43
 PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF  Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian (Prof. Dr. Fransisca Sudargo Tapilow, M.Pd.) Oleh: Eka Sutawijaya S.A. Rahmi Wulandiani Robi Bhakti Awaludin Wenidya Fitri Chaniago PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

Penelitian Kausal Komparatif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Frankel, Jack R. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. San Fransisco: Universitas San Fransisco

Citation preview

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 1/42

 

PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

 Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

(Prof. Dr. Fransisca Sudargo Tapilow, M.Pd.)

Oleh:

Eka Sutawijaya S.A.

Rahmi Wulandiani

Robi Bhakti Awaludin

Wenidya Fitri Chaniago

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGISEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2011

PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 2/42

 

Dalam penelitian kausal-komparatif, peneliti mencoba untuk menentukan

  penyebab atau konsekuensi dari perbedaan yang sudah ada di antara kelompok 

individu. Akibatnya, kadang-kadang penelitian kausal komparatif dianggap sama

dengan penelitian korelasional sebagai bentuk penelitian asosiasional, karena

keduanya menggambarkan kondisi yang sudah ada. Misalnya seorang peneliti bisa

mengamati bahwa dua kelompok individu berbeda pada beberapa variabel (seperti

gaya mengajar) dan kemudian berusaha untuk menentukan alasan atau hasil

  perbedaan ini. Bagaimanapun perbedaan antara kelompok telah terjadi. Karena

kedua efek dan dugaan penyebab telah terjadi dan dipelajari dalam retrospeksi,

  penelitian kausal-komparatif kadang-kadang juga disebut sebagai penelitian expost

facto (dari bahasa Latin: "setelah fakta"). Hal ini berbeda dengan studi eksperimental

dimana peneliti menciptakan perbedaan antara atau di antara kelompok-kelompok 

dan kemudian membandingkan kinerja mereka (pada satu atau lebih variabel terikat)

untuk menentukan dampak dari perbedaan yang diciptakan.

Perbedaan kelompok variabel dalam penelitian kausal-komparatif adalah

variabelnya yang tidak dapat dimanipulasi (seperti etnis) atau yang mungkin telah

dimanipulasi tapi untuk satu alasan atau hal yang lain belum (seperti gaya

mengajar). Kadang-kadang kendala etis mencegah variabel untuk dimanipulasi,sehingga mencegah efek-efek variasi dalam variabel yang sedang diteliti melalui

suatu studi eksperimental. Misalnya seorang peneliti mungkin akan tertarik untuk 

meneliti efek dari diet pada anak yang sangat muda. Pertimbangan etis mungkin

mencegah peneliti untuk sengaja memvariasikan diet bagi anak-anak. Penelitian

kausal komparatif akan memungkinkan peneliti untuk mempelajari efek dari diet

  jika ia bisa menemukan sekelompok anak-anak yang telah melakukan usaha diet.

Peneliti kemudian bisa membandingkan mereka dengan kelompok serupa dari anak-

anak yang belum pernah melakukan diet. Banyak penelitian dalam bidang

kedokteran dan sosiologi yang merupakan penelitian kausal-komparatif.

Contoh lain adalah perbandingan dari para ilmuwan dan insinyur dalam hal

orisinalitas mereka. Seperti dalam penelitian korelasional, penjelasan atau prediksi

dapat dibuat dari variabel yang satu ke yang lain; orisinalitas bisa diprediksi dari

keanggotaan kelompok; atau keanggotaan kelompok dapat diprediksi dari

orisinalitas. Namun, sebagian besar studi tersebut mencoba untuk mengeksplorasi

sebab-akibat daripada mendorong prediksi. Apakah ''originally"  orang lebih

cenderung menjadi ilmuwan? Apakah ilmuwan menjadi lebih asli karena mereka

masuk dalam pekerjaan mereka? Dan lain sebagainya. Perhatikan bahwa

 penelitiankorelasional mungkin lebih baik, tetapi itu tidak tepat ketika salah satu

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 3/42

 

variabel (dalam hal ini sifat dari kelompok-kelompok) merupakan variabel kategoris.

Berikut adalah beberapa contoh dari berbagai jenis penelitian kausal-komparatif.

Tipe 1: Eksplorasi akibat (variabel terikat) disebabkan oleh keanggotaan dalam

kelompok tertentu

 Pertanyaan: Apakah ada perbedaan kemampuan yang disebabkan oleh gender?

 Hipotesis penelitian: Wanita memiliki kemampuan linguistik yang lebih besar 

daripada laki-laki.

Tipe 2: Eksplorasi penyebab (variabel bebas) keanggotaan kelompok 

 Pertanyaan: Apa yang menyebabkan individu untuk bergabung dalam geng?

 Penelitian Hipotesis: Individu yang menjadi anggota geng memiliki kepribadian

lebih agresif daripada individu yang bukan anggota geng.

Tipe 3: Eksplorasi konsekuensi (tergantung variabel) dari intervensi

 Pertanyaan: Bagaimana siswa yang diajarkan dengan Metode inquiri bereaksi

terhadap propaganda?

 Penelitian Hipotesis: Siswa yang diajarkan dengan metode inquiri yang lebih kritis

terhadap propaganda dari pada mereka yang diajarkan dengan metode ceramah.

Penelitian kausal komparatif telah sering digunakan untuk mempelajari

  perbedaan antara pria dan wanita. Penelitian telah menunjukkan keunggulan

 perempuan dalam bahasa dan anak laki-laki dalam matematika pada tingkat usia

tertentu. Hal yang menghubungkan perbedaan ini dengan gender -sebagai penyebab-

harus bersifat tentatif. Sesuatu yang sulit dilihat bahwa gender sebagai

 penyebab kemampuan, tetapi ada banyak kemungkinan lainnya dalam rantai kausal,

termasuk harapan sosial dari pria dan wanita.

Dasar pendekatan kausal komparatif dimulai dengan mencatat perbedaan

antara dua kelompok dan mencari kemungkinan penyebab atau konsekuensi dari

  perbedaan ini. Misalnya seorang peneliti mungkin akan tertarik dalam alasan

mengapa beberapa individu menjadi kecanduan alkohol sementara yang lain

ketergantungan pada pil. Bagaimana hal ini bisa dijelaskan? Deskripsi dari dua

kelompok (pecandu alkohol dan jenis pil Popper) bisa dibandingkan untuk melihat

apakah karakteristik mereka berbeda dalam cara-cara yang mungkin bisa

memberikan penjelasan untuk perbedaan mereka dalam memilih obat.

Kadang-kadang studi kausal-komparatif yang dilakukan hanya semata-mata

sebagai alternatif untuk percobaan. Anggaplah, misalnya, bahwa kepala bagian

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 4/42

 

kurikulum untuk sekolah menengah atas disebuah kabupaten mempertimbangkan

untuk menerapkan kurikulum baru dalam pelajaran bahasa Inggris. Kepala bagian

kurikulum mungkin mencoba kurikulum dengan cara eksperimental, memilih

 beberapa kelas secara acak di seluruh kabupaten dan membandingkan kinerja siswa

dalam kelas dengan kelompok pembanding yang tetap memakai kurikulum reguler.

Hal ini mungkin menghabiskan banyak waktu dan akan cukup mahal dalam hal

 bahan, persiapan lokakarya guru, dan sebagainya. Sebagai alternatif, kepala bagian

kurikulum ini mungkin mempertimbangkan studi kausal-komparatif dan

membandingkan pencapaian siswa di sekolah yang saat ini menggunakan kurikulum

 baru dengan pencapaian siswa di kabupaten yang sama yang tidak menggunakan

kurikulum baru. Jika hasil menunjukkan bahwa siswa di kabupaten dengan

kurikulum baru mencapai nilai tinggi dalam bahasa Inggris, Kepala bagian

kurikulum akan memiliki dasar untuk menerapkan kurikulum baru di kabupaten

tersebut. Seperti studi korelasional, investigasi kausal-komparatif sering

mengidentifikasi hubungan yang kemudian merupakan kajian yang dipelajari secara

eksperimental.

Bagaimanapun, meskipun menguntungan mereka, studi kausal-komparatif 

memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang paling menonjol adalah kurangnya kontrol

atas ancaman terhadap validitas internal. Karena manipulasi variabel independentelah terjadi, banyak kontrol yang telah kita diskusikan dalam Bab Tiga belas tidak 

dapat diterapkan. Jadi, perhatian khusus harus dinyatakan dalam menafsirkan hasil

dari studi kausal-komparatif. Seperti halnya penelitian korelasional, hubungan dapat

diidentifikasi, tetapi penyebab tidak dapat sepenuhnya ditemukan. Seperti yang telah

kita lihat sebelumnya, penyebab dugaan benar-benar dapat menjadi efek. Efeknya

mungkin menjadi penyebabnya, atau mungkin ada sepertiga variabel yang dihasilkan

 baik oleh sebab ataupun akibat dugaan.

Persamaan dan Perbedaan Antara Penelitian Korelasional dan

Penelitian Kausal Komparatif 

Antara penelitian Kausal-komparatif dengan penelitian korelasional kadang-kadang

sulit dibedakan. Meskipun memang ada kesamaan, namun ada perbedaan mencolok.

Persamaan:   penelitian kausal-komparatif dan korelasional adalah sama-sama

contoh penelitian yang merupakan hubungan antar dua variabel. Peneliti yang

melakukan penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi hubungan antar variabel.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 5/42

 

Keduanya berupaya untuk menjelaskan fenomena yang menarik. Keduanya

 berusaha untuk mengidentifikasi variabel yang layak eksplorasi kemudian dilakukan

  percobaan penelitian, dan keduanya sering memberikan bimbingan bagi studi

eksperimental selanjutnya. Keduanya tidak memungkinkan manipulasi variabel oleh

 peneliti. Keduanya berusaha untuk mengeksplorasi penyebab, tetapi dalam kedua

kasus, penyebab harus diperdebatkan; metodologi saja tidak mengizinkan

 pernyataan kausal.

Perbedaan: studi-kausal-komparatif biasanya membandingkan dua atau lebih

kelompok mata pelajaran, sedangkan penelitian korelasional memerlukan skor pada

setiap variabel untuk setiap subjek. Penelitian korelasional menyelidiki dua (atau

lebih) variabel kuantitatif, sedangkan penelitian kausal-komparatif biasanya

melibatkan setidaknya satu variabel kategoris (keanggotaan kelompok). Studi

korelasional sering menganalisis data menggunakan scatterplots (diagram pencar)

dan/atau koefisien korelasi. sedangkan studi kausal-komparatif sering

membandingkan rata-rata menggunakan crossbreak atau tabel.

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Kausal-Komparatif dengan

Penelitian Eksperimental

Persamaan: penelitian kausal-komparatif dan penelitian eksperimental biasanya

membutuhkan setidaknya satu variabel kategoris (keanggotaan kelompok).

Keduanya membandingkan kelompok (skor rata-rata) untuk menentukan hubungan.

Kedua penelitian ini biasanya membandingkan sebagian subjek dari kelompok.

Perbedaan: dalam penelitian eksperimental, variabel bebas yang dimanipulasi,

dalam penelitian kausal-komparatif, manipulasi tidak dilakukan. studi Kausal-

komparatif memberikan bukti penyebab yang lebih lemah daripada studi

eksperimental. Dalam penelitian eksperimental, peneliti kadang-kadang dapat

menetapkan subjek untuk diberi perlakuan terhadap kelompok tertentu, sedangkan

dalam penelitian kausal-komparatif, kelompok yang diinginkan sudah terbentuk dan

  peneliti harus menemukan mereka. Dalam studi eksperimen, peneliti memiliki

fleksibilitas jauh lebih besar pada penyusunan struktur desain penelitiannya.

Pendapat Berbeda Tentang Bagaimana Mengklasifikasikan

Metodologi Penelitian

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 6/42

 

Tidak ada sistem tunggal untuk mengklasifikasikan metode penelitian yang

telah diterima secara luas. untuk meyakininya, perbedaan yang jelas telah ditarik 

antara metode eksperimental dengan nonexperimental dan antara kelompok 

 pembanding dengan bentuk subjek tunggal penelitian eksperimental. Namun, penulis

yang berbeda menggunakan kategori yang berbeda untuk menggambarkan penelitian

nonexperimental. Kategori yang paling umum adalah yang kita digunakan dalam

teks ini (korelasional, kausal-komparatif, dan survei). Kategori ini kebanyakan

menyangkut masalah kenyamanan dan kebiasaan bukannya mencerminkan

 perbedaan penting. Metode korelasional dan kausal-komparatif berbeda terutama

 jika dilihat dari sifat variabel yang diselidiki (kuantitatif vs kategoris) dan metode

analisis data. Penelitian survei berbeda dari dua penelitian lainnya, terutama dalam

tujuannya. Kita harus mengakui bahwa sistem seperti ini sangat tidak memuaskan.

Baru-baru ini, Johnson telah mengusulkan cara baru klasifikasi. Dia

menyarankan menggunakan kombinasi tujuan (deskriptif, prediktif, atau penjelas)

dan kerangka waktu (retrospektif, cross-sectional atau longitudinal) untuk 

mengidentifikasi metode yang berbeda. Kombinasi tersebut menghasilkan total

sembilan jenis yang berbeda. Sementara kita akan setuju bahwa tipologi itu secara

logis lebih konsisten. Kami tidak menemukan bahwa hal itu berguna atau tidak tepat

untuk sebuah ductory teks. Mengapa? Karena langkah-langkah yang terlibat dalam

korelasional, kausal-komparatif, dan penelitian survei sangat berbeda. Kami sangat

 percaya bahwa siswa perlu mempelajari langkah-langkah tersebut. Kami melihat

tidak ada alasan untuk meningkatkan kompleksitas dalam melakukan penelitian

  pendidikan. Kami juga mencatat bahwa survei baru-baru ini terhadap guru

menunjukkan bahwa 80 persen mendukung untuk tetap mempertahankan penelitian

 pendidikan korelasional dan kausal-komparatif meski jika dilihat perbandingannya,

tampaknya itu berguna meskipun ada kekurangannya.

