25
Tanya Jawab Penyakit Asma Tanya Jawab Penyakit Asma Tanya: Apakah asma itu ? samakah dengan alergi? Jawab : Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif (reaksi tubuh yang berlebihan) jalan nafas. Akibatnya timbul gejala episodic berulang berupa mengi/bengek, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk mengeluarkan banayk lender. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan sumbatan (obstruksi) jalan nafas yang luas, bervariasi dan cepat pulih dengan atau tanpa pengobatan. Asma relative sama dengan reaksi alergi lainnya, hanya bedanya asma ini lebih digolongkan pada penyakit alergi yang menyerang sauran nafas. Jika penderita asma ini terkena allergen , tubuh akan bereaksi sedemikian rupa sehingga saluran pernafasan (bagian bronchus) akan menyempit dan mengeluarkan lender cukup banyak sehingga menjadi sesak nafas dan terdengar bunyi mengei/bengek saat bernafas. Tanya: Apakah penyebab Asma?

Eksaserbasi Akut Asma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asma

Citation preview

Tanya Jawab Penyakit Asma

Tanya Jawab Penyakit AsmaTanya:Apakah asma itu ? samakah dengan alergi?Jawab : Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan hiperesponsif (reaksi tubuh yang berlebihan) jalan nafas. Akibatnya timbul gejala episodic berulang berupa mengi/bengek, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk mengeluarkan banayk lender. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan sumbatan (obstruksi) jalan nafas yang luas, bervariasi dan cepat pulih dengan atau tanpa pengobatan. Asma relative sama dengan reaksi alergi lainnya, hanya bedanya asma ini lebih digolongkan pada penyakit alergi yang menyerang sauran nafas. Jika penderita asma ini terkena allergen , tubuh akan bereaksi sedemikian rupa sehingga saluran pernafasan (bagian bronchus) akan menyempit dan mengeluarkan lender cukup banyak sehingga menjadi sesak nafas dan terdengar bunyi mengei/bengek saat bernafas.

Tanya:Apakah penyebab Asma?Jawab : Penyebab asma kemungkinan adalah faktor lingkungan dan genetika , serta bervariasi pada masing-masing individu serta disebabkan oleh alergen berupa polutan seperti asap atau debu, makanan obat, cuaca dingin, dan stress atau emosi. Penyebab asma pada setiap orang sangat bervariasi. Bagi sebagian orang, gelaja asma adalah gangguan kecil saja. Bagi sebagian lagi asma dapat menjadi masalah utama yang sering menggangu kegiatan sehari-hari bahkan bisa mengancam jiwa jika asma yang dimiliki adalah asma berat.

Tanya:Bagaimana mengatasi ketika asma menyerang?Jawab : Mengatasi asma prinsipnya menghindarkan penderita dari factor pencetusnya dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran nafas. Pertolongan pertama pada asma adalah menempatkan penderita di ruang yang luas dan aliran udara lancar, memposisikan penderita setengah duduk (semi fowler) agar aliran udara disaluran nafas lebih lancar, memberikan minum air hangat, menghilangkan alergennya segera (misal menghangatkan penderita jika penyebab asma adalah cuaca dingin). Pengobatan asma secara cepat/jangka pendek menggunakan obat pelega saluran pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma (salbutamol dan aminophylin). Untuk pengobatan jangka panjang yang berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma menggunakan obatan-obatan steroid yang berfungsi untuk tetap membuat saluran pernafasan terbuka dan mengurangi pembengkakan (CTM, Dexamethason, dan lain-lain)

Tanya:Apakah Asma dapat disembuhkan?Jawab : Asma tidak bisa disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikendalikan . perawatannya termasuk mengambil langkah untuk menghindari pemicu tertentu asma, dengan menggunakan obat jangka panjang untuk mencegahnya semakin parah dan menggunakan bantuan inhaler untuk mengendalikan gejala yang muncul. Karena asma kadang mengalami perubahan dari waktu ke waktu, Anda harus sering berkonsultasi dengan dokter Anda guna melacak tanda-tanda dan gejala serta menyesuaikan pengobatan sesuai kebutuhan.Asma timbul ketika di saluran pernapasan, yang disebut saluranbronkial, terjadi radang dan mengerut atau menyempit. Otot-otot di dinding bronkial mengencang dan saluran itu menghasilkan lender berlebihan sehingga mengurangi kelancaran aliran udara.

Tanya:Apa sih gejala-gejala umum serangan asma?Jawab : Gejala-gejala umum serangan asma adalah bersin-bersin, napas pendek, dada terasa sesak dan batuk. Dalam kasus yang berat, gejala bisa berkembang menjadi kesulitas bernapas, frekuensi denyut nadi yang tinggi, berkeringat dan batuk yang parah.

