12
Menurut Farmakope Indonesia edisi III halaman 32, larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung (direct) dan larutan tidak langsung (indirect). Larutan langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika,  bukan peristiwa kimia. Misal nya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke dalam air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr diperoleh kembali. (http//www.larutan blogspot) Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena  peristiwa kimia bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H 2 SO 4 , maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H 2 SO 4 . (http//www.larutan blogspot) Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan mikromolekuler, miseler dan makromolekuler tergantung ukuran molekul atau ion yang terlarut. (anonim.2011) Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara  pemberiannya, yaitu larutan oral dan larutan topikal, atau digolongkan berdasarkan sistem  pelarut dan zat terlarut.  Penggolongan sediaan larutan menurut cara pemberiannya: 1. Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air.

Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

larutan

Citation preview

  • 5/23/2018 Isi

    1/12

    Menurut Farmakope Indonesia edisi III halaman 32, larutan adalah sediaan cair yang

    mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air

    suling.

    Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu

    atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau

    terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi

    larutan langsung (direct) dan larutan tidak langsung (indirect).

    Larutan langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika,

    bukan peristiwa kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke dalam

    air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr diperoleh kembali.

    (http//www.larutan blogspot)

    Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena

    peristiwa kimia bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4, maka akan

    terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO

    4.

    (http//www.larutan blogspot)

    Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan mikromolekuler, miseler

    dan makromolekuler tergantung ukuran molekul atau ion yang terlarut. (anonim.2011)

    Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara

    pemberiannya, yaitu larutan oral dan larutan topikal, atau digolongkan berdasarkan sistem

    pelarut dan zat terlarut.

    Penggolongan sediaan larutan menurut cara pemberiannya:

    1. Larutan Oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau

    lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air

    atau campuran kosolven-air.

  • 5/23/2018 Isi

    2/12

    a.Sirop adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (sirop

    simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa)

    b.Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk

    mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan sebagai pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain

    seperti gliserin dan propilenglikol. (http//www. Larutan blogspot)

    2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali mengandung

    pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau dalam larutan

    lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. (http//www.larutan

    blogspot)

    Penggolongan larutan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut:

    1. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap,

    umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.

    2. Tingtur adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan

    tumbuhan atau senyawa kimia.

    3. Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap atau

    senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainnya. (http//www.larutan blogspot)

    Keuntungan dan kerugian bentuk sediaan larutan

    Keuntungan:

    1. Merupakan campuran homogen.

    2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.

    3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan tablet atau kapsul sulit diencerkan.

    4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorbsi.

  • 5/23/2018 Isi

    3/12

    5. Mudah diberi pemanis, pewangi, dan pewarna, dan hal ini cocok untuk pemberian pada anak-

    anak.

    6. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.

    Kerugian:

    1. Volume bentuk larutan lebih besar.

    2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.

    3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.\

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

    Beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah sebagai berikut:

    1. Suhu dan tekanan

    Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila dilarutkan (panas larutan negatif) yang

    menyebabkan bila suhu dinaikkan terjadi peningkatan kelarutan bahan kimia. Tetapi sebagian

    kecil bahan kimia ada juga berkurang kelarutannya karena kenaikan suhu (panas larutan

    positif) contohnya kalsium hidroksida, kalsium hypophospat.

    2. Ukuran partikel.

    Semakin kecil ukuran partikel akan semakin luas permukaan yang kontak dengan pelarut

    sehingga makin cepat proses melarut.

    3. Pengadukan.

    Semakin kuat pengadukan akan semakin banyak pelarut tak jenuh yang bersentuhan

    dengan obat, sehingga makin cepat terbentuk larutan

  • 5/23/2018 Isi

    4/12

    4. Polaritas.

    Molekul sejenis akan saling berikatan. Senyawa organik lebih mudah larut dalam pelarut

    organik. Molekul bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar juga, begitu juga

    sebaliknya.

    5. Konsolven

    Komposisi campuran pelarut menentukan kelarutan zat terlarut.

