45
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat yang ped lingkungan memperingatinya sebagai “Hari Bumi”. Peringatan yang pertama k dilakukan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang sen yang bernama Geylord Nelson. Bagi pejuang lingkungan hidup ini m momen untuk medesak masuknya isu lingkungan hidup dalam agenda t nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian ling hidup. Keadaan lingkungan hidup akhir-akhir ini menjadi tanggung semua bagi generasi mendatang. Tindakan-tindakan yang telah kita sedang kita lakukan, dan akan kita lakukan terhadap lingkungan hidup duni akan dituai oleh anak cucu kita. Salah satu isu dunia terkait masalah lin yang terhangat saat ini adalah masalah pemanasan global ( global warming ) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi saat ini telah meningkat taja Sebagian besar peningkatan suhu disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca terjad aktivitas manusia baik dari kegiatan industri, kendaraan bermotor, listrik, maupun penggunaan listrik secara berlebihan. Peningkatan suhu gl diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti naiknya permuka

Bagian Isi Karya Ilmiah.pemanasan Global

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap tanggal 22 April, masyarakat dunia khususnya masyarakat yang peduli lingkungan memperingatinya sebagai Hari Bumi. Peringatan yang pertama kali dilakukan pada 22 April 1970 di Amerika Serikat atas prakarsa seorang senator yang bernama Geylord Nelson. Bagi pejuang lingkungan hidup ini merupakan momen untuk medesak masuknya isu lingkungan hidup dalam agenda tetap nasional dan mengingatkan manusia akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup. Keadaan lingkungan hidup akhir-akhir ini menjadi tanggung jawab kita semua bagi generasi mendatang. Tindakan-tindakan yang telah kita lakukan, sedang kita lakukan, dan akan kita lakukan terhadap lingkungan hidup dunia ini akan dituai oleh anak cucu kita. Salah satu isu dunia terkait masalah lingkungan yang terhangat saat ini adalah masalah pemanasan global (global warming) dan akibat-akibatnya bagi kehidupan manusia. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi saat ini telah meningkat tajam. Sebagian besar peningkatan suhu disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gasgas rumah kaca. Peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca terjadi akibat aktivitas manusia baik dari kegiatan industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik, maupun penggunaan listrik secara berlebihan. Peningkatan suhu global ini diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan seperti naiknya permukaan

2

air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola hujan. Pemanasan global merupakan berita aktual yang masih dibahas hingga saat ini. Pemanasan global disebabkan oleh konsentrasi gas-gas rumah kaca yang meningkat jauh melebihi batas normalnya. Sebenarnya gas-gas rumah kaca tersebut juga dibutuhkan oleh Bumi untuk menjaga agar suhu Bumi tetap hangat. Apabila gas-gas rumah kaca tersebut dalam keadaan minimum di bawah batas normal, maka Bumi akan ditutupi oleh es seluruhnya. Dari informasi terkini, bahwa suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat selama seratus tahun terakhir. Suatu badan yang bernama IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) menyimpulkan, Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan oleh IPCC tersebut. Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahanperubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.

3

Terganggunya pola cuaca di permukaan Bumi mengakibatkan berbagai masalah di berbagai bidang seperti ekologis dan kesehatan, bahkan sosial dan politik. Jika masalah pemanasan global ini tidak ditanggapi secara serius maka akan menciptakan keadaan yang sangat mengerikan di waktu yang dekat, seperti timbulnya penyakit-penyakit baru yang tidak pernah muncul sebelumnya, pola cuaca yang aneh, punahnya berbagai jenis hewan langka, dan berbagai masalah serius lainnya. Oleh sebab itu, kita tidak boleh hanya tinggal dan duduk diam saja. Kita harus bertindak secepatnya agar masalah yang lebih parah tidak akan terjadi. Generasi yang akan datang bergantung kepada apa yang kita lakukan sekarang. Maka lakukanlah hal-hal positif yang dapat membantu menciptakan dunia yang lebih baik lagi. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pemanasan global? 2. Apakah penyebab dari terjadinya pemanasan global? 3. Apakah dampak dari pemanasan global? 4. Hal-hal apa sajakah yang perlu dilakukan untuk mengurangi pemanasan global? C. Tujuan 1. Memberikan informasi-informasi terkini dan pengetahuan seputar pemanasan global. 2. Memberikan informasi tentang cara mengurangi pemanasan global dan dampaknya. 3. Memberikan suatu dorongan dalam hal mengurangi pemanasan global.

4

D. Pembatasan Masalah Pencemaran lingkungan dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif, seperti banjir, longsor, erosi, hujan asam, pemanasan global, punahnya berbagai hewan langka, dan terganggunya ekosistem. Akan tetapi, yang dibahas dalam makalah ini hanya sebatas masalah pemanasan global. E. Manfaat 1. Untuk mengetahui pengertian pemanasan global. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global. 3. Untuk mengetahui dampak yang sedang dan akan dialami manusia maupun makhluk hidup lainnya akibat pemanasan global. 4. Untuk dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengurangi dampak pemanasan global dan bahkan mengurangi

pemanasan global itu sendiri. 5. Melalui data-data terkini seputar pemanasan global, dapat memotivasi dalam keikutsertaan menyelamatkan Bumi dari bahaya pemanasan global di hari mendatang.

