Click here to load reader
Upload
johan-hanli
View
53
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
asd
Citation preview
RANGKUMAN UAS
METODE PENELITIAN
CHAPTER 8
DATA COLLECTION METHODS
Sumber Data
Sumber Data Primer
Adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang secara khusus ditentukan oleh peneliti
dan di mana pendapat bisa dicarin terkait persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber
umum seperti majalah atau buku tua. Internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuesioner
disebarka melalui internet. Empat sumber data primer :
1. Individu
2. Kelompok Fokus, terdiri dari peran moderator, sifat data yang diperoleh melalui kelompok fokus,
dan videokonferensi.
3. Panel, adalah sumber informasi yang langsung. Panel bisa statis atau dinamis, dan biasa
digunakan jika beberapa aspek dari suatu produk perlu dipelajari dari waktu ke waktu.
4. Ukuran Umum, atau juga dikenal ukuran jejak yang berasal dari sumber primer yang tidak
melibatkan orang.
Sumber Data Sekunder
Seperti catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media,
situs web, internet, dan seterusnya. Dalam beberapa kasus, lingkungan atau situasi dan peristiwa
khusus dapat menjadi sumber data.
Sumber Data Sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan buka
peneliti yang melakukan studi mutakhir.
Keuntungan mencari sumber data sekunder adalah penghematan waktu dan biaya memperoleh
informasi. Tetatpi, data sekunder sebagai satusatunya sumber informasi yang mempunyai
kekurangan dalam hal menjadi usang, dan tidak memenuhi kebutuhan spesifik dari situasi atau
keadaan tertentu. Karena itu, adalah penting untuk mengacu pada sumber yang memberikan
informasi terkini dan terbaru.
Metode Pengumpulan Data
Berbagai metode pengumpulan data :
1. Bagian I : wawancara, terbagi atas wawancara tidak terstruktur dan terstruktur.
2. Bagian II : kuesioner, terdiri atas kuesioner yang diberikan secara pribadi dan kuesioner surat.
3. Bagian III : metode pengumpulan data lainnya, yang tervagi atas survei observasional, pengamat
nonpartisipan, dan pengamat partisipan.
Bagian I : Wawancara
Wawancara Tidak Terstruktur wawancara disebut tidak terstruktur karena pewawancara tidak
memasuki situasi wawancara dengan urutan pertanyaan yang terencana untuk ditanyakan kepada
responden. Tujuan wawancara tidak terstruktur adalah membawa beberapa isu pendahuluan ke
permukaan supaya peneliti dapat menentukan variabel yang memerlukan investigasi mendalam
lebih lanjut.
Wawancara Terstruktur adalah wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan
informasi apa yang diperlukan. Wawancara juga dapat melalui :
Wawancara tatap muka dan telepon
Wawancara dengan bantuan komputer
Bagian II : Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden
jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu
mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengantepat apa yang diperlukan
dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Kuesioner dapat diberikan melalui beberapa cara :
1. Kuesioner yang Diberikan secara Pribadi
2. Kuesioner Surat
3. Disebarkan Secara Elektronik
Pedoman Untuk Desain Kuesioner
a. Prinsip susunan kata, mengacu pada faktor seperti : ketepatan isi pertanyaan, bagaimana
pertanyaan disampaikan dan tingkat kefasihan bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk pertanyaan
yang diajukan, urutan pertanyaan, dan data pribadi yang dicari dari responden.
b. Mengurutkan Pertanyaan, urutan pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya membawa responden dari
pertanyaan yang bersifat lebih umum ke pertanyaan spesifik, dan dari pertanyaan yang relatif
rendah ke pertanyaan yang semakin sulit di jawab.
c. Data Klasifikasi atau Informasi Pribadi data klasifikasi juga disebut sebagai informasi pribadi atau
pertanyaan demografis , mengungkap informasi seperti usia, tingkat pendidikan, status pernikahan,
dan penghasilan.
Desain dan Survei Kuesioner Elektronik
Survei kuesioner online mudah didesain dan disebarkan jika komputer mikro dihubungkan ke jaringan
komputer. Disket data juga bisa disuratkan kepada responden yang akan menggunakan komputer
pribadi mereka untuk merespon pertanyaan. Tentu saja, hal tersebut hanya akan membantu jika
responden mengetahui cara menggunakan komputer dan merasa nyaman merespon dengan cara
tersebut.
