Ringkasan Mata Kuliah Bab 2 Langkah

Embed Size (px)

Citation preview

RINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkah-langkah audit apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh untuk memenuhi tujuan audit yaitu untuk mencapai perbaikan atas berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Dan perbaikan ini dilakukan terhadap objek-objek audit yang meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya.

II. PEMBAHASAN Audit Pendahuluan Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:

1. Pemahaman auditor terhadap objek audit Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut: - Informasi yang mendukung tujuan audit.

- Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit - Informasi yang mengarah pada tujuan audit

2. Penentuan tujuan audit Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut: - Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas. - Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya. - Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit

3. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit Ruang lingkup audit menunjukkan luas(area) dari tujuan audit. Penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang lingkup audit manajemen terdiri atas: Bidang keuangan Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan Ekonomisasi Efisiensi Efektivitas Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Ada tiga elemen penting dalam setiap tujuan audit, yaitu: Kriteria Penyebab Akibat

4. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit Review(penelaahan) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.

5. Pengembangan kriteria awal dalam audit Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain: Tujuan dari kegiatan yang diaudit Pendekatan audit Aktivitas tujuan audit Karakteristik kriteria yang baik antara lain: - Realistis - Dapat dipercaya - Bebas dari pengaruh kelemahan manusia - Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit - Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda - Dapat dibandingkan - Diterima semua pihak - Lengkap

- Memastiksn adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung

6. Kesimpulan Hasil Audit Pendahuluan Drai hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya.

Review Terhadap Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang dilakukan olehmanajemen dalam melakukan pengendalian. Suatu sistem pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa perusahaan telah melaksankan strateginya dengan efektif dan efisien. Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup halhal sebagai berikut:

1. Pernyataan tujuan perusahaan. Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan disosialisasikan ke berbagai tingkatan manjemen untuk dipahami. Tujuan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan didirikan dan apa yang ingin dicapai.

2. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan. Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan strategi untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu sebelumnya untuk menentukan pencapaian terbaik berikutnya.

3. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai. Perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan harus didukung oleh ketersediaan SDM yang memadai dalam merealisasikan rencana tersebut. 4. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi. Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan. 5. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik. Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai.

Audit Lanjutan Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, sehingga akhirnya dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit. Langkahlangkah audit pada tahap ini meliputi: 1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan. Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap alam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. 2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.

Dari sudut pandang auditor, bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit, semua bukti yang diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria: - Relevan - Material - Kompeten - Cukup

3. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat. Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi : kriteria, penyebab, dan akibat.

4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit. Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus yang bersangkutan dengan program/aktivitas yang diaudit, dievaluasi dan yang dianalisis karena

diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan. Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut diyakini memberikan informasi yang

mendukung keakuratan kesimpulan audit.

Pelaporan

Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu : 1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.

2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini. Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana

tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.

Tindak Lanjut Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa

kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang

diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil

diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan,

serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

III. KESIMPULAN Langkah-langkah audit meliputi lima tahap, yaitu: 1. Audit pendahuluan 2. Review terhadap pengendalian manajemen 3. Audit lanjutan 4. Pelaporan 5. Tindak lanjut Seluruh tahapan audit ini pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi yang kemudian harus ditindaklanjuti, yang menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika

rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

CONTOH AUDIT PT. WIJAKSONO DI PROGRAM BAGIAN PENGADAAN BARANG CONTOH AUDIT PT. WIJAKSONO DI PROGRAM BAGIAN PENGADAAN BARANG Tujuan : 1. Menentukan alur atau mekanisme pengadaan barang Langkah-langkah :

