26
LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien Nama : Ny. L.A Usia : 83 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Alamat : Jln. Moh. Yamin Lr.12A No. RM : 31 80 90 Tanggal masuk RS : 10 Maret 2016 Dokter pemeriksa : dr. Subandono Bambang Indarso, Sp.M B. Anamnesis Keluhan Utama : Kedua mata sakit rasa tertusuk-tusuk Anamnesi Terpimpin : Pasien datang ke Poli Mata RS TK. II Pelamonia dengan keluhan kedua mata sakit rasa tertusuk-tusuk akibat kelopak mata bawah terlipat ke dalam. Keluhan ini dirasakan sudah 1 bulan yang lalu yang dirasakan terus-menerus. Keluhan ini disertai dengan perasaan tidak nyaman (+), air mata berlebih (+), gatal (+), dan mata merah (+), secret (-), bengkak (-), riwayat trauma (-), riwayat 1

Lapsus Entropion Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: Lapsus Entropion Fix

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. L.A

Usia : 83 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jln. Moh. Yamin Lr.12A

No. RM : 31 80 90

Tanggal masuk RS : 10 Maret 2016

Dokter pemeriksa : dr. Subandono Bambang Indarso, Sp.M

B. Anamnesis

Keluhan Utama : Kedua mata sakit rasa tertusuk-tusuk

Anamnesi Terpimpin :

Pasien datang ke Poli Mata RS TK. II Pelamonia dengan keluhan

kedua mata sakit rasa tertusuk-tusuk akibat kelopak mata bawah terlipat ke

dalam. Keluhan ini dirasakan sudah 1 bulan yang lalu yang dirasakan terus-

menerus. Keluhan ini disertai dengan perasaan tidak nyaman (+), air mata

berlebih (+), gatal (+), dan mata merah (+), secret (-), bengkak (-), riwayat

trauma (-), riwayat alergi (-), riwayat keluhan yang sama pada keluarga (-).

Riwayat keluhan yang sama 3 tahun yang lalu, dan telah di epilasi.

Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat keluhan yang sama 3 tahun yang lalu, dan telah di epilasi.

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang mengeluhkan sakit yang sama

1

Page 2: Lapsus Entropion Fix

C. Status Opthalmologi

/

No. Pemeriksaan OD OS

1. Visus 6/9 6/18

2. Tekanan Intra Okuler Tidak diperiksa Tidak diperiksa

3. Kedudukan Bola Mata

Posisi Ortoforia Ortoforia

Eksoftalmus (-) (-)

Enoftalmus (-) (-)

Mikroftalmus (-) (-)

4. Pergerakan Bola Mata

Atas (+) Baik (+) Baik

Bawah (+) Baik (+) Baik

Temporal (+) Baik (+) Baik

Temporal atas (+) Baik (+) Baik

Temporal bawah (+) Baik (+) Baik

2

Page 3: Lapsus Entropion Fix

No. Pemeriksaan OD OS

4. Pergerakan Bola Mata

Nasal (+) Baik (+) Baik

Nasal atas (+) Baik (+) Baik

Nasal bawah (+) Baik (+) Baik

Nistagmus (-) (-)

5. Palpebrae

Hematom (-) (-)

Edema (-) (-)

Hiperemis (-) (-)

Benjolan (-) (-)

Ulkus (-) (-)

Fistel (-) (-)

Hordeolum (-) (-)

Kalazion (-) (-)

Ptosis (-) (-)

Ektropion (-) (-)

Entropion (+) (+)

Sekret (-) (-)

Trikiasis (+) (+)

Madarosis (-) (-)

6. Apparatus Lakrimalis

Edema (-) (-)

Hiperemis (-) (-)

Benjolan (-) (-)

Lakrimasi (+) (+)

7. Konjungtiva Bulbi

Kemosis (-) (-)

Pterigium (-) (-)

Pinguekula (-) (-)

3

Page 4: Lapsus Entropion Fix

No. Pemeriksaan OD OS

7. Konjungtiva Bulbi

Flikten (-) (-)

Simblefaron (-) (-)

Injeksi konjungtiva (-) (-)

Injeksi siliar (-) (-)

Injeksi episklera (-) (-)

Hiperemis (+) (+)

8. Kornea

Kejernihan Jernih Jernih

Edema (-) (-)

Ulkus (-) (-)

Erosi (-) (-)

Infiltrat (-) (-)

Flikten (-) (-)

Keratik presipitat (-) (-)

Macula (-) (-)

Nebula (-) (-)