Bagian III : Metode Pengumpulan Data Lainnya
1. Survei Observasional
Memungkinkan untuk memperoleh data tanpa mengajukan pertanyaan kepada responden. Orang
dapat diamati dalam lingkungan kerjamereka sehari-hari. Dua tipe survei observasional, yaitu :
Pengamat Nonpartisipan, memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dalam
kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian intergral dari sistem organisasi.
Pengamat Partisipan, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi
bagian tim kerja.
Kelebihan Studi Observasional :
Data yang diperoleh melalui observasi peristiwa.
Lebih mudah untuk mencatat akibat dari pengaruh lingkungan pada hasil efek spesifik.
Lebih mudah untuk mengobservasi kelompok individu tertentu.
Kekurangan Studi Observasional :
Perlu bagi pengamat untuk hadir secara fisik.
Metode pengumpulan data ini tidak saja lambat, tetapi juga membosakan dan mahal.
Karena periode observasi yang lama, kelehan pengamat bisa dengan mudah terjadi.
Meskipun suasana hati, perasaan, dan sikap bisa ditebak dengan mengobservasi ekspresi wajah
dan perilaku nonverbal lain, proses pemikiran kognitif individu tidak dapat ditangkap.
Pengamat harus dilatih tentang apa yang harus diobservasi dan bagaimana caranya.
2. Metode Proyektif
Ide atau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan dengan kata-kata atau
yang tetap berada pada tingkat bawah sadar dalam pikiran responden selalu dapat diangkat ke
permukaan melalui penelitian motivasional.
Multimetode Pengumpulan Data
Tinjauan kelebihan dan kekurangan berbagai metode pengumpulan data dan kapan masing-masing
digunakan :
1) Wawancara tatap muka, menyediakan data yang kaya, memberi kesempatan untuk membangun
hubungan dengan orang yang diwawancara, serta membantu mengeksplorasi dan memahami
persoalan yang rumit. Wawancara tatap muka paling tepat dilakukan ketika pewawancara mencoba
memahami konsep atau faktor situasional.
2) Wawancara telepon, membantu menghubungi subjek yang tersebar di berbagai daerah geografis
dan memperoleh respon segera dari mereka.
3) Kuesioner yang diberikan secara pribadi kepada kelompok orang, membantu untuk membangun
hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survei, memberikan klarifikasi yang yang
diminta oleh responden langsung ditempat, dan mengumpulkan kuesioner segera setelah diisi.
Paling tepat jika data dikumpulkan dari organisasi yang lokasinya berdekatan satu sama lain dan
4) Kuesioner surat, menguntungkan jika respon terhadap banyak pertanyaan harus dikumpulkan dari
sampel yang tersebar secara geografis, sulit, atau mustahil untuk melakukan wawancara telepon
tanpa menelan biaya besar. Paling tepat digunakan ketika informasi harus diperoleh pada suatu
skala substansial melalui pertanyaan terstruktur, dengan biaya yang masuk akal, dari sampel yang
tersebar luas secara geografis.
5) Studi observasional, membantu memahami persoalan yang rumit melalui observasi langsung dan
kemudian bila mungkin, mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi mengenai persoalan
tertentu. Studi observasional paling tepat untuk penelitian yang memrlukan data deskriptif
nonlaporan sendiri, yaitu ketika ingin memahami perilaku tanpa secara langsung menanyakannya
kepada responden.
Keuntungan Manajerial
Sebagai manajer mungkin akan memerlukan konsultan untuk melakukan penelitian dan mungkin tidak
melakukan sendiri pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, atau observasi. Selama proses
tersebut, manajer terpakasa memperoleh informasi yang berkaitan dengan pekerjaan melalui
wawancara dengan klien, karyawan, atau pihak lainnya. Manajer sebagai sponsor penelitian, akan bisa
memutuskan tingkat kecanggihan data yang ingin diperoleh, berdasarkan kompleksitas dan kegawatan
situasi. Manajer sebagai pengamat partisipan dapat mengamati semua yang terjadi disekitar lingkungan
kerja, mapu memahami dinamika yang berlangsung dalam situasi.
Etika Dalam Pengumpulan Data
Etika dan Peneliti :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden sebagai sangat rahasia dan menjaga privasi
responden merupakan salah satu tanggung jawab utama peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek.
3. Informasi pribadi atau yang tampaknya mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatansubjek tidak boleh dilanggar.
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon suvei.
6. Pengamat nonpartisipan harus sedapat mungkin tidak mencampuri.
7. Dalam studi lab, subjek harus diberitahu sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka
berpartisipasi dalam studi.
8. Subjek tidak boleh dihadapkan pada kondisi yang mengancam mereka secara fisik atau mental.
9. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan
selama studi.
Perilaku Etis Responden
1. Subjek , setelah menyetujui pilihan untuk berpartisipasi dalam sebuah studi, harus bekerja sama
sepenuhnya dalam tuganstugas yang diberikan.
2. Responden juga wajib menyampaikan respon secara benar dan jujur. Salam menyampaikan atau
memberikan informasi, meskipun mengetahui bahwa hal tersebut tidak benar, hendaknya dijauhi.
CHAPTER 9
SAMPLING
POPULASI
Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang
sama
Sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh
peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya
SAMPEL
Sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan karakteristik
populasinya. Dalam analisis data, anggota sampel disebut juga unit analisis atau satuan analisis
SAMPLING (Teknik Pengambilan Sampel)
Menunjuk pada proses pemilihan individu-individu dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai
sampel yang akan berpartisipasi di dalam penelitian tersebut (Fraenkel, 1990:84)
Suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang representatif dari populasi.
Ukuran Populasi
Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak mungkin melakukan sensus
terhadapnya, karena itu harus dilakukan sampling.
Atau sekalipun ukuran populasi itu terhingga (dapat diketahui), namun apabila jumlahnya terlalu
banyak, maka tidak mungkin dilakukan sensus, sehingga untuk mengetahui karakteristik populasi
harus dilakukan sampling.
Prosedur Pengambilan Sampel
1. Menentukan tujuan penelitian
2. Menentukan populasi penelitian
3. Menentukan jenis data yang diperlukan
4. Menentukan teknik sampling
5. Menentukan besarnya sampel (sample size)
6. Menentukan unit sampel yang diperlukan
7. Memilih sampel
JENIS SAMPLING
Probability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yg sama kepada seluruh anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel
Ukuran populasi dimana sampel diambil hars diketahui
Setiap anggota populasi harus mempuyai kesempatan yang sama utk menjadi sampel.
1. Simple Random Sampling
Pengambilan sampel secara acak sederhana
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memmemperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
Dilakukan jika populasinya homogen
Dengan cara undian :
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut atau kode
b. Kode tersebut ditulis dalam kertas kecil, digulung, dan dimasukan ke dalam sebuah kotak/tempa
c. Keluarkan satu persatu sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan
Dengan menggunakan tabel bilangan random :
a. Semua anggota populasi diberi nomor urut
b. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
c. Pilih nomor-nomor yang sesuai dengan bilangan yang terdapat dalam daftar bilangan random
yang akan digunakan
Keuntungan menggunakan teknik ini peneliti tidak membutuhkan pengetahuan tentang populasi
sebelumnya, bebas dari kesalahan klasifikasi yang memungkinkan dapat terjadi; dan dengan mudah
data di analisis serta kesalahankesalahan dapat dihitung.
Kelemahan dalam teknik ini peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang dipunyainya
tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam menentukan ukuran sampel lebih besar.
2. Sytematic Random Sampling
Jika jumlah populasi sangat banyak dan homogen dan jumlah sampel yang diambil juga banyak
Metode pengambilan sampel secara sistematis dengan interval (jarak) tertentu antar sampel
yang terpilih
3. Stratified Random Sampling
Jika kondisi populasi mengandung sejumlah katagori yang berbeda, maka kerangka sampel
dapat diorganisasikan dengan menggunakan katagori ini ke dalam strata yang terpisah.
Sampel kemudian dipilih masing-masing stratum secara terpisah untuk membuat stratum
berstrata.
