View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
1/19
i
MAKALAH
ILEUS OBSTRUKTIF ET CAUSA ADHESI
Disusun oleh:
Dr. dr. Koernia Swa Oetomo, SpB.(K)Trauma. FINACS.,FICS
ILMU BEDAH
SMF BEDAH RSU HAJI SURABAYA
2016
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
2/19
i
KATA PENGANTAR
Penyusun memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis menyelesaikan Makalah yang
berjudul Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi.
Selama penyusunan Makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan yang tidak sedikit dari beberapa pihak, sehingga dalam kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari bahwa selama dalam
penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan dalam
penyusunannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun guna kesempurnaan Makalah ini. Penulis berharap
Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Surabaya, Januari 2016
Dr.dr. Koernia Swa Oetomo, SpB. (K) Trauma. FINACS,FICS
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
3/19
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
Daftar Gambar ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 2
2.1 Definisi ......................................................................................... 2
2.2 Etologi .......................................................................................... 2
2.3 Patogenesis ................................................................................... 4
2.4 Gambaran Klinis ........................................................................... 4
2.5 Diagnosa Banding......................................................................... 5
2.6 Diagnosis ...................................................................................... 6
2.7 Penatalaksanaan ............................................................................ 8
2.8 Adhesi post operasi ..................................................................... 11
2.9 Prognosis .................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 13
BAB IVDAFTAR PUSTAKA ................................................................ 14
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
4/19
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kelainan Penyebab Obstruksi .................................................. 2
Gambar 2 Obstruksi Ileus yang menunjukkan .......................................... 7
Gambar 3 CT-Scan Ileus .......................................................................... 8
Gambar 4 Alogarithm ............................................................................. 10
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
5/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Intestinal obstruction merupakan kegawatan dalam bedah
abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus
akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Penyebab yang paling
sering dari obstruksi ileus adalah adhesi, sedangkan diketahui bahwa
operasi abdominalis dan operasi obstetri ginekologik makin sering
dilaksanakan yang terutama didukung oleh kemajuan di bidang diagnostik
kelainan abdominalis(Burt,2014).
Intestinal obstruction meliputi sumbatan sebagian (partial) atau
seluruh (complete) lumen usus sehingga mengakibatkan isi usus tak
dapat melewati lumen usus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam kondisi, yang paling sering menyebabkannya adalah jaringan usus
itu sendiri dapat dikarenakan adhesi, hernia, atau tumor (Jennifer K,2014).
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
6/19
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ileus obstruktif adalah sumbatan sebagian atau seluruh lumen usus
sehingga mengakibatkan isi usus mengalami kegagalan melewati lumen
usus (Jennifer K, 2014).
Ileus obstruktif letak rendah obstruksinya mengenai usus halus
sedangkan apabila ileus obstruksi letak tinggi maka terjadi hambatan di
usus besar.
2.2 Etiologi
Beberapa kelainan penyebab obstruksi: (Jennifer K,2014)
Gambar 1: kelainan penyebab Obstruksi (Gunawan, 2015)
Obstruksi usus dapat dikarenakan: (Jeniffer K, 2014)
Mekanik, dimana terdapat sesuatu yang menghambat jalannya
Ileus, sebuah kondisi dimana usus tidak dapat bekerja secara
baik, akan tetapi tidak ada problem struktur anatomisnya
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
7/19
3
Ileus paralitik, dikenal juga sebagai Pseudo-obstruksi, yang
merupakan salah satu dari penyebab utama dari obstruksi usus terutama
pada bayi dan anak-anak. Penyebab dari ileus paralitik:
Bakteri atau virus yang menyebabkan infeksi pada usus
(gastroenteritis)
Ketidakseimbangan elektrolit, mineral atau bahan-bahan kimia
lainnya (Seperti pada penurunan potasium)
Komplikasi dari operasi abdomen
Penurunan suplai darah ke usus (iskemi mesenterika)
Infeksi yang ada pada abdomen, seperti apendisitis
Penyakit ginjal atau paru-paru
Penggunaan berbagai macam obat-obatan sejenis narkotika.
