Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    1/21

    1

    BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUS & REFARAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2013

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    OS ENTROPION SIKATRIKS

    DISUSUN OLEH :

    YUSUF HAZ CONDENG

    C 111 08 131

    PEMBIMBING :

    dr. FERDIANA SARUNGALLO

    SUPERVISOR:

    dr. A. MUHAMMAD ICHSAN, Ph. D, Sp. M

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    2/21

    2

    OS ENTROPION SIKATRIKS

    Laporan Kasus

    Identitas Pasien

    Nama : Nn. H

    Umur : 16 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Suku Bangsa : Makassar

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Pelajar

    Tanggal Pemeriksaan : 2 Desember 2013

    No. Rekam Medik : 640031

    Tempat Pemeriksaan : RSWS

    Pemeriksa : dr. A

    Anamnesis

    Keluhan utama:Rasa mengganjal pada mata kiri

    Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 10 tahun yang lalu. Riwayat mata merah(+), riwayat mata berair (+), riwayat kotoran mata berlebih (+), riwayat gatal pada

    mata (-), riwayat trauma (-), riwayat muncul benjolan pada daerah mata sebelah

    kiri saat berusia 5 tahun dan berobat ke dukun dan diurut beberapa kali, benjolan

    lama-kelamaan mengecil, riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-), riwayat

    pengobatan sebelumnya (-).

    Foto Klinis

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    3/21

    3

    Pemeriksaan

    A. Inspeksi

    OD OS

    Palpebra Edema (-) Edema (-), entropion

    palpebra superior dan

    palpebra inferior

    Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)

    Silia Sekret (-) Sekret (-)

    Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

    Bola mata Normal Normal

    Mekanisme muscular

    Kornea Jernih Tampak kekeruhan padadaerah inferior di

    parasentral dan perifer

    inferior

    Bilik mata depan Normal Normal

    Iris Cokelat, kripte (+) Cokelat, kripte (+)

    Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

    Lensa Jernih Jernih

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    4/21

    4

    B. Palpasi

    OD OS

    Tensi okular Tn Tn

    Nyeri tekan - -

    Massa tumor - -

    Glandula pre-aurikuler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

    C. Tonometri

    TOD : 6/5,5 = 14,6 mmHg

    TOS : 5/5,5 = 17,3 mmHg

    D. Visus

    VOD : 6/6

    VOS : 2/60

    E. Campus visual

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    F. Color sense

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    G. Light sense

    Tidak dilakukan pemeriksaan

    H. Penyinaran oblik

    OD OS

    Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

    Kornea Jernih Tampak kekeruhan pada

    daerah inferior di

    parasentral dan perifer

    inferior

    BMD Normal Normal

    Iris Cokelat, kripte (+) Cokelat, kripte (+)

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    5/21

    5

    Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

    I. DiafanoskopiTidak dilakukan pemeriksaan

    J. Oftalmoskopi

    FOD: Refleks fundus (+), papil N. II berbatas tegas, CDR < 0,3, A/V : 2/3,

    macula reflex fovea (+), retina perifer dalam batas normal.

    FOS: Refleks fundus (+), papil N. II berbatas tegas, CDR < 0,3, A/V : 2/3,

    macula reflex fovea (+), retina perifer dalam batas normal.

    K. Slit Lamp

    SLOD : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD normal, iris

    cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

    SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea: tampak kekeruhan pada daerah

    inferior di parasentral dan perifer inferior, flouresens (-), BMD normal, iris

    cokelat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

    L. Laboratorium

    Tanggal 3 Desember 2013

    WBC 8,74

    HGB 14,0

    HCT 39,0

    PLT 309

    Na 135

    K 4,1

    Cl 109

    Ur 24

    Cr 0,61

    GDS 92

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    6/21

    6

    ALT 22

    AST 10

    HBsAg Non Reactive

    AntiHCV Non Reactive

    Resume

    Seorang perempuan, 16 tahun, datang ke Poliklinik Mata RSWS dengan

    keluhan rasa mengganjal pada mata kiri yang dirasakan sejak 10 tahun yang lalu.

