19
TUGAS TINJAUAN PUSTAKA (REFRAT) ENTROPION NAMA PEMBIMBING : dr. BAMBANG RIANTO, Sp.M DISUSUN OLEH AFGHAN GERTA MAJID (110201000) BAGIAN ILMU MATA RSUD SUBANG PERIODE FEBRUARI !MARET 201" 1

entropion refrat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

TUGAS TINJAUAN PUSTAKA (REFRAT)ENTROPION

NAMA PEMBIMBING :dr. BAMBANG RIANTO, Sp.M

DISUSUN OLEHAFGHAN GERTA MAJID (1102010009)

BAGIAN ILMU MATA RSUD SUBANGPERIODE FEBRUARI -MARET2015

BAB IPENDAHULUANEntropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke arah dalam bola mata. Selain palpebra bagian bawah, entropion juga dapat terjadi pada palpebra bagian atas atau dapat mengalami seluruh bagian tepi kelopak mata yang masuk kedalam (1). Entropion dapat disebabkan oleh involusi (spastik, ketuaan), sikatriks, dan kongenital. Entropion involusi paling sering ditemukan sebagai akibat dari proses penuaan karena terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata. Kondisi margo palpebra yang melipat ke dalam dapat mengakibatkan bulu mata menggesek kornea dan konjungtiva. Bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan terjadi perlukaan pada kornea bahkan ulkus.Frekuensi Entropion lebih sering pada wanita dari pada pria. Perbedaan ini mungkin terkait dengan relatif lebih kecil (rata-rata) piring tarsal perempuan. Entropion terkait dengan beragam etnis, dimana populasi asia lebih banyak terjadi dibandingkan dengan etnis lain. (10,13)

BAB IIANATOMI DAN FISIOLOGIS PALPEBRAAnatomi dan Fisiologis PalpebraPalpebra adalah lipatan didepan bola mata,pelindung dari debu, sinar, pukulan. Palpebra terdiri dari palpebra superior dan inferior yang secara anatomi hampir sama tetapi dalam pergerakan palpebra superior lebih aktif. Fungsinya adalah mencegah ruda paksa, Mencegah cahaya yang menyilaukan, Membantu menyebarkan air mataPada bagi atas : Lamella anterior dan lamella posterior yg dipisahkan di margo palpebra oleh garis keabuan (grey line).Lamella anterior terdiri atas kulit ,otot orbikularis. Terdapat folikel rambut,kel sebasea(zeiss),kel keringat(moll) Lamella post :Tarsus,aponeurosis levator,otot muler dan konyungtiva.terdapat kel meibom yg bermuara di post grey line

Gambar 1. Palpebra tampak depan

Gambar 2. Potongan sagital palpebra dan bola mata

Gambar 3. Potongan sagital palpebra superior

Gambar 4. Potongan sagital palpebra inferiorKelenjar Meibom, Krauze, Zeis dan Moll. Septum orbitale batas palpebra orbita.Lapisan Palpebra Kulit : sangat tipis, melekat longgar pd jar dibawahnya,pd margo ada 2-3 baris cilia Otot : orbikularis okuli,levator palp,muller,riolani. Tarsus:jar fibrous padat spt tl rawan,tebal 1mm,tinggi vertikal di sup 10-11mm,inf 3-4mm;terdapat kel meibom ( sup 40 kel,inf 20 kel) Konyungtiva : melekat erat pd tarsus,kony.tarsalis/kony palpebralis Palp sup &inf bertemu di kantus media/lat,dimedia : karunkulaTerdapat 2 otot penting pada papebra :1. M. Levator palpebrauntuk Elevasi (mengangkat palpebra). Sinergis dengan M. Frontalis dan M. Rectus superior.2. M. Orbicularis oculi Mengedipkan mata (Pars palpebralis) Menutup mata (pars orbitalis)Terdapat 3 gerakan palpebra1. Menutup matadilakukan oleh M. Orbicularis oculi dipersarafi oleh N. VII dan relaksasi oleh M. Levator palpebra superior. M. Riolani menahan bagian belakang palpebra terhadap dorongan bola mata.