    6. Salting out

    Kelarutan suatu garam dalam air dapat berkurang karena penambahan suatu garam yang

    lebih baik sifat kelarutannya. Contohnya larutan garam quininum dan papaverium dapat

    berkurang kelarutannya oleh penambahan kalium, natrium atau ammonium halogenida

    7. Salting in

    Peningkatan kelarutan bahan organik pada saat penambahan garam.

    8. Berat molekul

    Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya berat molekul.

    9. PH pelarut

    Asam lemah atau basah lemah bereaksi dengan baik dengan asam kuat maupun basa kuat

    membentuk garam yang dapat larut dengan air. (http//www.larutan blogspot)

    Istilah kelarutan

    Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang

    di perlukan untuk melarutkan

    Sangat mudah larut < 1 bagian

  • 5/23/2018 Isi

    5/12

    Mudah larut

    Larut

    Agak sukar larut

    Sukar larut

    Sangat sukar larut

    Praktis tidak larut

    110

    1030

    30100

    1001000

    100010.000

    > 10.000

    BAB III

    METODE KERJA

    3.1Alat dan Bahana. Alat

    Mortar + stamper Kompor listrik Beaker glass Gelas ukur

    Tabung sedimentasi Botol obat Pipet tetes Spatel Batang pengaduk

    b.Bahan Piperazin sitrat Sirupus simpleks

  • 5/23/2018 Isi

    6/12

    Na-Benzoat Pewarna hijau Pengaroma melon Aquadest

    3.2FormulasiR/ 01 Piperazin Sitrat 300mg / 5 ml : 3,6 gr

    Sirupus Simpleks 10 % : 6 ml

    Na-Benzoat 0,1 % : 0,06 gr

    Pewarna hijau : 1 tetes

    Pengaroma melon : 25 tetes

    Aquadest ad 60 ml

    R/ 02 Piperazin Sitrat 300mg / 5 ml : 3,6 gr

    Sirupus Simpleks 20 % : 12 ml

    Na-Benzoat 0,1 % : 0,06 gr

    Pewarna hijau : 1 tetes

    Pengaroma melon : 25 tetes

    Aquadest ad 60 ml

    R/ 03 Piperazin Sitrat 300mg / 5 ml : 3,6 gr

    Sirupus Simpleks 30 % : 18 ml

    Na-Benzoat 0,1 % : 0,06 gr

    Pewarna hijau : 1 tetes

    Pengaroma melon : 25 tetes

    Aquadest ad 60 ml

    3.3Cara Kerja

    1) Disiapkan alat-alat dan ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan.2) Dimasak 250 ml air di atas kompor listrik dengan menggunakan beaker glass.

  • 5/23/2018 Isi

    7/12

    3) Disiapkan 3 tabung sedimentasi dan dikalibrasi ad 60 ml.4) Digerus bahan berkhasiat di dalam mortar dan kemudian di larutkan dengan air

    panas sampai larut.

    5) Digerus bahan pengawet di dalam mortar dan di larutkan di dalam beaker glasskecil yang berisi sedikit air dan dididihkan di atas kompor, tunggu sampai semua

    zat larut.

    6) Dicampurkan bahan berkhasiat dengan bahan pengawet yang telah dilarutkandalam pelarut air, aduk sampai homogen. (M1)

    7) Kemudian ditambahkan sirupus simpleks 10 % ke dalam campuran (M1) untukformula I ; 20 % untuk formula II dan 30 % untuk formula III. Diaduk sampai

    homogen.

    8) Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit dan diaduk homogen, dan ditambahkan1 tetes pewarna dan 25 tetes pengaroma, diaduk homogen.

    9) Ditambahkan sisa aquadest sampai 60 ml, diaduk homogen.10) Sirup yang sudah jadi diuji rasa, bau, warna dan endapannya sebagai pengamatan

    hari pertama. Kemudian sirup disimpan di dalam tabung sedimentasi dan ditutup

    dengan alumunium foil. Diuji kembali sebagai hasil pengamatan berikutnya.

