2.500.000

750.000 1.000.000

750.000 1.000.000

800.000 2.500.000

Pedagang

4

1.000.000

Pedagang dan Jasa (Sewagazebo, ban, ruang bilas)

2.000.000

1.500.000 3.000.000

1.000.000 2.500.000

1.500.000 2.500.000Nelayan

8

900.000

Pedagang dan Jasa (Sewagazebo, ban, ruang bilas)

2.500.000

900.000 2.000.000

850.000 2.000.000

800.000 1.500.000

800.000 1.500.000

750.000 2.000.000

900.000 2.000.000

800.000 1.500.000

Tukang Kayu/Batu

4

900.000

Pedagang dan Jasa (Sewagazebo, ban, ruang bilas)

3.000.000

1.000.000 2.500.000

1.000.000 2.000.000

1.000.000 3.000.000

Jumlah 23Sumber : Data Primer, April 2016

Tabel 4.11 menunjukan perbandingan aktivitas dan pendapatan

responden sebelum dan sesudah pengembangan obyek wisata pantai.

Sebelum pengembangan obyek wisata masyarakat hanya memenuhi

kebutuhan hidupnya sebagian besar dengan cara bertani, mencari ikan,

Page 78: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

62

berdagang dan tukang kayu/batu. Hanya sebagian kecil yakni 2 responden

yang memiliki pekerjaan sebagai PNS. Namun sesudah adanya

pengembangan wisata pantai aktivitas masyarakat meningkat dengan kata

lain masyarakat sudah memperoleh pekerjaan tambahan diantaranya

responden sebagai PNS pekerjaannya bertambah yaitu menyewakan

penginapan dan banana boat, responden sebagai petani, nelayan, pedagang

dan tukang kayu/batu pekerjaanya bertambah yaitu berdagang dan

menyewakan jasa seperti ban pelampung, gazebo, dan ruang bilas.

Peningkatan juga terjadi pada pendapatan dimana sebelum

pengembangan obyek wisata sebagian besar responden yang bekerja sebagai

petani, nalayan dan tukang batu/kayu berpendapatan di bawah Rp.

1.000.000/bulan. Sedangkan PNS dan Pedagang rata-rata berpendapatan

diatas Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 2.000.000/bulan. Namun setelah

pengembangan wisata pantai pendapatan responden petani, nalayan dan

tukang batu/kayu meningkat menjadi Rp. 1.000.000 sampai dengan

Rp. 3.000.000/bulan. Begitu juga pendapatan PNS dan pedagang meningkat

menjadi Rp. 2.000.000 sampai dengan Rp. 4.000.000/bulan. Rata-rata

pendapatan sebelum pengembangan obyek wisata adalah Rp. 1.026.087 dan

sesudah pengembangan adalah Rp. 2.239.130, maka persentase peningkatan

rata-rata pendapatan adalah 178%. ( Lihat Lampiran 1)

4.7 Pembahasan

Pengembangan kawasan wisata pantai adalah salah satu bentuk

pengelolaan kawasan wisata yang berupaya dan bertujuan untuk memberikan

Page 79: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

63

manfaat terutama bagi perlindungan, pelestarian serta pemanfaatan potensi

wisata dan jasa lingkungan sumber daya alam khususnya di wilayah pesisir

pantai. Di lain pihak, masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara

langsung di sektor kepariwisataan melalui terbukanya lapangan usaha yang

menciptakan kesempatan kerja baru serta mampu meningkatkan pendapatan

baik bagi masyarakat. Pengembangan kawasan wisata bahari membutuhkan

penentuan lokasi yang tepat dari setiap wilayah supaya tidak terjadi

permasalahan kepentingan antara pertumbuhan pemukiman dengan kawasan

wisata bahari yang dikelola dan dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi.

Penyelenggaraan kepariwisataan juga ditujukan untuk meningkatkan

pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran rakyat, memperluas, memeratakan kesempatan berusaha dan

lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan

mendaya gunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk

rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik

konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan

kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan

melakukan belanja, sehingga secara langsung menimbulkan

permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjunya

final demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan

akan barang modal dan bahan baku (Investmen Derived Demand) untuk

Page 80: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

64

berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa

tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan

investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi

lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah

makan restoran dan lain-lain.

