Upload
arimbi-yiyienn-trisna
View
251
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kanker ovarium adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan
pemberi perawatan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi. Dan tidak ada
gejala peringatan adalah penyebab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut
ketika didiagnosa. Kondisi ini merupakan penyebab kematian utama diantara
malignansi ginekologis. Penyakit ini mempunyai angka kejadian sekitar 13,8 wanita
per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi pada tahap lanjut.
Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan kondisi ini
merupakan awal dari banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastasis
dari kanker lainnya. Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya
dan merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita
(Wingo et al., 1995). Sebagian kasus mengenai wanita antara usia 50 sampai 59
tahun. Insiden tertingginya adalah di negara-negara industri, kecuali Jepang, yang
insidennya rendah.
Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini, dan banyak
dokter menyarankan pemeriksaan pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai satu
atau dua orang saudara dengan kanker ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yang
cermat, tumor ovarium biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi.
Belum ada skrining dini yang tersedia saat ini meskipun penanda tumor sedang
dalam penelitian.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang asuhan keperawatan klien dengan
kanker ovarium.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan kanker
ovarium.
1
2. Dapat menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan kanker ovarium.
3. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
ovarium.
4. Dapat melakukan implementasi kepada berupa pemenuhan kebutuhan
dasar klien dengan kanker ovarium.
1.3. Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang asuhan keperawatan
klien dengan kanker ovarium.
2. Untuk memberikan masukan kepada tenaga kesehatan, khususnya perawat
ruangan dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan kanker
ovarium.
2
BAB II
Tinjauan Teoritis
2.1. Defenisi
Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (endoderma, mesoderma, ektoderma)
dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker ovarium
adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi perawatan kesehatan
karena awitannya yang tersembunyi dan tidak ada gejala. Kanker ovarium ini dapat
berupa kistik, padat, kecil, besar dan bisa pula jinak atau ganas. (Sinopsis obstetri,
2001).
2.2. Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi pasti dari kanker ovarium belum ditemukan, namun beberapa faktor
resiko diduga dapat menginduksi terjadinya penyakit ini pada wanita.
Wanita dengan kanker ovarium mempunyai faktor resiko mengidap kanker
payudara 3 sampai 4 kali lipat pada wanita dan wanita dengan kanker payudara
mempunyai resiko yang meningkat terhadap kanker ovarium. Tak ada faktor
penyebab defenitif yang telah ditetapkan, tetapi kontrasepsi oral tampak memberikan
efek protektif. Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit ini.
Faktor resiko : - Diet tinggi lemak. - Penggunaan bedak talk perineal
- Merokok - Infertilitas
- Alkohol
- Nullipara
2.3. Klasifikasi Tumor
Klasifikasi tumor berdasarkan sistem TNM
T = Tumor primer
Tx = Tumor primer tidak dapat ditaksir.
Ta = Tidak terdapat bukti adanya tumor primer
Tis = Carsinoma in situ
T1, T2, T3 = Dari T1 sampai T3 tumor primer makin besar dan makin jauh
infiltrasi di jaringan dan alat berdampingan.
3
- Riwayat kanker payudara, kolon endometrium
Nodus = N1 = Kelenjar limfe regional
Nx = Kelenjar limfe tidak dapat ditaksir/diperiksa.
No = Tidak adanya bukti penyebaran ke kelenjar
limfe regional
N1, N2, N3, N4 = Menunjukkan banyaknya kelenjar regional
yang dihinggapi dan ada tidaknya infiltrasi di
alat dan struktur berdampingan.
Metastasis = M = Anak sebar jauh (distant metastasis)
Mx = Tidak dapat diperkirakan adanya anak sebar
Mo = Tidak ada buktinya metastasis jauh.
M1 = Ada metastasis jauh.
2.4. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual
yang terus meningkat, darah menstruasi yang banyak (menorhagi) dengan nyeri
tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia,
tekanan pelvis dan sering berkemih.
Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala
gastroistestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus dievaluasi dengan menduga
kanker ovarium. Flatulens, rasa begah setelah makan makanan kecil, dan lingkar
abdomen yang terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan.
Tahap-tahap kanker ovarium :
1. Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
2. Pertumbuhan mencakup satu atau dua ovarium dengan perluasan pelvis.
3. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis di
luar pelvis atau nodul inguinal atau retroperitoneal positif.
4. Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan metastatis jauh.
Pengaruh kanker ovarium terhadap kehamilan dan persalinan:
Kanker yang besar dapat menghambat pertumbuhan janin sehingga
menyebabkan abortus, partus prematurus.
4
Kanker yang bertangkaian, karena pembesaran atau pengecilan uterus
setelah partus, terjadi torsi dan menyebabkan rasa nyeri, nekrosis dan
infeksi yang disebut abdomen akut.
Dapat menyebabkan kelainan-kelainan letak janin.
Kanker kistik dapat pecah karena trauma luar atau trauma persalinan.
Kanker besar berlokasi di bawah, dapat menghalangi persalinan.
Kanker ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar pada aorta,
mediastinal dan supra klavikular, dan seterusnya menyebar ke alat-alat yang
jauh terutama paru, hati dan otak. Obstruksi usus dan ureter merupakan
masalah yang sering menyertai penderita kanker ovarium.
2.5. Diagnosis
Setiap pembesaran ovarium harus diselidiki. Pemeriksaan pelvis tidak akan
mendeteksi diri karena ovarium dan teknik pencitraan pelvis tidak selalu definitif.
Sekitar 75% dari kanker ovarium telah bermetastasis ketika didiagnosis; sekitar 60%
telah menyebar keluar pelvis.
Dari banyak tipe sel kanker ovarium yang berbeda, tumor epitel menempati 90% dari
semua jenis. Tumor sel germinal dan tumor stromal menempati 10% dari kondisi ini.
2.6. Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus
tindakan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa
kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan (Brunner dan
Suddart, 2001).
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur yang
berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui
cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul. Asites dapat terjadi dan
cairan yang mengundang sel-sel panas melalui saluran tipe limfe menuju pleura dan
akhirnya menyebabkan efusi pleura.
5
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan berdasarkan hal-hal berikut:
- Kemungkinan adanya keganasan.
- Kemungkinan torsi dan abdomen akut.
- Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik, maka:
Kanker ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa
harus dikeluarkan.
Waktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16-20
minggu.
Operasi yang dilakukan di bawah umur kehamilan 20 minggu harus
diberikan substitusi progresteron beberapa hari sebelum operasi dan
beberapa hari setelah operasi (sebab ditakutkan korpus luteum
terangkat bersama kanker yang bisa menyebabkan abortus).
Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akut.
Bila kanker agak besar dan lokasinya di bagian bawah akan
menghalangi persalinan dapat ditempuh: reposisi, bila tidak bisa
persalinan diselesaikan dengan seksio cesaria dan jangan lupa
sekaligus kanker diangkat.
Pengangkatan melalui tindakan bedah adalah pengobatan pilihan dengan
pemeriksaan praoperatif termasuk barium enema, pemeriksaan GIT atas, rontgen
dada dan urografi intravena (IVU). Histerektomi abdomen total dengan
pengangkatan tuba fallopi dan ovarium serta omentum (salphingoovarektomi
bilateral dan omentektomi) adalah prosedur standar untuk penyakit tahap dini.
Kemudian terhadap radiasi dan implementasi fosfor (32p) intraperitoneal,
isotopradioaktif dapat dilakukan setelah pembedahan. Kemoterapi dengan preparat
tunggal atau multipel biasanya termasuk sisplantin, siklofosfamid atau karboplatin
juga digunakan.
Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkat awal prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP. Luas
pembedahan ditentukan oleh insidensi metastase dan invasi terhadap korpus uteri.
Biopsi seperti omentum, kelenjar limfe penting. Pembedahan juga penting sebagai
tindakan primer dengan mengangkat sebagian besar jaringan tumor, meskipun tidak
6
semua dapat diangkat, hal ini memungkinkan tindakan Kemoterapi dan Radioterapi
lebih efektif.
Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovarium saja: oophorektomi
atau oophorokistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik terbatas pada
satu ovarium tanpa asites, wanita masih muda, belum punya anak, derajat keganasan
tumor rendah.
Radioterapi
Umumnya digunakan pada tingkat klinik kanker yang terbatas pada ovarium
atau yang sudah mengalami perluasan sampai panggul. Pemberiannya bisa ke
panggul saja atau seluruh rongga perut. Akhir-akhir ini radiotherapi diberikan
bersamaan dengan kemotherapi. Namun, radiasi hanya efektif pada jenis tumor yang
peka terhadap sinar (radiosensitif).
