30

RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)
Page 2: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS

CHAPTER 7 : MAQASHID AL SYARIAH SEBAGAI TUJUAN EKONOMI ISLAM

Tujuan hukum Islam untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat

Ulama’ Ushul Fiqh merumuskan tujuan Islam dalam lima misi yang disebut Maqashid al-

Syariah

Dimensi Islamic Worldview

Dunia- akhirat

Individual – sosial

Material – spiritual

Muslim yang huquq dalam mencapai maslahah

Huquq

Individu yang seperti ini (huquq) akan melahirkan maslahah dalam setiap keputusan-

keputusan yang diambilnya.

Maqashid al-Syariah

Karakteristik maslahah yang dapat mewujudkan kesejahteraan manusia secara

menyeluruh itu tertuang dalam konsep Maqashid Al-Syariah.

Maslahah

Memaksimumkan maslahah dalam setiap aktivitas ekonomi yang dilakukan.

Huquq

Huquq membentuk seorang muslim untuk termotivasi oleh keinginan dirinya sendiri

(self-interest) dan juga kewajiban dan pengorbanan diri untuk masyarakat dan naluri

alamiah

Huquq menjadi padanan rasionalitas dalam islam

God Interest

Environtmental Interest

Social Interest

Self Interest

Maqashid al-Syariah: Definisi

Imam Al Ghazali

Maqashid al-Syariah sebagai “penjagaan terhadap maksud dan Tujuan syari’ah adalah

upaya mendasar untuk bertahan hidup, menahan faktor-faktor kerusakan dan mendorong

terjainya kesejahteraan

Ibnu Qoyyim

Page 3: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Syari’ah adalah suatu kebajikan dan tercapainya perlindungan bagi setiap orang pada

kehidupan dunia dan akhirat

Ruang Lingkup Maqashid Syariah

Dien (Agama)

Tujuan : untuk menuntun manusia menuju keyakinan, memberikan ketentuan atau aturan

hidup, dan membangun moralitas

Nafs (Jiwa)

Tujuan : membantu eksistensinya merupakan kebutuhan, yang mengancam kehidupan

harus dijauhi

’Aql (Akal)

Tujuan : Islam mewajibkan tholabul ’ilm karena tanpanya manusia akan mengalami

kesulitan dan penderitaan

Nasl (Keturunan)

Tujuan : Menjaga kelangsungan generasi dan kehidupan dunia sangat penting

Maal (Harta)

Tujuan : memenuhi kebutuhan hidup manusia

Hubungan Maqashid al-Syariah, Maslahah, dan Falah

• Maqashid Syariah Maslahah Falah

Dimensi Falah

Dunia - Akhirat

Sejahtera dunia segala yang memberikan kenikmatan hidup inderawi, baik fisik,

intelektual, biologis maupun material

kesejahteraan akhirat diartikan sebagai kenikmatan yang yang diperoleh setelah

kematian manusia

Individual – Sosial

Material - Spiritual

Tingkatan Maslahah

1) Dharuriyyat

Dharuriyah adalah penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Artinya ketika dharuriyah

itu hilang maka kemaslahatan dunia dan bahkan akhirat juga akan hilang atau munculnya

kerusakan.

2) Hajiyyat

Hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan kesulitan

yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman

Page 4: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

3) Tahsiniyyat

Melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari yang buruk sesuai dengan

apa yang telah diketahui oleh akal sehatnya

Peran dan Signifikansi Maqashid al-Syariah dalam Ekonomi Islam

Peran alokasi dan distribusi sumber daya

Menjadi arahan bagi setiap pelaku ekonomi untuk menentukan skala prioritas dalam

mengalokasikan sumber daya

Contoh : Memproduksi sektor daruriyat harus lebih didahulukan dari sektor hajjiyat, dan

tahsiniyat

Jika kebutuhan tahsiniyat lebih tercukupi daripada daruriyat maka mafsadah akan

meningkat

Tingkatan Aktivitas Berbasis Maqashid

Aktivitas Produksi Imam Al Ghazali (1058-1111 M)

Produksi barang kebutuhan dasar adalah kewajiban sosial (fard al-kifayah)

Kuantitas produksi tidak berlebihan dan sesuai kebutuhan

Produksi berlebih menimbulkan misalokasi sumber daya dan mubadzir

Produksi berlebih menimbulkan sumber daya cepat terkuras dan habis

Hierarki Aktivitas Produksi Imam Al Ghazali (1058-1111 M)