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan dan Pencemaran Lingkungan Lingkungan mencakup segala sesuatu di sekitar kita terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik berupa hewan, tumbuhan, manusia, dan mikroba. Faktor abiotik berupa lingkungan fisik, meliputi air, tanah, dan udara, serta segala sesuatu yang terkait dengan ketiga faktor itu, misalnya cuaca, kelembapan, suhu, dan topografi. Lingkungan juga dipengaruhi oleh budaya manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia akan berpengaruh sedikit atau banyak dan akan berdampak terhadap perubahan lingkungan tersebut. Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu memiliki komponen yang lengkap, terjadi interaksi antarkomponen, setiap komponen berperan sesuai dengan fungsinya, terjadi pemindahan energi (arus energi), dan daur biogeokimia. Keseimbangan lingkungan dapat terganggu jika terjadi berbagai perubahan, misalnya berkurangnya fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen sehingga memutus mata rantai dalam ekosistem. Salah satu faktor penyebab terganggunya lingkungan adalah pencemaran atau polusi. Pencemaran lingkungan (polusi) adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan.

6

Polusi juga dapat diartikan sebagai berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan menjadi berkurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Undang-Undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Suatu zat dapat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal serta berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar normal 0,033 % di udara bermanfaat bagi tumbuhan, tetapi lebih tinggi dari 0,033 % dapat memberikan efek merusak. Polutan dapat bersifat merusak untuk sementara, yaitu jika setelah bereaksi dengan zat di lingkungan menjadi tidak merusak lagi. Polutan juga dapat merusak dalam jangka waktu yang lama. Contohnya, Timbal (Pb) tidak merusak jika konsentrasinya rendah. Akan tetapi, dalam jangka waktu yang lama, timbal dapat terakumulasi dalam tubuh manusia sampai ke tingkat yang merusak. Pemanasan global sebagian besar disebabkan oleh adanya pencemaran udara. Bahan pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Berikut akan diuraikan gas-gas yang dapat mengakibatkan pencemaran udara. 1. Gas H2S. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, juga dihasilkan dari pembakaran minyak Bumi dan batu bara. 2. Gas karbon monoksida (CO) dan CO2. Gas CO tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas CO2 dalam udara murni berjumlah 0,03 %. Jika melebihi batas toleransi ini, dapat

7

mengganggu pernapasan. Selain itu, gas CO2 yang berlebihan di Bumi dapat mengikat panas matahari berlebihan pula, sehingga suhu Bumi bertambah panas. Pemanasan global di Bumi akibat CO2 disebut juga sebagai Efek Rumah Kaca. 3. Partikel sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2). Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk awan di dekat permukaan tanah yang dapat mengganggu pernapasan. 4. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan serbuk sari juga dapat mengganggu kesehatan. 5. Batu bara yang mengandung sulfur jika dibakar akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bereaksi dengan uap air dan oksigen menghasilkan asam sulfur atau asam sulfat (H2SO4). Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pernapasan serta perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih tumbuhan.

Sumber pencemaran udara lainnya dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan kemudian jatuh ke Bumi. Materi radioaktif ini akan terakumulasi di tanah, air, hewan, tumbuhan dan juga pada manusia. Pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit kelainan gen, dan bahkan kematian. Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

8

Untuk mengetahui apakah suatu lingkungan telah tercemar dan berapa besar tingkat pencemaran yang terjadi, dapat digunakan beberapa parameter. Parameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut. 1. Parameter Kimia Parameter kimia meliputi CO2, derajat keasaman (pH), alkalinitas, dan kadar logam-logam berat. 2. Parameter Biokimia Salah satu parameter biokimia adalah BOD (Biochemical Oxygen Demand). BOD adalah kadar oksigen terlarut yang hilang dari sampel air pada waktu dan suhu tertentu, melalui penguraian bahan organik oleh mikroorganisme. Cara pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kadar oksigennya selama lima hari. Kemudian, kadar oksigennya diuukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm. 3. Parameter Fisik Parameter fisik meliputi suhu, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.

9

4. Parameter Biologi Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya bakteri, virus, bentos, dan plankton.

Indonesia juga turut berpartisipasi dalam hal pengelolaan lingkungan dengan membuat undang-undang khusus yang mengaturnya, yakni UndangUndang tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. Undang-undang ini berisi 9 bab dan 24 pasal. Undang-undang lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup, meningkatkan kualitas hidup, dan menindak para pelanggar yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Undang-undang lingkungan hidup antara lain berisi hak, kewajiban, wewenang, dan ketentuan pidana yang meliputi hal-hal berikut: 1. Setiap orang mempunyai hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. 2. Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan. 3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup; peran serta tersebut di atur dengan perundang-undangan. 4. Barang siapa yang dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup atau

tercemarnya lingkungan hidup, diancam pidana penjara atau denda.

10

Upaya pengelolaan yang telah digalakkan dan undang-undang yang telah dikeluarkan belumlah berarti tanpa di dukung kesadaran manusia akan arti penting lingkungan, serta kesadaran bahwa lingkungan merupakan titipan dari generasi yang akan datang.