2. Membuka mata Kontraksi M. Levator palpebra superior (N.III). M. Muller mempertahankan mata tetap terbuka3. Proses Berkediprefleks (didahului stimuli) dan spontan (tdk didahului stimuli) kontraksi m. orbicularis oculi pars palpebralis.Vaskularisasi/Syaraf/sistim limfatik Vaskularisasi : 2 sumber utama yi A karotis interna mel .a oftalmika & a infra orbita;A karotis eksterna mel .a.fasialis & a.temporalis spf Vena dari ps & inf menuju V angularis Sistim limfatik : nodus limfatik mandibuler &preaurikuler Syaraf :III -otot levator,VII- Otot orbikularis,V- sensoris,simpatis-0tot muller

BAB IIIENTROPIONDefinisi Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kearah dalam (5). Entropion terjadi paling sering pada kelopak mata bawah. Kondisi ini mungkin ringan atau berat, dan biasanya melibatkan seluruh batas kelopak mata.Epidemiologi Frekuensi Entropion lebih sering pada wanita dari pada pria. Perbedaan ini mungkin terkait dengan relatif lebih kecil (rata-rata) piring tarsal perempuan. Ini terkait dengan beragam etnis, dimana populasi asia lebih banyak terjadi dibandingkan dengan etnis lain. Morbiditas utama ialah iritasi permukaan mata yang lambat laun dapat menyebabkan ulkus. Meskipun segala usia dapat dipengaruhi, entitas ini terlihat terutama pada orang dewasa yang lebih tua. (10)Klasifikasi Berdasarkan penyebab terjadinya : (4)1. Involusi 2. Sikatrik3. Kongenital

Patofisiologi InvolusiPaling sering terjadi oleh karena proses penuaan. Seiring dengan meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik kelopak mata bawah. Ganngguan ini paling sering ditemukan pada kelopak mata bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot otot retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas (5,6).Proses degenerasi pada jaringan fibrosa dan elastis mengakibatkan : (2)Kelonggaran kelopak horizontalHal ini disebabkan oleh meregangnya tendon kantus medial dan lateral dan lempeng tarsal.Ketidakstabilan kelopak vertikalHal ini disebabkan oleh pelemahan, kegagalan menyisip pada retraktor kelopak bawah. Over riding/tumpang tindih Tumpang tindih pada pretarsal dengan preseptal orbikularis selama penutup kelopak cenderung untuk menggerakan tepi bawah pada tarsus bagian depan menjauhi bola mata. Bagian tepi atas malah mengarah ke bola mata. Demikian menjungkitkan kelopak kearah dalam.Gambar 5. Patogenesis involusi entropion SikatrikDapat mengenai kelopak mata bagian atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva palpebra atau tarsal. Yang mana dapat menarik batas kelopak atas dan bawah mengarah ke bola mata. Gangguan ini biasa ditemukan pada penyakit penyakit radang kronik seperti trakoma, trauma dan cedera kimia.

KongenitalEntropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. Biasanya adalah efek dari kecilnya bola mata yang menyebabkan kelopak atas membalik. Entropion kongenital dapat menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasme. Dapat terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.Pada entropion kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea, sementara pada epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsus (6,9). Entropion kongenital sering juga terdapat pada kelainan muskuloskeletal, kelainan sistem saraf pusat. Entropion kongenital berbeda dengan entropion yang didapat. Entropion didapat terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan (10).Gejala klinikGambar 6. Gambaran klinik entropion Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman, mata berair, mata merah, iritasi mata, gatal, fotopobia (7,11). Entropion kronik dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya, dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea (1,2).Pemeriksaan fisik Uji snap backLakukan tes ini dengan menarik bagian kelopak bawah menjauh dan ke bawah dari bola mata selama beberapa detik. Jika kelopak melanjutkan posisi, perhatikan waktu yang dibutuhkan untuk kelopak untuk kembali ke posisi semula tanpa berkedip pasien.Uji snap back memberikan ide bagus tentang relatif kelemahan kelopak bawah. Kelopak dengan kelemahan normal segera bangkit kembali ke posisi semula; semakin lama ini memakan waktu, semakin kelemahan terdapat.Menetapkan nilai dengan skala 0-4 (0 = kelemahan normal, 4 = kelemahan yang parah). Uji lemah canthal MedialLakukan tes ini dengan menarik kelopak bawah lateral dari canthus medial. Ukurlah perpindahan dari punctum medial. Jarak yang lebih besar sama dengan lebih lemah. Perpindahan normal berkisar hanya 0-1 mm.Menetapkan nilai dengan skala 0-4 (0 = lemah normal, 4 = lemah yang parah). Uji lemah canthal LateralLakukan tes ini dengan menarik kelopak bawah medial dari canthus lateral. Ukurlah perpindahan dari canthal sudut lateral. Jarak yang lebih besar sama dengan lebih lemah. Perpindahan normal berkisar hanya 0-2 mm.Menetapkan nilai dengan skala 0-4 (0 = lemah normal, 4 = lemah yang parah). Tes SchirmerKarena entropion hanya salah satu dari beberapa diagnosis banding dari epifora, memiliki ukuran tingkat kekeringan mata adalah penting. The Schirmer tes digunakan untuk menilai produksi air mata dan memberikan tindakan demikian. [2]Tab kertas filter kecil yang dimasukkan ke dalam kelopak bawah dan dihapus setelah beberapa menit. Daerah lembab diukur dalam milimeter. Uji kornea fluoresceinTes ini sangat penting ketika mencari tanda-tanda kerusakan kornea. Hal ini dapat mendeteksi kerusakan dari bulu mata atau kulit kelopak menggosok pada kornea. Sistem irigasi lakrimalPeriksa sistem penyumbatan lakrimal. Jika sistem tersumbat, sebuah dacryocystorhinostomy (sendiri atau dalam kombinasi dengan prosedur entropion) mungkin akan lebih baik daripada mengobati entropion saja. Pemeriksaan slit-lampPemeriksaan ini sangat baik untuk memeriksa statusnya kornea. Tes ini juga memeriksa bukti kekeringan. Memeriksa tonus otot orbicularis Pemeriksaan tonus otot orbicularis jika pasien menunjukkan bukti kejang otot mata disebabkan oleh iritasi pasca operasi, blepharospasm yang penting, atau kejang hemifasial.Mintalah pasien menekan mata tertutup. Perhatikan seberapa parah entropion tersebut segera setelah pembukaan.Nilai kekuatan 0-4 (0 = tidak ada kelumpuhan, 1 = lemah, 2 = normal, 3 = terlalu aktif, 4 = spastik).Diagnosis Anamnesis : gejala sensasi benda asing pada mata. Pemeriksaan Fisik : tampak mata berair, merah, dan mungkin juga ditemukan perlukaan bahkan ulkus jelas terlihat margo palpebra dan bulu melipat ke arah dalam.

TatalaksanaJenis tindakan yang dapat dilakukan berdasarkan etiologi entropion (2)1. Entropion involusiPengobatan sementara adalah dengan lubrikan, plester, kemodenervasi orbicularis dengan botulinum toxin injeksi atau kontak lensa perban halus. Terapi pembedahan dilakukan pada kasus berat.

a) Tidak adanya kekenduran kelopak horizontal Transverse lid everting suturesmencegah lebih naik dari orbicularis preseptal dan memberikan perbaikan sementara yang berlangsung beberapa bulan. Weis procedureitu memberikan koreksi tahan. terdiri dari penuh ketebalan kelopak horisontal membelah dan menyisipkan jahitan everting. Bekas luka menciptakan penghalang antara preseptal dan pretarsal orbicularis, dan jahitan everting memindahkan tarikan retraktor kelopak bawah dari tarsus ke kulit dan orbikularis Jones procedureBisa dilakukan sebagai pengobatan primer tetapi tetapi sering dicadangkan untuk kekambuhan. Itu dengan mengencangkan retraktor kelopak bawah, dengan demikian meningkatkan daya tarik kelopak bawah. Dan membuat pemisah antara preseptal dan pre tarsal orbicularis.b) Adanya kekenduran kelopak horizontal Quickert procedureIni membutuhkan pembelahan kelopak tranverse, menyisipkan pada jahitan everting dan memperpendek kelopak horizontal.Kelonggaran kantal tendon juga harus diperbaiki.Gambar 7. Jenis prosedur operasi pada entropion involusi 2. Entropion sikatrikPembedahan pada kasus sedang adalah dengan transverse tarsotomy (tarsal fracture) dengan rotasi kedepan pada margin kelopak. Pembedahanpada kasus yang berat sulit dan di tujukan pada penggantian kekurangan atau konjungtiva berkeratin dan menggantikan bekas luka dan tarsus yang kontraktur dengan cangkok campuran.Gambar 8. Tarsal fraktur pada tatalaksana entropion sikatrik 3. Entropion kongenitalmelibatkan eksisi sepotong kulit dan otot dan dan fiksasi lipatan kulit ke lempeng tarsal. (HOTZ procedure)Komplikasi Komplikasi terutama berkaitan dengan kerusakan kornea dan dapat melibatkan kerusakan kornea, pembentukan ulkus, epifora, dan nyeri. Komplikasi bedah mungkin termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, dehiscence luka, rasa sakit, dan posisi buruk strip tarsal. (7)