Penyebab mekanik obstruksi usus terdiri dari:(Jennifer K, 2014)
Adhesi atau jaringan parut (scar)yang terbentuk setelah operasi
Benda asing (suatu objek yang tertelan dan memblok jalannya
usus)
Batu empedu (jarang)
Hernia
Intususepsi
Tumor yang memblok jalan usus
Volvulus
Ileus Obstruksi dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat
sumbatannya yaitu: (Patrick, 2015)
Parsial obstruksi, penderita masih bisa makan dan flatus.
Simple obstruksi, terjadi obstruksi akan tetapi tidak ada
gangguan vascular
Obstruksi strangulasi, tejadi obstruksi dengan gangguan
vascular, dan dapat terjadi perforasi.
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
8/19
4
Penyebab terjadinya ileus
Perlekatan (60%)Neoplasma (20%)Hernia (10%)
Inflamatory Bowell Disease (5%)Intusepsi (
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
9/19
5
Demam dan takikardia, pada akhir obstruksi biasanya dikaitkan
dengan adanya strangulasi pada usus
Riwayat oprasi abdomen dan pelvis, atau terapi radiasi
Riwayat keganasan, biasanya keganasan ovarium atau kolon
Ileus obstuksi letak rendah dari gambaran klinis didapatkan
(Christy,2015) :
Distensi abdomen
Nyeri kram pada perut
Mual
Muntah
Gangguan dari motilitas usus; flatus(-) dan konstipasi
Pada obstruksi usus dengan strangulasi, terjadi keadaan gangguan
pendarahan dinding usus yang menyebabkan nekrosis atau gangguan
dinding usus. Bahaya umum dari keadaan ini adalah sepsis
2.5 Diagnosa Banding
DD dari pada intestinal obstruksi dapat meliputi: (Jennifer K, 2014;
Brian,2015; Christy, 2015)
Acute Gastroenteritis
Demam dengue
Limfadenitis mesenterika
Adnexitis
Infeksi Panggul
Kehamilan Ektopik
Kista ovarium torsi
Endometriosis
Urolithiasis
Demam tifoid
Pankreatitis akut
Proses inflamasi akut antraperitoneal (Acute Appendicitis)
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
10/19
6
Kolesistitis
Perforasi Ulkus Duodeni
Mesenteric vascular occlusion
2.6 Diagnosis
Pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan: (Chrysti, 2015; Jennifer K,2014;
Brut, 2014; Parswa, 2015) :
1. Inspeksi
Perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm steifung.
Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu
hernia inkarserata. Pada Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen
berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila ada bekas luka
operasi sebelumnya.
2. Auskultasi
Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase
lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
a. Perkusi
Hipertimpani
b. Palpasi
Kadang teraba massa seperti pada tumor
c. Rectal Toucher
Teraba massa di rektum atau terdapat darah dan lendir. Bila didapatkanfeses yang mengeras: skibala, bila feses negatif: obstruksi usus letak
tinggi.
Pada Pemeriksaan laboratorium bisa didapatkan : (Christy, 2015)
Pemeriksaan CBC (Complete Blood Count). Penurunan level
hematokrit yang dapat dikarenakan perdarahan dan anemia
defisiensi besi
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
11/19
7
Sedikit peningkatan leukosit yang dikarenakan infeksi akibat
terjadinya perdarahan pada lumen usus.
Pemeriksaan serum elektrolit dikarenakan dehidrasi pada pasien
dengan ileus obstruksi.
Guaiac test untuk melihat apakah ada darah pada feses
Pemeriksaan Penunjang dapat digunakan :
Foto polos abdomen:
Beberapa tanda radiologik yang khas untuk obstruksi usus adalah :
(Radio,2015)
Pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar, penebalan
valvulae coniventes yang memberi gambaran fish boneappearance.
Pengumpulan cairan dengan gambaran khas air-fluid level.
Pada obstruksi yang cukup lama, beberapa air fluid level
memberikan gambaran huruf U terbalik.
Gambar 2 : Obstruksi ileus yang menunjukkan air fluid level dan fish
bone apperence (radio, 2015)
CT scan: (Patrick 2015)
CT scan dapat digunakan pada penderita dengan suspek adanya
obstruksi usus, dimana pada gejala klinis sulit ditentukan dan
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
12/19
8
pemeriksaan foto polos abdomen tidak menunjukan adanya tanda
obstruksi, terutama yang parsial obstruksi.