Langkah-Langkah dalam Penelitian Kausal Komparatif 

PERUMUSAN MASALAH

Langkah pertama merumuskan masalah dalam penelitian kausal komparatif 

 biasanya adalah mengidentifikasi dan mendefinisikan fenomena yang khusus dan

menarik untuk kemudian mempertimbangkan kemungkinan penyebab atau

konsekuensi dari fenomena ini. Anggaplah misalnya bahwa peneliti tertarik padakreativitas siswa. Apa yang menyebabkan kreativitas? Mengapa beberapa murid

sangat kreatif, sementara sebagian besar tidak? Mengapa beberapa siswa yang

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 7/42

 

awalnya tampak kreatif tampaknya kehilangan karakteristik ini? Mengapa orang lain

yang pada satu waktu tidak kreatif kemudian menjadi begitu? Dan sebagainya.

Peneliti berspekulasi, bahwa kreativitas tingkat tinggi mungkin disebabkan

oleh kombinasi sosial, kegagalan di satu sisi dan pengakuan pribadi untuk 

  pencapaian artistik atau ilmiah di sisi lain. Para peneliti juga mengidentifikasi

sejumlah hipotesis alternatif yang mungkin bisa menjelaskan perbedaan antara siswa

sangat kreatif dan tidak kreatif . Baik kuantitas dan kualitas minat siswa mungkin

dapat menjelaskan perbedaan dalam kreativitas. Siswa yang sangat kreatif mungkin

cenderung memiliki kepentingan beragam. Dorongan orangtua untuk 

mengeksplorasi ide-ide mungkin juga mempengaruhi bentuk kreativitas dan

 beberapa jenis keterampilan intelektual.

Setelah kemungkinan penyebab dari fenomena diidentifikasi, masalah-

masalah tersebut (biasanya) dimasukkan ke dalam pernyataan masalah penelitian

yang lebih tepat sesuai keinginan peneliti untuk penelitian yang akan dilakukannya.

Dalam hal ini, peneliti mungkin menyatakan bahwa tujuan dari penelitiannya adalah

untuk memeriksa kemungkinan perbedaan antara siswa yang memiliki kreativitas

tinggi dan rendah. Catatan: perbedaan pada sejumlah variabel dapat diselidiki dalam

studi kausal-komparatif untuk menentukan variabel (atau kombinasi variabel) yang

  paling mungkin menyebabkan fenomena (dalam hal ini kreativitas) dipelajari.Pengujian hipotesis ini memiliki beberapa alternatif karakteristik dasar yang baik 

untuk penelitian kausal-komparatif, dan jika memungkinkan harus menjadi dasar 

untuk mengidentifikasi variabel dimana kelompok pembanding harus kontras. Ini

memberikan dasar yang rasional untuk seleksi dari variabel yang akan diselidiki

daripada hanya bertumpu pada apa yang sering disebut “ shotgun approach” yang

sejumlah besar langkah-langkah yang diberikan hanya karena variabel tampak 

menarik atau tersedia. Penelitian ini juga berfungsi untuk mengingatkan peneliti

 bahwa temuan studi kausal-komparatif terbuka untuk berbagai penjelasan

SAMPEL

Setelah peneliti merumuskan pernyataan masalah (dan hipotesis jika ada),

langkah berikutnya adalah memilih sampel individu untuk dipelajari. Hal yang

 penting di sini adalah untuk menentukan karakteristik yang akan dipelajari harus

hati-hati dan kemudian untuk memilih kelompok yang berbeda dalam karakteristik 

ini. Dalam contoh di atas, ini berarti mendefinisikan sejelas mungkin pemaknaankreativitas. Jika memungkinkan, definisi operasional harus digunakan. Seorang

mahasiswa yang sangat kreatif dapat didefinisikan sebagai seseorang yang "telah

mendapatkan penghargaan ilmiah atau mengembangkan produk artistik". Peneliti

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 8/42

 

  juga perlu memikirkan bahwa kelompok yang diperoleh dengan menggunakan

definisi operasional harus cukup homogen dalam hal faktor penyebab kreativitas.

Sebagai contoh, apakah mahasiswa yang kreatif dalam ilmu mirip dengan siswa

yang kreatif dalam seni sehubungan dengan sebab-akibat? Hal ini sangat penting

untuk dipertanyakan. Jika kreativitas yang berbeda "menjadi penyebab" dalam

  bidang yang berbeda, pencarian penyebab hanya akan membingungkan dengan

menggabungkan siswa dari bidang yang berbeda. Apakah etnis, usia, atau perbedaan

gender menghasilkan perbedaan dalam kreativitas? Keberhasilan studi kausal-

komparatif tergantung dalam derajat besar pada seberapa hati-hati perbandingan

kelompok didefinisikan.

Hal ini sangat penting untuk memilih kelompok yang homogen berkaitan

dengan setidaknya beberapa variabel penting. Sebagai contoh, jika peneliti

mengasumsikan bahwa penyebab yang sama berlaku untuk semua mahasiswa

kreatif, terlepas gender, etnis, atau usia, ia dapat menemukan ada perbedaan antara

kelompok pembanding hanya karena variabel lain terlalu banyak yang terlibat. Jika

semua mahasiswa kreatif diperlakukan sebagai kelompok homogen, maka tidak ada

  perbedaan dapat ditemukan antara yang sangat kreatif dan siswa tidak kreatif,

sedangkan jika yang dibandigkan hanya kreatif dan tidak kreatif dari mahasiswa seni

yang berjenis kelamin perempuan, maka perbedaan dapat ditemukan.Setelah kelompok yang didefinisikan telah dipilih, mereka dapat dicocokkan

 pada satu variabel atau lebih. Proses pencocokan kontrol variabel-variabel tertentu

dilakukan, sehingga menghilangkan setiap perbedaan kelompok pada variabel-

variabel. Hal ini diinginkan di penelitian tipe l dan tipe 3 (lihat halaman 370-371),

karena peneliti ingin kelompok semirip mungkin untuk menjelaskan perbedaan. Hal

ini tergantung pada variabel sebagai akibat keanggotaan kelompok. Tidak sesuai

dengan penelitian tipe 2 karena peneliti mungkin tahu sedikit tentang variabel asing

yang mungkin berkaitan dengan perbedaan kelompok dan sebagai akibatnya tidak 

dapat cocok pada mereka.

INSTRUMEN

Tidak ada batasan pada jenis instrumen yang dapat digunakan dalam

  penelitian kausal-komparatif. Prestasi tes, kuesioner, jadwal wawancara, sikap

tindakan, pengamatan perangkat-salah satu perangkat dibahas dalam Bab Tujuh

dapat digunakan.

DESAIN

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 9/42

 

Dasar desain kausal-komparatif termasuk dalam memilih dua atau lebih

kelompok yang berbeda pada variabel tertentu dan membandingkan mereka pada

variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam hal ini tidak ada manipulasi terlibat.

Kelompok-kelompok berbeda dalam salah satu dari dua cara: satu kelompok 

memiliki sebuah karakteristik (sering disebut kriteria) dan yang lain tidak, atau

kelompok yang berbeda pada karakteristik yang ada. Kedua variasi dari desain dasar 

yang sama (kadang-kadang disebut desain kriteria-kelompok) adalah sebagai

 berikut:

Ancaman terhadap Validitas Internal pada Penelitian Kausal

Komparatif 

Terdapat dua kelemahan dalam penelitian kausal komparatif, yaitu tidak 

adanya randomisasi dan ketidakmampuan untuk memanipulasi variabel bebas.

Seperti yang telah dijelaskan, pengacakan subjek kelompok tidak mungkin

dilakukan dalam penelitian kausal komparatif karena kelompok sudah terbentuk.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 10/42

 

Manipulasi variabel bebas tidak mungkin dilakukan karena kelompok telah termasuk 

ke dalam variabel bebas.

KARAKTERISTIK SUBJEK 

Ancaman utama terhadap validitas internal dari sebuah penelitian kausal

komparatif adalah kemungkinan ancaman karakteristik subjek, karena peneliti tidak 

memiliki wewenang baik dalam pemilihan atau pembentukan kelompok pembanding,

selalu ada kemungkinan bahwa kelompok-kelompok tersebut tidak setara pada satu

atau lebih variabel penting selain variabel keanggotaan kelompok yang diidentifikasi

(Gambar 16.2). Kelompok anak perempuan misalnya, mungkin lebih tuadari

kelompok pembandingnyayaitu anak laki-laki.

Gambar 16.2

Terdapat sejumlah prosedur yang dapat digunakan oleh peneliti untuk 

mengurangi peluang ancaman karakteristik subjek dalam studi kausal komparatif.

Prosedur-prosedur ini juga digunakan dalam penelitian eksperimental (lihat Bab

Tiga belas).

Pencocokan Subjek. Salah satu cara untuk mengendalikan variabel ekstra dilakukan

melalui pencocokkan subjek dari kelompok perbandingan pada variabel

tersebut. Dengan kata lain, pasangan subjek, satu dari masing-masing

kelompok, ditemukan yang mirip pada variabel tersebut. Siswa mungkin memiliki

kecocokan pada IPK-nya, sebagai contoh, misalnya dalam studi sikap. Individu

dengan IPK yang sama akan dicocokkan. Jika sebuah kecocokan tidak dapat

ditemukan pada subjek tertentu, subjek kemudian dieliminasi dari

 penelitian. Seperti yang mungkin Anda sadari, masalah dengan pencocokan yang

sering terjadi adalah kecocokan tidak dapat ditemukan pada banyak subyek, dan

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 11/42

 

karenanya ukuran sampel yang sesuai dikurangi. Pencocokan menjadi lebih sulit

ketika peneliti mencoba untuk mencocokkan dua atau lebih variabel.

Mencari atau Membentuk Subkelompok Homogen. Cara lain untuk 

mengendalikan variabel ekstra adalah dengan menemukan atau membatasi satu

  perbandingan untuk dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang relatif 

homogen pada variabel tersebut. Dalam studi sikap, peneliti juga bisa berusaha

untuk menemukan dua kelompok yang memiliki IPK yang sama (katakanlah, semua

memiliki IPK 3,5 atau di atas 3,5) atau membentuk subkelompok-subkelompok yang

mewakili berbagai tingkat dari variabel ekstra (misalnya membagi kelompok 

menjadi subkelompok-subkelompok yang memiliki IPK tinggi, menengah, dan

rendah), dan kemudian membandingkan subkelompok yang sebanding

(subkelompok yang memiliki IPK rendah dengan subkelompok yang memiliki IPK 

rendah lainnya, dan seterusnya).

Pencocokan Statistik. Cara ketiga untuk mengontrol suatu variabel ekstra yang

  penting adalah dengan mencocokkan kelompok pada variabel tersebut dengan

menggunakan teknik pencocokan statistik. Seperti dijelaskan dalam Bab Tiga Belas,

  pencocokan statistik menyesuaikan skor posttest untuk perbedaan awal pada beberapa variabel lain yang diasumsikan terkait dengan kinerja pada variabel terikat.

ANCAMAN LAIN

Kemungkinan ancaman yang tersisa untuk validitas internal tergantung pada

  jenis penelitian yang dipertimbangkan. Dalam penelitian non-intervensi, masalah

tambahan utama adalah hilangnya subjek, lokasi, instrumentasi, dan kadang-kadang

sejarah serta kematangan (kedewasaan). Jika orang-orang yang hilang selama

 pengumpulan data berbeda dari mereka yang ada (seperti yang sering terjadi) dan

 jika yang hilang dari satu kelompok lebih banyak dari kelompok lainnya, maka

validitas internal terancam. Jika nomor yang tidak setara yang hilang, usaha harus

dilakukan untuk menentukan alasan-alasan kemungkinan.

Ancaman lokasi mungkin terjadi jika data yang dikumpulkan dibawah

kondisi yang berbeda untuk kelompok yang berbeda. Demikian pula jika pengumpul

data berbeda digunakan dengan kelompok berbeda, maka kemungkinan ancaman

instrumentasi dapat terjadi. Untungnya, biasanya relatif mudah untuk memastikan

 bahwa tidak ada variasi pada lokasi dan pengumpul data.

Kemungkinan bias pengumpul data biasanya dapat dikendalikan seperti

dalam penelitian eksperimental dengan memastikan bahwa siapapun

yang mengumpulkan data bisa mengalami kekurangan informasi yang

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 12/42

 

mungkin menyebabkan hasilnya menjadi bias. Ketidaklayakan instrumen dapat

terjadidalam penelitian observasional, tetapi dengan pemberian tes yang sama secara

  berulang untuk kelompok yang sama hal ini dapat dikontrol seperti

dalam penelitian eksperimental.