    Riwayat. mata merah (+), riwayat mata berair (+), riwayat kotoran mata berlebih

    (+), riwayat trauma (-), riwayat muncul benjolan pada daerah mata sebelah kiri

    saat berusia 5 tahun dan berobat ke dukun dan diurut beberapa kali, benjolan

    lama-kelamaan mengecil.

    Pada pemeriksaan oftalmologi pada inspeksi tampak margo palpebra

    superior et inferior mengarah kedalam. Pada pemeriksaan visus VOD 6/6 dan

    VOS 2/60. Pada palpasi tidak ditemukan kelainan. Penyinaran oblik dan Slit

    lamp pada OS kornea: tampak kekeruhan pada daerah inferior di parasentral dan

    perifer inferior, dan detail yang lain dalam batas normal.

    Diagnosis

    OS Entropion Sikatriks

    Prognosis

    Qua ad vitam : Bonam

    Qua ad visam : Dubia ad malam

    Qua ad sanam : Bonam

    Qua ad cosmeticam : Dubia ad bonam

    Terapi

    Rencana rekonstruksi palpebra superior dan inferior.

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    7/21

    7

    Diskusi

    Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

    margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan

    konjungtiva dan kornea. Entropion diklasifikasikan menjadi empat, antara lain

    involusional (senile), sikatriks, spastik dan kongenital. Entropion sering

    ditemukan pada usia yang lebih tua (involusional), biasanya pada umur diatas 60

    tahun. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi dari pada entropion

    kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena proses

    involusional pada proses penuaan.Pasien ini datang dengan keluhan utama rasa mengganjal pada mata kiri

    yang diakibatkan silia menyentuh bagian konjungtiva dan kornea. Seperti yang

    dipaparkan diatas mengenai definisi dari entropion dengan kelainan yang terletak

    pada kelopak mata yang terputar ke dalam, sedangkan trikiasis merupakan

    kelainan dimana silia tumbuh mengarah ke dalam mata tanpa disertai dengan

    adanya kelainan pada kelopak mata, sehingga diagnosis banding trikiasis dapat

    disingkirkan.

    Pasien memiliki riwayat muncul benjolan pada daerah mata sebelah kiri

    saat berusia 5 tahun dan berobat ke dukun dan diurut beberapa kali, benjolan

    lama-kelamaan mengecil, hal inilah yang menyebabkan terjadinya sikatriks yang

    akhirnya menjadi entropion.

    Entropion menyebabkan bulu mata yang tumbuh ke dalam sehingga terus

    menerus bergesekan dengan kornea sehingga kornea terus-menerus mengalami

    proses penyembuhan dan luka, sehingga menyebabkan kekeruhan pada kornea

    yang menyebabkan visus pasien menjadi 2/60.

    Pada pasien ini selanjutnya akan disiapkan untuk operasi rekonstruksi

    palpebra superior dan palpebra inferior sebagai tindakan definitifnya.

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    8/21

    8

    ENTROPION

    I. PENDAHULUANKelopak atau palpebra merupakan alat menutup mata yang berfungsi untuk

    melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata,

    serta berfungsi mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata

    di depan kornea.1

    Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau

    margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringankonjungtiva dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat

    menyebabkan kelopak mata bagian lain ikut melipat. Entropion diklasifikasikan

    menjadi empat, antara lain involusional (senile), sikatriks, spastik dan

    kongenital.2,3,4

    Entropion sering ditemukan pada usia yang lebih tua (involusional),

    biasanya pada umur diatas 60 tahun dan tidak ada perbedaan gender ditemukan

    pada kelainan ini. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada

    entropion kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering

    karena proses involusional pada proses penuaan, sedangkan pada kelopak mata

    atas sering karena sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion kongenital sering

    terjadi di kalangan orang Asia, tetapi jarang terjadi pada keturunan Eropa.