- Meminta SOP (Standart Operating Prosedure) perusahaan untuk mengetahui bagian-bagian yang terkait dengan pengadaan barang dan catatan otorisasi pengadaan barang. - Melakukan observasi dibagian yang terkait. 2. Mengidentifikasi spesifikasi barang yang dipesan oleh permintaan barang Langkah-langkah: - Mengetahui unit yang bersangkutan atau yang meminta barang. - Mengetahui fungsi dari barang yang dibutuhkan dan juga anggaran biaya yang dibutuhkan. 3. Menentukan supplier] Langkah-langkah: - Menentukan criteria supplier - Melakukan proses pengadaan barang - Menentukan penetapan supplier Diposkan oleh ambar_weblog di 12:31 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Audit Manajemen Reaksi: RINGKASAN MATERI KULIAH BAB 3 KERTAS KERJA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT I. PENDAHULUAN

Kertas Kerja Audit (KKA) merupakan catatan-catatan yang dibuat dan data-data yang dikumpulkan auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Untuk

memberikan

gambaran yang lengkap terhadap proses audit. KKA harus mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh, pengujian-pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh,

dan kesimpulan hasil audit.

1.Mengapa Kertas Kerja Audit harus dibutuhkan ? 2.Apakah syarat-syarat untuk penyusunan kertas kerja audit ? 3.Bagaimana bentuk dan isi Kertas Kerja Audit ? 4.Apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan review dan pengendalian manajemen ? 5.Bagaimana pengorganisasian Kertas Kerja Audit ? 6.Apa manfaat dari penyusunan program kerja audit ? 7.Apa sajakah hal pokok yang harus diperhatikan untuk melakukan program kerja audit ? 8.Bagaimana langkah kerja dalam pelaksanaan tugas audit ? 9.Apa sajakah ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun program kerja audit ?

II. PEMBAHASAN

Kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan oleh Auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit.

Kertas kerja audit harus mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat. A. Manfaat KKA: - Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil Audit - Merupakan alat bagi supervisor atau partner untuk mereview dan mengawasi perkerjaan anggota tim audit - Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit - Menyajikan data untuk keperluan referensi - Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit periode berikutnya

B. Syarat KKA KKA harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: - Lengkap - Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi - Didasarkan pada fakta dan argumen yang rasional - Disajikan secara sistematis, rapi, dan mudah dipahami - Memuat hal penting dan relevan dengan pemeriksaan - Mempunyai tujuan yang jelas - Sedapat mungkin menghindari pekerjaan menyalin ulang - Dalam setiap KKA harus mencantumkan kesimpulan dan komentar atau catatan reviewer

C. Arsip KKA 1. KKA dihimpun dalam odner atau filing sejenisnya

2. Pada sampul depan odner KKA ditulis: - Nama objek audit - Aktivitas yang diaudit - Periode audit - Objek pemeriksaan: 3. Daftar isi 4. Halaman berikutnya berisi: - Daftar simbol (tick mark) yang digunakan - Surat penugasan (assignment letter) - Program kerja - Kelompok-kelompok KKA

D. Isi KKA 1. Kelompok I: Program Audit 2. Kelompok II : Persiapan Audit - Pembicaraan pendahuluan - Informasi umum - Ikhtisar persiapan pemeriksaan 3. Kelompok II I: Pemeriksaan Pendahuluan - Flow chart pengendalian manajemen - Penelaahan ketentuan yang berlaku - Pengujian pengendalian manajemen

- Ikhtisar temuan hasil pemer iksaan pendahuluan 4. Kelompok IV: Pemeriksaan Lanjutan - Pengembangan temuan - Daftar temuan dan rekomendasi 5. Kelompok V: Tindak Lanjut

Jenis Kertas Kerja :

Penyusunan Kertas Kerja

Tandatangan dan tanggal

Arsip Kertas Kerja

Program kerja audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur pemeriksaan untuk mencapai tujuan audit. Program audit berisi rencana langkah kerja yang harus dilakukan selama audit berlangsung yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang objek yang diperiksa.

A. Manfaat Program Kerja Manfaat penyusunan program kerja: 1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada semua anggota tim audit 2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memeberikan tugas kepada para auditor dan supervisornya 3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang terlah ditetapkan 4. Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah audit 5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya 6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor Program audit bersifat fleksibel (tidak kaku), dapat disesuaikan, diperluas, atau dikurangi disesuaikan dengan kondisi yang ada dan hasil penilaian terhadap pengendalian

manajemen. Untuk setiap tahap pemeriksaan (persiapan pemeriksaan, pemeriksaan pendahuluan, dan pemeriksaan lanjutan) harus disiapkan program audit tersendiri. Program audit

harus dituangkan dalam kertas kerja audit (KKA) atau audit working papers.

Setiap program audit yang lengkap mencakup 4 bagian pokok. 1. Pendahuluan Memuat informasi latar belakang objek yang diperiksa yang bermanfaat Bagi auditor untuk memahami objek yang diperiksa. 2. Pernyataan Tujuan Pemeriksaan a. Tujuan-tujuan khusus pemeriksaan dengan mempertimbangkan b. Cara pendekatan pemeriksaan yang dipilih c. Pola laporan yang dikehendaki d. Hal lain yang penting 3. Instruksi khusus Memuat instruksi-instruksi khusus dari pimpinan kantor akuntan publikatau pimpinan perusahan yang diaudit . 4. Langkah-langkah kerja

B. Langkah-Langkah Kerja Langkah-langkah kerja memuat pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas audit, sesuai dengan tahapannya, yaitu: 1. Persiapan Pemeriksaan - Pembicaraan pendahuluan dengan objek audit - Pengumpulan informasi umum - Pembuatan ikhtisar hasil persiapan pemeriksaan 2. Pemeriksaan Pendahuluan

- Penelaahan ketentuan-ketentuan yang berlaku - Pengujian pengendalian manajemen - Penyusunan daftar ikhtisar temuan hasil pemeriksaan pendahuluan - Pembahasan hasil pemeriksaan pendahuluan dengan Auditee 3. Pemeriksaan Lanjutan - Pengembangan temuan hasil pemeriksaan pendahuluan - Penyajian hasil pemeriksaan lanjutan - Saran/rekomendasi - Pembahasan temuan dengan Auditee - Pembahasan hasil pemeriksaan dengan Auditee C. Penyusunan Program Kerja Audit Patokan dalam penyusunan program kerja audit:

audit yang harus dilakukan -instruksi mengenai pekerjaan yang harus dilakukan -langkah pemeriksaan yang dilaksanakan ksibel namun setiap perubahan harus dengan persetujuan supervisor

secara tepat

dalam permanen file, tetapi cukup menunjuk file yang bersangkutan

Audit Program merupakan kumpulan dari prosedur audit yg akan dijalankan dan dibuat scr tertulis Tujuan Audit Program: Membantu Auditor dlm memberikan perintah kpd asisten mengenai pekerjaan yg harus dilaksanakan. Audit Program yg baik harus mencantumkan : 1. Tujuan pemeriksaan. 2. Audit prosedur yg akan dijalankan 3. Kesimpulan pemeriksaan. MANFAAT AUDIT PROGRAM petunjuka kerja yagn harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan suatu pemeriksaan

PROSEDUR AUDIT PROGRAM sedur Audit Program untuk Compliance Test

III. KESIMPULAN Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan oleh Auditor secara sistematis pada saat melaksanakan tugas audit. Kertas kerja audit harus mencerminkan langkah-langkah kerja audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat. KKA

mempunyai manfaat, yaitu: - Merupakan dasar penyusunan Laporan Hasil Audit - Merupakan alat bagi supervisor atau partner untuk mereview dan mengawasi perkerjaan anggota tim audit - Merupakan alat pembuktian dari Laporan Hasil Audit - Menyajikan data untuk keperluan referensi - Merupakan salah satu pedoman untuk tugas audit periode berikutnya Program Kerja Audit Program kerja audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur pemeriksaan untuk mencapai tujuan audit. Program audit berisi rencana langkah kerja yang harus

dilakukan selama audit berlangsung yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang objek yang diperiksa. Manfaat penyusunan program kerja: 1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa dikomunikasikan kepada semua anggota tim audit 2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memeberikan tugas kepada para auditor dan supervisornya 3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang terlah ditetapkan

4. Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah audit 5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan sebelumnya 6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor Diposkan oleh ambar_weblog di 11:54 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Audit Manajemen Reaksi: RINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui langkah-langkah audit apa yang akan dilakukan. Langkah-langkah audit ini ditempuh untuk memenuhi tujuan audit yaitu

untuk mencapai perbaikan atas berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Dan perbaikan ini dilakukan terhadap objek-objek audit yang meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai

tujuannya.