1) Industri Dasar (dharuriyyat)

Industri yang menjaga kelangsungan hidup manusia, yaitu pertanian untuk makanan,

tekstil untuk pakaian, konstruksi untuk perumahan dan aktivitas negara

2) Aktivitas Penyokong (Hajiyyat)

Page 5: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan

dan kehutanan

3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Aktivitas yang bersifat melengkapi terkait dengan industri dasar, seperti penggilingan dan

pembakaran produk-produk pertanian

CHAPTER 8 : MASLAHAH SEBAGAI UKURAN EKONOMI ISLAM

Measurement dalam Ilmu Ekonomi

“Tujuan measurement (pengukuran) untuk mengukur sejauh mana hasil dari aktivitas yang

diperoleh serta membandingkan hasil antar sebelum dan setelah aktivitas”

Konsumsi ukuran hasilnya adalah kenyang/ tidak kenyang

Bisnis ukuran hasilnya keuntungan

Dalam ilmu ekonomi secara umum menilai suatu aktivitas dari seberapa besar utility

Tolak ukur aktivitas ekonomi islam menggunakan yaitu maslahah

Utility sebagai Ukuran dalam Ilmu Ekonomi

Jeremy Bentham, seorang filsuf utilitarian, mencetuskan konsep utility pada karyanya yang

berjudul Introduction to the Principles of Morals and Legislation (1789).

“Nature has placed mankind under the governance of two sovereign masters, pain and

pleasure. It is for them alone to point out what we ought to do, as well as to determine

what we shall do. On the one hand the standard of right and wrong, on the other the

chain of causes and effects, are fastened to their throne. They govern us in all we do,

in all we say, in all we think: every effort we can make to throw off our subjection, will

serve but to demonstrate and confirm it.... By utility is meant that property in any

object, whereby it tends to produce benefit, advantage, pleasure, good, or happiness,

(all this in the present case comes to the same thing) or (what comes again to the same

thing) to prevent the happening of mischief, pain, evil, or unhappiness to the party

whose interest is considered: if that party be the community in general, then the

happiness of the community: if a particular individual, then the happiness of that

individual.”

Page 6: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Economic Man vs Islamic Man

Rasionalitas Islamic Man

“Hafas Furqani (2015) mengatakan bahwa Islamic Man memiliki rasionalitas (huquq) yang

dinamis dan resiprokal”

“utility menjadi ukuran dalam ilmu ekonomi konvensional dan maslahah menjadi ukuran dalam

ilmu ekonomi Islam”

Maslahah vs Utility

Utility Maslahah

Sulit untuk diukur dan diperbandingkan

antar individu karena keinginan seorang

individu satu dan individu lain berbeda

Keabstrakan konsep utility untuk diukur dan

diperbandingkan menjadikan policymaker

sulit membuat keputusan makro yang

Ukuran kesejahteraan yang dapat

diukur dan diperbandingkan antar

individu

Maslahah memiliki kriteria-

kriteria yang objektif dan jelas

seperti halal-haram suatu benda

Page 7: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

berbasis pada utilty

Contoh : nilai atau harga terhadap segelas

air akan berbeda antara individu yang

sedang kehausan dengan yang tidak

yang berlaku bagi setiap individu

Maslahah berbasis pada

kebutuhan individu dan bukan

keinginan (wants) sehingga dapat

mudah diukur dan dibandingkan

Contoh : untuk bertahan hidup

seorang individu membutuhkan

sejumlah kalori yang relatif sama

dengan individu lain

Perbedaan Karakteristik Maslahah dan Utility

Basis Evaluasi

memberikan pertimbangan kriteria objek yang memberikan utility atau memberikan

maslahah

Sifat

sebuah objek dianggap memberikan utility atau maslahah jika memiliki suatu sifat

tertentu

Implikasi

Utility dan maslahah memiliki implikasi yang berbeda terhadap perekonomian

Basis Evaluasi

Utility Maslahah

Basis evaluasi mengenai “pleasure-pain”

serta preferensi akan suatu hal, baik atau

buruk, selalu berbasiskan pada evaluasi

individu.

Semakin banyak keinginan (wants) yang

terpenuhi semakin banyak “pleasure”

yang tercapai.

