Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N Nomor : 740/Pdt.G/2017/PN Tng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Tangerang mengadili perkara perdata pada peradilan
tingkat pertama terhadap para pihak dibawah ini, menjatuhkan putusan sebagai
berikut antara :
1. HAMZAH, beralamat di Kp. Muncul 010/003 Muncul Setu, Tangerang Selatan;
2. AYUMAH, beralamat di Kp. Barusasih 009/003 Muncul Setu, Tangerang Selatan;
3. ROHAYATI, beralamat di Batujaya Utara 003/003 Batu Jaya, Ceper, Tangerang
Selatan;
4. JAKARIA, beralamat di Kp. Baruasih 009/003 Muncul Setu, Tangerang Selatan;
5. YAHYA, beralamat di Kp. Barusasih 009/003 Muncul Setu, Tangerang Selatan;
6. DEDE KURNIAWAN, beralamat di Kp. Baruasih 009/003 Muncul Setu, Tangerang
Selatan;
7. AWALUDIN, beralamat di Kp. Barusasih 009/003 Muncul Setu, Tangerang Selatan;
8. NURJANAH, beralamat di Kp. Baruasih 009/003 Muncul Setu,Tangerang Selatan;
Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya Dr. Jamin Ginting, S.H., M.H, Tessa
Simanjuntak, S.H., M.H, Fritzgerald Papilaya, S.H, Annissa Nindya Sandra, S.H,
dan Aldo Priatno, S.H, advokat dan asisten advokat pada Kantor Advokat dan
Konsultan Hukum “JAT & Co”, beralamat di Ruko Glaze Blok 2D No. 15 Gading
Serpong Tangerang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No : 434/JAT&Co//SK/VIII/
2017, tertanggal 18 Agustus 2016, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Tangerang dibawah Nomor : 2118/Sk.Pengacara/2017/PN.Tng,
tanggal 06 Oktober 2017, Selanjutnya disebut sebagai PARA PENGGUGAT ;
Lawan
1. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI,
beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Pintu Satu, Senayan, Jakarta 10270;
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT I ;
2. BADAN TENAGA ATOM NASIONAL yang saat ini telah berubah nama
menjadi BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL berdasarkan Keppres No.
197 Tahun 1998, beralamat di Jl. Kuningan Barat, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta; Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT
II ;
3. BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA TANGERANG SELATAN,
beralamat di Golden Road Blok C27 No.59-61 , BSD Kota Tangerang
Selatan-Banten; Selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT ;
Hal 1 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tangerang Nomor :
740/Pdt.G/2017/PN Tng, tanggal 6 Oktober 2017 tentang Penunjukan
Majelis Hakim yang mengadili perkara ini;
2. Surat Penunjukkan Panitera Pengganti dari Panitera Pengadilan Negeri
Tangerang Nomor : 740/Pdt.G/2017/PN Tng, tertanggal 6 Oktober 2017
tentang Penunjukkan Panitera Pengganti yang membantu Majelis Hakim
dalam mengadili perkara ini;
3. Penetapan Hakim Nomor : 740/Pdt.G/2017/PN Tng, tanggal 11 Oktober
2017, tentang penetapan hari sidang;
4. Berkas perkara dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini;
5. Telah mendengar keterangan Para Pihak dan Para Saksi;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 6
Oktober 2017 yang telah diterima dan telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Tangerang pada tanggal 06 Oktober 2017, dan tercatat di
bawah register perkara perdata dibawah Nomor : 740/Pdt.G/2017/PN.Tng telah
mengajukan alasan-alasan yang menjadi dasar gugatan adalah sebagai berikut :
A. DUDUK PERKARA (POSITA)
Adapun gugatan ini diajukan berdasarkan alasan-alasan hukum sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat adalah Para Ahli Waris dari alm. Sait Wakeng yang
mempunyai sebidang tanah berdasarkan Persil Nomor 47.a.D.I Kohir Nomor C-
281 yang saat ini telah menjadi Sertifikat Hak Milik No. 876/Setu yang terletak
di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten
seluas 1.073 m2 (Seribu Tujuh Tiga Meter Persegi) dengan surat ukur
tertanggal 10 Mei 2015, No. 00127/ Setu /2015 yang diterbitkan oleh TURUT
TERGUGAT tanggal 27 Oktober 2015.
2. Bahwa berdasarkan Pasal 584 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
menyatakan “hak milik Atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan
pengambilan untuk dimiliki, dengan perlekatan, dengan kadaluwarsa, dengan
Hal 2 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan
dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu peristiwa perdata
untuk pemindahan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak terhadap
barang itu.”
3. Bahwa Tanah milik Penggugat merupakan Tanah Warisan dari Alm Sait bin
Wakeng didasarkan dari Surat Keterangan Ahli Waris No. 474/169 Kec.Setu/
2015, yang dikeluarkan oleh Kelurahan Setu Kecamatan Muncul.
4. Bahwa PARA PENGGUGAT selaku ahli waris dari Alm. Sait bin Wakeng telah
Mengajukan permohonan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota
Tangerang Selatan (TURUT TERGUGAT) pada tahun 2015 dan telah
mendapatkan Sertifikat Hak Milik (SHM) No.876/Setu yang terletak di
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten
seluas 1.073 m2 (Seribu Tujuh Tiga Meter Persegi) dengan surat ukur
tertanggal 10 Mei 2015, No. 00127/ Setu /2015 yang diterbitkan oleh TURUT
TERGUGAT tanggal 27 Oktober 2015 ;
5. Bahwa PARA PENGGUGAT juga telah membayarkan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) secara teratur sampai tahun 2015 terhadap objek SHM No.
876/Setu.
6. Bahwa PARA PENGGUGAT tidak pernah menjual / menjaminkan tanah
tersebut kepada pihak lain dan sampai saat ini SHM No. 876/Setu masih
dimiliki oleh PARA PENGGUGAT.
7. Bahwa PARA PENGGUGAT berkeinginan untuk menggunakan tanah
tersebut, tetapi sekitar Bulan Februari 2017 di atas tanah tersebut
sebelumnya telah ada bangunan pihak lain yang digunakan untuk berjualan
dan untuk tempat tinggal.
8. Bahwa untuk melakukan pengosongan PARA PENGGUGAT melalui kuasa
hukumnya pada Tanggal 3 April 2017 PARA PENGGUGAT telah memasang
Spanduk Pemberitahuan pada lokasi tanah tersebut dikarenakan tanah
tersebut diketahui tanah tersebut telah dimanfaatkan oleh orang lain tanpa
seijin PARA PENGGUGAT.
9. Bahwa PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(PUSPIPTEK) adalah salah satu unit kerja di bawah KEMENTRIAN RISET,
TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI (KEMENRISTEKDIKTI) yang
memiliki fasilitas dan asset yang berada di sekitar lokasi tanah PARA
PENGGUGAT.
Hal 3 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
10.Bahwa setelah pemasangan spanduk tersebut, TERGUGAT I juga melakukan
Pemasangan Papan pengumuman pada tanggal 12 April 2017 yang bertulis
kan “TANAH INI DIKUASAI OLEH PUSAT PENELITIAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (PUSPITEK) KEMENRISTEKDIKTI
SERTIFIKAT HAK PAKAI NO. 0005 ”.