Gambar 3 : CT-scan Ileus Obstruksi(Patrick, 2015)
Pada gambar diatas dapat terlihat dilatasi pada usus, kontras pada
usus terlihat mengisi penuh dinding usus di sebelah kiri pasien (panah
kuning), pada bagian kanan pasien usus distal mengalami dekompresi
(Panah merah). Pada kasus ini disebabkan oleh adanya hernia umbilicalis
inkarserata dimana pada bagian proximal dari cincin hernia membesar
dan pada bagian distalnya terjepit
2.7 Penatalaksanaan(Jennifer K, 2014; Christy, 2015)
Penatalaksanaan obstruksi usus sekarang dengan jelas telah
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Hal ini terutama disebabkan
telah dipahaminya dengan tepat patogenesis penyakit serta perubahan
homeostasis sebagai akibat obstruksi usus.
Penatalaksanaan obstruksi usus ini membutuhkan rawat inap.
Pada umumnya penderita mengikuti prosedur penatalaksanaan dalam
aturan yang tetap.
A. Persiapan penderita
Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan
diagnosis obstruksi usus secara lengkap dan tepat. Sering dengan
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
13/19
9
persiapan penderita yang baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama
sekali. Persiapan penderita meliputi :
Dekompressi usus dengan suction, menggunakan NGT yang
dimasukkan dalam perut atau usus
Pemasangan kateter untuk mengukur urine output
Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa
Atasi dehidrasi
B. Operatif
Tindakan operatif untuk membebaskan obstruksi dibutuhkan bila
dekompresi dengan NGT tidak memberikan perbaikan atau diduga
adanya kematian jaringan.
Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu
perhatikan :
Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.
Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat
obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.
Apakah ada risiko strangulasi.
Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada
obstruksi usus yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat,
angka kematiannya adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada
strangulasi angka kematian tersebut 31%.
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang
dikerjakan pada obstruksi usus :
Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan
bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya
pada hernia incarcerata nonstrangulasi, jepitan oleh streng/adhesi
atau pada volvulus ringan.
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
14/19
10
Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang
"melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor
intraluminal, Crohn disease, dan sebagainya.
Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat
obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen
usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi strangulata, dan
sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan
tindakan operatif bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun
karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-
mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan
anastomosis. (Jennifer K, 2014; Christy, 2015).
Gambar 4 : Alogarithm management pada kasus ileus (Patrick,2015)
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
15/19
11
Diet
Pada kasus ileus diet secara umum harus menunggu ileus tidak
ada lagi dengan ditandai adanya bising usus yang sudah kembali n
ormal dan ditandai dengan adanya flatus pada pasien. Diet untuk
pertama kalinya dapat digunakan permen karet. Karena permen karet
merupakan bentuk bahan makan palsu yang dapat merangsang motilitas
pada usus.Secara Meta-analisa permen karet dapat memperpendek
waktu untuk flatus pertama kali sehingga pasien tidak perlu berlama-lama
dirumah sakit setelah oprasi abdomen. (Burt, 2014).
2.8 Adhesi post operasi
Adhesi Post Operasi Adhesi merupakan suatu jaringan parut yang
sering menyebabkan organ dalam dan atau jaringan tetap melekat setelah
pembedahan. Adhesi dapat membelit dan menarik organ dari tempatnya
dan merupakan penyebab utama dari obstruksi usus, infertilitas (bedah
gynecolog), dan nyeri kronis pelvis. (Victor, 2010)
Adhesi dapat timbul karena operasi yang sebelumnya, atau
peritonitis setempat atau umum. Pita adhesi timbul diantara lipatan ususdan luka dan situs operasi. Adhesi ini dapat meyebabkan obstruksi usus
halus dengan menyebabkan angulasi akut dan kinking, seringnya adhesi
