20
TEORI PEMIDANAAN

Handout Penologi Part 4 6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 1/20

TEORI PEMIDANAAN

Page 2: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 2/20

George B Volt

menyebutkan teori adalah bagian dari

suatu penjelasan yang yang muncul

manakala seseorang dihadapkan padasuatu gejala yang tidak dimengerti.

Artinya teori bukan saja sesuatu yangpenting tetapi lebih dari itu karena di

sangat dibutuhkan dalam rangka

mencari jawaban akademis.

Page 3: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 3/20

Teori Tujuan pemidanaan dalam 

leteratur disebutkan berbeda-beda 

namun secara subtansi sama.

Teori-teori tujuan pemidanaan tersebut pada 

umumnya ada 3 (tiga) teori yang sering di gunakan 

dalam mengkaji tentang tujuan permidanaan yaitu:

Teori Retributif (absolute)

Teori Relatif (Teori Tujuan)

Teori integrative (gabungan )

Page 4: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 4/20

Prof.

MULADI

dalam bukunya

³Lembaga

Pidana

bersyarat´

terbitanAlumni

Bandung

memberikan nama yang berbeda yaitu:Teori Retributif,

Teori Teleologis,

dan Retributif-teleologis.Pada subtansinya sama dengan teori 

diatas.

Page 5: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 5/20

Page 6: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 6/20

KARL O CRISTIANSEN MENGIDENTIFIKASI LIMA

CIRRI POKOK DARI TEORI RETRIBUTIF, YAITU

(DIAMBIL DARI BUKU ³SOME CONSIDERATION 

ON THE POSSIBILITY OF A RATIONAL CRIMINAL

POLICY )

«Tujuan pemidanaan hanyalah sebagai

pembalasan (The purpose of punishment is just retribution)« Pembalasan adalah tujuan utama dan

didalamnya tidak mengandung sarana-saranauntuk tujuan lain seperti kesejahteraan

masyarakat (Just retribution is theultimate aim, and not in itself to any otheraim, as for instance social welfare whichfrom this point of view is without anysignificance whatsoever)

Page 7: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 7/20

«Kesalahan moral sebagai satu-satunya sayartuntuk pemidanaan (Moral guilt is the onlyqualification for punishment)

« Pidana harus sesuai dengan kesalahan dengan pelaku (The Penalty shall  proportional to themoral quilt of the offenders)

« Pidana melihat kebelakang, ia sebagai pencelaan yang murni dan bertujuan tidak untuk memperbaiki, mendidik dan

meresosialisasi pelaku (Punishmentpoint intothe past, it is pure reproace, and it purpose isnot into improve, correct, educate or resocializethe offender)

Page 8: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 8/20

NIGEL WALKER. MENJELASKAN BAHWA ADA

DUA GOLONGAN PENGANUT TEORI

RETRIBUTIVE YAITU:TEORI RETRIBUTIF MURNI: YANG

MEMANDANG BAHWA PIDANA HARUS

SEPADAN DENGAN KESALAHAN.

DAN TEORI RETRIBUTIF TIDAK MURNI

Page 9: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 9/20

Nigel Walker.

Menjelaskan bahwa ada dua

golongan penganut teoriretributive yaitu:

 Teori retributif Murni: yang

memandang bahwa pidana harussepadan dengan kesalahan.

 Teori retributif Tidak Murni

Page 10: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 10/20

TEORI RETRIBUTIFTIDAK 

MURNI:YANG MANATEORI

INI MASIH DIPECAH MENJADI

DUALAGIYAITU:

´ Penganut Teori Retributif terbatas (The LimitingRetribution). Yang berpandangan bahwa pidana tidakharus sepadan dengan kesalahan. Yang lebih pentingadalah keadaan yang tidak menyenangkan yangditimbulkan oleh sanksi dalam hukum pidana itu harustidak melebihi batas-batas yang tepat untuk penetapankesalahan pelanggaran.

´

Penganut teori retributive distribusi (retribution indistribution). Penganut teori ini tidak hanya melepaskangagasan bahwa sanksi dalam hukum pidana harusdirancang dengan pandangan pada pembalasan, namun

 juga gagasan bahwa harus ada batas yang tepat dalamretribusi pada beratnya sanksi

Page 11: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 11/20

TERHADAP PERTANYAAN TENTANG SEJAUH MANAKAH

PIDANA PERLU DIBERIKAN KEPADA PELAKU

KEJAHATAN, TEORI INI MENJELASKAN SEBAGAI

BERIKUT:

´ Bahwa dengan pidana tersebut akan memuaskan perasaan balas dendam korban, baik perasaan adil

 bagi dirinya sendiri, temannya dan keluarganya.´  pidana dimaksudkan untuk memberikan

 peringatan kepada pelaku kejahatan dan anggotamasyarakat, bahwa setiap ancaman yangmerugikan akan diberi imbalan yang setimpal.