  • 5/23/2018 Isi

    8/12

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Pengamatan

    Tabel 1. Formula I

    No PengamatanHari ke-

    1 2 3 4 5

    1. Warna (hijau) +++ +++ +++ +++ +++

    2. Rasa (asam) +++ +++ +++ +++ +++

    3. Bau/aroma (melon) +++ +++ +++ +++ ++

    4. Endapan - - + + +

    5. Gambar

    Tabel 2. Formula II

  • 5/23/2018 Isi

    9/12

    No PengamatanHari ke-

    1 2 3 4 5

    1. Warna (hijau) +++ +++ +++ +++ +++

    2. Rasa (asam) +++ +++ ++ ++ ++3. Bau/aroma (melon) +++ +++ ++ ++ ++

    4. Endapan - - + + +

    5. Gambar

    Tabel 3. Formula III

    No PengamatanHari ke-

    1 2 3 4 5

    1. Warna (hijau) +++ +++ +++ +++ +++

    2. Rasa (asam) ++ ++ ++ + +

    3. Bau/aroma (melon) +++ +++ +++ +++ +++

    4. Endapan - - - + +

    5. Gambar

    4.2 Pembahasan

    Pada percobaan ini kami membuat sediaan obat sirup larutan sejati. Larutan sejati

    merupakan suatu sediaan yang terdiri dari campuran dua atau lebih komponen yang

    membentuk fasa tunggal homogen dalam skala molekuler. Zat aktif yang digunakan

    adalah Piperazin Sitrat yang bekerja sebagai anthelmintik dengan bahan tambahan

  • 5/23/2018 Isi

    10/12

    sirupus simpleks, Na-benzoat, pengaroma, pewarna dan aquadest. Alasan kami memilih

    pemanis sirupus simpleks karena memiliki dua kegunaan yaitu sebagai pengental dan

    juga pemanis. Pengawet Na-benzoat, karena pada umumnya sediaan sirup merupakan

    sediaan dengan dosis berulang (multi dose) dengan kadar kontaminasi sangat besar.

    Oleh karena itu diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang

    ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Karena dengan adanya

    mikroorganisme di dalam sediaan akan mempengaruhi stabilita sediaan atau potensi

    berkhasiat. Selanjutnya untuk pemilihan flavour yaitu rasa dan warna kelompok kami

    memilih warna hijau dan rasa melon, karena sediaan yang kami buat merupakan obat

    cacing yang ditujukan untuk anak-anak yang diharapkan dengan pemiliha flavour

    tersebut dapat menarik perhatian anak-anak untuk meminumnya.

    Percobaan ini dilakukan tiga kali dengan perlakuan yang berbeda tiap formula

    dengan tujuan untuk dapat membandingkan ketiga sediaan yang dibuat, dan

    pengamatan berlangsung selama lima hari untuk mengetahui kestabilan sediaan

    tersebut. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian organoleptik (rasa, bau/aroma,

    warna dan endapan).

    Dari hasil pengamatan selama lima hari dengan membandingkan ketiga formula

    sediaan, warna, rasa, bau/aroma dan endapan cenderung stabil. Tetapi dari semua

    formula tersebut formula III lah yang paling baik dari segi rasa dan kestabilannya.

    BAB V

    KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

    berikut :

    1. Suatu larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yangmembentuk fassa tunggal homogen dalam skala molekuler.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu dan tekanan, ukuranpartikel, pengadukan, polaritas, konsolven, salting out, salting in, berat

    molekul dan pH pelarut.

    3. Dari hasil pengamatan selama lima hari dengan membandingkan ketigaformula sediaan, warna, rasa, bau/aroma dan endapan cenderung stabil. Tetapi

  • 5/23/2018 Isi

    11/12

    dari semua formula tersebut formula III lah yang paling baik dari segi rasa

    dan kestabilannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Farmakope Indonesia Edisi 3. 1979

    Siti Sadiah M.Si.,Apt. dan Drs. Muztabadihardja, Apt. 2014.Buku Penuntun Praktikum

    Farmaseutika 1. Bogor : Universitas Pakuan

    LAMPIRAN

    Perhitungan

    Piperazin sitrat = 300 mg/5ml x 12 pemakaian = 3600 mg = 3,6 gr Sirupus simpleks

    PengawetNa-benzoat 0,1 %

    Aquadest

  • 5/23/2018 Isi

    12/12

    Pengaroma = 25 tetes

    Pewarna = 1 tetes