36
Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 1 LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT EKSOTIK DALAM RANGKA KEGIATAN PERLINDUNGAN HEWAN TERHADAP PENYAKIT EKSOTIK (PMK)TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Suatu penyakit hewan eksotik yang sangat menular seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mampu menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat luar biasa besarnya baik bagi produsen ternak, industri terkait maupun konsumen. Pemerintah Indonesia berupaya untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah masuknya kembali PMK ke Indonesia dan akan melakukan upaya pemberantasan dengan biaya yang diharapkan dapat ditekan serendah mungkin apabila wabah PMK suatu saat muncul kembali Sejak Indonesia dinyatakan bebas PMK pada tahun 1986 dan status kebebasan ini telah diakui secara resmi oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties/OIE), maka selama 15 tahun Pemerintah Indonesia telah menetapkan pelarangan importasi yang ketat terhadap hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang berasal dari negara-negara yang dinyatakan tertular dalam upaya untuk mencegah masuknya kembali PMK ke Indonesia. Namun demikian peningkatan arus lalu lintas manusia dan barang serta perubahan pola perdagangan serta juga perubahan peraturan perdagangan dunia telah menyebabkan meningkatnya kemungkinan timbulnya wabah PMK. Jalur masuk yang memungkinkan yang menyebabkan virus PMK masuk ke suatu negara bebas adalah melalui penyelundupan daging yang tidak diolah dan produk hewan lainnya, terorisme ekonomi dan sampah yang ditransportasikan dengan pesawat terbang dan kapal laut (Donaldson dan Doel, 1994). Oleh karena sangat tidak mungkin untuk melakukan pemblokiran seluruh jalur masuk yang mungkin menyebabkan masuknya PMK ke Indonesia, maka kemungkinan terjadinya wabah harus tetap dipertimbangkan. Ada beberapa dasar pertimbangan teknis maupun ekonomis yang mendorong Penyebaran PMK selalu mengikuti pola lalu lintas dan perdagangan ternak, sehingga dengan melaksanakan

LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 1

LAPORAN KEGIATAN

PENYIDIKAN PENYAKIT EKSOTIK

DALAM RANGKA KEGIATAN PERLINDUNGAN HEWAN

TERHADAP PENYAKIT EKSOTIK (PMK)TAHUN 2012

BAB I

PENDAHULUAN

Suatu penyakit hewan eksotik yang sangat menular seperti Penyakit Mulut

dan Kuku (PMK) mampu menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat luar biasa

besarnya baik bagi produsen ternak, industri terkait maupun konsumen.

Pemerintah Indonesia berupaya untuk melakukan tindakan-tindakan yang

diperlukan untuk mencegah masuknya kembali PMK ke Indonesia dan akan

melakukan upaya pemberantasan dengan biaya yang diharapkan dapat ditekan

serendah mungkin apabila wabah PMK suatu saat muncul kembali

Sejak Indonesia dinyatakan bebas PMK pada tahun 1986 dan status

kebebasan ini telah diakui secara resmi oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia

(Office International des Epizooties/OIE), maka selama 15 tahun Pemerintah

Indonesia telah menetapkan pelarangan importasi yang ketat terhadap hewan,

bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan yang berasal dari negara-negara

yang dinyatakan tertular dalam upaya untuk mencegah masuknya kembali PMK

ke Indonesia. Namun demikian peningkatan arus lalu lintas manusia dan barang

serta perubahan pola perdagangan serta juga perubahan peraturan perdagangan

dunia telah menyebabkan meningkatnya kemungkinan timbulnya wabah PMK.

Jalur masuk yang memungkinkan yang menyebabkan virus PMK masuk

ke suatu negara bebas adalah melalui penyelundupan daging yang tidak diolah

dan produk hewan lainnya, terorisme ekonomi dan sampah yang ditransportasikan

dengan pesawat terbang dan kapal laut (Donaldson dan Doel, 1994). Oleh karena

sangat tidak mungkin untuk melakukan pemblokiran seluruh jalur masuk yang

mungkin menyebabkan masuknya PMK ke Indonesia, maka kemungkinan

terjadinya wabah harus tetap dipertimbangkan. Ada beberapa dasar pertimbangan

teknis maupun ekonomis yang mendorong Penyebaran PMK selalu mengikuti

pola lalu lintas dan perdagangan ternak, sehingga dengan melaksanakan

Page 2: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 2

pelarangan lalu lintas hewan, bahan asal hewan dan hasil olahannya serta tindakan

karantina yang ketat terutama di daerah-daerah perbatasan antara wilayah

tertular/tersangka dengan wilayah bebas, maka pemberantasan PMK dengan

menerapkan strategi pembebasan pulau per pulau sangat layak untuk

dilaksanakan.

Secara umum dapat dikatakan pelaksanaan program pemberantasan PMK

tahun 1974 – 1983 berjalan dengan cukup baik ditandai dengan perkembangan

kasus yang semakin menurun setiap tahunnya dan kasus menghilang sama sekali

sejak tahun 1978 – 1982. Suatu daerah tertular dinyatakan bebas setelah 3 tahun

dilakukan vaksinasi secara berturut-turut dan kemudian dilakukan evaluasi dan

surveilans selama 3 tahun.

Provinsi Bali dinyatakan bebas pada tahun 1978, Provinsi Jawa Timur

pada tahun 1981 dan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1982. Untuk daerah

tersangka seperti Provinsi DI Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera

Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, Jawa Barat, DKI

Jakarta dan Jawa Tengah, upaya pemberantasan dilaksanakan dengan jalan

mengadakan monitoring dan surveilans untuk memastikan ada tidaknya kasus

PMK.

Proses pengakuan internasional yang diperoleh Indonesia sebagai negara

dengan status bebas PMK menempuh jalan yang cukup panjang. FAO/APHCA

pada tahun 1986 melakukan evaluasi dan kajian terhadap status PMK di Indonesia

dan menyimpulkan bahwa Pemerintah Indonesia berhasil mengendalikan dan

menberantas PMK yang telah berjangkit di Indonesia lebih dari 100 tahun dengan

komitmen dan dedikasi yang tinggi. Penyakit Eksotik adalah penyakit yang

berasal dari luar Negeri dan kejadiannya sampai sekarang belum ditemukan atau

sudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia.

Kasus penyakit eksotik menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

keadaan sosial, ekonomi bahkan politik Indonesia, oleh karena itu deteksi dini dan

keakuratan diagnosis adalah kunci dalam usaha pencegahan masuknya penyakit

eksotik ke Indonesia. Dari beberapa penyakit eksotik yang harus terus diwaspadai

agar tidak masuk ke Indonesia antara lain adalah Penyakit Mulut dan Kuku

Page 3: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 3

(PMK), penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) dan

Paratuberculosis.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus dari genus Aphthovirus yang merupakan virus yang berjangkit disebagian

besar belahan dunia, seringkali menyebabkan epidemi yang luas pada sapi dan

babi piaraan (Frank, dkk, 1995).

Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit viral pada ternak yang

kerap menimbulkan wabah hebat yang menurunkan tingkat produktivitas ternak

dan nyata-nyata mempengaruhi mata pencarian masyarakat pedesaan yang

sepenuhnya bergantung pada ternak. PMK merupakan kepentingan global dengan

multi faktor yaitu: menyerang banyak spesies; mempengaruhi produksi dan

pengelolaan ternak; mempengaruhi perdagangan ternak dan produk ternak; dan

menguras dan akan terus menguras alokasi sumberdaya kesehatan hewan.

Satu studi yang dilakukan oleh Rushton dan Knight-Jones (2012)

memisahkan dampak PMK menjadi 2 (dua) komponen yaitu dampak langsung

akibat penurunan produksi dan perubahan struktur populasi ternak; dan dampak

tidak langsung terkait dengan biaya yang secara signifikan harus dikeluarkan

untuk pengendalian dan manajemen PMK.

Epidemi tersebut juga memperlihatkan bahwa dampak politik dan

ekonomi dari penyebaran penyakit ini bukan hanya ditanggung sektor pertanian

dan industri pangan, tetapi bahkan meluas ke sektor lainnya yang terkait dengan

masyarakat. Indonesia merupakan salah satu dari 66 negara yang dinyatakan

“bebas tanpa vaksinasi” sesuai resolusi OIE Nomor 17 yang ditetapkan dalam

Sidang Umum Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) ke-81 pada bulan Mei

2013. Dengan resolusi yang selalu diperbaharui setiap tahun ini, artinya

Indonesia sudah bebas PMK selama hampir 27 tahun sejak dideklarasi pada 1986

yang lalu, meskipun baru diakui OIE secara resmi pada 1990.

Untuk mempertahankan status bebasnya, Indonesia melakukan berbagai

upaya yang dipersyaratkan OIE sebagaimana disinggung di bawah ini, meskipun

masih perlu dikaji ulang apakah upaya-upaya tersebut cukup efektif, memenuhi

kaidah teknis, dan sudah sejalan dengan dinamika perkembangan ilmu dan

teknologi.

Page 4: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 4

Salah satu persyaratan yang harus tetap dilakukan oleh negara bebas sesuai

standar OIE adalah melakukan surveilans berkelanjutan. Surveilans serologis

PMK dilaksanakan oleh Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) setiap tahun sejak

1990. [11] Dalam hal ini digunakan metoda Elisa Liquid Phase Blocking untuk

mendeteksi antibodi struktural PMK. Selama ini Pusvetma melakukan

pengambilan sampel di wilayah-wilayah yang dianggap berisiko tinggi baik yang

letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, dan wilayah padat ternak yang

pernah ada kasus PMK di masa lampau. Wilayah-wilayah tersebut adalah

Sumatera (Sumatera Utara, Riau dan Jambi), Kalimantan (Kalimantan Barat dan

Kalimantan Timur), Sulawesi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara), Jawa (DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur), dan Bali. Namun setelah

1997, tidak lagi dilakukan surveilans PMK di Bali.

Disamping itu untuk memperkuat kewaspadaan dini terhadap PMK telah

dirintis penyusunan panduan Kiatvetindo (Kesiapsiagaan Darurat Veteriner

Indonesia) untuk PMK sejak 2000 yang lalu dan sampai saat ini telah direvisi tiga

kali. Panduan ini berisikan prosedur baku kesiapan nasional dalam menghadapi

keadaan darurat apabila wabah PMK berjangkit. Dalam rangka mensosialisasikan

panduan ini telah dilaksanakan beberapa kali lokakarya simulasi PMK untuk para

dokter hewan yang bertugas di provinsi maupun kabupaten/kota.

Upaya lain dalam mempertahankan status bebas tersebut yaitu melakukan

kampanye peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness). Pesan yang

disampaikan pada umumnya meliputi pengenalan mengenai PMK, bahayanya

bagi Indonesia, dan peran apa yang bisa dilakukan untuk mencegah PMK masuk

kembali ke Indonesia. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit yang

sangat menular dan merugikan pada semua hewan berkuku belah. Penyakit ini

disebabkan oleh virus dari genus aphthovirus, familia Picornaviridae. Terdapat

tujuh serotype virus PMK yaitu ; O, A, C, Asia 1, SAT 1, SAT 2 dan SAT 3 (OIE,

2004a), secara klinis serotipe ini tidak dapat dibedakan. Beberapa spesies seperti

sapi, babi , kambing, domba, kerbau dan hewan liar berkuku belah seperti rusa,

antelope dan babi hutan juga dapat terjangkit PMK (OIE, 2004a). Diantara

hewan-hewan di Asia, sapi dan kerbau mempunyai kerentanan yang tinggi baru

Page 5: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 5

diikuti babi sedangkan kambing dan domba bersifat kurang rentan dan hanya

memainkan peranan sedikit dalam penyebaran penyakit (Subronto,1997).

Gejala klinis yang ditimbulkan dapat berfariasi tergantung galur virus

PMK yang menyerang, gejala klinis yang pertama muncul adalah kenaikan suhu

tubuh diikuti lemas, nafsu makan turun, pada saat lepuh-lepuh terbentuk didalam

mulut salivasi akan meningkat dan disertai terbentuknya busa disekitar bibir serta

leleran saliva yang menggantung. Lepuh dapat terlihat pada permukaan bibir

sebelah dalam, gusi, lidah bagian samping dan belakang. Kulit dicelah teracak

menjadi bengkak, merah dan panas sehingga hewan tidak bias berdiri, lepuh-lepuh

ini mudah pecah sehingga isinya mudah keluar dan meninggalkan keropeng

bersisik, adanya infeksi sekunder akan menunda kesembuhan lesi. (Subronto,

1997).

Aphthovirus menginfeksi berbagai hewan teracak dan spesies hewan liar.

Sapi, kerbau air, domba, kambing, unta dan babi adalah rentan terhadap penyakit

mulut dan kuku (Frank, dkk, 1995).

Kejadian PMK pertama kali dilaporkan tahun 1887 di Malang kemudian

menyebar ke Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan , Bali dan Nusa Tenggara.

Tahun 1962 kembali muncul di Bali akibat masuknya ternak secara illegal dari

Jawa Timur dan berakhir tahun 1966, tahun 1983 terjadi wabah ketiga di Jawa

Tengah dan Jawa Timur dan dalam waktu 2 minggu telah menyebar keseluruh

Pulau Jawa melalui perpindahan ternak dan perdagangan daging (Direktorat Bina

Produksi Peternakan, 2002). Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penyakit

tersebut dengan melakukan vaksinasi masal serta mengontrol jalur perpindahan

hewan serta produk asal hewan. Vaksinasi meliputi lebih dari 95% ternak yang

diduga terserang PMK di Jawa yang memberi hasil penurunan kasus PMK tahun

1974-1983. Status bebas PMK dimulai di Bali tahun 1978, Jawa Timur 1981,

sulawesi Selatan 1983, Indonesia dinyatakan bebas dari PMK tahun 1986

(Direktorat Jenderal Produksi Peternakan, 2002).

Etiologi

PMK disebabkan oleh picorna-virus. Telah diketahui bahwa PMK

mempunyai 7 tipe, yaitu tipe-tipe A,O, C, Asia 1 dan SAT 1, 2 dan 3.Telah pula

Page 6: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 6

diketahui banyak subtype yang pengenalannya semula didasarkan atas perbedaan

kelakuan subtype-subtype virus di dalam reaksi serologic secara uji ikatan

komplemen. Sampai saat ini telah dikenal sebanyak 61 subtype virus. Arti penting

dari subtype-subtype tersebut, yang diberi kode A5, A24, 01, C3 dan sebagainya

adalah dalam segi taksonomi dan epidemiologi virus; untuk tujuan praktis dalam

pemilihan galur virus untuk pembuatan vaksin, uji netralisasi silang diantara

galur-galur virus dianggap lebih penting. Uji netralisasi silang dinyatakan dalam

suatu indeks yang dikenal sebagai nilai "r". poli pettida kapsit yang disebut VP1

dan VP3 adalah imunogen yang mudah mengalami perubahan mutasi. VPI diduga

tersangkut dalam pengikatan pada sel-sel. Rekombinasi genetic diantara galur-

galur virus PMK sekarang telah diketahui dengan baik VP1 dan VP3 telah

dicodekan (coded) ke dalam plasmid dan dapat dihasilkan oleh kuman Escherichia

coli.

Dalam keadaan yang serasi virus PMK bersifat sangat tahan dan dapat

ditularkan melalui produk-produk hewani seperti kulit, daging dan susu. Di dalam

otot, karena terbentuknya asam, virus hanya mampu bertahan selama dua hari dan

menjadi inaktif, sedangkan di dalam jaringan lain, misalnya kelenjar-kelenjar dan

sungsum tulang, virus dapat hidup berbulan-bulan dalam penyimpanan beku.

Ketahanan virus serupa juga ditemukan pada daging yang diasinkan. Virus

bersifat stabil dalam lingkungan terbuka untuk jangka waktu yang cukup lama,

yang kemudian disebarkan secara aerosol, terutama jika kelembaban udara

mencapai 70% dan suhu udara yang dingin. Virus bersifat peka terhadap alkali

maupun asam. Untuk mensuci hamakan tempat maupun alat-alat, bisa digunakan

larutan sodium karbonat 4% atau sodium hidroksida 2%. Untuk membersihkan

tubuh orang yang diduga tercemar dianjurkan menggunakan asam nitrat 0.5%.

Kepulauan Indonesia tertular dengan type O pada 1887. pada pertengahan

1983, di Jawa tengah terjadi wabah PMK yang bermula dari Kabupaten Blora,

Jawa Tengah. Penyakit diketahui telah meluas ke daerah- daerah lain, hingga

hampir semua kabupaten di Jawa terserang. Pulau Jawa dengan populasi ternak

besar dewasa ini sebanyak lebih dari 5 juta ekor telah tertular penyakit selama 92

tahun, dan pulau madura dengan lebih kurang setengah juta ternak besar untuk

ternak besar telah tertular untuk jangka waktu 70 tahun. Dalam jangka waktu yang

Page 7: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 7

panjang penyakit telah menjalar ke pulau-pulau yang lain, akan tetapi dapat

tertahan oleh karena ketidak mampuan virus untuk melangsungkan mata rantai

penyebaran. PMK di Asia Tenggara bersifat enzooti dengan kejadian klinis yang

sifatnya rendah sampai sedang, dan Kadang-kadang diselingi dengan wabah yang

besar. Pemindahan ternak merupakan unsur yang terpenting dalam penyebaran

penyakit, yang biasanya mengikuti jalan atau transportasi. Wabah-wabah yang

terjadi di daerah yang semula bebas hampir selalu dapat dilacak terjadinya dan

disebabkan oleh pemasukan hewan-hewan ke daerah tertular tersebut. Pada

daerah tropis, penyebaran secara aerosol dan angin mungkin hanya terbatas pada

jarak-jarak yang pendek. Penularan melalui daging dan produk-produk hewani

lain tidak begitu dikenal luas, meskipun hal tersebut mungkin saja dapat terjadi.

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) pertama kali didiagnosis di

Inggris pada tahun 1986. sejak itu penyakit ini menjadi epidemi disana dan

selanjutnya ditemukan di Irlandia Utara, Republik Irlandia, Oman, Swiss, Prancis

dan barangkali negara eropa lainnya (Frank, dkk, 1995).

Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) atau Mad cow adalah

penyakit pada sapi dewasa yang menyerang susunan syaraf pusat dengan ditandai

adanya degenerasi spongiosa pada sel syaraf yang berdampak fatal (fatal

Neurologikal disease). Penyakit BSE ini termasuk dalam kelompok penyakit

transmissible spongiform encephalopathies (TSE).

Menurut Sitepoe tahun 2000 Bovine Sponiform Encephalopathy

disebabkan oleh sejenis protein yang disebut Prion (Proteinaceous Infectious) dan

disingkat PrP. Prion sangat tahan terhadap bahan kimia yang bersifat merusak

(formalin, ethanol, deterjen, H2O2 dll) dan berbagai kondisi yang ektrim seperti

suhu (sampai 1320C) dan tekanan tinggi, pH rendah mau tinggi. Penyakit yang

disebabkan oleh Prion ini dapat menyerang manusia maupun hewan, dan sampai

sejauh ini belum dapat diobati.

Hewan yang peka terhadap BSE adalah sapi, dan sejauh ini diketahui

bahwa tidak ada perbedaan kepekaan diantara ras atau jenis sapi terhadap BSE.

Penularan BSE terutama melalui pakan yang mengandung tepung daging dan

tulang (Meat Bone Meal/MBM) yang berasal dari hewan penderita. Penularan

Page 8: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 8

secara kontak langsung belum pernah dilaporkan, sedang penularan secara vertical

dari induk ke anak sangat kecil kemungkinannya. Manusia tertular BSE melalui

daging dan produk lain dari hewan yang menderita BSE.

Rata-rata sapi yang terserang BSE berumur 5 tahun. Masa inkubasi BSE

antara 2 - 8 tahun dengan rata-rata 5 tahun. Gejala klinis yang paling menonjol

adalah gejala syaraf. Secara umum terjadi perubahan pada status mental dan

tingkah laku, abnormalitas bentuk tubuh dan pergerakan serta gangguan sensorik.

Gejala umum yang nampak antara lain hilangnya nafsu makan, kekurusan,

penurunan produksi susu, ataksia (kejang-kejang), tremor, agresif dan suka

menyepak, telinga tegak dan kaku kadang-kadang hewan terjatuh. Selain itu

hewan penderita sangat sensitif terhadap suara, sinar dan sentuhan.

Penyakit Mulut dan Kuku memiliki nilai yang penting terhadap peternakan

karena keberadaan penyakit tersebut menimbulkan dampak penurunan

produktifitas hasil peternakan karena memiliki morbiditas yang tinggi dan

mortalitas yang cukup tinggi pada hewan yang muda. Selain itu BSE merupakan

penyakit yang penting dan perlu selalu diwaspadai kemungkinan penyebarannya

karena tidak hanya berbahaya bagi hewan tapi juga bagi manusia karena bersifat

zoonosis.

Penyakit mulut dan Kuku, merupakan penyakit yang berbahaya, telah

mendorong dibuatnya peraturan internasional yang ditujukan untuk menekan

sekecil mungkin resiko masuknya penyakit hewan ke suatu negara. Beberapa

negara telah berhasil dapat mencegah masuknya Penyakit mulut dan Kuku

dengan melarang pemasukan semua jenis hewan dan produk hewan dari negara

tempat penyakit itu berjangkit (Frank, dkk, 1995)..

PARATUBERCULOSIS

Paratuberculosis atau penyakitnya Johne’s Disease adalah Penyakit

mycobacterial pada sapi yang disebabkan oleh Mycobacterium avium subspecies

paratuberculosis (MAP), ditandai dengan manifestasi peradangan usus (enteritis

granulomatosa). Gajal klinik pada stadium akhir berupa diare kronik dan

kehilangan berat badan. Gejala tersebut baru muncul setelah sapi berumur 2

Page 9: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 9

sampai 10 tahun, meskipun infeksinya terjadi sejak anak sapi dilahirkan

(neonatal).

Selain menyerang sapi, Johne’s Disease juga menyerang ruminansia lain,

seperti kerbau, kambing, domba, bison, rusa. Johne’s Disease jarang menyerang

kuda dan babi. Johne’s Disease ini pertama ditemukan pada sapi perah oleh Dr.

Heinrich A. Johne pada tahun 1895 di Jerman. Sehingga dikenal dengan nama “

John’s Disease” yang saat ini telah penyebarannya sudah meluas di berbagai

belahan dunia.

Gejala spesifik Johne’s Disease pada sapi berupa kehilangan berat badan

meskipun nafsu makan normal, diare, produksi susu turun. Hhewan dapat

terinfeksi sebelum umur 6 bulan melalui makanan atau susu yang terkontaminasi

MAB. Karena perkembangan penyakitnya yang lambat, maka gejala klinik

seringkali tidak teramati sampai umur hewan paling sedikit tiga tahun. Tanda

klinik ini muncul, seringkali dipicu oleh adanya stres seperti beranak atau

kepadatan ternak dalam suatu kandang.

Sapi yang sudah menunjukkan gejal klinis dapat menularkan penyakit

melalui fesesnya dan sangat berbahaya bagi hewan sekelompoknya. Karena sapi

tersebut dapat menghamburkan (shedding) MAP selama 18 bulan sesudah

perkembangan gejala klinisnya. Meskipun tidak berkembang biak pada

lingkungan, namun MAP dapat hidup dalam tanah dan air selama lebih dari satu

tahun, dalam keadaan dingin atau kering. MAP tahan hidup (resisten) dalam

kotoran hewan/pupuk kandang dan air pada suhu yang rendah.

Beberapa peneliti melaporkan bahwa lebih dari 90% hewan yang

terinfeksi oleh MAP menampakkan diri seperti sehat, namun berpotensi

menyebarkan MAP melalui fesesnya dan dapat menularkan MAP ke ruminansia

lain dalam kelompoknya. Gejala klinis biasanya terjadi segera setelah hewan

melahirkan anak pertama atau ke kedua. Anak sapi atau sapi muda lebih peka

terhadap infeksi MAP dibandingkan dengan sapi dewasa.

Page 10: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 10

Sejarah penyakit

MAP Pertama kali ditemukan oleh H.A. Johne dan L. Frotingham tahun

1894 di Jerman. Mereka menemukan Bakteri ini dari jaringan usus sapi perah,

Pada perkembangan selanjutnya bakteri tersebut dikelompokan dalam

Mycobacterium avium complex(MAC),dengan nama MAP, sedangkan penyakit

yg ditimbulkan disebut Paratuberkulosis atau JD (Harris and Barleta 2001;

Griffiths 2003). DiIndonesia penyakit ini dilaporkan pada tahun 2008 setelah

bakteri MAP dapat diisolasi dari dari sapi perah di daerah Bandung dan

Banyumas dengan prevalensi penyakit berkisar 2 % (Adji 2008) .

MAP merupakan Bakteri Gram positif yg berbentuk batang dengan ukuran

0,2-0,7 x 1,0-2 µm,non motil, Bakteri ini tahan asam dan suhu pertumbuhannya

25-43°C dan optimal pada suhu 39°C (Griffits 2003), Waktu tumbuh bakteri ini 4-

24 minggu (Yokomizo 1997,OIE 2008,Quinn et al. 2006) dan mampu tumbuh

pada konsentrasi garam kurang dari 5% pada pH 5,5 (Griffiths 2003), Masa

inkubasi penyakit pada umumnya terjadi antara 2 sampai 4 tahun

Penularan Penyakit

Johne’s desease dilaporkan terjadi di semua belahan benua yaitu benua

Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Penyakit ini lebih sering terjadi pada

sapi perah dibandingkan hewan ruminansia lainnya. Sedangkan pada ruminasia

kecil lebih sering terjadi pada kambing dan domba. Tempat infeksi dari bakteri

MAP adalah usus (ileum-caecum) sehingga hewan yg terinfeksi akan

mengeluarkan bakteri ini melalui feces

Diagnosis

Diagnosis penyakit paratuberkulosis dibedakan dalam 3 kategori:

1. Identifikasi MAP yang meliputi : nekropsi,mikroskopik, kultur, DNA probe

dan PCR

2. Uji serologi yang meliputi : Complement fixation tes(CFT), ELISA,dan Agar

Gel Immunodiffusion Test(AGID)

3. Uji Cell-Mediated Immunity(CMI) yg meliputi : Gamma Interferon Assay

dan Delayed Type Hypersensitivity (OIE 2008)

Page 11: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 11

Wilayah Indonesia yang berbatas laut dengan negara lain dengan lalu

lintas yang padat mengakibatkan posisi Indonesia yang terbuka sehingga

memungkinkan masuknya berbagai agen penyakit dari luar negeri ke Indonesia

baik secara legal maupun illegal, dengan adanya kedaan itu mengandung

konsekuensi untuk selalu waspada dengan melakukan surveilans menyeluruh dan

berkesinambungan, oleh karena itu Balai Veteriner Bukittinggi sebagai

Laboratorium diagnostik dengan wilayah kerja yang berbatasan dengan Negara

tetangga Malaysia dan Singapura mempunyai tugas untuk melakukan early

detection terhadap penyakit eksotik untuk mencegah masuknya penyakit tersebut

ke Indonesia melalui wilayah regional II. Untuk mempertahankan status bebas

PMK dan mencegah masuknya penyakit BSE maka dilakukan surveilans terhadap

penyakit tersebut, daerah dengan resiko tinggi dipilih untuk mendeteksi adanya

kejadian penyakit PMK dan BSE di wilayah Regional II.

Maksud Dan Tujuan

1. Melakukan investigasi terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk

memastikan bahwa wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi masih bebas dari

Penyakit Mulut dan Kuku.

2. Melakukan investigasi Penyakit BSE untuk memastikan wilayah kerja Balai

Veteriner Bukittinggi masih bebas dari Penyakit BSE.

3. Melakukan investigasi Penyakit Paratuberculosis untuk memastikan wilayah

kerja Balai Veteriner Bukittinggi yang bebas dari penyakit Paratuberculosis

Page 12: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 12

BAB II

MATERI DAN METODA

II. 1 Materi

II.1.1 Investigasi Penyakit Mulut dan Kuku

Daerah pengambilan sampel ditentukan berdasarkan atas pedoman dan

identifikasi resiko potensial terhadap penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

yakni; kedekatan dengan daerah tetangga, tingginya lalu lintas ternak dan jumlah

distribusi daging yang berasal dari impor illegal. Sehingga atas dasar tersebut dari

4 propinsi di wilayah kerja, hanya propinsi Sumbar yang tidak dilakukan

disampling

Lokasi surveilans dan jumlah sampel tahun 2013 terdapat pada table 1

sampai 3. Serum yang dikoleksi kemudian dilakukan pengujian di Balai Veteriner

Bukittinggi dengan metoda Enzim Linked Immunosorban Assay (ELISA) untuk

mendeteksi adanya titer Antibodi terhadap PMK dengan menggunakan ELISA

test kit produksi Median Diagnostic.

Tabel 1. Jumlah Sampel Investigasi Penyakit Mulut dan Kuku Propinsi Kep.Riau

No Kab/kota Kecamatan Desa/Kel Jenis

Hewan Jumlah

1 Lingga Lingga Timur Bukit Langkap Sapi 6

Lingga Utara Bukit Harapan Sapi 4

Dusun Semalit Sapi 6

Dusun Karandin Sapi 7

Singkep Batu Kacang Sapi 1

2 Natuna Bunguran Timur Kel. Bandarsyah Sapi 8

Kel. Ranai Darat Sapi 1

Bunguran T. Laut Sebadai Hulu Sapi 1

Kalangau Sapi 2

Bunguran Tengah Air Lengit Sapi 4

Tapau Sapi 2

Harapan Jaya Sapi 2

Bunguran Barat Gunung Putri Sapi 3

Sedarat Baru Sapi 1

Batubi Jaya Sapi 1

3 Bintan Teluk Sebung Engkang Anculai Sapi 7

Teluk Bintan Bintan Buyu Sapi 12

Jumlah 68

Page 13: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 13

Tabel 2. Jumlah Sampel Investigasi Penyakit Mulut dan Kuku Propinsi Riau

No Kab/kota Kecamatan Desa/Kel Jenis

Hewan Jumlah

1 Dumai Bukit kapur kampung Baru Sapi 2

Bukit Nanas Sapi 5

Sungai IX Lubuk Gaung Sapi 12

Tg. Penyembal Sapi 6

2 Dumai Bukit kapur kampung Baru Sapi 23

Suka Sari Sapi 18

3 Pekanbaru M. Damai Marutu Sapi 25

4 Bengkalis Rupat Tg. Kapal Sapi 12

5 Indragiri Hilir Tembilahan Pekan Arba Sapi 6

GAS Sungai Kliran Sapi 5

Sg teluk Penang Sapi 1

Tempuling Sungai Tempuling Sapi 3

Keritang Lintas Utara Sapi 7

Sungai Ara Sapi 2

6 Siak Sabak Auh Selat Guntung Sapi 26

Jumlah 153

Tabel 3. Jumlah Sampel Investigasi Penyakit Mulut dan Kuku Propinsi Jambi

No Kabupaten Kecamatan Desa/Kelurahan Jenis

Ternak Jumlah

1 Tanjab Timur Rantau Rasau Rantau Rasau II Sapi 1

Karya Bakti Sapi 3

Pematang Mayan Sapi 15

Nipah Panjang Sungai Tering Sapi 6

2 Jambi Kota Baru Bagan Pete Sapi 9

Mayang Sapi 4

Kenali Besar Sapi 5

Telanai Pura Legok Sapi 4

Pelayangan Mudung Laut Sapi 1

Danau Teluk Tg. Raden Sapi 1

Jumlah 49

Page 14: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 14

II.1.2 Investigasi Penyakit BSE

Sampel yang digunakan untuk investigasi adalah Otak Sapi. Daerah

pengambilan sampel ditentukan berdasarkan kedekatan dengan daerah tetangga,

tingginya lalu lintas ternak dan jumlah distribusi daging yang berasal dari impor

illegal. Lokasi dan jumlah sample terdapat pada tabel 4 sampai 7. Sampel berupa

otak sapi tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan Histopathology dengan

pewarnaan umum Haematoxylin Eosin (HE) untuk mendeteksi adanya bentukan

vakuola pada bagian obex.

Tabel 4. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Propinsi Kepri

No Kabupaten Kecamatan Desa/Kel Jenis

Hewan Jumlah

1 Batam Lubuk Baja Sei Jodoh Sapi 7

2 Karimun Karimun Tg. Balai Sapi 5

3 Tg. Pinang TPI Barat RPH Tg. TPI Kota Sapi 3

4 Natuna Bunguran Timur Pasar Ranai Sapi 3

Jumlah 18

Tabel 5. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Prop. Riau

No Kabupaten Kecamatan Desa/Kel

Jenis

Hewan Jumlah

1 Inhil Tembilahan Pasar Terapung Sapi 2

Pasar Pagi Sapi 3

2 Pekanbaru Tampan Tuah Karya (RPH Kota

Pekanbaru)

Sapi 5

3 Dumai Dumai Kota Pasar Senggol Sapi 2

Dumai Kota Pasar Payung Sapi 2

Dumai Kota Pasar Dock Sapi 1

4 Siak Siak Siak Sapi 1

Jumlah 16

Tabel 6. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Prop. Jambi

No Kabupaten/kota Kecamatan Desa/Kel

Jenis

Hewan Jumlah

1 Kota Jambi PS. Angso Duo Pasar Angso Duo Sapi 5

2 Kab. Tanjab Barat Tungkal Ilir Tungkal IV Kota Sapi 2

3 Kab. Tanjab Timur Dendang Koto baru Sapi 1

Jumlah 8

Page 15: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 15

Tabel 7. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Prop. Sumatera

Barat

No Kabupaten/kota Kecamatan Desa/Kel

Jenis

Hewan Jumlah

1 Kota Padang Koto Tangah Lubuk Buaya Sapi 2

II.1.3 Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Daerah pengambilan sampel secara acak dan identifikasi resiko potensial

terhadap penularan Penyakit John Disease (Paratuberculosis). Semua daerah

dalam wilayah kerja Balai Veteriner (4 Propinsi) diambil sampel secara acak.

Lokasi surveilans dan jumlah sampel tahun 2013 terdapat pada table 8

sampai 11. Serum yang dikoleksi kemudian dilakukan pengujian di Balai

Veteriner Bukittinggi dengan metoda Enzim Linked Immunosorban Assay

(ELISA) untuk mendeteksi adanya titer Antibodi terhadap Paratberculosis dengan

menggunakan ELISA test kit produksi LSI Vet TM .

Tabel 8. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Propinsi Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah

1 Siak Kerinci Kanan Delima Jaya Sapi 3

Kumbara Utara Sapi 1

Lubuk Dalam Rawang Kau Sapi 1

2 Palalawan Pangkalan Kuras Talau Sapi 3

Pangkalan Kerinci Mekar Jaya Sapi 3

Makmur Sapi 11

Bandar Sei Kijang Muda Setia Sapi 3

Jumlah 25

Page 16: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 16

Tabel 9. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Prop. Kepulauan Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah

1 Natuna Bunguran Timur Bandarsyah Sapi 7

Ranai Darat Sapi 2

Bunguran T. Laut Sebadai Hulu Sapi 2

Kalangau Sapi 2

Bunguran Tengah Air Lengit Sapi 2

Harapan Jaya Sapi 2

Bunguran Barat Gunung Putri Sapi 2

2 Lingga Lingga Timur Bukit Langkap Sapi 1

Lingga Utara Bukit Harapan Sapi 11

Lingga Muasai Sapi 4

Singkep Batu Kacang Sapi 1

3 Bintan Teluk Sebung Ekang Anculai Sapi 8

Bintan Buyu Sapi 8

Jumlah 52

Tabel 10. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Propinsi Jambi

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah

1 Sarolangun Air Hitam Bukit Suban Sapi 17

2 Kab. Tanjab Timur Rantau Rasau Rantau Rasau II Sapi 3

Karya Bakti Sapi 2

Nipah Panjang Sungai Tering Sapi 5

Jumlah 27

Tabel 11. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Propinsi Sumbar

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah

1 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 6

2 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 1

3 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 98

4 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

5 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

6 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

7 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 369

8 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 6

Page 17: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 17

9 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 8

10 50 Kota Guguk Guguak VIII Koto Sapi 6

Situjuah V Nagari Situjuah Gadang Sapi 1

Lareh sago Halaban Batu Payung Sapi 2

Luak Sungai Kemuyang Sapi 6

11 50 Kota Payakumbuh Gando Sapi 1

12 Agam Palembayan Salareh Aia Sapi 6

13 Pasaman Barat Luhak Nan Duo Koto Baru Sapi 2

Pasaman Aur Kuning Sapi 3

Ranah Batahan Desa Baru Sapi 5

Koto Balingka Parit Sapi 1

Kinali Anam Kt Selatan Sapi 1

Jumlah 537

Sampel untuk uji PCR

Tabel 12. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit Paratuberculosis

Propinsi Sumbar

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel

Jenis

hewan Jumlah

1 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 7

2 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 9

3 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

4 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 2

5 50 Kota Payakumbuh Gando Sapi 1

6 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 3

7 Tanah Datar Tanjung Baru Tanjung Alam Sapi 1

Salimpaung Salimpaung Sapi 2

Rambatan Rambatan Sapi 1

Padang gantiang Koto Alam Sapi 1

8 Agam Baso Sei Cubadak Sapi 2

9 Pasaman Barat Pasaman Aur Kuning Sapi 1

Ranah Batahan Desa Baru Sapi 2

10 Pasaman Bonjol Koto Kacian Sapi 1

Simpang Alahan Mati Simpang Sapi 1

Rao Selatan Tg. Betung Sapi 1

Jumlah 40

Page 18: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 18

II.2 Metode

II.2.1 Prosedur Kerja Elisa PMK

Bahan :

- Serum sampel - Antigen PMK

- Washing solution - Larutan buffer

- Stop solution - Aquadestilata

- Konjugat

Alat :

- ELISA Plate

- Micropipet Singlechannel

- Micropipet Multichannel

- ELISA Reader

Prosedur

1. Inkubasi serum, Konjugate dan Antigen

a. Isi 50 μl serum refferens 1 pada lubang mikroplate A1 dan B1

b. Isi 50 μl serum refferens 1 pada lubang mikroplate C1 dan D1

c. Isi 50 μl serum refferens 1 pada lubang mikroplate E1 dan F1

d. Isi 50 μl serum refferens 1 pada lubang mikroplate G1 dan H1

e. Isi 50 μl serum uji pada satu lubang (tes tunggal)atau dua lubang (tes

duplikat)

f. Isi 50 μl konjugat (working dilution) pada semua lubang mikroplate

g. Isi 50 μl antigen (working dilution) pada semua lubangng mikroplate

h. Tutup plate dengan penutupnya

i. Homogenkan dengan shaker

j. Inkubasi mikroplate pada temperatur kamar selama 90 menit

2. Inkubasi dengan kromogen /Larutan Substrat

a. Buang semua larutan dalam mikroplate cuci dengan washing solution

sebanyak enam kali pada pencucian terakhir pukulkan mikroplate pada lap

kering

b. Isi 100 μl kromogen /substrat pada semua lubang mikroplat

Page 19: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 19

c. Inkubasi pada suhu kamar selama 15 – 20 menit

d. Tambahkan 100 μl stop solution pada semua lubang mikroplat

e. Lakukan pencampuran isi pada lubang mikroplat

3. Pembacaan hasil

a. Baca Optical density (OD) semua lubang mikroplat dengan ELISA reader

setelah 15 menit perubahan warna dihentikan

b. Kalkulasi nilai mean OD dari serum referens 1

c. Kalkulasi nilai corrected OD dari serum referen 2,3 dan 4 serta sampel uji

dengan mengganti nilai OD mean dari serum referen 1

d. Kalkulasi persentase inhibition (PI) dari serum refren 2 dan 3 serta sampel

uji sesuai dengan formula sebagai berikut ;

PI = 100 - Nilai OD Sampel Uji x 100

Nilai OD serum rferen 4

II.2.2. Pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE)

Bahan :

- Larutan Acid alkohol - Larutan Stock eosin alkohol 1 %

- Larutan ammonia Water - Alkohol 70 % atau Formalin 10 %

- Larutan Harris Hematoxylin - Alkohol 95 %

- Larutan Working Alkohol - Aceton

- Alkohol 80 % - Parafin Keras

- Xylol Absolut - Canada Balsem

- Parafin - Gliserin

Alat :

- Kaca Preparat - Embedding Casset

- Mikrotom - Cover Glass

- Bak Perendaman - Mikroskop cahaya

- Scalpel - Pinset

- Pisau Mikrotom - Inkubator

- Freezer - Water Bath

Page 20: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 20

Prosedur Kerja :

1. Pembuatan Slide dan Pewarnaan

a. Fiksasi contoh uji dengan larutan Formalin 10% atau alkohol 70%, 18 – 24 jam

b. Lakukan pemotongan contoh uji dan masukkan dalam Embedding Cassette.

c. Cuci dengan air mengalir (kran) selama 30 menit

d. Proses Dehidrasi

Masukkan Embedding Cassette secara berurutan kedalam :

Proses Cairan Waktu

Dehidrasi Alkohol 80% 2 jam

Alkohol 95% 2 jam

Alkohol 95% 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Alkohol absolut 1 jam

Clearing Xylol 1 jam

Xylol 1 jam

Xylol 1 jam

Impregnasi Paraffin 2 jam

Paraffin 2 jam

Paraffin 2 jam

2. Proses Embedding

Setelah melalui proses dehidrasi, maka jaringan yang berada dalam

embedding cassette dipindahkan ke dalam base mold, kemudian diisi dengan

parafin cair, kemudian diletakkan ke dalam embedding cassette. Jaringan yang

sudah diletakkan pada cassette disebut blok. Fungsi dari cassette adalah untuk

memegang pada saat blok dipotong pada mikrotom.

3. Proses Pemotongan

Letakkan blok pada mikrotom

Lakukan pemotongan contoh uji dengan ketebalan 5-7 µm.

Lembaran hasil pemotongan diapungkan di atas permukaan air.

Untuk menghilangkan kerutan jaringan dilakukan dengan menekan salah

satu sisi potongan dan sisi lainnya dengan menggunakan kuas kecil.

Angkat dengan kaca preparat dan pindahkan dalam waterbath suhu ± 400C

Page 21: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 21

Angkat lagi dengan kaca preparat yang sudah diolesi dengan glycerin-putih

telur sambil diatur posisinya.

Hilangkan airnya dan biarkan kering.

4. Proses Pewarnaan

Masukkan secara berurutan slide berisi potongan contoh uji kedalam :

- Larutan Xylol selama 5 menit

- Tiriskan dan pindahkan ke dalam larutan Xylol (II) selama 5 menit

- Tiriskan dan pindahkan ke dalam larutan Xylol (III) selama 5 menit

- Tiriskan dan pindahkan ke dalam larutan alkohol abs. (I) selama 5 menit

- Tiriskan dan pindahkan ke dalam larutan alkohol abs. (II) selama 5 menit

- Pindahkan ke aquadestilata dengan digoyang – goyangkan selama 1 menit

- Pindahkan ke dalam larutan Hematoksilin selama 20 menit

- Pindahkan ke dalam aquadestilata selama 1 menit

- Celupkan dan angkat dalam larutan Acid alkohol sebanyak 2- 3 celupan sampai

Hematoxylin dalam sitoplasma hilang

- Masukkan dalam Aquadestilata (I) selama 1 Menit

- Masukkan dalam aquadestilata (II) selama 10 menit

- Masukkan dalam larutan eosin selama 2 menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan alkohol 96%(II) selama 3 menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan alkohol 96% (III) selama 3 menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan alkohol Absolut (II)

(sambil digoyang-goyangkan)

selama 3 menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan alkohol Absolut (II)

(sambil digoyang-goyangkan)

selama 3 menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan Xylol (IV) selama 3 Menit

- Tiriskan dan pindahkan dalam larutan Xylol (V) selama 3 menit

- Slide siap di mounting

Page 22: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 22

5. Proses Mounting

Slide yang berisi jaringan obex ditetesi dengan canada balsam pada

permukaannya sampai rata dan ditutup dengan cover glass, ditunggu hingga

kering kemudian slide siap untuk dibaca dengan menggunakan mikroskop .

II.2.3.a Prosedur Kerja ELISA PARATUBERCULOSIS

Pengujian dilakukan secara serologi dengan metide ELISA. Adapun kit yang

dipakai adalah LSIvetTM Ruminant Serum Paratubercolosis “ADVANCED”

pruduksi LSI.

Metode Elisa yang digunakan adalah Indirect Elisa dengan cara kerja sesuai

petunjuk yang diberikan dalam kit Elisa.

A. Pre Pengujian

1. Siapkan sampel yang akan diuji

2. Keluarkan semua reagen/kit diletakkan 30 menit sebelum bekerja pada

suhukamar

3. Buat etiket untuk pengkodeanan sampel

B. Pengujian

1. Teteskan 100µl serum kontrol negatif pada lubang plate A1 dan B1

dan 100µl serum kontrol positif pada lubang plate C1 dan D1. Dan

100µl serum sapi yang akan diuji pada lubang E1 dan seterusnya. Ini

dilakukan pada plate yang tidak dicoating.

2. Tambahkan 110 µl sample dilution buffer kedalam semua lubang.

3. Campur dengan sempurna.

4. Pindahkan 100µl serum Kontrol dan serum sampel keplate yang telah

dicoating.

5. Inkubasi 45 menit pada suhu kamar.

6. Cucu plate 4 kali dengan wash solution yang diencerkan 10 kali.

7. Tambahkan 100µl conjugat ke dalam semua lubang. (Sebelumnya

Conjugat diencerkan 1/50, kit menyediakan HRP Conjugat M.

Paratubercolosis dan conjugate dilution buffer.

8. Inkubasi 30 menit pada suhu kamar

9. Cucu plate 4 kali dengan wash solution yang diencerkan 10 kali.

Page 23: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 23

10. Tambahkan 100µl substrate solution pada semua lubang.

11. Inkubasi pada ruang gelap selama 10 menit.

12. Tambahkan 100µl stop solution pada semua lubang

C. Pembacaan

1. Baca plate di Elisa reader segera setelah penambahan sop solution dan

maksimal 30 menit .

2. Dibaca pada panjang gelombang 450nm.

3. Interprestasi hasil.

Hasil yang didapat dari Elisa reader dinyatakan dalam Optimal density dan

dihitung dengan rumus :

S/P = OD sample – OD m NC

ODm PC - ODm NC

Hasil dapat di ekspresikan dengan titer : Titer = S/P x 100

Validitas dari pengujian ini adalah :

1. ODm NC < 0,400

2. ODmPC/ODm NC > 5

3. Interpretasi hasil :

1. Sapi

titer <60 Sampel negatif

60≤titer≤200 Sampel positif +

200<titer≤300 Sampel positif ++

300<titer≤400 Sampel positif +++

titer>400 Sampel positif ++++

2. Kambing

titer <70 Sampel negatif

70≤titer≤200 Sampel positif +

200<titer≤300 Sampel positif ++

300<titer≤400 Sampel positif +++

titer>400 Sampel positif ++++

Page 24: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 24

II.2.3.b Prosedur Kerja PCR PARATUBERCULOSIS

Pengujian secara molekuler terhadap penyakit ini juga telah dikembangkan dan

dilakukan, yaitu dengan PCR(Konvensional dan realtime PCR). Metode ini

bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses identifikasi dan

konfirmasi terhadap penyakit Paratuberculosis

Alat dan bahan

Alat : BSC Class II, Laminar Flow, Thermomixer, Microcentrifus, Vortex,

Thermal cycler

Bahan : DNA extraction kit (QIAmp stool mini kit),TaqMan MAP Reagents

kit, tube 50 ml, Filter tips, microtube, plate,

Sampel berupa Feces

EKSTRAKSI DNA PARATUBERCULOSIS SAMPEL FECES

METODE QIAMP DNA STOOL QIAGEN CAT.51504

• 1 g feses+10ml ASL

• Vortex 1 menit

• sentrifus

• 2 ml lysate

• Inkubasi 80 C 20 menit

• Vortex 15 detik

• Sentrifuse 14000 rpm (1 mnt)

• Ambil supernatan 1,2ml

• Supernatan 1,2 ml + tablet inhibitex dan vortex

• Inkubasi disuhu kamar 1 menit

• Sentrifus 14000 rpm 3 menit

• Ambil supernatan

• Sentrifus 14000 rpm 3 menit

• Ambil supernatan

• masukkan 15µl proteinase K+200 µl sampel+200µl Buffer AL+1µl Xeno

DNA ke Microtube baru

• Vortex 15 detik dan inkubasi disuhu 70°C 20 menit

Page 25: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 25

• Tambahkan 200µl Etanol 96%,vortex dan spin down

• Pindahkan ke spin coloum dan sentrifus 14000 rpm 1 meniy

• Buang filtrat dan tambahkan 500 µl Buffer AW1,sentrifus 14000 rpm 1

menit

• Buang filtrat dan tambahkan Buffer AW2 500µl,sentrifus 14000 rpm 1

menit

• Pindahkan spin colom ke microtube 1,5 ml yg baru

• Tambahkan buffer AE 50µl dan inkubasi 1 menit,sentrifus 14000 rpm 1

menit

• DNA

REAL TIME PCR PARA TUBERCULOSISIS

METODE KIT APPLIED BIOSYSTEM TAQMAN MAP REAGENT,

CAT.4405545

Setelah didapat DNA maka proses selanjutnya adalah PCR dgn

menggunakan kit Taqman MAP Reagen

TaqMan MAP Reagen ini terdiri dari:

2xqrtPCR Master Mix

25xMAP Primer Probe Mix

Nuclease free water

Perhitungan Komponen Reaksi PCR (1 reaksi) adalah :

No Komponen Volume (µl)

1. 2X q RT PCR Master Mix 12,5

2. 25X MAP Primer Probe Kit 1

3. Nuclease Free Water 3,5

4. Template DNA 8

Jumlah 25

Program Realtime PCR Para Tuberculosis

95°C 1X

95°C 40x

60°C 40x

Page 26: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 26

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Investigasi Penyakit Mulut dan Kuku

Dari 270 sampel serum yang diperiksa pada tahun 2013 dengan Metode

ELISA, 100% sampel seronegatif terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Rekapitulasi hasil pengujian laboratorium pengujian Penyakit Mulut dan Kuku

terdapat pada Tabel berikut ;

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Mulut dan Kuku Prop.Kep. Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1 Kab. Lingga Lingga Timur Bukit Langkap Sapi 6

6

Lingga Utara Bukit Harapan Sapi 4

4

Semalit Sapi 6

6

Karandin Sapi 7

7

Singkep Batu Kacang Sapi 1

1

2 Kab. Natuna Bunguran Timur Bandarsyah Sapi 8

8

Ranai Darat Sapi 1

1

Bunguran T. Laut Sebadai Hulu Sapi 1

1

Kalangau Sapi 2

2

Bunguran Tengah Air Lengit Sapi 4

4

Tapau Sapi 2

2

Harapan Jaya Sapi 2

2

Bunguran Barat Gunung Putri Sapi 3

3

Sedarat Baru Sapi 1

1

Batubi Jaya Sapi 1

1

3 Kab. Bintan Teluk Sebung Engkang Anculai Sapi 7 7

Teluk Bintan Bintan Buyu Sapi 12

12

Jumlah 68

68

Page 27: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 27

Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Mulut dan Kuku Prop. Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1 Kota Dumai Bukit kapur kampung Baru Sapi 2

2

Bukit Nanas Sapi 5

5

Sungai

Sembilan Lubuk Gaung Sapi 12

12

Tg. Penyembal Sapi 6

6

2 Kota Dumai Bukit kapur kampung Baru Sapi 23

23

Suka Sari Sapi 18

18

3 Kota Pekanbaru M. Damai Marutu Sapi 25

25

4 Kab. Bengkalis Rupat Tg. Kapal Sapi 12

12

5 Inhil Tembilahan Pekan Arba Sapi 6

6

GAS Sungai Kliran Sapi 5

5

Sei teluk Penang Sapi 1

1

Tempuling Sungai Tempuling Sapi 3

3

Keritang Lintas Utara Sapi 7

7

Sungai Ara Sapi 2

2

6 Siak Sabak Auh Selat Guntung Sapi 26

26

Jumlah 153

153

Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Mulut dan Kuku Prop. Jambi

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1

Kab.

Tanjabtim Rantau Rasau Rantau Rasau II Sapi 1

1

Karya Bakti Sapi 3

3

Pematang Mayan Sapi 15

15

Nipah Panjang Sungai Tering Sapi 6

6

2 Kota Jambi Kota Baru Bagan Pete Sapi 9

9

Mayang Sapi 4

4

Kenali Besar Sapi 5

5

Telanai Pura Legok Sapi 4

4

Pelayangan Mudung Laut Sapi 1

1

Danau Teluk Tg. Raden Sapi 1

1

Jumlah 49

49

Dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap Penyakit Mulut dan Kuku

tahun 2013, 100% sampel seronegatif terhadap PMK , ini berarti tidak adanya

Page 28: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 28

reaktor PMK di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi, mengingat semakin

meningkatnya lalu lintas ternak, bahan pangan asal hewan dan bahan asal hewan

dari negara lain ke wilayah Indonesia melalui propinsi di wilayah kerja Balai

Veteriner Bukittinggi mengandung konsekuensi untuk terus melakukan

investigasi PMK secara berkelanjutan dengan memperbanyak jumlah sampel yang

diperiksa.

III.2. Investigasi penyakit BSE

Dari 44 sampel otak yang diperiksa secara Histopatologi dengan

pewarnaan Hematoxylin eosin 100% sampel tidak ditemukan vakuola pada obex

sebagai indikator adanya infeksi penyakit BSE, rekapitulasi hasil pemeriksaan

terdapat pada tabel berikut;

Tabel 16. Rekapitulasi hasil pemeriksaan investigasi BSE Prop. Kep. Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis jml (+) (-)

1 Kota Batam Lubuk Baja Sei Jodoh Sapi 7 7

2 Kab. Karimun Karimun Tg. Balai Sapi 5 5

3 Kota Tg. Pinang TPI Barat RPH Tg. TPI Kota Sapi 3 3

4 Natuna Bunguran Timur Pasar Ranai Sapi 3 3

Jumlah 18 18

Tabel 17. Rekapitulasi hasil uji laboratorium untuk sampel BSE Prop.Sumbar

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis jml (+) (-)

1 Kota Padang Koto Tangah Lubuk Buaya Sapi 2 0 2

Tabel 18. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Prop. Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis jml (+) (-)

1 Inhil Tembilahan Pasar Terapung Sapi 2

2

Pasar Pagi Sapi 3

3

2 Pekanbaru Tampan RPH Kota Sapi 5 5

3 Kota Dumai Dumai Kota Pasar Senggol Sapi 2

2

Dumai Kota Pasar Payung Sapi 2

2

Dumai Kota Pasar Dock Sapi 1

1

4 Siak Siak Pasar Sapi 1

1

Jumlah 16 16

Page 29: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 29

Tabel 19. Jumlah Sampel dan Lokasi Investigasi Penyakit BSE Prop. Jambi

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jml (+) (-)

1 Kota Jambi PS. Angso Duo Ps. Angso Duo Sapi 5 5

2 Kab. TAnjanbar Tungkal Ilir Tungkal IV Kota Sapi 2 2

3 Kab. Tanjabtim Dendang Koto baru Sapi 1 1

Jumlah 8 8

Dari hasil pemeriksaan secara histopatologi dengan menggunakan

pewarnaan Hematoxylin eosin (HE) tidak ditemukan bentukan vakuola-vakuola

pada otak bagian obex, hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih bebas dari

penyakit BSE, kedepan hendaknya dilakukan pemeriksaan dengan metode yang

lebih akurat dengan tingkat sensitifitasnya yang lebih tinggi misalnya

Immunohistokimia (gold standard) atau western blot.

III.3. Investigasi penyakit Paratuberculosis

Tabel 20. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Paratuberculosis Prop. Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1 Siak Kerinci Kanan Delima Jaya Sapi 3 1 2

Kmbr. Utara Sapi 1

1

Lubuk Dalam Rawang Kau Sapi 1

1

2 Palalawan Pangkalan Kuras Talau Sapi 3

3

Pkl. Kerinci Mekar Jaya Sapi 3

3

Makmur Sapi 11

11

Bandar Sei Kijang Muda Setia Sapi 3 1 2

Jumlah 25 2 23

Page 30: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 30

Tabel 21. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Paratuberculosis Prop.

Kepulauan Riau

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jml (+) (-)

1 Natuna Bunguran Timur Bandarsyah Sapi 7

7

Ranai Darat Sapi 2

2

Bunguran T. Laut Sebadai Hulu Sapi 2

2

Kalangau Sapi 2

2

Bunguran Tengah Air Lengit Sapi 2

2

Harapan Jaya Sapi 2 1 1

Bunguran Barat Gunung Putri Sapi 2

2

2 Lingga Lingga Timur Bukit Langkap Sapi 1

1

Lingga Utara Bukit Harapan Sapi 11

11

Lingga Muasai Sapi 4 1 3

Singkep Batu Kacang Sapi 1

1

3 Bintan Teluk Sebung Ekang Anculai Sapi 8 1 7

Bintan Buyu Sapi 8

8

Jumlah 52 3 49

Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Paratuberculosis Prop. Jambi

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jml (+) (-)

1 Sarolangun Air Hitam Bukit Suban Sapi 17

17

2 Kab. Tanjabtim Rantau Rasau Rantau Rasau II Sapi 3

3

Karya Bakti Sapi 2

2

Nipah Panjang Sungai Tering Sapi 5

5

Jumlah 27

27

Page 31: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 31

Tabel 23. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Paratuberculosis Prop. Sumbar

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 6

6

2 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 1

1

3 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 98 5 93

4 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

5

5 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5

5

6 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5 1 4

7 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 369 4 365

8 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 6 1 5

9 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 8

8

10 50 Kota Guguk

Guguak VIII

Koto Sapi 6 2 4

Situjuah V Nagari Situjuah Gadang Sapi 1

1

Lareh sago Halaban Batu Payung Sapi 2 1 1

Luak

Sungai

Kemuyang Sapi 6

6

11 50 Kota Payakumbuh Gando Sapi 1 1

12 Agam Palembayan Salareh Aia Sapi 6

6

13 Pasaman Barat Luhak Nan Duo Koto Baru Sapi 2

2

Pasaman Aur Kuning Sapi 3 1 2

Ranah Batahan Desa Baru Sapi 5 2 3

Koto Balingka Parit Sapi 1

1

Kinali Anam Kt Selatan Sapi 1

1

Jumlah 537 18 519

Page 32: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 32

Sampel Feses yang di uji PCR di laboratorium Bioteknologi

Tabel 24. Rekapitulasi Hasil Pengujian Penyakit Paratuberculosis dengan Propinsi

Sumbar

No Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel Jenis Jumlah (+) (-)

1 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 7 7

2 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 9 9

3 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 5 5

4 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 2 2

5 50 Kota Payakumbuh Gando Sapi 1 1

6 50 Kota Luak P.Mangatas Sapi 3 3

7 Tanah Datar Tanjung Baru Tanjung Alam Sapi 1 1

Salimpaung Salimpaung Sapi 2 2

Rambatan Rambatan Sapi 1 1

Padang gantiang Koto Alam Sapi 1 1

8 Agam Baso Sei Cubadak Sapi 2 2

9 Pasaman Barat Pasaman Aur Kuning Sapi 1 1

Ranah Batahan Desa Baru Sapi 2 2

10 Pasaman Bonjol Koto Kacian Sapi 1 1

Simpang Alahan Mati Simpang Sapi 1 1

Rao Selatan Tg. Betung Sapi 1 1

Jumlah

40 40

Dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap Penyakit Paratuberculosis

tahun 2013, ada 23 dari 641 sampel (3,59%) hasilnya seropositf terhadap

Paratuberculosis, ini berarti adanya reaktor Penyebab Paratuberculosis pada sapi-

sapi yang di uji di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi, mengingat semakin

meningkatnya lalu lintas ternak, bahan pangan asal hewan dan bahan asal hewan

dari negara lain ke wilayah Indonesia melalui propinsi di wilayah kerja Balai

Veteriner Bukittinggi mengandung konsekuensi untuk terus melakukan

investigasi Penyakit Paratuberculosis secara berkelanjutan dengan memperbanyak

jumlah sampel yang diperiksa.

Page 33: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 33

Dari semua sampel yang diuji dikoleksi dari sapi-sapi yang kelihatannya

tidak menampakkan gejala klinis namun hasilnya ada 23 sampel yang seropositif

Paratuberculosis. Ini jelas bahwa sapi-sapi yang menderita paratuberculosis tidak

menampakkan gejala klinis. Beberapa peneliti melaporkan bahwa lebih dari 90%

hewan yang terinfeksi oleh MAP menampakkan diri seperti sehat, namun

berpotensi menyebarkan MAP melalui fesesnya dan dapat menularkan MAP

kepada Ruminansia lain dalam kelompoknya. Gejala klinis biasanya terjadi segera

setelah hewan melahirkan anak pertama atau kedua. Anak sapi atau sapi muda

lebih peka terhadap infeksi MAP dibandingkan dengan sapi dewasa.

Page 34: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

- Wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi Masih bebas dari Penyakit Mulut

dan Kuku (PMK)

- Wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi masih bebas dari Penyakit Bovine

Spongiform Encepalopathy (BSE)

- Wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi ditemukan hasil Laboratorium

Seropositif terhadap Paratuberculosis sebanyak 23 (3,59%) sampel. dan uji

PCR hasilnya 40 sampel negatif Paratuberculosis.

Saran

- Perlu dilakukan surveilans ulang setiap tahun terhadap penyakit BSE, PMK,

Paratuberculosis serta penyakit eksotik yang lain.

- Perlu adanya metode yang baku dalam pelaksanaan surveilans penyakit

eksotik untuk menjamin keakuratan data.

- Pengembangan metode uji terhadap penyakit eksotik dengan tingkat

sensitifitas yang tinggi

Page 35: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 35

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, Manual Standar Metode Diagnosa Laboratorium Kesehatan Hewan

(1999) Direktorat Bina Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan,

Departemen Pertanian.

Adji, R.S., 2008. Deteksi Mycobacterium Avium Subspecies Paratuberculosis

pada Sapi Perah di Kab. Bandung dan Banyumas. IPB Bogor

Direktorat Jenderal Peternakan. 2002. Perhitungan Kerugian Ekonomi akibat

Penyakit Mulut dan Kuku. Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Frank, J.Fenner, dkk. 1995. Virologi Veteriner Edisi kedua, IKIP Semarang

Press, Semarang

Geering, W.A, dkk 1995. Exotic Disease of Animal, Australian Goverment

Publising Service, Canberra

OIE.2004a. Manual of Standards or Diagnostic Test and Vaccines.5thed. Foot and

Mouth Disease. OIE.

Subronto. 1997. Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Suseno, P.P.,dkk, 2007. Analisis Serosurveilen Penyakit Mulut dan Kuku Di

Indonesia. Buletin Veterinaria Farma. Surabaya.

.

Page 36: LAPORAN KEGIATAN PENYIDIKAN PENYAKIT · PDF filesudah tidak terjadi lagi kasus tersebut di Indonesia. Kasus penyakit ... letaknya di perbatasan dengan negara tetangga, ... terutama

Laporan Kegiatan Penyidikan Penyakit Eksotik

Dalam Rangka Kegiatan Perlindungan Hewan Terhadap Penyakit Eksotik Tahun 2013 36