41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh

KISTOMA OVARI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KISTOMA OVARI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada

indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam

selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang

nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,

tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini

terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.

Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium.

Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus

menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini

tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan

menjadi kista.

Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat

dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa

kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.

Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.

Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista.

Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan

adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul

akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat

sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam

kista dan tangkai kista yang terpeluntir.

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya

kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih

belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk

Page 2: KISTOMA OVARI

melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker

ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral

terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang

wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian

mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan

pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

1.1.1.1. Tujuan Penulisan

1.1.1.1.1.1. Tujuan Umum

Mempelajari tentang tanda dan gejala yang menyertai pada seorang

wanita dengan kista ovarium, dan berbagai faktor yang diduga

mempunyai kaitan dengan tanda dan gejala tersebut.

1.1.2.1.1.2. Tujuan Khusus

1.1.2.1.1.1.2.1. Mengidentifikasi tanda dan gejala pada seorang wanita dengan

kista ovarium.

1.1.2.2.1.1.2.2. Mempelajari kondisi biologis, perubahan psikologis dan

adaptasi dari seorang wanita dengan kista ovarium.

1.1.2.3.1.1.2.3. Mengidentifikasi sikap, peran/dukungan keluarga terhadap

pasien dengan kista ovarium.

1.2.1.2. Manfaat Penulisan

1.2.1.1.2.1. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan

wawasan bagi perkembangan ilmu keperawatan.

1.2.2.1.2.2. Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan

sebagai bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.

1.2.3.1.2.3. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi

Masyarakat umum mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap

pasien kista ovarium.

1.2.4.1.2.4. Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penulisan

selanjutnya.

Page 3: KISTOMA OVARI

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,

kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).

Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista

dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat

disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi

masuknya kepala kedalam panggul.

Kiste ovarium adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling

banyak pada wanita usia 20 – 40 th.

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum diketahui,

diduga seringnya memakai kesuburan (Soemadi, 2006).

Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau

benda seperti bubur (Dewa, 2000).

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis,

berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998).

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal pada

ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).

Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung

telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput

yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh

di mana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau

permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.

Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar

Page 4: KISTOMA OVARI

kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,

produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

B. JENIS-JENIS KISTOMA OVARI

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus, bayne,

1991)

1. Kista non neoplasma

Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone

diantaranya adalah :

a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di

dalam korteks

b. Kista fungsional

Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur

atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara

siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang

dari 12 tahun.

Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi

progesterone setelah ovulasi.

Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG

terdapat pada mola hidatidosa.

Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang

menyebabkan hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)

a. Kistoma ovarii simpleks

Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel

kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista

b. Kistodenoma ovarii musinoum

Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang

pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain

c. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)

Page 5: KISTOMA OVARI

d. Kista Endrometreid

Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan

endometroid

e. Kista dermoid

Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

C. ETIOLOGI

Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi; Gaya hidup tidak sehat,

diantaranya;

1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

2. Zat tambahan pada makanan

3. Kurang olah raga

4. Merokok dan konsumsi alcohol

5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius

6. Sering stress

Faktor genetik Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu

kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya

karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu

atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen

pemicu kanker.

D. PATHOFISIOLOGI

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut

Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih

dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi

korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista

ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan

mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi,

korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil

selama kehamilan.

Page 6: KISTOMA OVARI

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional

dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang

disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,

termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena

stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada

neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan

kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan

kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi

ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang

clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila

disertai dengan pemberian HCG.

Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak

terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang

ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini,

keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian

besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah

kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari

area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan

germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel

yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,

dan mesodermal.

Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada

sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel

kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu sendiri

bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut diluar

cakupan artikel ini.

E. TANDA DAN GEJALA

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit

nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar

dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari

Page 7: KISTOMA OVARI

gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti

endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker

ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan

ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut

mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

1. Perut terasa penuh, berat, kembung

2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

3. Haid tidak teratur

4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke

punggung bawah dan paha.

5. Nyeri sanggama

6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan

segera:

1. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba

2. Nyeri bersamaan dengan demam

3. Rasa ingin muntah

F. KOMPLIKASI

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya

kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih

belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk

melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker

ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama

yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia

subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan

Page 8: KISTOMA OVARI

pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas

kemungkinan terjadinya kanker ovarium.

G. PROGNOSIS

William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : Prognisis dari kista jinak sangat

baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium

kontralateral.

Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan

stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering

ditemukan sudah dalam stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%

untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.

Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma

sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang

buruk.

Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal

memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut

berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor

nondisgerminoma.

Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan yang rendah

mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan dengan angka kematian

yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup selama 5 tahun adalah

86.2%.

H. PENATALAKSANAAN

Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui

tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh

cairan atau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat

digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.

Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan

Page 9: KISTOMA OVARI

pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh

pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang

berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.

I. PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama dengan

yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase penyembuhan

dan waktu granulasi jaringan (long. 1996).

Fase-fase penyembuhan luka antara lain :

1. Fase I

Pada fase ini Leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin

yang menumpuk mengisi luka dari benang fibrin. Lapisan dari sel epitel

bermigrasi lewat luka dan membantu menutupi luka, kekuatan luka rendah

tapi luka dijahit akan menahan jahitan dengan baik.

2. Fase II

Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah bedah, leukosit mulai menghilang dan

ceruk mulai kolagen serabut protein putih semua lapisan sel epitel

bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan karena banyak

pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik

dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat

dan liasanya bedah.

3. Fase III

Kolagen terus bertumpuk, hal ini menekan pembuluh darah baru dan arus

darah menurun. Luka sekarang terlihat seperti berwarna merah jambu yang

luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam post operasi, pasien harus

menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.

4. Fase IV

Berlangsung beberapa bulan setelah pembedahan, pasien akan mengeluh,

gatal disekitar luka, walau kolagen terus menimbun, pada waktu ini menciut

dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian akan terjadi kontraktur

karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang berlapis putih.

Page 10: KISTOMA OVARI

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:

1. Ultrasonografi (USG)

Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk

mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)

yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan

ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan dianalisis oleh

dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya

dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan

cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan

lebih lanjut.

2. Laparoskopi

Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui

pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium,

menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.

Page 11: KISTOMA OVARI

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 8 Oktober 2009 Jam masuk : 12.45 WIB

Ruang/Bed : 3 / 5 Jam pengkajian : 10.00 WIB

Pengkajian tanggal : 12 Oktober 2009 No Rekam Medis : 00177052

A. IDENTITAS

Nama pasien : Nn. M.

Umur : 30 thn

Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Menjaga Wartel

Alamat : Mahawu Lingk. 3 Kec. Tuminting Manado.

Status perkawinan : Belum kawin

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Alasan kunjungan ke rumah sakit : Nyeri uluhati sampai perut bagian bawah

kanan dan kiri ± 3 bulan yang lalu, ± 2 bulan terasa ada benjolan /mrokol

diperut dan terkadang perut terasa sebah/penuh.

2. Keluhan utama saat ini : Nyeri pada daerah luka operasi

3. Timbulnya keluhan : perlahan-lahan pada daerah kista sebelum operasi.

Sedangkan pada daerah luka operasi bersifat mendadak.

4. Faktor yang memperberat : Nyeri bertambah bila pasien bergerak, batuk

maupun bersin.

Page 12: KISTOMA OVARI

5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Pasien hanya memegangi perutnya

sambil menyeringai menahan nyeri..

6. Diagnosa Medik : Kista Ovari Bilateral.

C. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. RIWAYAT OBSTETRI :

a. Riwayat menstruasi :

Menarche : umur 13 tahun , Siklus : teratur

Banyaknya : banyak Lamanya : 8 hari

HPHT : 5-6-03

Keluhan : tidak pernah disminorhea.

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu. : Belum ada

c. Genogram

X : Meninggal

O : Perempuan

: Laki-laki

: Seatap/serumah.

3. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA :

Pasien tidak melaksanakan KB

4. RIWAYAT KESEHATAN :

Pasien tidak pernah menderita yang pernah penyakit Penyakit

Diabetes Mellitus, Penyakit jantung, Penyakit hipertensi, Penyakit

lainnya dan pasien pertama kali masuk Rumah Sakit.

Page 13: KISTOMA OVARI

Pada riwayat penyakit keluarga pasien ada yang menderita penyakit

jantung dan hipertensi yaitu bapak pasien, meninggal 2 tahun yang

lalu.

5. RIWAYAT LINGKUNGAN :

Kebersihan : rumah dibersihkan 2 x sehari.Sumber air bersih

dari PDAM, pembuangan air limbah tertutup, tempat sampah tertutup

dan tidak ada bahaya di lingkungan rumah klien.