Ada dua alasan dalam meggunakan metode ini ialah :
Untuk meyakinkan bahwa kelompok-kelompok khusus dalam suatu populasi secara memadai
diwakili dalam sampel dan
Untuk memperbaiki efisiensi dengan memperoleh kontrol yang lebih besar dalam komposisi
sampel.
a. Proportionate Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel stratifikasi dengan mempertimbangkan proporsi atau persentase sampel
dari setiap stratum Agar perimbangan sampel dari masing-masing strata itu memadai, maka
dalam teknik ini sering pula dilakukan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan
masing-masing strata. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan teknik ini mulamula peneliti
menetapkan unit-unit anggota populasi dalam bentuk strata yang didasarkan pada karakteristik
umum dari anggota populasi yang berbeda-beda. Setiap unit yang mempunyai karakteristik
umum yang sama, dikelompokkan pada satu strata, kemudian dari masingmasing strata diambil
masing2 strata yang mewakilinya
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
Dilakukan apabila proporsi atau persentase sampel pada setiap stratum tidak
mempertimbangkan perbandingan antara stratum yang satu dengan yang lainnya. Artinya dari
setiap stratum diambil jumlah sampel yang sama dengan formula n/k : di mana n (banyak
sampel yang dikehendaki), dan k (banyak stratum dalam komposisi populasi).
4. Cluster Sampling
Pengambilan Sampel Acak scra Kelompok atau gugus. Teknik sampling cluster digunakan untuk
menentukan sampel bila obyek yang akan ditehti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
5. Multistage Sampling
Pengambilan Sampel secara Gugus Bertahap
Pengambilan sampel dgn teknik ini dilakukan berdasarkan tingkat wilayah scr bertahap
Dilaksanakam bila populasi terdiri dr macam2 tingkat wilayah.
Proses pengambilan sampel secara multistage random sampling
Tentukan area populasi berdasarkan administrasi pemerintahan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan
atau Kelurahan atau Karakter lainnya (pedesaan-perkotaan, pantai-pegunungan dsb)
Dari area populasi tsb diambil sampel gugus di bawahnya (misalnya apabila area populasinya
provinsi maka area gugus di bawahnya kabupaten)
Dari area gugus tsb diambil area gugus yg dibawahnya lagi (misalnya kalau area gugus diatasnya
kabupaten, maka area gugus dibawahnya adalah kecamatan) dan seterusnya.
Akhirnya semua anggota populasi dari gugus yg paling kecil (bawah) misalnya RT, diambil sbg
sampel.
Non Probability/Non Random
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampel yang
tidak didasarkan atas kemungkinan yang dpt diperhitungkan, tetapi sematamata, hanya berdasarkan
pada segi kepraktisan.
1. Systematic Sampling
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat
dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima, untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15,
20, dan seterusnya sampai 100.
2. Quota Sampling
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik penarikan sampel kuota (quota sampling)
merupakan teknik penarikan sampel yang sejenis dengan menggunakan teknik penarikan sampel
stratifikasi. Perbedaanya adalah ketika menarik anggota sampel dari masing-massing lapisan,
peneliti tidak menggunakan secara acak tetapi menggunakan cara kemudahan (accidental) Contoh,
akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terrhadap pelayanan RS. Medika Utama ,
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belurn memenuhi kouta yang
ditentukan.
3. Insidental/ Aksidental Sampling
Teknik penarikan sampel aksidental ini didasarkan pada kemudahan (Convenience). Sampel dapat
terpilih karena berada pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat. Teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data. Sampel ini digunakan jika peneliti sulit untuk menemukan subyek yang akan diteliti
4. Purposive Sampling
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik
penarikan sampel purposive ini disebut juga judgmental sampling yang digunakan dengan
menentukan criteria khusus terhadap sampel, terutama orang-orang yang dianggap ahli. Sampel ini
lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan
generalisasi. Teknik ini digunakan terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai
keahlian (expertise) di bidang yang sedang diteliti.
5. Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Teknik sampel bola
salju (Snowball Sampling) digunakan jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi.
Peneliti hanya memiliki satu nama populasi. Dari nama ini peneliti akan memperoleh nama-nama
lainnya. Teknik ini biasanya digunakan jika peneliti meneliti kasus yang sensitive atau rahasia.
Misalnya tentang jaringan peredaran narkoba. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data
yang diberikan oleh dua orang sebelumnya Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampling purposif dan snowball sampling.