Rational economic man akan cenderung

mendahulukan“preferensi” kepentingan

pribadi sendiri dalam pengambilan

keputusan.

Basis evaluasi maslahah adalah

segala sesuatu yang dapat

mendatangkan kebaikan maupun

menghilangkan keburukan yang

sesuai dengan kriteria syari’ah.

Maslahah hanya akan

memaksimalkan setiap “goal” dan

motivasi yang mendatangkan

kebaikan (Maqashid Syariah).

Page 8: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Sifat

Utility Maslahah

Utilitas bersifat subjektif karena diukur oleh

pengalaman masing-masing individu

Subjektivitas ini menyebabkan masing-

masing individu dapat memiliki interpretasi

yang berbeda-beda pada setiap keputusan

yang diambil.

Dalam konteks moral: individu yang

memiliki standar kualitas moral yang buruk

akan melahirkan keputusan-keputusan yang

buruk juga terhadap sosial dan lingkungan

Maslahah bersifat objektif di mana

setiap keputusan yang diambil dapat

dievaluasi oleh prinsip-prinsip moral

Islam.

Setiap keputusan yang brorientasikan

maslahah dibangun berdasarkan

dampaknya terhadap diri sendiri, sosial,

dan lingkungan.

Contoh: keputusan untuk mengambil

pinjaman berbasis riba dalam konsep

utility mungkin dibolehkan dalam

konsep utility yang subjektif tetapi

dilarang dalam konsep maslahah.

Implikasi

Utility Maslahah

Keputusan yang berbasis pada utility secara

relatif akan inkonsisten dengan utilitas sosial.

Konflik antara social utility dan individual

utility sangat mungkin terjadi ketika

preferensi yang dianggap baik oleh individu

terhadap suatu ternyata dianggap buruk bagi

sosial.

Contoh: minum-minuman keras mungkin

menciptakan utility bagi seseorang tetapi

mungkin saja melahirkan dampak external

yang negatif bagi individu lain.

Keputusan individu yang berbasis

maslahah yang memiliki kriteria

tertentu akan meminimalisasi konflik

antara individu dan sosial.

Hal ini disebabkan karena fungsi

maslahah individu telah

memperhitungkan fungsi maslahah

individu lain serta lingkungan

Page 9: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Kebutuhan (needs) vs Keinginan (wants)

Memenuhi kebutuhan (bukan keinginan) sebagai dasar perilaku konsumen dalam

perspektif Islam

- bersifat “terbatas”

- menimbulkan konflik antara kepentingan sosial (social interest) dan kepentingan

pribadi (private interest

- Contoh : Pembangunan pusat perbelanjaan mewah yang memerlukan supply energi

listrik sangat besar biasanya mengorbankan kebutuhan listrik masyarakat kecil

Memuaskan keinginan sebagai dasar dari teori perilaku konsumen dalam perspektif

konvensional

- bersifat “tak terbatas”

- setiap individu memperhitungkan kebutuhan orang lain dalam perilaku konsumsinya

- barang dan jasa yang berdampak pada kemaslahatan dikatakan sebagai kebutuhan

umat manusia

Penerapan Konsep Maslahah: Konsumsi

Bersifat Subjektif, namun punya kriteria tertentu yaitu maqashid syariah

Bersifat tetap untuk setiap individu

Maslahah individu (individual maslahah) sejalan dengan maslahah sosial (social

maslahah)

Bersifat tetap untuk setiap individu

Maslahah tetap obyektif dalam setiap aktivitas ekonomi baik pada level individu maupun

negara

Contoh: Dua individu yaitu A dan B sama-sama memakan apel, individu A mungkin

dapat menjaga hidupnya dengan memakan apel, ketika individu B hanya meningkatkan

kesehatanya. Dalam kasus ini maslahah individu A lebih tinggi daripada individu B

Konsumsi tingkat IV

filter pertama dari konsumen Islam adalah mengkonsumsi

barang/jasa untuk memenuhi kebutuhannya di dunia sekaligus

mencari berkah dari Allah untuk tujuan akhirat

Page 10: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Konsumsi tingkat III