11.Bahwa kemudian ada pihak yang mengaku dan mengatasnamakan kepala
keamanan Aset PUSPITEK yang mengatakan bahwa tanah tersebut adalah
hak dari TERGUGAT I berdasarkan dokumen Sertifikat Hak Pakai No. 00005
tertanggal 31 Mei 2002 dengan Nama Pemegang Hak BADAN TENAGA
ATOM NASIONAL, Surat Ukur Nomor 111/setu/2002 seluas 1.425.685 m2
(satu Juta empat ratus dua puluh lima ribu ratus delapan puluh lima meter
persegi) yang pada bagian bawah tertera keterangan Pengganti Sertifikat
Hak Pakai No. I/Setu yang telah hilang berdasarkan : Surat Pernyataan di
bawah sumpah tanggal 6 Desember 2001 Pengumuman tentang Sertifikat
Pengganti tanggal 4 Januari No. 38/BPNK/KAB.TNG/2002 Iklan pada Harian
Rakyat Merdeka tanggal 8 Januari 2002 ;
12.Bahwa atas Sertifikat Hak Pakai tersebut, PUSPIPTEK yang diwakili oleh
Sdr. Drs. Syuaib Nurdin Hatta, MM (selaku pemimpin proyek PUSPIPTEK)
mengajukan permohonan pengembalian batas Sertifikat Hak Pakai No. 00005
Setu (Sebagian) pada tanggal 25 April 2003 dengan tidak menyebutkan
secara jelas maksud dan tujuan untuk melakukan pengukuran pengembalian
batas/rekonstruksi.
13.Bahwa atas permohonan tersebut BADAN PERTANAHAN NASIONAL (BPN)
Kabupaten Tangerang mengeluarkan gambar ukur yang tidak diberi nomor
gambar ukur, tetapi berdasarkan surat dari BADAN PERTANAHAN
NASIONAL (BPN) Kabupaten Tangerang Surat No. 630.1/557/04.VII/2003
diberitahukan kepada Sdr. Drs. Syuaib Nurdin Hatta, MM (selaku pemimpin
proyek PUSPIPTEK) tentang :
a. Bahwa telah dilaksanakannya pengukuran pengembalian batas/
rekonstruksi pada tanggal 26 Juni 2003 yang disaksikan oleh
Syafrizal, S.Sos dan Sofian, S.Sos dari PUSPITEK ;
b. Bahwa pengukuran dimaksud butir satu adalah sebagian dari Surat Ukur
tanggal 14 Februari 2002 No. 111/Setu/2002 (Sketsa terlampir) ;
c. Bahwa telah dipasang tanda-tanda batas sesuai ketentuan Pasal 22 PMNA/
Ka.BPN No.3/1997.
Hal 4 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa dari jawaban surat BPN Kantor Kabupaten Tangerang ini
terlihat dalam proses pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi
tersebut hanya disaksikan oleh Syafrizal, S.Sos dan Sofian, S.Sos dari
pihak PUSPITEK tanpa mengikut sertakan pihak-pihak yang memiliki
tanah berbatasan langsung dengan objek tanah yang dilakukan
pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi ;
13. Bahwa atas permohonan tersebut setelah melakukan pengukuran
pengembalian batas/rekonstruksi atas sebagian tanah Sertifikat Hak Pakai
No.5/Setu tersebut, dikeluarkanlah Berita Acara Pengembalian
Batas/Rekonstruksi No. 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni 2003 yang dibuat
oleh Sdr. Iwan Siswanto, ST dalam kedudukannya sebagai Staff Subsi
Pengukuran Pemetaan dan Konversi pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Tangerang dengan NIP. 010180821. Surat tersebut juga diketahui dan
ditandatangani oleh Kepala Sub Seksi Pengukuran Pemetaan dan Konversi
Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Sdr. Arya Widya Wasista, ST.
Bahwa surat tersebut tidak memiliki kop surat Kantor Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Tangerang dan juga tidak memiliki stempel/cap
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tangerang yang lazimnya
digunakan dalam berita acara pengembalian batas/rekonstruksi yang
dikeluarkan secara resmi oleh Badan Pertanahan Nasional.
14. Bahwa berdasarkan berita acara tersebut, dikeluarkanlah sketsa
pengukuran Pengembalian Batas Sertifikat Hak Pakai No. 5/Setu (Sebagian)
tanggal 25 Juli 2003 yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Tangerang dimana luas tanah hasil rekonstruksi/pengukuran
ulang seluas 710 m2 yang letak tanah ini berada tidak dalam satu
bidang/terpotong dengan tanah induk seluas 1.425.685 m2 yang kemudian
diketahui berada di atas Sertifikat SHM No. 876/Setu/2015 seluas 1.073 m2
milik PARA PENGGUGAT.
PROSEDUR PENGEMBALIAN BATAS/REKONSTRUKSI TIDAK SESUAI
DENGAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU.
15. Bahwa dasar dokumen No. 630.1/557/04.VII/2003 tentang Pengembalian
Batas Sertifikat Hak Pakai No. 5 Setu (Sebagian) tanggal 25 Juli 2003 yang
dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tangerang atas
dasar permintaan PUSPIPTEK sangat merugikan PARA PENGGUGAT
dikarenakan PARA PENGGUGAT selaku pemilik yang sah SHM No. 876/Setu
Hal 5 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tidak pernah dilibatkan dalam PROSES PENGUKURAN ULANG tersebut,
padahal TERGUGAT I mengetahui bahwa batas-batas langsung objek tanah
tersebut adalah milik PARA PENGGUGAT hal ini membuktikan bahwa
PUSPIPTEK memiliki itikad tidak baik dalam mengajukan pengembalia
pengukuran ulang/rekonstruksi tersebut, apabila PARA PENGGUGAT
mengetahui adanya pengukuran ulang tersebut maka tentulah akan
mengajukan keberatan.
16. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang mengatur sebagai berikut :
“Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah secara
sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik diupayakan penataan
batas berdasarkan kesepakatan para pihak yang berkepentingan.”
17. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang mengatur sebagai berikut:
“Penetapan batas bidang tanah yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang
belum terdaftar atau yang terdaftar tetapi belum ada surat ukur/gambar
siatuasinya atau surat ukur/gambar situasi yang ada tidak sesuai lagi dengan
keadaan yang sebenarnya, dilakukan oleh panitia ajudikasi dalam pendaftaran
tanah secara sistematik atau oleh Kepala Pertanahan dalam pendaftaran
secara sporadik, berdasarkan penujukan batas oleh pemegang hak atas tanah
yang bersangkutan dan sedapat mungkin disetujui oleh para pemegang
hak atas tanah yang berbatasan.
” Dalam hal ini PUSPIPTEK melaksanakan pengukuran pengembalian
batas/rekonstruksi hanya disaksikan oleh Sdr. Syafrizal, S.Sos dan Sofian,
S.Sos dimana keduanya adalah pegawai dari PUSPIPTEK tetapi tidak ada
saksi dari pemegang hak atas tanah lainnya yang berbatasan langsung
dengan objek tanah yang diukur ulang tersebut dan memiliki kepentingan
sebagaimana disebut dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 18 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, padahal PARA
PENGGUGAT bertempat tinggal bersebalahan dengan tanah PUSPIPTEK dan
Sdr. Sofian, S.Sos kenal sehari-hari sering bertemu dengan PARA
PENGGUGAT sehingga jelaslah ada itikad tidak baik dan telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana diharuskan dalam ketentuan Pasal
17 ayat (2) dan Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
Hal 6 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
18. Bahwa penerbitan objek sengketa dengan demikian cacat hukum karena tidak
prosedural yakni tidak melalui penelitian data fisik dan data yuridis yang benar
dan tidak melalui pengukuran lapangan sesuai dengan kenyataan riil di
lapangan.