Kemoterapi
Beberapa jenis obat sitostatuka yang digunakan adalah agen alkylating
(seperti cyclophosphamide, chlorambusil), antimetabolik {seperti mtx (metothexata)
dan S.flourouracil}, antibiotik (seperti andriamicin). Berbagai kombinasi dari agen di
atas menunjukkan efek yang cukup berarti dalam penanganan kanker ovarium.
Asites terjadi pada kanker ini dapat dikendalikan dengan kemoterapi
intraperitoneal sekarang sedang dikembangkan teknik shunting cairan asites kedalam
vena jugularis melalui plastik tube yang berkatup searah. Sedangkan penanganan
paliatif kanker ovarium digunakan preparat hormon progestativa.
7
BAB III
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker Ovarium
3.1. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
Gejala : Kelemahan dan keletihan
Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya
faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya: nyeri, ansietas, berkeringat
malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat
stres tinggi.
Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Tanda : Perubahan pada tekanan darah.
Integritas Ego
Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stress (misal merokok, alkohol, religius)
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misal: alopesia, lesi, cacat,
pembedahan. Menyangkal diagnosa, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi, misalnya: darah pada feses, nyeri pada
defekasi.
Perubahan elominasi urin, misalnya: nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemih, hematuri sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
Makanan/Cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet)
Anoreksia, mual/muntah.
8
Intoleransi makanan.
Perubahan pada berat badan, penurunan berat badan hebat, kakeksia.
Berkurangnya massa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban, atau turgor kulit, udem.
Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Tak ada nyeri, atau derajat bervariasi, misalnya: ketidaknyamanan ringan
sampai berat.
Pernafasan
Gejala : merokok (tembakau, hidup dengan orang yang merokok)
Pemajanan asbes.
Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
Tanda : Demam
Seksualitas
Gejala : masalah seksual, misalnya: dampak pada hubungan perubahan pada tingkat
kepuasan
Nulligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.
Interaksi Sosial
Gejala : Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung.
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau
bantuan)
Masalah tentang fungsi atau tanggung jawab peran.
9
Pemeriksaan Diagnostik.
- Tes seleksi tergantung riwayat dan indeks kecurigaan untuk kanker tertentu.
- Scan (mis: MRI, CT, Gallium) dan ultrasound: dilakukan untuk tujuan
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi respon pada pengobatan
- Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum, melubangi): dilakukan untuk diagnostik bidang-
bidang menggambarnya pengobatan dan dapat dilakukan melalui sumsum tulang,
kulit, organ dan sebagainya.
- Penanda tumor (zat yang dihasilkan sel tumor dan terdapat diserum seperti :
CEA, antigen spesifik prostat, HCG, alfafetoprotein, CA 15-3, CA 19-9, CA 125
dsbnya ) terutama untuk prognostik atau monitor perapeutik.
- Tes kimia skrining : misal, elektrolit ( Na,K,Ca) ,tes ginjal, (BUN, kreatinin) , tes
hepar (GilimuGin, SGPT, SGOT, alkali fosfat, LDH) tes tulang
- JDL dengan diferensial dan trombosit : dapat menunjukkan anemia, perubahan
pada sel darah merah, sel darah putih, Trombosit berkurang atau meningkat.
- Sinar x dada: menyelidiki penyakit paru metastasis atau primer.
3.2 Diagnosa Keperawatan
- Ketakutan b.d krisis situasi (kanker), ancaman/perubahan pada status kesehatan
atau sosioekonomi, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan
dari keluarga.
- Berduka b.d perubahan fungsi tubuh.
- Gangguan harga diri rendah b.d biofisikal; kecacatan bedah, efek samping
kemoterapi, atau radioterapi seperti allopesia, mual muntah, penurunan berat
badan, anoreksia, psikososial, ancaman kematian, perasaan kurang kontrol dan
ragu dari penerimaan dari orang lain dan takut serta ansietas.
- Nyeri akut, b.d kompresi jaringan syaraf, infiltrasi saraf, inflamasi, efek samping
berbagai agen terapi.
- Gangguan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik,
konsekuensi kemoterapi, radiasi pembedahan, misalnya: anoreksia, iritasi
lambung, penyimpangan rasa, mual: distres emosional, kelebihan.
- Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui rute
normal dan abnormal, status hipermetabolik, kerusakan masukan cairan.
- Keletihan b.d penurunan produksi energi metabolik; kelebihan psikologis
berlebihan.
10
- Resiko tinggi infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan sekunder, malnutrisi,
prosedur invasif.
- Kurang pengetahuan b.d kurang pemajanan atau mengingat, kesalahan
interpretasi atau informasi, mitos, keterbatasan kognitif.
11
BAB IV
Tinjauan Kasus
4.1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian: 3 Mei 2005
A. Identitas Diri KlienNama : Ny. F No. MR : 453556TTL : 28 Oktober 1962 Tanggal Masuk : 21 April 2005Umur : 43 TahunPekerjaan : IRTAlamat : Jl. Ampang Pulai Pulau Karam, Tarusan, Pessel.
B. Data Umum Kesehatan1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan UtamaKlien mengeluh mual muntah, hilang nafsu makan dan bengkak pada perut.
b. Faktor PencetusTidak diketahui (klien mengatakan ia tidak mengetahui kenapa ada bengkak diperutnya).
c. Lamanya KeluhanKlien telah mengalami bengkak pada perut sejak 3 bulan yang lalu.
2. Riwayat Kesehatan DahuluKlien pernah operasi kistektomi ovarium pada tanggal 26-9-2002 dan menjalani kemotherapi sebanyak 2 x.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.Tidak ada anggota keluarga yang menderita gagal ginjal, hipertensi, DM dan tumor.
4. Riwayat MenstruasiKlien menarche umur 15 th, teratur 1x28 hari, lama 5-7 hari. Ganti duk tiap 2-3x/hari, nyeri haid tidak ada.
5. Riwayat MenstruasiKlien menikah, usia pernikahannya sudah 20 tahun.
6. Riwayat Keluarga BerencanaSemenjak menikah klien tidak menggunakan alat KB.
C. Pola NutrisiBB 40 Kg TB 150 cmFrekuensi makan 3x/hariNafsu makan berkurang, klien hanya dapat menghabiskan ½ porsi diet.Perubahan BB dalam 3 bulan terakhir 10 kg; Ny. F merasa semakin kurus.
12
D. Pola Eliminasi1. Buang Air besar Waktu Pagi Frekuensi 2 hari sekali (1x / 2hari) Konsistensi Keras Warna Kuning Penggunaan pencahar Tidak ada2. Buang Air Kecil
Frekuensi 6x/hari Warna kekuninganBau khas urine/Pesing
E. Pola Tidur dan IstirahatWaktu tidur 22.00 – 5.30 (jam)Lama tidur/hari 7 jam/hariPerubahan yang dirasakan setelah sakit Sering terbangun tengah malam, tidur
tidak nyenyak.
F. Pola Aktivitas dan LatihanKlien hanya terbaring di tempat tidur, kalau ingin BAB/BAK.Klien dipapah suaminya ke kamar mandi.
G. Pola BekerjaJenis Pekerjaan Ibu Rumah TanggaLama Bekerja -
H. Riwayat Keluarga (Genogram)
I. Riwayat LingkunganKebersihan Lingkungan bersih.Bahaya Tidak adaPolusi Tidak ada polusi
J. Aspek Psikososial1. Persepsi Diri
a. Hal yang amat dipikirkan saat iniKlien memikirkan bagaimana penyakitnya, bagaimana pengobatan dan prognosis penyakitnya.
13
Ny. F43 th
Bpk. R45 Th
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki meninggal
= Perempuan Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
b. Harapan setelah menjalani perawatanKlien berharap setelah dirawat, penyakitnya sembuh dan tidak kambuh lagi.
2. Pertahanan KopingDalam pengambilan keputusan, klien dibantu suami dan anggota keluarga yang lain. Jika dalam kondisi stress, klien berusaha segera memecahkan permasalahannya.
3. Sistem Nilai dan KepercayaanKlien percaya bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan.Selama di RS, klien tidak melaksanakan shalat tapi klien sering berdzikir.
K. Pemeriksaan FisikTTV : TD Suhu Pernafasan Nadi
110/8 mmHg 36.3oC 22x/11 92x/menit
Kepala : Kepala: Simetris, Rambut:lurus, tipis, hitam dan rontok.