Konsumen Muslim mempertimbangkan konsumsi barang/jasa

berdasarkan level kebutuhanl , apabila kebutuhan dasarnya belum

terpenuhi, maka ia tidak bisa loncat ke level hajjiyat

Konsumsi tingkat II

Konsumen Islam tidak hanya mengalokasikan pendapatannya untuk

kebutuhan di masa sekarang namun juga furture consumption untuk

dirinya sendiri maupun keturunannya

Konsumsi tingkat I

Pada tingkat pertama ini, konsumen muslim mempertimbangkan

konsumsi bedasarkan tujuan kebutuhan apakah untuk kebutuhan

duniawi atau akhirat (karena Allah)

Implikasi Maslahah sebagai Tujuan Aktivitas Ekonomi

1. Maslahah individu akan relatif konsisten dengan maslahah sosial

2. Maslahah relatif objektif dan memiliki kriteria-kriteria yang jelas sehingga mudah

diperbandingkan dan disesuaikan

3. Jika dijadikan tujuan bagi pelaku ekonomi maka arah pembangunan akan menuju titik

yang sama yaitu kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat

Page 11: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

CHAPTER 9 : METODE BAGIAN 1 : LOGIKA PENALARAN

Pengantar

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam

menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan

1. Deduktif & Induktif

2. Verifkasi & Falsifikasi

3. Teori

Definisi Penalaran

Suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan

(Suriasumantri, 2013)

Mentransformasikan dan mengolah informasi yang tersedia guna memperoleh suatu

kesimpulan (Galotti, 1989 dalam Jacob, 2002)

Angeles (1981, dalam Walton, 1990)

- Proses mengambil kesimpulan dari berbagai pernyataan

- Penerapan pola pikir logika dalam pemecahan masalah atau tindakan perencanaan

- Kemampuan untuk mengetahui beberapa hal tanpa bantuan langsung untuk dapat

merasakan persepsi atau pengalaman langsung

Ciri-ciri Penalaran

Pola berpikir (logika)

Kegiatan berpikir mengikuti pola atau logika tertentu

Sifat Analitik

Kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu

Sumber Kebenaran dan Proses Penalaran

Page 12: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Penalaran Induktif

Penalaran Induktif : penarikan kesimpulan dari khusus ke umum atau dari partikular ke

universal

kesimpulan dalam argumentasi induktif tidak terjamin penuh kebenarannya

Lengkap

- Penarikan kesimpulan diambil dari seluruh persitiwa yang diteliti

- Sulit diterapkan karena keterbatasan waktu dan biaya

Tidak Lengkap

- Penarikan kesimpulan diambil dari satu atau beberapa persitiwa khusus (atau

partikular) yang diteliti

- Menjadi alternatif terbaik dan sering digunakan

Contoh Penalaran Induktif

- A merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Islam di Universitas Indonesia memakai

hijab

- B merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Islam di Universitas Indonesia memakai

hijab

- C merupakan mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi Islam di Universitas Indonesia memakai

hijab.

Kesimpulan : mahasiswi Program studi Ekonomi Islam di UI memakai hijab.

Kesimpulannya tidak terjamin kebenarannya, karena menggunakan metode generalisasi tidak

lengkap

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif : penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang

bersifat umum, menggunakan pola pikir silogisme

Jika kesimpulannya terjamin maka argumennya tepat

Page 13: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Penalaran Deduktif vs Induktif

Deduktif Induktif

Jika semua premis benar maka

kesimpulan pasti benar

Jika premis benar, kesimpulan mungkin

benar, tapi tak pasti benar

Semua informasi atau fakta pada

kesimpulan sudah ada, sekurangnya

secara implisit dalam premis

Kesimpulan memuat informasi yang tak

ada, bahkan secara implisit dalam

premis

Tahapan Penalaran Deduktif

1. Menetukan teori yang ingin diuji

2. Memformulasikan asumsi

3. Memformulasikan hipotesis

4. Uji hipotesis yang telah dibuat

Penalaran deduktif digunakan untuk memecahkan masalah dalam bidang ekonomi berangkat dari

acuan, prinsip, teori atau hukum ekonomi

Ekonomi Islam: Deduktif atau Induktif?