Prognosis Bila ditangani dengan cepat dan dapat menghindarkan komplikasi, maka prognosisnya akan baik. Operasi entropion sering memiliki hasil yang lebih buruk daripada operasi ektropion dan lebih kambuh. Frekuensi kegagalan operasi dapat sangat dikurangi dengan hati-hati melihat etiologi entropion tersebut. augmentasi bersama Botox untuk overacting orbicularis, pembesaran dengan cangkok pengatur jarak untuk pasien dengan lamellae posterior pendek, dan reintegrasi dari retraktor kelopak bawah semua dapat membantu, baik tunggal atau kombinasi. [6, 7]

BAB IVKESIMPULANEntropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kearah dalam (5). Entropion terjadi paling sering pada kelopak mata bawah. Kondisi ini mungkin ringan atau berat, dan biasanya melibatkan seluruh batas kelopak mata.Berdasarkan penyebab terjadinya :1. Involusi 2. Sikatrik3. KongenitalKeluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman, mata berair, mata merah, iritasi mata, gatal, fotopobia. Entropion kronik dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya, dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea. Jenis tindakan yang dapat dilakukan berdasarkan etiologi entropion.

BAB VDAFTAR PUSTAKA1. Vaughan, Daniel G dkk. 1996. Oftalmologi Umum. Jakarta : Penerbit Widya Medika2. Kanski, Jack J. 2003. Clinical Ophthalmologi. Ed: 5. Tottenham : Elsevier Science. p 30-32 3. Serruya LG, Nogueira DC, Hida RY. Schirmer test performed with open and closed eyes: variations in normal individuals. Arq Bras Oftalmol. Jan-Feb 2009;72(1):65-7. 4. Boboridis KG, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane Database Syst Rev. Dec 7 2011;CD002221. 5. Roberts MA, Baddeley P, Sinclair N, Lane CM. The lower lid diamond: a simple entropion repair to correct both horizontal and lower-lid retractor laxity. Ophthal Plast Reconstr Surg. Jan 2012;28(1):44-6. 6. Roberts MA, Baddeley P, Sinclair N, Lane CM. The lower lid diamond: a simple entropion repair to correct both horizontal and lower-lid retractor laxity. Ophthal Plast Reconstr Surg. Jan-Feb 2012;28(1):44-6. 7. Carruthers J, Carruthers A. Botox: beyond wrinkles. Clin Dermatol. Jan-Feb 2004;22(1):89-93. 8. Malhotra R, Yau C, Norris JH. Outcomes of lower eyelid cicatricial entropion with grey-line split, retractor recession, lateral-horn lysis, and anterior lamella repositioning. Ophthal Plast Reconstr Surg. Mar 2012;28(2):134-9. 9. Ben Simon GJ, Molina M, Schwarcz RM. External (subciliary) vs internal (transconjunctival) involutional entropion repair. Am J Ophthalmol. Mar 2005;139(3):482-7. 10. Carter SR, Chang J, Aguilar GL, et al. Involutional entropion and ectropion of the Asian lower eyelid. Ophthal Plast Reconstr Surg. Jan 2000;16(1):45-9. 11. Lim WK, Rajendran K, Choo CT. Microscopic anatomy of the lower eyelid in asians. Ophthal Plast Reconstr Surg. May 2004;20(3):207-11. 12. Piskiniene R. Eyelid malposition: lower lid entropion and ectropion. Medicina (Kaunas). 2006;42(11):881-4. 13. Shyamanga Borooah, Mark Wright, Bal Dhillon. 2011. Ophthalmology Jp Medical Series Pocket Tutor. UK: JP Medical Ltd. p 86-87

2