Mata : Konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil 3mm/3mm
Isokor reflek cahaya +/+.
Hidung sinus : Tidak ada:Sinusilitis, sekret, polip
Mulut : Lidah pecah-pecah, ada bercak putih, tidak ada bengkak, mukosa pink gigi tanggal 2 bh.
Pernafasan : Teratur, vesikuler bilateral, tidak ada wheezing, tidak sesak nafas.
Sirkulasi : Kapilari refilling (3dt, nadi perifer kuat teratur, tidak ada
edema dan gaal).
Abdomen : Ada bengkak diatas sympisis pugis, teraba massa keras dan ada bekas operasi (sikatrik) di perut bagian kanan.
Reproduksi : Klien tidak pernah hamil/tidak punya anak.
Neurologi : CMC, orientasi ruang, tempat, waktu baik, memori dan koordinasi baik tidak ada riwayat epilepsi, pengerakan ekstremitas baik tapi lambat reflek; fis (+), patologis (-).
Muskuloskeletal : Tidak ada nyeri tidak ada kekakuan, klien lebih banyak berbaring ditempat tidur.
14
Data laboratoriumHb : 11.4 GD puasa : 86 bilirugin total : 0.81 Urin :
Rutin:Ht : 35% Ureum darah : 35 SGOT : 26 - Kimia
protein : (-) Bilirugin (-)Leukosit : 8800 Kreatinin darah : 1.0 SGPT : 12 - Kimia
protein : (-) Urogilin (+)Trombosit: 449.000 Alkali fosfatase: 221 Sedimen :
Badan keton (-) Tekosit (+)
Bakteri (+)
Hasil PemeriksaanUSG : Tampak massa padat dan tegas ukuran 87x75x98 mm Uterus dan ovarium tidak dapat didefenisikan Ascites (-)
Dx : Tumor padat suspedif ca. ovarium
DX : Ca. Ovarium Residif Std. IIA
4.2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
No Analisa Data Masalah Dx1.
2.
DS :- Klien mengatakan sering terbangun
tengah malam dan tidur tidak nyenyak.
- Klien mengeluhkan badannya terasa lemah dan tidak bertenaga.
DO :- Klien terlihat hanya berbaring
ditempat tidur- Klien dapat menggerakkan
ekstremitasnya tapi lambat.- HB 11,4 mg%- Berat badan klien berkurang 10 kg
(20% dari 50 kg/bb sebelum sakit).
DS :- Klien mengatakan ia cemas tentang
penyakitnya.- Klien mengatakan ia takut kalau
penyakitnya tidak sembuh dan harus terus menerus berobat/dirawat di RS.
Keletihan
Ansietas
Keletihan b.d proses penyakit.
Ansietas b.d diagnosis kanker
15
3.
DO :- Klien terlihat gelisah.- Nadi 92x/menit
DS : - Klien mengatakan ia tidak
mengetahui ada bengkak di perutnya.
- Klien telah mengalami bengkak tersebut selama 3 bulan sebelum dibawa ke RS
DO :- Klien menanyakan bagaimana
penyakit yang dideritanya, pengobatan dari prognosis dari penyakitnya.
Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebithan pengobatan b.d tidak mengenal informasi.
16
BAB V
Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Usaha penatalaksanaan yang tepat pada klien dengan kanker ovarium sangat
diperlukan untuk mengurangi angka kesakitan dan komplikasi yang
ditimbulkannya
17
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hanifa Winkjosastro. (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Cetakan ke 5. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Harahap, Rustam E. (1984). Kanker Ginekologik. Jakarta, Media
Doenges Et.al. (2000). Rencana Asuhan Perawatan. Edisi 2 Cetakan ke 1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Llewellyn D, Jone. (2000). Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta, Hippolerates.
18
TUGASKEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN KANKER OVARIUM
Disusun Oleh:Kelompok II
Yulia Yasman 02 121 008Zulamniar Gusti 02 121 009Rika Fitriani 02 121 010Lidya Devega 02 121 011Evawani Elisa 02 121 012Dwi Febrina 02 121 013Ina Mutia Farina 02 121 014Ira Mulya Sari 02 121 015
Dosen Pembimbing:Nelwati, S.KpWedya Wahyu, S.Kp
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas KedokteranUniversitas Andalas
Padang2005
19
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas
berkah & rahmatNya jugalah penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan
maternitas dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kanker
Ovarium
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Nelwati, S.Kp dan Ibu Wedya Wahyu, S.Kp sebagai dosen
pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam
pembuatan makalah ini
2. Perpustakaan FK UNAND yang telah membantu penulis dalam
menyediakan buku – buku yang penulis perlukan
3. Serta kepada semua pihak yang membantu penulis dapat menyelesaikan
makalah ini
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan
pembelajaran dalam mata ajar keperawatan maternitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Terima kasih.