PEMOHON PENGEMBALIAN BATAS/ REKONSTRUKSI BUKANLAH PIHAK
YANG MEMILIKI HAK ATAS SERTIPIKAT HAK PAKAI NO. 0005/SETU
19. Bahwa pemohon pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi adalah Sdr.
Drs. Syuaib Nurdin Hatta, MM selaku pimpinan proyek PUSPIPTEK dan saksi
atas pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi tersebut adalah Sdr.
Syafrizal, S.Sos dan Sofian, S.Sos yang juga karyawan dari PUSPIPTEK
sedangkan bukti Sertifikat Hak Pakai No. 0005/Setu merupakan hak atas
nama BADAN TENAGA ATOM NASIONAL yang mana dalam pengukuran atas
Sertifikat Hak Pakai tersebut berdasarkan Surat Ukur Nomor 111 Tahun 2002
tanggal 14 Februari 2002, penunjukan dan penetapan batas-batas tanah
ditunjukkan oleh BADAN TENAGA ATOM NASIONAL. Dengan demikian jelas
bahwa ada ketidaksinkronan dalam menentukan batas-batas pada saat
pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi yang dimohonkan oleh
PUSPIPTEK dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
a. PUSPIPTEK bukanlah pemilik atas Sertifikat Hak Pakai No. 005/Setu
tetapi pemilik Sertifikat Hak Pakai yang tercantum adalah BADAN
TENAGA ATOM NASIONAL (TERGUGAT II).
b. Surat Ukur Nomor 111/Setu/2002 penunjukan dan penetapan batas
ditunjukkan oleh BADAN TENAGA ATOM NASIONAL (TERGUGAT II)
bukan oleh PUSPIPTEK, sehingga pengukuran ulang/rekonstruksi
harusnya dimohonkan oleh BADAN TENAGA ATOM NASIONAL
(TERGUGAT II).
20. Bahwa berdasarkan Pasal 17 ayat (3) Peratutan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah yang mengatur sebagai berikut :
“Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaan-nya, wajib
dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.”
Bahwa berdasarkan poin 19 di atas jelas penempatan tanda-tanda batas
termasuk pemeliharaanya bukan dilakukan oleh pemegang hak atas atas
tanah yang bersangkutan yaitu BADAN TENAGA ATOM NASIONAL
(TERGUGAT II) tetapi dilakukan oleh PUSPIPTEK. dengan demikian jelas
telah melanggar Pasal 17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Hal 7 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
21. Bahwa oleh karena permohonan pengembalian batas/rekonstruksi gambar
ukur tanah Sertifikat Hak Pakai No. 005/Setu atas nama BADAN TENAGA
ATOM NASIONAL berdasarkan Berita Acara Pengembalian
Batas/Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni 2003 dilakukan
oleh pihak yang bukan pemegang hak atas tanah yang bersangkutan maka
hasil dari pengembalian batas/rekonstruksi tersebut adalah cacat hukum
karena bertentangan dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Hal ini jelas-jelas merupakan Perbuatan
Melawan Hukum.
BERITA ACARA PENGEMBALIAN BATAS/ REKONSTRUKSI ULANG
NO.06/BAP/VI/2003 DAN SKETSA GAMBAR SITUASI DENGAN SKALA
1:500 DAN SKALA 1:1000 TIDAK MENUNJUKKAN BATAS-BATAS
BIDANG TANAHNYA DENGAN BIDANG-BIDANG TANAH YANG
BERBATASAN
22. Bahwa Berita Acara Pengembalian Batas/Rekonstruksi Ulang No.
06/BAP/Setu/2003 dan sketsa gambar situasi dengan skala 1:500 dan skala
1:1000 tidak menunjukkan batas-batas bidang tanahnya dengan bidang-
bidang tanah yang berbatasan sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan
Pasal 188 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, disebutkan bahwa : “Kepada Pemegang Hak dapat
diberikan salinan atau fotocopy peta yang menunjukkan batas-bata bidang
tanahnya dengan bidang-bidang tanah yang berbatasan.”Tetapi dalam hasil
pengukuran ulang Berita Acara Pengembalian Batas Rekonstruksi Nomor
06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni 2003, yang dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Tangerang tidak dicantumkannya Nomor
Identifikasi Bidang Tanah (NIB) yang berbatasan langsung dengan tanah
tersebut. Bahwa dengan demikian ada itikad tidak baik dari pemohon dalam
hal ini PUSPIPTEK tidak memiliki hak untuk mengajukan permohonan
pengukuran ulang tersebut sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal
17 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 untuk tidak
mencantumkan/menunjukkan bidang-bidang tanah yang berbatasan
langsung dengan objek tanah dalam surat ukur maupun dalam sketsa
gambar situasi tanah.
SKETSA GAMBAR SITUASI DARI BERITA ACARA PENGEMBALIAN
BATAS/REKONSTRUKSI BERBEDA DENGAN PUBLIKASI PETA ONLINE
YANG TERDAPAT DI WEBSITE BADAN PERTANAHAN NASIONAL ;
Hal 8 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
23. Bahwa terdapat perbedaan sketsa gambar situasi dari Berita Acara
Pengembalian Batas Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni
2003 dengan peta online milik Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang dapat
diakses melalui peta.bpn.go.id, bahwa objek tanah milik TERGUGAT II tidak
seperti yang tercetak pada peta hasil Pengembalian Batas Sertifikat No.
630.1/557/04.VII/2003 tentang Pengembalian Batas Sertifikat Hak Pakai No.
5/Setu (Sebagian) tanggal 25 Juli 2003 yang disampaikan oleh Kantor Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Tangerang. Hal ini terlihat bahwa dalam peta
online yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional di peta.bpn.go.id tanah
Hak Pakai milik TERGUGAT II tidak berbatasan langsung dengan Jalan Raya
Puspitek dan masih terdapat jarak antara pintu masuk ke dalam perumahan
Puspitek sebagaimana terlampir dalam peta.bpn.go.id. hal ini berbeda sekali
dengan sketsa gambar situasi dalam Berita Acara Pengembalian Batas
Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni 2003 dimana bidang
tanah dimaksud berbatasan langsung dengan Jalan Raya Puspitek dan pintu
masuk persimpangan perumahan Puspitek. Dengan demikian terdapat
perbedaan antara peta online yang dimiliki oleh Badan Pertanahan Nasional
dengan sketsa gambar situasi yang dikeluarkan dalam Berita Acara
Pengembalian Batas Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni
2003. Bahwa dalam peta.bpn.go.id tanah yang berbatasan langsung dengan
Jalan Raya Puspitek adalah tanah yang memiliki Sertifikat Hak Milik Nomor
876/Setu yang merupakan milik dari PARA PENGGUGAT.
KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PARA PENGGUGAT
24. Bahwa PARA PENGGUGAT selama ini tidak bisa menikmati hasil dan
manfaat atas tanahnya tersebut dan berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata menyatakan “tiap perbuatan yang melanggar hukum
dan membawa kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang
menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian
tersebut”. Dengan demikian, terhadap PARA TERGUGAT dapat dimintakan
pertanggungjawaban dengan memberikan ganti rugi kepada PARA
PENGGUGAT karena PARA TERGUGAT telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi PARA PENGGUGAT.
25. Bahwa PARA PENGGUGAT pada tanggal 12 April 2017 dalam usaha untuk
mengosongkan tanah yang dimilikinya telah membeli bahan baku untuk
membuat pagar dan membayar beberapa pekerja tetapi dihalang-halangi oleh
Hal 9 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PUSPIPTEK sehingga mengalami kerugian materill yang nyata-nyata (Aktual
Loss) dengan nilai total keseluruhan adalah Rp 24.000.000,- (Dua Puluh
empat Juta Rupiah).
26. Bahwa sampai dengan saat ini PARA PENGGUGAT tidak dapat menikmati
hasil dan manfaat dari tanah tersebut, yang apabila dijual, PARA
PENGGUGAT bisa mendapatkan uang dengan perkiraan harga jual dengan
perincian sebagai berikut : 1.073 (luas tanah) x Rp 1.274.000 (NJOP per
meter) = Rp 1.367.002.000,- (Satu Milyar Tiga Ratus Enam Puluh Tujuh
Juta Dua Ribu Rupiah).
27. Bahwa apabila uang sejumlah Rp 1.367.002.000,- (Satu Milyar Tiga Ratus
Enam Puluh Tujuh Juta Dua Ribu Rupiah) diinvestasikan/didepositokan ke
bank akan memperoleh bunga sebesar 2,5% per tahunnya sehingga PARA
PENGGUGAT bisa memperoleh uang sebesar Rp 34.175.050 (Tiga Puluh
Empat Juta Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Lima Puluh Rupiah) setiap
tahunnya.
28. Bahwa dengan demikian PARA PENGGUGAT telah mengalami kerugian
materiil yang diharapkan dengan kepastian (Potensial Loss) sebesar yaitu
Rp. 1.367.002.000,- + Rp 34.175.050 = Rp. 1.401.177.050 ( Satu Milyar
Empat Ratus Satu Juta Seratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Lima Puluh
Rupiah )
PEMENUHAN UNSUR-UNSUR PERBUATAN MELAWAN HUKUM
29. Bahwa perbuatan PARA TERGUGAT telah memenuhi unsur-unsur
perbuatan melawan hukum. Yaitu ada beberapa unsur-unsur perbuatan
melawan adalah sebagai berikut :
a. Unsur melanggar peraturan.
Bahwa yang dilakukan oleh PUSPIPTEK bertentangan atau tidak sesuai
dengan pasal 17 ayat (2), ayat (3) dan pasal 18 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana PUSPIPTEK
tidak memiliki hak dan kewenangan untuk meminta permohonan untuk
pengembalian pengukuran ulang/rekonstruksi terhadap tanah tersebut.
b. Unsur adanya kesalahan.
Bahwa unsur kesalahan yang ada pada perbuatan ini adalah
kesengajaan. Artinya sengaja melakukan suatu tindakan dengan
mengetahui risiko dan konsekuensi akan merugikan orang lain. Dalam
hal ini tindakan yang dilakukan oleh PUSPIPTEK secara sengaja tidak
mengikutsertakan pemilik tanah yang berbatasan langsung dengan tanah
Hal 10 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
milik TERGUGAT II dalam proses pengembalian pengukuran
ulang/rekonstruksi sebagai saksi-saksi dalam kegiatan tersebut sesuai
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
c. Unsur adanya hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan.
Bahwa dengan terbitnya Berita Acara Pengembalian Batas/Rekonstruksi
Ulang No. 06/BAP/Setu/2003 dan sketsa gambar situasi dengan skala
1:500 dan skala 1:1000 yang dimohonkan oleh PUSPIPTEK, memiliki
hasil yang ternyata tumpang tindih dengan tanah milik PARA
PENGGUGAT sehingga PARA PENGGUGAT mengalami kerugian baik
materiil maupun inmateriil karena tidak dapat menikmati hasil dan
manfaat dari tanah tersebut.
d. Unsur adanya kerugian.
Bahwa PARA PENGGUGAT nyata-nyata mengalami kerugian baik
materiil maupun inmateriil yang telah kami sebutkan di atas.
30. Bahwa semenjak PARA PENGGUGAT sebagai Ahli Waris dari Alm. Sait
Wakeng hingga kini belum dapat menikmatinya, maka PARA PENGGUGAT
menuntut agar TERGUGAT I menyerahkan tanah aquo kepada PARA
PENGGUGAT dalam keadaan kosong dan baik kepada PARA PENGGUGAT.
31. Bahwa karena gugatan ini didukung oleh bukti-bukti yang otentik maka mohon
agar perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun terdapat upaya
hukum Banding, Verzet maupun Kasasi (Uitvoerbaar bij Vorraad).
B. DALAM PROVISI
32. Bahwa tanah objek sengketa yang diakui yang terdapat tumpang tindih hak
kepemilikan antar PENGGUGAT dengan TERGUGAT I yaitu seluas 710 m2
saat ini sedang dibangun Taman oleh TERGUGAT I sehingga sangat
merugikan pihak PENGGUGAT.
33. Bahwa untuk menghindari objek sengketa dipergunakan oleh TERGUGAT I
mohon majelis hakim yang memeriksa perkara ini mengeluarkan penetapan
Provisi untuk memerintahkan agar TERGUGAT I menghentikan segala
kegiatan dan aktiftas pembangunan,pengunaan serta penanaman pohon-
pohon yang sedang dilakukan oleh TERGUGAT I.
C. PETITUM
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas maka PARA PENGGUGGAT
memohon kepada Pengadilan Negeri Tangerang cq. Majelis Hakim yang
memimpin jalannya sidang ini memutus dengan putusan sebagai berikut :
Hal 11 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DALAM PROVISI
1. Memerintahkan TERGUGAT I dan TERGUGAT II serta setiap orang yang
mendapatkan Kuasa dari padanya menghentikan dan tidak melakukan segala
kegiatan dan aktifitas pada tanah sengketa yang Berada di Jl. Raya Puspitek,
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Propinsi Banten,
seluas 710 m2 (objek sengketa).
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya.
2. Menyatakan TERGUGAT I telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum.
3. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 876/Setu atas nama PARA PENGGUGAT
yang terletak di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan,
Propinsi Banten seluas 1.073 m2 (Seribu Tujuh Tiga Meter Persegi) dengan
surat ukur 10 Mei 2015, No. 00127/ Setu /2015 tanggal 27 Oktober 2015 adalah
sah secara hukum.
4. Menyatakan Surat No. 630.1/557/04.VII/2003 mengenai Pengembalian Batas
Sertifikat Hak Pakai No. 5/Setu (Sebagian) tanggal 25 Juli 2003 dan Berita
Acara Pengembalian Batas Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26
Juni 2003 yang menyatakan tanah seluas 710 m2 milik TERGUGAT II cacat
hukum dan tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum.
5. Memerintahkan TURUT TERGUGAT untuk Mencoret dalam daftar Register
Badan Pertanahan Nasional (BPN) / Kantor Agraria dan Tata Ruang terhadap
Surat No. 630.1/557/04.VII/2003 mengenai Pengembalian Batas Sertifikat Hak
Pakai No. 5/Setu (Sebagian) tanggal 25 Juli 2003 dan Berita Acara
Pengembalian Batas Rekonstruksi Nomor 06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni
2003.