    Entropion sendiri dapat terjadi unilateral maupun bilateral.2,5,6,7

    II. ANATOMIPalpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat

    menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip membantu

    menyebarkan lapis tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari

    dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata, palpebra inferior menyatu

    pada pipi.4

    Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam

    terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan

    fibrosa (tarsus), dan lapisan membran mukosa (konjungtiva palpebrae).4

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    9/21

    9

    Gambar 1. Anatomi palpebra superior2

    Gambar 2. Anatomi palpebra inferior2

    Struktur palpebra

    A. Lapis kulitKulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,

    dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.4

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    10/21

    10

    B. Lamella AnteriorLamella anterior terdiri dari kulit palpebra inferior dan otot orbicularis.

    Kulit palpebra inferior tipis, halus dan tidak memiliki jaringan ikat seperti kulit

    lainnya, dan aparatus pilosebaseus yang berguna untuk meningkatkan pergerakan

    bola mata.4

    C. Lamella PosteriorLamella posterior terdiri dari retraktor otot retraktor palpebra, tarsus dan

    konjungtiva. Retraktor palpebra inferior merupakan perpanjangan dari fascia dari

    otot rektus inferior, dibungkus oleh otot oblik inferior, dan masuk ke dalam batas

    tarsal inferior.

    4

    D. Muskulus Orbikularis Okuli

    Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat

    ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

    melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang

    terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian di atas septum

    orbita adalah bagian praseptal. Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita.

    Orbikularis okuli disarafi oleh nervus fasialis.4

    E. Jaringan AreolarJaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus orbikularis

    okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.4

    F. TarsusStruktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa

    padat yang bersama sedikit jaringan elastis disebut tarsus superior dan inferior.

    Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus tertambat pada tepian orbita oleh

    ligament palpebra lateralis dan medialis. Tarsus superior dan inferior juga

    tertambat oleh fascia tipis dan padat pada margo atas dan bawah orbita. Fascia

    tipis ini membentuk septum orbita.4

    G. Konjungtiva PalpebraBagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

    palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu dari

    margo palpebra membelah palpebra menjadi lamel kulit dan muskulus orbikularis

    okuli di anterior dan lamella tarsal dan konjungtiva palpebrae di posterior.4

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    11/21

    11

    Margo Palpebra

    Panjang margo bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm. Ia

    dipisahkan oleh garis kelabu (mukokutan junction) menjadi margo anterior dan

    posterior.4

    A. Margo Anterior41. Bulu Mata

    Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu

    mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke

    atas; bulu mata bawah melengkung ke bawah.

    2.

    Glandula ZeisIni adalah modifikasi kelenjar sebasea yang kecil, yang bermuara ke dalam

    folikel rambut pada dasar bulu mata.

    3. Glandula MollIni adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris

    dekat bulu mata.

    B. Margo PosteriorMargo palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

    tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah

    dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

    C. Punktum LakrimalePada ujung medial dari margo posterior palpebra terdapat elevasi kecil

    dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior.

    Punktum ini berfungsi menghantar air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait

    ke sakus lakrimalis.

    Fissura Palpebra

    Fissura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.

    Fissura ini berakhir di kantus medialis dan lateralis. Kantus lateralis kira-kira 0,5

    cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis lebih

    elliptik dari kantus lateralis dan mengelilingi lakuna lakrimalis.4

    Dua struktur terdapat di lakuna lakrimalis: karunkula lakrimalis,

    peninggian kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    12/21

    12

    kelenjar keringat dan kelenjar sebasea besar-besar yang bermuara ke dalam

    folikel-folikel yang mengandung rambut-rambut halus.4

    Septum Orbitale

    Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis

    yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara

    palpebra dan orbita.4

    Septum orbitale ditembus pembuluh dan saraf lakrimalis, yaitu pembuluh

    dan nervus supratrokhlearis, pembuluh-pembuluh dan nervus supraorbitalis,

    nervus infratrokhlearis, anastomosis antara vena angularis dan oftalmika, danmuskulus levator palpebrae superioris.4

    Septum orbitale superior menyatu dengan tendon dari levator palpebrae

    superior dan tarsus superior; septum orbitale inferior menyatu dengan tarsus

    inferior.4

    Retraktor Palpebrae

    Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Mereka dibentuk oleh

    kompleks muskulofasial, dengan komponen otot rangka dan polos, dikenal

    sebagai kompleks levator palpebra dan muskulus tarsal superior (Muskulus

    Muller) di palpebra superior dan fascia capsula palpebra dan muskulus tarsal

    inferior di palpebra inferior.2

    III. ETIOLOGIEntropion berdasarkan penyebabnya dibagi atas:

    1. Entropion Involusional8,9Entropion involusional (senil) sangat erat hunbungannya dengan

    proses penuaan. Biasanya terjadi akibat atrofi jaringan dan

    melemahnyafasiacapsulopalpebral(otor retractor palpebra). Hal ini

    menyebabkan kehilangan elastisitas lempeng tarsal dan tepi kelopak mata

    memutar ke dalam. Pada tahap awal, entropion involunter mungkin hanya

    bermanifestasi intermiten.