Secara umum, jawabannya adalah ILMU EKONOMI ISLAM menggunakan KOMBINASI

diantara keduanya, INDUKTIF dan DEDUKTIF

Page 14: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Verifikasi dan Falsifikasi

Verifikasi yaitu digunakan untuk mencari kebenaran suatu teori yang dibuktikan secara

empiris

Falsifikasi yaitu teori digunakan untuk mncari kesalahan teori secara empiris

DALAM EKONOMI ISLAM

- Menurut Addas (2008), EKONOMI ISLAM menggunakan konsep VERIFIKASI

dan FALSIFIKASI

- Ekonomi islam tidak mementingkan salah satu kriteria verifikasi maupun falsifikasi

dalam mengevaluasi keabsahan teori ekonomi

- Al Quran sebagai dasar evaluasi ekonomi islam

Contoh Kasus Penalaran Deduktif dan Induktif

Kasus

Ekonomi Ramadhan Konsumsi

Pendekatan

Penalaran Deduktif

Dalil/Dasar

- Kewajiban berpuasa bagi orang yang beriman (QS Al Baqarah : 183)

- Orang yang berpuasa dengan imam, diampuni dosanya (HR. Bukhari dan Muslim)

Kesimpulan

Motivasi iman dan pahala dari Allah dapat mendorog individu muslim untuk berpuasa

ada insentif yang berbeda bagi seorang individu muslim dalam melakukan tindakan

ekonominya

Implikasi

- Individu muslim berhenti konsumsi (berpuasa) diakibatkan oleh dorongan god-

interest atau iman serta meraih predikat taqwa (kehati-hatian)

- Hasil dari ibadah puasa akan membentuk individu muslim yang sangat berhati-hati

salah satunya dalam konteks barang yang ia konsumsi

- Bulan Ramadhan membuat muslim lebih cermat dan hemat dalam konsumsinya

jumlah konsumsi muslim sedikit dibanding bulan lainnya dan saving meningkat

Pendekatan

Penalaran Induktif

Fakta

Konsumsi muslim meningkat pada bulan Ramadhan harga barang naik

Kesimpulan

Ramadhan adalah bulan konsumtif dan boros

Page 15: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Kontradiksi kesimpulan anatara pendekatan deduktif dan induktif. Sehingga penalaran deduktif

tetap dipakai, sementara penalaran induktif akan dianalisa mengapa terjadi dan agar konsisten

dengan kesimpulan deduktif.

Teori yang ingin dievaluasi adalah memastikan apakah benar Ramadhan adalah bulan

berhemat. Untuk mengevaluasi, digunakan metode Verifikasi atau Falsifikasi

Pendekatan Verifikasi

Hipotesis

Ramadhan adalah bulan untuk berhemat

Pendekatan

Memastikan bahwa seluruh muslim berhemat. Jika ditemukan satu saja muslim yang

tidak berhemat, maka hipotesis ditolak sehingga kebenaran teori diragukan

Fakta

Konsumsi muslim meningkat pada bulan Ramadhan harga barang naik

Kesimpulan

Hipotesis ditolak, teori tidak teruji. Maka, kebenaran teori diragukan

Pendekatan Falsifikasi

Hipotesis

Ramadhan adalah bulan untuk berboros-boros

Pendekatan

Memastikan bahwa seluruh muslim boros. Jika ditemukan satu saja muslim yang boros,

maka hipotesis tidak ditolak sehingga kebenaran teori diragukan.

Sebaliknya, jika tidak ditemukan satu pun muslim yang boros, maka kebenaran teori

tidak diragukan

Fakta

Konsumsi muslim meningkat pada bulan Ramadhan harga barang naik

Kesimpulan

Hipotesis tidak ditolak, teori tidak teruji. Maka, kebenaran teori diragukan

CHAPTER 10 : METODE BAGIAN 2 | PENDEKATAN ISLAMISASI DALAM

MEMBENTUK TEORI EKONOMI ISLAM

Pengantar

Metode Disiplin Ilmu

Metode Penalaran

- Penalaran Induktif

- Penalaran Deduktif

Page 16: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Metode Teknis

- Metode Islamisasi Ilmu Ekonomi

- Metode Berbasis Legal

Sejarah Islamisasi Pengetahuan

1977 : “The First World Conference on Muslim Education” di Mekkah. King Andul Aziz

University pertama kali mendirikan Islamic Economics Research Center

1980-an : Momentum Islamisasi Pengetahuan ditandai jumlah diskusi dan literature

ilmiah melampaui ekspektasi

1981 : Islamic Development Bank (IDB) mendirikan Islamic Research and Training

Institute (IRTI) di Jeddah

1981 & 1983 : Pendirian ‘International Islamic University’ yang mengusung konsep

Islamisasi ilmu pengetahuan, di Islamabad dan Malaysia

Hasil Conference :

- Mendorong umat Islam untuk mengevaluasi muatan dan arah ilmu pengetahuan dan

teknologi mutakhir.

