Faringitis Kronik Eksaserbasi Akut Ec Gerd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

Faringitis kronik eksaserbasi akut e.c susp GERD

Faringitis kronik eksaserbasi akut e.c susp GERDOleh : Mellyana Fransisca TamirinNIM : 112014051KOAS THT RUSPAUIDENTITAS Nama : Tn. J.PUmur : 58 tahunPekerjaan : MARSDA TNIJenis kelamin : Laki-lakiAgama : KristenAlamat : Komplek TNI AU triloka NO12 jakarta

ANAMNESISK.U : batuk sejak dua hari yang lalu

Riwayat penyakit sekarangTn. J datang dengan keluhan batuk sejak dua hari yang lalu. Batuk disertai dahak berwarna putih , kental. Batuk disertai dengan nyeri tenggorokan. Pasien tidak mengeluhkan nyeri menelan, batuk (-), pilek (-). Pasien merasakan demam yang tidak terlalu tinggi sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan tenggorokannya terasa kering dan panas. Pasien juga merasakan ditenggorakannya terasa seperti menganjal. Pasien mengatakan keluhan ini sudah sering dirasakan sejak 2 bulan yang lalu, nyeri tenggorokan yang dirasakan kambuh kambuhan terutama setelah pasien mengeluhkan maagnya kambuh. Pasein memiliki riwayat menderita penyakit maag, sering mengeluhkan mual dan terasa panas serta terbakar pada dada yang terutama dikeluhkan saat pasien telat makan dan minum kopi atau teh.

Riwayat penyakit dahuluPasien sering mengalami keluhan serupa.Riwayat maag ( + ), tekanan darah tinggi ( - ), DM ( - ), Asma ( - )

Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat alergiPasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat.

Riwayat pengobatanPasien pernah berobat dengan keluhan serupa, kemudian diberikan antibiotik (ciprofloxacin) dan terbutalin sulfat dan codipront ( kodein, phenyltoloxamine) akan tetapi keluhan pasien tidak berkurang. Pasien juga mengaku mengkonsumsi obat maag (milanta) yang diminum saat pasien merasakan gejala nyeri uluhati dan mual yang berat.

Kesadaran umumKesadaran : compos mentis Tensi : 120/80 mmHgNadi : 86x permenitSuhu : 36,5 oCPernapasan : 17x /menit

KananKiriBentuk daun telingaNormotiaNormotiaKelainan kongenitalTidak ditemukanTidak ditemukanTumorTidak ditemukanTidak ditemukanNyeri tekan tragus--Penarikan daun telinga--Valsava testToyinbee test(tidak dilakukan)(tidak dilakukan)Regio mastoid + prematoidTanda radang (-), nyeri tekan (-)Tanda radang (-), nyeri tekan (-)Liang telingaCAE lapang dan tidak hiperemis, serumen (-), CAE lapang dan tidak hiperemis, serumen (-)Pemeriksaan HidungHidung kananHidung kiriHidung luarBentuk (N), inflamasi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)Bentuk (N), inflamasi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)Rhinoskopi anteriorVestibulum nasiNNDasar cavum nasiBentuk (N), mukosa hiperemi (-)Bentuk (N), mukosa hiperemi (-)Meatus mediaMukosa hiperemi (-), secret (-), massa (-)Mukosa hiperemi (-), secret (-), massa (-)Meatus inferiorMukosa hiperemi (-), odema (-)Mukosa hiperemi (-), odema (-)Konka nasi inferiorMukosa hiperemi (-), odema (-)Mukosa hiperemi (-), odema (-)Septum nasiDeviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-)Deviasi (-), benda asing (-), perdarahan (-)tenggorokanKeteranganMukosa bukalMukosa gigiMukosa faringTonsil kanan kiriWarna merah muda, hiperemi (-)Warna merah muda, hiperemi (-)Hiperemi (+), edema (-), ulkus (-), granul (+), lateral band (-), neovaskularisasi (+)Hiperemi (-), ukuran T1-T1, kripte melebar (-), detritus (-)diagnosisFaringitis kronis eksaserbasi akut e.c susp GERDUsulan pemeriksaanSwab tenggorokanEndoskopi Pengukuran PH esofagusKonsul dengan penyakit dalam untuk mengetahui penyebab dari dispepsia yang dikeluhkan pasien.

