Author
haidar-dwi-pratiwi
View
82
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF
DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
AYU NURKHAYATI
F 100 100 045
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF
DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
AYU NURKHAYATI
F 100 100 045
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
iii
iv
v
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF
DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
AYU NURKHAYATI
Dra. Zahrotul Uyun, M.Si
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Memberikan ASI (Air Susu Ibu ) merupakan salah satu kewajiban seorang
ibu yang baru saja melahirkan bayi. Bayi berhak mendapatkan ASI selama 6 bulan
tanpa makanan maupun minuman tambahan, dimulai sejak bayi dilahirkan dan paling
lama satu jam setelah bayi lahir. Untuk mendukung niat yang telah ada, maka
seharusnya seorang ibu harus memperbanyak pengetahuan mengenai ASI dan
menyusui terutama menyangkut keunggulan, komposisi, manfaat, dan
keutamaannya. Pengetahuan tersebut diperlukan agar semakin memantapkan niat ibu
untuk memberikan ASI (Nurani, 2013). Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap
motivasi pemberian ASI Eksklusif. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian
ASI Eksklusif. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif.
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita (bayi
dibawah lima tahun) di Kelurahan Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,
berjumlah 58 subjek. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengetahuan
ibu tentang ASI Eksklusif dengan skala motivasi pemberian ASI Eksklusif. Teknik
analisis data yang digunakan adalah korelasi Kendalls Tau. Berdasarkan hasil analisis Kendalls Tau diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,868; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifakan antara pengetahuan
ibu tentang ASI Eksklusif dengan motivasi pemberian ASI Eksklusif. Sumbangan
efektif antara variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi
pemberian ASI Eksklusif sebesar 83,8%. Berdasarkan hasil analisis diketahui
variabel pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif mempunyai rerata empirik (RE)
sebesar 13,10 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 8 yang berarti pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif pada subyek tergolong sedang. Variabel motivasi memberikan
ASI Eksklusif diketahui rerata empirik (RE) sebesar 55,70 dan rerata hipotetik (RH)
sebesar 45 yang berarti motivasi memberikan ASI Eksklusif pada subjek tergolong
sedang. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan
motivasi pemberian ASI Eksklusif.
Kata kunci : Pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, Motivasi pemberian ASI
Eksklusif.
1
PENDAHULUAN
Masalah pemberian Air Susu Ibu
(ASI) kepada bayi patut menjadi
perhatian serius pemerintah dan
masyarakat, mengingat bahwa ASI
sangat penting bagi bayi. Pemberian
ASI berarti memberikan zat-zat gizi
yang bernilai gizi tinggi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan syaraf dan otak,
memberikan zat-zat kekebalan
terhadap beberapa penyakit dan
mewujudkan ikatan emosional antara
ibu dan bayinya (Departemen
kesehatan Republik Indonesia [Depkes
RI], 2004).
ASI Eksklusif adalah pemberian
air susu ibu kepada bayi umur 0-6
bulan tanpa diberikan makanan atau
minuman tambahan selain obat untuk
terapi (pengobatan penyakit). ASI
merupakan satu jenis makanan yang
mencukupi unsur kebutuhan bayi.
Pemberian ASI dapat membentuk
perkembangan emosional karena
dalam dekapan ibu selama disusui,
bayi bersentuhan langsung dengan ibu
sehingga mendapatkan kehangatan,
kasih sayang dan rasa aman
(Maryunani, 2012).
Mengingat begitu pentingnya
ASI dan ASI Eksklusif bagi kesehatan
bayi, maka para ahli sedunia
membuat kesepakatan yang tertuang
dalam Deklarasi Innocenti (innocenti
declaration) 1990 yang membicarakan
tentang kesehatan anak dan
hubungannya dengan ASI. Di dalam
deklarasi tersebut disepakati perlunya
kampanye ASI melalui pekan ASI
sedunia yang dilakukan pada setiap
minggu pertama bulan Agustus
2
(World Breast-Feeding Week). Data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010 menunjukkan pemberian
ASI di Indonesia saat ini
memprihatinkan, persentase bayi yang
menyusu eksklusif sampai dengan 6
bulan hanya 15,3 persen dari 22,7 juta
jiwa. Hal ini disebabkan kesadaran
masyarakat dalam mendorong
peningkatan pemberian ASI masih
relatif rendah. Tujuan dari (World
Breast-Feeding Week) ini adalah
untuk menyadarkan kembali
masyarakat betapa pentingnya ASI dan
supaya para ibu mau menyusui
bayinya (Maryunani, 2012).