- Memetakan kembali kerangka baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan futuristik yang

sesuai dengan perspektif Islam

Sejarah Pemikiran Islamisasi Pengetahuan

Kekalahan umat Islam India melawan kolonialisme inggris

mengilhami Sir Sayyid Ahmad Khan melakukan pembaharuan

pemikiran umat Islam

Ide mengenai IOK yang bersifat substantif telah ada pada abad

ke-19 yaitu melalui kedua tokoh ini

Syah Waliyallah - Sir Sayyid Ahmad Khan

Dua tokoh yang paling menonjol dalam gagasan Islamisasi

Pengetahuan atau Islamization of Knowledge (IOK) abad

ke-20

Raji al-Faruqi ilmuan dari Palestina,

Syed Naquib al-Attas dari Malaysia

Raji al-Faruqi - Syed Naquib al-Attas

Page 17: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Pemikiran Tokoh Penggagas Islamisasi Pengetahuan

Raji al-Faruqi

- Kesalahan fatal umat islam yaitu dualisme ilmu sekuler (profane) dan ilmu agama Islam

- Sistem pendidikan Islam berfokus pada ilmu agama dan cenderung abai terhadap

progresivitas ilmu pengetahuan

- Sistem pendidikan Barat tidak memasukan unsur metafisika maupun unsur agama dalam

perkembangannnya

- Sistem pendidikan Barat tidak memasukan unsur metafisika maupun unsur agama dalam

perkembangannnya

Syed Naquib al-Attas

- Penyebab kemunduran umat Muslim adalah kegagalan dalam memahami ilmu

pengetahuan secara benar

- Terdapat kerancuan internal karena dominasi pengaruh filsafat dan ideologi Barat

- Solusi mengatasi kemunduran : penekanan pada hubungan worldview Islam dan ilmu

pengetahuan modern

- Dua proses utama dalam islamisasi : mengisolir unsur budaya barat dan memasukkan

nilai islam dalam ilmu pengetahuan

Konsep Islamisasi Pengetahuan

APAKAH ISLAMIZATION OF KNOWLEDGE DIPERLUKAN ?

Page 18: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Pendapat tentang Islamisasi Pengetahuan

Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan berdasarkan Kerangka Kerja al-Faruqi

Urgensi Islamisasi Ilmu Ekonomi

Eksternal

- Ekonomi konvensional tidak bebas nilai dan tidak bebas ideologi

- Fondasi Ekonomi konvensional kental dengan sekulerisme

- Tidak sejalah dengan worldview islam

Internal

- “malaise of ummah (‘kesakitan’ umat) dalam semua bidang keilmuan (Al-Faruqi,

1982)

Page 19: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

- “loss of adab” (hilangnya kedisiplinan yang berlanjut pada hilangnya keadilan) (Al

Attas, 1978)

- “confusion in knowledge” (kegagalan memahami perbedaan antara ilmu pengetahuan,

terutama pengetahuan barat)

Others

- Keterbelakangan negara-negara Muslim di bidang ekonomi

Metode IOE

“Pengembangan ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin

ilmu tidak harus dimulai dari nol, tetapi dengan utilisasi

dan penyesuaian konsep ekonomi mainstream”

Dimensi dalam Islamization of Economics

The Substantive Dimension

Konsep ekonomi, prinsip dan teori dari ekonomi modern dan dalam sistem

pengajaran/pendidikan berdasarkan prinsip/warisan nilai Islam.

The Formal (Technical) Dimension

Termasuk metodologi dari ekonomi modern dan ‘usūl’ yang berasal dari prinsip/warisan

nilai Islam

Page 20: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Tahapan dan Proses Islamization of Economics

Kelebihan dan Kelemahan Metode Islamisasi Ekonomi

Kelebihan

Efektif dalam mengembangan ilmu ekonomi Islam, karena membutuhkan waktu yang

relatif singkat

Kekurangan

Kurangnya pemahaman yang paripurna mengenai ekonomi konvensional dan Islam,

membuat Islamisasi yang ada sekarang lebih bersifat “patchwork”

Page 21: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Penerapan IOE: Asuransi Takaful