Tanya:Apa saja pemicu serangan asma yang paling sering ditemui?Jawab : Sejarah asma dalam keluarga sering mengalami infeksi pernafasan saat anak-anak, paparan asap rokok bagi perokok pasif, dan rendahnya bobot lahir dapat meningkatkan resiko bagi penderita asma.Sedangkan pemicu serangan asma yang paling sering ditemui antara lain : Polusi udara seperti asap atau uap Bau-bauan kimiawi Kecoak Udara dingin atau AC Flu (influenza) Debu atau tungau debu Latihan, aktivitas fisik atau olahraga Makanan seperti kacang atau kerang Heartburn (sensasi terbakar pada dada yang sering semakin parah pada saat mengambil posisi berbaring atau membungkuk) Pengobatan seperti aspirin atau beta blocker Siklus menstruasi Jamur atau lumut Parfum atau deodorant Alergi binatang Stress atau reaksi emosional yang kuat seperti menangis Sulfit (bahan pengawet di beberapa jenis makanan dan minuman) Merokok Cuaca seperti kelembaban tinggiTanya:Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari alergiJawab : Untuk menghindari alergi, Anda dapat melakukan sendiri beberapa hal berikut : Menghindari alergen yang mungkin menyebabkan gejala asma Anda. Bila Anda alergi terhadap anjing atau kucing, usahakan untuk mengeluarkan binatang tersebut dari rumah Anda dan hindari kontak dengan binatang tersebut dari rumah. Hindari juga membeli baju, perabotan atau karpet yang terbuat dari bulu binatang. Gunakan AC karena bisa membantu mengurangi serbuk sari yang beterbangan dari pohon, tanaman perdu atau rumput yang selalu saja masuk rumah. AC juga menurunkan kelembaban di dalam ruangan dan mengurangi paparan dari tungau debu pada Anda. Jika rumah tidak memiliki AC, usahakan untuk menutup jendela ketika banyak serbuk sari beterbangan atau dapat juga menggunakan kipas angin. Gunakan filter udara untuk mengontrol debu jika Anda alergi debu. Pakailah masker ketika membersihkan filter. Bersihkan rumah secara keseluruhan seminggu sekali agar debu tidak menumpuk Jangan merokok dan hindari asap rokok dari orang lain. Hindari juga semua jenis asap, bahkan dari perapian atau pembakaran daun-daun kekring. Asap bisa mengiritasi mata, hidung dan saluran bronchial. Hindari aktivitas yang mungkin memperparah gejala-gejala asma. misal renovasi rumah seperti pengecatan Lakukan olahraga yang tepat. Olahraga secara teratur bermanfaat bagi penderita asma untuk yang mengalami asma gejala sedang. Kelebihan berat badan dapat memperparah gejala asma dan meningkatkan resiko masalah-masalah kesehatan lainnya. Hindari makanan, minuman dan aktifitas serta terlalu banyak makan yang bisa menyebabkan heartburn. Jika heartburn sering terjadi atau konstan, periksakan ke dokter. Anda mungkin perlu perawatan gastroesophageal reflux disease (GERD) atau kembalinya asam lambung ke mulut agar gejala asma mereda.Tanya:Apakah asma selalu menurun?Jawab : Penyakit alergi termamsuk asma diturunkan secara genetic. Penyakit alergi diturunkan secara bersilang, misalnya anak perempuan kena asma, kemungkinan besar ayahnya pengidap asma, lalu ibu dari ayahnya (nenek) itu juga pengidap asma, dan seterusnya.

Tanya:Kapan meminta pertolongan medis ketika asma dating?Jawab :

Hubungi dokter jika menurut Anda gejala asma semakin memburuk. Dalam serangan asma berat, segera minta bantuan medis.

Prof. DR. Dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI merupakan ahlinya di bidang penyakit asma. Hal ini dibuktikan dengan disertasinya yang berkaitan dengan asma di Indonesia dan pidatonya mengenai kontrol asma pada upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada bulan Januari 2007 lalu.Di sela-sela kesibukannya sebelum menguji seorang dokter, Prof. Heru mau meluangkan waktunya untuk wawancara dengan medicastore.com di kantornya di Divisi Alergi dan Imunologi Klinik FKUI/RSCM. Prof Heru bahkan memberikan bukunya yang berjudul Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya?- Bagaimana terjadinya asma? -Asma terjadi kalau ada faktor keturunan dan lingkungan. Keturunan disebabkan gen dan gen penyakit asma itu jumlahnya ratusan, sehingga gen penyebab asma sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit asma bukan karena satu faktor tapi banyak faktor yang diatur oleh gen.

- Apakah asma penyakit yang menular? -Karena dalam keluarga dijumpai lebih dari seorang yang menderita asma, penyakit ini sering disangka penyakit menular. Asma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan. Tidak heran jika ibunya asma anaknya asma.

Namun, untuk mengetahui apakah asma yang diderita merupakan faktor keturunan itu sulit. Biasanya ketahuan faktor keturunan dari wawancara dengan penderita yaitu sebanyak 31%. Tapi ingat bahwa asma tidak akan terjadi jika faktor lingkungannya tidak mendukung.

Penderita asma, belum tentu anaknya juga terkena asma. Jika anaknya dititipkan kepada orang lain yang lingkungannya berbeda, maka anaknya bisa tidak kena asma karena lingkungan dari kecil berpengaruh.

Di Indonesia jarang yang asma, anak-anak di Indonesia lebih sedikit yang asma dibandingkan di Australia, karena Australia (Inggris & Irlandia) paling tinggi di dunia karena pertama disebabkan oleh keturunan, yang kedua lingkungannya.

- Apakah yang menyebabkan terjadinya asma? -Asma banyak terjadi justru pada lingkungan yang bersih, ini yang disebut dengan hygiene theory. Sistem imunitas tidak terangsang karena tidak ada bakteri, jarang mendapat stimulasi, pemberian antibiotik, sangat bersih.

Sistem imunitas dibagi 2 yaitu TH1 dan TH2, dimana TH2 berkaitan dengan asma, dalam kehidupan sehari-hari bekerja seimbang. Ketika kena bakteri pada saat bayi sampai kurang 1 tahun seperti TBC, infeksi lain, kotor maka TH1 lebih dirangsang. Sebaliknya, TH2 yang tinggi cenderung menjadi alergi dan asma.

Orang yang hidup di peternakan, sejak bayi sudah terekspose kotoran sapi dll, sehingga lebih kuat terhadap alergi meskipun rentan terhadap infeksi. Di Indonesia banyak yang penderita TBC, tapi jumlah penderita asma lebih kecil. Makin higienis, pendapatan bagus, penggunaan karpet, maka lebih banyak yang kena asma.

Kasus asma pada anak di Indonesia sedikit lebih tinggi dibandingkan pada dewasa. Kemudian akan hilang sebagian, dan akan muncul lagi setelah dewasa karena perjalanan alamiah.

- Benarkah mitos antibiotik dapat mencetuskan asma? -Dulu antibiotik disebut mencetuskan asma tapi akhir-akhir ini dibantah, justu karena asma diberi antibiotik (misal pada kasus influenza di Indonesia) seolah-olah menimbulkan asma, memicu asma.

- Bagaimana mengetahui alergen penyebab alergi? - Untuk mengetahui alergen penyebab alergi dapat dilakukan tes alergi. Tes alergi ini dilakukan oleh dokter,dengan tujuan untuk mengetahui apakah penderita sensitif terhadap alergen tertentu. Jika hasilnya positif, perlu ditanyakan kepada orangnya apakah benar sensitif terhadap alergen tersebut. Tes alergi ini tidak menyakitkan dan biayanya sekitar Rp 350.000,-

- Bagaimana cara menangani serangan asma? -Pertama kenali serangan asma dahulu, bagaimana serangannya? Apakah tiba-tiba dada terasa sesak, mengi, batuk, biasanya ringan kemudian menjadi berat, inilah yang disebut dengan serangan asma.

Pengobatan berbeda tergantung beratnya, biasanya obat semprot lebih cepat. Obat golongan Beta-2 Agonis dan steroid lebih kuat. Sebaiknya gunakan obat semprot karena lebih aman. Obat yang diminum biasanya untuk pemeliharaan jangka panjang.

Untuk asma ringan cukup gunakan obat semprot golongan fentolin, bricasma, berotec (Beta-2 Agonis) kalau perlu, sedangkan asma persisten ringan harus minum obat bertahun-tahun setiap hari, meskipun tidak ada serangan seperti orang darah tinggi/diabetes (untuk maintenance) karena penyebabnya tidak ketahui.

- Asma, bisa sembuh atau problem seumur hidup? -Asma tidak bisa sembuh, gejalanya saja yang bisa hilang dengan obat-obatan. Asma yang terkontrol bebas gejala, sehingga penderita bisa bebas beraktivitas seperti berenang, bekerja dan lain-lain.

- Adakah kiat-kiat untuk mengontrol penyakit asma? -Kiat untuk mengontrol asma dimana asma bukannya sembuh tapi terkontrol yaitu: 1. Kenali asma anda (jenis yang mana, ringan, dll)2. Kenali pencetusnya, jika emosi maka atasi emosi, jika virus influenza maka perlu divaksinasi, jika obat maka hindari obat tersebut, jika makanan maka hindari makanan tersebut, jika debu rumah maka hindari debu rumah.3. Kenali obat-obatan yang dipakai secara benar. Pakai obat yang disuruh dokter secara benar. Pastikan obat benar dan dosis benar.4. Kontrol ke dokter jangan hanya lagi sesak, seperti servis mobil jangan tunggu rusak baru ke bengkel, lakukan perawatan terhadap badan sendiri.5. Siapkan obat emergency untuk serangan di tengah malam.

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali.

Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.

Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik.

Bronkodilator artinya obat yang dapat melebarkan saluran napas dengan jalan melemaskan otot-otot saluran napas yang sedang mengkerut, sedangkan kortikosteroid adalah obat antialergi dan anti peradangan yang diberikan dengan tujuan sistemik yaitu disalurkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.

Ada sekelompok penderita yang begitu sering mendapat serangan sehingga hampir tidak pernah mengalami masa bebas gejala penyakit asma. Keadaaan ini disebut kronis yang dapat berlangsung berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun. Pengobatannya memerlukan jangka waktu yang lama dan penderita tiap hari harus memakai obat. 1. Agonis Reseptor Beta-2 AdrenergikMerupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan penyakit asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik. Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-2 adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot.Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta-2 adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-2 adrenergik.Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat.Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Jenis bronkodilator lainnya adalah teofilin. Teofilin biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting.Pada serangan penyakit asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Jumlah teofilin di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang.Pada saat pertama kali mengkonsumsi teofilin, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat.Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.2. Kortikosteroid Kortikosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala penyakit asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap kortikosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan penyakit asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan. Tetapi penggunaan tablet atau suntikan kortikosteroid jangka panjang bisa menyebabkan: gangguan proses penyembuhan luka terhambatnya pertumbuhan anak-anak hilangnya kalsium dari tulang perdarahan lambung katarak prematur peningkatan kadar gula darah penambahan berat badan kelaparan kelainan mentalTablet atau suntikan kortikosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan penyakit asma yang berat. Kortikosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala penyakit asma.Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler kortikosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. 3. Cromolin dan NedocromilKedua obat tersebut diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan.Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk penyakit asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.4. Obat Antikolinergik Obat ini bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. Contoh obat ini yaitu atropin dan ipratropium bromida.5. Pengubah LeukotrienMerupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan penyakit asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala penyakit asma). Contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton.Pengobatan Untuk Serangan Penyakit Asma Akut

Suatu serangan penyakit asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati penyakit asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-2 adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita.

Pengobatan penyakit asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinefrin atau terbutalin di bawah kulit dan aminofilin (sejenis teofilin) melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan kortikosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).

Pada serangan penyakit asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan penyakit asma yang berat, dilakukan : pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter) pemeriksaan rontgen dadaPengobatan Penyakit Asma Jangka Panjang Salah satu pengobatan penyakit asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-2 adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler kortikosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan teofilin per-oral.

Eksaserbasi/serangan asma Episode peningkatan sesak napas, batuk, mengi (wheezing),dada terasa berat, atau kombinasi gejala-gejala tersebut secara cepat dan progresif Ditandai dengan penurunan aliran udara ekspirasi, dinilai dari arus puncak ekspirasi (APE) atau volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP-1) FAKTOR RISIKO UNTUK EKSASERBASI AKUT ASMA Alergen Infeksi saluran napas Exercise dan hiperventilasi Cuaca Sulfur dioksida Makanan, bumbu, obat-obatan TUJUAN PENATALAKSANAAN PADA EKSASERBASI AKUT Menghilangkan obstruksi secepat mungkin Menghilangkan hipoksemi Mengembalikan faal paru ke normal secepat mungkin Mencegah kekambuhan

Penatalaksanaan Pencegahan lebih baik daripada pengobatan Pengobatan serangan asma sedini mungkin Di rumah Di rumah sakit :- Ruang gawat darurat (IGD)- Ruang rawat inap - Ruang perawatan intensif (ICU)

Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah

Penilaian beratnya serangan asma Ukur APE : nilai 50% prediksi/nilai terbaik menunjukkan asma akut berat. Catat tanda & gejala. Derajat batuk, sesak, mengi, & rasa tertekan di dada tidak akurat untuk menilai derajat beratnya serangan asma. Penggunaan otot bantu napas & retraksi suprasternal menunjukkan serangan asma berat

Pengobatan awal Hirup agonis beta 2 aksi pendek 2-4 semprot, sampai 3 x setiap 20 menit atau nebulizer sekali

Respons baik Eksaserbasi ringan APE >80% prediksi/nilai terbaik Tidak ada mengi/sesak Respons terhadap agonis 2 bertahan > 4 jam Agonis 2 dapat dilanjutkan setiap 3-4 jam selama 24-48 jam Penderita yang sedang menggunakan kortikosteroid hirup, dosis didobel untuk 7-10 hari

Respons tidak lengkap Eksaserbasi sedang APE 50-80% prediksi/nilai terbaik Mengi dan sesak napas menetap Tambahkan kortikosteroid oral Lanjutkan agonis 2

Respons buruk Obstruksi berat APE < 50% prediksi/nilai terbaik Mengi dan sesak napas sangat menonjol Tambahkan kortikosteroid oral Ulangi agonis 2 segera Jika serangan sangat berat / tidak responsif, hubungi dokter & segera pergi ke gawat darurat

Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjut

Hubungi dokter segera (hari ini) untuk instruksi lebih lanjut

Rujuk ke ruang gawat darurat

Penatalaksanaan eksaserbasi di rumah sakit Eksaserbasi berat asma merupakan kegawatdaruratan medis yang mengancam jiwa Penanganan harus cekatan dan paling aman jika dilakukan di rumah sakit

Penatalaksanaan Eksaserbasi di Rumah SakitPenilaian awal (sesuai derajat berat/ringannya serangan asma)Riw. penyakit, pemeriksaan fisik, penggunaan otot bantu napas, frek. nadi, frek. napas, APE atau VEP1, saturasi O2, AGD pada pasien berat & pemeriksaan lain jika ada indikasi

Terapi awal Inhalasi agonis 2 aksi singkat, dg nebulisasi, 1 dosis setiap 20 menit selama 1 jam Oksigen untuk mencapai saturasi O2 90% (95% pada anak-anak) Kortikosteroid sistemik jika tidak ada respons segera/jika akhir-akhir ini mendapat steroid peroral atau jika serangan asmanya berat Sedasi merupakan kontraindikasi pada penanganan serangan akut/eksaserbasi

Penilaian ulang : tanda-tanda fisik, APE, saturasi O2, & pemeriksaan lain yang diperlukan

Tingkat Sedang APE 60-80% dari nilai prediksi/terbaik Pem.fisik : gejala asma sedang, penggunaan otot bantu napas Inhalasi agonis 2 setiap 60 menit Pertimbangkan kortikosteroid Lanjutkan pengobatan 1-3 jam, sepanjang ada perbaikan

Tingkat Berat APE < 60% dari nilai prediksi/terbaik PF: Gej. asma berat, istirahat ada retraksi dada Riw. risiko tinggi, tak ada perbaikan stl t/ awal Inhalasi agonis 2 tiap 60 menit atau kontinyu inhalasi antikolinergik Oksigen, Kortikosteroid sistemik Pertimbangkan agonis 2 SK, IM, atau IV

Respons baik Respons menetap 60 menit sesudah t/ terakhir Pem. fisik normal APE > 70% Tidak ada distres Saturasi O2 >90% (anak 95%Respons tidak lengkap 1-2 jam Riw. risiko tinggi Pem. fisik gejala asma ringan/sedang APE >50% tetapi 60% Pasien dengan APE atau VEP-1 40-60%, mempunyai kemungkinan rawat jalan jika dapat difollow-up secara memadai dan pasien dijamin patuh dengan anjuran yang diberikan Kriteria rawat inap (bangsal) Respons tidak adekuat setelah 1-2 jam pengobatan Obstruksi berat menetap (APE < 40% nilai prediksi/nilai terbaik) Riwayat serangan asma berat, terutama yang memerlukan perawatan Adanya faktor-faktor risiko tinggi Gejala tetap berlangsung lama sebelum mengunjungi gawat darurat Tidak tersedianya fasilitas yang memadai dari rumah untuk mencapai rumah sakit / mendapat obat Kesulitan transportasi mencapai rumah sakit bila gejala asma memburuk Kriteria rawat di ICU Asma berat dengan respons kurang baik terhadap pengobatan di IGD Terdapat gejala penurunan kesadaran atau gagal napas