6. Menghukum PARA TERGUGAT untuk mengganti kerugian materiil yang nyata-
nyata (Aktual Loss) PARA PENGGUGAT yang sedianya digunakan untuk
melakukan pemagaran terhadap objek tanah tersebut sebesar Rp 24.000.000,-
(Dua Puluh Empat Juta Rupiah) secara tunai dan seketika.
7. Menghukum PARA TERGUGAT untuk mengganti kerugian materiil yang
diharapkan dengan kepastian (Potensial Loss) yang dialami PARA
PENGGUGAT karena telah merugikan PARA PENGGUGAT sebesar Rp
1.401.177.050 (Satu Milyar Empat Ratus Satu Juta Seratus Tujuh Puluh Tujuh
Ribu Lima Puluh Rupiah) secara tunai dan seketika.
8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk menyerahkan tanah aquo dalam
keadaan baik dan kosong kepada PARA PENGGUGAT.
Hal 12 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
9. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun
ada perlawanan, Banding, Kasasi ataupun upaya hukum lainnya dari PARA
TERGUGAT atau pihak ketiga lainnya (Uitvoerbaar bij Vorraad).
10. Menghukum PARA TERGUGAT untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini.
Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, untuk
Penggugat datang menghadap kuasanya Dr. Jamin Ginting, S.H dkk, untuk
Tergugat I datang menghadap kuasanya Reno Ghanes Satria, S.H dan Fadhy
Setiadi, S.H, sesuai Surat Kuasa Khusus Nomor : 4828/A4/HK/2017, tanggal 13
Desember 2017, untuk Tergugat II datang menghadap kuasanya Wagiman, S.H
dan Haris Sutarto, S.H, sesuai Surat Kuasa Khusus Nomor : 555/KA/10/2017,
tanggal 30 Oktober 2017, sedangkan Turut Tergugat hadir dan datang menghadap
kuasanya Amrinif, S.H, sesuai Surat Kuasa Khusus Nomor :
2716.1/600.7.36.14/XI/2017, tanggal 13 November 2017;.
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan penyelesaian
perkara ini secara damai melalui mediasi diantara para pihak sebagaimana
diwajibkan oleh Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun
2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan jo Pasal 130 HIR, melalui Mediator
Hakim MUHAMMAD IRFAN, S.H., M.H, untuk melakukan mediasi diantara kedua
belah pihak yang berperkara dengan Penetapan Nomor : 740/Pdt.G/2017/PN.Tng,
tertanggal 31 Oktober 2017, akan tetapi mediasi diantara para pihak tidak berhasil
(gagal) sebagaimana laporan hasil mediasi dari Mediator tertanggal 12 Desember
2017; Sehingga pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan Surat
Gugatan oleh Para Penggugat, dan atas gugatan tersebut, Para Penggugat
menyatakan tetap dengan dalil gugatannya semula;
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Para Penggugat tersebut,
Tergugat I telah mengajukan Jawabannya tertanggal 23 Januari 2018, yang pada
pokoknya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI
A. Bahwa Tergugat I pada dasarnya menolak dengan tegas seluruh dalil,
argument, fakta hukum yang dikemukakan Penggugat, kecuali apa yang
diakuinya secara tegas ;
Hal 13 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
B. KOMPETENSI ABSOLUT.
1. Bahwa setelah ditelaah secara seksama di dalam posita halaman 4-8 serta
diperkuat dengan petitum nomor 4 dan 5 telah jelas bahwa gugatan atas
perkara a quo pada intinya mempermasalahkan proses pengembalian
batas/rekonstruksi dan berita acara pengembalian berita acara
pengembalian batas/rekonstruksi berdasarkan sertifikat hak pakai pengganti
atas nama Tergugat II yang dimohonkan oleh Tergugat I kepada Turut
Tergugat yang mempunyai konsekuensi hukum atas Keabsahan sah
atau tidaknya proses pengembalian batas yang diklaim oleh
PENGGUGAT.
2. Bahwa dalam gugatannya Para PENGGUGAT mempermasalahkan
diterbitkannya Berita Acara Pengembalian Batas/Rekonstruksi Nomor
06/BAP/VI/ 2003 tanggal 26 Juni 2003 dan sketsa pengukuran
(gambar ukur) yang ditandatangani oleh Kepala Sub Seksi
Pengukuran, Pemetaan, dan Konversi Kantor Pertanahan Kabupaten
Tangerang, yang merupakan lampiran dan satu kesatuan dengan
surat Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang Nomor
630.1/557/04.VII/2003 tanggal 25 Juli 2003 perihal Pengembalian
Batas Sertipikat Hak Pakai Nomor 00005/Setu tahun 2002,
ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
(Ir. Arief Setiabudi Canny) yang merupakan Keputusan Tata Usaha
Negara (KTUN).
3. Bahwa PENGGUGAT mempermasalahkan mengenai sah atau
tidaknya prosedur pengembalian batas/rekonstruksi berupa
Berota Acara Pengembalian Batas/Rekonstruksi Nomor
06/BAP/VI/2003 tanggal 26 Juni 2003 dan sketsa pengukuran
pengembalian batas/rekonstruksi yang secara nyata-nyata
merupakan sebuah Keputusan Tata Usaha Negara, dan dalam
petitum PARA PENGGUGAT meminta Keputusan Tata Usaha Negara
(KTUN) tersebut dinyatakan cacat hukum oleh Para PENGGUGAT,
sehingga tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum, terhadap
hal tersebut maka sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan Pasal 53
ayat (1) dan ayat (2) UU 9/2004 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara :
Ayat (1)
Hal 14 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
"Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan
gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi
tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi".
Ayat (2)
"Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik."
4. PENGGUGAT telah melanggar KOMPETENSI ABSOLUT, karena yangberwenang untuk mengadili sah atau tidaknya proses pengembalian
batas/Rekonstruksi berupa berita acara pengembalian batas/rekonstruksi
dan sketsa pengukuran pengembalian batas/ rekonstruksi
yang dimohonkan oleh TERGUGAT I kepada Kantor Pertanahan
Kabupaten Tangerang adalah merupakan kewenangan Pengadilan
Tata Usaha Negara, yang dikuatkan oleh Yurisprudensi MARI No.
383 K/Sip/1971 tanggal 3 November 1971 yang kaidah hukumnya;“ Pengadilan Tidak Berwenang Membatalkan Atau KeabsahanSertipikat Termasuk Didalamnya Pengembalian Batas Karena HalTersebut Termasuk Kewenangan Administrasi."
5. Bahwa dengan demikian sudah seharusnya Majelis Hakim yang
terhormat menolak gugatan PENGGUGAT dan Menyatakan tidak
berwenang memeriksa dan memutus perkara ini.