Penerapan IOE: Keuangan Mikro Konvensional Keuangan Mikro Islam

Page 22: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Penerapan IOE: Indikator Makroekonomi Konvensional Islam

Indikator Makroekonomi : PDB PDB Islami

Page 23: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

CHAPTER 11 : METODE BAGIAN 3 | PENDEKATAN METODE BERBASIS LEGAL

DALAM MEMBENTUK TEORI EKONOMI ISLAM

Pengantar

Sifat Dasar Ilmu Fiqh

Fiqh = ethico juridicial atau standar etika dan moral

Normatif

Tujuan Ilmu fiqh untuk membatasi sifat perusak manusia dengan berbagai batasan

seperti istilah haram, halal, mubah, makruh, sunnah

Bersumber dari Al Quran dan Sunnah

Sifat Dasar Ilmu Sosial

Dinamis

Perilaku manusia dan masyarakat adalah suatu hal yang dinamis sehingga ilmu sosial

memiliki sifat dasar dinamis

Deskriptif

Tujuan Ilmu Sosial untuk menjelaskan fakta dan realitas sosial di masyarakat

Sifat Dasar Ilmu Ushul Fiqh

Dinamis

Kemunculannya dilatarbelakangi banyak kasus-kasus baru dalam kehidupan umat Islam

yang tidak ditemukan dalam Al Quran dan Sunnah

Bersumber dari Al Quran Sunnah dan sumber lainnya

Page 24: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Sifat Dasar Ilmu Qawwaid Fiqhiyyah

“Menurut Mustafa Al Zarqa, Qawwaid Fiqhiyyah adalah prinsip umum fiqh yang disajikan

dengan format sederhana dan terdiri dari aturan umum syariah pada suatu bidang khusus

Komprehensif

Dinamis

Kemunculannya dilatarbelakangi banyak kasus-kasus baru dalam kehidupan umat Islam

yang tidak ditemukan dalam Al Quran dan Sunnah

Fiqh saja tidak memiliki sifat dasar yang sinkron dengan Ilmu Sosial. Sementara Ushul

Fiqh dan Qawwaid Fiqhiyyah dianggap dapat mengakomodasi sifat dasar Ilmu Sosial

Tahapan Metode Ushul Fiqh

Contoh Penerapan Metode Ushul Fiqh

Fenomena Kelangkaan mengakibatkan agen ekonomi harus menghadapi trade-off.

Trade-off mendorong agen ekonomi untuk mengambil keputusan yang terbaik

Trade-off mendorong agen ekonomi untuk mengambil keputusan yang terbaik

Page 25: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

manusia memang Allah berikan kebebasan untuk memilih. Hanya saja, Allah telah

menegaskan bahwa pilihan yang diambil oleh manusia harus merupakan pilihan yang

membawanya pada kebaikan, kebenaran, dan ketaqwaan

metode maslaha al mursalah atau istislah, maka seorang ekonom muslim akan mencoba

untuk menilik adanya masalahah atau mengutamakan kepentingan umum/publik pada

fenomena ekonomi tersebut

Tahapan Metode Qawwaid Fiqhiyyah

Contoh Penerapan Metode Qawwaid Fiqhiyyah

“Al Masyaqqah Tajlibu Al-Taysir” Kesulitan menyebabkan adanya kemudahan

Mencari akar dari kaidah dalam Al Quran (QS 22:78) (QS 2:286)

Mengaitkan kaidah dengan fenomena seperti krisis ekonomi, fenomena hyperinflation,

kemiskinan

fenomena yang mengakibatkan kesulitan harus dihilangkan karena kaidahnya

menekankan bahwa kesulitan harus dihilangkan

kesulitan bukanlah kondisi ideal dari kehidupan sosial ekonomi seorang muslim

Implikasi : kebijakan pemerintah harus benar-benar memahami kesulitan yang dialami

oleh masyarakat

Page 26: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Kombinasi Metode Ushul Fiqh dan Qawawaid Fiqhiyyah

Menata ilmu dan teori ekonomi Islam dari sumber asli Islam (naqliyyah) dan sumber sekunder

yang dapat membantu ekonom Islam membaca alam semesta yang telah Allah anugerahkan

kepada manusia untuk dikelolanya (‘aqliyyah).