Dalam jenis penelitian intervensi, di samping ancaman yang telah

dibahas, semua ancaman yang tersisa yang kita bahas dalam Bab Tiga Belas

mungkin terjadi. Sayangnya, kebanyakan ancaman tersebut sulit untuk dikontrol

dalam penelitian kausal komparatif jika dibandingkan dengan

  penelitian eksperimental. Kenyataan bahwa peneliti tidak secara langsung

memanipulasi variabel perlakuan membuat kemungkinan ancaman sejarah dapat

terjadi. Ini juga berarti bahwa panjang dari waktu perlakuan mungkin

  bervariasi, sehingga menciptakan suatu kemungkinan bagi adanya ancaman

kematangan (kedewasaan). Ancaman sikap kecil kemungkinannya untuk terjadi

karena tidak ada sesuatu yang "khusus" diperkenalkan. Regresi dapat menjadi

ancaman jika salah satu kelompok awalnya dipilih atas dasar skor ekstrim.

Akhirnya, efek perlakuan pretest/interaksi, seperti dalam penelitian eksperimental

mungkin terjadi jika pretest digunakan dalam penelitian ini. Seperti yang telah

disebutkan dalam Bab 13 (lihat halaman 287), kita berpikir bahwa baik penelitian

eksperimental maupun kausal komparatif merupakan penelitian intervensi yang berguna.

 

Mengevaluasi Ancaman Validitas Internal dalam Penelitian Kausal-

Komparatif 

Evaluasi ancaman tertentu terhadap validitas internal dalam penelitian kausal

komparatif melibatkan serangkaian langkah-langkah serupa dengan yang disajikan

dalam Bab Tiga Belas pada penelitian eksperimental.

Langkah 1: Tanyakan: Faktor-faktor tertentu apakah baik yang diketahui

mempengaruhi atau secara logis mungkin diharapkan mempengaruhi variabel

  pada kelompok yang sedang dibandingkan? Catat bahwa hal ini merupakan

variabel terikat untuk penelitian tipe 1 dan tipe 3 (lihat halaman 370-371), tetapi

merupakan variabel bebas untuk penelitian tipe 2. Seperti yang telah disebutkan

mengenai hal yang berkaitan dengan studi eksperimental, peneliti tidak perlu

khawatir dengan faktor-faktor yang tidak terkait dengan apa yang sedang

dipelajari.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 13/42

 

Langkah 2: Tanyakan: Apakah kemungkinan kelompok pembanding berbeda

  pada masing-masing faktor? (Ingat bahwa perbedaan antara kelompok tidak 

dapat dijelaskan oleh faktor yang sama untuk semua kelompok.)

Langkah 3: Mengevaluasi ancaman berdasarkan bagaimana besar kemungkinan

ancaman tersebut memberikan efek dan rencana untuk mengontrolnya. Jika

ancaman yang diberikan tidak dapat dikontrol, ini harus diakui.

Sekali lagi, mari kita perhatikan contoh untuk menggambarkan

  bagaimana langkah-langkah yang mungkin digunakan. Misalnya seorang

  peneliti ingin mengeksplorasi kemungkinan penyebab siswa putus sekolah pada

sekolah tinggi di pusat kota. Peneliti berhipotesis mengenai tiga kemungkinan

  penyebab: (1) ketidakstabilan keluarga, (2) siswa rendah diri, dan (3) kurangnya

sistem dukungan yang terkait dengan sekolah dan persyaratannya. Peneliti

menyusun daftar siswa putus sekolah dan secara acak memilih kelompok 

  pembanding, yaitu siswa yang masih bersekolah. Peneliti kemudian melakukan

wawancara pada kedua kelompok siswa untuk memperoleh data pada masing-

masing tiga variabel kausal yang mungkin.

Seperti yang sudah kami lakukan dalam Bab Tiga Belas dan Lima Belas, kami

mendaftar sejumlah ancaman terhadap validitas internal yang sudah dibahas

dalam Bab Sembilan, diikuti dengan evaluasi kami terhadap ancaman-ancamantersebut karena ancaman tersebut mungkin berlaku untuk penelitian ini.

Karakteristik Subjek . Meskipun ada banyak kemungkinan karakteristik subjek 

yang mungkin dipertimbangkan, di sini kita hanya berkonsentrasi dengan empat

karakteristik subjek, yaitu: tingkat sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin, etnis, dan

keterampilan kerja yang bisa dipasarkan.

1. Tingkat sosial ekonomi keluarga. Langkah 1: Tingkat sosial ekonomi mungkin

  berhubungan dengan semua dari ketiga hipotesis variabel kausal. Langkah 2:

Tingkat sosial ekonomi bisa diharapkan akan berhubungan dengan siswa putus

sekolah dibandingkan dengan siswa yang masih bersekolah. Oleh karena itu harus

dikontrol oleh beberapa bentuk pencocokan. Langkah 3: Kemungkinan

memberikan pengaruh: tinggi, kecuali jika dikendalikan.

2. Gender. Langkah 1: Gender juga dapat berhubungan dengan masing-masing dari

tiga variabel kausal yang dihipotesiskan. Langkah 2: Gender juga mungkin terkait

dengan siswa putus sekolah. Oleh karena itu, peneliti harus membatasi studi ini

hanya untuk siswa laki-laki atau perempuan atau memastikan bahwa kelompok 

 pembanding memiliki proporsi jenis kelamin yang sama dengan kelompok siswa

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 14/42

 

 putus sekolah. Langkah 3: Kemungkinan memberikan pengaruh: tinggi, kecuali

 jika dikendalikan.

3. Etnis. Langkah 1: Etnis juga mungkin terkait dengan semua dari tiga dari variabel

kausal yang dihipotesiskan. Langkah 2: Etnis mungkin berkaitan dengan siswa

 putus sekolah. Oleh karena itu, dua kelompok harus dicocokkan sehubungan

dengan etnisitas. Langkah 3: Kemungkinan memberikan pengaruh: sedang

sampai tinggi, kecuali jika dikendalikan.

4. Keterampilan kerja yang dapat dipasarkan. Langkah 1: Keterampilan kerja dapat

terkait dengan setiap variabel dari tiga hipotesis kausal. Langkah 2: Keterampilan

kerja mungkin berhubungan dengan keputusan siswa untuk berhenti sekolah,

karena seringkali siswa putus sekolah ketika mereka mampu menghasilkan uang.

Karakteristik ini diharapkan, oleh karena itu, perlu untuk menilai keterampilan

kerja melalui kontrol beberapa bentuk instrumen yang cocok: Kemungkinan

memberikan pengaruh: sedang sampai tinggi, kecuali jika dikendalikan.

Mortalitas. Langkah 1: Kemungkinan bahwa penolakan untuk diwawancarai

 berhubungan dengan masing-masing dari ketiga hipotesis variabel kausal. Langkah

2: Kemungkinan bahwa lebih banyak siswa dalam kelompok putus sekolah akan

menolak untuk diwawancarai (karena mereka mungkin bekerja, mungkin lebih sulituntuk mengatur waktu untuk wawancara) daripada siswa yang berada dalam

kelompok pembanding. Harus dicari upaya jalan keluar agar terjadi kerjasama untuk 

  proses wawancara dari semua subjek pada kedua kelompok. Langkah 3:

Kemungkinan memberikan pengaruh: tinggi, kecuali jika dikendalikan.

Lokasi. Langkah 1: sementara tampaknya tidak mungkin bahwa variabel kausal

akan berbeda untuk sekolah yang berbeda, tapi ini mungkin terjadi. Langkah 2: Hal

ini sangat mungkin bahwa lokasi (yaitu sekolah-sekolah menengah tertentu yang

terlibat dalam penelitian) berhubungan dengan dropping-out. (Tingkat putus sekolah

 biasanya berbeda antarsekolah.) Solusi terbaik adalah dengan menganalisis data

secara terpisah untuk setiap sekolah. Langkah 3: Kemungkinan memberikan

 pengaruh: moderat, kecuali jika dikendalikan.

INSTRUMENTASI

1. Ketidaklayakan instrumen. Langkah 1: ketidaklayakan instrumen dalam

  penelitian ini berarti kelelahan narasumber. Hal ini tentu dapat mempengaruhi

informasi yang diperoleh dari siswa pada kedua kelompok. Langkah 2: Faktor 

kelelahan bisa berbeda untuk dua kelompok, tergantung pada bagaimana

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 15/42

 

wawancara dijadwalkan. Solusinya adalah mencoba untuk mengatur 

 jadwal wawancara untuk mencegah terjadinya kelelahan dari kedua kelompok 

terjadi. Langkah 3: Kemungkinan memberikan pengaruh: moderat, kecuali jika

dikendalikan.

2. Karakteristik pengumpul data. Langkah 1: Karakteristik pengumpul data dapat

mempengaruhi informasi yang diperoleh pada tiga hipotesis variabel kausal,

karena alasan ini, pelatihan pewawancara untuk membakukan proses

wawancara sangat penting. Langkah 2: Meskipun dilakukan pelatihan,

 pewawancara yang berbeda mungkin memperoleh informasi yang berbeda. Oleh

karena itu, pewawancara harus seimbang pada kedua kelompok, yaitu masing-

masing pewawancara harus dijadwalkan untuk memberikan jumlah pertanyaan

yang sama dari wawancara dengan masing-masing kelompok. Langkah 3:

Kemungkinan memberikan pengaruh: moderat, kecuali jika dikendalikan.

3. Bias pengumpul data. Langkah 1: Bias mungkin terkait informasi yang

diperoleh pada ketiga hipotesis variabel kausal. Langkah 2: Bias mungkin

  berbeda untuk dua · kelompok, misalnya seorang pewawancara mungkin

 berperilaku berbeda ketika mewawancarai siswa putus sekolah. Solusi untuk 

 permasalahan ini adalah dengan menjaga agar pewawancara tidak melakukan

kesalahan pada masing-masing kelompok yang diwawancai. Untuk melakukanhal ini, harus diperhatikan aspek pertanyaan yang akan diajukan maupun

 pelatihan pewawancara. Langkah 3: Kemungkinan memberikan pengaruh: tinggi,

kecuali jika dikendalikan.

Ancaman Lainnya. Ancaman implementasi, sejarah, kematangan, sikap, dan

regresi tidak mempengaruhi jenis penelitian kausal komparatif ini (tipe 2).

Trik untuk mengidentifikasi ancaman terhadap validitas internal dalam

  penelitian kausal-komparatif (seperti dalam penelitian eksperimental) adalah,

 pertama, memikirkan berbagai hal (kondisi, variabel lainnya, dan sebagainya) yang

mungkin mempengaruhi variabel hasil penelitian. Kemudian, kedua, memutuskan,

  berdasarkan bukti atau pengalaman, apakah hal-hal ini akan cenderung

mempengaruhi kelompok pembanding secara berbeda. Jika demikian, hal ini dapat

menjadi penjelasan alternatif untuk hasilnya. Jika hal ini mungkin, ancaman

terhadap validitas internal dari penelitian ini memang mungkin terjadi dan perlu

dikendalikan. Banyak ancaman yang dapat dikurangi jika penelitian kausal

komparatif direplikasi. Gambar 16.3 merangkum proses evaluasi kehadiran

ancaman terhadap validitas internal.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 16/42

 

Analisis Data

Langkah pertama dalam menganalisis data pada penelitian kausal komparatif 

ini adalah dengan membuat poligon frekuensi dan kemudian menghitung mean dan

standar deviasi masing-masing kelompok jika variabelnya adalah variabel

kuantitatif. Statistik deskriptif ini yang kemudian dinilai besarnya (lihat Bab Dua

Belas). Sebuah uji statistik inferensial mungkin sesuai atau mungkin tidak sesuai,

tergantung pada apakah sampel acak digunakan dari populasi yang teridentifikasi

(seperti misalnya siswa kreatif dibandingkan dengan siswa tidak kreatif pada tingkat

SMA). Tes yang paling umum digunakan.pada penelitian kausal komparatif adalah

uji t untuk perbedaan di antara rata-rata. Ketika lebih dari dua kelompok yang

digunakan, maka baik analisis varians atau analisis kovarians merupakan uji yang

tepat. Analisis kovarians sangat membantu dalam penelitian kausal-komparatif 

karena peneliti tidak dapat selalu mencocokkan kelompok pembanding pada semua

variabel yang relevan selain variabel yang menjadi kepentingan utama. Seperti

disebutkan dalam BAB Sebelas, analisis kovarians dapat mencocokkan kelompok 

"setelah fakta" pada variabel-variabel seperti usia, status sosial ekonomi, bakat, dan

sebagainya. Sebelum analisis kovarians dapat digunakan, data yang terlibat harus

memenuhi asumsi tertentu.

Hasil dari penelitian kausal komparatif harus diinterpretasikan dengan hati-

hati. Seperti pada penelitian korelasional, penelitian kausal komparatif dapat dengan

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 17/42

 

 baik mengidentifikasi hubungan antara variabel, tetapi tidak membuktikan penyebab

dan efek.

Ada dua cara untuk memperkuat interpretabilitas dari penelitian kausal-

komparatif. Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, hipotesis alternatif harus

dirumuskan dan diinvestigasi bila memungkinkan. Kedua, jika variabel terikat yang

terlibat adalah variabel kategoris, hubungan antara semua variabel dalam penelitian

ini harus diperiksa menggunakan teknik analisis diskriminan fungsi, yang secara

singkat sudah dijelaskan dalam Bab Lima Belas.

Cara yang paling tepat untuk memeriksa kemungkinan penyebab

diidentifikasi dalam studi kausal-komparatif, tentu saja malalui rangkaian

  percobaan. Penyebab diduga (atau yang menyebabkan) diidentifikasi kadang-

kadang bisa dimanipulasi.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 18/42

 

Keharusan untuk mencari perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol

sekarang dapat ditemukan, peneliti kemudian memiliki banyak alasan yang lebih

 baik untuk menyimpulkan sebab-akibat.