Leukoma (-) (-)

Leukoma adherens (-) (-)

Stafiloma (-) (-)

Neovaskularisasi (-) (-)

Imbibisi (-) (-)

Pigmen iris (-) (-)

Bekas jahitan (-) (-)

9. Sklera

Episkleritis (-) (-)

Skleritis (-) (-)

4

Page 5: Lapsus Entropion Fix

No. Pemeriksaan OD OS

10. Kamera Okuli Anterior

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Flare (-) (-)

Sel (-) (-)

Hipopion (-) (-)

Hifema (-) (-)

11. Iris

Warna Coklat Coklat

Gambaran radier Jelas/tidak jelas Jelas/tidak jelas

Atrofi (-) (-)

Sinekia posterior (-) (-)

Sinekia anterior (-) (-)

Iris bombe (-) (-)

Iris tremulans (-) (-)

12. Pupil

Bentuk Bulat Bulat

Besar cukup Cukup

Regularitas reguler reguler

Isokoria (+) (+)

Letak Sentral Sentral

Refleks cahaya langsung (+) (+)

Oklusi pupil (-) (-)

Leukokoria (-) (-)

13. Lensa

Kejernihan Jernih Jernih

Subluksasi (-) (-)

Pseudofakia (+) (+)

14. Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan

5

Page 6: Lapsus Entropion Fix

D. Palpasi

OD OS

Tensi ocular Tn Tn

Nyeri tekan - -

Massa tumor - -

Glandula pre-aurikuler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

E. Tonometri

Tidak dilakukan pemeriksaan

/////

F. Slit Lamp

SLOD : Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh (-), BMD kesan

normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral, lensa IOL (+).

SLOS : Konjungtiva hiperemis (+), kornea keruh (-), BMD kesan

normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral, lensa IOL (+).

G. Resume

Perempuan, 83 tahun, datang ke Poliklinik Mata RS TK. II

Pelamonia dengan keluhan kedua mata sakit rasa tertusuk-tusuk akibat

kelopak mata bawah terlipat ke dalam. Keluhan ini dirasakan sudah 1 bulan

yang lalu yang dirasakan terus-menerus. Keluhan ini disertai dengan

perasaan tidak nyaman (+), air mata berlebih (+), gatal (+), dan mata merah

(+). Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada keluarga (-). Riwayat

keluhan yang sama 3 tahun yang lalu, dan telah di epilasi.

Pada pemeriksaan oftalmologi pada inspeksi tampak margo

palpebra inferior ODS mengarah ke dalam. Pada pemeriksaan visus VOD

6/9 dan VOS 6/18. Pada palpasi tidak ditemukan kelainan. Penyinaran

oblik dan Slit lamp pada ODS tampak konjungtiva hiperemis (+), kornea

tidak keruh, BMD kesan normal, iris cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral,

6

Page 7: Lapsus Entropion Fix

lensa IOL (+).

H. Kesan

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan Umum : Baik

ODS : Tampak margo palpebra inferior terlipat ke dalam

I. Diagnosis

ODS : Entropion

J. Terapi dan Edukasi

Terapi

- Epilasi

- Plester

- C. Xytrol EO 2x1 ODS

- C. Cenfresh ED 3x1 ODS

Edukasi

- Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien

- Menjelaskan tujuan dilakukan epilasi dan plester pada pasien

- Mengikuti terapi dengan tepat dan menjaga higien untuk mencegah

infeksi pasca epilasi

K. Prognosis

Visum (Visam) : ad bonam

Kesembuhan (Sanam) : ad bonam

Jiwa (Vitam) : ad bonam

Kosmetika (Kosmeticam) : dubia ad bonam

7

Page 8: Lapsus Entropion Fix

ENTROPION

A. Anatomi

Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang

berfungsi melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan

keringnya bola mata. Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi

lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian inferior.

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu

menyebarkan lapis tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva

dari dehidrasi.1,2

Gambar 1. Kelopak mata dan anterior bola mata2

Kelopak mata terdiri atas lima lapisan. Dari superficial ke dalam

terdapat lapisan kulit dan jaringan subkutan, lapisan otot orbikularis okuli,

septum orbita, lemak orbita, lapisan otot retraktor, jaringan fibrosa (tarsus),

dan lapisan membrane mukosa (konjungtiva palpebrae).2

8

Page 9: Lapsus Entropion Fix

Struktur palpebra

1. Lapis kulit

Kulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,

longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak

subkutan.2

2. Muskulus Orbikularis Okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra.

Serat-serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan

meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi

dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai

bagian pratarsal; bagian di atas septum orbita adalah bagian praseptal.

Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli

disarafi oleh nervus fasialis.2

3. Jaringan Areolar

Jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus

orbikularis okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit

kepala.2

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan

fibrosa padat yang bersama sedikit jaringan elastis disebut tarsus

superior dan inferior. Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus

tertambat pada tepian orbita oleh ligament palpebra lateralis dan

medialis. Tarsus superior dan inferior juga tertambat oleh fascia tipis

dan padat pada margo atas dan bawah orbita. Fascia tipis ini

membentuk septum orbita.2

5. Konjungtiva Palpebra

Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa,

konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah

melalui garis kelabu dari margo palpebra membelah palpebra menjadi

lamel kulit dan muskulus orbikularis okuli di anterior dan lamella tarsal

dan konjungtiva palpebrae di posterior.2

9

Page 10: Lapsus Entropion Fix

Margo Palpebra

Panjang margo bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm.

Ia dipisahkan oleh garis kelabu (mukokutan junction) menjadi margo

anterior dan posterior.2

Margo Anterior2

1. Bulu Mata

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak

teratur. Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di

bawah dan melengkung ke atas; bulu mata bawah melengkung ke

bawah.

2. Glandula Zeis

Ini adalah modifikasi kelenjar sebasea yang kecil, yang

bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

3. Glandula Moll

Ini adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam

satu baris dekat bulu mata.

Margo Posterior

Margo palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang

telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).2

Fissura Palpebra

Fissura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang

dibuka. Fissura ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis

kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Kantus medialis lebih elliptik dari kantus lateralis dan mengelilingi lakuna

lakrimalis.2

Dua struktur terdapat di lakuna lakrimalis: karunkula lakrimalis,

peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi

kelenjar keringat dan kelenjar sebasea besar-besar yang bermuara ke dalam

folikel-folikel yang mengandung rambut-rambut halus.2

Septum Orbitale

10

Page 11: Lapsus Entropion Fix

Septum orbita merupakan jaringan fibrosis atau fascia di belakang

bagian muskularis orbikularis yang berasal dari rima orbita sebagai

pembatas isi orbita dan kelopak depan yang terletak di antara tepian orbita

dan tarsus serta berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan orbita.1,2

Septum orbitale ditembus pembuluh dan saraf lakrimalis, yaitu

pembuluh dan nervus supratrokhlearis, pembuluh-pembuluh dan nervus

supraorbitalis, nervus infratrokhlearis, anastomosis antara vena angularis

dan oftalmika, dan muskulus levator palpebrae superioris.2

Septum orbitale superior menyatu dengan tendon dari levator

palpebrae superior dan tarsus superior; septum orbitale inferior menyatu

dengan tarsus inferior.2

Retraktor Palpebrae

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Mereka dibentuk

oleh kompleks muskulofasial, dengan komponen otot rangka dan polos,

dikenal sebagai kompleks levator palpebra dan muskulus tarsal superior

(Muskulus Muller) di palpebra superior dan fascia capsula palpebra dan

muskulus tarsal inferior di palpebra inferior.2

Gambar 2. Anatomi palpebral3

B. Definisi

11

Page 12: Lapsus Entropion Fix

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian

tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser

jaringan konjungtiva dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini

dapat menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut melipat. Entropion

diklasifikasikan menjadi empat, antara lain involusional (senile), sikatriks,

spastik dan kongenital.1,2,4

C. Epidemiologi

Entropion dapat terjadi pada semua orang, namun entropiom sering

ditemukan pada usia yang lebih tua (involusional), biasanya pada umur

diatas 60 tahun dan tidak ada perbedaan gender ditemukan pada kelainan

ini. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada

entropion kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih

sering karena proses involusional pada proses penuaan, sedangkan pada

kelopak mata atas sering karena sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion

kongenital sering terjadi di kalangan orang Asia, tetapi jarang terjadi pada

keturunan Eropa. Entropion sendiri dapat terjadi unilateral maupun

bilateral.1,3,4,5

D. Etiologi

Entropion berdasakan penyebab dibagi atas :

1. Involusi3,6-9

Entropion involusional (senil) sangat erat hubungannya dengan

proses penuaan. Biasanya terjadi akibat atrofi jaringan dan melemahnya

fasiacapsulopalpebral (otot retractor palpebra), enoftalmus oleh karena

berkurangnya volume orbita), penipisan dari tarsal plate. Hal ini

menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi kelopak

mata memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter

mungkin hanya bermanifestasi intermiten.

Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan

akibat dari gabungan kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah,

12

Page 13: Lapsus Entropion Fix

migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal dan menyebabkan

melipatnya tepi tarsus atas.

Gambar 3. Entropion involusi kelopak mata bawah5

Gambar 4. Entropion involusi kelopak mata atas. 10

2. Sikatrik2,8-12

Entropion sikatriks biasanya berhubungan dengan pemendekan

lamela posterior akibat akibat kontraktur konjungtiva tarsal. Penyebab

tersering entropion sikatriks adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.

Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan

parut di konjungtiva atau tarsus.

Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma,

bahan kimia, Steven Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon

lokal obat-obatan topikal, sindroma post enukleasi soket, herpes zoster

oftalmikus. Riwayat pasien, bersama dengan tes diagnostik sederhana

(eversi digital), biasanya membedakan entropion sikatrisial dari

entropion involusional.

13

Page 14: Lapsus Entropion Fix

3. Kongenital7-9,11

Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang

ditemukan. Dapat disebabkan oleh disgenesis retractor kelopak mata

bawah yang menyebabkan ketidakstabilan di kelopak mata atau

pemendekan maupun kekurangan jaringan dalam lamela posterior

kelopak mata dan penebalan kulit dan otot orbicularis oculi dekat

margin dari kelopak mata yang dapat menimbulkan entropion.

Entropion juga dapat terjadi ketika tarsalplate sempit yang

memungkinkan untuk memutar ke dalam. Entropion kongenital dapat

menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasm. Pada entropion

kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea, sementara pada

epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata

memutari tepi tarsus.

4. Entropion Spastik Akut7-9,11

Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun

inflamasi okuli dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan

spasme otot orbikularis. Entropion ini disebabkan oleh kontraksi spastik

otot orbicularis yang dicetuskan oleh iritasi pada mata (meliputi

pembedahan), setelah bebat mata yang terlalu ketat atau yang berkaitan

erat dengan blepharospasme. Selalu timbul dengan sendirinya setelah

dilakukan pembedahan. Kebanyakan pasien sudah mengalami

perubahan komponen involusional sebelumnya.

Entropion akut biasanya hilang bila siklus entropion atau iritasi

teratasi dengan terapi dari faktor penyebab entropion tersebut.

E. Gejala Klinik3,7

14

Page 15: Lapsus Entropion Fix

Keluhan yang sering timbul akibat entropion adalah rasa tidak

nyaman seperti adanya sensasi benda asing atau iritasi, mata berair, mata

merah, dan pandangan kabur.

Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :

1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.

2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.

3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).

5. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).

6. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital

entropion).

F. Diagnosis Banding1,2,13

1. Distrikiasis.

Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan tempat keluarnya

saluran Meibom.

2. Trikiasis.

Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul

reaksi radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut.

G. Penatalaksanaan4,6,13

Metode perbaikan entropion ini didasarkan pada jenis dan

tingkatan masalah, sepeti halnya kemampuan pasien untuk mentolerir suatu

pemeriksaan. Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke

arah pipi sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala

sementara terutama untuk involusi atau spastik entropion. Pencukuran bulu

mata bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis.

Ada beberapa tindakan pembedahan yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki kelopak mata sesuai dari klasifikasi entropion itu sendiri.

Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan

tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar

keluar kelopak mata (rekonstruksi palpebra) merupakan suatu prosedur

15

Page 16: Lapsus Entropion Fix

aman dan efektif dengan tingkat kekambuhan dan tingkat komplikasi yang

rendah pada semua jenis entropion.

Pembedahan perbaikan kapsulopalpebra dengan teknik inferior

refraktorplikasi dimulai dengan anestesi lokal, kemudian bentuk goresan

subsilar dibuat 2 mm di bawah luka dari bawah pungtum menuju cabang

sentral. Penutup kulit yang kecil disayat ke bawah di atas tarsus, dan

potongan otot orbikularis pretarsal disayat sampai batas tarsus. Batas bola

mata digores dan dibuka, sehingga tepi lapisan (fasia) kapsulopalpebra

yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan bola mata bawah

(inferior orbita), yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak

mata bawah kepada otot bola mata (levator), dapat ditutup dengan empat

jahitan sesuai dengan struktur mata. Suatu potongan tarsal yang mengarah

ke samping menunjukkan kelemahan kelopak mata bawah dan potongan

tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan dengan

silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali lapisan (fasia)

kapsulopalpebra bawah dengan perbatasan tarsal.