6. ASPEK PSIKOSOSIAL :

a. Persepsi klien tentang keluhan / penyakit : Pasien merasa penyakitnya

sangat berbahaya dan merupakan balasan tuhan atas dosa-dosanya.

b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan

sehari-hari.

(Ya), tugas rutin menjaga Wartel dihentikan, pasien hanya bedrest.

c. Harapan yang di inginkan : Ingin segera sembuh dari penyakitnya

d. Ibu tinggal dengan siapa : Ibu dan adiknya.

e. Siapakah orang yang terpenting bagi pasien : Ibu /orang tua.

f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Menerima dan

mendukung operasi pasien

g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : untuk sat ini,Pasien belum siap

menjadi ibu sebab pasien belum menikah.

7. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS :

1 Pola Nutrisi (Rumah)

Frekwensi makan : 3 x sehari

Nafsu makan : baik

Jenis makanan rumah : Nasi , ikan , lauk pauk, sayuran

Makanan yang tidak disukai/ alergi/ pantangan : Alergi Udang.

Di RS, pola nutrisi sama seperti halnya di rumah.

2 Pola eliminasi :

a. B A K (Rumah)

Page 14: KISTOMA OVARI

a. Frekwensi : 7– 8 kali

b. Warna : Kuning bening.

c. Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan

d. Di Rs: Frekwensi : 5– 7 kali

Warna : Kuning bening.

Keluhan saat BAK : tidak ada keluhan

b. B A B

- Frekwensi : 1 - 2 kali/hari

- Warna : kuning bening

- Bau : khas

- Konsistensi : lunak

- Keluhan : tak ada keluhan

- Di Rs: Frekwensi : 1 kali/hari

Warna : kuning bening

Bau : khas

Konsistensi : lunak

Keluhan : tak ada keluhan

3 Pola Personal Hygiene(di rumah)

a. Mandi

Pasien mandi 2 – 3 x / hari (Pagi, Siang , Sore) dengan memakai sabun.

b. Oral hygiene

Membersihkan mulut 2-3 x sehari bersamaan dengan mandi.

c. Cuci rambut

Pasien cuci rambut 1-2 x seminggu dengan menggunakan sampo.

d. Di RS:

Page 15: KISTOMA OVARI

Pasien mandi 2 x / hari (Pagi, Sore) dengan memakai sabun.

Membersihkan mulut 2-3 x sehari bersamaan dengan mandi.

Pasien cuci rambut 1 x seminggu dengan menggunakan sampo.

4 Pola Istirahat Dan Tidur (Di Rumah)

Pasien tidur dalam sehari semalam 6 – 7 jam / hari dengan kebiasaan sebelum tidur pasien nonton TV, di Rs: Pasien tidur dalam sehari semalam 5-6 jam / hari

5 Pola Aktifitas Dan Latihan

Pasien setiap hari melakukan aktifitas / kerja dengan menjaga

wartel dari jam 06.00 pagi sampai jam 20.00 wib malam

Pasien tidak pernah melakukan olah raga & jarang rekriasi.

Di RS : klien hanya bed rest

6 Pola seksual :11 tahun lalu, klien pernah melakukan hubungan badan

dengan pacarnya 3 kali.

7 Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien tidak pernah merokok, tidak mau minum minuman

beralkohol, dan pasien tidak ketergantungan obat.

8. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : lemah Kesadaran : Compos

metis

b. Tekanan darah : 100 / 70 MmHg Nadi : 88 x/menit

c. Respirasi : 18 kali / menit Suhu : 37,9 C

d. Berat badan : 48 kg Tinggi badan : 165

cm

Page 16: KISTOMA OVARI

Kepala, mata kuping, hidung dan tenggorokan :

Kepala : Bentuk : bulat oval

Keluhan : benjolan (-) Luka (-).

1) Mata :

Kelopak mata : Simetris , Oedema (-)

Gerakan mata : Simetris

Konjungtiva : Tidak terlihat anemia

Sclera mata : Tidak tampak ikterus

Pupil : Isokor

Akomodasi : Normal

Lainnya : Tak terdapat kelainan

2) Hidung :

Reaksi alergi : Tidak ada allergi dan tidak menderita polip.

Sinus : Normal

3) Mulut dan Tenggorokan :

Gigi geligi : Masih utuh ( Belum ada yang tanggal )

Kesulitan menelan : tak ada keluhan

4) Dada dan Axilla

Mammae : normal, tidak ditemukan benjolan, simetris kiri dan

kanan , papilae mammae menonjol, areola berwarna coklat, .

5) Pernafasan

Jalan nafas : bersih tidak ada sekret.

Suara nafas . : Whezing (-), Ronchi (-) bunyi nafas Vesikuler.

Tidak menggunakan otot-otot bantu pernafasan.

Page 17: KISTOMA OVARI

6) Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apical : 80 x/menit

Irama : Teratur

Kelainan bunyi jantung : S1 & S2 normal, tidak ada bunyi jantung

tambahan.

Sakit dada : Pasien tidak merasa sakit dada.

7) Abdomen

Kontraksi Usus : Bising usus (+) , Flatus (+)

Linea dan striae : Tidak ada

Luka bekas operasi : Luka op ± 12 – 15 cm masih tertutup kassa,

terasa sakit apabila dipakai bergerak dan tidak ada tanda-tanda infeksi di

daerah sekitar luka.

8) Genitourinary

Perineum : Licin ,Vag : Fluxus (-), Hymen robek s/d jam 3,7

Vesika Urinaria : kx berkemih kurang lebih 450 cc setiap BAK,

Kateter (-)

9) Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)

Turgor kulit : baik / elastis, kembali dalam 2 detik

Warna kulit : Sawo matang

Kontraktur pada persendian ekstrimitas : tidak ada kontraktur

Kesulitan dalam pergerakan : Pasien merasa semakin nyeri pada

daerah abdomen bila dibuat bergerak.

9. Data Penunjang

1) Lab. DL : tanggal 9 Oktober 2009

HB = 10 gram/dl (11,4 – 15,1)

BUN = 14 mg/dl (10 – 20)

Page 18: KISTOMA OVARI

Kreatinin Serum = 1,3mg/dl ( 1,2 )

2) Lab : 10 oktober 2009

Hb = 10,8 gr % : 11,4 – 15,1 gr %

Bun = 19 mg/dl : 10 – 20

Kreatinin Serum 1,0 mg/dl : 1,2 mg/dl

3) Hasil PA : 12 Oktober 2009

Kistoria Ovari / post Kistektomi bilateral.

Adnexa kanan : massa kistik, leukoheterogen, Ø17

x 17 cm

Adnexa kiri : massa kistik dgn batas

tegas,Ø10 x 6,5 cm

Kesimpulan :

4) USG

Kistik bersekat 7 x 6 cm, papil (-) kiri.

6 x 4,5 cm papil (-) kanan.

5) Rontgen : paru dalam batas normal

6) Terapi yang didapat : (10 oktober 2009)

o Ampicillin 3x1 tablet

o mefentan 3x1 tablet

o Ferofort 3x1 tablet

7) Pengukuran Skala nyeri menggunakan : ( 1 – 10 )

Pasien menyatakan nyeri pada skala (4 – 5).

10. ANALISA DATA.

Page 19: KISTOMA OVARI

TGL DATA ETIOLOGI MASALAH

12-13 Oktober 2009

DS :

Pasien menyatakan nyeri pada

daerah luka, apalagi kalau

digunakan bergerak.

DO :

Keadaan umum lemah

Pasien tampak sering

menyeringai menahan sakit.

Paien sering memegangi perut.

Klien berkeringat

Tensi 120/70 mm Hg, Nadi 88 x

/menit, Suhu 37,9 0C, Respirasi

18x /menit

Luka tertutup kassa steril ± 12 -

15 cm.

Post operasi hari ke 2

Skala nyeri sedang (4 – 5).

Tindakan operasi

(kistektomi

Bilateral).

Terputusnya

Kontinuitas

jaringan.

Kerusakan sel

Pengeluaran

kemoreseptor

histamin,serotonin,

bradikinin.

Merangsang

reseptor saraf

perifer

Nyeri

Nyeri.

12-13 oktober 2009

DS :

Pasien bertanya apakah setelah

dioperasi kandungannya masih bisa

berfungsi seperti semula ?

DO :

Tindakan operasi

Kurangnya

pengetahuan pasien

Cemas

Page 20: KISTOMA OVARI

Pasien belum menikah

Pasien tampak murung

Pasien sering bertanya tentang

keutuhan fungsi kandungannya.

Informasi yg kurang

tentang kondisi

kandungan setelah

operasi

Mis persepsi

Cemas

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri Akut Berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

olekarena adanya luka operasi.

2) Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi

kandungan setelah dilakukan operasi.

12. RENCANA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan oleh karena adanya luka operasi.

Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 hari, nyeri berkurang.

Kriteria H : - klien dapat beradaptasi dengan nyerinya

- Klien tidak sering menyeringai sambil memegangi perutnya

- Klien bisa beristirahat

- Klien bisa memenuhi kebutuhan dasarnya tanpa bantuan sepenuhnya

Page 21: KISTOMA OVARI

1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

(R/ mengidentifikasi skala nyeri dan lingkup masalahnya)

1 Atur posisi senyaman mungkin.

(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

2 Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

(R/ Merelaksasi otot – otot tubuh).

3 Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.

(R/menghilangkan/menurunkan sensitivitas ambang rasa nyeri)

2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi

kandungan setelah operasi.

Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi HE, gangguan rasa nyaman (cemas) berkurang.

Kriteria H: - klien tampak tenang

- klien tidak sering bertanya tentang kandungannya

- klien kooperatif

1 Kaji dan pantau tingkat kecemasan klien.

(R/ mengidentifikasi lingkup masalah, sebagai pedoman tindakan selanjutnya )

2 Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan

dengan penyakitnya.

(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan kandungannya )

3 Bina hubungan terapeutik dengan klien.

(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan klien.

Page 22: KISTOMA OVARI

13. KRITERIA NANDA, NOC, NIC

I. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan oleh

karena adanya luka operasi.

1) NANDA : acute pain-1996.

Domain : 12-kenyamananKelas : 1-kenyamanan fisikDiagnosis : nyeri akutPengertian : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik : Laporan secara verbal atau nonverbal

Fakta dari observasi

Tingkah laku berhati-hati

Muka topeng

Terfokus pada diri sendiri

Fokus menyempit (Penurunan persepsi waktu, kerusakan

proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan

lingkungan).

Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah,

perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam

rentang dari lemah ke kaku).

Tingkah laku ekspresif (contoh:gelisah, merintih, menangis,

waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu makan dan minum

2) CLIEN OUTCOMES :

a. Tingkat kenyamanan

b. Perilaku mengendalikan nyeri

c. Nyeri : efek merusak.

Page 23: KISTOMA OVARI

d. Tingkat nyeri.

3) NURSING OUTCOMES : Pain level-2102

Domain : perceived health (V)Class : symptom status (V)Scale : severe to none (n)

Indikasi : Skala : 210201 Melaporkan nyeri 2-SB210203 Frekuensi nyeri 3-M210204 Episode nyeri 3-M210205 Ekspresi mulut terhadap nyeri 2-SB210206 Ekspresi muka terhadap nyeri 2-SB210207 Istirahat cukup 4-SL

4) NURSING INTERVENTIONS : Pain Management-1400.

Aktivitas : Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif, meliputi lokasi,

karakteristik, durasi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri

dan factor prepitasinya

Observasi isyarat ketidaknyamanan nonverbal, khususnya pada

mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara

efektif

Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,

seberapa lama akan berlangsung.

Ajarkan penggunaan teknik nonfamakologis misalnya :

relaksasi, terapi music, distraksi, terapi bermain, kompres

hangat/dingin, dan massase ; sebelum dan setelah

memungkinkan selama aktivitas yang menyakitkan, sebelum

terjadi nyeri atau meningkat, dan selama penggunaan tindakan

pengurangan nyeri yang lain.

II. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi

kandungan setelah operasi.

1) NANDA : Anxiety, 1973, 1982, 1998.

Domain : 9-koping toleransi terhadap stres

Page 24: KISTOMA OVARI

Kelas : 2-respon kopingDiagnosis : CemasPengertian : Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menghadapinya.

Batasan karakteristik : a) Perilaku

a. Gelisah

b. Insomnia

c. Resah

b) Afektif

a. Kesedihan yang mendalam

b. Takut

c. Gugup

d. Nyeri hebat

e. Ketakutan

f. Distres

g. Khawatir

h. Cemas

c) Fisiologi

a. Goyah

b. Peningkatan respirasi (simpatis)

c. Wajah tegang

d. Anoreksia (simpatis)

e. Kelelahan (parasimpatis)

f. Gugup (simpatis)

g.

d) Kognitif

a. Bingung

b. Kerusakan perhatian

Page 25: KISTOMA OVARI

c. Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas

d. Sulit berkonsentrasi

2) CLIEN OUTCOMES :

Kontrol agresi

Kontrol kecemasan

Koping

Kontrol impuls

Perubahan mutilasi diri

Ketrampilan interaksi sosial.

3) NOC : Anxiety Control (1402)

Domain : Psychososial Health (III)Class : Self Control (O)Scale : Never Demonstrated To Consistenly

Demonstrated (m)

Indikasi : Skala : 140201 Kontrol instensitas cemas 2-RLD

140202 Eliminasi tanda cemas 3-SMD140206 Menggunakan strategi koping efektif 3-SMD140207 Menggunakan teknik relaksasi untuk menekan Kecemasan 4-OFD

4) NIC : Counseling (5240)

Aktivitas : a) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran

dan perasaan untuk mengeksternalisasikan kecemasan.

b) Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini, sebagai

alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang

dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.

Page 26: KISTOMA OVARI

c) Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan serta

terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan memperluas

focus.

d) Sediakan penguatan yang positif ketika apsien mampu

meneruskan aktivitas sehari-hari dan lainnnya meskipun

mengalami Kecemasan.

14. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. DX

TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI /SOAP

1

12-13

Oktober

2009

1 Mengkaji tingkat dan

intensitas nyeri: nyeri

sering muncul apabila

dibuat bergerak.

2 Memberikan posisi

senyaman mungkin bagi

klien: semi fowler

3 Melakukan kolabarasi

untuk pemberian terapi

analgesik: mefentan tablet.

4 Mengajarkan tehnik

Relaksasi dengan tarik

nafas panjang dan tehnik

Distraksi dengan

mendengarkan radio.

12-13 oktober 2009

S : Klien mengatakan rasa nyerinya sedikit berkurang, dan klien sudah bisa menyesuaikan diri dg.nyerinya.

O : Keadaan umum lemah, terkadang pasien masih memegangi perutnya saat mau duduk,luka post operasi hari ke 2 , skala nyeri ringan. (1-2)

TD : 110/70 N : 84 x/mnt

RR : 18 x/mnt

A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan intervensi No.1-3.

3 12-13

Oktober

2009

1. Mengkaji dan memantau

terus tingkat kecemasan

klien baik prilaku verbal

maupun non verbalnya.

12-13 oktober 2009

S : Pasien mengatakan sudah mengerti kalau kandungannya tidak diangkat dan masih bisa berfungsi seperti semula.

Page 27: KISTOMA OVARI

2. Memberikan penjelasan

tentang semua

permasalahan yang

berkaitan dengan

kandungan klien.

3. Membina hubungan

terapeutik dengan klien.

O : Keadaan umum masih lemah, tidak murung lagi, pasien tidak banyak bertanya-tanya lagi.

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 28: KISTOMA OVARI

Kistoma ovari merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar,

kistik atau padat, jinak atau ganas (Winkjosastro. et.all. 1999).

Dalam kehamilan tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering adalah kista

dermonal, kista coklat atau kista lutein, tumor ovarium yang cukup besar dapat

disebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi

masuknya kepala kedalam panggul.

Penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk

mengetahui gejala mana yang serius.

B. Saran

1)1) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi

perkembangan ilmu keperawatan.

2)2) Hasil penulisan ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan sebagai

bahan masukan bagi sekolah atau instansi kesehatan.

3)3) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi Masyarakat

umum mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien kista ovarium.

4)4) Hasil penulisan ini diharapkan bisa menjadi referensi untuk penulisan

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: KISTOMA OVARI

Budi santosa : Editor, Panduan Diagnosa Keperawatan, Diagnosa

Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, 2005-2006.

Marion Jones, etc, Nursing Outcomes Classification (NOC), Second

Edition, Mosby inc.

Joanne C. mcClowskey, etc, Nursing Intervention Classification (NIC),

Fourth edition, Mosby inc.

Arief Mansjoer, dkk, Kapita selekta kedokteran fakultas kedokteran UI,

edisi ketiga, jilid 1, Media Aesculapius, 2002.

Bobak Lodewijk Jensen, Buku Ajar Keperawatan Maternitas (maternity

nursing), edisi 4, EGC, 2005.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G., Keperawatan Medikal-bedah

Brunner & Suddarth edisi 8 vol. 2, EGC, Jakarta, 2001.

Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7, EGC,

2007.

Dikutip dari : Http://id.wikipedia.org/wiki/ca ovarium ; oct, 12 2009.

03.15 am.

Dikutip dari : http://www.vietha’s.blogspot.com ; oct, 12 2009. 03.20 am.

Dikutip dari : http://www.agung’s.blogspot.com ; oct, 12 2009. 03.22 am.