Asosiasi Diantara Variabel Kategoris

Sampai pembahasan ini, diskusi kita tentang metode asosiasi hanya dianggap

situasi dimana: (1) satu variabel adalah variabel kategoris dan yang lainnya adalah

variabel kuantitatif (kausal komparatif), dan (2) kedua variabel merupakan variabel

kuantitatif (korelasional). Hal ini juga mungkin untuk menyelidiki hubungan antara

variabel kategori. Kedua tabel crossbreak (lihat Bab Sepuluh) dan koefisienkontingensi digunakan. Sebuah contoh hubungan antara variabel-variabel kategori

ditunjukkan pada Tabel 16. 1

Seperti pada korelasi, data tersebut dapat digunakan untuk tujuan prediksi

dan mencari sebab dan akibat secara hati-hati. Sebagai contoh, diketahui bahwa

seseorang berjenis kelamin laki-laki dan berprofesi sebagai guru. Kita

dapat memprediksi dengan beberapa tingkat kepercayaan (berdasarkan data dalam

Tabel 16.1), bahwa orang tersebut mengajar baik di jenjang SMP maupunSMA, karena 76 persen laki-laki yang berprofesi sebagai guru begitu. Kita juga

dapat memperkirakan berapa besar kesalahan prediksi mungkin terjadi.

Berdasarkan data pada Tabel 16.1. probabilitas prediksi berada pada tingkat

kesalahan 40/170 atau 0,24. Dalam contoh ini, kemungkinan bahwa

gender adalah penyebab utama tingkat pengajaran tampaknya cukup kecil. Ada

variabel lain, seperti pola-pola historis persiapan dan perekrutan guru yang membuat

seseorang memungkinkan untuk menjelaskan suatu hubungan.

Tidak ada teknik analog untuk korelasi parsial (lihat Bab Lima Belas) atau

teknik lain yang telah berevolusi dari penelitian korelasional yang dapat digunakan

dengan variabel kategorial. Lebih lanjut, prediksi dari tabel crossbreak sangat kurang

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 19/42

 

tepat dibandingkan scatterplots. Untungnya, ada sedikit pertanyaan relatif untuk 

  penelitian dalam pendidikan yang melibatkan dua variabel kategori. Hal tersebut

umumnya terjadi ketika menemukan peneliti yang mengancam variabel yang secara

konseptual kuantitatif (dan diukur dengan sesuai) tapi seolah-olah mereka kategoris.

Misalnya, seorang peneliti secara sewenang-wenang bisa membagi satu set skor 

kuantitatif menjadi kelompok tinggi, menengah, dan rendah. Tidak ada yang dapat

diperoleh dengan prosedur ini, dan hal ini akan menimbulkan dua kecacatan yang

serius: hilangnya presisi yang diperoleh melalui penggunaan teknik korelasional dan

kesewenang-wenangan pada pembagian kelompok. Bagaimana seseorang

memutuskan memisahkan skor nilai "tinggi" dari nilai "menengah", misalnya? Oleh

karena itu, pembagian kelompok dengan sewenang-wenang tersebut harus

dihindari.*

* Adasaat-saat variabel kuantitatif dibenarkan untuk diperlakukan sebagai variabel kategoris. Sebagai

contoh, kreativitas umumnya dianggap menjadi variabel kuantitatif. Orang mungkin menetapkan

kriteria untuk membagi seri ini hanya ke dalam dua kategori – “kreativitas tinggi” dan "kreatif biasa”

 – sebagai cara untuk mempelajari hubungan dengan variabel lain yang lebih efisien.

Temuan Signifikan Pada Penelitian Kausal Komparatif 

Sebuah penelitian kausal komparatif secara luas dilakukan oleh dua peneliti pada tahun1940 .* Mereka membandingkan dua kelompok. Dari 500 anak laki-laki, satu kelompok diidentifikasi

sebagai anak nakal berdasarkan kelompok anak yang telah dilembagakan (rata-rata 7 bulan), dan

kelompok kedua tidak begitu diidentifikasi. Kedua kelompok berasal dari daerah "berisiko

tinggi" yang sama di Boston. Pasangan anak laki-laki, satu dari setiap kelompok, dicocokkan

etnisnya, IQ, dan usianya.

*S. Gluek dan E. Gluek (1950). Unraveling Juvenile Delinquency. Cambridge MA:Harvard

University Press.

Mereka menemukan perbedaan utama di antara kedua kelompok. Anak-anak dalam 'kelompok nakal

memiliki otot yang lebih kuat, lebih energik dan ekstrovert, lebih tidak konvensional dan menantang,

kurang metodis dan abstrak, dan berasal dari tingkat kohesif yang kurang, keluarga yang kurang kasih

sayang. Dengan menggabungkan karakteristik ini, diperoleh tabel untuk memprediksi kemungkinan

kenakalan yang telah menerima validasi yang cukup besar dalam pengaturan lainnya selama

 bertahun-tahun. Meskipun demikian, argumen terus berkembang untuk menyelidiki sebab dan akibat

disesuaikan dengan keinginan orang yang menggunakan informasi prediktif tersebut. Informasi ini

dapat digunakan baik sebagai intervensi yang baik (seperti yang diharapkan oleh peneliti yang

melakukan studi asli) atau untuk menstigmatisasi dan memaksa.

S. Gluek dan E. Gluek (1974). Of Delinquency and Crime. Springfield, IL: C. Thomas.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 20/42

 

Contoh Penelitian Kausal Komparatif 

Dalam sisa bab ini, kami menyajikan contoh penelitian kausal komparatif 

yang diterbitkan dengan disertai kritik terhadap kekuatan dan kelemahannya. Seperti

kritik yang sudah kami berikan dalam berbagai jenis penelitian yang kami

analisis dalam bab-bab lain, kami menggunakan konsep yang diperkenalkan di

 bagian awal buku dalam analisis kami. Penelitian ini adalah contoh dari berbagai

campuran metode penelitian.

Laporan penelitian

Sekolah Konseling Profesional. 4, No. 2 (Desember 2000) 86-94

Karakter Individu, Karakter dalam Keluarga, dan Karakter Sosial Siswa

Temperamental

Dale Fryxell, Ph. D

Universitas Chaminade, Honolulu, HI.

Douglas C. Smith, Ph. D.

Universitas Hawaii, Honolulu.

Masyarakat saat ini terfokus pada kajian kekerasan siswa di sekolah.

konselor pendidikan bidang konsultan psikologi diminta untuk membentuk 

kebijakan agar kekerasan siswa di sekolah bisa dicegah. Kekerasan di sekolah saat

ini mencapai tingkat tinggi dengan berbagai kasus dan penyebabnya. Penyebab

yang paling dominan adalah tingkat  temperamen dan tingkat permusuhan

antarsiswa.  Tingkat temperamental merupakan penyebab yang paling banyak 

ditemukan dan menjadi referensi bagi konselor sekolah (Smith & Furlong, 1994).

Peranan tingkat kemarahan dan permusuhan sebagai prekursor perilaku agresif dapat

dilihat pada meningkatnya jumlah program anger management  yang sedang

 beroperasi dalam pengaturan sekolah (Larson, 1994; Smith, Larson, DeBaryshe, &

Salzman, 2000).

Justifikasi Masalah Penelitian dan Penelitian Sebelumnya

Anak-anak diidentifikasi sebagai pelaku kenakalan dan permusuhan tingkat

tinggi di sekolah. Hal ini tampaknya akan beresiko untuk sejumlah penyimpangan

 perilaku, sosial, akademik, dan cacat fisik (Smith & Furlong, 1994). Penelitian

longitudinal menemukan bahwa anak temperamen dan agresif akan tumbuh menjadiindividu dewasa yang temperamen dan agresif (Elliot, Huizinga, & Ageton, 1985;

Kazdin, 1987; Olweus, 1979) sehingga tingkat temperamen tersebut perlu di

identifikasi sejak dini dengan penanganan yang serius. Sehubungan dengan hasil

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 21/42

 

yang spesifik untuk anak-anak dan remaja, beberapa penelitian menemukan bahwa

kenakalan dan permusuhan pada siswa berasosiasi dengan tingkat akademik yang

rendah dan dengan berbagai kesulitan sosial serta perilaku, baik di dalam dan di luar 

sekolah. Deffenbacher dkk. telah memberikan beberapa petunjuk yang menjanjikan

untuk penelitian masa depan dengan temuan awal yang menghubungkan kenakalan

di masa muda dengan peningkatan risiko dalam penyalahgunaan obat, kesulitan

interpersonal, dan perilaku maladaptif di sekolah lainnya.

Dalam meneliti pengaruh kausal pada kemarahan, permusuhan, dan agresi

 pada anak-anak, Greenberg, Speltz, dan DeKlyen (1993) mengusulkan empat faktor 

model yaitu tekanan keluarga, gaya disiplin orangtua, hubungan keterikatan, dan

karakteristik anak seperti individu yang temperamen. Tolan, Guerra, dan Kendall

(1995) menyarankan para peneliti agar mempertimbangkan beberapa jalur 

  perkembangan ekologi untuk perilaku antisosial anak-anak. Ini mungkin termasuk 

karakteristik individu dan interpersonal sebagai variabel kontekstual, termasuk 

 budaya yang spesifik, dan perilaku masyarakat. Dalam kebanyakan kasus, tampak 

  bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku anak-anak. Sebagai contoh,

Patterson dkk. (Patterson, 1982; Patterson, DeBaryshe,& Ramsey, 1989; Reid &

Patterson, 1991) menyarankan bahwa temperamen individu, kecenderungan-

kemarahan dan agresi, dibentuk dan dimodifikasi melalui interaksi, baik dalamkeluarga maupun di luar keluarga. Secara khusus, awal interaksi keluarga dan

kemampuan anak membedakan pengaruh positif-negatif lingkungan dapat dijadikan

sebagai model dari perilaku agresif. Derajat pengasuhan dan dukungan keluarga

merupakan faktor penentu perkembangan sosial dan emosional anak-anak. (Reid &

Patterson, 1991).

Objek Riset

Faktor pribadi mencakup ciri-ciri kepribadian, watak, kereaktifan, dan

tabiatnya. Dalam hal kemarahan dan permusuhan, faktor-faktor ini memiliki

kecenderungan untuk bereaksi intensif terhadap munculnya pelanggaran. Faktor 

  pribadi mungkin juga mencakup sosial-kognitif sebagai ciri kausal proses yang

menilai kesengajaan pada bagian orang lain. Penelitian sebelumnya menunjukkan

  bahwa anak-anak yang agresif sering menghubungkan secara sengaja tindakan

negatif oleh teman sebayanya, sehingga membenarkan balas dendam secara agresif 

(Dodge, 1991).

Faktor-faktor sekolah tidak hanya meliputi fisik lingkungan, ukuran sekolah,

suasana sekolah umum, tapi juga variabel-variabel seperti sikap guru dan

administrator, kebijakan disiplin, serta prestasi akademis siswa. Smit el al. (1987)

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 22/42

 

menyimpulkan bahwa paling sedikit beberapa ekspresi kemarahan dan permusuhan

oleh siswa di lingkungan sekolah mungkin diakibatkan oleh kegagalan akademis

dan/atau kelemahan dalam kompetensi akademis.

Hubungan teman sebaya juga sangat menentukan kemarahan dan

 permusuhan di sekolah. Hal ini semakin bertambah jelas bahwa siswa yang kurang

mampu bersosialisasi dan memiliki beberapa teman di sekolah lebih mudah

mendapat perilaku agresif. Dalam sebuah studi longitudinal, kompetensi emosional

dan hubungan teman sebaya (Eisenberg at al., 1995) ini ditentukan oleh seringnya

emosi negatif anak-anak, seperti kemarahan dan ketidakmampuan untuk mengatur 

 perasaan negatif secara efektif terkait dalam penerimaan teman sebaya.

Kebanyakan dari penelitian selanjutnya telah difokuskan pada pemahaman

kompleks yang saling mempengaruhi antara individu dan faktor-faktor kontekstual

yang dilibatkan dalam memperlihatkan kebiasaan agresif anak. Jelas dibutuhkan

kerja ekstra untuk memberikan sebuah gambaran yang lebih detil bagi keduanya dari

faktor-faktor yang menunjukkan kemarahan dan permusuhan yang tinggi pada masa

remaja, dampak dari kemarahan dan permusuhan saat bergaul, berperilaku, serta

fungsi akademis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan sebuah gambaran detail

mengenai kenakalan dan permusuhan siswa, sehingga dibutuhkan pengumpulan datadeskriptif dari personal , keluarga, teman sebaya, faktor-fakor yang menghubungkan

sekolah, dan siswa yang menunjukkan masalah hubungan kemarahan di sekolah.

Pada konsep penelitian ini, kami memutuskan untuk menggunakan pendekatan

modifikasi case-study dalam menganalisis detil dari kemarahan, permusuhan, dan

tindakan agresif sebelum anak memasuki masa remaja secara relatif. Sumber 

informasi dirasa penting dalam penelitian ini, maka dari itu kami melakukan

wawancara tidak hanya terhadap siswa, tapi juga orang tua dan guru. Wawancara

semi-struktur tersebut dilengkapi dengan ulasan dan pengukuran standar perilaku,

sikap sekolah, self-esteem berikut hasil akademis.

METODE

Peserta

Peserta untuk studi ini adalah 24 siswa nakal umur sekolah dasar yang

diidentifikasi berdasarkan peringkat guru dan distandarkan pada penilaian dan angka

yang sama dari siswa tidak nakal yang bertindak sebagai sampel perbandingan.

Kedua kelompok siswa diambil dari 12 sekolah dasar di daerah Honolulu, Hawaii.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 23/42

 

Pada umumnya, semua sekolah menerima siswa dari berbagai tingkat ekonomi dan

etnis yang berbeda di satu daerah kota yang kepadatan populasinya tinggi.

Ke-24 siswa yang merupkan kelompok siswa nakal terdiri dari 20 laki-laki

dan 4 perempuan sama-sama dibagi antara kelas lima dan kelas enam. Usia rata-rata

untuk grup ini adalah 10,5 tahun. Pembagian etnik grup ini tercermin dari asal

masyarakat yang meliputi: enam orang kulit putih, empat orang penduduk pulau

Pasifik, satu orang Amerika asli, dan/atau keturunan Filipina.

Ke-24 siswa tidak nakal meliputi 8 laki-laki dan 16 wanita yang sama-sama

terdiri atas kelas lima dan enam. Usia rata-rata grup ini adalah 10,6 tahun.

Pembagian etnik grup ini meliputi tiga orang kulit putih, lima orang penduduk pulau

Pasifik, satu orang Afrika-Amerika, dua orang Hispanics, dan sisanya orang Asia-

Amerika yang meliputi orang Jepang, orang Cina, orang Korea, dan orang Filipina

yang masih belia.

Instrumen

Sistem Penilaian Perilaku untuk Anak-Anak (BASC) --- subskala serangan

(Reynolds&Kamphaus, 1992) digunakan untuk mengukur persepsi guru tentang

fisik siswa dan serangan verbal di sekolah. Item-item dibuat sesuai dengan format 4

skala Likert dengan 1 menjadi “tidak semua” dan 4 menjadi “setiap saat”. Ke-14item subskala serangan memiliki sebuah konsistensi internal hingga 0,95 dan

reabilitas test-retest hingga 0,91 (Reynolds&Kamphaus, 1992).

Profil pengamatan diri siswa (SPP; Harter, 1985) dilakukan dengan

mengukur 36 item yang menunjukkan perasaan diri berharga, yang terdiri dari 6

subskala yang meliputi kompetensi skolastik, penerimaan sosial, kompetensi atletik,

 penampilan fisik dan menghargai diri seutuhnya. Item-item dibuat sesuai dengan

format 4 poin Likert dengan 1 menjadi “tidak semua menyukai saya” dan 4 menjadi

“sangat banyak yang menyukai saya”. Konsistensi internal untuk SPP telah

ditentukan dengan rentang dari 0,71 hingga 0,82 (Harter, 1985).

Prosedur

Guru-guru kelas lima dan enam yang berpartisipasi di minta untuk 

menunjuk kriteria siswa nakal dan “siswa tidak nakal” di sekolah. Siswa nakal

didefinisikan sebagai siswa yang sering memperlihatkan ledakan emosi,

dihubungkan dengan perasaan marah; didemonstrasikan dengan sikap sinis,

 bermusuhan atau sikap marah; atau dilibatkan memerangi atau memainkan peran

ketika marah dalam insiden berulang, serta sikap agresif. Siswa tidak nakal

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 24/42

 

didefinisikan sebagai siswa yang jarang atau tidak pernah menunjukkan karakteristik 

ini.

Seluruh siswa di 12 kelas dites dengan menggunakan Multidimensional 

School Anger Inventory (MSAI; Smith at al, 1998). Adapun variabel yang diukur 

yaitu: penyebab kemarahan, permusuhan sinis, dan ekspresi marah yang negatif.

Baik konsistensi internal maupun skala validitas konstruk telah sangat ditentukan

(Smith et al., 1998). Rentang konsistensi internal subskala MSAI 0,58 hingga 0,88.

Hubungan kriteria validitas telah ditentukan sebagai rentang dari 0,39 hingga 0,54

diantara subskala MSAI dan pengukuran lainnya.

Ke-24 siswa didesain sebagai siswa nakal. Siswa tersebut dinilai

 berdasarkan subskala MSAI teratas di kelasnya. Ke-24 siswa yang lainnya didesain

sebagai siswa tidak nakal yang ditentukan berdasarkan skor MSAI terendah.

Total sampel adalah 48 siswa yang terdiri dari kelompok siswa nakal dan

siswa tak nakal. Siswa kemudian diwawancarai secara individu oleh satu dari enam

alumni sekolah yang terlatih. Seluruh wawancara diambil pada masing masing

sekolah anak dan meliputi pertanyaan wawancara yang didesain secara  semi-

 structured  untuk menggali informasi dalam pengalaman-pengalaman sekolah,

  pertemanan, persepsi diri, lingkungan rumah, dan pengalaman spesifik siswa.

Wawancara terhadap siswa juga dilengkapi dengan BASC dan SPP. Guru jugadiwawancarai secara individu dan diminta untuk melengkapi wawancara  semi-

constructed  dan sebagian dari BASC. Dari wawancara terhadap guru diperoleh

informasi tentang latar belakang guru, persepsi fungsi siswa di sekolah, dan kesan

spesifik dalam hal kemarahan siswa. Akhirnya, orangtua dari siswa nakal dan tidak 

nakal diwawancara secara individu mengenai demografis keluarga, sejarah

  perkembangan siswa, aktivitas sosial dan waktu luang, pengalaman-pengalaman

kenakalan anaknya, serta harapan-harapan ke depan.

Agar mudah menganalisis data kualitatif, kami mengkode siswa, guru, dan

respon orang tua untuk pertanyaan terbuka pada 3 poin skala Likert. Skor tertinggi

direpresentasikan lebih bermasalah dan skor terendah direpresentasikan tanpa

masalah kenakalan. Hal tersebut meliputi: daya dukung lingkungan, perasaan dan

sikap serta perilaku. Skor terbawah diindikasikan lebih positif dan berfungsi pro-

sosial.

Hasil

Data dari wawancara orang tua, guru dan siswa diorganisasikan menurut

empat daerah utama-personal, keluarga, teman sebaya, dan faktor sekolah. Variabel

 personal meliputi jenis kelamin dan etnis peserta, merasa diri berharga sebagai

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 25/42

 

 pengukuran oleh SPP dan kedua deskripsi negatif dan dalam respon deskripsi diri

hubungan kenakalan untuk pertanyaan wawancara  semi-structured . Variabel

keluarga meliputi status perkawinan orang tua, dan persepsi guru terhadap dukungan

orang tua. Variabel teman sebaya, meliputi jumlah teman dari peserta yang

dilaporkan oleh partisipan,tingkat ejekan dan hubungan teman sebaya dilaporkan

oleh guru dan siswa. Variabel sekolah meliputi rata-rata susunan poin siswa (Grade

 Point Average/GPA), skor terbaru dari tes prestasi Stanford (Stanford Achievement

Test /SAT), perilaku dan motivasi sekolah ke depan, dan laporan prestasi akademis

dari guru.

Diantara tiap daerah, hasil laporan pertam sesuai untuk seluruh hubungan

antara skor kemarahan pada MSAI dan relevan dengan variabel hasil lainnya. Ini

diikuti oleh deskripsi yang kontras antara grup kenakalan tingkat tinggi dan tingkat

rendah dalam menyeleksi variabel-variabel menarik. Deskripsi ini disusun dari

respon siswa, guru dan orang tua untuk wawancara semi-structured  dan dilaporkan

sebagai penemuan kulaitatif.

Domain personal

Untuk memasukkan sampel yang berisi kedua grup kenakalan tingkat tinggi

dan tingkat rendah, sedang tapi secara statistik korelasi negatif berpengaruh nyataditemukan diantara MSAI skor global dan penampilan fisik, sikap tingkah laku, dan

skala global merasa diri berharga pada SPP (berturut-turut r = -0,35, -0,45 dan -0,45,

 p < 0,05). Umumnya kenakalan tidak berhubungan dengan kompetensi atletik pada

SPP (r = 0,07). Sebuah cakupan korelasi yang positif ditemukan diantara deskripsi

diri kenakalan tingkat tinggi dan skor global MSAI (r  = 0,45, p < 0,05),

mengidentikasikan bahwa siswa melaporkan pada tingkat tinggi kemarahan di

sekolah juga cenderung membuat karakteristik diri mereka sendiri sebagai

kemarahan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

Dengan menganggap perbedaan spesifik antara grup kenakalan tingkat tinggi

dan tingkat rendah dalam studi ini, sejumlah variabel domain personal mencirikan

kedua-duanya. Paling dramatis adalah saat terjadi ketidakseimbangan gender dalam

dua grup, yang terdiri atas 83% siswa laki-laki dalam grup kenakalan tingkat tinggi

sedangkan siswa laki-laki dari grup kenakalan tingkat rendah sekitar 37%.

Menarikanya, tidak terdapat perbedaan dalam komposisi etnik dalam tiap grup.

Secara kasar jumlah orang kulit putih, penghuni pulau Pasific, orang Amerika

diidentifikasikan sebagai manifestasi dari level tertinggi atau lever rendah kenakalan

di sekolah.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 26/42

 

Beberapa tema muncul dari analisis kualitatif wawancara siswa, guru, dan

orang tua dengan menganggap hingga karakteristik personal siswa. Satu disinggung

hingga dilaporkan pendeskripsian diri secara alami oleh siswa kenakalan tingkat

tinggi dan tingkat rendah. Pendeskripsian diri negatif atau komentar penghinaan diri

lebih banyak yang umum antara siswa grup kenakalan tingkat tinggi dan  tingkat

rendah. Satu orang siswa sebagai contoh mengatakan bahwa “kadangkala saya tidak 

ingin menjadi diri saya sendiri”. Deskripsi lain dari dirinya sebagai “orang yang

tidak populer karena tidak punya banyak teman”. Namun kalimat lain menyatakan

  bahwa “saya tidak menyukai apapun tentang diri saya”. Istilah negatif lainnya

digunakan dalam pendeskripsian diri siswa kenakalan tingkat tinggi yang termasuk 

mengerikan, jelek dan malas. Perbedaannya, pendeskripsian diri siswa kenakalan

tingkat rendah adalah perasaan positif yang besar hanya dengan sumber yang sekali-

sekali hingga kualitas personal yang tidak diinginkan.

Deskripsi diri siswa juga dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman

kenakalan yang pernah mereka alami. Ketika ditanya apa yang akan mereka ubah

tentang diri mereka sendiri, seluruh siswa kenakalan tingkat tinggi mengakui

masalah dalam mengontrol atau mengatur marah. Seorang siswa mendeskripsikan

dirinya sebagai seorang siswa yang “lekas marah”. Pernyataan lain bahwa “saya

cepat marah”. Peserta ketiga mendeskripsikan dirinya sebagai “pembuat keonaranketika saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan”. Peserta lain mengatakan

 bahwa dia akan menyukai “perubahan temperamen” tetapi diindikasikan “kamu

tidak akan dapat merubah itu”. Perbedaannya, hanya satu peserta wanita kenakalan

tingkat rendah yang menyebutkan kontrol marah sebagai sesuatu yang harus diubah

dalam hidupnya. Dalam kasus ini, dia mengemukakan bahwa dia akan mengubah

frekuensinya “jarang marah pada saudara perempuanku”.

Domain Keluarga

Hubungan yang signifikan ditemukan diantara penilaian guru terhadap

dukungan keluarga dan level kemarahan siswa (r  = 0,35,  p < 0,05). Menariknya,

tidak ada hubungan diantara status pernikahan dan tingkat marah yang dilaporkan

siswa di sekolah. Siswa yang berasal dari perceraian, dipisahkan,  single parent , dan

keluarga utuh sama-sama direpresentasikan antara grup kenakalan tingkat tinggi dan

tingkat rendah.

Respon guru untuk wawancara  semi-structured  menyediakan beberapa

kelebihan informasi kualitatif yang menarik yang mempengaruhi kehidupan rumah

tangga dari murid mereka. Dalam banyak kasus, keluarga siswa kenakalan tingkat

tinggi dideskripsikan oleh guru akan menghadapi tantangan nyata, termasuk 

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 27/42

 

ekonomi, pekerjaan, dan hambatan interpersonal. Seorang guru mendeskripsikan

kehidupan rumah tangga siswa perempuannya sebagai sebuah lingkungan dimana

“ayah dan ibu sering bertengkar” dan dimana “siswa laki-laki bersembunyi dari sang

ayah untuk melepaskan kemarahnya”. Guru lain mendeskripsikan kehidupan rumah

tangga muridnya seperti “naik dan turun” karena ayah sering pergi untuk wajib

militer dan ibu bekerja sepanjang waktu. Dua dari peserta grup kenakalan tingkat

tinggi terutama berlatar belakang keluarga susah. Seorang siswa tidak pernah tahu

ibu kandungnya dan setelah beberapa tahun tinggal dengan  grandparents sebelum

diambil oleh ayahnya ketika menikah. Lainnya dideskripsikan oleh gurunya seperti

dikaitkan bahwa ayah kandungnya dapat menunjukkan dirinya kapan pun untuk 

menculik keduanya dan adik perempuannya dan membawa mereka jauh dari ibunya.

Bahwasanya, hanya sebagian kecil dari grup kenakalan tingkat tinggi dideskripsikan

gurunya memiliki kehidupan posistif yang layak, kehidupan keluarga yang

mendukung.

Di pihak lain, guru mendeskripsikan sebagian besar keluarga anak yang

tergolong memiliki kenakalan tingkat rendah sebagai keluarga yang sangat

mendukung dan positif. Pendeskripsian yang khas meliputi “sangat mendukung,

sangat melibatkan orang tua” dan “ family excellent , orang tua sangat mendukung di

sekolah, pemurah, pemberi harapan”. Bahkan keluarga siswa yang memilikikenakalan tingkat rendah yang berasal dari orang tua yang bercerai atau berpisah

dideskripsikan dalam kondisi yang positif. Sebagai contoh, seorang guru

menyebutkan bahwa siswa perempuannya “tinggal dengan ibu yang sangat

mendukung dan mengutamakan segala sesuatu, sangat melibatkan anak 

 perempuannya”.

Domain Teman Sebaya

Hubungan invers signifikan ditemukan diantara skor global MSAI dan

 jumlah laporan teman-teman siswa di sekolah (r = -0,32,  p < 0,05) dan hubungan

guru dalam hubungan sosial (r = -0,64, p < 0,01). Hubungan positif yang signifikan

ditemukan diantara pengalaman sindiran oleh siswa dan level kemarahan mereka (r 

= 0,34, p < 0,05). Terakhir ini ditemukan sesuatu hal menarik yang menyiratkan

  bahwa siswa kenakalan  di sekolah cenderung berasosiasi dengan menyukai

 pemikiran teman sebaya.

Di pihak lain, skor kenakalan secara global sebenarnya tidak berhubungan

untuk persepsi siswa pada kompetensi sosial yang dimilikinya (dibuktikan melalui

skor SPP), untuk jumlah teman di luar sekolah, dan untuk kepuasan keseluruhan

dengan teman-teman. Dengan demikian, ini tampak walaupun guru-guru melaporkan

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 28/42

 

  pengalaman sosial yang sulit dari siswa-siswa yang memiliki kenakalan tingkat

tinggi, disisi siswa sendiri mungkin tidak mengetahui berbagai masalah lain dan

hanya memiliki beberapa orang teman di sekolah.

Analisis kualitatif wawancara siswa dan guru menyatakan beberapa tema

yang dihubungkan dengan fungsi interpersonal siswa kenakalan tingkat tinggi dan

tingkat rendah. Petama, guru mendeskripsikan bahwa seluruh siswa kenakalan

tingkat rendah memiliki hubungan dan interaksi positif dengan teman kelas. Seorang

siswa kenakalan tingkat rendah  dideskripsikan, sebagai contoh, seperti “baik 

digemari oleh teman sebaya; kelihatan seperti bentuk pemodelan; yang mempunyai

  banyak teman; betul-betul diterima oleh teman yang lainnya”. Lainnya

mendeskripsikan seperti “kelihatan baik; sangat bersahabat; memiliki toleransi yang

tinggidengan orang lain; mempunyai banyak teman”. Guru-guru mendeskripsikan

siswa kenakalan tingkat tinggi, di pihak lain, dihubungkan dengan komentar tentang

sulitnya membangun dan memelihara persahabatan. Seorang guru mendeskripsikan

siswa perempuannya seperti “no getting along very well ; persahabatan yang sangat

 buruk; the low man on the totem pole; kehilangan kekuatan, sangat defensif, dan

tidak dapat melakukan apapun.” Peserta lain dideskripsikan seperti “ diasingkan;

siswa lain tidak menerimanya; dia mengatakan dalam keadaan malu; sikap

dikucilkan.” Peserta lain merasa seperti “sendirian....”, tidak ada teman dekat, tidak ada kasih sayang.

Bagaimanapun, potret sosial digambarkan oleh guru siswa yang memiliki

tingkat kenakalan tinggi tidak selalu sangat suram. Sejumlah siswa dalam grup ini

dideskripsikan oleh guru-guru mereka sebagai seperti memiliki hubungan positif,

dengan teman sekelas. Beberapa dideskripsikan sebagai “mendapatkan sesuatu yang

 baik dengan yang lain” dan satu dideskripsikan sebagai “orang yang dingin; jelek 

tapi tidak populer.”

Beberapa data kualitatif yang menarik menganggap fungsi interpersoanal

siswa juga diperoleh dari wawancara dengan orang tua. Sekali lagi, semua orang tua

siswa kenakalan tingkat rendah dideskripsikan oleh anak mereka berhubungan baik 

dengan yang lain secara positif. Respon khas memasukkan “mendapatkan sesuatu

dari yang lain, memiliki banyak teman” atau “dia sangat  friendly dan outgoing ; dia

menperoleh sesuatu yang baik dengan anak lain.”. Kebanyakan orang tua grup

kenakalan tingkat tinggi juga melihat anak-anak mereka mempunyai hubungan

 positif dengan yang lain. Hanya beberapa keprihatinan yang dicatat. Orang tua

mengatakan bahwa anak perempuannya “tidak dapat bersosialisasi dengan temannya

yang lain tetapi dia hanya memiliki satu atau dua orang teman dekat.” Orang tua

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 29/42

 

yang lainnya mendeskripsikan anak laki-lakinya seperti “memiliki hubungan yang

 baik” tetapi dinyatakan bahwa “dia masih tidak memiliki beberapa teman dekat.”

Tema penting lainnya yang menyinggung hubungan pertemanan teman

sebaya menjadi mudah di sekolah. Peserta pada grup kenakalan tingkat tinggi

mendapatkan ejekan dari beberapa orang teman-temannya di dalam dan di luar 

kelas. Alasan untuk mengejek bisa diklasifikasikan kedalam empat tema umum

meliputi : a.) penampilan,e.g. “gendut”, “wajah yang mengerikan”, kecil”, b.)

kemampuan,e.g., “bodoh”, “barang songsokan”, c.) nama, e.g., “tiffy-taffy”, d.)

 perilaku, e.g., “karena aku seperti seorang anak laki-laki”, karena jalanku adalah

seni”. Penampilan sangat sering menjadi alasan untuk mengejek siswa kenakalan

tingkat tinggi. Ejekan dianggap dapat terjadi secara eksklusif pada siswa kenakalan

tingkat tinggi.

Domain sekolah

Selayaknya, hubungan kebalikan yang signifikan ditemukan diantara skor 

global MSAI dan sekolah sukses sebagai pengukur oleh GPA (r = -0,57, p < 0,05),

kebiasaan bekerja sekolah (r = - 0,56, p < 0,05) dan hubungan personal sekolah dan

sikap sosial (r  = -0,71,  p < 0,05). Sebagai tambahan, peserta yang skornya lebih

tinggi pada SAT mereka kurang disukai untuk pengalaman kenakalan level tinggidan permusuhan di sekolah (r  = -0,47,  p < 0,05). Sebuah hubungan invers yang

signifikan juga ditemukan diantara hubungan guru dan siswa pada hubungan

kemampuan akademik dan kenakalan (berturut-turut r = - 0,33 dan -0,36, p < 0,05).

Sebagai tambahan, siswa pada grup kenakalan tingkat rendah lebih banyak disukai

untuk dikategorikan secara motivasi intrinsik daripada siswa pada grup kenakalan

tingkat tinggi (berturut-turut, 42% vs 0% ).

Kebanyakan informasi kualitatif menyinggung penampilan sekoalah anak 

yang diperoleh dari wawancara  semi-structured  dengan guru. Hanya satu siswa

kenakalan tingkat tinggi dideskripsikan diatas rata-rata secara akademis dan ini

termasuk ke dalam anak yang berbakat. Dia dinyatakan siswa yang “sangat pintar 

tapi kadangkala malas.” Malas atau kurangnya motivasi merupakan tema umum

deskripsi guru tentang grup kenakalan tingkat tinggi. Seorang guru mengatakan

 bahwa siswanya “jika dia tidak punya, dia tidak akan melakukan apapun kecuali

duduk dan mengambar.... dia hanya berusaha untuk mendapatkan.” Seorang guru

lainnya mendeskripsiskan siswanya seperti “seorang anak perempuan yang jika saya

meninggalkannya, baru akan melakukan sesuatu.”

Sebagai tambahan untuk motivasi , beberapa siswa dengan tingkat kenakalan

tinggi dideskripsikan memiliki masalah sosial atau emosional yang

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 30/42

 

diinterferensikan dengan nilai akademis. Seorang guru mendeskripsikan siswanya

dalam pengikut utama: “dia membuat peningkatan yang bagus (secara akademis),

tetapi masalah sosial dan emosional membuatnya jatuh.” Seorang siswa yang lain

dideskripsikan seperti “ seorang siswa rata-rata yang kehilangan percaya diri.”

Ketiganya dideskripsikan seperti “orang yang cepat menyerah dan cepat frustasi.”

Guru-guru mengidentifikasikan beberapa peserta dari grup kenakalan tingkat

tinggi secara akademis di bawah rata-rata. Siswa-siswa ini dideskripsikan seperti “di

daerah yang paling rendah,” “kemampuan akademis yang kosong,” atau “memiliki

kesulitan waktu dalam semua materi pelajaran.”

Sebuah perbedaan yang mencolok ditemukan pada deskripsi guru tentang

hasil akademis siswa kenakalan tingkat rendah. Secara akademis, mayoritas siswa

ini diklasifikasikan sama dengan rata-rata atau di bawah rata-rata. Ini, kebanyakan

dideskripsikan dengan tingginya motivasi di sekolah. Hanya satu siswa kenakalan

tingkat rendah yang dideskripsikan dalam istilah yang diindikasikan bahwa motivasi

adalah sebuah keprihatinan.

Guru-guru juga mengumpulkan informasi untuk memilih strategi yang

digunakan untuk memotivasi siswa dalam dua grup. Sebagai sebuah grup, siswa

dengan tingkat kenakalan tinggi lebih meyukai untuk dimotivasi melalui prospek 

memperoleh materi dengan mendapatkan penghargaan (misalnya, faktor ekstrinsik).Siswa dengan tingkat kenakalan rendah kadangkala masih merespon penghargaan

eksternal, sangat menyukai untuk dimotivasi melalui faktor intrinsik untuk latihan

(misalnya, rasa pemenuhan, untuk kepentingan belajar) dari pada siswa dari grup

kenakalan tingkat tinggi. Seorang siswa grup kenakalan tingkat tinggi dideskripsikan

oleh gurunya seperti “tidak termotivasi, tampak tidak melakukan apapun untuk kerja

di sekolah.”

DISKUSI

Maksud dari penelitian ini adalah untuk meneliti faktor-faktor risiko yang

mungkin terkait dengan perkembangan remaja dan memeriksa ekpresi

kenakalannya. Hasilnya sesuai dengan konsep bahwa perkembangan kenakalan

 pada anak-anak didasarkan pada beberapa jalur di empat domain termasuk faktor 

individu, sekolah, keluarga dan teman. Secara umum, tampak bahwa tidak ada

 pengalaman positif dan negatif di rumah, di sekolah, dan dengan teman sebaya yang

 berdampak besar pada frekuensi dan intensitas kenakalan yang dialami di sekolah.

Kesimpulan ini sudah terbukti diseluruh data dimana remaja yang mengalami dan

memiliki hubungan negatif diseluruh domain juga lebih mungkin untuk mengalami

kenakalan tingkat tinggi.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 31/42

 

Satu kemungkinan penafsiran data adalah bahwa ciri individu dengan

disposisi yang pertama dibentuk adalah didalam keluarga dan lingkungan rumah,

kemudian diubah di pikiran dan pengalaman interaksi disekolah serta dengan teman

sebaya. Melalui interaksi dan pengalaman ini, anak mengembangkan rasa harga diri,

kemampuan untuk mengatur emosi, persepsi tentang diri mereka sebagai makhluk 

sosial, dan umpan balik terhadap perilaku perilaku yang sesuai. Lingkungan pertama

yang biasanya dialami oleh seorang anak adalah rumah, tempat sosialisasi dan

 perkembangan awal terjadi. Dalam domain ini, ditemukan adanya hubungan antara

dukungan orangtua serta keluarga yang stabil dengan tingkat kenakalan di sekolah.

Remaja yang memiliki sedikit dukungan orangtua berada di risiko untuk mengalami

kenakalan kronis. Lebih lanjut temuan menunjukkan bahwa yang memiliki

hubungan positif dengan interaksi di rumah yang baik mungkin mempengaruhi

hubungan berikutnya di luar rumah baik di sekolah maupun dengan teman sebaya.

Selain faktor keluarga, sekolah juga berperan penting bagi tingkat kenakalan

seluruh siswa. Peserta dalam kelompok kenakalan tinggi punya IPK akademik lebih

rendah daripada peserta dalam kelompok kenakalan rendah, dilihat dari skor prestasi

melalui SAT. Zagar, Arbit, Hughes, Busell dan Busch (1989) menemukan pola yang

sama dalam pencapaian nilai tes sampel di antara anak-anak nakal. Peserta dalam

kelompok kenakalan tinggi juga lebih cenderung memiliki tingkat motivasi yangrendah, kebiasaan kerja yang buruk, dan sikap negatif terhadap sekolah. Secara

keseluruhan, hasil dari penelitian ini mendukung pandangan bahwa remaja

kelompok IPK rendah lebih berisiko untuk menjadi nakal dalam menghadapi

masalah yang berhubungan dengan teman sebaya mereka daripada kelompok yang

lebih tinggi pencapaian IPK nya.

Keterampilan sosial juga memainkan peran penting dalam kenakalan di

sekolah. Remaja yang punya masalah kenakalan sudah kronis memiliki

keterampilan sosial yang buruk dalam berteman. Lebih jauh, hal itu menarik untuk 

dicatat bahwa mereka cenderung untuk mengasosiasikan dirinya lebih sering dengan

teman-teman sesamanya. Dalam penelitian ini bertentangan informasi yang

diperoleh dari wawancara peserta dengan guru mengenai persahabatan. Mayoritas

siswa baik dalam kelompok kenakalan tinggi dan rendah merasa bahwa mereka

telah memiliki teman-teman yang jumlahnya sama dengan kelompoknya, mereka

  berpikir bahwa telah cukup baik berteman atau berharap mereka memiliki lebih

 banyak teman. Sang guru, bagaimanapun, mempunyai pandangan yang agak berbeda

dari hubungan sosial siswa mereka. Guru menggambarkan semua siswa dengan

kenakalan rendah memiliki hubungan positif dengan rekan-rekanya, sementara

hanya setengah dari kenakalan tinggi peserta digambarkan memiliki hubungan

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 32/42

 

 positif dengan rekan-rekan. Orang tua mereka dari kedua kelompok menarik untuk 

diidentifikasi, sebagai masalah yang umum untuk remaja dengan kenakalan kronis

ketika mereka melihat diri mereka sebagai korban sering lebih menarik daripada

kenakalan rendah anak-anak. Lebih lanjut, anak-anak kenakalan tinggi lebih

cenderung diolok-olok didasarkan pada beberapa kekurangan kemampuan daripada

anak-anak yang kenakalan rendah.

IMPLIKASI UNTUK KONSELOR SEKOLAH

Hasil penelitian ini menunjukkan ada pola-pola yang sangat berkaitan dari empat

domain kehidupan sebagai contoh di masyarakat pemuda remaja dengan tingkat

kenakalan kronis. Pola-pola ini adalah faktor risiko yang dapat membantu dalam

  penilaian dan identifikasi siswa yang mengalami kenakalan kronis dan dampak 

terkait kesehatan dan perkembangan masa depan (Williams & William, 1995). Ini

merupakan info yang penting dari badan penelitian, yang menghubungkan kenakalan

yang berbeda seperti itu, konsekuensi negatif seperti penyakit jantung koroner 

(Seigel, 1992), kangker, depresi, kekerasan (Smith & Furlong,1994; Smith &

Christense,1992), dan penggunaan obat-obatan dan alkohol (Lochman,1992

Scherwitz & Rugilies, 1992). Dasar pemikiran untuk melakukan penelitian ini

dengan kelima dan keenam siswa kelas adalah bahwa mereka akan memasuki tahap bergolak dalam kehidupan mereka. Masa remaja adalah saat ketika emosi seperti

kenakalan bisa menjadi meningkat. Dengan demikian, penting untuk 

mengidentifikasi siswa yang paling berisiko untuk kenakalan kronis dan

mengajarkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghadapi kenakalan

mereka sebelum akibatnya menjadi lebih berat.

Beberapa faktor penting yang terkait dengan kenakalan siswa kronis

dibahas untuk membantu dalam identifikasi tentang kenakalan siswa yang

membutuhkan pelatihan keterampilan manajemen atau intervensi. Termasuk 

kelompok mahasiswa ini:

  – Remaja yang tidak mendapatkan cukup dukungan emosional atau bahan di

rumah. Kelompok ini mungkin termasuk anak-anak dari orang tua bercerai atau

terpisah atau mereka yang hidup dalam rumah tangga orang tua tunggal.

  – Remaja yang bermasalah (misalnya, kemampuan, motivasi) melakukan hal

 buruk di sekolah.

  – Siswa yang diidentifikasi oleh guru-guru mereka seperti yang mengalami

kesulitan berteman, yang terus-menerus menjadi korban godaan , atau yang

memiliki keterampilan sosial yang buruk. Guru harus memainkan peran aktif 

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 33/42

 

dalam mengamati dan mengidentifikasi para pelajar yang umumnya tertinggal

atau yang menjadi sasaran ejekan dari teman-teman mereka.

 –  Remaja yang merasa harga diri rendah. Antara guru dan orang tua dapat

 berperan penting dalam membantu siswa untuk memperoleh keterampilan baru

untuk meningkatkan harga diri.

 –  Siswa yang merasa dirinya mempunyai masalah dengan kenakalan. Remaja

dalam strategi ini sangat penting, karena banyak remaja, terutama perempuan,

dapat mengungkapkan kenakalan dengan cara yang tidak langsung dan tidak 

mudah diamati oleh orang lain

Konselor sekolah dan profesional kesehatan mental lainnya berperan dalam

  pengaturan sekolah, mungkin ingin mempertimbangkan beberapa temuan dari

 penelitian ini dalam mengembangkan program manajemen kenakalan untuk pemuda.

Ini termasuk:

1. Sertakan anggota keluarga dari anak yang nakal dalam program manajemen

kenakalan. Tampaknya kehidupan rumah dan struktur keluarga siswa yang

 berkaitan erat dengan kenakalan. Dengan demikian, program harus dirancang

untuk menyertakan orang tua dan anggota keluarga lainnya sebagai bagian

integral dari intervensi.

2.Adakan program pengendalian emosi sebagai bagian dari program pengasuhananak usia dini, sehingga orang tua akan bertindak sebagai pembimbing anak-

anak mereka.

3. Sertakan pencegahan kenakalan dan atau komponen regulasi emosional sebagai

  bagian dari konseling untuk individu atau kelompok yang beresiko untuk 

kenakalan kronis. Sebagai contoh, seorang siswa mengambil bagian dalam

sebuah grup konseling sekolah, bagi siswa yang sedang mengalami perceraian

kemungkinan besar akan bermanfaat untuk mengikuti program pengelolaan

kenakalan yang komprehensif. Selain itu, siswa dapat mengidentifikasi manfaat

dari program yang mengajarkan keterampilan manajemen kenakalan.

4. Semua anak berpotensi mengambil manfaat dari program manajemen kenakalan

atau emosional yang mengajarkan keterampilan sosial yang positif dan metode

untuk membangun dan memelihara persahabatan dengan teman sebaya. Dengan

keterampilan ini, anak-anak bisa saling membantu mengatasi masalah kenakalan

dan, pada gilirannya, menjadi bagian dari anak yang mendukungan sistem

sosial. Sekolah juga dapat memperoleh manfaat dari sekolah-program

manajemen kenakalan luas bertujuan untuk mengembangkan keterampilan para

guru untuk mengidentifikasi, memahami, dan bekerja dengan siswa yang

mungkin bermasalah dalam mengendalikan kenakalan mereka. Dengan belajar 

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 34/42

 

strategi proaktif, mereka mungkin bisa mencegah mewabahnya keberanian

kenakalan dan juga belajar untuk membantu siswa mengontrol dan menangani

kenakalan mereka.

BATASAN DARI ARAH STUDI DAN MASA DEPAN

Penelitian ini mungkin tidak mencakup genetik, biologis, neurologis, dan

 banyak karakteristik perkembangan awal, yang mungkin memainkan peran penting

dalam pengembangan kenakalan kronis. Penelitian selanjutnya mungkin ingin

mempertimbangkan pola-pola hereditas dalam keluarga yang berkaitan dengan

tingkat kenakalan kronis untuk menentukan kontribusi dari kedua genetik dan faktor 

lingkungan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa kenakalan kronis dan banyaknya

  permusuhan terdapat pada anak-anak dan orang dewasa dalam keluarga yang

sama. Sebagai contoh, komentar pewawancara tentang seorang ayah dari salah satu

siswa kenakalan tinggi menunjukkan bahwa ayah "sangat bermusuhan" selama

wawancara. Dia menolak untuk menjawab beberapa quentions dan membuat

komentar selama wawancara seperti "ini mengambil terlalu banyak waktu," atau

"Aku akan memberi Anda beberapa menit lagi."

Lebih lanjut, ditemukan bahwa remaja laki-laki lebih cenderung mengalami

kenakalan kronisi daripada yang wanita. Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan mengapa hal ini tampaknya benar. Pertanyaan apakah genetik laki-laki

lebih cenderung untuk nakal atau apakah mereka hanya disosialisasikan untuk lebih

nakal adalah salah satu yang menarik. Achenbach (1982) menemukan beberapa

 perkembangan stabil dalam perilaku agresif ditampilkan oleh laki-laki, tetapi tidak 

menemukan mereka yang sama berotot tubuh sama. Struktur berotot ini membuat

laki-laki lebih lebih berani dan dengan demikian, mereka merasa lebih berharga.

Studi masa depan mungkin ingin mengontrol gender dengan memilih dan

membandingkan kenakalan tinggi laki-laki dan perempuan dengan kenakalan rendah

mahasiswa yang sama.

Batasan dari studi ini adalah bahwa siswa, guru dan orang tua mungkin

enggan untuk mengungkapkan informasi yang memalukan atau sifat negatif. Dalam

dua wawancara dengan siswa-siswa yang nakal, informasi yang diberikan harus

dilaporkan kepada personil sekolah mungkin kasus pelecehan anak. Orangtua dari

salah satu siswa meminta agar anaknya tidak berpartisipasi dalam studi.

Penyalahgunaan, yang diidentifikasi oleh Lewis (Lewis, Lovely, Yeager & Femina,

1989) sebagai salah satu kontributor yang paling penting dalam pengembangan

 perilaku kekerasan, tidak mungkin dimasukkan ke dalam wawancara dengan salah

satu orangtua atau anak-anak. Dalam faktor, selama prosess seleksi sampel,

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 35/42

 

 beberapa orang tua mungkin telah menolak memberi izin untuk anak-anak mereka

untuk berpartisipasi karena kekhawatiran bahwa anak mereka dapat mengekspos

negatif dalam pembentukan tentang keluarga.

Kesimpulan : konsisten dengan tema intervensi awal, langkah berikutnya

yang logis dalam mencoba untuk memahami faktor-faktor penggabungan dengan

kenakalan kronis dan bagaimana hal itu bisa terjadi pada anak-anak, akan melakukan

  penelitian serupa dengan pengikutnya yang lebih muda yaitu balita. Penelitian

semacam itu bisa menggunakan desain penelitian serupa dan mungkin dapat

dilaksanakan tidak hanya di kelas awal sekolah dasar, tetapi juga di pra-sekolah dan

  program headstart. Penelitian lebih lanjut akan lebih menarik lagi tentang

konsekuensi kenakalan menjadi remaja akhir atau menuju dewasa.

Analisis Studi (Penelitian)

TUJUAN

Tujuan sesuai dengan yang diharapkan "untuk memberikan gambaran lebih rinci

tentang beberapa faktor yang meningkatkan kenakalan dan permusuhan diantara

 pemuda dan dampaknya terhadap sosial, perilaku dan fungsi akademis". Pembenaran

selanjutnya dijelaskan atas dasar kebutuhan praktis dan riset sebelumnya. Apa yang

tidak jelas bagi kami adalah bagaimana penelitian ini dimaksudkan untuk menambahisi pengetahuan, khususnya dalam membedakan penyebab kenakalan dari

konsekuensi. Yang tampak tidak ada masalah kerahasiaan risiko, atau penipuan.

DEFINISI

Meskipun definisi dari semua variabel dalam penelitian ini mungkin terlihat

 berlebihan, kita berpikir beberapa seharusnya telah disediakan, khususnya bagi

mereka yang ditekankan dalam hasil, misalnya, "dukungan keluarga," "keterampilan

sosial," " hubungan positif dengan teman sebaya," dan " kurang motivasi. "

Mungkin istilah seperti itu tampak jelas, tetapi mereka ambiguitas diilustrasikan oleh

“ deskripsi khas" untuk "mendukung keluarga" yang memberikan "banyak 

dukungan, banyak keterlibatan orang tua" (dalam apa) dan "keluarga yang sangat

 baik, orang tua sangat terlibat di sekolah , sangat memberikan dukungan kepada

orang. "Ini menunjukkan bahwa istilah mencakup lebih dari dukungan dan

ketersediaan anak-anak.Istilah utama mereka, nakal , secara operasional

didefinisikan oleh guru” nominasi siswa yang melakukan atau tidak menampilkan

ledakan emosional sering berhubungan dengan perasaan marah, menunjukkan sinis

yang konsisten, bermusuhan, atau sikap marah atau sering terlibat dalam insiden

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 36/42

 

  pertempuran atau bertindak keluar menunjukkan bahwa marah secara implisit

didefinisikan dalam istilah perilaku, bukan perasaan.

PENELITIAN SEBELUMNYA

Para penulis mengutip sejumlah referensi yang bersangkutan dalam pengantar (dan

dalam implikasi) yang berkaitan dengan baik penyebab dan dampak dari kenakalan

 pada siswa. Hal ini tepat terorganisir dan diringkas.

HIPOTESIS

Tidak ada dinyatakan tetapi banyak yang tersirat (yaitu, bahwa kenakalan

mahasiswa terkait dengan kurangnya dukungan orangtua, status perkawinan

orangtua, jumlah teman-teman, sejauh mana ketertarikan hubungan umum rekan,

IPK, skor SAT, sikap dan motivasi terhadap sekolah, dan Persepsi kinerja akademik 

guru). Semua ini timbul sehingga menjadi terarah. Tesis lain muncul dari analisis

kualitatif data wawancara.

SAMPEL

Sampel adalah contoh kenyamanan kelima dan keenam diambil dari 12 anak kelas

sekolah dasar di Honolulu. Akibatnya, generalisasi di luar sekolah tersebut tidak 

dibenarkan secara metodologis, juga tidak memberikan argumentasi generalisasi

tersebut. Beberapa deskripsi disediakan sekolah untuk melayani secara ekonomi dan

 populasi beragam etnis. Distribusi etnis adalah sebagian besar siswa Asia-Amerika

(lebih dari 50 persen). Implikasi dari ini tidak dibahas. Identifikasi siswa untuk 

tinggi dan rendah kelompok kenakalan digambarkan dengan baik.

INSTRUMEN

Instrumen formal yang diberikan kepada para siswa dan guru yang dapat diuraikan

dengan baik. Kami berpikir, bagaimanapun, bahwa penggunaan istilah "estabilished"

dalam hubungannya dengan keabsahan SPP dan MSAI dan konsistensi internal dari

MSAI sangat disayangkan mengingat koefisien sebagai rendah as.71 dan. 39 dan

tanpa deskripsi dari kelompok-kelompok yang terlibat. Lebih deskripsi tentang

  pertanyaan wawancara setengah terurai diperlukan, sebagian untuk menilai

seberapa banyak bias pewawancara mungkin telah mempengaruhi tanggapan. Skor 

kesepakatan pada skala Likert harus dilaporkan karena mereka, tampaknya, yang

digunakan di anaisis secara kuantitatif.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 37/42

 

PROSEDUR 

Penjelasan Prosedur . Validitas internal selalu menjadi masalah dalam penelitian

kausal-comparatitive. Penelitian ini merupakan kombinasi dari tipe 1 dan 2

(halaman 370-371). Tinggi dan rendahnya kenakalan kelompok mungkin berbeda

dalam banyak hal selain tingkat kenakalan. Dua variabel seperti jenis kelamin dan

etnis. Para penulis, dalam keterbatasannya , menyarankan pengendalian penelitian

gender di masa depan, tetapi sepertinya ada alasan yang baik untuk dikontrol

(dengan cara mencocokkan atau pilihan jenis kelamin yang sama) dalam kajian ini.

Etnisitas tidak terkendali, tetapi kelompok-kelompok serupa sama, meskipun tidak 

identik. Banyak variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik subjek, tetapi tidak 

ada yang dikontrol. Sebuah ancaman kematian mungkin, karena beberapa orang tua,

mungkin di kelompok kenakalan tinggi, menolak izin. Seorang kolektor data karena

ancaman yang mungkin tidak jelas apakah pewawancara yang seimbang di seluruh

kelompok. Kolektor data mungkin bias, terutama dengan pertanyaan-pertanyaan

terbuka; mungkin ini dibahas dalam pelatihan. Sebuah ancaman instrumentasi

tampaknya, seperti yang dibahas dalam bagian keterbatasan .Meskipun kecil

kemungkinan, insrument pembusukan ancaman dan lokasi yang memungkinkan,

 pelaksanaan, sikap, dan regresi ancaman tidak berlaku.

ANALISIS DATA

Walaupun ini merupakan penelitian kausal-komparatif, penulis memilih untuk 

memberikan banyak perhatian pada hubungan antara nilai kenakalan pada diri-

laporan persediaan (MSAI) dan karakteristik siswa lainnya dan digunakan koefisien

korelasi sebagai alat utama analisis data. Ini sah, tapi kita berpikir perbandingan dari

dua kelompok kenakalan (diidentifikasi oleh nominasi kombinasi guru dan skor 

MSAI) dengan menggunakan sarana, standar deviasi, dan frekuensi poligon akan

lebih bermakna dan konsisten dengan upaya yang dikeluarkan untuk identitas dua

kelompok yang berbeda .

HASIL

Hasil secara tepat disajikan. Terlalu banyak yang terbuat dari nilai r rendah,

meskipun mereka dikatakan "statistik signifikan." Karena penelitian jelas berfokus

  pada praktis, menggunakan teori yang berbeda, , kita akan membayar sedikit

  perhatian ke bawah.50 korelasi. Kami akan menekankan korelasi berikut dengan

tingkat kenakalan; 53. Dengan dukungan orangtua; -64 (positif)dengan hubungan

sosial; -57 dengan IPK; -56 (positif) dengan kebiasaan kerja: -71 (positif) dengan

sikap: dan, karena itu konsisten dengan IPK, -47 dengan nilai SAT. Kualitatif 

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 38/42

 

 perbedaan antara kelompok-kelompok kenakalan yang tampaknya penting adalah

  bahwa kelompok kenakalan tinggi ditunjukkan jauh lebih besar keinginan untuk 

mengendalikan amarah (semua melawan satu), lebih negatif deskripsi diri (frekuensi

akan berguna di sini dan dalam perbandingan berikutnya), lebih banyak masalah

keluarga, banyak godaan di sekolah, dan faktor-faktor dalam kurang motivasi diri

untuk tugas-tugas sekolah.

DISKUSI/ INTERPRETASI

Bagian ini konsisten dengan hasil dan usaha-usaha untuk menghadirkan kesatuan.

Contohnya persepsi orang tua dan guru terhadap hubungan sosial siswa berbeda

tajam dalam kelompok kenakalan tinggi, karena ketertarikan mereka hanya pada

kurangnya kemampuan akademis. Hal ini terjadi karena efek jumlah di seluruh

domain dan data yang disajikan secara terpisah untuk setiap domain. Alasannya

adalah bahwa data yang disajikan secara terpisah untuk setiap domain dengan tidak 

ada data pada individu-individu di seluruh domain. Penulis memuji-pernyataan

  beberapa keterbatasan, tetapi mengabaikan orang lain. Kita mempunyai kaitan

dengan implikasi tentang hubungan sebab akibat. Dalam menawarkan salah satu

kemungkinan interpretasi data, pernyataan yang tidak pantas dibuat (yaitu, data tidak 

"menunjukkan bahwa memiliki hubungan positif dan interaksi di rumah sangatmungkin untuk mempengaruhi hubungan berikutnya di luar rumah baik di sekolah

dan dengan teman sebaya"). Hasilnya juga tidak menunjukkan bahwa "sekolah juga

merupakan kontributor penting bagi keseluruhan siswa tingkat kenakalan."

Sementara ini interpretasi menjadi masuk akal , temuan-temuan sepertinya sah

dapat digunakan untuk mendukung sebaliknya (misalnya, bahwa kenakalan

mahasiswa merupakan kontributor penting bagi prestasi sekolah yang buruk dan

sikap serta sedikit dukungan orangtua atau kedua variabel disebabkan oleh variabel

lain.)

Temuan dari penelitian Kausal-komparatif tidak dapat menentukan sifat

hubungan sebab akibat dan karena itu tidak cocok untuk membedakan efek 

 penyebab dari kenakalan . Di samping masalah kausalitas, ancaman untuk interval

validitas dalam penelitian ini adalah berat. Sebagai salah satu contoh, karena

kelompok-kelompok kenakalan berbeda secara dramatis dalam komposisi gender,

 penting untuk menilai apakah gender adalah berkaitan dengan variabel hasil lain dan

 bisa, karena itu, menjelaskan hubungan (lihat halaman 374-375). Menyadari bahwa

sampel adalah sebuah tipe sekolah AS secara umum, dan pengalaman kami. namun

kami pikir mungkin bahwa perbedaan gender dapat menjelaskan sebagian besar 

hubungan ditemukan.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 39/42

 

Masalah dengan hubungan sebab akibat yang dihindari oleh pengulangan

tujuan (dalam pembahasan bagian) sebagai identifikasi terhadap faktor-faktor risiko

yang terkait dengan pengembangan dan ekspresi kenakalan remaja seperti demikian,

faktor-faktor risiko akan menyertakan dukungan keluarga rendah, prestasi akademik 

rendah, penilaian guru untuk memiliki hubungan sosial yang buruk, motivasi dari

dalam yang rendah untuk sekolah, dan sebagainya. Bahaya di sini adalah salah satu

dari generalisasi atas. Dalam sebuah masyarakat rentan terhadap lebih dari

 penyederhanaan, mudah lupa bahwa, dengan korelasi bahkan as.71 tinggi, banyak 

(mungkin sebagian besar) siswa diidentifikasi oleh satu atau kombinasi dari faktor-

faktor ini akan salah diidentifikasikan sebagai kenakalan atau kerawanan. Siswa

yang diidentifikasi harus mendapatkan bantuan untuk mengatasi masalah seperti itu,

  jika keberadaan mereka diverifikasi. Kami setuju bahwa siswa yang

mengidentifikasi diri mereka sebagai orang yang membutuhkan bantuan atas

kenakalan mereka sendiri harus mendapatkan bimbingan.

BUTIR-BUTIR UTAMA

Dasar-dasar penelitian kausal komparatif 

a. Penelitian Kausal-Komparatif , seperti penelitian korelasi, dilakukan untuk 

mencari dan mengidentifikasi hubungan antar variabel.b. Penelitian Kausal-Komparatif mencoba untuk menentukan konsekuensi atau

 penyebab perbedaan yang telah ada antar kelompok individu

c. Berdasarkan pendekatan Kausal-Komparatif adalah dimulai dengan suatu

catatan tentang perbedaan di antara dua kelompok dan kemudian untuk 

 penyebab mungkin atau konsekwensi dari perbedaan ini.

d. Ada tiga jenis penelitian kausal-komparatif, yang berbeda di dalam struktur 

dan tujuannya.

e. Ketika akan mengambil suatu keputusan tentang lamanya waktu dan biaya

yang digunakan untuk suatu penelitian, penelitian kausal-komparatif kadang-

kadang digunakan sebagai suatu alternatif.

f. Seperti pada penelitian correlational, hubungan dapat dikenali di dalam suatu

  penelitian kausal-komparatif, tetapi yang menjadi penyebabnya tidak bisa

dipastikan.

Penelitian Kausal Komparatif VS Penelitian Korelasi

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 40/42

 

Persamaan dasar antara penelitian kausal-komparatif dan correlational adalah

keduanya mencari hubungan antar variabel. Kapan hubungan diketahui melalui

 penelitian kausal-komparatif ( atau di dalam penelitian correlational), mereka sering

dipelajari pada suatu waktu berikutnya berdasarkan penelitian eksperimen.

Penelitian Kausal Komparatif VS Penelitian Eksperimen

Penelitian yang bersifat eksperimental, anggota kelompok variabel dapat

dimanipulasi; di dalam penelitian kausal-komparatif perbedaan kelompok telah ada.

Langkah-Langkah Penelitian Kausal Komparatif 

a. Langkah pertama di dalam perumusan suatu masalah pada penelitian kausal-komparatif pada umumnya untuk mengidentifikasi dan menggambarkan

fenomena pembagian perhatian ;perhatian tertentu, dan kemudian untuk 

mempertimbangkan penyebab dari konsekwensi fenomena ini.

 b. Suatu hal yang penting di dalam pemilihan suatu sampel untuk suatu penelitian

kausal-komparatif adalah menggambarkan secara hati-hati karakteristik untuk 

dipelajari dan kemudian untuk memilih kelompok yang berbeda di dalam

karakteristik ini.

c. Tidak ada batasan terhadap jenis instrumen yang digunakan di dalam penelitian

kausal-comparetive.

d. Desain penelitian Kausal-Komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang

 berbeda pada variabel tertentu yang diminati dan kemudian membandingkan

dengan variabel atau variabel yang lain .

Kendala / Ancaman Terhadap Validitas Internal dalam Penelitian Kausal

Komparatif 

a. Dua kelemahan di dalam penelitian kausal-komparatif adalah ketiadaan

randomisasi dan ketidak-mampuan untuk memanipulasi suatu variabel bebas.

b. Ancaman utama kepada validitas internal penelitian kausal-komparatif adalah

kemungkinan dari biasnya pemilihan sebuah subjek penelitian. Ketua penelitian

itu dapat menggunakan beberapa prosedur untuk mengurangi ancaman ini

termasuk mecari kesesuaian antara subjek suatu variabel capaian yang

dihubungkan dengan variabel yang dependent, menemukan atau menciptakan

sub-sub kelompok homogen, dan teknik statistic yang sesuai.

c. Ancaman lain pada validitas internal di dalam penelitian kausal-komparatif 

termasuk lokasi, instrumentasi, dan hilangnya subjek penelitian. Sebagai

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 41/42

 

tambahan, ke-3 tipe penelitian adalah subjek untuk penerapan, sejarah,

 pematangan, sikap utama, kemunduran, dan menguji ancaman.

Analisis Data pada Penelitian Kausal Komparatif 

a. Langkah pertama analisis data dalam Penelitian Kausal Komparati pada

frekuensi stuktur tabel frekuensi dan poligon frekuensi.

  b. Rerata dan Simpangan baku pada umumnya dihitung jika variabel yang

dilibatkan kuantitatif 

c. Tes yang umum digunakan pada penelitian Kausal Komparatif adalah t test

untuk membedakan rata-rata.

d. Analisis kovarian terutama bermanfaat sekali untuk penelitian kausal

komparatif.

e. Hasil pembelajaran penelitian kausal-komparatif perlu memperhatikan

 penyebabnya, ketika tidak dapat dibuktikan penyebab dan akibatnya.

Penggabungan antara Variabel Kategorial

Tabel crossbreak (uji silang) dan koefisien ketidakpastian dapat digunakan

untuk memeriksa hubungan yang mungkin antar variabel kategorial, walaupun

kesimpulan dari tabel crossbreak sudah tepat. Kebetulan, secara tidak pasti ada

sedikit pertanyaan tentang perhatian di dalam masalah pendidikan yang melibatkan

dua variabel kategorial.

5/12/2018 Penelitian Kausal Komparatif - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-kausal-komparatif 42/42

 

DAFTAR PUSTAKA

Frankel, Jack R. 1993.  How To Design and Evaluate Research in Education. San

Fransisco : Universitas San Fransisco