Padang, Juli 2005
20
Penulis
21
i
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Tujuan.................................................................................. 1
1.2.1 Tujuan umum .................................................................1
1.2.2 Tujuan khusus .................................................................2
1.3. Manfaat................................................................................. 2
BAB II Tinjauan Teoritis
2.1. Defenisi....................................................................................... 3
2.2. Etiologi dan Faktor Resiko......................................................... 3
2.3. Klasifikasi Tumor....................................................................... 3
2.4. Manifestasi Klinis....................................................................... 4
2.5. Diagnosis.................................................................................... 5
2.6. Komplikasi................................................................................. 6
2.7. Penatalaksanaan.......................................................................... 6
2.8. WOC........................................................................................... 9
BAB III Asuhan Keperawatan pada klien dengan kanker ovarium
3.1. Pengkajian..................................................................................
3.2. Diagnosa Keperawatan...............................................................
BAB IV Tinjauan Kasus
BAB V Penutup
4.1. Kesimpulan................................................................................
4.2. Saran ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
22
No Hari/Tanggal Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Senin/16-5-2005 Keletihan b.d proses penyakit Tujuan :Keletihan dapat diatasi
Kriteria hasil :- Klien melaporkan
perbaikan rasa berenergi.
- Klien dapat melakukan AKS dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuan
Mandiri :- Rencanakan perawatan untuk meningkatkan
periode istirahat. Jadwalkan aktivitas perodik bila pasien mempunyai energi paling banyak. Libatkan pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.
- Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien
- Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin; misalnya mandi duduk, bangun dari kursi, berjalan. Tingkatkan Tingkat aktifitas sesuai kemampuan.
- Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas misalnya, perubahan pada tekanan darah atau frekuensi jantung/pernafasan.
- Dorong masukan nutrisi (rujuk pada DK : nutrisi, Perubahan : kurang dari kebutuhan tubuh).
Kolaborasi:- Berikan )2 suplemen sesuai indikasi.
- Rujuk pada terapi fisik/okupasi.
- Periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki / menghemat energi. Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi aktif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan sejahtera dan rasa kontrol.
- Memberikan rasa kontrol dan perasaan mampu menyelesaikan.
- Meningkatkan kekuatan/stamina dan memampukan pasien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti.
- Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
- Masukan/penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk beraktivitas.
- Adanya anemia/hipoksemia menurunkan ketersediaan O2 untuk ambilan selulan dan memperberat keletihan.
- Latihan yang terprogram setiap hari dan aktivitas membantu pasien mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan tonus otot, meningkatkan rasa sejahtera. Penggunaan alat adaptasi dapat membantu menghemat energi.
23
3.3 RENCANA KEPERAWATAN Ca. OVARIUM
No Dx Kep Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional1
2.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekuensi kemotherapi, radiasi pembedahan, anoreksia, mual/muntah, distres emosional, keletihan.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan
Tujuan: setelah dilakukan askep diharapkan perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi.
Kriteria hasil:- Klien mendemonstrasikan
berat badan stabil atau perubahan BB progresif kearah tujuan.
- Nilai laboratorium dalam batas n
- Bebas dari tanda malnutrisi- Pengungkapan pemahaman
pengaruh individual pada masukan adekuat.
- Berpartisipasi dalam spesifik untuk merangsang nafsu makan/penaikan masukan diet.
Mandiri:1. Pantau masukan makanan setiap hari.2. Ukur tinggi, BB dan ketebalan lipatan kulit trisep
(alat pengukuran antropometrik lain sesuai indikasi). Pastikan jumlah penurunan BB saat ini. Timbang BB tiap hari/sesuai inidikasi.
3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makanan sedikit tapi sering.
4. Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Misalnya makan bening, cairan dgn, saring, roti, berukan cairan 1 jam sebelum dan sesudan makan.
5. Kontrol lingkungan, misalnya: bau tak sedap, bising. Hindari makanan terlalu manis, pedas, berlemak.
6. Ciptakan suasan amakan malam yang menyenangkan, dorong klien untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman.
7. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisai, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan.
8. Identifikasi klien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.
9. Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.
10. Berikan antiemetik sebelum, selama, setelah pemberian agen anti neoplastik dengan sesuai.
11. Evaluasi keefektifan antemetik.
Kolaborasi12. Tinjau ulang pemeriksaan lab. Sesuai
indikasi, misalnya jumlah limfosit total, transferin serum dan albumin.
13. Berikan obat-obatan sesuai indikasi- Vitamin. Tu ADE, B6
Mengidentifikasi kekuatan / defenisi nutrisi
Mengidentifikasi malnutrisi protein kalin; khususnya bila BB dan antropometrik kurang dari n.
Kebutuhan jar metabolik dinaikkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa)
Keefektifan penilaian diet individual dalam menghilangkan mual pasca terapi.
Dapat mentriger respon mual dan muntah
Membuat waktu makan lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan masukan.
Dapat mencegah awitan/mual, penurunan anoreksia, menaikkan masukan.
Mual, muntah psikogenik terjadi sebelum kemotherapi mulai dan secara umum tidak berespon terhadap obat anti emetik.
Sebagai sumber distress, jika pasien menolak makan, orang terdekat frustasi.
Menurunkan eek mual muntah akibat kemotherapi.
Individu berespon secara berbeda terhadap obat.
24
melalui rute n dan ab n, status hipermetabolik perusakan masukan cairan. Tujuan: setelah dilakukan
intervensi kep. Kelebihan volume cairan tidak menjadi aktual.
- Antasid
14. Rujuk pada tim/ahli diet.
Mandiri :1. Pantau masuikan dan haluaran dan BJ urin
2. Timbang BB sesuai indikasi
3. Pantau TTV, nadi perifer, pengisien kapiler.
Mengindentifikasi ketidakseimbangan derajat biokimia dan mempengaruhi pemilihan diet.
Mencegah kekurangan karena penurunan atas lemak sebagai pelarut vitamin ADEK.
Mengurangi iritasi lambung dan risiko ulserasi mukosa.
Memberikan rencana dier khusus.
Mengidentifikasi dehidrasi dan perlunya peningkatan pergantian cairan.
Pengukuran sensitif terhadap fluktuasi keseimbangan cairan
Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.
25
No Dx Kep Tujuan Keperawatan Intervensi Rasional
3. Ketakutan b.d lensis situasi, ancaman/perubahan status kesti/sosek, ts peran pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi kep masalah ketakutan dapat dikontrol berkurang dan hilang.
Kriteria hasil:- Menunjukkan rentang yang
tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
- Tampak rileks dan melaporkan ketakutan menurun pada tingkat yang dapat diatasi.
- Mendemostrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.
4. Kaji tugas kulit, kelembaban sub Mukosa, rasa haus
5. Dorong peningkatan cairan sp 3000 ml/hari sesuai toleransi individu.
6. Observasi kecenderungan pendarahan
7. Minimalkan fungsi vena.8. Hindari trauma dan pemberiak tek. Pada sisi
fungsi.
Kolaborasi:9. Berikan cairan IV sesuai indikasi
10. Berikan antiemetik11. Pantau pem. Lab mis LDL, elektrolit, albumin.12. Berikan tranfusi sesuai indikasi mis: SDM,
trombosit.
13. Hindari penggunaan aspirin, iritant lambung.
Mandiri1. Tinjau pemahaman klien/orang terdekat
sebelumnya dengan kanker.2. Dorong klien mengungkapkan pikiran-pikiran
dan perasaan.3. Berikan lingkungan terbuka, nyaman dan
kontak mata dengan klien.4. Sadari efek isolasi terhadap klien batasi
penggunaan masker isolasi.5. Bantu klien/orang terdekat memahami dan
mengklarifikasi rasa takut untuk memulai dan menumbuhkan strategi koping.
6. Berikan informasi akurat dan konsistensi mengenai prognosis.
7. izinkan ekspresi marah, kecewa tanpa konfrontasi berikan informasi dimana perasaan adalah n.
8. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuannya dan efek samping.
Indikator status hidrasi. Membantu memelihara kebutuhan
cairan.
