6
1 RINGKASAN MATA KULIAH PENOLOGI Oleh Wayan Wijaya Kusuma SITUASI KEHIDUPAN PENGHUNI DALAM TEMBOK PENJARA 1. Manusia dalam hidup ini dibekali suatu sikap atau reaksi terhadap suatu rangsangan; reaksi tersebut berwujud positif (menerima), negatif (tidak menerima/menolak) dan amorph (tidak berbentuk ragu-ragu terhadap suatu rangsangan sehingga sukar untuk disebut menerima atau menolak maupun netral). 2. Kepedihan dalam penjara tidak semata-mata berwujud hilangnya kemerdekaan saja melainkan juga suatu bentukl kesakitan yang terwujud karena hilangnya kemerdekaan, ialah kesakitan atau kepedihan yang disebut M Sykes : Loos of heterosexual relationship, Loos of autonomy Loos of good and service and Loos of security Di samping kesakitan-kesakitan lainnya akibat prasangka buruk dari masyarakat (moral rejection of the inmates by society. Dengan keadaan ini penghuni penjara harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 3. Proses Penjaranisasi (Prisonization process) adalah proses penyerapan dan penyesuaian diri di dalam penjara. 4. Sikap petugas untuk membantu proses penyerapan terhadap kaedah yang baik. Dalam suasana dimana para penghuni mempunyai sikap[ tingkah laku serta latar belakang kehidupan yang beranekaragam, petugas meletakkan dirinya ditengah kehidupan tersebut untuk menyelaraskan, mencari harmoni sehingga dapat menerapkan suatu perlakuan (treatment yang tidak bertentangan dengan martabat kemanusiaan).

Ringkasan Mata Kuliah Penologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

1

RINGKASAN MATA KULIAH PENOLOGI

Oleh

Wayan Wijaya Kusuma

SITUASI KEHIDUPAN PENGHUNI DALAM TEMBOK PENJARA

1. Manusia dalam hidup ini dibekali suatu sikap atau reaksi terhadap suatu

rangsangan; reaksi tersebut berwujud positif (menerima), negatif (tidak

menerima/menolak) dan amorph (tidak berbentuk ragu-ragu terhadap suatu

rangsangan sehingga sukar untuk disebut menerima atau menolak maupun netral).

2. Kepedihan dalam penjara tidak semata-mata berwujud hilangnya kemerdekaan

saja melainkan juga suatu bentukl kesakitan yang terwujud karena hilangnya

kemerdekaan, ialah kesakitan atau kepedihan yang disebut M Sykes :

Loos of heterosexual relationship,

Loos of autonomy

Loos of good and service and

Loos of security

Di samping kesakitan-kesakitan lainnya akibat prasangka buruk dari masyarakat

(moral rejection of the inmates by society. Dengan keadaan ini penghuni penjara

harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Proses Penjaranisasi (Prisonization process) adalah proses penyerapan dan

penyesuaian diri di dalam penjara.

4. Sikap petugas untuk membantu proses penyerapan terhadap kaedah yang baik.

Dalam suasana dimana para penghuni mempunyai sikap[ tingkah laku serta latar

belakang kehidupan yang beranekaragam, petugas meletakkan dirinya ditengah

kehidupan tersebut untuk menyelaraskan, mencari harmoni sehingga dapat

menerapkan suatu perlakuan (treatment yang tidak bertentangan dengan martabat

kemanusiaan).

Page 2: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

2

5. Semua pegawai hendaknya selalu berkelakuan dan bertugas sedemikian rupa

sehingga dengan contohnya itu dapat memberi pengaruh baik, serta

membangkitkan rasa hormat orang-orang terpenjara.

PENGGOLONGAN

1. Sistem kepenjaraan mengenal : klasifikasi, diversifikasi, dan diferensiasi.

2. Istilah klasifikasi menimbulkan suatu prasangka seolah-olah orang terpenjara atau

narapidana mempunyai tingkat yang tinggi dan rendah, meskipun maksudnya

tingkatan pengawasan terhadap seseorang terpenjara ada perbedaannya.