Sebuah penelitian dari Brown
University menemukan beberapa bukti
bahwa pemberian ASI baik untuk otak
bayi. Penelitian tersebut menggunakan
magnetic resonance imaging (MRI)
untuk melihat pertumbuhan otak bayi.
Peneliti menemukan bahwa pada umur
2 tahun, yang mendapat ASI Eksklusif
setidaknya selama tiga bulan,
mengalami perkembangan yang lebih
baik dibandingkan dengan anak yang
hanya diberi susu formula atau
kombinasi pemberian ASI dan susu
formula. Menurut hasil penelitian,
tambahan yang paling menonjol adalah
pada bagian otak yang berhubungan
dengan kemampuan bahasa, emosi,
dan kognitif (Putri, 2013).
Selain bermanfaat bagi bayi,
ASI juga bermanfaat bagi ibu dan
negara. Beberapa manfaat pemberian
ASI bagi ibu adalah: memberikan
ASI Eksklusif adalah cara diet alami
bagi ibu, mengurangi resiko terkena
anemia, mencegah kanker, dan lebih
ekonomis (Maryunani,2012).
3
Besarnya manfaat ASI, baik
bagi bayi, ibu, maupun negara,
beserta berbagai usaha untuk
meningkatkan penggunaannya,
ternyata tidak cukup membuat
banyak ibu termotivasi dan
memutuskan untuk memberikan ASI
kepada bayinya. Faktanya justru
terjadi penurunan jumlah bayi yang
menerima ASI dari tahun ke tahun
(Natia, 2013).
Data dari profil kesehatan
Kabupaten atau kota di Provinsi Jawa
Tengah pemberian ASI Eksklusif
tahun 2008 adalah 28,96%, tahun 2009
pemberian ASI eksklusif sekitar
40,21%, pada tahun 2012 pemberian
ASI Eksklusif sekitar 34,38%, dan
mengalami penurunan kembali pada
tahun 2013 yaitu 30,2%. Berdasarkan
data secara nasional maupun Jawa
Tengah ternyata dirasakan masih
sangat rendah dari status pencapaian
target MDGs (Millenium Development
Goals) pada tahun 2014 sebesar 100%
(Menteri Kesehatan Republik
Indonesia [MENKES RI], 2012) dan
hal ini dirasakan masih sangat rendah
bila dibandingkan dengan target
pencapaian ASI Eksklusif tahun 2014
sebesar 100%. Selanjutnya, survei
yang pernah dilaksanakan pada tahun
2002 oleh nutrition & healt
surveillance system (NSS) kerjasama
dengan badan penelitian dan
pengembangan kesehatan
(Balitbangkes) dan Helen Keller
International di 4 perkotaan (Jakarta,
Surabaya, Semarang, Makassar) dan 8
pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten,
Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),
menunjukkan bahwa cakupan ASI
Eksklusif 4-5 bulan di perkotaan
4
antara 14%-21% sedangkan di
pedesaan 6%-19% (Kodrat, 2010).
Menurut Briawan (dalam
Nuryanti 2008) banyak faktor yang
menghambat seorang ibu termotivasi
untuk menyusui bayinya yaitu: (1)
faktor pengetahuan ibu tentang
menyusui (2) faktor dukungan
keluarga (3) faktor perubahan gaya
hidup (4) faktor sosial dan budaya
masyarakat (5) faktor ekonomi
keluarga. Pengetahuan menjadi salah
satu faktor yang dapat menimbulkan
motivasi seorang ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi nya. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang dari
pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan menetap lebih lama
dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Roesli, 2005).
Motivasi pemberian ASI
diartikan sebagai suatu sikap
penciptaan situasi yang merangsang
kegairahan ibu-ibu untuk memberikan
ASI pada bayinya, sehingga dapat
terciptanya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing yang tinggi. Kedua
faktor tersebut dimungkinkan memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam
motivasi pemberian ASI Eksklusif.