B. Pengertian Pemanasan Global Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari pemanasan adalah proses, cara, perbuatan memanasi atau memanaskan, dan pengertian dari global adalah secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar, bersangkut paut, meliputi seluruh dunia. Dari kedua pengertian ini, secara sempit dapat didefinisikan bahwa pengertian dari pemanasan global adalah suatu keadaan seluruh dunia yang mengalami pemanasan melebihi batas normal. Pemanasan global dalam arti luas adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pada saat ini Bumi menghadapi peningkatan suhu yang cepat. Menurut para ahli meterologi selama seratus tahun terakhir rata-rata temperatur Bumi telah meningkat dari 15 C menjadi 15,5 C. Hasil pengukuran yang lebih akurat oleh stasiun meterologi dan juga data pengukuran satelit sejak tahun 1957, menunjukkan bahwa sepuluh tahun terhangat terjadi setelah tahun 1980, tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990. Secara kuantitatif nilai perubahan temperatur rata-rata Bumi ini kecil tetapi dampaknya sangat luar biasa terhadap lingkungan.

11

C. Penyebab Pemanasan Global Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur

dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan Bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di Bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 C, Bumi sebenarnya telah lebih panas 33 C dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu Bumi hanya sebesar -18 C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

12

Para ilmuwan telah menghabiskan puluhan tahun mencari tahu apa yang menyebabkan pemanasan global. Mereka telah melihat siklus alam dan peristiwa yang diketahui mempengaruhi iklim. Tetapi jumlah dan pola pemanasan yang telah diukur tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor tertentu saja. Satu-satunya cara untuk menjelaskan pola ini untuk memasukkan efek Gas Rumah Kaca (GRK) yang dipancarkan oleh manusia. Efek gas rumah kaca dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke Bumi mengalami: 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25 % diserap awan 45 % diabsorbsi permukaan Bumi 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan Bumi Energi yang diabsorbsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan Bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan Bumi tertahan oleh awan da gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya untuk dikembalikan ke permukaan Bumi.

Kontribusi Pada Efek Gas Rumah Kaca

Sumber Emisi % Global Batu bara Minyak Bumi 29 29 11 20 10

CO2

45-50 %

Gas alam Penggundulan hutan Lainnya

13

CH4

10-20 %

Tabel 1.1 Kontribusi Gas-Gas pada Efek Rumah Kaca

Untuk menangani masalah ini, PBB membentuk sebuah kelompok ilmuwan yang disebut Intergovernmental Panel on Climate Change, atau IPCC. IPCC bertemu setiap beberapa tahun untuk meninjau temuan-temuan ilmiah terbaru dan menulis laporan merangkum semua yang diketahui tentang pemanasan global. Laporan masing-masing mewakili konsensus, atau kesepakatan, antara ratusan ilmuwan terkemuka. Salah satu hal pertama yang para ilmuwan pelajari adalah bahwa ada beberapa gas rumah kaca bertanggung jawab untuk pemanasan global yang disebabkan oleh ulah manusia. Sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil di mobil, pabrik dan produksi listrik. Gas yang bertanggung jawab atas pemanasan yang paling besar adalah karbon dioksida, juga disebut CO2. Kontributor lainnya termasuk metana dilepaskan dari tempat pembuangan sampah dan pertanian (terutama dari sistem pencernaan hewan merumput), nitrogen oksida dari pupuk, gas digunakan untuk pendinginan dan proses industri, dan hilangnya hutan yang dapat menyimpan CO2. Setiap gas rumah kaca memiliki kemampuan yang berbeda dalam memerangkap panas. Beberapa dari mereka bahkan dapat menjebak panas lebih besar dari CO2. Sebuah molekul metana menghasilkan lebih dari 20 kali pemanasan dari molekul CO2. Nitrogen oksida adalah 300 kali lebih kuat dari CO2. Gas-gas lain, seperti CFC (yang telah dilarang di banyak dunia karena mereka juga merusak lapisan ozon), memiliki kapasitas perangkap-panas

14

ribuan kali lebih besar dari CO2. Tetapi karena konsentrasi mereka jauh lebih rendah daripada CO2, tidak satupun dari gas-gas tersebut dapat menambah kehangatan sebesar yang dihasilkan oleh CO2. Dalam rangka untuk memahami dampak dari semua gas bersama-sama, para ilmuwan cenderung berbicara tentang semua gas rumah kaca dalam hal jumlah yang setara CO2. Sejak tahun 1990, emisi tahunan telah meningkat sekitar 6 miliar ton metrik setara karbon dioksida di seluruh dunia, lebih dari peningkatan 20 %.

Apa Penyebab Utama Pemanasan Global? Ada banyak cara yang harus diketahui untuk mengurangi emisi karbon dioksida, yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menggunakan energi terbarukan seperti energi surya atau angin, mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang barang-barang keperluan sehari-hari (Reduce, Reuse, Recycle), mengendarai mobil berbahan bakar efisien atau yang menggunakan energi alternatif, menggunakan alat-alat elektronik yang hemat energi, dan lain-lain. Namun cara yang paling cepat untuk menghentikan pemanasan global adalah menjalani diet vegetarian. Dalam suatu konferensi pers yang diselenggarakan oleh Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC), ketua IPCC - Dr. Pachuari mengingatkan bahwa jika umat manusia tidak bertindak sekarang, maka perubahan iklim akan berdampak serius. Beliau juga dengan jelas mengatakan cara untuk menghentikan perubahan iklim, yaitu dengan berhenti memakan daging dan beralih ke gaya hidup yang lebih hijau, seperti menjadi vegetarian.

15

Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "Sektor peternakan adalah satu dari dua atau tiga penyumbang terbesar bagi krisis lingkungan yang paling serius dalam setiap skala, mulai dari lokal hingga global." Hampir seperlima (20 %) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.