C. ERROR IN OBJECTO1. Bahwa dalam dalil PENGGUGAT posita angka 1 menyatakan bahwa
"PENGGUGAT adalah Para Ahli Waris dari Aim. Sait Wakeng yang
mempunyai sebidang tanah berdasarkan Persil Nomor 47.a.D.I Kohir
Nomor C-281 yang saat ini telah menjadi Sertipikat Hak Milik No
876/Setu,...dst...w. Namun dalam posita tersebut PENGGUGAT
tidak menjelaskan dan merinci secara jelas batas-batas tanahyang diklaim sebagai milik PENGGUGAT, apakah tanah
tersebut berbatasan dengan Tanah milik TERGUGAT I atau
Hal 15 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
TERGUGAT II ataukah tumpang tindih dengan tanah yang
dikuasai oleh TERGUGAT I atau TERGUGAT II dan disebelah
mana letak tanah yang tumpang tindih tersebut sehingga
jelas posisi tanah PENGGUGAT ;
2. Bahwa berdasarkan uraian tersebut, telah jelas bahwa
PENGGUGAT telah salah dan keliru dalam menggugat
PARA TERGUGAT, sedangkan tanah PENGGUGAT tidak jelas
berada dimana, sehingga patut diduga PENGGUGAT telah
salah menentukan Lokasi tanah yang menjadi objek sengketa
(error in objecto), yang dikuatkan oleh Yurisprudensi Putusan
Mahkamah Agung Nomor 1149 K/Sip/1975 Tanggal 17 April
1979 yang menyatakan "karena dalam surat gugatan tidak
disebutkan jelas letak/batas-batas tanah sengketa
gugatan tidak dapat diterima" terkait dengan batas-batas tanah
yang tidak dicantumkan dapat menjadi gugur) ;
3. Berdasarkan hal tersebut, maka sebagai konsekuensi
hukumnya, gugatan PENGGUGAT haruslah ditolak atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke verklaard).
D. GUGATAN KABUR/OBSCUUR LIBEL1. Bahwa apabila kita kaji lebih dalam terhadap gugatan,
PENGGUGAT mendalilkan secara tumpang tindih dan
mencampuradukan tindakan perbuatan melawan hukum dalam
hukum perdata dengan tindakan administrasi negara yang
dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Tangerang yang telah menerbitkan Berita Acara
Pengembalian Batas/Rekontruksi Nomor 06/BAP/VI/
2003 tanggal 26 Juni 2003 dan Surat Sketsa pengukuran
pengembalian batas sertipikat Hak Pakai Nomor 5/Setu tanggal
25 Juli 2003, yang keduanya termasuk dalam tindakan
administrasi negara yang produknya adalah suatu
Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).
2. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas telah jelas
gugatan a quo tidak jelas dan kabur, karena apa yangdiuraikan dalam posita dengan apa yang dituntut dalam
petitum gugatan dan ketidak jelasan karena
mencampuradukan tindakan perbuatan melawan hukum
dengan tindakan administrasi negara. Maka gugatan
Hal 16 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tersebut layak dan pantas untuk dinyatakan tidak dapat
diterima (Niet Onvankelijke uerklaard). DALAM POKOK PERKARAA. DALAM KONVENSI
1. Bahwa pada prinsipnya TERGUGAT I menolak dalil yang
diajukan oleh PENGGUGAT, kecuali yang diakui secara
tegas kebenarannya ;
2. Bahwa seluruh dalil-dalil serta alasan yang dikemukakan
oleh TERGUGAT I dalam EKSEPSI mohon dianggap
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pokok
Perkara ;
3. Bahwa kawasan PUSPIPTEK didirikan diatas tanah
TERGUGAT II berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
43 Tahun 1976 Tentang Pembangunan Pusat Penelitian,
Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi di Serpong,
(Selanjutnya disingkat "Kepres 43/1976") danTERGUGAT I diberikan kewenangan untuk mengelola
kawasan PUSPIPTEK. (BuktiTI-1) ;
4. Bahwa tanah yang dikelola oleh TERGUGAT I, telah
diterbitkan sertipikat Hak Pakai No.00005/Setu pada
tahun 2002 berdasarkan Surat Ukur Nomor lll/setu/2002
sebagai pengganti sertipikat Hak Pakai No. I/Setu tahun 1975
yang telah hilang dan terhadap tanah yang dikelola oleh TERGUGAT I
selama kurun waktu 2002-2014 (12 Tahun) tidak ada yangmengajukan klaim/keberatan dari pihak manapun. (Bukti T 1-2) ;Proses Pengembalian Batas/Rekonstruksi Sesuai DenganKetentuan Peraturan Perundang-Undangan Dan Dilakukan DiatasTanah Milik Tergugat II Dan Dilakukan Berdasarkan Sertipikat HakPakai Nomor 00005/Setu) ;
5. Bahwa TERGUGAT I berdasarkan Kepres 43/1976 khususnya
Pasal 5 ayat (1) merupakan penanggungjawab Proyek PUSPIPTEK
yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan penyelesaian
pembangunan Proyek PUSPIPTEK sesuai dengan
Rencana Induk dan Rencana Pentahapannya yang disetujui
Presiden;
b. Mengendalikan pelaksanaan pembangunan proyek PUSPIPTEK.
(vide Bukti Tl-1) ;
Hal 17 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
6. Bahwa Pada tahun 2003, TERGUGAT I dalam rangka menjalankan
tugasnya sebagai Penanggung jawab proyek PUSPIPTEK
mengajukan permohonan pengembalian batas Sertipikat Hak Pakai
Nomor 00005/Setu yang diterbitkan pada tanggal 31 Mei 2002
kepada TURUT TERGUGAT, hal ini dilakukan sebagai upayamelindungi dan mengamankan aset negara (Objek sengketa)dari tindakan pendudukan dan penyerobotan oleh perorangantanpa alas hak yang sah dan berakibat batas-batas tanahtersebut menjadi bergeser ;
7.Bahwa dalam mengajukan permohonan pengukuran pengembalian
batas/rekonstruksi yang dilakukan TERGUGGAT I telah dilakukan
koordinasi dengan TERGUGAT II, dan TERGUGAT II tidak
berkeberatan karena memang TERGUGAT I melalui unit kerjanya
(PUSPIPTEK) bertugas mengendalikan pelaksanaan
pembangunan proyek yang didalamnya termasuk
melakukan pemeliharaan dan mengelola kekayaan negara
di kawasan PUSPIPTEK di Serpong sebagaimana
diamanatkan dalam Kepres 43/1976. Sehingga proses
pengembalian batas/rekonstruksi telah sesuai dengan
prosedur ;
8. Bahwa kegiatan rekontruksi/pengukuran ulang dituang
kan dalam Berita Acara Pengembalian Batas/Rekontruksi
Nomor : 06/BAP/VI/2003, tanggal 26 Juni 2003 yang
ditanda tangani oleh Petugas Ukur (Sdr. Iwan Siswanto,
ST) dan diketahui oleh Kepala Sub Seksi Pengukuran
Pemetaan dan Konversi Kantor Pertanahan Kabupaten
Tangerang (Sdr. Arya Widya Wasista, ST) (Bukti Tl-3);9. Bahwa pada tanggal 25 Juli 2003 Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Tangerang telah menyampaikan
surat yang ditujukan kepada Pimpinan Proyek
PUSPIPTEK perihal Pengembalian Batas Sertipikat Hak
Pakai No. 5/Setu (sebagian) yang pada intinya
menginformasikan bahwa telah dilakukan pengukuran
pengembalian batas/rekontruksi telah dilaksanakan
pada tanggal 26 Juni 2003 disaksikan oleh Sdr. Syafrizal,
S. Sos dan Sofian, S.Sos dari PUSPIPTEK, kegiatan ini
dilakukan terhadap sebagian dari Surat Ukur Nomor
Hal 18 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
lll/Setu/2002 tanggal 14 Pebruari 2002, dan telah
dipasang tanda-tanda batas (Bukti Tl-4);10.Bahwa didalam posita nomor 15, 16, 17 dan 18
PENGGUGAT mendalilkan yang pada intinya Prosedur
pengembalian batas/rekonstruksi tidak sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang yang berlaku dengan
berdasarkan pasal 17 ayat (2), Pasal 18 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (selanjutnya disingkat PP 24/1997); Terhadap dalil PENGGUGAT tersebut haruslah ditolak dan
perlu TERGUGAT I jelaskan bahwa yang dimaksud
didalam pasal-pasal yang didalilkan PENGGUGAT tersebut adalah
pada proses PENDAFTARAN TANAH PERTAMA KALI, sedangkanuntuk proses pengembalian batas menggunakan seluruh data hasil
ukuran batas bidang tanah yang dicatat pada gambar ukur, hal ini
sebagaimana dituangkan didalam Peraturan Menteri Agraria/Kepala
BPN Nomor 3 Tahun 1997 ten tang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah (selanjutnya disingkat "Permen Agraria/Ka.BPN 3/1997"),khususnya pasal 30 ayat (4) yang berbunyi "seluruh data hasilukuran batas bidang tanah dicatat pada gambar ukur danhams dapat digunakan untuk pengembalian batas bidangbidang tanah yang bersangkutan apabila diperlukan";
Oleh karena itu ketentuan pasal 17 ayat (2) dan pasal 18 PP
24/1997 tidak tepat atau tidak relevan diterapkan dalam Perkara a
quo. Dari ketentuan pasal 30 ayat (4) tersebut dapat kita cermatibahwa proses pengembalian batas dilakukan dengan menggunakan
data yang sudah ada dan tercatat di kantor badan pertanahan oleh
TURUT TERGUGAT, bukan menggunakan data baru yang diambil
pada saat proses pengembalian batas.