Gambar 5. Perbaikan faisa kapsulopalpebra dengan teknik inferior refraktorplikasi.3

Tindakan pembedahan lain yang dapat dilakukan adalah

pemasangan kembali lapisan (fasia) kapsulopalpebra pada entropion

kongenital berguna untuk mengencangkan kelopak mata anak-anak

yang horizontal secara tidak serentak. Kemudian pada entropion

spastik dapat diberikan suntikan toksin botulinum dimana efektif

16

Page 17: Lapsus Entropion Fix

untuk paralisis orbikularis, namun efek toksin ini bertahan sampai 3

bulan saja tetapi tidak akan menimbulkan entropion lagi ketika efek

sudah hilang. Selanjutnya pada entropion involusional selain dari

pembedahan dengan teknik inferior refraktorplikasi yang sudah

dijelaskan diatas, masih ada teknik lain yang dapat dilakukan yaitu

teknik jahitan quickert/tiga jahitan dapat dilakukan.

Gambar 6. Jahitan Quickert8

H. Komplikasi4,6

1. Konjungtivitis : Komplikasi yang sering terjadi pada entropion adalah

konjungtivitis, yaitu terjadi suatu peradangan pada konjungtiva dimana

pada mata akan terlihat lapisan putih yang transparan dan garis pada

kelopaknya.

2. Keratitis : kondisi dimana kornea meradang karena masuknya bulu

mata dan tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan

rasa sakit. Pada kornea harus diperiksa pewarnaan dengan fluorescein.

3. Ulkus kornea : disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius

karena dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

I. Prognosis4,6

Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik.

Keefektifan pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan

tingkat keparahan penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Lapsus Entropion Fix

1. Ilyas S: Anatomy dan Fisiologi Mata: Kelopak Mata. In: Ilmu Penyakit

Mata. Edisi Kelima. Jakarta: FKUI.

2. Vaughan DG, Asbury T, 2011. General Ophtalmology. Eighteen Edition.

Jakarta : Mv Graw Hill Medical.

3. Eyelid surgery, Surgical Anatomy of the Eyelids. Available from :

http://eyelidssurgery.blogspot.com/2009_02_01_archive.html

4. Silaen, Partozy. 2016. Penatalaksanaan Entropion Involusional pada

Palpebra Inferior. Fakultas Kedokteran : Universitas Lampung. Available

from : http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/phartozy_2016_

02_09_13_27_28 172.pdf

5. DeBacker C. Entropion . Medscape Reference; 2015. Available from :

h t t p : / / e m ed i ci n e. m edsca p e. c o m/ a r ticl e / 1 8 4 4 04 5 o v e r v ie w .

6. Sari, FP. 2016. Entropion pada Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita

Usia 78 Tahun. Fakultas Kedokteran : Universitas Lampung. Available

from : ttp://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/phartozy_

2016_02_09_13 27_28_172.pdf

7. Khurana A K, 2007. Anomalies in The Position of The Lashes and Lid

Margin: Entropion. In: Comprehensive Opthalmology. Fourth Edition.

New Delhi: New Age International (P) Limited Publishers. p.348-351.

8. J, Elisabeth. 2002. Entropion/Ectropion. The University of Texas Medical

Branch. Departement of Ortolaryngologi. Grand Rounds Presentation.

Available from :

http://www.utmb.edu/otoref/Grnds/Ectro-Jan2001/Ectropion.pdf

9. The eye M.D. Association, 2011-2012. Chapter 11: Periocular

Malposition and Involutional Changes. In: American Academy of

Ophtalmology: Orbit, Eyelids and Lacrimal System. Section Seven. San

Fransisco: AAO..

18

Page 19: Lapsus Entropion Fix

10. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral

entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002. available from :

http://archopht.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=273047

11. Duthon Jonathan J, Gayre Gregg S, Proia Alan D, 2007. Chapter 7: Atlas

of Eyelid Malpositions. In: Diagnostic Atlas of Common Eyelid Disease.

London: Informa Health Care.

12. Cicatrical Entropion. Available from :

http://www.aao.org/bcscsnippetdetail.aspx?id=521f616c-a76c-4d7a-9c28-

730ec9a1a135

13. Kaiser PK, Friedman NJ. 2014. Entropion. Fourth Edition. In : The

Massachusetts Eye and Ear Infirmary Illustrated Manual of Ophtalmology.

London

19