´ Pidana dimaksudkan untuk emnunjukkan adanyakesebandingan antara kejahatan dengan ancaman pidananya.

Page 12: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 12/20

 Teori Relatif (Tujuan)

Teori ini berporos pada

tiga tujuan utama

pemidanaan yaitu:

Preventif,

Deterrence,

Reformatif.

Page 13: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 13/20

 TUJUAN PREVENTIF:PEMIDANAAN ADALAH

UNTUK MELINDUNGI

MASYARAKAT DENGAN

MENEMPATKAN PELAKU

KEJAHATAN TERPISAH DARISUATU MASYARAKAT.

Page 14: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 14/20

TUJUAN DETERRENCE (MENAKUTI): ADALAH

UNTUK MENIMBULKAN RASA TAKUT

MELAKUKAN KEJAHATAN. TUJUAN INI DIBAGIDALAM TIGA YAITU:

´ Tujuan yang bersif at individual yaitu dimaksudkan 

agar pelaku menjadi jera untuk melakukan ke jahatan kembali.

´ Tujuan Y ang bersif at Publik yaitu agar masyarakat 

lain takut melakukan ke jahatan.

´

Tujuan  jangka panjang yaitu agar dapat memelihara keajegan sikap masyarakat terhadappidana.

Page 15: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 15/20

TUJUAN REFORMATIF (PERUBAHAN): ADALAH UNTUK 

MERUBAH POLA PIKIR 

MASYARAKAT YANG AWALNYA 

 TIDAK TAKUT MENJADI TAKUT

UNTUK MELAKUKAN KEJAHATAN.

Page 16: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 16/20

 TEORI RELATIF

konsepnya adalah:´ Teori Relatif memandang bahwa pemidanaan bukan sebagai 

 pembalasan atas kesalahan pelaku, tetapi sebagai sarana mencapai tujuan yang bermanfaat untuk melindungi masyarakat menuju kesejahteraan.

´ Dalam teori ini munculah tujuan pemidanaan sebagai sarana  pencegahan, baik pencegahan khusus yang ditujukan pada  pelaku maupun pencegahan umum yang ditujukan pada masyarakat.

´ Menurut teori ini bahwa pidana bukan sekedar untuk 

melakukan pembalasan kepada orang yang telah melakukan kejahatan, tetapi lebih dari itu memiliki tujuan yang lebih bermanfaat 

´ Pidana ditetapkan bukan karena ada orang yang melakukan kejahatan tetapi agar orang jangan melakukan kejahatan.

Page 17: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 17/20

MENURUT KARL O

CRISTIANSEN ADA BEBERAPA

CIRI POKOK DARI TEORI

RELATIF YAITU:

«Tujuan pemidanaan adalah pencegahan (The 

 purpose of Punishment is prevention) «Pencegahan bukan sebagai tujuan akhir tapi 

hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan  yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan 

masyarakat .(Prevention is not a final aim, but a means to a more suprems aim, e.g. social  welfare) 

Page 18: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 18/20

«H  anya pelanggaran-pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada pelaku saja,

misalnya kesengajaan atau kelalaian yang memenuhi sayarat untuk adanya pidana .(Only Breaches of the law which are imputable to the  perpetrator as intent or negligence qualify for 

 punishment) «Pidana harus ditetapkan berdasarkan tujuan 

sebagai alat pencegahan kejahatan .(the penalty 

shall be determined by its utility as an instrument for the prevention of crime) 

«Pidana melihat kedepan, atau bersifat  prospektif. (The Punishment is Prospenctive) 

Page 19: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 19/20

 Teori Integratif (Gabungan)

Teori inibercorak ganda:

Pemidanaan 

mengandung 

karakter 

retributivis sejauh 

 pemidanaan 

dilihat sebagai 

suatu kritik moral  

terhadap 

tindakan yang 

salah,

karakter reltif  terletak pada tujuan kritik 

moral tersebut adalah suatu reformasi atau  perubahan 

 perilaku siterpidana dikemudian hari.

Page 20: Handout Penologi Part 4 6

8/6/2019 Handout Penologi Part 4 6

http://slidepdf.com/reader/full/handout-penologi-part-4-6 20/20

SEHINGGA DENGAN KONSEP GABUNGAN INI MAKA TEORI 

INTEGRATIVE MENGANGGAP 

PEMIDANAAN SEBAGAI UNSURE PENJERAAN DIBENARKAN TETAPI 

TIDAK MUTLAK DAN HARUS

MEMILIKI TUJUAN UNTUKMEMBUAT SI PELAKU DAPAT 

BERBUAT BAIK DIKEMUDIAN HARI.