terapiMedikamentosa : Antibiotik : Cefadroxil tablet 500 mg 2x1, Anti sekretori (PPI) : OmeprazolObat kumur

Edukasi : mengurangi makanan atau minuman yang berminyak, pedas, dingin, dan panas. Bila pasien merasakan demam yang tidak terlalu tinggi, dapat di kompres dengan air hangat dan meningkatkan intake cairan.

prognosisQuo ad vitam : dubia bonamQuo ad functionam : dubia ad bonam

Tinjauan pustakaFaringitis kronik Def : kondisi inflamasi dalam waktu yang lama pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya. Faringitis kronis terbagi menjadi faringitis kronis hiperplastik (granular) dan faringitis kronis atropi atau kataralis.

etiologiFaringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alcohol, sering konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan penyebab yang jarang ditemukan. gejalaGejala subjektif yang dirasakan dapat berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa ada yang mengganjal di tenggorokan, batuk iritatif dan batuk yang berdahak. Penderita faringitis kronis juga dapat menderita gangguan pada laring yaitu suara serak.

gerdGastroesophageal Reflux Disease adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esophagus, dengan berbagai gejala yang timbul akibat dari keterlibatan esophagus, faring, laring, dan saluran nafas.

etiologiPenyakit gastroesofageal refluks bersifat multifaktorial. Hal ini dapat terjadi oleh karena perubahan yang sifatnya sementara ataupun permanen pada barrier diantara esophagus dan lambung. patogenesisRefluks gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme:- Refluks spontan pada saat relaksasi LES yang tidak adekuat- Aliran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan- Meningkatnya tekanan intraabdominalManifestasi klinikRasa nyeri atau tidak nyaman di epigastrium atau retrosternal bagian bawahDisfagiaOdinofagiaNyeri dada non-kardiak (non-cardiac chest pain/NCCP), suara serak, laryngitis, batuk karena aspirasi sampai timbulnya bronkiektasis atau asma.DIAGNOSISDisamping anamnesis dan pemeriksaan fisik yang seksama, beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis GERD, yaitu :- Endoskopi saluran cerna bagian atas- Esofagografi dengan barium- Pemantauan pH 24 jam- Tes Bernstein

PENATALAKSANAANterdiri dari : - modifikasi gaya hidupterapi medikamentosa terapi bedah serta akhir-akhir ini mulai dilakukan terapi endoskopiktarget penatalaksanaan GERD adalah menyembuhkan lesi esophagus, menghilangkan gejala/keluhan, mencegah kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya komplikasi.

kesimpulanPasien ini di diagnosis dengan faringitis kronis eksaserbasi akut et causa suspek GERD berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan. Dari anamnesis didapatkan bahwa keluhan batuk serta nyeri tenggorokan yang di alami pasien ini berulang dan sudah diberikan terapi dengan ciprofloxacin dan anti inflamasi akan tetapi tidak menghilangkan keluhan pasien secara menyeluruh. Gejala dari faringitis kronis yang didapatkan pada anamnesis dari pasien ini adalah pasien sering merasakan batuk serta tenggorokkannya terasa kering dan mengganjal.

Pada anamnesis didapatkan pasien memiliki riwayat sakit maag, dengan gejala rasa terbakar di bagian dada, mual dan sering merasakan nyeri epigastrium. Hal ini yang menunjang diagnosis refluks gatroesofageal pada pasien ini. Menurut literatur, refluks gastroesofageal merukan salah satu penyebab terjadinya faringits kronis. Sehingga berdasarkan anamnesis dapat dibuat diagnosis pada pasien ini adalah faringitis kronis yang disebabkan oleh refluks gastro esofageal.