Jika tingkat pendidikan ibu rendah
maka pengetahuan ibu tentang ASI
juga akan rendah sehingga pemberian
ASI Eksklusif selama 6 bulan tidak
akan tercapai. Apalagi ditambah
dengan ketidaktahuan masyarakat
tentang lama pemberian ASI Eksklusif
yang benar sesuai dengan yang
dianjurkan pemerintah (Roesli, 2005 ).
hdpHighlight
5
Untuk mendukung niat yang
telah ada, maka seharusnya seorang
ibu harus memperbanyak pengetahuan
mengenai ASI dan menyusui terutama
menyangkut keunggulan, komposisi,
manfaat, dan keutamaannya.
Pengetahuan tersebut diperlukan agar
semakin memantapkan niat ibu untuk
memberikan ASI (Nurani, 2013).
Pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif dapat mempengaruhi ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif.
Semakin baik pengetahuan Ibu
tentang manfaat ASI Eksklusif,
maka seorang ibu akan semakin
termotivasi untuk memberikan ASI
Eksklusif pada anaknya. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah
pengetahuan ibu tentang manfaat
ASI Eksklusif, maka semakin sedikit
pula motivasi ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif menurut Rulina (dalam
Suryaningtyas, 2010).
Hipotesis penelitian ini
menyatakan terdapat hubungan positif
antara pengetahuan ibu tentang ASI
dengan motivasi pemberian ASI
Eksklusif. Semakin tinggi pengetahuan
maka semakin tinggi motivasi ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif.
Begitu pula sebaliknya, semakin
rendah pengetahuan maka semakin
rendah pula motivasi pemberian ASI
Eksklusif.
METODE
Subjek yang diambil dalam
penelitian adalah ibu-ibu di kelurahan
Talang Kecamatan Bayat Kabupaten
Klaten yang memiliki bayi usia 0-5 tahun.
Dengan menggunakan tehnik pengampilan
sampel purposive random sampling.
Metode pengumpulan data menggunakan
skala pengetahuan ibu tentang ASI
6
Eksklusif dan skala motivasi pemberian
ASI Eksklusif. Teknik analisis data
menggunakan korelasi Kendalls Tau.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan
analisis Kendalls Tau diperoleh nilai
koefisien korelasi r = 0,868; p =
0,000 (p < 0,01). Hasil ini
menunjukkan ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara
pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif dengan motivasi pemberian
ASI Eksklusif. Artinya semakin
tinggi pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif maka semakin tinggi pula
motivasi pemberian ASI Eksklusif.
Adanya pengetahuan tentang
ASI Eksklusif dapat memberikan
motivasi tersendiri kepada seorang ibu
yang sedang atau akan memberikan
ASI selama 6 bulan penuh.
Pengetahuan adalah suatu hal yang
sangat perperan dalam meningkatkan
motivasi kepada ibu-ibu menyusui
dalam memberikan ASI selama 6
bulan penuh. Dalam survey awal yang
dilakukan peneliti terhadap beberapa
ibu di kelurahan talang diketahui
bahwa, ibu yang memberikan ASI
Eksklusif mempunyai pengetahuan
yang baik mengenai apa itu ASI
Eksklusif dari penyuluhan bidan desa.
Pengetahuan ibu yang diperoleh akan
menambah rasa percaya diri dan
memotivasi ibu untuk memberikan
ASI secara Eksklusif. Hal ini sesuai
dengan teori Yoga dalam Setyawati
(2012) yang mengatakan bahwa pada
seseorang yang berpengetahuan luas
akan lebih bisa menerima alasan untuk
memberikan ASI Eksklusif karena
pola pikirnya yang lebih realistis
informasi.
7
Hasil penelitian ini sejalan
dengan Notoatmodjo (1996) yang
mengatakan bahwa pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior),
perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada yang tidak. Dengan semakin
tingginya tingkat pengetahuan ibu
maka tentunya ibu akan mempunyai
perilaku yang baik pula dalam
pemberian ASI kepada anaknya.