3. Untuk menghilangkan parasangka yang kurang sedap maka perbedaan tersebut

digunakan istilah penggolongan.

4. Apapun istilahnya dalam penggolongan yang penting untuk mendukung proses

pembinaan atau perlakuan.

5. Pada garis besarnya penggolongan orang-orang terpenjara berdasarkan

pertimbangan : biologi, jenis perbuatan, lamanya masa hukuman, keamanan,

kebangsaan, kepercayaan dan agama, pembinaan, dll.

KEAMANAN DAN KETERTIBAN

1. Kemananan tidak selalu berarti membicarakan tuags penjagaan, tetapi lebih luas

lagi pengertian keamanan dan ketertiban dalam pengertian moril.

2. Petugas harus mencari atau memberi suasana yang harmonis sehingga terpidana

selama menjalankan hukuman merasakan : betah tinggal, aman, menerima

pelayanan, adanya itikad baik, sesuatu yang diberikan dalam batas yang

sewajarnya.

3. keamanan suatu lembaga kepenjaraan mengutamakan ketentraman dalam

lingkungan tembok, tetapi tidak selalu berarti mengabaikan faktor keamanan di

luar tembok.

Page 3: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

3

4. Gangguan keamanan dalam sebuah lembaga kepenjaraan dapat terjadi karena

faktor intern dan faktor ekstern atau gabungan dari kedua hal tersebut.

5. Mengapa terjadi kerusuhan (prison riot) penghuni (inmates) dalam penjara?

(emosi, makanan yang buruk, kegiatan politik, gara-gara tv, motive tersembunyi,

overcrowding, poor administration, insuffecient financial leadership, in effective

or nor existen treatment programs, dll.

6. Penggolongan kerusuhan dengan wujud : bentrokan physic, demonstrasi, tidak

kentara, tetapi menimbulkan kecemaasan,

7. Penggolongan yang lain : kerusuhan yang ditujukan kepada petugas LP,

kerusuhan yang ditujukan kepada instansi lain, kerusuhan yang ditujukan kepada

sesama penghuni.

8. Sekecil-kecilnya kerusuhan tidak lain untuk dapat menarik perhatian dengan

motive yang bermacam-macam.

9. Dalam usaha mengatasi kerusuhan kita harus mempelajari emosi dan motive dari

individu maupun kelompok yang berbuat.

10. Pelarian penghuni penjara (prison escape). Pelarian merupakan pelanggaran

terhadap tata tertib penjara, terhadap pelaku pelarian dijatuhkan sanksi

11. Sebab-sebab terjadinya pelarian antara lain :

a. situasi kehidupan yang mencekam.

b. Tindakan yang tidak adil

c. Kebutuhan biologis yang tidak tersalurkan

d. Kecanduan, terikat kebiasaan merokok, obata-obatan

e. Kerinduan kepada keluarga

f. Keinginan balas dendam

g. Keinginan melakukan perbuatan kriminil

h. Membalas dendam kepada petugas yang pernah menyakitinya

i. Tidak mendapatkan hak-haknya dalam program pembinaan

j. Keterampilan kerja kurang

k. Semakin timpang situasi kehidupan antara di dalam dan di luar penjara

l. Istri minta cerai atau istri diganggu

m. Karakter spesipik ras atau etnis tertentu.

Page 4: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

4

HUBUNGAN TIMBAL BALIK DENGAN PIHAK LUAR

1. Hubungan timbal balik :

a. hubungan melalui kunjungan ke Lapas (institutional visiting)

b. Kunjungan ke luar lembaga

c. Kunjungan ke rumah (home visiting)

d. Surat menyurat

e. Melalui mass media

f. Menerima panggilan untuk berbicara melalui telepon dan berhubungan keluar

menggunakan pesawat telepon.

