Upload
cici-dwi-hhp-ii
View
255
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
EkstravaskularKelompok 4
Ida Isma Purwanti 201310410311101Anita 201310410311111
Riantari Probowangi 201310410311122Cici dwi hastianingsih Haris Putri 201310410311134
Amalia Choirunnisa 2013104103111234CikitaHawa
Irma Sari Cucu
Tujuan Umum : Memahami konsep farmakokinetika suatu obat
Tujuan khusus : -mempelajari suatu konsep farmakokinetika
suatu obat dengan menggunakan simulasi invitro
-membedakan profil farmakookinetika suatu obat dengan dosis, rute pemakaian, klirens dan volume distribusi yang berbeda
-menerapkan analisis farmakokinetika dalam perhitungan parameter farmakokinetika
Dasar teoriFarmakokinetika adalah ilmu dari kinetika absorpsi, distribusi, dan eliminasi (yakni ekskresi dan metabolisme)obat. Deskripsi distribusi dan eliminasi obat sering disebut disposisi obat. Karakteristik disposisi obat merupakan suatu persyaratan penting untuk penentuan/modifikasi aturan pendosisan untuk individual dan kelompok pasien.
BAHAN ALAT
• Rhodamin• Air suling
• Spektrofotometer• Magnetic stirrer• Tabung reaksi• Pipet ukur• Beker gelas 1 L /
2 L• Pipet volume 25
mL / 30 mL
Rute pemakaianektravaskuler
EVDosis (mg) 5
Klirens (mL/menit)
200
Vol. Dist (L) O,9
Prosedur Kerja Ekstravaskular
Isi beaker glass dengan
aquadest (Vd=900mL)
Rhodamin B 1/5-1/4 dosis
Aduk ad homogenAmbil klirens
sebasar 200 mL
Pada titik ke-6 volume klirens
digantikan dengan aquadest 200 mL
gantikan dengan dosis 1/5 bgian
(+) aquadest 190 ml
Lakukan replikasi 5 X
Lakukan replikasi 5X
(Sampai titik 10)
Ukur absorban kadar dengan
spektrofotometerHitung paramater
farmakokinetik
1
4
32
7
6 5
8
DATA PENIMBANGANBERAT Wadah (+) Rhodamin B
= 19,8150 g
Berat wadah = 19,8042 gBerat rhodamin B = 0,0108 g
• Tabel Nilai Serapan Rhodamin B pada berbagai kadar untuk pembuatan kurva baku
Baku Kerja Kadar1 0,2592
ppm2 0,54 ppm3 1,08 ppm4 2,16 ppm5 3,24 ppm6 5,4 ppm
ABSORBANSI
0,0370,0740,1810,3600,5740,965
A = -0,0189
B = 0,1818
r = 0,9997
Data SpektrofotometerSampel Absorbans
iS 1 0,259S 2 0,450S3 0,615S 4 0,727S 5 0,834S 6 0,639S 7 0,516S 8 0,387S 9 0,318
S 10 0,226
Perhitungan Clirens Sampel Regresi Kurva
BakuY= bx + aClirens 10,259 = b X + A
X = 1,5293
Clirens 30,615 = b X + A
X = 3,4877
Clirens 20,450 = b X + A
X = 2,5799
Clirens 60,639 = b X + A
X = 3,6198
Clirens 50,834 = b X + A
X = 4,6926
Clirens 40,727 = b X + A
X = 4,1039
Clirens 70,516 = b X + A
X = 2,9431
A = -0,0189
B = 0,1818r = 0,9997
Clirens 90,318 = b X +
AX = 1,8537
Clirens 100,226 = b X +
AX = 1,3475Clirens 8
0,387 = b X + AX = 2,2333
Waktu Sampling
Kadar rhodamin B
EkstravaskulerEV
1 menit 1,52932 menit 2,57993 menit 3,48774 menit 4,10395 menit 4,69266 menit 3,61987 menit 2,94318 menit 2,23339 menit 1,8537
10 menit 1,3475
Regresi K (K eliminasi )/3 Bawah
A = 1,2362B = -0,1097r = -0,9887
KONSENTRASI ESKTRAPOLATED -KONSENTRASI RESIDU
t1-> y=bx + ay=b.1+a = antilog ans =11,6041-> 11,6041-1,5293= 10,0748
t1-> y=bx + ay=b.1+a = antilog ans = 9,2093 -> 9,2093 - 2,5799= 6,6240
t1-> y=bx + ay=b.1+a = antilog ans =7,3088-> 7,3088-3,4877= 3,8211
t Kadar1 10,0748 1,00322 6,6240 0,82113 3,8211 0,5821
REGRESI Ka ( K absorbasi )A 1,2232B -0,2105r -0,9969
AUC :AUC1 : ½ x 1,5293 x 1 = 0,7647AUC 2 :(1,5293 + 2,5799) / 2 x 1 = 2,0546AUC 3 :(2,5799+3,4877)/2x1= 3,0338AUC 4 :(3,4877+4,1039)/2x1=3,7598AUC 5:(4,1039+4,6926)/2x1=4,3983
AUC 6 :(4,626+3,6198)/2x1=4,1563AUC 7 :(3,6198+2,9431)/2x1= 3,2815AUC 8 :(2,9431+2,2333)/2x1=2,9882AUC 9:(2,2333+1,8537)/2x1=2,0435AUC 10 :(1,8537+1,3475)/2x1= 1,6006 (reject)
AUC tail :(1,8537 : 0,231)= 8,0247AUC total : 27,7172 +8,0247 = 35,7419
Perhitungan RegresiRegresi kadar rhodamin VS waktu
K eliminasi (reg 3 titik bawah)
=B x 2,303=0,1097 x 2,303=0,2527mL/Jam
t ½ = 0,693/k= 0,693/0,2527
= 2,74 jam
K absorbsi (reg 3 atas)= B x 2,303= (-0,2105)x 2,303= 0,48 mL/jam
t ½ residu = 0,693/ka=0,693/0,48= 1,43
Berdasar KurvaRegresi kadar rhodamin VS waktu
K eliminasi = 0,693 / t ½ = 0,693 / 3= 0,231
t ½ =12/4 = 3 jam
K absorbsi = 0,693 / t ½ residu = 0,693 / 1,5= 0,462
t ½ residu = 6 / 4 = 1,5 jam
EV DOSIS 5 mgCl : 200 Vd : 0,9
EV DOSIS 2,5 mgCl : 100 Vd : 0,9
IV DOSIS 5 mgCl : 200 Vd : 0,9
Pembahasan
Grafik kurva yang didapat menunjukkan perubahan konsentrasi obat terhadap waktu secara dinamis pada model satu kompartemen. • Pemberian IV , pemberian obat dengan injeksi
intravaskular tidak memiliki fase absorbsi, sehingga grafik yg ditunjukkan = linear (lurus)
• Pemberian EV, konsentrasi obat mengalami fase absorpsi terlebih dahulu
• Pada titik 1 konsentrasi =15,3 (absorbsi > Eliminasi)• kemudian secara perlahan mencapai konsentrasi
puncak pada titik 5 = 47 (absorbsi = eliminasi)• Dan perlahan turun dgn konstant pada titik 6
PERBANDINGAN CARA PEMBERIAN IV dan EV
Dari data kelompok IV dan Ev dengan dosis, cleareans, dan vd yang sama. Nilai t1/2 sama yaitu 3 jam.Ini disebabkan t1/2 tidak dipengaruhi oleh rute pemberian obat.
Rute pemberian obat berpengaruh pada tahap absorpsi EV yang mengalami absorbsi terlebih dahulu
ketika EV mencapai titik puncak konsentrasi obat telah mengalami penurunan (obat yg mencapai sistemik <100%) .
Sehingga pada saat mencapai puncak kadar EV lebih sedikit (berkurang saat absorbsi) sementara pada IV setelah pemerian konsentrasi dalam darah =100 %
Sementara pada AUC , EV > IV ini dikarenakan, AUC adlah permukaan di bawah kurva (grafik) yang menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu
AUC EV memiliki kadar plasma yg lebih banyak dihitung per waktunya karena kadar dihitung sejak tahapan absorpsi
Ekstra V 1 Intra V 1t ½ eliminasi 3 jam 3 jamK Eliminasi 0,231 0,2456C max 4,692 5,7931AUC total 35,7419 23,5875
EV 1 EV 2 EV 3t ½ eliminasi
3 4,75 5,75
K Eliminasi 0,231 0,146 0,1205t ½ absorbsi
1,5 1,25 1,7
K absorbsi 0,462 0,554 0,4055AUC total 35,74 317, 15
Perbandingan EV 1 dan EV 3 (dosis dan clearance sama):dengan VD yang berbeda EV 1 = 0,9 L dan EV 3 = 1,8LEV 1 memiliki waktu paruh 3 jam sementara EV 3 lebih panjang yaitu 5,75 jam. Berarti semakin besar VD maka KADAR OBAT dlm plasma K waktu yang diperlukan untuk mencapai t1/2 akan lebih panjang .
Dari data diatas EV 1 dan EV 2 yang memiliki VD sama (0,9 L) namun Clearance berbeda EV 1 (200 mL) dan EV2 (100mL).EV 1 lebih cepat tereliminasi = t ½ eliminasi 3 jam dan t ½ absorbsi 1,5 jamEV 2 lambat tereliminasi = t ½ eliminasi 6 jam dan t ½ absorbsi 3 jam
k = ratio eliminasi konstankarena k = bersihan (Cl) / Vd, maka hubungan antar parameter terbukti dengan jelas. “Jika Cl maka akan menghasilkan konsentr absorbsi dalam plasma = t ½ ( Lebih Cepat)
AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Yang merupakan area di bawah kurva kadar obat dalam plasma-waktu dari t=0 – t=~
AUC dipengaruhi oleh Rute Pemberian obat dan Dosis
AUC EV > IV , AUC EV memiliki kadar plasma yg lebih
banyak dihitung per waktunya karena kadar dihitung sejak tahapan absorpsi
Dosis semakin besar dosis maka AUC total akan
semakin tinggi begitu pula sebaliknya
Nilai t1/2 bergantung pada nilai konsentrasi absorbsi jika nilai konsentrasi absorbsi Maka t1/2 kecil (cepat) dan sebaliknya.
Nilai kadar obat bergantung pada Cl dan Vd t½ merupakan bilangan konstan yang tidak
tergantung dari besarnya dosis, interval pemberian, maupun cara pemberian. Akan tetapi, parameter ini adalah bentuk turunan dan tergantung pada bersihan dan volume distribusi dari obat.
AUC dipengaruhi oleh Rute Pemberian obat dan Dosis. AUC EV > IV. semakin besar dosis maka AUC total akan semakin tinggi begitu pula sebaliknya
t ½ = waktu yang diperlukan untuk turunnya kadar obat pada fa se eliminasi (setelah fase resorpsi dan distribusi) menjadi separuhnya
Kesimpulan
MODEL FARMAKOKINETIKModel farmakokinetik merupakan model matematika yang menggambarkan hubungan antara dosis dan konsentrasi obat dalam setiap individu
Fungsi : menurunkan persamaan matematika yang memungkinkan kita menerangkan kinetika dan distribusi obat dalam tubuh. Sehingga studi ini bermanfaat untuk : mencegah interaksi obat yang tidak diinginkan, merancang formula baru, evaluasi mutu invivo, dll.
Suatu fungsi farmakokinetika menghubungkan satu variable bebas (independen) dan satu variable tergantung (dependen)
Model Farmakokinetika :1. Model Cartenary 2. Model fisiologik3. Model mamilary
Parameter Farmakokinetika1. Bioavailabilitas (F) = Parameter ini menunjukkan fraksi dari dosis
obat yang mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk aktif. • Jika obat dalam bentuk aktif diberikan secara injeksi intravena (IV)
maka F=1 (Krna, tidak mengalami resorpsi )• jika obat diberikan per oral maka F biasanya < 1 dan besarnya
bergantung pada jumlah obat yang dapat menembus dinding saluran cerna (jumlah obat yang diresorpsi) dan jumlah obat yang mengalami eliminasi presistemik (metabolisme lintas pertama) di mukosa usus dan dalam hati.
2. Volume Distribusi ( VD) = Parameter ini menunjukkan volume penyebaran obat dalam tubuh dengan kadar plasma atau serum. Vd bukanlah volume tubuh yang sebenarnya,tetapi hanya volume semu yang menggambarkan luasnya distribusi obat dalam tubuh.
3. Waktu Paruh Eliminasi (=t½ ) = waktu yang diperlukan untuk turunnya kadar obat dalam plasma atau serum pada fase eliminasi (setelah fase resorpsi dan distribusi) menjadi separuhnya
4. (Clearance = Cl) = Cl adalah volume darah/ plasma yang dibersihkan dari obat per satuanwaktu (mL/ menit).
Daftar Pustaka Shargel L, Wu-Pong S, Yu A B C (2005).
Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. New York: Appleton & Lange Reviews/McGraw-Hill