28
BAB I TALAMUS 1.1 Latar Belakang Diesefalon terletak diantara batang otak dan telensefalon. Diensefalon memiliki empat komponen : talamus, epitalamus, subtalamus dan hipotalamus. 1 Talamus ditemukan pada kedua sisi ventrikel ketiga dan terdiri dari berbagai nukleus dengan fungsi berbeda. Struktur ini merupakan stasiun relay untuk bagian besar jaras aferen yang naik ke kortex serebri. Beberapa jenis impuls (misalnya impuls nosiseptif) mungkin telah diterima, diintegrasikan dan diberikan warna afektif, dengan cara yang tidak tepat, di talamus, tetapi pengalaman kesadaran sesungguhnya tidak dibentuk hingga impuls sensorik mencapai korteks serebri. 1 Talamus berasal dari bahasa Yunani yang berarti ruang didalam. Talamus adalah suatu massa substansia grisea yang berbentuk seperti telur (oval) dengan diameter 3 x 1,5 cm dan membentuk sebagian diencephalon (kurang lebih empat perlima volume diencephalon). Organ talamus, bukan merupakan kumpulan sel yang sama, tetapi kumpulan sel yang berbeda dengan fungsinya dan hubungan eferen dan aferennya masing-masing. 1,5 Struktur thalamus dibagi-bagi berdasarkan jenis kumpulan sel-sel sarafnya (nukleus). Kumpulan sel saraf pada salah satu bagian thalamus adalah pusat pemrosesan informasi-informasi sensoris. Mereka menerima informasi dari reseptor sensoris, memproses informasi tersebut, dan mengirimkan (mentransmisikan)

REFERAT TALAMUS RAYSHA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neurology

Citation preview

BAB ITALAMUS

1.1 Latar BelakangDiesefalon terletak diantara batang otak dan telensefalon. Diensefalon memiliki empat komponen : talamus, epitalamus, subtalamus dan hipotalamus. 1Talamus ditemukan pada kedua sisi ventrikel ketiga dan terdiri dari berbagai nukleus dengan fungsi berbeda. Struktur ini merupakan stasiun relay untuk bagian besar jaras aferen yang naik ke kortex serebri. Beberapa jenis impuls (misalnya impuls nosiseptif) mungkin telah diterima, diintegrasikan dan diberikan warna afektif, dengan cara yang tidak tepat, di talamus, tetapi pengalaman kesadaran sesungguhnya tidak dibentuk hingga impuls sensorik mencapai korteks serebri. 1Talamus berasal dari bahasa Yunani yang berarti ruang didalam. Talamus adalah suatu massa substansia grisea yang berbentuk seperti telur (oval) dengan diameter 3 x 1,5 cm dan membentuk sebagian diencephalon (kurang lebih empat perlima volume diencephalon). Organ talamus, bukan merupakan kumpulan sel yang sama, tetapi kumpulan sel yang berbeda dengan fungsinya dan hubungan eferen dan aferennya masing-masing. 1,5Struktur thalamus dibagi-bagi berdasarkan jenis kumpulan sel-sel sarafnya (nukleus). Kumpulan sel saraf pada salah satu bagian thalamus adalah pusat pemrosesan informasi-informasi sensoris. Mereka menerima informasi dari reseptor sensoris, memproses informasi tersebut, dan mengirimkan (mentransmisikan) informasi tersebut ke cortex sensoris yang sesuai. Contohnya lateral geniculate nukleus yang merupakan pusat pemrosesan indera penglihatan (visual), medial geniculate nukleus yang merupakan pusat pemrosesan indera pendengaran (auditory), dan ventral posterior nukleus yang merupakan pusat pemrosesan indera somatosensoris. Nukleus thalamus yang tidak terlibat dalam proses sensoris, memproyeksikan diri (lewat projection fiber) ke bagian-bagian cortex yang tidak memiliki fungsi sensoris, contohnya ventrolateral nukleus yang menerima informasi dari cerebellum (otak kecil) dan memproyeksikan ke kotek motorik primer. 1,5Oleh karena thalamus merupakan pusat penyalur dan integrasi yang penting, kelainan yang mengenai area didalam susunan saraf pusat ini akan menimbulkan efek yang besar. Talamus dapat diinervasi oleh neoplasma, degenerasi akibat penyakit arteri yang memperdarahinya, atau rusak akibat perdarahan otak. 1.2 . Topografi Talamus1,2Posisi diensefalon tepat di bagian oral mesensefalon, diensefalon tidak berlanjut di sepanjang aksis batang otak, tetapi menekuk ke arah rostral, sehingga terletak dekat aksis longitudinal serebri.Setiap hemisper serebri memiliki sebuah thalamus dan masing-masing terletak di sisi ventriculus tertius. Ujung anterior thalamus sempit dan bulat serta merupakan batas lateral foramen interventriculare. Ujung posterior melebar membentuk pulvinar, yang tergantung melewati colliculus superior. Permukaan inferior berhubungan dengan tegmentum mesencephali dan permukaan medial thalamus membentuk dinding lateral ventriculus tertius dan biasanya berhubungan dengan thalamus sisi berlawanan melalui sebuah pita substansia grisea. Permukaaan superior thalamus di tutupi oleh lapisan tipis substansia alba yang disebut stratum zonale, sedangkan permukaan lateralnya oleh lapisan lain yang disebut lamina medularis externa.(Snell,2007)

Gambar 1. Lokasi thalamus 5

Gambar 2. Lokasi Talamus 11.3 Batas-batas TalamusThalamus berbentuk oval dengan penonjolan dibagian posteriornya. Sumbu panjangnya membentuk sudut membuka keatas dengan bidang horizontal sehingga bagian inferiornya juga dapat dikatakan bagian ventral. Dibagian depan, thalamus berbatasan dengan foramen intervertriculare (Monroi), ke belakang berhubungan dengan tegmentum mesencephalon. Permukaan medialnya dibatasi lapisan ependim yang membentuk dinding ventriculus III sedangkan bagian lateralnyanya, yang berbatasan dengan capsula interna dilapisi oleh lamina medullare externa. Bagian lateral atas thalamus membentuk sebagian dasar ventriculus lateralis yang juga dilapisi plexus choroideus. Bagian atasnya dilapisi oleh stratum zonale. Diujung posterior thalamus terdapat pulvinar yang berhubungan dengan fungsi pendengaran dan pengelihatan. Pada bagian lateroanterior terdapat corpus geniculatum mediale (CGM) dan corpus geniculatum laterale (CGL). Thalamus kiri dan kanan dihubungkan oleh massa intermedia atau adhesion interthalamica. Disebelah dalam thalamus dibagi menjadi pars anterior, pars medial, dan pars lateral oleh lamina medullare interna yang berbentuk huruf Y. pada masing-masing bagian terdapat kelompok-kelompok sel saraf membentuk nukleus thalami. 7