Hal ini didukung Rulina, Suradi
suharyono (1992) yang mengatakan
bahwa pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif. Semakin baik
pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif, maka seorang ibu akan
memberikan ASI Eksklusif kepada
anaknya. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif, maka semakin
sedikit pula peluang ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif.
Sumbangan efektif atau peranan
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
terhadap motivasi pemberian ASI
Eksklusif adalah 83,3% yang
ditunjukan oleh koefisien determinan
(r2) sebesar 0,838 ini berarti masih
terdapat 16,2% faktor lain yang
mempengaruhi motivasi pemberian
ASI Eksklusif, seperti yang
dikemukakan Briawan (2004) yaitu
dukungan dari keluarga, perubahan
gaya hidup, sosial dan budaya
masyarakat, kondisi ekonomi keluarga.
Hasil perhitungan variabel
pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
8
diperoleh rerata empirik (RE) = 13,10
dan rerata hipotetik (RH) = 8 dengan
standar deviasi hipotetik = 2,6
menunjukkan pengetahuan tentang
ASI Eksklusif pada subjek penelitian
tergolong sedang. Kategori sedang di
sini dapat diartikan bahwa subjek
sudah mempunyai pengetahuan yang
cukup mengenai apa yang dimaksud
dengan ASI Eksklusif, mengetahui
kandungan gizi dalam ASI, manfaat
pemberian ASI Eksklusif, mengetahui
saat yang tepat memberikan MP-ASI,
mengetahui teknik menyusui yang baik
dan benar, mengetahui masalah-
masalah yang dihadapi dalam
menyusui sekaligus cara
mengatasinya, mengetahui mitos-mitos
dalam hal meyusui. Manakala individu
mempunyai pengetahuan yang cukup
maka individu akan lebih mempunyai
kemantapan diri yang baik dalam
menentukan pilihan, dapat
mengembangkan kesadaran diri akan
pentingnya memberikan ASI selama 6
bulan penuh, dan memiliki kemauan
untuk memberikan ASI selama 6 bulan
penuh.
Rerata empirik (RE) variabel
motivasi memberikan ASI Eksklusif =
55,70 dan rerata hipotetik (RH) = 45
dengan standar deviasi hipotetik = 9
hal ini menunjukkan motivasi ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif
tergolong sedang. Kondisi sedang di
sini dapat diinterpretasikan bahwa
subjek penelitian secara umum
memiliki kemampuan dalam aspek
faktor individu yaitu minat, sikap
seorang ibu untuk memberikan ASI
selama 6 bulan penuh, aspek
karakteristik perilaku yaitu perilaku
yang memuaskan individu terkait
9
pencapaian hasil, pengakuan,
kemajuan untuk memberikan ASI
selama 6 bulan penuh dan aspek
karakteristik situasi yang menyangkut
lingkungan sosial terdekat dan
tindakan organisasi yang mendorong
keberhasilan memberikan ASI selama
6 bulan penuh. Aspek-aspek tersebut
terintegrasi sebagai bagian dari
karakter motivasi memberikan ASI
Eksklusif yang dapat memotivasi
seorang ibu untuk memberikan ASI
selama 6 bulan penuh.
1. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan positif yang sangat
signifikan antara pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif dengan
motivasi pemberian ASI Eksklusif.
Namun, ada beberapa keterbatasan
pada penelitian ini, antara lain a)
generalisasi dari hasil-hasil
penelitian ini terbatas pada subjek
tempat penelitian dilakukan
sehingga penerapan pada ruang
lingkup yang lebih luas dengan
karakteristik yang berbeda kiranya
perlu dilakukan penelitian lagi
dengan menggunakan atau
menambah variabel-variabel lain
yang belum disertakan dalam
penelitian ini ataupun dengan
menambah dan memperluas ruang
lingkup penelitian. b) hanya melihat
kondisi pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif dengan motivasi
memberikan ASI Eksklusif tanpa
melihat faktor-faktor lain yang juga
mempengaruhi motivasi
memberikan ASI Eksklusif seperti
yang dikemukakan Briawan (2004)
yaitu dukungan dari keluarga,
perubahan gaya hidup, sosial dan
budaya masyarakat, kondisi
10
ekonomi keluarga. c) alat ukur yang
digunakan (skala pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif) ada dua
aspek yang masing-masing hanya
diwakili oleh 1 aitem.