Bahwa berdasarkan uraian diatas sudah selayaknya dalil
PENGGUGAT dalam posita nomor 15, 16, 17 dan 18 ditolak.
Sertipikat Hak Milik Nomor 876/Setu Tahun 2015 Atas NamaPara Penggugat Diterbitkan Secara Tidak Sah Dan CacatHukum, Karena Proses Penerbitannya Dilakukan SecaraMelanggar Hukum ;11. Bahwa PENGGUGAT ternyata telah menutupi kelemahannya
d e n g a n c a r a m e n g a j u k a n g u g a t a n a q u o d e n g a n
Hal 19 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mempermasalahkan prosedur pengembalian batas tanah yang
dikelola oleh TERGUGAT I, padahal nyata-nyata terbitnya sertipikat
hak milik nomor 876/Setu atas nama PENGGUGAT sebagai mana
didalilkan PENGGUGAT dalam posita nomor 4 adalah
cacat hukum, hal ini dikarenakan: a. Proses pengukuran sertipikat hak milik a.n PENGGUGAT
tidak melibatkan pihak-pihak yang berkepentingantermasuk TERGUGAT I, dan TERGUGAT II seharusnya
untuk keperluan pendaftaran tanah pertama kali perlu
melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan,sebagaimana diatur dalam Pasal 13 ayat (1) juncto Pasal17 PP 24/1997, yang menyatakan:
Pasal 13
(1) Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui
Pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah
secara sporadik. Pasal 17
(1) Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bagi pendaftarantanah, bidang-bidang tanah yang akan dipetakan diukur. Setelahditetapkan letak di dipetakan diukur. setelah ditetapkan letak,batas-batasnya dan menurut keperluannya ditempatkan tanda-
tanda batas di setiap sudut bidang tanah yang bersangkutan ;
(2) Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftarantanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara
sporadik diupayakan penataan berdasarkan kesepakatan parapihak yang berkepentingan.
Proses pendaftaran hak atas tanah mewajibkan pemohon hakatas tanah untuk memperhatikan penempatan, penetapan batastanah secara kontradiktur atau berdasarkan kesepakatan danpersetujuan pemilik tanah yang berbatasan dan pihak yangberkepentingan (Asas Kontradiktur Delimitasi), namun hal initidak dilakukan karena tidak ada persetujuan dari TERGUGAT I dan
TERGUGAT II, bahkan ada upaya manipulasi tanda tangan.b. Objek tanah yang diterbitkan sertipikat hak milik No. 876/Setu atas
nama PENGGUGAT penerbitan sertipikat hak miliknya dilakukan
pada saat terjadi sengketa perdata dengan nomor perkara257/PDT.G/2014.PN.TNG di Pengadilan Negeri Tangerang antara Tn.
Uwing (Alm) Bin Said Wakeng yang merupakan saudara kandung dari
Hal 20 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
PARA PENGGUGAT (Hamzah dan Rohayati) dan orang tua dari PARA
PENGGUGAT (Jakarta, Yahya, Dede Kurniawan, Awaludin, dan
Nurjanah) dengan TERGUGAT I saudara Wawan, TERGUGAT II
PUSPIPTEK, TERGUGAT III Suryatin, TURUT TERGUGAT I Ny Eni, danTURUT TERGUGAT II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang ;
12.Bahwa terhadap perkara tersebut majelis hakim perkara
257/PDT.G/2014.PN.TNG telah diputus tanggal 16 Februari 2015
dengan putusan Gugatan tidak diterima, dengan amar putusan
sebagai berikut :
Dalam Eksepsi
1. Mengabulkan eksepsi TERGUGAT;2. Menyatakan gugatan PENGGUGAT kurang pihak.
Dalam Pokok Perkara
1. Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima;
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.4.341.000,- (empat juta tiga ratus empat puluh satu
ribu rupiah). (Bukti Tl-5)
13. Bahwa atas putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 257/PDT.G/
2014/PN.TNG tersebut Para PENGGUGAT mengajukan
Banding ke Pengadilan Tinggi Banten, kemudian diputuskan oleh
Pengadilan Tinggi Banten dengan Nomor Perkara 87/PDT/2016/PT.BTN
tanggal 3 Agustus 2016, yang amar putusannya menguatkan
putusan Pengadi lan Negeri Tangerang,dengan amar putusan
sebagai berikut :
1. Menerima permohonan Banding dari Pembangding/Pengugat ;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor
257/PDT.G/2014/PN.TNG tanggal 16 Februari 2015, yang
dimohonkan Banding tersebut;
3. Menghukum Pembanding/PENGGUGAT untuk membayar biaya
perkara yang timbul dalam kedua tingkat peradilan, yang
ditingkat Banding ditetapkan sebesar Rp.l50.000,-.(Bukti Tl-
6) ;
14. Bahwa Para PENGGUGAT mempunyai itikad tidak baik yaitu
dengan mengajukan permohonan pendaftaran tanah kepada
Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan pada saat proses
peradilan perkara nomor 257/PDT.G/2014/PN.TNG jo.87/PDT/
2016/PT.BTN sedang berlangsung ;
Hal 21 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
15. Bahwa proses pendaftaran tanah dan penerbitan Sertipikat Hak
Milik Nomor 876/Setu Tahun 2015, telah melanggar ketentuan
Pasal 30 ayac (1) PP 24/ 1997, yang menyatakan bahwa :
"Atas dasar alat bukt i dan beri ta acara pengesahansebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) hak atasbidang tanah :
(a) yang data fisik dan data yuridisnya sudah lengkap dantidak ada yang disengketakan, dilakukan pembukuan nyadalam buku tanah menurut ketentuan Pasal 29 ayat (1);"
16. Selain itu dengan diterbitkannya Sertipikat Hak Milik atas nama
PENGGUGAT oleh TURUT TERGUGAT hal ini menunjukan telah
terjadi kekeliruan/maladministrasi oleh TURUT TERGUGAT, hal ini
dikarenakan tindakan TURUT TERGUGAT menerbitkan Sertipikat Hak
Milik atas nama PENGGUGAT bertentangan dengan PP 24/1997
pasal 31 ayat (2) yang menyatakan bahwa: "Jika di dalam buku tanahterdapat catatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
huruf b yang menyangkut V data yuridis, atau catatan
sebagaimana didimaksud Pasal 30 ayat (1) huruf c,d, dan e
yang menyangkaut data fisik maupun data yuridis penerbitan
sertipikat ditangguhkan sampai catatan yang bersangkutan
dihapus".