ini timbul beberapa tahun setelah operasi. Hal ini dikarenakan teknik
operasi yang salah atau terlalu banyak trauma pada usus sewaktu operasi
sehingga usus rusak dan terbentuk jaringan parut yang dapat mengalami
penyempitan. (Victor, 2010)
Ada prinsip dan teknik yang digunakan pada pembedahan untukmeminimalkan komplikasi post operasi seperti terjadinya adhesi. Prinsip
dan teknik tersebut meliputi: (Victor, 2010)
- Penanganan jaringan secara menyeluruh dengan baik meminimalisir
trauma pada jaringan
- Mengontrol pendarahan
- Menggunakan Adhesi barier (Gore-Tex Surgical Menbrane)
- Mencegah infeksi
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
16/19
12
Bahkan teknik pembedahan yang baik pun tidak dapat selalu
mencegah pembentukan adhesi. Jadi, sebagai metode tambahan, banyak
ahli bedah telah menggunakan adhesion barriers sebagai pencegahan
terjadinya adhesi pada bedah abdomen dan pelvis. Adhesi terbentuk
ketika adanya inflamasi yang menyebabkan eksudat dari serum
mengandung fibrinogen sampai ke permukaan usus. Fibrinogen tersebut
diubah menjadi fibrin soluble, dan kemudian berikatan dengan fibrin yang
insoluble untuk membentuk adhesi fibrinous. Secara normal, terjadi
fibrinolisis dan adhesi fibrinous dipecahkan. Bagaimanapun, jika proses
fibrinolisis menurun, akan terjadi sepsis dan inflamasi, adanya
peningkatan fibroblast dan kolagen yang ditimbun, menghasilkan suatu
pembentukan adhesi fibrous yang permanen. (Victor, 2010)
2.9 Prognosis
Prognosa tergantung penyebab :
Hernia simpel: prognosis baik
Tumor: prognosis tergantung stadium tumor
Adhesi: cenderung adhesi ulang
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
17/19
13
BAB III
KESIMPULAN
Intestinal obstructionmerupakan sumbatan sebagian (partial) atau
seluruh (complete) lumen usus sehingga mengakibatkan isi usus tak
dapat melewati lumen usus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam kondisi, yang paling sering menyebabkannya adalah jaringan usus
itu sendiri dapat dikarenakan adhesi, hernia, atau tumor.
Penyebab paling umum pada ileus obstruksi adalah adhesi pasca
operasi dimana adhesi pasca operasi akan terjadi berkisar antara 4
minggu setalah operasi atau beberapa dekade setelahnya.
Bahkan tekhnik bedah yang terbaik pun tidak dapat mencegah
terjadinya adhesi oleh karena itu banyak ahli bedah telah menggunakan
adhesion barrier untuk mencegah terjadinya adhesi pada pembedahan
abdomen dan pelvis.
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
18/19
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Brian A Nobie, MD Small Bowel Obstruction, 2015; Medscape;
diakses tanggal 5 November 2015 page: 1-3
2. Burt Cagir, MD, FACS Ileus, 2014; Medscape; diakses tanggal 5
november 2015 page:1-5
3. Christy Hopkins, MD, MPH Large Bowell Obstruction, 2015;
Medscape; diakses tanggal 5 November 2015 page:1-4
4. Gunawan Siswandi .dr, Sp. B, 2015 Ileus Obstruktif; Slideshare;
diakses tanggal 9 November 2015 Page:1
5. Jenifer K. Lehrer, MD, Department of Gastroenterology, Frankford-
Torresdale Hospital, Aria Health System, Philadelphia, PA.Intestinal
Obstruction, 2014; MedlinePlus; diakses tanggal 5 November 2015
page: 1-3
6. Parswa Ansari, MD Intestinal Obstruction, 2015; MerckManual:
diakses tanggal 5 November 2015 page:1-6
7. Patrick G. Jackson, MD, and Manish Raiji, MD, Georgetown University
Hospital, Washington, 2015 Evaluation and Management of Intestinal
Obstruction; American Family Physcian; diakses tanggal 9 November
2015. Page: 2; 4-5
8. Radiology Masterclass, 2015 Abnormal Bowell Gas Pattern; diakses
tanggal 5 November 2015Page: 1
7/25/2019 Ileus Obstruktif Et Causa Adhesi
19/19
15
9. Vctor Hugo Gonzlez-Quintero, MD, MPH andFrancisco E Cruz-
Pachano, MD, 2010 Preventing Adhesions in Obstetric and
Gynecologic Surgical Procedures diakses tanggal 5 November 2015
page: 1-6
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Gonz%26%23x000e1%3Blez-Quintero%20VH%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Cruz-Pachano%20FE%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Cruz-Pachano%20FE%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Cruz-Pachano%20FE%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Cruz-Pachano%20FE%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Cruz-Pachano%20FE%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Gonz%26%23x000e1%3Blez-Quintero%20VH%5Bauth%5D