Gambar 1.1 Peternakan Sumber Emisi Gas Rumah Kaca

Industri ternak ternyata telah menjadi penyebab utama dari pengrusakan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Pemeliharaan ternak untuk konsumsi telah menjadi salah satu penghasil gas karbon dioksida terbesar serta menjadi satu-satunya sumber emisi gas metana dan nitrogen oksida terbesar. Sektor peternakan telah menyumbang 9 % racun karbon dioksida, 65 % nitrogen oksida, dan 37 % gas metana yang dihasilkan karena ulah manusia. Gas metana menghasilkan gas rumah kaca 20 kali lebih besar dan nitrogen oksida 296 kali lebih banyak jauh di atas karbon dioksida. Peternakan juga menghasilkan emisi

16

amonia sebesar 64 % yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.

Gambar 1.2 Polusi Udara Menyumbang Emisi Gas Rumah Kaca bagi Pemanasan Global

Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30 % dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak. Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestocks Long ShadowEnvironmental Issues and Options), peternakan adalah penggerak utama dari penebangan hutan . kira-kira 70 % dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak. Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 % dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap

17

tahunnya. Sekitar 85 % dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem. Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat adalah sebagai berikut.

1 kg daging Daging sapi Ayam Kedelai Beras Gandum Kentang

Air (liter) 1.000.000 3.500 2.000 1.912 900 500

Tabel 1.2 Konsumsi Air untuk Satu Kilo Makanan dalam Pertanian Pakan di Amerika Serikat

Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi satu kilogram daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilogram. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum; akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi.

18

Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat sebuah hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai. Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih. Tahun lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan. Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ekstra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius Hibrida menghemat kurang lebih satu ton emisi CO2. Pilihannya ada di dapur Anda: Sekalipun seseorang memilih untuk menutup matanya terhadap kekejaman dalam pertanian pakan ternak, akan tetapi keadaan darurat untuk menghentikan perubahan iklim dan bagaimana cara melakukannya sangatlah jelas. Sekarang bukan hanya para vegetarian atau pencinta lingkungan yang mengatakannya; tetapi ketua dari sebuah badan internasional, Dr. Pachauri, telah mengumumkan kepada dunia bahwa pengaruh memakan daging telah merusak planet kita, dan bahwa kita harus

19

menghentikan memakan daging agar dapat membalikkan keadaan. Namun itu semua tergantung pada pilihan orang. Kita semua bertanggung jawab untuk membuat Bumi ini menjadi lebih sejuk, lebih bersih, dan lebih sehat. Jadi mulailah dari dapur Anda: pilihlah diet vegetarian dan bantulah mengerem perubahan iklim.

D. Dampak Pemanasan Global Selama era pra-industri menurut perkiraan efek rumah kaca telah meningkatkan suhu Bumi rata-rata sekitar 1 5 C. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antar 0,3 2 % per tahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 4,5 C sekitar tahun 2030. Berikut ini adalah dampak dari pemanasan global. 1. Gangguan dan Kerusakan Lapisan Ozon a. Menipisnya Lapisan Ozon Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan 3 atom O. Secara alamiah ozon tersebar dalam stratosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35 km. Konsentrasi ozon di lapisan stratosfer bervariasi menurut ketinggian. Lapisan ozon yang tipis ini bila dibandingkan dengan tebalnya seluruh atmosfer Bumi cukup efisien dalam menyaring semua sinar ultraviolet matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di Bumi. Makin pendek panjang gelombang

20

radiasi ultraviolet, makin besar pula bahayanya terhadap kehidupan, tetapi makin baik bila diabsorbsi oleh lapisan ozon. Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang pendek dikenal dengan UV-C, dapat mematikan makhluk hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang lebih panjang yaitu UV-A, relatif kurang berbahaya dan hampir semuanya dapat menembus lapisan ozon. Jenis lain yaitu UV-B meskipun masih tetap berbahaya, tetapi masih kurang mematikan dibanding UV-C. b. Kebocoran Lapisan Ozon Ozon merupakan lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi matahari. Perkembangan teknologi yang dibuat manusia telah merusak lapisan ozon. Pembuatan senyawa kimia CFC yang banyak digunakan pada alat pendingin ruangan (Air Conditioner), dan lemari es atau freezer serta berbagai jenis parfum telah menipiskan lapisan ozon Bumi. Hal ini mulai diketahui pada tahun 1980-an setelah ditemukannya lubang ozon di atas benua antartika. Untuk menghindari penipisan lapisan ozon yang lebih lanjut secara global di seluruh dunia, penggunaan senyawa CFC dan alat-alat yang menggunakannya harus dikurangi. Jika tidak, maka lapisan yang melindungi Bumi dari radiasi matahari akan terus berkurang bahkan hilang sama sekali. Hal ini dapat membahayakan manusia karena radiasi matahari dapat menyebabkan kanker kulit.

21

Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya dan bila terhisap dapat merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer dapat melindungi kehidupan di Bumi karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Oleh karena itu, para ilmuwan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa senyawa kimia CFC yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap 1 molekul CFC dapat menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk juga dapat menyerang lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia, merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi aktivitas kehidupan plankton yang akan berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya CO2 akibat berkurangnya tanaman dan plankton. Sebaliknya terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer memicu terjadinya kabut-campur-asap, yang berkaitan dengan ISPA bagi mereka yang menderita masalah kardiopulmoner.