Gambar 3. Anatomi Thalamus potongan horisontal2

Gambar 4.Thalamus potongan koronal 2

1.4 Nukleus Talamus1.4.01 AnteriorMengandung nukleus anterior thalami. Nukleus tersebut menerima tractus mamillothalamicus dari nukleus mammilare. Nukleus anterior thalami ini juga menerima hubungan timbal-balik dengan gyrus cinguli dan hipotalamus. Fungsi nukleus anterior thalami berhubungan erat dengan fungsi sistem limbic, yaitu berkaitan dengan emosi dan mekanisme memori yang baru. 4,51.4.02 MedialMengandung nukleus dorsomedialis yang besar dan beberapa nukleus yang lebih kecil. Nukleus dorsomedialis mempunyai dua cara hubungan dengan seluruh korteks prefrontalis lobus frontalis hemispherium cerebri. Nukleus ini juga mempunyai hubungan yang sama dengan seluruh kelompok nukcleus thalamus lainnya. Bagian medial thalamus berperan mengintegrasikan berbagai informasi sensorik, termasuk informasi somatic, visceral, dan olfaktorius serta mengaitkan informasi tersebut dengan perasaan emosional dan keadaan seseorang. 4,51.4.03 LateralTerbagi menjadi dua, yaitu, deretan dorsal dan ventral. 4,51. Nukleus deretan dorsalDeretan ini meliputin nukleus dorsalis lateralis thalami, nukleus posterolateral thalami, dan pilvinar thalami. Hubungan nukleus ini belum jelas, namun ketiganya diketahui memiliki hubungan dengan thalamus lainnya, juga dengan lobus parietalis, gyrus cinguli, serta lobus occipitalis dan temporalis.2. Nukleus deretan ventrala. Nukleus ventralis anteriorNukleus ini dihubungkan dengan formation reticularis, substansia nigra, corpus striatum, dan korteks premotorik, serta berbagai nukleus thalamus lainnya. Oleh karena terletak pada jaras antara corpus striatum dan area motorik korteks frontalis, nukleus ini kemungkinan mempengaruhi aktifitas korteks motoris.b. Nukleus ventralis lateralis Nukleus ini mempunyai hubungan sama seperti pada nukleus ventralis anterior tetapi, mendapatkan banyak input dari cerebellum dan sedikit dari nukleus ruber. Proyeksi utamanya menuju daerah motorik dan premotorik cortex cerebri sehingga kemungjinan nukleus ini juga berperan dalam aktifitas motorik.c. Nukleus ventralis posteriorNukleus ini terbagi menjadi nukleus ventralis posteromedialis dan nukleus ventralis posterolateralis. Nukleus ventralis posteromedialis menerima serabut-serabut asendens trigeminus dan jaras pengecapan, sedangkan nukleus ventralis posterolateralis menerima traktus sensorik asendens yang penting, lemniscus spinalis. Proyeksi thalamokortikal dari nukleus-nukleus yang penting ini berjalan melalui crus posterius capsula interna dan corona radiata menuju area sensorik somatik primer cortex cerebri di gyrus postcentralis (area 3,1, dan 2).1.4.04 Nukleus Thalamus lainnya 4,5Nukleus-nukleus ini, antara lain nukleus intralaminares, nukleus di garis tengah, nukleus reticularis, serta corpus geniculatum mediale dan corpus geniculatum laterale. a. Nukleus intralaminares Sekumpulan kecil sel-sel saraf di dalam lamina medullaris interna. Nukleus ini menerima serabut-serabut aferen dari formation reticularis, tractus spinothalamicus dan tractus trigeminothalamicus. Mengirimkan serabut serabut-serabut eferen ke nukleus thalami lain nya yang kemudian diproyeksikan ke cortex cerebri, dan mengirimkan serabut ke corpus striatum. Nukleus-nukleus ini diduga mempengaruhi tingkat kesadaran dan kesiagaan seseorang.b. Nukleus di garis tengah Terdiri dari kelompok sek saraf yang terletak di dekat ventriculus tertius dan didalam hubungan intertalamik. Nukleus ini menerima serabut aferen dari formation reticularis. Fungsi tepat nya tidak diketahuic. Nukleus reticularisLapisan tipis sel saraf yang tersusun berlapis diantara lamian medullaris externa dan ekstremitas posterior capsula interna.Serabut-serabut aferen dari cotex cerebri dan formatio reticularis berkumpul pada nukleus ini dan outputnya,terutama nukleus thalami lain nya. Fungsi nukleus reticularis belum dimengerti seluruh nya, tetapi kemungkinan berkaitan dengan mekanisme regulasi aktivitas thalamus oleh cortx cerebri.d. Corpus geniculatum medialeMembentuk sebagia jaras audiotorik dan merupakan sebuah penonjolan pada permukaan posterior thalamus dibawah pulvinar. Serabut-serabut aferen ke corpus geniculatum mediale membentuk brachium inferior dan berasal dari colliculus inferior. Harus diingat bahwa colliculus inferior inferior merupakan tempat berakhirnya serabut-serabut lemniscus lateralis. Corpus geniculatum mediale menerima informasi auditorik dari kedua telnga, terutama dari telinga sisi kontralateral. Serabut-serabut eferen meninggalkan corpus geniculatum mediale dengan membentuk radiatio audiotorius, yang berjalan menuju cortex audiotorik dibgyrus temporalis superior. e. Corpus geniculatum lateraleMembentuk bagian jaras visual dan merupakan sebuah penonjolan pada permukaan bawah pulvinar thalami. Nukleus ini terdiri terdiri dari enam lapisan sel saraf dan merupakan tempat tempat berakhirnya semua serabut saraf, kecuali beberapa serabut tractus opticus ( kecuali serabut yang menuju nukleus pretectalis). Serabut-serabut merupakan akson sel lapisan ganglion retina dan berasal dari setengah lapang pandang temporal mata sisi ipsilateral dan setengah lapang pandang nasal mata kontralateral. Serabut-serabut terakhir ini menyilang garis tengah di chiasma opticum. Oleh karena itu, masing-masing corpus geniculatum laterale menerima informasi visual dari lapang pandang sisi yang berlawanan. Serabut-serabut eferen meninggalkan corpus geniculatum laterale untuk membentuk radiation optica, yang berjalan ke kaorteks visual di lobus occipitalis.

Gambar 5. Nukleus-nukleus Thalamus 2

Tabel 1. Nukleus-nukleus Thalamus 2

Gambar 6. Topografi nukleus Thalamus 2

Gambar 7. Perjalanan Impuls 1

1.5 Vaskularisasi Thalamus1.5.01 Sistem arteri1Terdapat dua sistem vaskularisasi otak yaitu sistem carotis dan sistem vertebrobasiler. Thalamus terutama mendapat darah dari cabang-cabang arteria kommunikans posterior dan arteria serebri posterior.Arteri komunikans posterior membentuk cabang perforans yang halus ketuber sinerium, corpus mamilare, nucleus rostal thalamus, subthalamus, dan sebagian capsula interna.Arteri serebri posterior, memiliki hubungan yang baik dengan sirkulasi anterior dan sirkulasi posterior. Sebagian besar darah yang mengalir didalamnya biasanya berasal dari basilar tip, tetapi juga terdapat sedikit kontribusi arteri karotis interna melalui arteri kommunikans posterior. Arteri komunikans posterior bergabung dengan arteri serebri posterior sekitar 10 mm di distal basilar tip. Segmen arteri serebri posterior di bagian proksimal titik ini disebut segmen precommunicating, atau dalam terminology Fisher, segmen P1, sedangkan segmen yang terletak distal dari titik ini adalah segmen postcommunicating atau P2. Baik arteri serebri posterior maupun arteri komunikans posterior membentuk cabang perforans ke mesensefalon dan thalamus. Cabang-cabang arteri tersebut:1. Arteri thalami perforans anterior dan posterior. Arteri thalami perforans anterior merupan cabang arteri kommunikans posterior yang terutama menyuplai bagian rostal thalamus. Arteri thalami perforans posterior berasal dari arteri serebri posterior di proksimal hubungan dengan arteri kommunikans posterior dan arteri thalami perforan menyuplai bagian basal dan medial thalamus, serta pulvinar.2. Arteri thalamogenikulatum, berasal dari arteri serebri posterior di distal tempat keluarnya arteri kommunikans posterior. Arteri ini menyuplai bagian lateral thalamus.3. Arteri khoridea posterior lateralis dan medialis, berasal dari arteri serebri posterior, juga keluar dari di sebelah distal tempat berasalnya arteri kommunikans posterior. Arteri ini menyuplai corpus genikulatum, nucleus medialis thalami, nucleus posteromedialis thalami dan pulvinar.

Gambar 8.Sirkulasi arteri Thalamus 1

1.6 Fungsi Talamus1Fungsi thalamus sangat rumit karena banyaknya jumlah nucleus yang dimilikinya dan hubungan aferen dan eferennya yang sangat bervariasi. Pertama-tama , thalamus merupakan titik pertemuan subkortikal terbesar untuk semua impuls sensorik proprioseptif dan eksteroseptif. Selain itu, struktur ini merupakan stasiun relay untuk semua impuls yang timbu; di reseptor sensorik kutaneus dan reseptor sensorik visceral, impuls auditorik dan visual, dan impuls dari hipotalamus, serebelum, dan formasio retikularis batang otak. Semua impuls ini diproses di talamus sebelum ditransmisikan ke struktur lainnya. Talamus mengirimkan komponen eferen kecil ke striatum, tetapi sebagian besar outputnya berjalan ke korteks serebri. Semua impuls sensorik (selain impuls olfaktori) harus berjalan melewati talamus sebelum dapat disadari. Dengan demikian, talamus dulu disebut pintu gerbang kesadaran, meskipun persepsi bau yang disadari menunjukan bahwa konsep ini tidak sempurna dan bahkan menyesatkan. Namun, talamus bukan serta merta sebagai stasiun relay, tetapi pusat integrasi dan koordinasi yang penting; ke empat impuls aferen berbagai modalitas , dari regio tubuh yang berbeda, diintegrasikan dan diberikan pewarnaan afektif. Substrat neural fenomena dasar tertentu seperti nyeri, rasa tidak senang, dan rasa nyaman telah terdapat ditalamus sebelum ditransmisikan ke atas menuju korteks. Melalui hubungan timbal-baliknya ( lengkung umpan balik) dengan korteks motoric, beberapa diantaranya melewati ganglia basal dan serebelum, thalamus memodulasi fungsi motoric. Beberapa nuclei talami juga merupakan komponen ascending reticular activating system (ARAS, sistem kewaspadaan spesifik yang berasaal dari nucleus yang secara difus terletak disepanjang formasio retikularis batang otak. Impuls pengaktivasi dari ARAS dihantarkan oleh nuclei talami tertentu (nukleus ventralis anterior, nukleus intralaminaris [ terutama nukleus sentromedian], nukleus retikularis). ARAS yang intak penting untuk kesadara yang normal.

1.7 Gangguan Pada TalamusTanda dan gejala neurologis , gangguan pada Talamus :1. Heterogenitas anatomi dan fungsional talamus2. Gangguan pada nukleus (inti) , bisa oleh karena keterlibatan lesi vaskular 3. Keterlibatan simultan daerah sekitar talamus, yaitu otak tengah pada lesi vaskular talamus paramedian, kapsula interna pada lesi vaskular talamus lateral, dan subtalamus pada lesi vaskular talamus posterior.Tanda dan gejala yang berhubungan dengan lesi talamus meliputi :1. Gangguan sensorik2. Nyeri talamus3. Hemiparese4. Diskinesia5. Gangguan kesadaran6. Gangguan memori7. Gangguan afektif8. Gangguan bahasaBanyak kasus Infark talamus dilaporkan terjadi pada talamus posterolateral dan medial yang dipembuluh darahi oleh arteri genikulotalamus dan paramedian. Hanya beberapa kasus yang dilaporkan terjadi pada daerah anterolateral dan posterior yang dipembuluh darahi oleh arteri koroid tuberotalamik dan posterior.

1. Infark pada Talamus Posterolateral6Infark pada daerah talamus posterolateral adalah karena terjadinya oklusi genikulotalamus (arteri talamus genikulatum posterolateral), yaitu cabang dari arteri serebral posterior. Struktur talamus yang terlibat dengan infark adalah nukleus talamus sensorik utama, yang meliputi ventral posterior lateral, ventral medial posterior, medial genikulatum, pulvinar, dan inti dari sentromedianCiri klinis infark posterolateral di talamus adalah :1. Gangguan sensorik sebagian tubuh kontralateral terhadap lesi1. Parestesia1. Nyeri talamik1. hemiparesis sementara 1. hemianopsia homonim1. hemiataxia, 1. Tremor1. Spatial Neglect1. gerakan korea dan semua kontralateral terhadap lesi di thalamus.

Sikap athetoid dari tangan kontralateral (tangan thalamic) mungkin muncul 2 atau lebih beberapa minggu setelah lesi di wilayah ini (Talamus Posterior lateral) Tangan tertekuk dan pronasi di pergelangan tangan dan sendi-metakarpo phalangeal dan diperpanjang pada interphalangeal sendi. Jari-jari dapat abduksi. Jempol dapat abduksi atau dapat mendorong ke telapak tangan1. tanda dan gejala yang berhubungan dengan infark posterolateral di talamus terdiri thalamic syndrome of Dejerine and Roussy. 1. Pada sindrom ini terjadi : Persisten, berat, paroksismal, dan sering terjadi rasa sakit yang tidak tertoleransi, (nyeri thalamic) yang resisten terhadap obat analgesik terjadi pada saat terjadi injury atau setelah periode hemiparesis sementara, hemiataxia, gerakan khoreioform, dan kehilangan hemisensori1. Rangsangan kutaneus memicu paroxysmal exacerbations dari rasa sakit yang muncul lebih lama dari stimulus. Karena persepsi "epicritic" sakit (misal sakit dari cocokan peniti) adalah sensasi nyeri yang berkurang pada area ini, gejala ini dikenal sebagai anesthesia dolorosa, or painful anesthesia

Gambar 9. gambaran MRI pada infark thalamus posterolateral

1. Infark thalamus anterolateral6Infark di wilayah talamus anterolateral terjadi karena oklusi cabang tuberothalamic dari arteri serebri posterior. Nukleus talamus yang terlibat dalam infark termasuk ventral anterior, ventral lateral, dorsomedial, dan anterior. Manifestasi klinisnya adalah : hemiparesis kontralateral, gangguan visual, parese wajah dengan rangsangan, dan jarang terjadi hilangnya hemisensorik. Gangguan neuropsikologi biasanya sementara mendominasi di lesi di wilayah ini talamik. Abulia (hilangnya daya kehendak atau kurangnya spontanitas dan inisiatif), dan mengurangi kuantitas dari bicara. dominan. Gangguan lainnya terdiri dari defisit intelektual, bahasa, dan memori lesi sisi kiri dan defisit visuospatial pada lesi sisi kanan

1. Infark Talamus Medial6Infark di wilayah medial thalamus berhubungan dengan oklusi cabang paramedian dari akar basilar dari arteri serebral posterior. Cabang-cabang ini meliputi posteromedial, dalam interpedun-cular profunda, posterior internal yang optik, dan thalamo-perforata.Nukleus talamus yang terlibat termasuk intralaminar (centromedian, parafascicular) dan Dorsomedial, baik secara ipsilateal atau bilateral. Wilayah paramedian otak tengah sering terlibat dengan terjadinya lesi.1. Ciri dari gambaran klinis adalah mengantuk.1. Selain itu, ada kelainan dalam recent memory, perhatian, intelektual, tatapan vertikal, dan kadang-kadang hemiparesis ringan atau hemiataxia.1. Tidak ada defisit sensorik adalah sebagai aturan yang berhubungan dengan lesi di wilayah ini.1. Kebiasaan (respon instrumental benar tetapi sangat berlebihan terhadap lingkungan dan benda-benda) yang merupakan karakteristik dari kerusakan lobus frontal yang daerah infark nya terjadi pada talamus medial.

Terdapat dua sindrom pada infark talamus medial yaitu: akinetic mutism and the Kleine-Levin syndrome. Pada akinetic mutism (adalah kondisi vegetatif yang tetap), pasien tampak terjaga dan mempertahankan siklus tidur-bangun, tetapi tidak dapat berkomunikasi dengan cara apapun. Selain infark talamus, akinetik mutism telah dilaporkan terjadi dengan lesi pada ganglia basal, gyrus singuli anterior, dan pons.Kleine-Levin Syndrome adalah penyakityang langka dimana penderita tidak bisa mengontrol rasa kantuknya. Penderita bisa tertidur selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bisa berbulan-bulan, tergantung pada berapa lama penyakit itu muncul/kambuh. Sebuah keadaan confusional, halusinasi, cepat marah, atau keadaan schizophrenia dapat terjadi.

Gambar 10. gambaran MRI infark Talamus Medial

1. Infark Talamus Lateralis6Infark di wilayah lateral thalamus berhubungan dengan oklusi cabang Choroidal anterior dari arteri karotid internal. Struktur yang terlibat dalam lesi meliputi : posterior dari kapsula internal thalamic nuclei lateralis (geniculate lateral, ventral posterior lateral, pulvinar, retikuler), dan lobus temporal medial. Gambaran klinis infark ini adalah hemiparesis kontralateral dan disartria. Lesi di wilayah thalamic lateral bermanifestasi dengan hemiparesis motorik murni saja. Manifestasi klinis lainnya termasuk hilangnya hemisensorik rasa sakit dan sentuhan, adanya defek visual , dan defek neuropsikologis. Yang terakhir ini terdiri dari defisit memori pada lesi sisi kiri dan defisit visuospatial pada lesi sisi kanan.

Gambar 11. Gambaran MRI Infark Talamus Lateral

1. Infark Talamus Posterior6Infark di wilayah talamus posterior berhubungan dengan oklusi cabang koroidal posterior arteri serebral posterior. Nukleus talamus yang terlibat termasuk geniculata lateral, pulvinar, dan inti dorsolateral. Manifestasi klinisnya adalah quadrantanopsia homonim kontralateral dan hemihipestesia, serta defisit neuropsikologi, termasuk defek memori dan afasia transkortikial. Tanda-tanda tidak sesuai adalah : hemiparesis kontralateral dan khorea-atetosis

Gambar 12. Gambaran MRI infark Talamus Posterior

1.7.01 Thalamic Pain Syndrome8Thalamic pain syndrome adalah suatu peristiwa yang kurang dipahami dengan baik yang terjadi sebagai komplikasi akhir dari stroke ringan diarea tertentu dari otak yang disebut sebagai thalamus. Syndrome ini dikarekteristikkan sebagai nyeri kronik yang terjadi pada sisi Tubuh yang sama yang dikenai stroke, yang kebalikan dari bagian otak yang terkena stroke. Sindroma Nyeri thalamik kronik dikarekteristikkan dengan allodynia yang berat dan dysaesthesia yang berkembang di limb yang kontralateral, Tubuh dan wajah segera setelah stroke. Rasa nyeri timbul tidak pandang buluh dan sentuhan tipis atau tekanan, kadang bahkan dengan tiupan udara, dapat memicu timbulnya rasa nyeri. Obat analgesic dan anti epileptic dapat menghilangkan rasa nyeri tetapi kelainannya umumnya permanen dan tidak dapat disembuhkan.

Thalamic Pain Syndrome dibagi menjadi 4 jenis yaitu akan ditampilkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. tipe nyeri pada Thalamic Pain Syndrome

BAB IIKESIMPULAN

Thalamus merupakan pusat penyalur dan integrasi yang penting pada otak. Struktur thalamus dibagi-bagi berdasarkan jenis kumpulan sel-sel sarafnya (nukleus). Thalamus memiliki fungsi sebagai pusat pemrosesan informasi-informasi sensoris. Mereka menerima informasi dari reseptor sensoris, memproses informasi tersebut, dan mengirimkan (mentransmisikan) informasi tersebut ke kortex sensoris yang sesuai. Selain itu terdapat pula nukleus thalamus yang tidak terlibat dalam proses sensoris, memproyeksikan diri (lewat projection fiber) ke bagian-bagian cortex yang tidak memiliki fungsi sensoris, contohnya ventrolateral nukleus yang menerima informasi dari cerebellum (otak kecil) dan memproyeksikan ke kotek motorik primer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Duus, P. Thalamus. In Diagnosis Topik Neurologi, edisi 4. EGC, 2005, p. 235 242

2. Netter. Thalamus. In Netter,s Concise Neuroanatomy. Netters atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. 2002, p.138-143

3. Noback, C.R. Damarest, R.J. Thalamus. In Anatomi Susunan Saraf Manusia, Edisi 2. EGC, 1991, p. 332 342

4. Sukardi, E. Thalamus. In Neuroanatomi Medica, UI-Press, Jakarta, 1984, p. 270 282

5. Snell, R.S. Thalamus. In Neuroanatomi Klinik, edisi 5 ( terjemahan ), EGC, 2007, p. 411 417

6. Schmahmann,J D. Vascular Syndromes of the Thalamus, Stroke. 2003; p.34:2264-2278;

7. Wibowo, D.S. Thalamus, In Anatomi susunan saraf pusat, edisi II, EGC. 1994. p. 69 -71

8. Pathak M, Thalamic pain Syndrome, last update 2006, Available from http://www.strokesafe.org/resources/thalamic_pain_syndrome.html