17. Bahwa dari uraian diatas sudah sangat jelas bahwa penerbitan
Sertipikat Hak Milik No. 876/Setu tahun 2015 bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga Sertipikat Hak
Milik a.n PENGGUGAT tidak memiliki kekuatan hukum karena
diterbitkan secara tidak sah dan cacat hukum. Pengembalian
Batas/Rekonstruksi Yang Dilakukan Tergugat I Bukan MerupakanPerbuatan Melawan Hukum Dan Tidak Ada Unsur Perbuatan
Melawan Hukum Tang Menimbulkan Kerugian Bagi PARA
PENGGUGAT ;
18. Bahwa tindakan TERGUGAT I yang memohon untuk dilakukan
pengukuran pengembalian batas/rekonstruksi terhadap Objek
Sengketa bukanlah merupakan perbuatan melawan hukum,karena :
- Objek Sengketa telah dikuasai dan didaftarkan dengan itikad baik
oleh TERGUGAT II sesuai dengan prosedur dan peraturan
perundang-undangan (Sertipikat Hak Pakai Nomor 00005/Setu
Tahun 2002 dengan Surat Ukur Nomor lll/Setu/2002 tanggal 14
Hal 22 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Februari 2002 (pengganti Sertipikat Hak Pakai Nomor 1/ Setu Tahun
1975 Gambar Situasi Nomor 580/1975 tanggal 5 Maret 1975), dan
tidak ada pihak-pihak yang mengajukan keberatan dalam prosesnya,
sehingga tidak ada tindakan TERGUGAT I dan TERGUGAT II yangbertentangan dengan norma hukum dan peraturan.
- Proses pengembalian batas/rekonstruksi bukanlah kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali sehingga tidak terikat
dengan ketentuan Pasal 17 jo Pasal 18 PP 24/1997. Oleh karena itu,
tidak ada tindakan dari TERGUGAT I dan TERGUGAT II yang
melanggar/bertentangan dengan peraturan.
Proses pengembalian batas/rekonstruksi dilakukan hanya untuk
memperjelas dan mempertegas batas tanah yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan Sertipikat Hak Pakai Nomor
00005/Setu tahun 2002 Surat Ukur Nomor 111/2002 (pengganti
Sertipikat Hak Pakai Nomor 1/Setu tahun 1975 Gambar Situasi
Nomor 580/ 1975 tanggal 5 Maret 1975).
19.Bahwa berdasarkan alasan hukum tersebut, tidak ada satu pun
unsur perbuatan melawan hukum sebagaimana disyaratkan dalam
Pasal 1365 KUHPerdata yang dilakukan oleh TERGUGAT I yang
menimbulkan kerugian bagi PARA PENGGUGAT sehingga tuntutan
PARA PENGGUGAT sangatlah tidak berdasar dan harus ditolak.
20.Bahwa terkait dengan Posita PENGGUGAT Nomor 25, 26, 27 dan
28 yang pada intinya adalah PENGGUGAT mengalami kerugian
Aktual Loss sebesar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta
rupiah) dan Potensial Loss sebesar Rp. 1.401.177.050,- (satu milyar
empat ratus satu juta seratus tujuh puluh tujuh ribu lima puluh
rupiah) adalah dalil yang mengada-ada dan tidak berdasar. Hal ini
dikarenakan justru TERGUGAT I lah (PEMERINTAH REPUBLIKINDONESIA) yang mengalami kerugian yang nyata, yakniterhalanginya TERGUGAT I untuk menjalankan tugas dan
fungsinya melakukan pengelolaan kawasan PUSPIPTEK, sehingga
menyebabkan terbengkalainya asset tanah yang merupakan barang
milik negara. Sehingga terhadap dalil PENGGUGAT tersebut sudah
selayaknya ditolak atau dikesampingkan.
21. Berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas kami mohon majelis
hakim untuk menolak dalil PENGGUGAT dan menyatakan proses
pengembalian batas yang dilakukan TERGUGAT I bukan
merupakan perbuatan melawan hukum.
Hal 23 dari Halaman 91 Perkara No.740/Pdt.G/2017/PN.Tng.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Mahk
amah
Agu
ng R
epub
lik In
done
sia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DALAM REKONVENSI 1. Bahwa dalil-dalil yang telah dipergunakan dalam Konvensi dianggap
dipergunakan kembali dalam Rekonvensi;
2. Bahwa TERGUGAT I konvensi dalam kedudukannya sekarang sebagai
PENGGUGAT Rekonvensi akan mengajukan gugatan balik terhadap
PENGGUGAT Konvensi dalam kedudukannya sekarang
sebagai TERGUGAT Rekonvensi ;
3. Quote noun/andaikata PENGGUGAT Konvensi/TERGUGAT Rekonvensi
mengklaim bahwa benar terbitnya SHM 876/setu diatas tanah yang
dikuasai oleh PENGGUGAT REKONVENSI maka bersama ini
PENGGUGAT REKONVENSI mengajukan gugatan Rekonvensi sebagai
berikut ;
4. Bahwa TERGUGAT I konvensi/PENGGUGAT Rekonvensi berdasarkan
Kepres 43/1976 khususnya Pasal 5 ayat (1) merupakan penanggungjawab
Proyek PUSPIPTEK yang mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan
Proyek PUSPIPTEK sesuai dengan Rencana Induk dan Rencana
Pentahapannya yang disetujui Presiden;
b. Mengendalikan pelaksanaan pembangunan proyek PUSPIPTEK ;
5. Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) tersebut TERGUGAT I mempunyai
kewajiban untuk melindungi dan mengamankan aset negara berupaSertipikat Hak Pakai Nomor 00005/Setu tahun 2002 atas namaBadan Tenaga Atom Nasional (Objek sengketa) dari tindakanpendudukan dan penyerobotan oleh perorangan tanpa alas hak yangsah dan berakibat batas-batas tanah tersebut menjadi bergeser ;
6. Bahwa perbuatan PENGGUGAT Konvensi/TERGUGAT Rekonvensi
mengajukan sertipikat hak milik nomor 876/Setu tahun 2015 kepada
TURUT TERGUGAT konvensi, pada saat tetjadi sengketa perdat