SIMPULAN DAN SARAN
a) Simpulan
1. Ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara pengetahuan ibu
tentang ASI Eksklusif dengan
motivasi pemberian ASI
Eksklusif. Artinya semakin tinggi
pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif maka akan tinggi pula
motivasi dalam memberikan ASI
Eksklusif. Hasil ini ditunjukan
oleh nilai r sebesar 0.868 dengan
signifikansi 0.000 (p < 0,01).
2. Sumbangan efektif atau peranan
pengetahuan ibu tentang ASI
Eksklusif terhadap motivasi
pemberian ASI Eksklusif adalah
83,3% yang ditunjukan oleh
koefisien determinan (r2) sebesar
0,838 ini berarti masih terdapat
16,2% faktor lain yang
mempengaruhi motivasi pemberian
ASI Eksklusif seperti yang
dikemukakan Briawan (2004) yaitu
dukungan dari keluarga, perubahan
gaya hidup, sosial dan budaya
masyarakat, kondisi ekonomi
keluarga.
2. Subjek penelitian memiliki
pengetahuan yang tergolong
sedang, ditunjukan dari hasil
perhitungan rerata empirik
pengetahuan sebesar 13,10 dan
rerata hipotetik sebesar 8.
3. Motivasi memberikan ASI
Eksklusif tergolong sedang,
ditunjukan dari hasil perhitungan
rerata empirik motivasi pemberian
11
ASI Eksklusif sebesar 55,70 dan
rerata hipotetik sebesar 45.
b) Saran
Disarankan dapat menjadikan
hasil penelitian ini sebagai kajian
dalam pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang psikologi
dan memberi kontribusi teoritis
khususnya mengenai hubungan
antara pengetahuan ibu tentang
ASI Eksklusif dengan motivasi
pemberian ASI Eksklusif. Bagi
peneliti selanjutnya untuk
meningkatkan kualitas penelitian
lebih lanjut khususnya yang
berkaitan dengan pengetahuan
ibu tentang ASI Eksklusif dan
motivasi pemberian ASI
Eksklusif, disarankan
menyempurnakan hasil penelitian
ini dengan cara melibatkan
variabel-variabel yang belum
diungkap antara lain : dukungan
sosial suami, lingkungan sekitar,
perubahan gaya hidup, kondisi
sosial budaya masyarakat, dan
ekonomi keluarga.
12
Daftar Pustaka
Departemen kesehatan RI. (2004). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan
Pemberian ASI Pekerja Wanita, http:www.dinkes-kota semarang.go.id.
diakses pada 3 desember 2013.
Kodrat, L. (2010). Dahsyatnya ASI dan laktasi untuk buah hati anda. Yogyakarta:
Media baca.
Maryunani, A. (2012). Inisiasi menyusui dini, asi eksklusif dan manajemen laktasi.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Menkes RI. (2012). Banyak sekali manfaat ASI bagi bayi dan ibu.
w.w.w.wepkes.go.id.com 2012. Diakses 25 april 2014.
Natia, W, R. (2013). Asi dan panduan ibu menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. (1996). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta:
Rineka cipta.
Nurani, A. (2013). 7 jurus sukses menyusui. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
Putri, L. (2013). Studi MRI Menunjukkan Pemberian ASI Mendorong Pertumbuhan
Otak Bayi. http://bocahmipa.wordpress.com. Diakses pada 25 april 2013.
Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya
Rulina,. & Suharyono, S. (1992). ASI Tinjauan dari Beberapa Aspek. Jakarta:
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Setyawati, K. (2012). Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan
pemberian ASI Eksklusif di desa Tajuk kecamatan Getasan kabupaten
Semarang. Skripsi. Universitas kristen satya wacana. Salatiga.
Suryaningtyas, A. & Nur, A. W. (2010). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan perilaku pemberian ASI dipuskesmas Nguter. Jurnal keperawatan
FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta, 3, 112-119.
cover naspubNASKAH PUBLIKASI