Identifikasi masalah akibat kanker dan therapi, agar segera diintervensi.
Menurun potensial hemoragi Menurun potensial pembentukan
hematom/pendarahan.
Diberikan untuk hidrasi umum serta pengecoran obat.
Menurunkan mual muntah, masukan adekuat
Menginformasikan tingkat hidrasi Mungkin perlu untuk memperbaiki
jumlah darah Resiko pendarahan
Mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep mengenai kanker.
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa terhadap realistis.
Membantu klien merasa diterima dan memberi kepercayaan.
Dapat memperberat ketakutan.
Ketrampilan kopong sering rusak setelah dx 2 selama pengobatan
Menurunkan ketakutan dan memungkinkan klien membuat
26
9. Jelaskan prosedur Berikan kesempatan untuk bertanya
10. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
11. Identifikasi terhadap berduka klien
12. Perhatikan koping tidak efektif.
13. Waspadai tanda penyangkal/depresif
14. Dorong dan kembangkan interaksi klien dengan sistem pendukung.
kepurusan realistis. Penerimaan perasaan memungkinkan
klien mulai menghadapi situasi Tujuannya adalah menghancurkan sel-
sel maligna sebelum meminimalisasi kerusakan pada sel yang n.
Informasi akurat memungkinkan klien menurunkan ketakutan.
Memudahkan istirahat, menghemat energi dan menambah kemampuan koping.
Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap berduka dan prilaku koping.
Mengidentifikasi masalah pada individu dan pemberian dukungan.
Klien dapat menyangkal dimana dx dan prognotis tidak akurat..
Mengurangi perasaan isolasi, bila keluarga tak ada sumber luar mungkin diperlukan segera.
27
WOC Ca Ovarium
Pecah saat persalinan
- Hambat pertumbuhan janin- Kelainan letak janin
Klasik
Tumor besar BumilTitik dibawahAbortus/partus prematurus
Hambat persalinan
Mk:Resti cidera pada ibu dan janin Tumor tangkai
torsi
infark
nekrosis
Abd akut
Op. emergensi
Mk: - Resti infeksi- Resti cidera pada
ibu dan janin- kecemasan
Stasis vena
Asites
Lingkar abd naik
Penekanan pada paru
Transudasi
Limfogen kel melibatkan para aorta mediastinal, supraklavikular atau hematogen
Std IV: pertumbuhan melibatkan ½ ovarium metostasis jauh ke parenkim hati, otak dan paru
Pleura Otak Hepar
Pelbrn sal limfe transdiafragma
Hidrothorak
Mk: - Pola nafas tak efektif- kekurangan volume cairan
Gangguan mielinisasi
Pertumbuhan jar Ca di otak
Mk:Gangguan Proses berpikir
hepatomegali
Mk:Nyeri
Diet tinggi lemak, merokok, alkohol, bedak talk peritoneal, riwayat Ca mamme/ovarium, nullipara dan
infertilitas
Perubahan sel-sel ovarium dengan histogenesis abn
Std. I : Pertumbuhan tumor terbatas terbatas pada ovarium
Std II : Pertumbuhan ½ ovarium dengan perluasan kerongga panggul
Std III : Metastasis intraperitoneal keluar pinggul kelj retroperitoneal & perluasan ke u.halus & omentum
Hiperplasia endometrium
Estrogen naikKadar endrogen meningkat
Efek maskulinisasi
Mk: gangguan citra tubuh
Pendarahan haid abn
Mk: kecemasan Resti kurang vol cairan
Stimulasi jar duct mamme
Pem>> mamme
Nyeri tekan
Mk: Gangguan rasa nyaman nyeri
Penekanan GIT
dispepsia
Obstra usus
Op. Reseksi usus/ by pass
Mk: Resti infeksi kecemasan
Penekanan VU
Frek BAK meningkat
Nafsu makan menurun
kakeksia
Mk: Ketidaknyamanan perubahan nutrisi
Penekanan rektum
obstruksi
Mk : - Perubahan eliminasi Urin dan bowel - nyeri
Penekanan ureter
obstruksi
Radiasi/kemotherapi
alopesia Mual muntah
Mk: gangguan
HDR
Mk:- Resti krg vol
cairan- Kekurangan
nutrisi
- Operasi - Historektomi
total- Salphinga ova
rektomi bilateral
28