Sehubungan dengan pesatnya perkembangan pariwisata, pola

pembangunan berkelanjutan tersebut sangat cocok diterapkan dalam

pengembangan pariwisata ini bertujuan untuk melestarikan keberadaan

pariwisata yang ada sekarang ini kepada generasi yang akan datang.

Pembangunan pariwisata difokuskan pada tiga aspek utama yaitu ekonomi,

sosial-budaya, dan lingkungan.

Untuk mengetahui besarnya dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh

suatu kegiatan, komponen-komponen dan fungsi sistem ekonomi beserta

pranata lainnya perlu diperhatikan antara lain :

1. Bahwa sistem ekonomi tersusun atas hubungan timbal balik dari pelaku-

pelaku ekonomi dan organisasi.

2. Bahwa sistem ekonomi mengatur perubahan dari persediaan bahan

mentah menjadi barang jadi.

3. Bahwa sistem ekonomi menentukan distribusi dari barang dan jasa yang

diperlukan.

4. Bahwa sistem ekonomi mempengaruhi persepsi ruang mengenai barang

dan jasa yang dibutuhkan.

Page 81: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

65

Perkembangan pariwisata mempunyai pengaruh dan hubungan

interpenden dengan pengembangan sektor lainnya, terutama terhadap sektor

industri kecil dan kerajinan rumah tangga, stabilitas lingkungan hidup.

Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat adanya aktivitas ekonomi sangat

tergantung pada sistem ekonomi yang ada di daerah tersebut.

Aktivitas pariwisata akan mempengaruhi model ekonomi yang ada

di daerah wisata. Perubahan yang terjadi karena aktivitas pariwisata sangat

berpengaruh pula pada struktur dan ekonomi daerah. Kesempatan kerja,

pendapatan perkapita maupun distribusinya akan memberikan peluang

kepada peningkatan produksi maupun kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan. Adanya perubahan kondisi ekonomi masyarakat mendorong

komponen-komponen ekonomi untuk merubah lingkungannya sesuai

dengan kemampuan daya dukung lingkungan, baik dalam bentuk

kelembagaan maupun infrastrukturnya. Tumbuhnya aktivitas-aktivitas

ekonomi baru mendorong pranata-pranata sosial yang ada dalam suatu

masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap perkembangan ekonomi yang

ada.

Pariwisata merupakan industri yang padat karya karena tenaga kerja

sulit diganti dengan modal atau peralatan. Semua sektor akomodasi

dikatakan relatif lebih padat karya dibandungkan pada sektor lainnya,

sehingga pariwisata sebagai sumber penciptaan lapangan pekerjaan.

Pariwisata merupakan sumber pokok dari pekerjaan pada tingkat regional,

akan tetapi jumlah dan jenis pekerjaannya bermacam-macam dan berbeda

Page 82: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

66

antar daerah dan tergantung pada struktur industri pariwisata, khususnya

untuk pekerjaan musiman. Hubungan antara pekerjaan dalam industri

pariwisata dan pekerjaan runah tangga harus dipertimbangkan. Apakah

pekerjaan pariwisata merupakan pekerjaan pokok atau sementara saja.

kemudian begitu pula yang dibahas dalam penelitian ini, dengan adanya

pengembangan wisata pantai maka dampak perekonomian terlihat dari

aktivitas masyarakat menunjukkan suatu perubahan kearah yang lebih baik,

dimana sebelum pengembangan obyek wisata pantai aktivitas masyarakat

sebagian besar adalah petani dan nelayan serta yang lainnya sebagai

pedagang, tukang kayu/batu dan PNS. Namun dengan adanya

pengembangan obyek wisata pantai masyarakat mendapatkan pekerjaan

sampingan (tambahan) untuk menambah pendapatan. Berdasarkan

penelitian dikatakan meningkat dilihat dari persentase peningkatan rata-rata

pendapatan yaitu 178%.