22

Pada tahun 1987 ditandatangani protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak 1990 diusulkan oleh komunitas Eropa (Sekarang Uni Eropa), pada tahun 1989, yang disetujui oleh presiden Amerika Serikat, George William Bush. Pada Desember 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida metil bromida di negaranegara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 % pada tahun 2000. CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun 1995 dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorokarbon (HCFC) yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan dengan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC hingga 2020 pada negara maju dan 2016 di negara berkembang. Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, pada tahun 1991, National Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan satelit peneliti atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. c. Kerusakan Lapisan Ozon Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer.

23

Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan Bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km di atas Antartika 95 % lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979 dan sepuluh tahun kemudian semakin besar pula. Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca NIMBUS 7 milik NASA dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi di seluruh dunia. Belum begitu lama terbukti bahwa CFClah yang bertanggungjawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon. d. Klorofluorokarbon (CFC) Biang Keladi Kerusakan Lapisan Ozon CFC merupakan gas yang berwarna biru tua, stabil, tidak mudah terbakar, mudah disimpan, dan murah harganya. Karena sifat-sifat itulah penggunaan CFC meluas dimana-mana. CFC pertama kali digunakan pada lemari es, kemudian digunakan sebagai pendorong aerosol dalam kaleng atau botol penyemprot juga digunakan untuk membersihkan sirkuit komputer yang halus. Sejak tahun 1998 produksi CFC seluruh dunia digunakan sebagai berikut: 30 % pada lemari es dan pendingin udara 19 % pada aerosol kaleng penyemprot 28 % pada karet dan karton fastfood 19 % sebagai pembersih 4 % keperluan lainnya Sifat stabil dari CFC yang sangat bermanfaat di Bumi ini memberi peluang baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke

24

stratosfer akan mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor yang bebas bersifat sangat reaktif, kemudian mengikat sebuah atom oksigen dari molekul ozon (O3) sehingga merubah ozon tersebut menjadi molekul oksigen biasa (O2). Reaksi perubahan ozon menjadi molekul oksigen terlihat berikut: CFCl3 + UV Cl- + O2 O2 + UV energi ClO + 2O Cl- + O3 CFCl2 + ClClO + O2 2O O2 + ClClO + O2

(kembali ke langkah 2 dan reaksi akan berlanjut terus) Senyawa lainnya yang sekerabat dengan CFC yaitu halon, ternyata lebih merusak lapisan ozon. Halon yang digunakan sebagai pemadam kebakaran ternyata merusak ozon sepuluh kali lebih efektif dari CFC. Halon meskipun dengan konsentrasi sangat rendah di atmosfer kadarnya akan meningkat dua kali dalam kurun waktu 5 tahun. Jenis CFC yang paling merusak ozon ini kadarnya juga akan meningkat cepat di atmosfer. Konsentrasi CFC 11 (CFCl3) dan CFC 12 (CF2Cl2) meningkat dua kali setiap tujuh belas tahun, sedangkan CFC 13 setiap enam tahun. Senyawa klorofluorokarbon (CFC) ini juga sangat membahayakan karena berumur panjang. Berikut ini rata-rata umur dari beberapa senyawa CFC dan Halon.

25

Jenis CFC CFC-11 CFC-12 CFC-13 Halon-1301

Rata-rata Umur di Atmosfer 17 tahun 111 tahun 90 tahun 110 tahun

Tabel 1.3. Rata-Rata Umur Senyawa CFC dan Halon

Beberapa senyawa kimia lainnya yang berperan dalam merusak lapisan ozon adalah CCl4 (karbon tetraklorida), CHCl3 (metil kloform), dan NO2 (nitrogen dioksida). e. Apa Dampak Bolongnya Lapisan Ozon pada Kesehatan dan Lingkungan? Radiasi UV-B yang dapat menembus lapisan ozon dan cukup membahayakan. Radiasi ini merusak materi genetik DNA dan merupakan penyebab utama kanker kulit, jumlah penderitanya telah meningkat dengan cepat di seluruh dunia, kanker kulit ini di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 300.000 kasus tiap tahunnya. Selain menimbulkan kanker kulit, radiasi UV juga melemahkan kemampuan tubuh. Untuk mengatasinya dengan jalan menekan efisiensi sistem kekebalan. Untuk setiap penipisan 1 % lapisan ozon diperkirakan sebanyak 2 % radiasi UV sampai di permukaan Bumi, dan akan menyebabkan peningkatan terjadinya kanker kulit 2-5 %. Selain itu diketahui pula bahwa peningkatan kadar gas CO2 di atmosfer dapat menyebabkan reaksi pembentukan ozon di stratosfer

26

menurun, hal ini dapat menimbulkan kerusakan lapisan ozon yang tidak dapat teratasi. Ultraviolet dapat juga menyebakan penyakit katarak mata. Sekitar 12-15 juta orang di seluruh dunia menderita kebutaan akibat katarak dan 18-30 juta lainnya mengalami gangguan penglihatan dan diperkirakan makin lama jumlahnya makin meningkat bila kerusakan lapisan ozon tidak cepat ditanggulangi. Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada bentuk kehidupan lain. Dari 300 jenis tanaman pertanian dan spesies tumbuhan lain lebih dari separuhnya sangat peka terhadap ultraviolet, seperti : kacang, melon, kubis, dan sebagainya. Peningkatan radiasi UV-B dapat menurunkan kualitas tomat, kentang, kubis, dan kedelai serta menurunkan produksi pertanian dan kehutanan. Radiasi UV-B juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m di bawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

2. Iklim Mulai Tidak Stabil Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan utara tersebut. Daerah-daerah yang

27

sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan

meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 % untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan, (curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 % dalam seratus tahun terakhir ini) dan badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

28

3. Peningkatan Permukaan Laut Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 25 cm (4 - 10 inci) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut sebesar 9 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inci) akan menenggelamkan 6 % daerah Belanda, 17,5 % daerah Bangladesh, dan banyak pulaupulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negaranegara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inci) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah

29

dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

4. Suhu Global Cenderung Meningkat Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

5. Gangguan Ekologis Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan

30

yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

6. Dampak Sosial dan Politik Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya

penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk penyakit, ke tempat-tempat pengungsian dimana sering mikronutrien, muncul trauma

seperti: diare, malnutrisi, defisiensi

psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya

kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk dapat berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agepty), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa

31

ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA. Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakitpenyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

E. Penanggulangan Pemanasan Global Kerusakan lapisan ozon menjadi semakin meyakinkan dengan ditemukannya lapisan ozon yang berlubang pada awal tahun 1985 di Antartika. Tahun 1989 semakin dapat dipastikan bahwa kerusakan telah bertambah luas, selain di daerah kutub utara juga terjadi di atas kawasan berpenduduk padat. Rusaknya lapisan ozon di stratosfer lintang tengah sampai utara berjalan jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Hasil pengamatan satelit menunjukkan lubang ozon di Antartika lebih luas dari wilayah Amerika Serikat. Upaya perlindungan terhadap lapisan ozon dilakukan melalui Konvensi Wina pada tahun 1985 dan pada tahun 1987 Amerika Serikat melarang penggunaan CFC yang digunakan pada aerosol. Dua tahun kemudian sejumlah peraturan selesai disusun dalam Protokol Montreal dan diberlakukan mulai Januari 1989. Protokol ini diratifikasi oleh 36 negara yang mencakup 80 %

32

konsumen CFC dunia, mengusulkan agar diturunkan produksi dan penggunaan lima bahan kimia CFC dan tiga jenis Halon secara bertahap secara tuntas 2005. Meskipun agak terlambat, Indonesia meratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal pada tahun 1992. Dengan demikian Indonesia sepakat menghentikan pembuatan dan penggunaan bahan tersebut dan mulai Januari 1997 telah dilakukan larangan impor CFC dan sebagai penggantinya adalah HCFC (Hidroclorofluorocarbon) yang mendapat subsidi dari pemerintah dalam bentuk bea masuk yang lebih kecil. Dengan berlakunya ketentuan itu, Indonesia akan mengeluarkan sanksi bagi importir produk yang mengandung zat penipis lapisan ozon (Ozon Depletion Substance/ODS) antara lain dengan pengembalian produk impor tersebut ke negara asal. Badan Perlindungan Lingkungan Dunia mengemukakan, bila Indonesia tidak melakukan hal tersebut diperkirakan penggunaan ODS akan meningkat dan pada tahun 2010 sudah hampir empat kali lipat dari penggunaan pada tahun 1998. Berikut ini adalah berbagai cara sederhana untuk mengurangi dampak pemanasan global. 1. Batasi Penggunaan Kertas Tanamkan di pikiran anda, bahwa setiap kali anda menggunakan selembar kertas maka anda telah menebang sebatang pohon. Oleh karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin, misalnya dengan mencetak print out bolak-balik pada setiap kertas. Bila anda mencetak sesuatu yang tidak terlalu penting, gunakanlah kertas bekas yang dibaliknya masih kosong.

33

2. Ganti Bola Lampu Segera ganti bola lampu pijar anda dengan lampu neon. Lampu neon membutuhkan energi yang lebih sedikit dibanding lampu pijar. Ingatlah bahwa setiap daya listrik yang anda pakai akan menghabiskan sumber daya energi listrik yang kebanyakan berbahan bakar fosil. Bahan bakar fosil adalah bahan bakar tak terbarukan, dan dalam jangka sepuluh tahun ke depan mungkin bahan bakar jenis ini akan habis. 3. Matikan Screen Saver Shut down komputer anda jika tidak akan digunakan dalam jangka lama, atau jika anda terpaksa meninggalkan komputer dalam keadaan menyala, matikan screen saver. Mengaktifkan screen saver akan memakan energi dan mengeluarkan emisi CO2. 4. Periksa Tekanan Ban Setiap anda ingin bepergian jangan lupa memeriksa tekanan ban kendaraan anda. Ban yang kurang angin akan memperlambat laju kendaraan dan akhirnya akan membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak. 5. Buka Jendela Lebar-Lebar Di Amerika , sebagian besar dari 22,7 ton emisi CO2 berasal dari rumah. Kebanyakan emisi atau gas buang tersebut berasal dari Air Conditioner, kulkas, dan kompor gas. Untuk meminimalkannya, kita dapat mengatur termostat Air Conditioner dengan suhu udara di luar ruangan. Kemudian bukalah jendela lebar-lebar karena sirkulasi udara yang terjebak dapat mengkonsumsi energi.

34

6. Gunakan Pupuk Organik Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen, yang kemudian berubah menjadi NO2 yang menimbulkan efek gas rumah kaca 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping aman, murah pula. 7. Tanamlah Rumpun Bambu Pepohonan memang terbukti mampu menyerap CO2. Tetapi ternyata pohon atau rumpun bambu mampu menyerap CO2 empat kali lebih banyak dari pohon-pohon lain. 8. Naik Kendaraan Umum Sektor transportasi menyumbang sampai 14 % emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Jika kita menggunakan kendaran umum maka kita mengurangi emisi gas rumah kaca, karena dalam satu kendaraan umum bisa mengangkut puluhan orang, dan itu sangat menghemat energi.

Dibandingkan dengan kendaraan pribadi seperti sedan yang hanya mengangkut maksimal empat orang. 9. Reuse, Reduce, Recycle a. Reuse (Gunakan Kembali) dan lain-lainnya : 1) Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi yang bukan cangkir sekali pakai, seperti yang terbuat dari plastik dan styrofoam. 2) Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya. 3) Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari.

35

4) Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik. 5) Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya. 6) Gunakan reusable piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai. 7) Gunakan wadah yang dapat digunakan kembali untuk menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya. 8) Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang. 9) Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan mengepak barang. 10) Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan kantong plastik. 11) Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika ke binatu. 12) Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya. b. Reduce ( Berhemat atau Mengurangi) dan lain-lainnya : 1) Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara. 2) Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada sering membeli baru. 3) Hanya membeli perangkat mebel yang benar-benar digunakan.

36

4) Beli dan gunakan baterai rechargeable untuk perangkat yang sering digunakan. 5) Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan. 6) Beli dan makan sayuran organik, yang pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan. 7) Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari transportasi. 8) Beli makanan/minuman, sayuran atau buah-buahan lokal, karena lebih murah dan lebih terjamin kesegarannya. 9) Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang. Hindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup. Dengan kata lain, jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh banyak kemasan. Contohnya adalah pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada ukuran sachet kecil. 10) Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah styrofoam karena tidak dapat didaur ulang. 11) Hindari atau kurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik. 12) Hindari konsumsi fast food, karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan. 13) Minimalkan penggunaan pestisida.

37

14) Hindari penggunaan racun tikus dari bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi gunakan jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya. 15) Berhenti menggunakan semprotan aerosol, untuk mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan ozon Bumi. 16) Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah. 17) Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka. 18) Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah vegetarian. c. Recycle ( Daur Ulang ) dan lain-lainnya : 1) Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan. 2) Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan. 3) Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya. 4) Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non-organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah. 5) Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukannya, jika memungkinkan pisahkan antara sampah organik dan non-organik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non-organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut. Terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang

38

asal mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun. Oleh karenanya, jangan buang sampah anorganik secara sembarangan, karena bisa mencemari lingkungan. 6) Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah. Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik ini. 7) Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau menerima dan memanfaatkannya lagi. 8) Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun, karena sisa-sisa makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah. 9) Kompos sisa sayuran, kulit buah dan sebagainya dari dapur Anda. 10) Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman. Kompos daun kering dan sampah, atau bawa ke tempat pendaur ulang sampah. 10. Pola Makan Vegan Organik

39

Berikut ini adalah rujukan dari berbagai sumber mengenai Pola Makanan Vegan Organik sebagai salah satu tindakan yang paling efektif dalam mengurangi pemanasan global. UNEP, Assessing the Environmental Impacts of Consumption and Production (2010) menyatakan bahwa dua kunci utama sektor energi dan makanan harus diubah secara dramatis untuk menghindari dampak perubahan iklim yang paling buruk bagi lingkungan hidup. Dengan populasi yang bertambah, mengharuskan kita beralih dari pola makan berbasis produk hewani. Proyeksi dari perkiraan konsumsi daging dan produk susu yang berganda pada tahun 2050 akan membahayakan planet karena bertambahnya emisi dari ternak, peningkatan konsumsi biomasa Bumi (tanaman untuk pakan ternak), dan nitrogen reaktif (rabuk dan bahan kimia pupuk yang merugikan lingkungan hidup). Pola makan dari 100 % protein kedelai berdampak hanya 1 % dari dampak pola makan 100 % protein hewani pada tahun 2050 (Pelletier. Dalhousie University in Canada, 2010). Seseorang yang berpola makan vegetarian selama satu tahun akan mengurangi emisi lebih banyak dibanding seseorang yang menukar mobilnya dengan Toyota Prius (University of Chicago in the US report, 2006). Perbandingan emisi dari pola makan 100 % produk lokal dengan pola makan 100 % nabati: pengurangan emisi pola makan vegan 7 kali lebih banyak daripada emisi pola makan produk lokal (Carnegie Mellon University, 2008).

40

Tahun 2008, Foodwatch Institute Jerman memperkirakan bahwa beralih dari pola makan konvensional dengan konsumsi daging dan susu, ke pola makan vegan yang ditanam secara konvensional dapat mengurangi emisi 87 %, sementara bila beralih ke pola makan organik dengan daging dan susu hanya mengurangi emisi 8 %. Sangat kontras bila dibandingkan dengan pola makan 100 % vegan organik yang mengurangi emisi 94 %. Beralih ke pola makan yang menggantikan daging dengan kedelai akan mengurangi 96 % jejak karbon yang berhubungan dengan protein (Pelletier. Dalhousie University in Canada, 2010). Memproduksi satu kilogram daging sapi menghasilkan emisi CO2 sebesar 19 kilogram, sementara satu kilogram kentang, hanya 280 gram CO2 (Ulf Sonesson of the Swedish Institute for Food and Biotechnology, 2009). Konsumsi produk hewani tertentu seperti daging ayam (alih-alih daging sapi) tidak akan membantu mengurangi dampak lingkungan hidup. Periset telah menemukan peringkat efisiensi energi dari protein daging ayam hanya 5 % bandingkan dengan makanan nabati seperti tomat 60%, jeruk dan kentang 170 %, dan 500 % untuk gandum oat (p. 7 report by Eshel, Martin. University of Chicago, 2005). Konsumsi ikan juga tidak membantu. Ikan ditemukan sama tidak efisiennya, karena energi yang dibutuhkan untuk perjalanan cukup jauh untuk berburu ikan-ikan besar, seperti ikan tuna. Juga peternakan ikan yang disebut dikelola terbaik merusak lingkungan hidup secara luas (Dr. John Volpe. University of Victoria in British Columbia, Canada).

41

11. Jangan Pakai Kantong Plastik Di beberapa Negara bagian Amerika, urusan kantong plastik bahkan sampai dibuat undang-undangnya. LSM peduli lingkungan mendorong pemerintah Negara setempat untuk melarang penggunaan kantong plastik sebagai kantong belanjaan. Plastik memang merupakan unsur yang sulit terurai. Dibutuhkan 1000 tahun untuk mengurainya didalam tanah. Efek gas rumah kaca yang ditimbulkannya juga cukup besar. Maka beralihlah ke kantong kain, misal dari kain serat alami. 12. Membeli Produk Lokal Produk lokal tentu tidak memerlukan jalur distribusi yang panjang dan membutuhkan banyak bahan bakar. Tindakan ini berarti mengurangi emisi CO2 yang dikeluarkan mobil-mobil pengangkutnya. Kemudian belilah produk sayuran atau buah-buahan sesuai musimnya. Ini akan menghemat biaya transportasi dan menghindari harga jual yang mahal. 13. Hidup Efisien Apapun aktivitas manusia di Bumi akan berdampak pada Bumi dimana kita tinggal ini. Hiduplah seefisien mungkin, gunakan sedikit energi, komsumsilah sedikit makanan, tinggalkan pola hidup konsumtif, ramahlah terhadap lingkungan, sedikit bicara lebih banyak berpikir, dan sebagainya. 14. Mengemudi Cerdas Hindari perjalanan yang panjang dan menghabiskan waktu. Bila mungkin pilihlah jalan pintas. Kemudian, kurangilah aktivitas yang menggunakan kendaraan pribadi. Jika terpaksa menggunakan kendaraan

42

pribadi, pilihlah jalan-jalan alternatif yang bebas macet dan tidak mengkonsumsi energi. Bila anda menunggu, matikan mesin sebab gas buangan tetap keluar sementara bahan bahan bakar terpakai. 15. Pakai Baju Bekas Tak perlu malu memakai baju bekas atau baju warisan orang tua. Dengan mengurangi membeli pakaian baru maka anda membantu mengurangi pemakaian listrik di pabrik pakaian. Apalagi banyak bahan kain sintetis yang mengandung minyak Bumi. Bahkan katun yang berasal dari kapas ternyata mengandung pestisida.

43

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pemanasan global sudah mengakibatkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan manusia di berbagai bidang. Jika pemanasan global dibiarkan terus menerus maka keselamatan generasi mendatang akan terancam. Oleh sebab itu, perlu dilakukan usaha penanggulangan terhadap masalah yang serius ini. Jika kita tidak perduli akan masalah ini, maka tindakan tersebut sama dengan pembunuhan massal untuk generasi mendatang. Akan tetapi, bila kita bertindak sekarang juga maka kita akan menyelamatkan banyak nyawa di generasi mendatang. Maka apa yang kita lakukan sekarang akan dituai oleh generasi mendatang. Semua bergantung di tangan kita.

B. Saran Hendaknya kita semua turut berpartisipasi dalam rangka pengurangan dampak pemanasan global ini dengan melakukan tips-tips atau cara-cara efektif, sederhana, dan mudah dilakukan yang sudah diuraikan sebelumnya, agar kita dapat menyelamatkan Bumi ini dari bahaya dampak pemanasan global yang akan mengancam kelangsungan hidup generasi mendatang. Be Veg, to Save our Planet!

44

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2012. Apa Penyebab Pemanasan Global?, (Online), (http://melacakalam.wordpress.com/2011/11/05/apa-penyebabpemanasan-global/, diakses 6 Februari 2012).

Anonimous. 2012. Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?(Online), (http://www.pemanasanglobal.net/faq/apa-penyebab-utama-pemanasanglobal.htm, diakses 6 Februari 2012).

Anonimous. 2012. Cara Menanggulangi Global Warming, (Online), (http://saiiayouone.blogspot.com/2008/08/14-cara-menanggulangiglobal-warming.html, diakses 11 Februari 2012).

Anonimous. 2012. Cara Untuk Mengatasi Pemanasan Global Dapat Dimulai Dari Rumah, (Online), (http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasipemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah/, diakses 11 Februari 2012).

Anonimous. 2012. Constructive Programming for A Peaceful World, (Online), (www.suprememastertv.com, diakses 6 Februari 2012).

Anonimous. 2012. Pemanasan Global, (Online), (www.wikipedia.com, diakses 16 Februari 2012).

Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu: Ekologi. Jakarta: Erlangga

Pratiwi, D. A., 2007. Biologi Jilid 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Rahmat O. 2009. Mengenal Atmosfer. Bandung: PURI DELCO

Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology 1 for Grade X of Senior High School and Islamic Senior High School. Solo: BILINGUAL EVO Risman. 2006. Atmosfer Bumi Makin Panas. Jakarta: Dharma Utama Publishing

45

Rukaesih,A., 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi