Upload
trinhnga
View
228
Download
0
Embed Size (px)
116
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan
Tujuan penelitian ini, seperti yang telah dikemukakan di bab sebelumnya,
secara umum bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
mengenai CSR, Kemitraan, Citra Perusahaan, Daya Saing dan Kinerja Perusahaan
serta mengungkapkan dan menguji masing-masing pengaruh dari setiap variabel
penelitian. Sehingga berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini akan menggunakan
jenis penelitian deskriptif dan verifikatif dengan melakukan pengujian hubungan
dan pengaruh CSR, Kemitraan, Citra Perusahaan, Daya Saing terhadap Kinerja
Perusahaan.
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu jenis penelitian
yang dirancang untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik suatu populasi
atau fenomena. Pendekatan yang paling cocok untuk mengumpulkan informasi
deskriptif yaitu dengan menggunakan penelitian survei (Kotler dan Amstrong
2006). Sedangkan penelitian kausal adalah yang paling tepat ketika hubungan
fungsional antara faktor-faktor penyebab dan akibat pada variabel penelitian
(Hair.et al 2014).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah industri perusahaan tekstil di Jawa
Barat dan unit observasi adalah pihak manajemen dari perusahaan tekstil tersebut.
Data dan informasi yang akan dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara
empirik pada satu waktu tertentu yaitu pada tahun 2015, sehingga pengamatan
117
117
dalam penelitian ini menggunakan cakupan waktu (time horizon) bersifat cross
section/one shoot, artinya informasi atau data yang dikumpulkan seperti yang
dikemukakan Sekaran (2010).
Rancangan analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dan
mengetahui hubungan antar variabel penelitian akan digunakan Structural Equation
Modeling (SEM). SEM adalah sebuah prosedur dalam statistika yang digunakan
untuk mengestimasi serangkaian hubungan antar variabel yang bersifat laten
(construct) yang diukur oleh sejumlah indikator yang bersifat observable
(measured variables) seperti yang dikemukakan oleh Malhotra (2010).
3.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, maka dilakukan
pengungkapan sejumlah variabel lengkap dengan konsep, sub variabel, indikator,
dan skalanya melalui operasionalisasi variabel. Terdapat dua macam variabel yaitu
variabel eksogen dan variabel endogen.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
Corporate Social Responsibilities (CSR) (X1) adalah tanggung jawab sosial perusahaan yang memastikan
keberhasilan komersial dengan cara memperhatikan nilai-nilai etis serta menghormati manusia dan lingkungan
Aspek
Keuangan /
Ekonomi
(X11)
Pengaruh kinerja keuangan/
ekonomi perusahaan dapat secara
langsung/tidak mempengaruhi
stakeholder
Tingkat kinerja keuangan
perusahaan yang baik dalam
pengembangan operasi untuk
jangka panjang dan
berinvestasi dalam
pembangunan dan
kesejahteraan stakeholder
Ordinal P.CSR1.1
Kontribusi pajak terhadap
pembangunan masyarakat sekitar
Tingkat signifikansi pajak
yang dibayarkan terhadap
tingkat kemakmuran
masyarakat sekitar
Ordinal P.CSR1.2
Tanggung jawab atas kepercayaan
dan dukungan komunitas lokal
tempat perusahaan beroperasi
Tingkat penghargaan dan
inisiatif perusahaan terhadap
komunitas disekitar
perusahaan
Ordinal P.CSR1.3
Aspek Sosial
(X12)
Tanggung jawab terhadap
pelanggan
Standar atau layanan purna
jual perusahaan atas produk
atau jasa yang dihasilkan
Ordinal P.CSR2.1
Tanggung jawab terhadap
karyawan
Perusahaan memberikan
kesempatan yang sama
kepada karyawan dalam
berkarir
Ordinal P.CSR2.2
Tanggung jawab terhadap
masyarakat
Memberikan pelatihan dan
keterampilan kepada
masyarakat sekitar
Ordinal P.CSR2.3
Aspek
Lingkungan
(X13)
Tanggung jawab lingkungan Tingkat inisiatif penyediaan
produk dan jasa yang
menggunakan energi efisien
atau sumber daya terbaru
serta pengurangan
penggunaan energi tidak
terbarukan
Ordinal P.CSR3.1
Tingkat signifikan yang
ditimbulkan oleh aktivitas
produk dan jasa pada
Ordinal P.CSR3.2
119
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
keanekaragaman hayati yang
ada di wilayah operasional
perusahaan
Tingkat inisaitif untuk
mengurangi dampak buruk
pada lingkungan yang
diakibatkan oleh produk dan
jasa yang dihasilkan
Ordinal P.CSR3.3
Tingkat biaya yang
dikeluarkan untuk
perlindungan lingkungan
Ordinal P.CSR3.4
Tingkat ketaatan pada
peraturan mengenai
tanggungjawab lingkungan
Ordinal P.CSR3.5
Tingkat inisiatif pemulihan
lingkungan yang terdampak
dari operasional perusahaan
Ordinal P.CSR3.6
Kemitraan (X2) adalah upaya untuk melakukan kerjasama dengan stakeholders, yang meliputi hubungan secara
vertikal, yang terdiri dari hubungan dengan supplier dan customer serta hubungan horizontal yang terdiri dari
kemitraan lateral dan internal
Internal
Partnership
(X21)
Penciptaan sinergitas antarbagian
di dalam perusahaan untuk
melayani kebutuhan pelanggan
Tingkat implementasi
penciptaan sinergitas
antarbagian di dalam
perusahaan untuk melayani
kebutuhan pelanggan
Ordinal P.KM1.1
Kolaborasi antarbagian untuk
saling melengkapi dalam
memecahkan masalah dalam
meningkatkan layanan
Tingkat implementasi
kolaborasi antarbagian di
perusahaan untuk saling
melengkapi dalam
memecahkan masalah dalam
meningkatkan layanan
Ordinal P.KM1.2
Kolaborasi antarbagian untuk
saling melengkapi dalam
memecahkan masalah dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan
Tingkat implementasi
kolaborasi antarbagian
antarbagian di perusahaan
untuk saling melengkapi
dalam memecahkan masalah
dalam meningkatkan
kepuasan pelanggan
Ordinal P.KM1.3
120
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
Supplier
Partnership
(X22)
Program kemitraan dengan
supplier
Tingkat pelaksanaan program
kemitraan di perusahaan
dengan supplier
Ordinal P.KM2.1
Berpartner dengan supplier sesuai
dengan kebutuhan
Tingkat pelaksanaan bermitra
dengan supplier sesuai
dengan kebutuhan di
perusahaan
Ordinal P.KM2.2
Kontrak jangka panjang yang
saling menguntungkan dengan
supplier
Tingkat pelaksanaan kontrak
jangka panjang yang saling
menguntungkan dengan
supplier
Ordinal P.KM2.3
Buyer
Partnership
(X23)
Pelayanan sesuai harapan
pelanggan
Tingkat kualitas pelayanan
sesuai harapan pelanggan
Ordinal P.KM3.1
Fasilitas transaksi pembayaran
sistem perbankan
Tingkat kelengkapan fasilitas
transaksi pembayaran sistem
perbankan perusahaan
industri tekstil
Ordinal P.KM3.2
Kemudahan dalam melakukan
transaksi pembayaran
Tingkat kemudahan dalam
melakukan transaksi
pembayaran
Ordinal
P.KM3.3
Lateral
Partnership
(X24)
Bermitra dengan perusahaan terkait Tingkat kualitas kemitraan
dengan perusahaan terkait
Ordinal P.KM4.1
Bermitra dengan lembaga
intermediasi pemerintah
Tingkat kualitas kemitraan
dengan lembaga intermediasi
pemerintah
Ordinal P.KM4.2
Bermitra dengan lembaga
pendidikan tinggi, LSM dan
komunitas terkait
kemitraan dengan lembaga
pendidikan tinggi, LSM dan
komunitas terkait
Ordinal P.KM4.3
Citra (Y1) adalah persepsi publik terkait kualitas produk/jasa, program, dan fasilitas berdasarkan hasil
pengalaman atas aktivitas perusahaan
Kualitas Citra
(Y11)
Tingkat kualitas citra perusahaan
termasuk produk/jasa yang
dihasilkan
Tingkat kualitas citra
perusahaan
Ordinal P.CP1.1
121
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
Seberapa mudah citra merek
atas produk/jasa yang
diproduksi dapat ditiru oleh
perusahaan lain
Ordinal P.CP1.2
Seberapa mudah konsumen
memiliki asosiasi terhadap
produk/jasa yang diproduksi
perusahaan
Ordinal P.CP1.3
Citra Program
(Y12)
Tingkat kualitas program
pengenalan dan pemberian
informasi atas produk/jasa yang
dihasilkan
Kualitas program yang
diselenggarakan oleh
perusahaan
Ordinal P.CP2.1
Tingkat informasi produk
yang dihasilkan dapat
diketahui oleh masyarakat
Ordinal P.CP2.2
Seberapa sering perusahaan
dalam menyampaikan atau
memperkenalkan produk dan
perusahaan mereka melalui
bidang identitas perusahaan
Ordinal P.CP2.3
Citra
Infrastuktur
(Y13)
Tingkat kualitas citra infrastruktur
perusahaan yang dirasakan
Kualitas citra infrastuktur
perusahaan
Ordinal P.CP3.1
Seberapa mudah logo dan
kombinasi warna perusahaan
dikenal oleh masyarakat
Ordinal P.CP3.2
Seberapa besar jaringan
komunikasi yang dimiliki
oleh perusahaan
Ordinal P.CP3.3
Daya Saing (Y2) adalah posisi perusahaan yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya dengan memberikan
harga produk yang kompetitif, memiliki produk yang unggul dibandingkan pesaingnya, mampu memberikan
pelayanan yang cepat kepada pelangganya serta mampu mengikuti dan mengantisipasi perubahan dengan cepat
sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang tinggi
Harga yang
Kompetitif
(Y21)
Harga produk yang lebih murah
dibanding produk sejenis dari
pesaing
Tingkat harga produk tekstil
yang lebih murah dibanding
produk sejenis dari pesaing
Ordinal P.DS1.1
122
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
Biaya operasional yang efisien
Tingkat efisiensi biaya
operasional pada industri
tekstil
Ordinal P.DS1.2
Harga produk yang lebih
terdiversifikasi dibanding produk
sejenis dari pesaing
Tingkat diversifikasi harga
sesuai dengan konsumen
yang dituju
Ordinal P.DS1.3
Produk
dengan
Kualitas
Unggul (Y22)
Produk dengan bahan yang
berkualitas tinggi
Implementasi segmentasi
pelanggan untuk produk
tekstil yang ditawarkan
perusahaan
Ordinal P.DS2.1
Produk dengan desain yang unik
Tingkat keunikan desain
produk tekstil
Ordinal P.DS2.2
Produk yang variatif Tingkat variasi produk tekstil
yang dihasilkan perusahaan
Ordinal P.DS2.3
Pelayanan
yang Cepat
(Y23)
Respon yang cepat atas pesanan
pelanggan
Tingkat kecepatan dalam
merespon pesanan pelanggan
produk tekstil
Ordinal P.DS3.1
Pengiriman pesanan yang tepat
waktu
Tingkat kecepatan
pengiriman pesanan produk
tekstil yang tepat waktu
Ordinal P.DS3.2
Kualitas yang diberikan Tingkat kecepatan
pengiriman atas kualitas yang
dihasilkan
Ordinal P.DS3.3
Kinerja (Z) adalah atau hasil dari penerapan segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan bisnis dengan
menggunakaan empat persektif keuangan, customer, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan
yang dikenal juga dengan balance scorecard
Aspek
Keuangan (Z) Tingkat likuiditas perusahaan Kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang
jangka pendeknya
menggunakan aset jangka
pendek
Ordinal P.KP1.1
Kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang
Ordinal P.KP1.2
123
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
jangka pendeknya
menggunakan aset jangka
pendek yang likuid
Tingkat leverage Perusahaan Sejauh mana perusahaan
mengelola hutang secara
efektif
Ordinal P.KP2.1
Kemampuan perusahaan
dalam menggunakan
pinjaman untuk membiayai
aset perusahaan
Ordinal P.KP2.2
Tingkat efektifitas sumber daya
perusahaan
Sejauhmana perusahaan
efektivitas penjualan yang
dihasilkan oleh setiap piutang
perusahaan
Ordinal P.KP3.1
Sejauhmana efektifitas
penagihan yang dilakukan
oleh perusahaan
Ordinal P.KP3.2
Tingkat profitability Perusahaan Kemampuan laba bersih
setelah pajak yang dihasilkan
dari penjualan/pendapatan
Ordinal P.KP4.1
Seberapa efisiensi
pengendalian Harga Pokok
Produksi perusahaan
Ordinal P.KP4.2
Kemampuan perusahaan
secara keseluruhan didalam
menghasilkan laba dengan
memanfaatkan keseluruhan
aset yang tersedia dalam
perusahaan
Ordinal P.KP4.3
Seberapa mampu modal yang
diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan
bersih
Ordinal P.KP4.4
124
Dimensi Indikator Ukuran Skala Kuesioner
Sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri
secara efektif
Ordinal P.KP4.5
Perspektif
Pelanggan
(Z2)
Pangsa Pasar Tingkat pertumbuhan pangsa
pasar perusahaan
Ordinal P.KP5.1
Kepuasan Pelanggan Sejauhmana pelanggan dapat
dilayani dengan baik
Ordinal P.KP5.2
Keluhan Pelanggan Sejauhmana tingkat keluhan
pelanggan terhadap produk
yang dihasilkan
Ordinal P.KP5.3
Perspektif
Proses Bisnis
Internal (Z3)
Tingkat pengembangan Produk Seberapa sering perusahaan
melakukan pengembangan
terhadap produk
Ordinal P.KP6.1
Produk baru dan Inovatif Seberapa sering perusahaan
meluncurkan produk yang
baru, berbeda dan inovatif ke
pasar
Ordinal P.KP6.2
Kualitas Produk Sejauhmana tingkat presisi
produk yang dihasilkan
perusahaan
Ordinal P.KP6.3
Kualitas Mesin dan alat Produksi Seberapa sering perusahaan
melakukan perbaikan mesin
dan alat – alat produksi
lainnya selama satu tahun
terakhir
Ordinal P.KP6.4
Perspektif
Pertumbuhan
dan
Pembelajaran
(Z4)
Kepuasan Karyawan Tingkat turnover karyawan
dalam satu tahun terakhir
Ordinal P.KP7.1
Produktivitas Tingkat produktivitas
karyawan dalam perusahaan
Ordinal P.KP7.2
Pembelajaran Pengarahan kepada karyawan
dalam setiap pekerjaan
Ordinal P.KP7.3
125
3.3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi
3.3.1. Sumber Data/Informasi
Sumber data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian berasal dari dua
sumber yaitu primer, data yang dikumpulkan peneliti dengan tujuan berkaitan
dengan masalah penelitian yang dihadapinya dan data sekunder yaitu data yang
dipakai untuk penelitian yang tidak dikumpulkan secara langsung tetapi masih
berkaitan dengan penelitian yang dimaksud.
Unit observasi dalam penelitian ini adalah perusahaan tekstil yang berada di
wilayah jawa barat, sedangkan unit analisis adalah manajemen/pimpinan dari
perusahaan - perusahaan yang bergerak dibidang tekstil yang berada di wilayah Jawa
Barat, Indonesia
3.3.2. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan objek pengamatan yang ada dalam suatu
penelitian, Aaker, et. al. (2010) mengartikan populasi sebagai keseluruhan subjek
penelitian yang mengandung suatu objek atau subjek dengan qualitas yang spesifik
dan karakteristik yang ditentukan berdasarkan proses untuk dapat menjawab
hipotesis. Dalam penelitian ini, adapun yang menjadi populasi adalah perusahaan
yang bergerak dibidang tekstil yang berada di wilayah Jawa Barat
Berdasarkan data dari kementrian perindustrian dan Asosiasi Pertekstilan di
Indonesia diketahui bahwa perusahaan tekstil yang berada di Jawa Barat berjumlah
295 (Kementrian Perindustrian, 2015).
126
Ukuran sampel ditentukan dengan memperhatikan teknik analisis yang
digunakan dalam uji hipotesis yang menggunakan model persamaan struktural
Structural Equation Modelling (SEM). Hair, et al., (2014) menyatakan tidak ada
kriteria tunggal untuk menentukan ukuran sampel (sample size) dalam SEM. Namun
perlu diperhatikan rasio sampel terhadap parameter. Oleh karena itu, besar sampel
minimum sedikitnya adalah lima responden tiap parameter yang diukur, dan lebih
baik bila mencapai rasio sepuluh responden dari tiap parameter. Dalam
menggunakan analisis LISREL ukuran sampel agar memenuhi prosedur estimasi
yang umum, yakni Maximum Likelihood Estimation (MLE) adalah antara seratus
sampai dengan seratus lima puluh responden, dimana jumlah sampel kurang dari lima
puluh responden tidak direkomendasikan. Akan tetapi direkomendasikan besar
sampel adalah antara 100 sampai dengan dua ratus responden..
Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat
ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5 atau 5× jumlah
variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka
sampel minimalnya adalah 5 × 20 = 100
Hair, Anderson, Tatham dan Black (1995) menjelaskan bahwa dalam model
persamaan struktural, ukuran sampel memainkan peran penting dalam estimasi dan
interpretasi hasil. Mempertimbangkan bahwa tidak ada ukuran sampel yang benar,
maka direkomendasikan ukuran sampel memiliki rentang antara 100 hingga 200.
Pendekatan lainnya untuk menentukan ukuran sampel oleh Krejcie dan Morgan
(1970) mengenai ukuran sampel yang diperlukan untuk ukuran-ukuran populasi
tertentu, dihitung dengan tingkat kesalahan 5%.
127
Banyaknya perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
ukuran sampel perusahaan minimum yang dihitung menggunakan rumus
Lemeshow sebagai berikut :
𝑛 =𝑍𝛼
2
2. 𝑝𝑞𝑁
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍𝛼2
2𝑝𝑞
(Snedecor GW dan Cochran WG, 1967)
(Lemeshow dkk, 1997)
Keterangan :
n = Ukuran sampel minimal yang diperlukan
N= Ukuran populasi
= derajat kepercayaan
p = proporsi perusahaan tekstil
q = 1-p
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 maka Z /2 = 1,96
Sehingga ukuran sampel perusahaan adalah
𝑛 =(1,96)2(0,5)(0,5)296
(0,05)2(296 − 1) + (1,96)2(0,5)(0,5)= 167.43 ≈ 168
Sampel Perusahaan akan diambil secara Sampling acak sederhana (Simple
Random Sampling) dengan menggunakan Sampling Frame berdasarkan data
direktori Kementrian Perindustrian.
Hasil sampel yang digunakan telah sesuai dengan kaedah yang diberikan
oleh Hair, et al., (2014), Malhotra (1993), Hair, Anderson, Tatham dan Black (1995)
128
dan Krejcie dan Morgan (1970) serta Ghozali (2005) untuk melakukan pengujian
dengan struktural equation model yang telah digambarkan sebelumnya diatas.
Setelah penentuan ukuran minimal perusahaan selanjutnya, kuesioner akan
dibagikan kepada Manajemen/Pimpinan Perusahaan dengan minimal satu
perusahaan dibagikan dua kuesioner,
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder, data tersebut akan
dikumpulkan melalui teknik sebagai berikut.
1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaanyangdigunakan untuk mengumpulkan data
dan ditujukan langsung kepada para pengelola industry tekstil
2. Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
narasumber lain misalnya para pengelola industry tekstil, Deperin serta beberapa
badan dan pihak yang berkaitan.
3.4.1. Pengembangan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat pengumpul data
dengan menerapkan skala Likert untuk mengukur persepsi yang menggunakan skala
1 sampai dengan 5.
3.4.2. Pengujian Normalitas dan Multikolinieritas
Uji normalitas dan multikolinieritas data penting dan menjadi syarat untuk
mengolah data yang menggunakan teknik estimasi Maximum Likelihood.
129
Terpenuhinya normalitas dan multikolinieritas data, maka dapat menghindari bias
dan ketidakefisienan hasil.
Dalam pengujian Normalitas terdapat asumsi yang dikenal dengan asumsi
normalitas sebaran yaitu data yang akan di analisis (variabel laten) dengan menyebar
normal. Dengan sampel yang besar (100) asumsi ini tidak terlalu kritis, landasannya
adalah Dalil Limit Pusat (Central Limit Theorm), yaitu jika n (sample size) besar
maka statistik dari sampel tersebut akan mendekati distribusi normal walaupun
populasi dari mana sampel tersebut diambil tidak terdistribusi normal. Selain itu juga
dikenal dengan asumsi tidak adanya outlier (pencilan).
Outlier merupakan observasi yang muncul dengan nilai ekstrim secara
univariate maupun multivariate, karena kombinasi karakteristik unik dan terlihat
sangat jauh berbeda dari observasi lainnya. Outlier muncul dengan empat kategori,
yaitu:
1) Outlier muncul karena kesalahan prosedur seperti kesalahan dalam
memasukkan data atau kesalahan dalam mengkode data.
2) Outlier muncul karena keadaan khusus yang memungkinkan profil data
menjadi lain, khusus yang memungkin profil data menjadi lain, tetapi
peneliti mempunyai penjelasan mengenai apa yang menyebabkan
munculnya nilai ekstrim tersebut.
3) Outlier muncul karena adanya sesuatu alasan, tetapi tidak dapat diketahui
perihal penyebab munculnya ekstrim itu.
4) Outlier muncul dalam rentang nilai yang ada, tetapi apabila dikombinasikan
dengan variabel lainnya, kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat
130
ekstrim, yang disebut dengan multivariate outlier, maka menggunakan
metode pengujian Mahalanobis distance.
Mendeteksi univariate outliers dapat dilakukan dengan cara menentukan
nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara
mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standard score atau z-score, yang
mempunyai nilai rata-rata 0 dan standar devisasi sebesar 1,00 (Hair et al., 2014. p.
64). Pengujian univariate outliers ini dilakukan per konstruk variabel dengan
menggunakan program SPSS 22. Observasi data yang memiliki nilai z-score ≥ 3,0
dikategorikan sebagai outliers.
Pengujian terhadap multivariate outliers perlu dilakukan karena data yang
dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi-
observasi itu dapat menjadi outliers bila dikombinasikan. The Mahalonobis
Distance atau jarak mahalonobis untuk setiap observasi dapat dihitung dan akan
menunjukkan jarak sebuh observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah
ruang multidimensional (Hair et al., 2014. p. 64).
Outliers pada tingkat multivariate dideteksi dari nilai jarak mahalanobis
(The Mahalanobis Distance). Kriteria yang digunakan adalah nilai Chi-Squares
pada tingkat derajat kebebasan (df) tertentu dan pada tingkat signifikansi tertentu
(p < 0,001).
Berdasarkan hasil pengolahan mengenai uji asumsi yang telah dilakukan
maka diperoleh hasil seperti tertera pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 dibawah ini:
131
Tabel 3.2 Uji Normalitas Data
Skewness Kurtosis Skewness and
Kurtosis
Value Z-Score P-Value Value Z-
Score
P-
Value
Chi-
Square
P-
Value
35.733 18.071 0.0550 431.533 17.812 0.0541 643.848 0.0644
Sumber : hasil pengolahan
Berdasarkan pengujian univariate normality dan multivariate normality terlihat
bahwa nilai P-Value > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data memiliki tingkat
normalitas yang baik. Apabila merujuk pada Teorema Limit Pusat (central limit
theorem) adalah sebuah teorema yang menyatakan bahwa kurva distribusi sampling
(untuk ukuran sampel > 30) akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan
memiliki semua sifat-sifat distribusi normal. Asumsi teorema limit pusat dijadikan
sebagai penguat hasil pengujian univariate normality dan multivariate normality
Asumsi multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam
pembentukan model. Gejala adanya multikolinieritas dapat dideteksi dari nilai
korelasi yang tinggi antar variabel independen, yaitu 0,9 atau lebih.
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan software Minitab Versi 16.0
dengan mengkorelasikan antar variabel eksogen (independent). Gejala adanya
multikolinieritas dapat dideteksi dari nilai korelasi yang tinggi antar variabel eksogen,
yaitu 0,9 atau lebih.
132
Tabel 3.3. Korelasi antar Variabel Eksogen
CSR1 CSR2 CSR3 KM1 KM2 KM3 KM4 CP1 CP2 CP3 DS1 DS2
CSR2 0,69 - - - - - - - - - - -
CSR3 0,77 0,72 - - - - - - - - - -
KM1 0,73 0,72 0,47 - - - - - - - - -
KM2 0,78 0,62 0,59 0,76 - - - - - - - -
KM3 0,36 0,57 0,62 0,46 0,56 - - - - - - -
KM4 0,69 0,46 0,37 0,43 0,68 0,76 - - - - - -
CP1 0,62 0,51 0,73 0,46 0,70 0,76 0,39 - - - - -
CP2 0,78 0,37 0,46 0,41 0,44 0,74 0,60 0,74 - - - -
CP3 0,58 0,72 0,77 0,57 0,39 0,66 0,56 0,60 0,37 - - -
DS1 0,55 0,37 0,48 0,77 0,44 0,41 0,46 0,46 0,63 0,79 - -
DS2 0,77 0,72 0,69 0,70 0,56 0,76 0,52 0,67 0,36 0,56 0,63
DS3 0,46 0,65 0,39 0,63 0,53 0,70 0,51 0,69 0,75 0,70 0,73 0,45
Sumber : hasil pengolahan
133
Hasil penghitungan uji multikolinieritas dapat terlihat bahwa korelasi antar
variabel eksogen cenderung kecil meskipun ada beberapa yang mendekati 0.90,
akan tetapi masih dapat diterima sehingga asumsi non multikolinieritas sudah
terpenuhi dan dapat dilanjutkan pada analisis dan pengujian hipotesis.
3.4.3. Confirmatory Factor Analysis
Analisis CFA mengidentifikasi apakah indikator merupakan konstruk dari
variabel penelitian yang ada atau dengan kata lain indikator–indikator tersebut
merupakan kesatuan atau unidimensionalitas. CFA menunjukkan operasionalisasi
variabel atau konstruk penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang
dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu (Kusnendi,
2008:98).
Uji CFA dilakukan pada masing–masing variabel dimana Indikator
dikatakan merupakan bagian dari variabel apabila mempunyai nilai cut off > 0,5.
Hair, et al., (2014) dan Kelloway (1998) merekomendasikan penggunaan matriks
kovarian dalam estimasi model karena input matriks korelasi cenderung
menyederhanakan interpretasi. Kelima konstruk dibebaskan berkorelasi satu sama
lain, dan hasil korelasi antar konstruk akan digunakan sebagai dasar untuk
menganalisis validitas.
Tujuan CFA adalah untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu
model pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA bisa
dikatakan memiliki dua focus kajian yaitu : (1) apakah indikator-indikator yang
134
dikonsepsikan secara unidimensional, tepat, dan konsisten; (2) indikator-indikator
apa yang dominan membentuk konstruk yang diteliti.
Untuk menguji CFA yaitu mengkorelasikan variabel-variabel secara
bersama-sama. Uji CFA dalam penelitian ini menggunakan cara yang dimana
prosedur dalam tahap measurement, harus mengkorelasikan varibel yang satu
dengan yang lain dengan angka korelasi di bawah 0,8 agar diperoleh validitas
diskriminan yang baik. Variabel bebas dapat langsung dikorelasikan dengan
variabel terikat karena hanya terdiri dari satu variabel. Namun demikian perlu
diingat bahwa modifikasi dapat dilakukan tidak hanya berdasarkan pertimbangan
statistik saja tetapi juga harus didasarkan teori yang dapat menunjang (Solimun,
2005). Apabila suatu model memiliki konstrak yang konvergen dan memberikan
hasil yang tepat dan memadai, tetapi tidak menunjukan indeks kesesuaian yang baik
dan sesuai maka ada sejumlah modifikasi yang dapat dilakukan. Kemungkinan atas
modifikasi tersebut dapat dilakukan.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis Confirmatory Factor
Analysis (CFA) yang bertujuan untuk mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling
dominan dalam suatu kelompok variabel (angka faktor didapat dari factor loading λ).
Untuk pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan dan tidak di analisis,
sedangkan untuk pertanyaan yang valid akan diteruskan ke tahap pengujian
kehandalan (uji reliabilitas). Kriteria pengujian validitas menggunakan batasan nilai
factor loading > 0,5.
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-
indikator konstruk yang menunjukkan derajat masing-masing indikator mampu
135
mengindikasikan sebuah konstruk/ faktor laten yang umum. Uji reliabilitas diukur
dengan menghitung nilai Construct Reliability (CR) dan Variance Extracted (VE).
Suatu variabel dikatakan mempunyai reliabilitas yang baik apabila nilai CR ≥ 0.70
dan nilai VE ≥ 0.50. Nilai reliabilitas dimensi diperoleh melalui rumus berikut ini
(Ghozali 2008):
Construct Reliability= (∑ standard loading)2
(∑ standard loading)2+ ∑ Ej
Variance Extract= ∑ standard loading
2
∑ standard loading2
+ ∑ Ej
Keterangan :
Standard loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap
indikator (yang didapat dari perhitungan komputer dengan menggunakan
program Lisrel 8.7)
ΣEj adalah measurement error dari tiap-tiap indikator. Measurement error
diperoleh dari 1 ‒ (standardized loading)2
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas, maka dapat diuraikan hasil
pengujian analisis konfirmatori sebagai berikut :
136
3.4.3.1 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel CSR
Variabel CSR diukur dengan 3 indikator yaitu Economics (CSR1), Social
(CSR2) dan Environmental and Ecological (CSR3). Hasil dari analisis faktor
Konfirmatori Variabel CSR sebagai berikut.
Gambar 3.1
Uji Konformatori Konstruk Variabel CSR
Dari hasil analisis faktor konfirmatori diatas dapat diketahui bahwa nilai
faktor loading dari semua indikator CSR lebih besar dari 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator sudah valid untuk mencerminkan variabel
latennya.
137
3.4.3.2 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Kemitraan
Variabel Kemitraan diukur dengan 3 indikator yaitu Internal Partnership
(KB1), Supplier Partnership (KB2), Buyer Partnership (KB3) dan Lateral
Partnership (KB4). Hasil dari analisis faktor Konfirmatori Variabel Kemitraan
sebagai berikut.
Gambar 3.2
Uji Konformatori Konstruk Variabel Kemitraan
Dari hasil analisis faktor konfirmatori diatas dapat diketahui bahwa nilai
faktor loading dari semua indikator Kemitraan lebih besar dari 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator sudah valid untuk mencerminkan variabel
latennya.
138
3.4.3.3 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Citra Perusahaan
Variabel Citra Perusahaan diukur dengan 3 indikator yaitu Quality image
(CP1), Programme Image (CP2) dan Infrastructure image (CP3). Hasil dari analisis
faktor Konfirmatori Variabel Citra Perusahaan sebagai berikut.
Gambar 3.3
Uji Konformatori Konstruk Variabel Citra Perusahaan
Dari hasil analisis faktor konfirmatori diatas dapat diketahui bahwa nilai
faktor loading dari semua indikator Citra Perusahaan lebih besar dari 0,5 sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua indikator sudah valid untuk mencerminkan
variabel latennya.
139
3.4.3.4 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Daya Saing
Variabel Daya Saing diukur dengan 3 indikator yaitu Harga yang
Kompetitif (DS1), Produk dengan kualitas unggul (DS2) dan Pelayanan yang cepat
(DS3). Hasil dari analisis faktor Konfirmatori Variabel Daya Saing sebagai berikut.
Gambar 3.4
Uji Konformatori Konstruk Variabel Daya Saing
Dari hasil analisis faktor konfirmatori diatas dapat diketahui bahwa nilai
faktor loading dari semua indikator Daya Saing lebih besar dari 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua indikator sudah valid untuk mencerminkan variabel
latennya.
140
3.4.3.5 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Kinerja Perusahaan
Variabel Kinerja Perusahaan diukur dengan 4 indikator yaitu Aspek
Keuangan (KP1), Perspektif Pelanggan (KP2), Perspektif proses bisnis internal
(KP3) dan Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (KP4). Hasil dari analisis
faktor Konfirmatori Variabel Kinerja Perusahaan sebagai berikut.
Gambar 3.5
Uji Konformatori Konstruk Variabel Kinerja Perusahaan
Dari hasil analisis faktor konfirmatori diatas dapat diketahui bahwa nilai
faktor loading dari semua indikator Kinerja Perusahaan lebih besar dari 0,5
141
sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator sudah valid untuk
mencerminkan variabel latennya.
3.4.3.6 Pengujian Construct Reliability (CR) Dan Variance Extracted (VE)
Untuk Model Variabel Eksogen Dan Endogen.
Tabel 3.4 Pengujian construct reliability (CR) dan variance extracted (VE)
Variabel Indikator Λ λ2 E CR VE Keterangan
CSR
CSR1 0,997 0,994 0,006
0,982 0,947 Reliabel CSR2 0,994 0,988 0,012
CSR3 0,992 0,984 0,147
Kemitraan
KB1 0,993 0,986 0,014
0,996 0,983 Reliabel KB2 0,992 0,984 0,016
KB3 0,986 0,972 0,028
KB4 0,995 0,990 0,010
Citra
Perusahaan
CP1 0,995 0,990 0,010
0,997 0,991 Reliabel CP2 0,995 0,990 0,010
CP3 0,996 0,992 0,008
Daya Saing
DS1 0,995 0,990 0,010
0,993 0,979 Reliabel DS2 0,995 0,990 0,010
DS3 0,979 0,958 0,042
Kinerja
Perusahaan
KP1 0,995 0,990 0,010
0,994 0,975 Reliabel KP2 0,990 0,980 0,020
KP3 0,978 0,956 0,044
KP4 0,986 0,972 0,028
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai variance extracted untuk
variabel CSR sebesar 0,947 yang menunjukan bahwa 94,7%% informasi yang
terdapat pada ketiga indikator dapat tercermin melalui variabel laten CSR.
Kemudian nilai construct reliability sebesar 0,982 lebih besar dari 0,7 menunjukan
bahwa ketiga indikator memiliki kekonsistenan dalam mengukur variabel laten
CSR.
142
Nilai variance extracted untuk variabel Kemitraan sebesar 0,987 yang
menunjukan bahwa 98,7% informasi yang terdapat pada keempat indikator dapat
tercermin melalui variabel laten Kemitraan. Kemudian nilai construct reliability
sebesar 0,996 lebih besar dari 0,7 menunjukan bahwa keempat indikator memiliki
kekonsistenan dalam mengukur variabel laten Kemitraan.
Nilai variance extracted untuk variabel Citra Perusahaan sebesar 0,991 yang
menunjukan bahwa 99,1% informasi yang terdapat pada ketiga indikator dapat
tercermin melalui variabel laten Citra Perusahaan. Kemudian nilai construct
reliability sebesar 0,997 lebih besar dari 0,7 menunjukan bahwa ketiga indikator
memiliki kekonsistenan dalam mengukur variabel laten Citra Perusahaan.
Nilai variance extracted untuk variabel Daya Saing sebesar 0,979 yang
menunjukan bahwa 97,9% informasi yang terdapat pada ketiga indikator dapat
tercermin melalui variabel laten Daya Saing. Kemudian nilai construct reliability
sebesar 0,993 lebih besar dari 0,7 menunjukan bahwa ketiga indikator memiliki
kekonsistenan dalam mengukur variabel laten Daya Saing.
Nilai variance extracted untuk variabel Kinerja Perusahaan sebesar 0,975
yang menunjukan bahwa 97,5% informasi yang terdapat pada keempat indikator
dapat tercermin melalui variabel laten Kinerja Perusahaan. Kemudian nilai
construct reliability sebesar 0,994 lebih besar dari 0,7 menunjukan bahwa keempat
indikator memiliki kekonsistenan dalam mengukur variabel laten Kinerja
Perusahaan.
143
3.5 Teknis Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1 Teknis Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif
Analisis deskriptif ditekankan untuk mengungkapkan perilaku variabel
penelitian. Menurut Saunders, Lewis dan Thornhill (2006) pengungkapannya dapat
berupa tabulasi atau grafik agar mudah melakukan analisa secara deskriptif. Aspek-
aspek yang penting yang sesuai dengan tujuan penelitian seperti Analisis indeks
rata-rata yang bertujuan untuk mendeskripsikan setiap jawaban responden atas
pertanyaan yang diajukan dari setiap variabel yang diteliti.
Dalam menganalisis data yang menyangkut penilaian responden terhadap
variabel penelitian, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Setiap indikator variabel/ sub variabel yang dinilai oleh responden,
diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan skala
ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban setiap
indikator diberi skor antara 1 s.d. 5
2) Dihitung Total Skor Tiap Variabel/Sub Variabel = jumlah skor dari semua skor
indikator variabel untuk semua responden
3) Dihitung Skor Tiap Variabel/Sub Variabel = rata-rata dari total skor
4) Untuk mendeskripsikan jawaban responden juga digunakan statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabel
ataupun grafik dengan menggunakan bantuan software Excell dan SPSS.
144
5) Analisis indeks rata-rata yang bertujuan untuk mendeskripsikan setiap
jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan dari setiap variabel yang
diteliti. (Walpole and Meyers, 1993)
Indeks Rata – Rata = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓
𝒏 𝒙 𝒑
dimana : n = Jumlah sampel; dan p = Jumlah Pertanyaan
Berdasarkan kriteria skor tersebut untuk bahan pijakan dalam menguji
hipotesis deskriptif mengacu pada skala likert yang telah diubah kedalam skala
interval dengan menggunakan metode MSI yang digunakan, dengan interpretasi
untuk setiap variabel adalah sebagai berikut :
a) Variabel CSR dengan tiga indikator yakni aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan dengan kinerja yang diukur dengan skala sangat efektif (skala
5) hingga sangat tidak efektif (skala 1)
b) Variabel Kemitraan dengan empat indikator yakni Internal Partnership,
SupplierPartnership, Buyer Partnership dan Lateral Partnership dengan
kinerja yang diukur dengan skala sangat baik (skala 5) hingga sangat buruk
(skala 1)
c) Variabel Citra Perusahaan dengan dua indikator yakni Quality image,
Programme Image, dan Infrastructure image dengan kinerja yang diukur
dengan skala sangat positif (skala 5) hingga sangat negatif (skala 1)
d) Variabel Daya Saing dengan dua indikator yakni Harga yang Kompetitif,
Produk dengan kualitas unggul, dan Pelayanan yang cepat dengan kinerja yang
diukur dengan skala sangat tinggi (skala 5) hingga sangat rendah ( skala 1)
145
e) Variabel Kinerja Perusahaan dengan empat indikator yakni keuangan,
pelanggan, Proses Bisnis Internal dan Pertumbuhan dan pembelajaran dengan
kinerja yang diukur dengan skala sangat prima (skala 5) hingga sangat tidak
prima (skala 1) kecuali dikatakan lain.
Tabel 3.5. Indeks rata-rata
Indeks
Rata-Rata CSR Kemitraan
Citra
Perusahaan Daya Saing
Kinerja
Perusahaan
4,6 - 5 Sangat Efektif Sangat Baik Sangat Positif Sangat Tinggi Sangat Prima
3,7 - 4,5 Efektif Baik Positif Tinggi Prima
2,8 - 3,6 Cukup Efektif Cukup Kurang Positif Cukup Cukup
1,9 - 2,7 Tidak Efektif Buruk Negatif Rendah Tidak Prima
1 - 1,8
Sangat Tidak
Efektif Sangat Buruk Sangat negatif Sangat Rendah
Sangat Tidak
Prima
Sumber : Walpole and Meyers (1993)
Analisis verifikatif
Menjawab tujuan penelitian digunakan analisis verifikatif yaitu pengujian
statistik menggunakan model persamaan struktural (Structural Equation Modeling).
Tujuan penelitian ini memperoleh bukti empirik dan mengkaji pengaruh antara
kinerja penyampaian jasa, karakteristik pelanggan terhadap retensi pelanggan melalui
kepercayaan pelanggan, dimana variabel variabel tersebut adalah konstruk/ konsep
yang tidak dapat diukur langsung tetapi diukur melalui subvariabel dan indikatornya.
146
sehingga akan diperoleh sebuah persamaan struktural yang menggambarkan hubungan
antara variabel-variabel yang diteliti.
Metode SEM dipilih karena kemampuannya dalam mengukur konstruk secara
tidak langsung, yakni melalui beberapa indikator serta dapat menganalisis indikator,
variabel laten, beserta penyimpangan dalam pengukurannya. Dengan demikian maka
kita dapat menganalisis hubungan antar variabel indikator dengan variabel latennya
yang disebut sebagai measurement equation (persamaan pengukuran). Hubungan antar
variabel laten satu dengan yang lainnya yang disebut sebagai structural equation
(persamaan struktur) yang secara bersamaan melibatkan kekeliruan pengukuran.
Menurut Byrne (1998), dalam metode SEM, variabel bebas disebut sebagai variabel
eksogen, sedangkan variabel terikat disebut juga sebagai variabel endogen. Model
persamaan struktural terdiri atas persamaan pengukuran dan persamaan struktural.
Hubungan antara variabel indikator dengan variabel lainnya merupakan persamaan
pengukuran sedangkan hubungan antara variabel laten dikenal sebagai persamaan
struktural.
Analisis ini digunakan untuk mengukur hubungan antar variable dan
melakukan pengujian hipotesis. Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan
model persamaan struktural (Structural Equation Modeling).
Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling)adalah salah
satu teknik multivariat yang memeriksa rangkaian hubungan ketergantungan antar
variabel laten. Model persamaan struktural terdiri atas persamaan pengukuran dan
persamaan struktural. Hubungan antara variabel indikator dengan variabel lainnya
147
merupakan persamaan pengukuran sedangkan hubungan antara variabel laten
dikenal sebagai persamaan struktural. (Hair, 2014)
Berdasarkan hipotesis konseptual yang diajukan serta paradigma penelitian,
dapat digambarkan suatu kerangka alur hubungan antara variabel berupa model
persamaan struktural (structural equation modeling).
Gambar 3.6
Kerangka Alur Hubungan antar Variabel Laten
Persamaan model struktural menghubungkan variabel –variabel laten
adalah sebagai berikut :
Y1 = γ11 X1+ γ12 X2 +ζ 1
Y2 = γ21 X1+ γ22 X2 +β21Y1 +ζ 2
Z= γ31 X1+ γ32 X2 +β31Y1 +β32Y2 +ζ3 :
Dimana :
148
X1 = CSR; X2 = Kemitraan ; Y1 =Citra Perusahaan; Y2 = Daya Saing ; Z
= Kinerja Perusahaan
Hair (2014) menyatakan langkah-lanngkah dalam SEM sebagai berikut :
1. Membangun Model yang berdasarkan teori (Theoretically Based Model)
Pada tahap ini dilakukan pembuatan model teoretis yang dirumuskan oleh
peneliti. Biasanya model ini dihipotesiskan berdasarkan teori. Sesuai dengan
uraian pada kerangka pemikiran dan mengacu pada model penelitian di atas,
maka dapat terungkap hipotesis penelitian seperti yang telah diuraikan pada
Bab II.
2. Membuat diagram jalur untuk menggambarkan hubungan kausal dan
menterjemahkannya ke dalam persamaan struktural dan persamaan
pengukuran (structural and measurement equation)
Setelah hubungan teoritis terbentuk, metode lain yang dapat menggambarkan
hubungan ini adalah melalui diagram jalur. Dalam membuat diagram jalur,
hubungan antara variabel diwakili oleh panah. Panah yang lurus menunjukkan
hubungan kausal yang langsung dari satu variabel ke variabel yang lain. Panah
dua arah antara variabel hanya menunjukkan korelasi antar variabel.
3. Membuat persamaan struktural berdasarkan diagram jalur
Setelah model teoritis dan diagram jalur terbentuk maka selanjutnya adalah
menspesifikasikan model ke tampilan yang lebih formal melalui persamaan-
persamaan matematis. Untuk lebih jelas, dapat dilihat persamaan model
matematis di atas.
149
4. Memilih tipe matriks input dan menentukan model yang diperkirakan.
Input untuk mengolah data adalah matrika korelasi atau matrik varians-
kovarians dari semua indikator yang terlibat dalam model, diantaranya adalah
penggunaan korelasi Product-moment Pearson yang mengasumsikan bahwa
variabel-variabelnya adalah metrik. Agar ukuran non-metrik dapat digunakan
dalam model persamaan structural (SEM) dan Lisrel, maka dilakukan dengan
pengukuran korelasi Polychoric, Polyserial, Tetrachoric dan Biserial.
5. Identifikasi dan Estimasi Model
Identifikasi model di atas perlu dilakukan sebelum model diestimasi untuk
menjamin varian-kovarian variabel teramati mempunyai cukup informasi
untuk mengestimasi parameter yang tidak diketahui.
6. Uji Kesesuaian model (Goodness of Fit)
Tujuan SEM adalah untuk menguji apakah model yang diusulkan dalam
diagram jalur (model teoritis) sesuai, cocok (fit) atau tidak dengan data.
Evaluasi terhadap kinerja model tersebut dilakukan secara menyeluruh (overall
test). Tabel berikut memperlihatkan beberapa jenis pengujian yang bisa
dilakukan.
150
Tabel 3.6
Ketentuan Kesesuaian Model
Alat Uji Cut of Value
Chi-Square
Chi-Square Diharapkan nilai kecil dari t-
tabel
Significance Probability P > 0,05
Absolute Fit Measures
GFI ≥ 0,90
RMSEA ≤ 0,08
Normed Chi-Square 1 – 5
Incremental Fit Indices
NFI 0,90
NNFI 0.90
CFI 0.90
RFI 0.90
Parsimony Fit Indices
AGFI 0 – 1
PNFI 0 – 1
Sumber: Imam Ghozali dan Fuad, 2005; Sitinjak dan Sugiarto, 2006; Heirs
(2014).
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telaah
terhadap berbagai kriteria indeks goodness of fit (kecocokan model). Berikut ini
beberapa indeks kesesuaian dan cut-off value untuk menguji apakah suatu model
dapat diterima atau ditolak yang dikutip dari berbagai sumber.
a. Chi-square statistik. Model dipandang baik bila nilai chi-square kecil. Artinya
semakin kecil nilai chi-square terhadap chi-square tabel, maka model semakin
baik dan dapat diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p >
0.05 atau p > 0.10.
151
b. The Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) menunjukkan
goodness of fit yang dapat diharapkan bila model di estimasi dalam polulasi.
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk
dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu
berdasarkan degrees of freedom.
c. Goodness of Fit Index (GFI), adalah ukuran non statistikal yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1 (perfect fit). Nilai yang tinggi
dalam indeks ini menunjukkan ‘better fit’. Batasa nilai GFI adalah lebih besar
dari 0.90 agar model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik.
d. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) memiliki fungsi yang sama dengan GFI
hanya memiliki perbedaan pada penyesuaian nilai df terhadap model yang
dispesifikasi. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan jika nilai AGFI sama
dengan atau lebih besar dari 0,90.
e. Comparative Fit Index (CFI), merupakan indeks kesesuaian incemental. Besaran
nilai ini berada pada rentang 0 sampai 1 dan bila mendekati 1, mengindikasikan
tingkat kesesuaian yang paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI
≥ 0,90.
f. Normed Fit Indeks (NFI) merupakan indeks untuk mengukur perbandingan
antara proposed model dan null model. Nilai yang direkomendasikan > 0.90
Setelah evaluasi model secara simultan memperlihatkan model teoritis sudah
cocok dengan data maka selanjutnya dilakukan pengujian secara individu
berdasarkan hipotesis penelitian.
152
Selanjutnya model empiris yang dihasilkan dari model teoritis dalam
penelitian ini memerlukan pengujian full model. Setelah dilakukan analisis
faktor konfirmatori (confirmatory factor analisys) untuk masing-masing
variabel eksogen dan Endogen, setelah itu diperlukan estimasi full model
struktural. Analisis estimasi full model struktural tersebut menggambarkan
hubungan antar variabel laten dan dapat dilakukan apabila measurement model
telah dianalisis melalui analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor
analisys). Hal tersebut karena masing-masing indikator dapat digunakan untuk
mendefinisikan sebuah konstruk laten.
Pengujian full model SEM dilakukan dengan dua macam pengujian yaitu
kesesuaian model dan signifikansi kausalitas melalui koefisien regresi. Pengujian
full model SEM digunakan untuk melihat kelayakan model atau kesesuaian model.
Indeks-indeks kesesuaian model yang digunakan tidak berbeda dengan indeks-
indeks pada analisa faktor konfirmatori. Evaluasi terhadap kesesuaian yang baik
model persamaan struktural dengan membandingkan nilai indeks-indeks fit yang
direkomendasikan seperti yang telah disampaikan diatas dan disajikan dalam tabel
berikut :
153
Tabel 3.7 Evaluasi Terhadap Indeks-Indeks Fit Model Struktural
Indeks fit Hasil Nilai yang
direkomendasikan Evaluasi model
Chisquare
Chi-Square 225,833 < 135,480 Marginal
Probabilitas 0,000 > 0,05 Marginal
Absolute Fit Measures
GFI 0,930 > 0,90 Good fit
RMSEA 0,0526 < 0,08 Good fit
Chi-Square/DF 1,947 < 2 Good fit
Incremental Fit
Indices
NFI 0,985 > 0,90 Good fit
NNFI 0,990 > 0,90 Good fit
CFI 0,992 > 0,90 Good fit
RFI 0,981 > 0,90 Good fit
Parsimony Fit Indices
AGFI 0,904 0-1 Good fit
PNFI 0,797 0-1 Good fit
Sumber : Hasil Pengolahan
Berdasarkan hasil penghitungan kecocokan model dengan beberapa kriteria
indeks kecocokan, di dapat sebelas kriteria yang diukur dan dari sebelas ukuran
tersebut, ada dua indeks yang tidak memenuhi syarat kecocokan model yaitu nilai
Chi-Square dan Significance Probability, sedangkan sembilan indeks yang lainnya
sudah masuk kriteria yang baik. Bila mengacu pada nilai RMSEA sudah memenuhi
kriteria fit. demikian juga dengan kriteria lainnya sudah cukup memenuhi kriteria
fit. sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian diterima Nilai Chi-Square
yang diharapkan untuk kecocokan model yaitu lebih kecil dari Chi-Square-tabel dan
nilai Significance Probability yang diharapkan lebih besar dari 0,05. Hair, et al.,
(2014. p. 578) menjelaskan bahwa Chi-Square (𝑋2) bersifat sangat sensitif terhadap
154
sampel besar yang digunakan. Apabila jumlah sampel besar dalam penelitian lebih
dari 200 sampel, maka Chi-Square (𝑋2) harus didampingi dengan alat uji yang lain.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat hasil pengujian kecocokan model
secara overall menggunakan uji X2 (chi-square) diperoleh nilai sebesar 214,180
dengan p-value sebesar 0,000 dan nilai RMSEA = 0,0532. Bila mengacu pada nilai
RMSEA sudah memenuhi kriteria fit begitupun dengan indikator fit lainnya seperti
GFI, AGFI, NFI, NNFI, CFI dan RFI sudah menunjukan goodness of fit.
7. Interpretasi dan Spesifikasi model
Tahapan ini dilakukan apabila pengujian kecocokan menghasilkan model
yang kurang cocok. Dalam kondisi ini peneliti membuat keputusan bagaimana
menghapus, menambah atau memodifikasi jalur dalam model dan mengujinya
kembali.
3.5.2 Rancangan Uji Hipotesis
Berikut ini disampaikan uji hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
CSR dan kemitraan berpengaruh terhadap citra perusahaan industri tekstildi Jawa
Barat baik secara simultan dan parsial.
155
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.8
Diagram Jalur Hipotesis 2
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
Y1= γ11X1+ γ12X2 +ζ1
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah
sebagai
H0 : 11= 12 = 0
Tidak terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap citra perusahaan
industri tekstildi Jawa Barat secara simultan;
H1 : paling sedikit ada 11 atau12 0
Terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap citra perusahaan industri
tekstildi Jawa Baratsecara simultan
156
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan di atas
sebagai berikut :
(Hair.et al 2014;181).
Kriteria uji, Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 1- dan
derajat bebas (k;n-k-1) dengan k adalah jumlah variabel bebas dan n adalah jumlah
sampel (pengamatan).
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : γ1i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh CSRterhadap citra perusahaan industri
tekstildi Jawa Barat
Tidak terdapat pengaruh kemitraan terhadap citra perusahaan industri
tekstildi Jawa Barat
H1 : γ1i≠0
Terdapat pengaruh CSRterhadap citra perusahaan industri tekstildi
Jawa Barat
Terdapat pengaruh kemitraan terhadap citra perusahaan industri
tekstildi Jawa Barat
2
2
21
21
1
)1(
yxx
yxx
Rk
RknF
157
Statistik uji yang digunakan adalah :
)ˆ(
ˆ
1
1
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
Hipotesis 3
CSR dan kemitraan berpengaruh terhadap daya saing industri tekstil di Jawa Barat
baik secara simultan dan parsial.
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.9
Diagram Jalur Hipotesis 3
158
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
Y2= γ21X1+ γ22X2 +ζ2
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah
sebagai berikut :
H0 : 21= 22 = 0
Tidak terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap daya saingindustri
tekstildi Jawa Barat secara simultan;
H1 : paling sedikit ada 21 atau 22 0
Terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap daya saing industri tekstildi
Jawa Baratsecara simultan
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : γ2i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh CSR terhadap daya saing industri tekstil di
Jawa Barat
Tidak terdapat pengaruh kemitraan terhadap daya saing industri tekstil
di Jawa Barat
H1 : γ2i≠0
Terdapat pengaruh CSRterhadap daya saing industri tekstil di Jawa
Barat
Terdapat pengaruh kemitraan terhadap daya saing industri tekstil di
Jawa Barat
159
Statistik uji yang digunakan adalah :
)ˆ(
ˆ
2
2
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
Hipotesis 4
CSR dan kemitraan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan industri tekstil di
Jawa Barat baik secara simultan dan parsial.
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.10
Diagram Jalur Hipotesis 4
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
Z= γ31X1+ γ32X2 +ζ3
160
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah
sebagai berikut :
H0 : 31= 32 = 0
Tidak terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap kinerja perusahaan
industri tekstil di Jawa Barat secara simultan;
H1 : paling sedikit ada 31 atau32 0
Terdapat pengaruh CSR dan kemitraan terhadap kinerja perusahaan industri
tekstil di Jawa Barat secara simultan
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : γ3i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan industri
tekstil di Jawa Barat
Tidak terdapat pengaruh kemitraan terhadap kinerja perusahaan industri
tekstildi Jawa Barat
H1 : γ3i≠0
Terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan industri tekstil di
Jawa Barat
Terdapat pengaruh kemitraan b terhadap kinerja perusahaan industri
tekstil di Jawa Barat
Statistik uji yang digunakan adalah :
)ˆ(
ˆ
3
31
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
161
Hipotesis 5
Citra perusahaan dan daya saing berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada
industri tekstil di Jawa Barat baik secara simultan dan parsial.
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Kinerja
Perusahaan
4Citra
Perusahaan
Daya Saing
Y21
Y22
Y23
Y11
Y12
Y13Z1
Z2
Z3
Gambar 3.11
Diagram Jalur Hipotesis 5
Model struktural untuk diagram di atas adalah:
Z= β31Y1+ β 32Y2 +ζ4
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan adalah
sebagai berikut :
H0 : 31= 32 = 0
Tidak terdapat pengaruh citra perusahaan dan daya saing terhadap kinerja
perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat secara simultan;
H1 : paling sedikit ada 31 atau32 0
162
Terdapat pengaruh citra perusahaan dan daya saing terhadap kinerja
perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat secara simultan
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : β 3i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh citra perusahaan terhadap kinerja perusahaan
pada industri tekstil Jawa Barat
Tidak terdapat pengaruh daya saingterhadap kinerja perusahaan pada
industri tekstil Jawa Barat
H1 : β 3i≠0
Terdapat pengaruh citra perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada
industri tekstil Jawa Barat
Terdapat pengaruh daya saing terhadap kinerja perusahaan pada industri
tekstil Jawa Barat
Statistik uji yang digunakan adalah :
)ˆ(
ˆ
3
3
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
Hipotesis 6
CSR dan Kemitraan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan melalui Citra
Perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat
163
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.12
Diagram Jalur Hipotesis 5
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : β 3i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan melalui Citra
Perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat;
Tidak terdapat pengaruh Kemitraan terhadap kinerja perusahaan melalui
Citra Perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat
H1 : β 3i≠0
Terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan melalui Citra
Perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat;
Terdapat pengaruh Kemitraan terhadap kinerja perusahaan melalui Citra
Perusahaan pada industri tekstil Jawa Barat
Statistik uji yang digunakan adalah :
164
)ˆ(
ˆ
3
3
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
Hipotesis 7
CSR dan Kemitraan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan melalui Daya Saing
pada industri tekstil Jawa Barat
Hipotesis diatas dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.13
Diagram Jalur Hipotesis 5
Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial adalah
sebagai berikut :
Ho : β 3i= 0, i=1,2
Tidak terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan melalui Daya
Saing pada industri tekstil Jawa Barat;
Tidak terdapat pengaruh Kemitraan terhadap kinerja perusahaan melalui
Daya Saing pada industri tekstil Jawa Barat
165
H1 : β 3i≠0
Terdapat pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan melalui Daya
Saing pada industri tekstil Jawa Barat;
Terdapat pengaruh Kemitraan terhadap kinerja perusahaan melalui
Daya Saing pada industri tekstil Jawa Barat
Statistik uji yang digunakan adalah :
)ˆ(
ˆ
3
3
i
i
SEt
Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan
3.6 Rancangan Penetapan Temuan Penelitian
Pemecahan temuan penelitian disusun dengan menggambarkan bagaimana
masalah dari awal sampai akhir penelitian berdasarkan hasil dan mengacu pada
identifikasi masalah, tujuan penelitian sehingga diperoleh variabel-variabel solusi
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis dan dilakukan pemetaan
strategi untuk mendapatkan model solusi yang jelas. Dari hasil penelitian melalui
wawancara, serta pengujian hipotesis statistik diharapkan akan mampu
memunculkan model peningkatkan kinerja perusahaan.
3.6.1. Rancangan Pemecahan Masalah
Beranjak dari masalah yang terjadi dan peran penting industri tekstil yang
mampu menyerap total tenaga kerja manufaktur di Indonesai namun masih
memiliki kelemahan dalam posisi daya saing dan dalam meningkatan citra
perusahaan, serta fenomena yang ada di dalam industri tekstil di Jawa Barat
166
mengindikasikan belum optimalnya implementasi CSR untuk menunjang citra
perusahaan yang lebih baik agar menghasilkan kinerja perusahaan yang
berkelanjutan yang diikuti dengan pengembangan kemitraan yang dijalin belum
secara optimal, dikarenakan masih lemahnya kerja sama lintas fungsi yang dapat
mempengaruhi daya saing perusahaan, sehingga peneliti kemudian mendasarkan
variabel penelitiannya pada hasil penelitian terdahulu mengenai kinerja perusahaan,
sehingga munculah variabel CSR, kemitraan, citra perusahaan, daya saing. Pada
identifikasi rumusan masalah, cakupan penelitian dipersempit untuk dapat menjawab
inti dari masalah sehingga menghasilkan tujuan penelitian sampai hipotesis penelitian
yang didukung oleh hasil wawancara.
Mengacu pada identifikasi masalah, tujuan penelitian dan metode penelitian
dalam subbab di atas diharapkan akan didapatkan variabel dan keterkaitan antar
variabel yang dapat dipakai sebagai variabel solusi yang dijadikan dasar sebagai
bahan untuk pemecahan masalah. Setelah didapatkan variabel solusi, dilakukan
rumusan tujuan, pemetaan strategi untuk mendapatkan model solusi yang jelas,
menyusun operasionalisasi strategi, dan menyusun rencana tindakan. Dari hasil
penelitian yang meliputi wawancara dan observasi, dan pengujian hipotesis statistik
dengan menggunakan SEM, diharapkan akan mampu memunculkan model
peningkatkan retensi pelanggan. Berdasarkan alur tersebut, diperoleh variabel-
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan tekstil di Indonesia
dan dilakukan pemetaan strategi untuk mendapatkan model solusi yang jelas.
Tahapan untuk rancangan pemecahan masalah secara lengkap adalah
sebagai berikut.
167
3.6.1.1. Pemecahan Masalah
Sebelum menyusun rumusan tujuan, maka perlu diidentifikasi setiap uraian
masalah baik secara deskriptif maupun verifikatif setelah melakukan penelitian di
lapangan. Hasil identifikasi tersebut juga memerlukan uji reliabilitas dan validitas
serta uji kesesuaian model untuk menghasilkan penelitian yang dapat
dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
Dari setiap uraian masalah yang telah diidentifikasi, maka dapat ditentukan
tujuan pemecahan masalah berkaitan dengan peningkatan kinerja perusahaan tekstil
baik melalui peningkatan citra perusahaan, dan daya saing yang superior melalui
pembangunan kemitraan strategis dan pengaplikasian strategi CSR agar perusahaan
memperoleh keunggulan bersaing yang kuat.
3.6.1.2. Pemetaan Strategi
Sesuai dengan identifikasi masalah dan tujuan penelitian ini, tujuan
pemecahan masalah adalah mengembangkan kinerja perusahaan TPT dan strategi
peningkatan CSR dan kemitraan yang mempertimbangkan daya saing serta citra
perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya diidentifikasi
terlebih dahulu variabel solusi (variabel-variabel endogen yang signifikan)
berdasarkan hasil analisis. Memperhatikan kemungkinan hasil analisis dalam
model penelitian, akan didapatkan kondisi alternatif sesuai dengan hipotesis
penelitian.
Dari masing-masing alternatif hasil pengujian hipotesis dibuat peta strategi
untuk mencapai tujuan pemecahan masalah. Peta strategi dimulai dari penentuan
168
variabel solusi, kemudian disusun operasionalisasi variabel solusi atau merinci
indikator variabel solusi sehingga menjadi dimensi dan indikator atau saran yang
konkrit. Dalam tahap ini akan diidentifikasi terlebih dahulu variabel solusi (variabel-
variabel independen yang signifikan) berdasarkan hasil analisis. Memperhatikan
kemungkinan hasil analisis dalam model penelitian, akan didapatkan kondisi
alternatif sebagai berikut :
Tabel 3.8 Tahapan Pemetaan Strategi
Pemetaan
Strategi
Langkah
Prioritas
Tingkat
Kontribusi
Pengaruh
Langkah
Pendukung
Tingkat
Kontribusi
Pengaruh
--- --- --- --- ---
Dari masing-masing alternatif di atas akan dapat dibuat peta strategi untuk
mencapai tujuan pemecahan masalah. Peta strategi dimulai dari penentuan variabel
solusi, kemudian disusun operasionalisasi variabel solusi atau merinci indikator
variabel solusi sehingga menjadi dimensi dan indikator atau saran yang konkrit. Hal
ini menjadi dasar untuk melakukan pemetaan strategi dalam rangka mengetahui
alternatif solusi yang tepat berdasarkan temuan empiris penelitian.
3.6.1.3. Operasionalisasi Strategi
Setelah peta strategi disusun, maka dalam tahap operasionaliasi strategi
dilakukan penilaian efektivitas tiap saran yang diajukan dengan melibatkan
manajemen perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil di Jawa Barat.
169
Operasionalisasi strategi adalah melakukan penilaian setiap saran yang
diajukan dengan melibatkan pihak manajemen/pengelola industri tekstil di Jawa
Barat.
3.6.1.4. Rencana Tindakan
Berdasarkan pemetaan strategi dan operasionalisasi strategi, akan dapat
disusun rencana tindakan (action plan) dengan format sebagai berikut.
Tabel 3.9 Rencana Tindakan
Saran Person in Charge Waktu Pelaksanaan
------ ------ -----
Saran penelitian disesuaikan dengan hasil temuan pada penelitian
berdasarkan Rencana tindakan berisi saran-saran yang konkrit untuk meningkatkan
kinerja perusahaan melalui citra perusahaan dan daya saing dengan meningkatkan
kinerja kemitraan dan CSR. Dengan demikian, rencana tindakan yang akan
dilakukan adalah:
1. Menentukan peningkatan kinerja kemitraan dan CSR agar dapat
meningkatkan citra perusahaan dan daya saing terhadap perusahaan tekstil
2. Meningkatkan kinerja perusahaan yang dilandasi citra perusahaan dan daya
saing terhadap perusahaan tekstil.
170
3.6.1.5. Rencana Evaluasi dan Kontrol
Tahap akhir ini merupakan bagian akhir tahapan yang bertujuan untuk
mengevaluasi dan mengontrol efektivitas pemecahan masalah berdasarkan indikator
yang ditetapkan / direkomendasikan. Rencana evaluasi dan kontrol
diimplementasikan oleh penanggung jawab pada kurun waktu yang telah ditetapkan.
Adapun indikator yang telah ditetapkan diukur dan digunakan sebagai alat verifikasi
yang memperlihatkan bahwa solusi yang diberikan telah sesuai dalam
pelaksanaannya dan diharapkan dapat memberikan pemecahan atas masalah yang
dihadapi industri tekstil terutama bagi perusahaan TPT di Jawa Barat.