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    13/21

    13

    Gangguan selalu mengenai kelopak mata bawah dan merupakan

    akibat dari gabungan kelemahan otot-otot retraktor kelopak bawah,

    migrasi ke atas musculus orbikularis preseptal dan menyebabkan

    melipatnya tepi tarsus atas.

    Gambar 3. Entropion Involusional.6

    2. Entropion Sikatriks2,4,6,10Entropion sikatriks biasanya berhubungan dengan pemendekan

    lamela posterior akibat akibat kontraktur konjungtiva tarsal. Penyebab

    tersering entropion sikatriks adalah blefarokonjungtifitis dan trakoma.

    Mengenai kelopak mata atas atau bawah yang disebabkan oleh jaringan

    parut di konjungtiva atau tarsus.

    Penyakit ini pada umumnya merupakan hasil dari trauma, bahan

    kimia, Steven Jhonson sindrom, pemphigoid, infeksi, respon lokal obat-

    obatan topikal, sindroma post enukleasi soket, herpes zoster oftalmikus.

    Pemeriksaan pada tarsus dan palpebra merupakan poin diagnosis pada

    kasus ini.

    Gambar 4. Entropion sikatriks.2

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    14/21

    14

    3. Etropion Kongenital4,7,10Merupakan kasus yang sangat jarang. Dapat disebabkan oleh

    disgenesis retractor kelopak mata bawah yang menyebabkan

    ketidakstabilan di kelopak mata atau pemendekan maupun kekurangan

    jaringan dalam lamela posterior kelopak mata dan penebalan kulit dan otot

    orbicularis oculi dekat margin dari kelopak mata yang dapat menimbulkan

    entropion. Entropion juga dapat terjadi ketika tarsalplate sempit yang

    memungkinkan untuk memutar ke dalam.

    Gambar 5. Entropion kongenital.7

    4.

    Entropion Akut Spastik

    2,8,9

    Disebabkan oleh kontraksi spastik otot orbicularis yang dicetuskan

    oleh iritasi pada mata (meliputi pembedahan), setelah bebat mata yang

    terlalu ketat atau yang berkaitan erat dengan blepharospasme. Selalu

    timbul dengan sendirinya setelah dilakukan pembedahan. Kebanyakan

    pasien sudah mengalami perubahan komponen involusional sebelumnya.

    Entropion akut biasanya hilang bila siklus entropion atau iritasi teratasi

    dengan terapi dari faktor penyebab entropion tersebut.

    Gambar 6. Entropion spastik.7

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    15/21

    15

    Secara umum faktor predisposisi entropion antara lain :

    Perubahan degeneratif pada kelopak mata berkaitan dengan bertambahnyausia.

    Pada entropion sikatriks berdampak pada konjungtiva tarsal. Iritasi pada mata atau akibat proses pembedahan

    IV. MANIFESTASI KLINISA. Gejala klinis yang timbul berupa:5,9,10

    Iritasi atau ada benda asing yang masuk ke mata. Mata berair terus dan pandangan akbur.

    B. Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa:9,10 Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion). Jaringan parut pada konjungtiva (sikatriks entropion). Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital

    entropion).

    V. DIAGNOSISSebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata

    yang terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata

    merah yang persisten. Dengan menggunakan slit lamp kadang-kadang dapat

    mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak mata, kelemahan kelopak yang

    horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis, enophtalmus, injeksi konjungtiva,trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat

    menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatriks mungkin

    terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.2

    Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi snapback test yaitu

    dengan cara menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat

    apakah kelopak mata dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini

    tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    16/21

    16

    kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir kelopak mata bawah selalu

    ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk. Forniks

    inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata mungkin dapat mudah

    dikeluarkan.

    Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis putih dalam ukuran

    milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari retraktor kelopak

    mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama sekali dari kelopak

    bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbikularis superior

    dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang

    memerah setelah kelopak entropion kembali normal (tes kelengkunganorbikularis).2

    VI. DIAGNOSIS BANDING1,41. Distrikiasis.

    Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan tempat keluarnya

    saluran Meibom.

    2. Trikiasis.Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul

    reaksi radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut.

    VII. PENATALAKSANAAN1. Entropion Kongenital

    Entropion kongenital dapat diperbaiki dengan pemasangan kembali fasia

    kapsulopalpebra. Prosedur ini akan diuraikan pada bagian entropion involusional,

    dan dilakukan untuk mengencangkan kelopak mata anak-anak yang horizontal

    secara tidak serentak. Perbaikan epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati

    atau jika gejalanya simptomatik. Dalam banyak kasus, hal ini dapat dilakukan

    tanpa harus mengangkat kulit. Goresan horizontal dibuat 1,5 mm di bawah bulu

    mata, menyeberangi kelopak mata bawah. Goresan diperluas sekitar mm ke

    medial dan lateral menuju area yang melipat. Sejumlah kecil otot orbikularis

    pretarsal dipindahkan, agar perbatasan tarsal bawah terbuka. Luka kemudian

    ditutup dengan cara memperkirakan kulit bagian atas tetap mebingkai

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    17/21

    17

    perbatasan tarsal bawah, kemudian tepi kulit bagian bawah ditutup dengan

    jahitan 6.0 yang biasa.7

    2. Entropion Akut SpastikEntropion spastik kadang-kadang menghilang secara spontan. Koreksi

    sementara dapat dicapai dengan suntikan toksin botulinum,

    5 - 10 unit ke dalam otot pretarsal. Suntikan toksin botulinum selalu efektif

    untuk paralisi orbikularis. Efek toksin botulinum bertahan hanya sekitar 3

    bulan, tetapi entropion tidak akan terulang walaupun efeknya menghilang.

    Adapun tindakan pembedahan yang dapat dilakukan, biasanya pembedahan

    menggabungkan beberapa teknik seperti memperpendek kelopak matahorizontal atau mengangkat pretarsal serat-serat otot orbicularis oculi dan

    memperpendek kulit vertikal.3,7,10

    3. Entropion Involusional.a. Perbaikan fasia kapsulopalpebra.

    Metode perbaikan entropion ini didasarkan pada jenis dan tingkatan

    masalah, sepeti halnya kemampuan pasien untuk mentolerir suatu pemeriksaan.

    Involusional entropion dapat diobati dengan menentukan faktor penyebab

    penyakit. Setelah anestesi lokal, suatu goresan subsilar dibuat 2 mm di bawah

    luka dari bawah pungtum menuju cabang sentral. Penutup kulit yang kecil

    disayat ke bawah di atas tarsus, dan potongan otot orbikularis pretarsal

    disayat sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi fasia

    kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan inferior

    orbita, yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah kepada

    levator, dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur mata. Suatu

    potongan tarsal yang mengarah ke samping menunjukkan kelemahan kelopak

    mata bawah dan potongan tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak.

    Tiga jahitan dengan silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali fasia

    kapsulopalpebra bawah dengan perbatasan tarsal. \

    Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan banyaknya jumlah fasia

    kapsulopalpebral dapat dikonfirmasi dengan melakukan follow up pasien.

    Kulit muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    18/21

    18

    kapsulopalpebral harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk mencegahnya

    otot orbicularis.2,10

    b. Jahitan quickert.Jika pasien tidak bisa melakukan pembedahan maka teknik quickert atau

    tiga jahitan dapat digunakan. Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik

    ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3

    mm melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan

    melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu keluar

    sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan untuk koreksi.2

    Gambar 7. Jahitan quickert.2

    4. Entropion Sikatriks.Jika entropionnya asli sikatriks, blefarotomi dan rotasi merginal (prosedur

    Wies) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah. Anestesi lokal

    diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm dari kelopak

    sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm dari

    garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik

    dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi

    digunakan untuk memperluas blefarotom ke medial dan lateral melewati

    tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas

    tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di

    atas kapas untuk melindungi pemasangan kawat. Lalu dikoreksi untuk pastinya.

    Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup

    harus diangkat 10-14 hari.

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    19/21

    19

    Jika sikatriks entropion masih mengganggu, atau prosedur yang dilakukan

    gagal, lamellar posterior tambahan akan sangat membantu. Suatu cangkokan

    mungkin ditempatkan antara konjungtiva/retraktor kelopak bawah dan perbatasan

    inferior tarsal. Berbagai material cangkok yang tersedia meliputi tulang rawan

    telinga, langit-langit keras, dan selaput lendir. Terbentuknya jaringan parut,

    dan defek produksi lamellar posterior, bahan cangkok diletakkan dengan

    jahitan yang bisa diserap dan kelopak akan dapat disembuhkan dengan

    jahitan yang direnggangkan. Lamellar posterior tersebut menyebabkan kelopak

    mungkin tidak dapat menarik kembali saat melihat ke bawah.9

    VIII. KOMPLIKASI1. Konjungtivitis.

    Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan

    pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan konjungtiva

    menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.5

    2. Keratitis.Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi

    kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan

    terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.Korneaharusdiperiksa

    olehpewarnaan dengan fluorescein.1,12

    3. Ulkus Kornea.Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya

    disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapat menyebabkan

    kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata

    menjadi maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam

    mata.7,12

    IX. PROGNOSISEntropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan

    pengoabatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan

    penyakitnya. Namun tindakan operasi juga perlu diperhatikan dengan baik karena

    overkoreksi justru dapat mengakibatkan ektropion pada akhirnya.6,7

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    20/21

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Ilyas S: Anatomy danFisiologi Mata: Kelopak Mata. In: IlmuPenyakitMata. EdisiKetiga. Jakarta: FKUI. h.1-2, 97-99.

    2. The eye M.D. Association, 2011-2012. Chapter 11: PeriocularMalposition and Involutional Changes. In: American Academy of

    Ophtalmology: Orbit, Eyelids and Lacrimal System. Section Seven. San

    Fransisco: AAO. p.194-199.

    3. Oliver J, Classidy L, 2005. Chapter 25: Common Eyelid Malposition. In:Opthalmology at Glance. Australia: Blackwell Science Ltd. p.56-57.

    4. Vaughan DG, Asbury T, 2000. OftalmologiUmum. Edisi14.AhliBahasaTambojang J. Jakarta: UB.WidyaMedika. h.17-21, 83-84.

    5. Goboridis Kostas G, Wearne Michael J, 2004. Chapter 17: Entropion andEctropion. In: Wormald Richard, Smeeth Liam, Hanshaw Katherine.

    Evidence-Based Opthalmology. BMJ Publishing Group. p.111-112.

    6. Schlote T, Rorhbach J, Grueb M, Mielke J, 2006. Chapter 3: Lids. In:Pocket Atlas of Ophtalmology. New York: Thieme. p.16-17.

    7. Lang Gerhard G, 2006. Chapter 2: The Eyelids. Opthalmology. In: APocket Textbook Atlas. Second Edition. Germany: Thieme. p.25-27.

    8. Khurana A K, 2007. Anomalies in The Position of The Lashes and LidMargin: Entropion. In: Comprehensive Opthalmology Comprehensive

    Opthalmology. Fourth Edition. New Delhi: New Age International (P)

    Limited Publishers. p.348-351.

    9. Onofrey Cassandra B, Tse David T. Chapter 11: Entropion. In: BrazzoBrian G. In: Complications in Opthalmic Plastic Surgery. New York:

    Springer. p.153-167.

    10.Duthon Jonathan J, Gayre Gregg S, Proia Alan D, 2007. Chapter 7: Atlasof Eyelid Malpositions. In: Diagnostic Atlas of Common Eyelid Disease.

    London: Informa Health Care. p.73-75.

    11.Khaw, Shah, Elkington, 2004. Malposition of The Eyelids and Eyelashes.In:ABC of Eyes. Fourth Edition. BMJ. p.24-26.

  • 8/12/2019 Laporan Kasus Mata Entropion Yusuf Haz Condeng

    21/21

    21

    12.Lim Siew Ming Arthur, Constable Ian J. Chapter 2: Lid, LacrimalApparatus and Orbit. In:Colour Atlas of Ophtalmology. World Sience.

    p.24-25.