II. PEMBAHASAN Audit Pendahuluan

Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang objek audit.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:

1. Pemahaman auditor terhadap objek audit Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya, objek audit

menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi

tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara

tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut: - Informasi yang mendukung tujuan audit. - Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audit - Informasi yang mengarah pada tujuan audit

2. Penentuan tujuan audit Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat

melakukannya dengan cara sebagai berikut:

- Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas. - Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya. - Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit

3. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit Ruang lingkup audit menunjukkan luas(area) dari tujuan audit. Penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang

lingkup audit manajemen terdiri atas: Bidang keuangan Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan Ekonomisasi Efisiensi Efektivitas Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Ada tiga elemen pentig dalam setiap tujuan audit, yaitu: Kriteria Penyebab Akibat

4. Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit Review(penelaahan) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan

khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai

program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.

5. Pengembangan kriteria awal dalam audit Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang

mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain: Tujuan dari kegiatan yang diaudit Pendekatan audit Aktivitas tujuan audit Karakteristik kriteria yang baik antara lain: - Realistis - Dapat dipercaya - Bebas dari pengaruh kelemahan manusia - Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi tugas audit - Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda - Dapat dibandingkan - Diterima semua pihak - Lengkap - Memastiksn adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung

6. Kesimpulan Hasil Audit Pendahuluan Drai hasil audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-

langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya.

Review Terhadap Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi dan memanfaatkannya serta berbagai tindakan yang

dilakukan olehmanajemen dalam melakukan pengendalian. Suatu sistem pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa perusahaan telah melaksankan strateginya dengan

efektif dan efisien. Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup halhal sebagai berikut:

1. Pernyataan tujuan perusahaan. Tujuan suatu perusahaan harus dinyatakan dengan jelas dan disosialisasikan ke berbagai tingkatan manjemen untuk dipahami. Tujuan dapat menunjukkan untuk apa perusahaan

didirikan dan apa yang ingin dicapai.

2. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Rencana yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan, harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga

diikuti dengan penentuan strategi untuk mengimplementasikannya. Rencana biasanya disusun berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu sebelumnya untuk menentukan

pencapaian terbaik berikutnya.

3. Kualitas dan kuantitas SDM yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul dan adanya pemisahan fungsi yang memadai. Perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan harus didukung oleh ketersediaan SDM yang memadai dalam merealisasikan rencana tersebut. 4. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit organisasi. Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar terjadi komunikasi timbal

balik antar kedua kelompok kepentingan utama yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan. 5. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan baik. Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang melakukan review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Elemen sistem review yang baik,

pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan secarai memadai.

Audit Lanjutan

Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian

pengendalian manajemen. Pada tahap ini auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, sehingga akhirnya

dapat disusun suatu kesimpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima oleh objek audit. Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi: 1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan. Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih lengkap alam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit.

2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten. Dari sudut pandang auditor, bukti adalah fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Agar dapat digunakan sebagai dasar pembuatan

kesimpulan audit, semua bukti yang diperoleh dalam audit harus memenuhi kriteria: - Relevan - Material - Kompeten - Cukup

3. Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam kelompok kriteria, penyebab, dan akibat. Bukti-bukti yang telah diperoleh dalam audit kemudian diringkas dan dikelompokkan sesuai dengan elemen tujuan audit yang meliputi : kriteria, penyebab, dan akibat.

4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup

penting dan material. Kesimpulan ini merupakan pemantapan temuan hasil audit. Pengembangan temuan merupakan pengumpulan dan sintesa informasi khusus yang bersangkutan dengan program/aktivitas yang diaudit, dievaluasi dan yang dianalisis karena

diperkirakan akan menjadi perhatian dan berguna bagi pengguna laporan. Pengembangan temuan harus dilanjutkan terus selama temuan tersebut diyakini memberikan informasi yang

mendukung keakuratan kesimpulan audit.

Pelaporan Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu : 1. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit.

2. Cara penyajian yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini. Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi serta rencana

tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.

Tindak Lanjut Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen dalam meningkatkan proses dan kinerja perusahaan atas beberapa

kelemahan/kekurangan yang masih terjadi. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang

diberikan, tetapi lebih menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana, pelaksanaan, dan pengendalian tindak lanjut yang dilakukan. Rekomendasi seharusnya merupakan hasil

diskusi dan rumusan bersama antara manajemen dan auditor, dan juga harus menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan,

serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

III. KESIMPULAN Langkah-langkah audit meliputi lima tahap, yaitu: 1. Audit pendahuluan 2. Review terhadap pengendalian manajemen 3. Audit lanjutan 4. Pelaporan 5. Tindak lanjut Seluruh tahapan audit ini pada akhirnya akan menghasilkan rekomendasi yang kemudian harus ditindaklanjuti, yang menyajikan analisis dan manfaat yang diperoleh perusahaan jika rekomendasi tersebut dilaksanakan, serta kerugian yang mungkin terjadi jika rekomendasi tidak dilaksanakan karena tidak ada tindakan perbaikan yang dilakukan perusahaan.

Diposkan oleh ambar_weblog di 11:45 2 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Link ke posting ini Label: Audit Manajemen Reaksi: RINGKASAN MATA KULIAH BAB 1 KONSEP DASAR I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Berbagai keterbatasan yang dihadapi perusahaan, baik dalam kepemilikan sumber daya, informasi, dan teknologi sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan tersebut dalam memasuki dan/atau mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam mendukung operasional yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan yang disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya operasi yang efisien dan secara efektif mampu mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka memastikan jalannya operasional yang sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan dan pengendalian manajemen yang memadai.

Perumusan Masalah Ada empat tujuan penting yang ingin dicapai melalui pengendalian internal yang dilakukan perusahaan, yaitu : 1. Dapat dipercayanya data-data akuntansi yang disajikan perusahaan 2. Terjaganya keamanan aset yang dimiliki perusahaan 3. Berjalannya operasi secara efisien 4. Ditaatinya semua ketentuan, peraturan , dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan

Apa pun tujuan dilakukan audit, setidaknya ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu : 1. Pihak pertama: auditor 2. Pihak kedua: entitas yang diaudit atau diaudit (auditee), biasanya diwakili oleh manajemen dan karyawan pada perusahaan tersebut. 3. Pihak ketiga: entitas yang memerlukan pertanggungjawaban dari entitas yang diaudit, biasanya diwakili oleh dewan komisaris (pemegang saham).

II. PEMBAHASAN

1. KONSEP DAN DEFINISI Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadaap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan berupa suatu rancangan sistematis untuk mengaudit aktivitas, program yang diselenggarakan keseluruhan atau sebagian dari entitas untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien dan apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan telah dicapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Dari berbagai audit yang dilakukan kecuali audit keuangan , keseluruhan audit memiliki tujuan yang hampir sama yaitu menilai bagaimana manajemen mengoperasikan perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki, meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan secara taat asas.

2. TUJUAN AUDIT MANAJEMEN

Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.

3. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN AUDIT Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Ada tiga elemen pokok dalam tujuan audit : 1. Kriteria Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. 2. Penyebab Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. 3. Akibat Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut.

4. PRINSIP DASAR AUDIT Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik, yang meliputi : 1. Audit dititikberatkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.

2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. 3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif. 4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi. 5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab. 6. Pelanggaran hukum. 7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan

5. PERBEDAAN AUDIT MANAJEMEN DAN AUDIT KEUANGAN Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pengelolaan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan (rekomendasi) yang berkaitan dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan di masa yang akan datang. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada data-data transaksi, proses pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat perusahaan, audit manajemen dilakukan dengan lingkup yang lebih luas yaitu keseluruhan aspek manajemen dari objek yang diaudit.

6. TAHAP-TAHAP AUDIT Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokka menjadi lima, yaitu : 1. Audit Pendahuluan 2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen 3. Audit Terinci 4. Pelaporan 5. Tindak Lanjut

7. MEMAHAMI PERMASALAHAN SECARA DINI Penurunan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan menurunnya pencapaian laba perusahaan, tingginya keluhan pelanggan, perputaran karyawan yang tinggi, dan sebagainya, merupakan beberapa indikasi bahwa pengelolaan perusahaan masih perlu diperbaiki. Permasalahan-permasalahan tersebut harus segera diselesaikan. Salah satu penyebab turunnya laba perusahaan adalah operasi yang kurang efisien. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya rasio antara output dan input (jumlah output dibagi dengan jumlah input hasilnya tidak cukup tinggi). Perputaran karyawan yang tinggi menunjukkan kepuasan kerja (job satisfaction) yang rendah bagi karyawan. Audit manajemen, melalui tahapan-tahapan auditnya, melakukan penilaian secara tepat terhadap proses (pengelolaan) yang telah terjadi, mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi perbaikan atas kekurangan tersebut.

8. EKONOMISASI, EFISIENSI, DAN EFEKTIVITAS Perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa harus sadar bahwa sebenarnya penghasilan yang diperoleh merupakan akibat dari kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan tersebut memaksimalkan nilai pelanggannya (customer value). Nilai pelanggan merupakan selisih antara manfaat yang dapat dinikmati pelanggan (customer realization) dengan apa yang dikorbankannya (customer sacrifice) untuk memperoleh manfaat tersebut. Jadi dengan demikian perusahaan yang mampu bersaing (memenangkan persaingan) adalah perusahaan yang mampu memaksimalkan manfaat yang diperoleh dan pengorbanan yang dilakukan oleh pelanggan. Dua hal penting yang bisa dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan nilai pelanggan adalah melalui: - Meningkatkan manfaat yang dapat dinikmati dengan pengorbanan yang sama dan/atau memperkecil pengorbanan pelanggan untuk memperoleh manfaat yang minimal sama.

- Kedua-duanya sekaligus, yaitu meningkatkan manfaat yang diperoleh dengan menurunkan pengorbanannya.

9. RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu, audit manajemen diarahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik fungsi manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun fungsi-fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. - Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran - Audit Manajemen padas Fungsi Produksi dan Operasi - Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia - Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi

10. AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN Untuk menilai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. karena banyak kasus pengelolaan tanggung jawab linkungan yang kurang baik, yang merupakan pemborosan sumber daya bagi perusahaan. Meliputi keselamatan dan kesehatan kerja dan pencemaran limbah.

11. AUDIT SISTEM MANAJEMEN KUALITAS Untuk menilai apakah sistem kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

12. AUDIT MANAJEMEN BIDANG PERPAJAKAN Untuk membantu perusahaan dalam mengelola kewajiban perpajakannya dengan efektif dan efisien, sehingga perushaan dapat meminimalkan kewajiban perpajakannya tanpa melanggar aturan dan ketentuan perpajakan yang berlaku.

III. KESIMPULAN Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadaap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan berupa suatu rancangan sistematis untuk mengaudit aktivitas, program yang diselenggarakan keseluruhan atau sebagian dari entitas untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien dan apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah direncanakan telah dicapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan. Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Ruang lingkup audit manajemen adalah : - Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran - Audit Manajemen padas Fungsi Produksi dan Operasi - Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia - Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi.