45
BAB I PENDAHULUAN Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium. Kista ovarium biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause. Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rerata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5- 15,3 per 100.000 populasi). Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut. Jadi tidak semua kista ovarium dioperasi, apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat invasif, dapat berdampak terhadap fertilitas seseorang. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas. Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista, ada 2 cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan dikembangkan, yaitu dengan pungsi kista dengan panduan ultrasonografi vaginal dilanjutkan 1

Laporan Kasus Kistoma Ovarii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kasus Kistoma Ovarii, Laporan Kasus Kista Ovarium, Kista Ovarium

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Ovarium mempunyai fungsi yang sangat penting pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan kanker ovarium. Kista ovarium biasanya berukuran kecil (3cm) dan multilokus, dan bisa tampak seperti kista coklat karena penimbunan darah dan debris ke dalam rongga kista(3,7). Gambaran mikroskopik dari endometrium sangat variabel. Lokasi yang sering terdapat ialah pada ovarium dan biasanya bilateral. Pada ovarium tampak kista-kista biru kecil sampai besar berisi darah tua menyerupai coklat. Darah tua dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista dan menyebabkan akut abdomen. Tuba pada endometriosis biasanya normal.(3)Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri-ciri khas bagi endometriosis yakni kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel radang dan jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya. Jaringan endometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron. Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian besar sarang endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidual jaringan endometriosis. Apabila kehamilannya berakhir, reaksi desidual menghilang disertai dengan regresi sarang endometriosis. Pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis dengan hormon untuk mengadakan apa yang dinamakan kehamilan semu (pseudopregnancy).(3)

Gambar 5. Kista Endometriosis2. Kista Ovarium Neoplastik2.1Kistoma Ovarii SimpleksKista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista tampak jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum, yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. (3)2.2Kistadenoma Ovarii MusinosumAsal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner. (3)Gambaran Klinik. Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral. (3)Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. (3)Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah. (3)Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum. (3)

Gambar 6. Kistadenoma Ovarii Musinosum2.3Kistadenoma Ovarii SerosumPada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).Gambaran Klinik. Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma). (3)Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. (3)Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas. (3)Perubahan Ganas. Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant). (3)

Gambar 7. Kistadenoma ovarii serosum2.4Kista EndometroidKista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii. (3)2.5Kista DermoidSebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.(3)Gambaran Klinik. Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat. (3)Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti konde. (3)Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas. Termasuk di sini:1. Struma ovariumTumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanya tak berfungsi dan tidak ganas.

Gambar 8. Struma Ovarium

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosumKista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu elemen dari epitelium germinativum.3. KoriokarsinomaTumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umunya teratoma solid merupakan suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan teratoma solid yang jinak. (3)

Gambar 9. Kista Dermoid

II.4 Tanda dan GejalaBanyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut. (3,8) Akibat Pertumbuhan. Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor dan posisinya didalam perut. Suatu kista dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi atau terkadang hanya menimbulkan rasa berat diperut jika terletak bebas di rongga perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi dan edema pada tungkai karena tekanan pada pembuluh balik atau limf. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.Akibat Aktivitas Hormonal. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon yang sering terjadi pada tumor ganas, misalnya tumor sel granulose yang dapat menimbulkan hipermenorea dan arhenoblastoma yang dapat menyebabkan amenorea.Akibat Komplikasi. Perdarahan ke dalam kista. Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi apabila perdarahan dalam jumlah banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak. Putaran Tangkai. Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah kehamilan, karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor. Sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut. Selain itu, putaran tangkai sering menyebabkan gangguan sirkulasi walaupun gangguan ini jarang bersifat total, rasa nyeri, dan bila putaran tangkai berjalan terus akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat menyebabkan robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan sekunder. Infeksi pada Tumor. Terjadi jika di dekat tumor terdapat sumber kuman pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis atau salpingitis akuta. Kista dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan. Robek Dinding Kista. Terjadi pada torsi tangkai atau karena trauma. Apabila kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum akan segera berkurang. Tetapi, apabila robekan pada kista disertai perdarahan yang timbul secara akut dan berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum maka akan menyebabkan rasa nyeri yang terus menerus disertai tanda-tanda abdominal akut. Robekan dinding kista pada kistadenoma musinosum dapat menyebabkan terjadinya keadaan yang disebut pseudomiksoma peritonei. Perubahan Keganasan. Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Oleh karena itu, setelah tumor diangkat pada operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dan anak sebar (metastasis) memperkuat kecurigaan terhadap keganasan. II. 5 DiagnosisDiagnosis dari kistoma ovarii tergantung dari kombinasi beberapa faktor termasuk usia dan status menopause pasien, gejala-gejala, gambaran USG, lokasi bilateral/unilateral, ukuran dari massa, dan tingkat serologik marker. (4,5)1. Umur dan Status MenopauseKistoma ovarii pada wanita premenopause adalah umum ditemukan dan biasanya bersifat jinak termasuk kista fungsional atau endometrioma. Resiko menjadi keganasan meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.2. Gejala-gejalaKeganasan pada ovarium yang bersifat lokal umumnya hanya sedikit atau sama sekali tidak menampakkan gejala-gejala, dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya penundaan pada penanganan. 3. Gambaran USGHasil dari USG sangat tergantung dari skill dan pengalaman dari operator, bahkan antara sonografer yang sudah berpengalaman sering terjadi perbedaan hasil. Kistoma ovarii umumnya didiagnosis melalui USG transvaginal, tetapi setelah didiagnosis, abdominal scan dapat dilanjutkan.Akurasi diagnostik dari USG pada wanita premenopause dapat menjadi sulit oleh karena perubahan yang terjadi karena siklus ovulasi. Sebagian besar penelitian menemukan bahwa kista anechoic yang unilokuler dengan diameter kurang dari 5 cm jarang merupakan suatu keganasan, bahkan pada wanita postmenopause. Resiko keganasan adalah kurang dari 1% pada premenopause dan 10% pada wanita postmenopause. Hanya 6% dari kista dengan diameter 3-5cm yang menunjukkan keganasan pada wanita postmenopause, sedangkan penelitian lain menemukan tidak adanya keganasan pada kista dengan ukuran kurang dari 5cm. Kista multilokuler lebih sering ganas daripada kista unilokuler. Granberg menemukan bahwa 8% kista multilokuler adalah ganas, dibandingkan dengan hanya 0.3% keganasan pada kista unilokuler. Kista solid, semi-solid, dan mixed tumor, sering dihubungkan dengan keganasan.Gambaran papiler sering merupakan keganasan dan resiko keganasan meningkat dari 1.6% menjadi 10% jika suatu kista unilokuler mengandung suatu bentukan solid atau papiler. Ukuran diameter dari kista sangat berhubungan erat dengan sifat keganasan dari kistoma ovarii.4. Morphologic Scoring SystemBerbagai sistem penilaian dari tumor ovarium berdasarkan ukuran dan morfologi telah diperkenalkan untuk menilai apakah suatu tumor tersebut ganas atau jinak. Sistem skoring ini mempunyai sensitifitas 82-100% dan false positif sekitar 8-20%. Faktor prediktif yang paling penting adalah adanya proliferasi papiler dari dinding kista dan adanya bagian solid dari kista tersebut. Gambaran-gambaran utama yang dinilai pada USG adalah jumlah dari lokulus, adanya bagian solid (septum dan proliferasi papiler), diameter dari tumor/kista, adanya tumor/kista di ovarium kontralateral, dan adanya cairan di kavum Douglas.5. SitologiSensitifitas dari analisis sitologi cairan kistoma ovarii tidak dapat diandalkan untuk menentukan sifat dari kista tersebut, dan punksi dari kista tidak dapat digunakan untuk tujuan diagnostik. Lebih lanjut, bocornya sel-sel malignan saat dilakukan punksi dapat meningkatkan staging dari kanker ovarium, dan oleh karena itu, punksi dari kistoma ovarii harus dihindarkan.II.6 PenatalaksanaanPenting untuk menentukan apakah kista yang didapatkan adalah kista fungsional atau bukan, sama halnya apakah golongan neoplastik atau non neoplastik. Dimana pengangkatan kista atau ovarium itu sendiri tergantung dari jenis kista dan besarnya kista pada pasien. Pengangkatan kistoma ovarii biasanya dilakukan jika keadaan pasien memungkinkan untuk menjalani operasi dan metode operasi yang dilakukan adalah laparoskopi atau laparotomi.Dua prinsip penting dalam manajemen kista ovarium yaitu (3,4,9,10):1. Sikap wait and see. Oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2 3 bulan. Semakin dini deteksinya semakin mudah pengobatannya. Tentu setiap wanita berharap agar ovariumnya tetap utuh, tidak rusak atau dapat dipertahankan, jika diputuskan untuk mengangkat kista. Kemungkinan ini dapat terjadi jika kista ditemukan dalam stadium dini.

2. Terapi bedah.Pengangkatan kistoma ovarii sangat membantu dalam menekan angka kematian akibat kistoma ovarii yang bersifat ganas, karena jika kistoma ovarii jinak tidak diangkat maka besar kemungkinan akan menjadi ganas sehingga mengancam nyawa pasien Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, kista yang ditemukan pada wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Tindakan bedah dapat sangat terbatas berupa pengangkatan kista dengan tetap mempertahankan ovarium. Tindakan ini kemungkinan dapat menjadi lebih ekstensif, mulai dari pengangkatan seluruh ovarium atau lebih luas lagi merembet ke pengangkatan uterus (histerektomi total).Prinsip penanganan kista ovarium bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 2 3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai pengangkatan tuba (salphyngo-ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapatkan keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

II.7 KomplikasiBila dijumpai hemoperitonium atau kotoran ruptur kista jinak preoperatif atau intraoperatif, kista yang ruptur tersebut dibuang dan kasvum abdomen dibersihkan dengan saline normal. Para ahli lebih menyukai pencucian dengan saline hangat untuk membantu mengeluarkan sebum dari komponen yang mengalami ruptur atau kebocoran terhadap teratoma dan kista musinosum. Bila dijumpai iritasi kimiawi dan distensi usus, dekompresi dengan menggunakan tabung panjang transnasal, hidrasi, dan monitoring elektrolit dianjurkan. Selanjutnya, bila dijumpai proses tumpang tindih, proses infeksi dicurigai (khususnya selama masa nifas). Spesimen dikirim untuk dilakukan kultur terhadap kuman aerob dan anaerob, dan dilakukan drainase isap transperitoneal serta pemberian terapi anti mikroba. (4,9,10)Torsi, sebagai komplikasi paling sering yang dijumpai pada kasus-kasus adanya masa adneksa pada masa kehamilan, terkadang menghasilkan gejala-gejala akut yang sesuai daengan tingkat iskemia jaringan. Selanjutnya intervensi operasi emergensi biasanya dibutuhkan. Bila hanya terjadi torsi parsial dan pada inspeksi ditemukan bahaya minimal dari vaskuler, didapat adneksa yang berubah bentuk,reseksi konservatif dilakukan dengan hati-hati dan ovarium difiksasi untuk menghindari torsi. Sebaliknya, torsi komplit memerlukan ooforektomi (terkadang bersamaan dengan salpingektomi) dengan identifikasi dan mobilisasi seperlunya dari ureter untuk memungkinkan ligasi tinggi pembuluh gonad, sehingga meminimalkan pelepasan potensial emboli trombotik selama prosedur bedah dilakukan. Harus disadari bahwa lesi ovarium ganas jarang terjadi pada kasus torsi adneksa.(4,9,10)

BAB IIILAPORAN KASUS

I. IDENTITASNama: Ny. RahmawatiJenis Kelamin: Perempuan Umur: 33 tahunSuku: SamawaPendidikan : SMAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus Pernikahan: MenikahAlamat: Taliwang SumbawaMRS: 16 Juli 2012Rekam Medik: 046261

II. ANAMNESIS9/7/2012Keluhan Utamanyeri pada perut bagian bawah sebelah kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien kiriman Puskesmas Taliwang, Sumbawa dengan diagnosis Susp. kista Ovarium. Pasien mengeluhkan sering merasakan nyeri pada perut bagian bawahnya sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan terutama disebelah kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat saat sedang menstruasi. Selain itu pasien juga mengeluhkan terdapat benjolan yang semakin lama semakin membesar. Sudah pernah di periksakan di dokter dan di diagnosis kista ovarium. Pasien juga mengeluhkan sering buang air kecil terutama di malam hari. Pasien tidak mengeluh pusing, demam dan mual muntah. BAB dirasakan lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien tidak pernah menderita penyakit yang membuat dirinya dirawat di RS. Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma.

Riwayat penyakit keluarga :Pasien tidak memiliki penyakit keturunan. Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, dan asma disangkal.

Riwayat penyakit keganasan pada keluarga :Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keganasan.

Riwayat alergi :Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, makanan dan cuaca.

Riwayat Kontasepsi : (-)

Riwayat Obstetri : Menarche usia 13 tahun. Siklus haid teratur 28 haid, lama 5 hari, ganti duk 3x/ hari, dismenorhea (+) Perdarahan di luar siklus haid tidak ada. HPHT : 5-06-2012 Pasien telah menikah selama 10 tahun, dan ini merupakan pernikahan pertamanya. Belum pernah hamil sebelumnya dan tidak pernah mengalami keguguran.

III. STATUS GENERALISKeadaan umum : BaikKesadaran : E4V5M6Berat badan: 63 tahunTinggi badan: 160 cmIMT: NormalTekanan darah: 90/60 mmHgFrekuensi nadi: 80 x/menitFrekuensi napas: 20 x/menitSuhu: 36,5 CMata: An -/-, Ikterus -/-Jantung: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Paru: vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)Ekstremitas: edema -/-, akral hangat +/+, refleks patella +/+

IV. STATUS GYNECOLOGI Abdomen : Inspeksi : tampak perut kiri membesar, tidak ada tanda peradangan, tidak ada bekas operasi Palpasi : TFU tidak teraba, teraba massa dengan konsistensi padat pada regio suprapubic sebelah kiri dengan ukuran 12 x 8 cm, permukaan regular, berbatas tegas, dapat digerakkan dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan Inspekulo :Porsio ukuran normal, permukaan erosi (-), fluksus (-), livide (-), (-), fluor albus (-), perdarahan aktif (-). Dinding vagina normal. Massa (-), Peradangan (-). Pemeriksaan Dalam (VT) :Dinding vagina normal, massa (-). Portio licin, massa (-), (-), nyeri goyang (-). Corpus Uteri antefleksi.Adneksa Parametrium kiri teraba massa, padat, mobile (+), nyeri (+). Adneksa Parametrium kanan dbnCavum Douglas dbn.

V. DIAGNOSISPre Operasi : Kista Ovarii Sinistra Suspect GanasPost Operasi : Kista endometriosis, dengan perlekatan usus. DD : Ca Ovarium

VI. RENCANA TINDAKAN Observasi KU, Vital Sign dan Perdarahan Cek laboratorium sebelum operasi: DL, HbSAg, SGOT, SGPT dan gula darah. Konsultasi ke bagian Penyakit Dalam dan Anastesia sebelum operasi. Laparotomi Pemeriksaan Patologi Anatomi

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Darah LengkapHb: 13.3 g/dLRBC: 4.35 x 106/ulHCT: 38.3 %WBC: 14,56 x 103/ulPLT: 319 x 103 ulHbSAg: (-)GDS: 84 mg%SGOT: 17 u/lSGPT: 14 u/l2. Ultrasonografi (USG) Abdomen :Tampak kista ovarium dengan massa kistik padat ukuran 13,5 x 9 cm bersepta. Uterus ukuran normal. Kesan: kistoma ovarium.

VII. TEMUAN INTRAOPERATIVETerdapat massa kistik unilokuler di ovarium sinistra dengan ukuran median 8 cm, septal (-), perlekatan hebat dengan usus (+), dilakukan eksisi dan kista mengeluarkan cairan mucinosum coklat kental 500cc. Tuba sinistra dbn, uterus normal.

VIII.PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMIPemeriksaan patologi anatomi pada jaringan kista ovarium :Ditemukan fokus-fokus kelenjar dan stroma endometrium diantara jaringan ikat fibrous, terdapat daerah perdarahan dan sel-sel peradangan PMN. Kesan keganasan (-). Kesimpulan: endometriosis eksternal.

BAB IVPEMBAHASAN

Pada laporan kasus berikut, diajukan suatu kasus seorang wanita berusia 33 tahun yang kemudian didiagnosa dengan diagnosa Kistoma Ovarii. Selanjutnya akan dibahas :1. Apakah diagnosa dan pemeriksaan pada kasus ini sudah tepat?Diagnosis pada pasien ini sudah tepat, karena berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan, penyakit pasien ini mengarah ke kistoma ovarii yang kemudian setelah dilakukan pemeriksaan PA didapatkan hasil bahwa kista yang diserita oleh pasien ini ialah kista endometriosis.Dari anamnesis diperoleh data timbulnya benjolan pada perut bagian bawah yang membesar secara perlahan-lahan sejak 1 tahun yang lalu, disertai adanya keluhan nyeri hebat saat haid yang berlangsung terus-menerus. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa gejala kista endometriosis adalah nyeri perut bawah yang progresif yang terjadi selama haid (dismenorhea). Sebab dari dismenorhea ini tidak diketahui tetapi mungkin ada hubungannya dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid.Berdasarkan pemeriksaan fisik teraba massa dengan konsistensi padat pada regio suprapubic sebelah kiri dengan ukuran 12 x 8 cm, permukaan regular, berbatas tegas, dapat digerakkan dan terdapat nyeri tekan Dari pemeriksaan ginekologi, Adneksa Parametrium kiri teraba massa, padat, mobile (+), nyeri (+). Hal ini menunjukkan bahwa massa tersebut merupakan suatu kista, tetapi untuk menentukan identifikasi asal kista dan jenis kista perlu dilakukan pemeriksaan penunjang. Pada pasien dilakukan tindakan operasi laparotomi, ditemukan massa kistik unilokuler di ovarium sinistra dengan ukuran median 8 cm, septal (-), perlekatan hebat dengan usus (+), dilakukan eksisi dan kista mengeluarkan cairan musinosum coklat kental 500cc. Tuba sinistra dbn, uterus normal. Kesan yang didapat dari penemuan intraoperatif ini adalah sebuah kista ovarium jinak, untuk mengkonfirmasi hal tersebut perlu dilakukan lanjutan yaitu pemeriksaan patologi anatomi (PA). Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebagai penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak atau ganas, dengan mengambil contoh jaringan secara langsung. Hal ini dilakukan setelah tindakan operasi. Dari hasil pemeriksaan PA yang dilakukan tidak tampak adanya keganasan pada sediaan. Diagnosis akhir pasien adalah kista endometriosis.

2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat ?Tindakan yang dilakukan pada pasien kista pada kasus ini adalah terapi bedah yaitu laparotomi. Indikasi tindakan bedah yaitu kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar, serta kista yang menimbulkan rasa nyeri. Adapun pemilihan tindakan bedah pada pasien ini sudah tepat karena berdasarkan kepustakaan, kista endometriosis yang ukurannya lebih dari 2 cm atau yang sudah terjadi perlengketan lebih baik diobati dengan pembedahan, yang bertujuan untuk mengangkat kista endometriosis dan membebaskan perlengketan endometriosis untuk memungkinkan mobilitas dan menormalkan kembali hubungan antara organ-organ di dalam rongga pelvis.. Pada pasien ini tidak dilakukan pengangkatan ovarium (oovorektomi), dengan pertimbangan pasien yang masih berusia muda dan masih ingin mendapatkan keturunan, serta temuan intraoperatif yang memperkirakan keganasan tumor yang rendah (kista endometriosis), sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.Pada kasus ini setelah dilakukan laparatomi, pasien dalam kondisi baik dan sudah melakukan mobilisasi sehingga sudah dapat dipulangkan pada hari ke-2 post operasi.

BAB VKESIMPULAN

Kesimpulan kasus ini terdiri dari:1. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, penemuan intraoperatif dan pemeriksaan patologi anatomi yaitu Kista endometriosis2. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat yaitu tindakan bedah dengan melakukan laparotomi.

DAFTAR REFERENSI

1. Bixo M, Inger Sundstrom- poroma, Bjorn I, Astroin M. Patients with psychiatric disorder in gynecology practice,Am J. Obst and Gynecol. 2001; 185;396-401.2. Burke TW, Morris M. Secondary cytoreduction operations, in ovarian cancer, ed by Rubai SC and Sutton GP, Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia USA, 2001; second ed; 289-3003. Winknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 2007. Tumor Jinak pada Alat Genital. Dalam: Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 346-361.4. De Vita VT, Hellman S, and Rosenberg SA; Cancer, Principle and practice of oncology; Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia USA, 2001; sixth ed; vol 2: 15975. Elit L and Hamilton; Surgical management of an adnexal mass suspicious for malignancy. J Soc Obst gynecol, 2000; 22 (11); 964-86. Hadibroto BR. 2005. Laparoskopi pada Kista Ovarium. Dalam: Majalah Kedokteran Nusantara Vol 38 No3. Jakarta. Hal 260-263.7. Sud S, Tulandi T. Endometriosis. Available at: http://www.obgyn.net/medical.asp?page=/english/pubs/features/mcgill-student-projects/endometriosis. london.1999 [Accessed: July, 29th 2012]8. Sjamsuhidajat R, de JonG W (ed). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Kedua. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.9. Kampono N, Kemajuan dalam onkologi, pada; Naskah lengkap KOGI 2000, ed IGP Surya, Suwiyoga, Megadhana, Mertayoga; Bali,2000; 41-45.10. Ulla BK, Ann T, Berit M, et. al. Management of ovarian cysts. Acta Obstet Gynecol Scand 2004: 83: 1012-1021.

30

TIMESUBJECTIVEOBJECTIVEASSESSMENTPLANNING

9/7/2012Pasien kiriman Puskesmas Taliwang, Sumbawa dengan diagnosis Susp. kista Ovarium. Pasien mengeluhkan sering merasakan nyeri pada perut bagian bawahnya sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan terutama disebelah kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat saat sedang menstruasi. Selain itu pasien juga mengeluhkan terdapat benjolan yang semakin lama semakin membesar.

Riwayat Obstetri : Menarche usia 13 tahun. Siklus haid teratur 28 haid, lama 5 hari, ganti duk 3x/ hari, dismenorhea (+) Perdarahan di luar siklus haid tidak ada. HPHT : 5-06-2012 Pasien telah menikah selama 10 tahun, dan ini merupakan pernikahan pertamanya. Belum pernah hamil sebelumnya dan tidak pernah mengalami keguguran.

STATUS GENERALISKeadaan umum : BaikKesadaran : E4V5M6Berat badan: 63 tahunTinggi badan: 160 cmIMT: NormalTekanan darah: 90/60 mmHgFrekuensi nadi: 80 x/menitFrekuensi napas: 20 x/menitSuhu: 36,5 CMata: An -/-, Ikterus -/-Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)Paru : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)Ekstremitas : edema -/-, akral hangat +/+, refleks patella +/+

STATUS GYNECOLOGI Abdomen : Inspeksi : tampak perut kiri membesar, tidak ada tanda peradangan, tidak ada bekas operasi Palpasi : TFU tidak teraba, teraba massa dengan konsistensi padat pada regio suprapubic sebelah kiri dengan ukuran 12 x 8 cm, permukaan regular, berbatas tegas, dapat digerakkan dan terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan Inspekulo :Porsio ukuran normal, permukaan erosi (-), fluksus (-), livide (-), (-), fluor albus (-), perdarahan aktif (-). Dinding vagina normal. Massa (-), Peradangan (-). Pemeriksaan Dalam (VT) :Dinding vagina normal, massa (-). Portio licin, massa (-), (-), nyeri goyang (-). Corpus Uteri antefleksi.Adneksa Parametrium kiri teraba massa, padat, mobile (+), nyeri (+). Adneksa Parametrium kanan dbnCavum Douglas dbn.

Darah LengkapHb: 13.3 g/dLRBC: 4.35 x 106/ulHCT: 38.3 %WBC: 14,56 x 103/ulPLT: 319 x 103 ulHbSAg: (-)GDS: 84 mg%SGOT: 17 u/lSGPT: 14 u/l

Ultrasonografi (USG) Abdomen :Tampak kista ovarium dengan massa kistik padat ukuran 13,5 x 9 cm bersepta. Uterus ukuran normal. Kesan: kistoma ovarium.Kista Ovarii Sinistra Suspect Ganas

Observasi KU, Vital Sign dan Perdarahan Cek laboratorium sebelum operasi: DL, HbSAg, SGOT, SGPT dan gula darah. Konsultasi ke bagian Penyakit Dalam dan Anastesia sebelum operasi. Laparotomi Pemeriksaan Patologi Anatomi

167/201209.00Terdapat massa kistik unilokuler di ovarium sinistra dengan ukuran median 8 cm, septal (-), perlekatan hebat dengan usus (+), dilakukan eksisi dan kista mengeluarkan cairan mucinosum coklat kental 500cc. Tuba sinistra dbn, uterus normal.

KistaEndometriosis DD : Ca OvariDD : Ca Ovarium

Laparatomi dimulai :Dilakukan tindakan operasi Laparotomi (eksisi dan drainase), serta pengambilan sampel jaringan kista untuk PA

09.40Operasi selesai

11.40Pasien mengeluh kedua kaki tidak dapat digerakkan KU : baikTD : 110/70 mmHgNadi : 84 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 36 oCUO : 120cc/jam 2 jam post laparotomi Observasi KU, VS, Perdarahan dan UO Terapi : Amoxicillin 3x500mg Asam mefenamat 3x500mg Menganjurkan ibu istirahat total

17/07/201207.00 Nyeri pada luka operasiKU : baikKesadaran : E4V5M6TD : 110/80 mmHgNadi : 84 x/menitRR : 18 x/menitSuhu : 36oC Luka operasi terawatt baikPost laparotomi H1 Observasi KU, VS, Perdarahan Terapi lanjut Menganjurkan ibu istirahat cukup dan mobilisasi

18/07/201207.00-KU : baikKesadaran : E4V5M6TD : 120/80 mmHgNadi : 88 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 36oCLuka operasi : terawat baik

Post laparotomi H2 Terapi lanjut BPL Kontrol kembali ke Poli KB serta membawa hasil PA