Sintesis Metode Islamisasi Ekonomi dan Legal

Page 27: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

CHAPTER 12 : PROSEDUR PEMBENTUKAN EKONOMI ISLAM

Pengantar

Konektivitas Worldview dan Elemen Lain

Sumber Rujukan

Pemilihan sumber rujukan sangat erat kaitannya dengan tingkat kebenaran suatu ilmu

Empirisme dan rasionalisme memiliki keterbatasan sehingga buka kebenaran mutlak

Esensi mendasar dari ilmu dan pengetahuan adalah menuntun kepada kebenaran

Untuk menjamin kebenaran, ilmu harus didapat dari sumber yang diyakini kebenarnnya

yaitu Allah SWT.

Page 28: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Objek Metodologi Ekonomi Islam

Jika kriteria objek, satuan ukur, dan aksioma tidak

konsisten di dalam metodologi suatu penelitian,

maka teori ekonomi Islam tidak konsisten dengan

definisi otentik dari ilmu ekonomi Islam itu sendiri

Paradoks Pemilihan Metode: Islamisasi vs Legal

Islamisasi

Fanatisme metode islamisasi cenderung menghasilkan teori ekonomi islam patchwork

Fanatisme metode islamisasi cenderung menghasilkan teori ekonomi islam patchwork

Contoh : Industri Halal, label halal dijadikan komoditas jual-beli seakan sebagai tameng

untuk mendapat keuntungan sebanyaknya

Legal

Metode berbasis legal berpotensi melahirkan teori ekonomi Islam reinvent

Teori ekonomi Islam yang dihasilkan tidak relevan dengan kondisi sekarang

Page 29: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Contoh : Secara historis bank tidak ada dalam Islam, seharusnya tidak ada bank syariah.

Umat Islam harus kembali pada orisinaltas Islam seperti, baitul maal

Jika konteksnya sesuatu yang sudah pernah ada zaman Rasulullah : gunakan metode berbasis

legal

Jika konteksnya sesuatu yang belum pernah ada dan baru ada pada zaman sekarang : gunakan

metode Islamisasi

Prasyarat dalam Pembentukan Ilmu Ekonomi Islam

Mujtahidien : para pemikir Islam yang bersungguh-sungguh mengembangkan ilmu

pengetahuan

- Memiliki pemahaman menyeluruh tentang prinsip yang mengatur ekonomi dalam Al

Quran dan Sunah seta mengerti hukum islam

- Memiliki pengetahuan mengenai ekonomi konvensional

Lingkungan Islam yang Baik

- Kondisi kebudayaan, sosial, dan politik Islam yang mengawal, memfasilitasi, dan

mendukung para mujtahideen dalam menghasilkan aturan-aturan dan ide baru.

Contoh : kemudahan regulasi yang diberikan oleh pemerintah

Pengalaman Ekonomi Islam : Pengalaman adalah esensi pengetahuan empiris dan

positif

- Penerapan ekonomi islam masih minim pengalaman, hanya tiga negara Islam

(Pakistan, Iran dan Sudan) yang mengumumkan untuk menerapkan sistem ekonomi

Islam sepenuhnya

-

Uji Validitas dalam Prosedur

Tujuan Uji Validitas : mengetahui validitas dari teori yang telah ada

Page 30: RANGKUMAN METODIS UNTUK UAS - IBEC FEB UI...Aktivitas yang bersifat tambahan bagi industri dasar, seperti industri baja, pertambagan dan kehutanan 3) Aktivitas Komplementer (Tahsiniyyat)

Validitas 1: Aspek Doctrinal

Kesesuaian dengan prinsip dan nilai-nilai Al-Qur’an

Konsistensi dan reliabilitas dari prosedur, metode dan kerangka yang digunakan

dalam menderivasi wahyu

Validitas 2: Aspek Logical

Asumsi-asumsinya tidak bertentangan satu sama lain

Mempunyai coherency dan logical consistency mulai dari asumsi, hipotesis, sampai

dengan kesimpulan

Validitas 3: Aspek Factual

Tujuan Uji Validitas Aspek Factual menilai kesesuaian antara teori dan fakta (atau realitas)

yang ada

Penyebab Ketidaksesuaian antara Teori dan Fakta

- Kesalahan Interpretasi (Interpretation Mistake)

- Kesalahan Logika (Logical Mistake)

- Kesalahan Teknis (Technical Mistake)

- Implementasi yang Tidak Efektif (Ineffective Implementation)

- Realitas yang Tidak Sesuai (Corrupt Reality)