Pengembangan kawasan wisata bahari harus lebih diarahkan dan

dipergunakan dalam upaya pengembangan kawasan wisata ramah

lingkungan. Pengembangan kawasan wisata bahari juga perlu

mengetengahkan faktor kewaspadaan terhadap dampak lingkungan menjadi

sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak terkendali

guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup khususnya dalam

menjamin pembangunan dalam bidang ekonomi yang berkelanjutan. Bidang

Lingkungan Hidup, pada dasarnya pengembangan pesisir adalah

memanfaatkan kondisi lingkungan yang menarik. Jadi pengembangan wisata

Page 83: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

67

alam senantiasa keadaan baik dan tentu menghindari kerusakan. Perencanaan

pariwisata yang baik, teratur dan terarah, secara tidak langsung lingkungan

akan terjaga dengan baik.

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk

dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Usaha

memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan

pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata

dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian

suatu proses pembangunan.

Obyek wisata yang dikembangkan berupa obyek wisata budaya dan

obyek wisata alam. Sebagian besar obyek wisata yang berada di Kabupaten

Konawe adalah obyek wisata alam, baik obyek wisata darat (agrowisata)

maupun wisata pantai. Sedang obyek wisata budaya relatif belum banyak

dikembangkan dan belum ditangani secara optimal, misal seni-seni

tradisional. Obyek wisata pantai sebagian belum dikembangkan secara

maksimal oleh pemerintah Kabupaten Konawe dianggap sebagai sektor yang

mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Keseriusan

penanganan sektor pariwisata maupun pembangunan secara tahunan

pemerintah Kabupaten Konawe khususnya Kelurahan Toronipa. Obyek

wisata ini ramai dikunjungi wistawan baik wisatawan mancnaegara mupun

wisatawan nusantara.

Page 84: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

68

Oleh karena itu pariwisata perlu mendapat perhatian yang serius dari

pembuat kebijakan dalam negeri dan perancang kesepakatan perdagangan

internasional, mengingat pariwisata di masa mendatang merupakan

penyumbang besar kesejahteraan ekonomi dunia.

Page 85: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

69

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak

pengembangan wisata bahari pantai Toronipa terhadap perekonomian

masyarakat di Kelurahan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengembangan obyek wisata pantai Toronipa memberikan dampak

positif terhadap aktivitas perekonomian masyarakat. Sebelum

pengembangan wisata pantai Toronipa, sebagian besar masyarakat

bekerja sebagai petani dan nelayan, namun sesudah pengembangan

obyek wisata pantai aktivitas ekonomi meningkat. Masyarakat mendapat

pekerjaan tambahan sebagai pedagang makanan dan minuman serta

penyedia jasa berupa fasilitas yang di sewakan untuk wisatawan seperti

gazebo, ruang bilas, ban pelampung, banana boat dan penginapan.

2. Pengembangan obyek wisata pantai juga berdampak pada pendapatan

masyarakat, dimana sebelum pengembangan obyek wisata pantai tingkat

pendapatan responden masih tergolong rendah yaitu sebanyak 4 kepala

keluarga atau 17,39 persen berpendapatan Rp. > 1.000.000,-/bulan.

Sesudah adanya pengembangan obyek wisata pantai pendapatan

responden mengalami peningkatan yakni sebanyak 19 kepala keluarga

atau 82,61 persen memiliki pendapatan Rp. > 1.000.000,-/bulan. Jadi

secara keseluruhan persentase rata-rata pendapatan adalah 178%.

69

Page 86: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

70

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan agar pemerintah

daerah setempat, khususnya Dinas Pariwisata untuk mengoptimalkan

pendidikan dalam pengembangan pariwisata maka pemerintah harus

membangun pendidikan kepariwisataan, pelatihan kepariwisataan, dan

meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas rekreasi dengan lebih baik

lagi di obyek wisata pantai Toronipa, maka masyarakat diharapkan dapat

meningkatkan kegiatan usahanya dengan menyediakan berbagai fasilitas

rekreasi dan dagangannya yang pada dan akhirnya akan meningkatkan

pendapatan masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan dampak

pengembangan obyek wisata pantai Toronipa.

Page 87: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

71

DAFTAR PUSTAKA

Ackley, Gardner., 1991. Teori Ekonomi Makro. Terjemahan Paul Sitohang.Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Dewi, K., 2013, “Dampak Perkembangan Wisata Bahari Terhadap EkonomiMasyarakat Pesisir Kabupaten Batu Bara”. Jurusan Pendidikan Sejarah,Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Medan.

Djojohandikusumo, Soemitro. 1985. Ekonomi Kerakyatan dan Pengusaha KecilIndonesia Tantangan Masa Depan. FE UI. Jakarta.

Dirjen Pariwisata. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. UI-Press, Jakarta.

Dahuri, et al. 2001. Pengolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan SecaraTerpadu. Pradnya Paramita. Bogor.

Dara Windiarti, 1994, Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap kehidupanSosial Di NTT. Pendidikan Budaya Nusa Tenggara Timur. Kupang

Fandeli, C.H., 1995. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam, LibertyYogyakarta.

Hadinoto, K., 1996, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, UI Press.Jakarta.

Hadipranoto. S. L., 2011. “Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai NamboTerhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Wilayah Pesisir di KelurahanNambo Kecamatan Abeli Kota Kendari”. Jurusan Ilmu Ekonomi dan StudiPembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo.

Gautama, I., G., A., G., O., 2011. “Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari diPantai Sanur”. Program Studi Kajian Pariwisata Program PascasarjanaUniversitas Udayana Denpasar.

Irianto, 2011. “Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial dan EkonomiMasyarakat di Gili Trawangan Kecamatan Pemenang Kabupaten LombokUtara”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.3.

James, J Spillane, 1985. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Kanisus.Yogyakarta.

James, J Spillane, 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prosprknya.Yogyakarta : Kanisius.

Page 88: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

72

Kamaluddin Rustin, 1992. “Beberapa Aspek dan Pelaksanaan KebijaksanaanPembangunan di Daerah”. LPEF-UI. Jakarta.

Moh. Reza Tritawinata, 1986. Daya Tarik dan Pengelolaan Agro Wisata, PenebarSawadaya. Jakarta.

Nurisyah, S., 2001. “Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari diWilayah Pesisir Indonesia”. Buletin Taman dan Lanskap Indonesia.

Pendit, N.S., 1986. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana, PT. PradyaParamita. Jakarta.

Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G., 2005, Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta :CV. Andi Offset.

Priasukmana, S. Dan R. Mohamad Mulyadin. 2001. Pembangunan Desa Wisata :Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi.

Ramli, 2009 Materi Kuliah Statistik Program Studi Pendidikan Ekonomi danPPKN, Universitas Haluoleo. Kendari.

Risdawati, B., Boedijono, dan Dina Suryawati, 2013, “Dampak PembangunanWisata Bahari Lamongan Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli DaerahKabupaten Lamongan”. Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, UniversitasJember.

Rizal Isahaq, 2000, Dampak Sosial Ekonomi dan Budaya Kepariwisataan PantaiUjong Blang Lhokseumawe Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Tesis S2,Yogyakarta.

Sadono, Sukirno, 1994. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Raja Grafindo, Jakarta.

Soemarwoto, Otto., 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Djambatan, Jakarta.

Todaro, M.P., 1985. Ilmu Ekonomi Bagi Negara-Negara Sedang Berkembang,Buku I, Akademika Presindo, Jakarta.

Wahab, Saleh, 1989. Manajemen Pariwisata PT. Paradaya Paramitha. Jakarta.

Winardi, 1982. Kamus Ekonomi, Alumni Bandung.

Wiranatha, 2008. Agung Suryawan., 21 Januari 2008. Pengelolaan Objek WisataBerbasis Masyarakat (Debat Publik), Bali Post.

Page 89: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

73

Yoeti, Oka A, 1985. Pariwisata Budaya Masalah dan Solusinya. Jakarta : PT.Pradnya Paramita.

Yoeti, Oka A, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa Bandung.

Page 90: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

74

Lampiran 1A. Perbandingan Aktivitas Ekonomi Responden Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No. NamaResponden

Aktivitas EkonomiSebelum Sesudah

1 Muhaimin Lubis Pedagang Jasa (Sewa Gazebo dan Ruang Bilas)2 Junaeda H PNS Sewa Banana Boat dan Penginapan

3 Jumrin J PetaniPedagang + Jasa (Sewa Gazebo,Bandan Ruang Bilas)

4 Ahmad Fausin NelayanPedagang + Jasa (Sewa Gazebo, SewaBan, dan Ruang Bilas)

5 Nur Aeni PNS Sewa Banana Boat dan Penginapan6 Sahabudin Petani Pedagang7 Amina Petani Pedagang8 Haerani Petani Pedagang

9 Bahtiar Hasirun PedagangJasa (Sewa Gazebo, Sewa Ban, danRuang Bilas)

10 Sapto Tukang Kayu/BatuPedagang + Jasa (Sewa Gazebo, SewaBan, dan Ruang Bilas)

11 Agussalim Pedagang Jasa (Sewa Gazebo dan Ruang Bilas)

12 Nur Lina Tukang Kayu/BatuPedagang + Jasa (Sewa Gazebo danRuang Bilas)

13 Junaeda Tukang Kayu/BatuPedagang + Jasa (Sewa Ban dan RuangBilas)

14 Hasnia S PedagangPedagang + Jasa (Sewa Gazebo, RuangBilas dan Ban)

15 Musdalifah Tukang Kayu/BatuPedagang + Jasa (Sewa Gazebo, Bandan Ruang Bilas)

16 Agusnawati NelayanPedagang + Jasa (Sewa Ban dan RuangBilas)

17 Muksin NelayanPedagang + Jasa (Sewa Ban dan RuangBilas)

18 Ma’ruf Nelayan Pedagang + Jasa (Sewa Ruang Bilas)19 Sunandar Nelayan Pedagang + Jasa (Sewa Gazebo)

20 Iqbal NelayanPedagang + Jasa (Sewa Gazebo danRuang Bilas)

21 Isnah A.md NelayanPedagang + Jasa (Sewa Ruang Bilasdan Ban)

22 La Gunu Nelayan Pedagang + Jasa (Sewa Ruang Bilas)

23 Sukri. P PetaniPedagang + Jasa (Sewa Gazebo, Bandan Ruang Bilas)

Sumber : Data Primer, April 2016

Page 91: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

75

Lampiran 1B. Perbandingan Pendapatan Responden Sebelum dan Sesudah

Pengembangan Obyek Wisata Pantai, Tahun 2016

No.Nama

RespondenPendapatan

Sebelum Sesudah1 Muhaimin Lubis Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.0002 Junaeda H Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.0003 Jumrin J Rp. 900.000 Rp. 2.500.0004 Ahmad Fausin Rp. 900.000 Rp. 2.500.0005 Nur Aeni Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.0006 Sahabudin Rp. 800.000 Rp. 1.000.0007 Amina Rp. 750.000 Rp. 1.000.0008 Haerani Rp. 750.000 Rp. 1.000.0009 Bahtiar Hasirun Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.00010 Sapto Rp. 900.000 Rp. 3.000.00011 Agussalim Rp. 1.000.000 Rp. 2.500.00012 Nur Lina Rp. 1.000.000 Rp. 2.500.00013 Junaeda Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.00014 Hasnia S Rp. 1.500.000 Rp. 2.500.00015 Musdalifah Rp. 1.000.000 Rp. 3.000.00016 Agusnawati Rp. 900.000 Rp. 2.000.00017 Muksin Rp. 850.000 Rp. 2.000.00018 Ma’ruf Rp. 800.000 Rp. 1.500.00019 Sunandar Rp. 800.000 Rp. 1.500.00020 Iqbal Rp. 750.000 Rp. 2.000.00021 Isnah A.md Rp. 900.000 Rp. 2.000.00022 La Gunu Rp. 800.000 Rp. 1.500.00023 Sukri. P Rp. 800.000 Rp. 2.500.000

Jumlah Rp. 23.600.000 Rp. 51.500.000Rata-Rata Rp. 1.026.087 Rp. 2.239.130

Sumber : Data Primer, April 2016

Page 92: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

76

Lampiran 2.Gambar Obyek Wisata Pantai Sebelum di Kembangkan

Page 93: SKRIPSI DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A110165_sitedi_Skripsi Rusdin... · Tabel 4.4 Keadaan Umur Responden di Kelurahan Toronipa Tahun 2016

77

Lampiran 2Gambar Obyek Wisata Pantai Sesudah di Kembangkan