2. Di beberapa negara bagian Amerika serikat dan di beberapa negara lain untuk

keperluan kunjungan keluarga disediakan tempat khsusus berupa pondokan

(cottage). Dengan sistem cottage, mempunyai segi kebaikan dan keburukannya.

SISTEM PEMASYARAKATAN

1. Sistem perlakuan yang lebih manusiawi dan normatif terhadap narapidana

berasaskan Pancasila dan bercirikan : rehabilitatif, korektif, edukatif dan

integratif.

2. Sasanti Pemasyarakatan : GRIYA WINAYA JANMA MIWARGA LAKSA

DARMESTI (rumah/tempat; pendidikan/pembinaan, manusia, salah jalan/sesat,

berbuat baik).

3. Warga Binaan Pemasyarakatan : narapidana, anak didik pemasyarakatan dan klien

pemasyarakatan

4. Anak didik pemasyarakatan (anak pidana, anak negara, anak sipil)

PEKERJAAN ORANG-ORANG TERPENJARA

1. Pekerjaan orang-orang terpenjara dan terpidana pada umumnya berada di dalam

lingkungan tembok lembaga kepenjaraan dan dengan berkembangnya sistem

Page 5: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

5

pembinaan terhadap orang-orang terpidana pekerjaan tersebut banyak pula terdapat

di tengah-tengah masyarakat.

2. Orang-orang terpenjara yang masih tergolong orang0orang tahnan biasanya tidak

mendapat pekerjaan kecuali atas kehendak dan permintaan sukarela dari orang

tahanan tersebut.

3. pekerjaan orang-orang terpidana berupa :

a. pekerjaan sehari-hari.

b. Pekerjaan pengisi waktu

c. Pekerjaan darurat

d. Pekerjaan gotong royong/kerja bakti

e. Pekerjaan paksa

f. Pekerjaan sebagai hukuman disiplin

g. Pekerjaan untuk pendidikan keterampilan

h. Pekerjaan untuk produksi dan mendapat upah

4. Pekerjaan di lingkungan masyarakat dengan penjagaan dan pengawasanyang

longgar.

5. Sistem bekerja di luar tembok mulai diperkenalkan oleh gagasan Captain Alexander

Maconochi yang saat itu dikenal dengan Ticket of Leave.

6. Tahun 1950 dalam International Penal and Penintentiary Conggress yang ke-12 di

Den Haag, sistem kepenjaraan terbuka mendapat tempat untuk dibicarakan secara

ilmiah.

7. Ciri-ciri Lembaga Terbuka ialah ;

a. tidak ada benda-benda atau alat-alat pencegah pelarian

b. Sistemnya didasarkan atas disiplin, kepercayaan pada diri sendiri serta

bertanggung jawab terhadap kelompok narapidana dimana si terpidana itu

menjadi salah seorang anggotanya.

8. Lembaga Terbuka dapat berdiri sendiri atau bagian dari Lembaga Kepenjaraan.

9. Narapidana yang dikirim ke lembaga terbuka baik pada pertama menjalani

hukuman maupun setelah menjalani sebagian di lembaga kepenjaraan lainnya

10. Pemilihan narapidana yang akan ditempatkan harus berdasarkan kepentingan

pembinaan .

Page 6: Ringkasan Mata Kuliah Penologi

6

11. Resiko pelarian serta bahaya hubungan dengan masyarakat sekitarnya diakui lebih

besar dibandingkan dengan sistem lembaga biasa, tetapi sistem lembaga ini banyak

pula keuntungannya :

a. Lembaga terbuka lebih serasi bagi narapidana untuk menyesuaikan diri

kembali dengan masyarakat jasmaniah serta rohaniah berkembang

sewajarnya.

b. Situasi di lembaga terbuka tidak berbeda dengan situasi di sekitarnya.

12. Lembaga Pemasyarakatan Terbuka dengan kegiatan pertanian dan peternakan.