CHAPTER 11
QUANTITATIVE DATA ANALYSIS
Langkah dalam data analisis :
1. Mendapatkan data yang siap analyis
2. Mendapatkan merasakan data
3. Pengujian kebaikan data
4. Pengujian hipotesis
Mendapatkan Data Siap Untuk Analisis
Editing Data
Data yang harus diedit
Informasi yang mungkin telah ditentukan oleh para pewawancara , pengamat , atau peneliti
terburu-buru harus jelas diuraikan sehingga dapat dikodekan secara sistematis secara keseluruhan
Data kuesioner dikirimkan masuk harus diperiksa untuk ketidaklengkapan dan inkonsistensi
Penanganan Tanggapan Kosong
Tidak semua responden menjawab setiap item dalam kuesioner
Kosong karena responden tidak memahami pertanyaan itu , tidak tahu jawabannya , tidak bersedia
untuk menjawab , atau hanya acuh tak acuh terhadap kebutuhan untuk menanggapi seluruh
kuesioner
Cara untuk menangani respon kosong :
Tentukan titik tengah dalam skala sebagai respon terhadap item tertentu
Biarkan komputer untuk mengabaikan respon kosong saat analisis dilakukan
Tetapkan ke item nilai rata-rata dari tanggapan semua orang yang telah merespon bahwa
barang tertentu
Berikan item rata-rata dari tanggapan responden tertentu atas semua pertanyaan lain yang
mengukur variabel ini
Berikan respon yang hilang nomor acak dalam jangkauan untuk skala
Coding
Kode tanggapan
Coding Lembar pertama untuk menuliskan data dari kuesioner dan kemudian masukkan data
Kategorisasi
Mengatur skema untuk mengkategorikan variabel sedemikian rupa sehingga beberapa item
mengukur konsep semua dikelompokkan bersama
Tanggapan untuk beberapa pertanyaan bernada negatif juga harus dibalik sehingga semua jawaban
berada dalam arah yang sama
Memasukkan Data
Data Kuesioner dikumpulkan pada scanner lembar jawaban atau data mentah tha manual mengetik
ke dalam komputer
Analisis Data
Tujuan dalam analisis data :
1. Mendapatkan merasakan data
2. Pengujian kebaikan data
3. Pengujian hipotesis yang dikembangkan untuk penelitian
Feel For Data
Pemeriksaan ukuran tendensi sentral , dan bagaimana cluster atau tersebar variabel adalah ,
memberikan ide yang baik dari seberapa baik pertanyaan-pertanyaan yang dibingkai untuk tapping
konsep
Statistik memberikan merasakan data :
Distribusi frekuensi untuk variabel demografi
The mean, standar deviasi , range, dan varians pada variabel dependen dan independen lainnya
Sebuah matriks interkorelasi variabel , terlepas dari apakah atau tidak hipotesis secara langsung
berhubungan dengan analisis tersebut
Pengujian Kebaikan Data
Keandalan
Konsistensi dan stabilitas Pengujian
Konsistensi menunjukkan seberapa baik item mengukur konsep bersatu sebagai satu set
Alpha Cronbach adalah koefisien reliabilitas yang menunjukkan seberapa baik item dalam set
tersebut berkorelasi positif dengan satu sama lain
Alpha Semakin dekat Cronbach adalah untuk 1 , semakin tinggi reliabilitas konsistensi internal
Validitas
Validitas faktorial dapat dibentuk dengan mengirimkan data untuk analisis faktor
Hasil analisis faktor ( teknik multivariat ) akan mengkonfirmasi apakah atau tidak dimensi teori
muncul
Hipotesis Pengujian
Uji hipotesis yang sudah dikembangkan untuk penelitian
CHAPTER 12
QUANTITATIVE DATA ANALYSIS : HYPOTHESIS TESTING
Tipe Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Type I error
Besarnya probabilitas menolak hipotesis yang benar. Besarnya kesalahan tipe I adalah
Type II error
Besarnya probabilitas menerima hipotesis yang salah. Besarnya kesalahan tipe II adalah 1- =
CHAPTER 13
QUALITATIVE DATA ANALYSIS
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal,
bukan dalambentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus,atau observasi yang telah dituangkan dalam
catatan lapangan (transkrip).
Data Reduction ( Reduksi Data )
Data yang diperoleh dari lapangan sangat banyak oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui rediksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya. Hal ini
berarti data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan .
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan penelitian,
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang
harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Ibarat melakukan penelitian di laut,
maka ikan-ikan atau terumbu karang yang belum dikenal selama ini, justru dijadikan fokus untuk
pengamatan selanjutnya.
Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dan penyajian data yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Conclusion Drawing atau Verification
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif kemungkinan dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal atau kemungkinan juga tidak karena seperti yang telah diketahui bahwasanya
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskusi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih samar-samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.