71
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses perkuliahan selama ini lebih banyak memberikan ilmu yang berupa teori kepada mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan. Disatu sisi, teori yang diberikan tidak semuanya akan ideal untuk diterapkan di lapangan. Dengan kesenjangan ilmu yang didapat dalam proses perkuliahan tersebut, maka terjadi pula kesenjangan antara pengetahuan mengenai teori dengan keterampilan mahasiswa ketika terjun langsung di lapangan. Karena pertimbangan minimnya ilmu keterampilan yang diperoleh tersebut, maka Praktik Kerja Lapangan (PKL) penting dilakukan oleh mahasiswa. Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang bertanggungjawab mendidik mahasiswa memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berlangsungnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Di Fakultas Teknik Universitas Mataram, khususnya pada Jurusan Teknik Sipil, mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau disebut dengan Kerja Praktik ini diberi bobot sebanyak 2 SKS dan merupakan persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi. Tuntasnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga sebagai syarat dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) bagi mahasiswa Teknik Sipil. Hal tersebutlah yang menyebabkan penulis selaku mahasiswa tingkat akhir wajib mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) terlebih dahulu. Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 1

bagian isi pkl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktek kerja lapangan

Citation preview

Page 1: bagian isi pkl

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses perkuliahan selama ini lebih banyak memberikan ilmu yang berupa teori kepada

mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan. Disatu sisi, teori yang diberikan tidak

semuanya akan ideal untuk diterapkan di lapangan. Dengan kesenjangan ilmu yang didapat

dalam proses perkuliahan tersebut, maka terjadi pula kesenjangan antara pengetahuan

mengenai teori dengan keterampilan mahasiswa ketika terjun langsung di lapangan. Karena

pertimbangan minimnya ilmu keterampilan yang diperoleh tersebut, maka Praktik Kerja

Lapangan (PKL) penting dilakukan oleh mahasiswa.

Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang bertanggungjawab mendidik mahasiswa

memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berlangsungnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.

Di Fakultas Teknik Universitas Mataram, khususnya pada Jurusan Teknik Sipil, mata kuliah

Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau disebut dengan Kerja Praktik ini diberi bobot sebanyak 2

SKS dan merupakan persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi. Tuntasnya

Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga sebagai syarat dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) bagi

mahasiswa Teknik Sipil. Hal tersebutlah yang menyebabkan penulis selaku mahasiswa tingkat

akhir wajib mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) terlebih dahulu.

Dengan dilatarbelakangi oleh kewajiban kurikulum dan keinginan untuk menyesuaikan

antara pengetahuan teori dengan keterampilan di lapangan tersebut, maka penulis

memprogramkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu 2 SKS yang diprogramkan pada

Semester VII Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam pelaksanaannya, atas keingintahuan mengenai

seberapa jauh perbedaan antara teori yang kami pelajari di bangku kuliah dengan fakta

pelaksanaan proyek di lapangan, kami mengambil tugas pengawasan terhadap Pembangunan

Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri.

1.2. Maksud dan Tujuan

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan

secara nyata dan jelas dari proses pelaksanaan konstruksi di lapangan dengan penerapan teori-

teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 1

Page 2: bagian isi pkl

Adapun maksud dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum adalah :

a. Untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar memperoleh pengalaman praktis

sesuai jurusannya.

b. Agar lulusan perguruan tinggi, khususnya Teknik Sipil, mempunyai bekal lapangan yang

cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai dengan

disiplin ilmu yang diketahui.

Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam melaksanakan pembangunan

nasional di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

b. Mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan suatu proyek konstruksi di

lapangan.

1.3. Lingkup Pembahasan

Karena banyaknya pekerjaan yang ada dilapangan dan terbatasnya waktu yang tersedia,

maka materi Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dipelajari dan dilaporkan penuliss adalah

sebagai berikut :

a. Pekerjaan tanah (Gambar Rencana dan Terlaksana)

b. Pekerjaan terowongan pengelak

c. Pekerjaan beton

d. Pekerjaan pengeboran dan Grouting

e. Pekerjaan pada Outlet

f. Jadwal pelaksanaan (Time schedule)

1.4. Lokasi Proyek

“Proyek Pembangunan Bendungan Pandanduri” ini, lokasinya termasuk kedalam dua

Kecamatan, yaitu Kecamatan Sakra dan Terara, Kabupaten Lombok Timur.

1.5. Data-data Proyek

Data-data dari proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

adalah sebagai berikut :

Nama Proyek : Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

Lokasi Proyek : Kecamatan Sakra dan Terara, Kabupaten Lombok Timur

Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai NT 1 SNVT

PJSA Nusa Tenggara I Provinsi NTB

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 2

Page 3: bagian isi pkl

Kontraktor Pelaksana : PT.Waskita Karya dan PT.Brantas Abipraya

Konsultan Perencana : PT.Indra Karya Cabang Mataram (Persero) Consulting Engineer

Konsultan Pengawas : PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant

Sumber Dana : APBN Tahun 2012

1.6. Metodologi

Metodologi yang dipakai pada penyusunan laporan ini, terutama dalam memperoleh

data proyek adalah sebagai berikut:

1.6.1. Pengumpulan Data:

a. Data Primer:

1. Metode wawancara langsung.

2. Metode observasi langsung.

3. Dokumentasi.

b. Data Sekunder:

1. Time schedule.

2. Gambar kerja.

1.6.2. Analisis Data:

Dilakukan analisis perbandingan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Data-data

yang sudah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis.

BAB II

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 3

Page 4: bagian isi pkl

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Unsur-unsur Proyek

Didalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang efektif dalam

pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi proyek yang bertanggung jawab dalam

menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Organisasi proyek tersebut mempunyai fungsi dan

peranan yang saling melengkapi di dalam penyelesaian proyek tersebut.

Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk, yaitu:

a. Dapat membagi tugas antara masing-masing unsur.

b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan lancar.

c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan keahliannya.

d. Sebagai saran yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi bawahannya.

Organisasi adalah berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun pelaksanaan pekerjaan

termasuk mengatur dan menyusun hubungan kerja organisasi yang melibatkan unsur-unsur

pembangunan yang terdiri dari:

a. Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara

I, Satuan Kegiatan Pembangunan Bendungan Pandanduri SNVT

PJSA Nusa Tenggara I Provinsi NTB.

b. Konsultan : PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant

c. Kontraktor : PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya

Gambar 2.1. Hubungan antara unsur-unsur proyek

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 4

Kementerian PU BWS NT I

PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana

Engineering Consultant

PT. Waskita Karya dan PT. Brantas

Abipraya

Page 5: bagian isi pkl

2.2. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bendungan Pandanduri dimulai pada bulan Juli

tahun 2012 hingga bulan juni 2014.

2.2.1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan pekerjaan bangunan dan

membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemilik proyek untuk pekerjaan Pembangunan

Bendungan Pandanduri yaitu Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Nusa

Tenggara 1 Provinsi NTB.

a. Kewajiban Pemilik Proyek antara lain sebagai berikut:

1. Menyediakan dana proyek.

2. Menandatangani kontrak.

3. Menyelesaiakan perubahan pekerjaan.

4. Menyediakan Force Majeur jika diperlukan.

5. Mengesahkan subkontraktor.

6. Mengesahkan penyerahan proyek.

b. Hak Pemilik Proyek

1. Sebagai pemilik proyek yang memberikan pekerjaan kepada kontraktor.

2. Menilai pekerjaan dan pengawasan berkala.

c. Wewenang Pemilik Proyek

1. Mengambil tindakan-tindakan yang mengakibatkan pengeluaran sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing tolok ukur dan batas-batas sesuai

dengan jenis pengeluaran yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP) dalam

pedoman pelaksanaan.

2. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lainnya baik pusat maupun

daerah menurut keperluannya, termasuk pembuatan kontrak kerja.

3. Mengatur tata kerja kegiatan yang terperinci dalam memperhatikan petunjuk yang

ditetapkan departemen atau lembaga yang ada di atasnya.

2.2.2. Konsultan Pengawas/supervisi

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 5

Page 6: bagian isi pkl

Konsultan pengawas adalah badan hukum atau perorangan yang diserahi tugas oleh

pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Dalam

pekerjaan Pembangunan Bendungan Pandanduri ini yang menjadi konsultan

pengawas/supervisinya adalah PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering

Consultant.

a. Kewajiban Konsultan

1. Menyusun uraian, maksud dan tujuan perencanaan.

2. Mengumpulkan data-data lapangan, penyelidikan tanah lingkungan dan uraian

persyaratan tersebut.

3. Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan struktur.

4. Membuat gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), rencana volume

dan biaya, jadwal pelaksanaan dan rencana pelelangan.

5. Memberi penjelasan pekerjaan pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dari

segi struktur.

6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.

7. Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara penyerahan

pekerjaan.

8. Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan digunakan dan berhak

memberikan teguran atau penolakan bahan material yang digunakan jika tidak

memenuhi syarat yang telah ditetapkan standar perencanaan.

9. Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada kesulitan teknis

lapangan.

b. Hak Konsultan

1. Berhak mendapatkan imbalan jasa atas kerja yang telah dilakukan.

2. Berhak mengadakan peninjauan dan dokumentasi terhadap pelaksanaan pekerjaan.

3. Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

4. Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-penilaian yang

diberikan.

2.2.3. Kontraktor

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 6

Page 7: bagian isi pkl

Kontraktor adalah badan hukum atau perseorangan yang menerima dan

menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang tersedia dan

melaksanakannya sesuai dengan peraturan dan syarat serta gambar-gambar rencana dalam

pelaksanaan. Kontraktor berkewajiban membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan

laporan lainnya, guna dapat mengetahui kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai

evaluasi yang baik oleh konsultan maupun oleh pemberi tugas. Kontraktor dalam

pekerjaan Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini adalah PT.

Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya.

a. Kewajiban Kontraktor

1. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian

Kerja (Kontrak) dan Spesifikasi Teknik.

2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja sesuai persyaratan teknis yang

telah ditentukan.

3. Menyerahkan pekerjaan tersebut bila telah selesai dan atas persetujuan pengawas.

4. Mengadakan pengujian contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dapat

membuktikan secara teknis kestabilan dari konstruksi tersebut.

5. Melaksanakan seluruh perintah pemberian tugas selama tidak menyimpang dari

persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

6. Menyusun laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan.

b. Hak Kontraktor

1. Mengikuti proses pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari pimpinan proyek

melalui pengumuman maupun edaran.

2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan bobot atau prestasi

pekerjaan yang telah dicapai di lapangan setiap bulannya serta tertuang dalam

kontrak.

3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas gambar kerja

dengan pelaksanaan yang dilakukan atas perintah pemberi tugas atau yang

mewakili.

4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah disepakati apabila

ada penambahan pekerjaan atas perintah pemberi tugas atau yang mewakili.

c. Tanggungjawab Kontraktor

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 7

Page 8: bagian isi pkl

1. Bertanggungjawab atas keselamatan staf, pekerja selama pelaksanaan di lapangan

dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

2. Bertanggungjawab atas kekeliruan yang terjadi dalam kelalaian pelaksanaan.

3. Bertanggungjawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

4. Bertanggungjawab atas keselamatan bangunan selama masa pemeliharaan

bangunan.

2.3. Administrasi Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini merupakan

proyek pemerintah. Administrasi proyek dilakukan dengan cara pengadaan pelelangan.

Instansi yang berperan dalam proyek ini antara lain Kementerian Pekerjaan Umum Balai

Wilayah Sungai Nusa Tenggara I selaku Owner (pemilik pekerjaan), PT. Indra Karya

Engineering Consultant selaku perencana,dan PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana

Engineering Consultant selaku Konsultan pengawas, serta PT. Waskita Karya dan PT. Brantas

Abipraya sebagai Kontraktor pelaksana.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 8

Page 9: bagian isi pkl

BAB III

ADMINISTRASI PROYEK

3.1. Proses Administrasi Proyek

Pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek (DIP), kemudian mulai dilakukan

design dan engineering atau fase membuat gambar rencana dan estimasi harga. Hasil kerja

yang diproduksi dalam tahap ini dinamakan dokumen pelelangan yang pada prinsipnya

merupakan aturan penting dalam membangun dan mendirikan sebuah proyek.

Dalam kontrak engineering, khususnya dalam pekerjaan teknik sipil, tiap proyek

diuraikan dalam uraian teknis maupun uraian khusus. Pada proyek Pembangunan

Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini, dokumen kontraknya mengandung:

a. Dokumen Pelelangan

1. Gambar-gambar bestek

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Lampiran-lampiran

4. Risalah Aanwijzing

b. Dokumen Kontrak

1. Gambar-gambar bestek

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Lampiran-lampiran

4. Addendum (bila terjadi perubahan) pada pekerjaan

5. Surat klarifikasi

3.2. Gambar Bestek

Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek yang akan didirikan

yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan yang harus dibuat. Gambar bestek terbagi

dalam beberapa macam gambar pekerjaan konstruksi, antara lain:

a. Gambar Perencana (Preliminary Drawing)

Gambar ini dibuat untuk memberikan konsepsi kasar dari ide yang akan dilaksanakan dan

dikerjakan bilamana pekerjaan akan dilelang dengan system design and build dan

negotiated contract (sistem desain bangunan dan kontrak kerjasama).

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 9

Page 10: bagian isi pkl

b. Gambar Informasi (Information Drawing)

Gambar ini hanya ditampilkan dengan pelelangan dengan maksud agar pengikut lelang

dapat menghitung dan mengajukan penawarannya walaupun gambar desainnya belum

selesai akan tetapi biasanya dipergunakan untuk kalkulasi membuat penawaran.

c. Gambar Proyek (Site Drawing)

Site Drawing memperlihatkan denah dari lokasi lokasi proyek, topografi lapangan dan

fasilitas-fasilitas sarana dan keseluruhan proyek.

d. Gambar Kerja (Detailed Working Drawing)

Gambar ini merupakan suatu gambar yang memuat gambar pelaksanaan secara rinci dan

tiap-tiap bagian konstruksi dalam bentuk gambar potongan-potongan memakai skala yang

sesuai dan jelas.

e. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing)

Pada akhir proyek, kontraktor membuat gambar As Built yang artinya gambar yang dibuat

dan disesuaikan dengan keadaan konstruksi setelah selesai dilaksanakan.

3.3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Dalam penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan dalam hal Job

Description (penjabaran pekerjaan) harus sesuai dengan peraturan pemerintah No.

29/Kepres/1984, yang memuat sebagai berikut:

a. Syarat Umum

1. Keterangan mengenai Pemberi Tugas.

2. Keterangan mengenai Perencana.

3. Keterangan mengenai Direksi.

4. Syarat-syarat peserta pelelangan.

5. Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.

b. Syarat Administrasi

1. Jangka waktu pelaksanaan.

2. Tanggal penyerahan pekerjaan.

3. Syarat-syarat pembayaran.

4. Denda atas keterlambatan.

5. Besarnya jaminan pelelangan.

6. Besarnya jaminan pelaksanaan.

c. Syarat Teknis

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 10

Page 11: bagian isi pkl

1. Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.

2. Jenis dan mutu bahan.

3. Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.

3.4. Lampiran-lampiran (Appendices)

Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-lampiran yang

merupakan keterangan tambahan seperti:

a. Bill of quantity (daftar kuantitas pekerjaan).

b. Tabel harga bahan dan ongkos pekerjaan.

c. Surat jaminan tender (Tender Bond).

d. Surat jaminan pelaksanaan (Performance Bond).

e. Bentuk kontrak perjanjian pemborong.

f. Pembuatan surat penawaran.

3.5. Risalah Aanwijzing

Dokumen ini adalah hasil penjelasan pada waktu Aanwijzing (hari penjelasan antara

pihak calon-calon pemborong dan konsultan) yang telah dibukukan dan nantinya merupakan

bagian dari dokumen kontrak yang mengikat setelah ditandatangani oleh paling sedikit dua

wakil peserta pelelangan.

3.6. Estimasi Biaya Proyek

Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan untuk memperkirakan

jumlah biaya yang diperlukan atau dipersiapkan bagi pembangunan suatu konstruksi. Estimasi

biaya proyek secara umum dapat dibagi empat sebagai berikut :

Estimasi kasar untuk pemilik.

Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide untuk membangun

proyek tersebut.

a. Estimasi pendahuluan oleh perencana.

Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi terdahulu atau sudah ada

gambar.

b. Estimasi detail oleh kontraktor.

Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga Fixed Price.

c. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 11

Page 12: bagian isi pkl

Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya langsung (Direct Cost)

yang berhubungan dengan konstruksi atau bangunan. Biaya ini terdiri dari :

1. Biaya Inti (Overhead)

Biaya Overhead merupakan suatu biaya penunjang pelaksanaan konstruksi baik di

lapangan maupun di kantor.

2. Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga merupakan biaya yang disiapkan sebagai akibat dari suatu bencana

alam yang besarnya berkisar antara 0,5 % sampai dengan 5 % dari biaya total.

3. Keuntungan (Profit)

Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah dari faktor resiko

yang besarnya relatif masing-masing proyek.

3.7. Sistem Kontrak

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diperhatikan macam dan jenis

kontrak dengan berbagai variasinya dikenal dan diterapkan dalam dua bisnis konstruksi.

Berhubung dengan banyaknya keanekaragaman pekerjaan proyek konstruksi maupun

engineering dan pengaruh-pengaruh berbagai faktor, misalnya:

a. Urgensi.

b. Penyiapan dan sumber dana.

c. Pola pemanfaatan.

d. Pengaturan jadwal.

e. Situasi dan kondisi setempat.

Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh faktor-faktor diatas, maka dikembangkan jenis-

jenis kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan antara yang memiliki pekerjaan

dengan yang mengerjakan.

Sistem kontrak(Construction Contract) terbagi dua sebagai berikut:

a. Fixed Price Contracts

Kontrak ini merupakan suatu kontrak kerja yang didasarkan pada harga yang telah

disetujui dan pelaksanaannya sesuai dengan bestek yang telah ditetapkan dan diterima

oleh kontraktor. Keuntungan dari kontrak semacam ini adalah owner yaitu dapat:

1. Mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada awal dan akhir pekerjaan.

2. Memperoleh harga yang bersaing dari para kontraktor dengan cara pelelangan.

Kontrak kerja yang berdasarkan harga yang disetujui dan dilaksanakan sesuai bestek

terdiri dari sebagai berikut:

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 12

Page 13: bagian isi pkl

o Lump Sum Contract

Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini memerlukan gambar-gambar

kerja yang jelas, spesifikasi dan bestek yang akurat dimana kedua belah pihak

mempunyai satu interpretasi yang sama terhadap isi dan maksud dari dokumen tender

tersebut.

Oleh karena itu owner tahu jelas dari awal berapa biaya yang harus dikeluarkan dan

pihak kontraktor juga dapat menghitung cost-nya dengan tepat. Keuntungan bagi

kontraktor yaitu:

- Pelaksanan pekerjaan dapat diprogramkan,

- Memungkinkan melaksanakan kontrol dengan efisien, dan

- Kelengkapan dari gambar dan bestek menjamin bahwa pekerjaan tambahan dan

pekerjaan kurang ataupun perubahan konstruksi akan minimum.

o Unit Price Contract

Unit Price Contract adalah kontrak yang menitikberatkan per-unit volume, per-unit

panjang atau per-unit berat. Kontrak ini dipakai bila kualitas dan bentuk dari pekerjaan

tersebut secara detail dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya

tidak dapat diketahui atau dihitung dengan tepat. Dalam Unit Price Contract ini owner

harus memiliki penafsiran volume yang dapat dipertanggungjawabkan.

Variasi dari Unit Price Contract adalah sebagai berikut:

- Flate Rate artinya harga tetap tidak berubah sampai kontrak selesai, dan

- Sliding Rate artinya harga dapat dikaitkan dengan perkiraan volume.

b. Prime Cost Contract

Owner pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang dikeluarkan kontrak untuk

melaksanakan pekerjaannya, ditambah dengan satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya

kerja pemborong. Kontrak semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan desain,

pengadaan barang/peralatan, pekerjaan konstuksi, servis manajemen ataupun kombinasi

dari pekerjaan tersebut. Prime Cost Contract mencakup beberapa hal meliputi sebagai

berikut:

1. Cost Plus Percentage Fee

Biaya ini merupakan suatu kontrak yang memiliki fleksibilitas yang tinggi atau secara

teknis pelaksanaan dan biaya kontrak pada dasarnya tidak memiliki mekanisme untuk

menekan biaya dan waktu.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 13

Page 14: bagian isi pkl

2. Cost Plus Fixed Contract

Kontrak ini hanya merumuskan secara garis besar dan jelas mengenai pekerjaan dan fee

dari kontrak yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan pekerjaan biasa tidak efisien

dan dapat meningkatkan biaya yang terjadi dan waktu pelaksanaannya biasa molor.

3. Cost Plus Variable Percentage Contract

Pada kontrak ini kontraktor didorong bekerja lebih efisien karena fee kontrak

disesuiakan dengan actual cost yang ditekan agar harga/biaya proyek aktual tanpa fee

sekecil-kecil.

4. Target Estimate Contract

Kontrak ini sering sekali diadakan propinsi untuk penyelesaian target bilamana ada

variasi pekerjaan dan target ini ditetapkan oleh pemborong serta fee pemborong

minimum setengah dari actual fee, terlepas dari aktual proyek yang melebihi target.

5. Guaranteed Maximum Cost contract

Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi di atas harga maksimum akan menjadi beban

kontraktor. Jika terjadi hal sebaliknya biaya total yang terjadi lebih kecil dari biaya

maksimum maka selisih biaya yang terjadi dari harga maksimum dapat dibagi antara

owner dan kontraktor sesui dengan peraturan yang telah disepakati. Pada sistem

kontrak ini, pihak owner diakhiri proyek kemungkinan akan mengeluarkan biaya yang

lebih kecil dari biaya maksimum.

6. Convertible Cost Contract

Pemilik proyek/owner dalam kontrak ini melelangkan proyeknya melalui kontraktor

yang menawarkan dengan harga yang memadai dan owner juga mempekerjakan

kontraktor kesenangannya secara cost plus basis serta meneliti pengeluaran-

pengeluaran yang terjadi memperhitungkan meningkatnya produktifitas dan

pekerjaannya.

7. Cost Plus Time and Material Contract

Kontrak ini merupakan suatu pekerjaaan “Borong kerja” dengan atau tanpa material

yang berdasarkan waktu kerja. Material dapat di suplai oleh owner atau pemborong.

Dalam proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri sistem kontrak

yang digunakan adalah Cost Plus Time and Material Contract, dimana pihak pemborong

dalam hal ini JO (Joint Operation) yaitu PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya

mengajukan permintaan uang muka yaitu sebesar 20% dari nilai kontrak pada tahap awal

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 14

Page 15: bagian isi pkl

pekerjaan. Setelah proyek mencapai finishing, biaya kontrak ditahan sebesar 5% sebagai

jaminan pemeliharaan Bendungan selama 362 hari kalender/12 bulan.

BAB IV

MANAJEMEN PENGAWASAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 15

Page 16: bagian isi pkl

4.1. Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan)

Pada Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, dalam

pelaksanaannya merupakan proyek yang sifatnya menggunakan pola anggaran tahun jamak

(multi years contract). Pada Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan

Pandanduri ini, tiap-tiap item pekerjaan yang dilakukan disesuaikan dengan time schedule

yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana. Hal tersebut dilakukan agar seluruh rangkaian

pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan waktu kontrak yang telah

disepakati oleh pihak pemberi tugas dalam hal ini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

dengan Kontraktor Pelaksana PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abiparya. Proyek ini

memiliki waktu Kontrak Selama 362 Hari Kalender. Time Schedule dibuat oleh Kontraktor

bertujuan mempermudah dalam pengontrolan waktu dari masing-masing item pekerjaan yang

dilaksanakan. Jika pelaksanaan tiap item pekerjaan diperkirakan tidak dapat selesai tepat

pada waktu yang telah ditentukan dalam Time Schedule maka pihak Kontraktor Mengambil

suatu kebijakan untuk menambah jumlah pekerja dilapangan. Sehingga secara keseluruhan

Pekerjaan Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri sesuai

dengan Time Schedule yang dibuat.

4.2. Manajemen Pengawasan Proyek

Dalam suatu proyek, manajemen pengawasan proyek sangat mempengaruhi

kelancaraan pekerjaan. Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan yang baik agar pekerjaan dapat

berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

4.2.1. Manajemen Pengawasan Bahan

Faktor bahan sangat mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan waktu pelaksanaan.

Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan pengadaan dan penyediaan bahan sesuai dengan

kebutuhan di lapangan, yang meliputi:

a. Volume material dan waktu pengiriman, terutama yang didatangkan dari luar lokasi

proyek.

b. Penimbunan material sebelum digunakan pada waktunya.

c. Penggunaan material dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

sehingga tidak terjadi kelebihan material yang terbuang sia-sia di mana akan

mengakibatkan kerugian.

4.2.2. Manajemen Pengawasan Pekerjaan

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 16

Page 17: bagian isi pkl

Dalam pengawasan pekerjaan, kontraktor memberi izin dan fasilitas jalan masuk

kepada pemberi tugas, direksi pelaksana dan yang mendapat wewenang tertulis dari

mereka untuk memasuki tempat daerah kerja, bangunan gudang, workshop dan tempat-

tempat lainnya yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

kontraktor.

Selain itu juga, kontraktor memberi kesempatan sepenuhnya kepada direksi pelaksana

untuk melakukan pemeriksaan dan mengadakan pengukuran hasil pekerjaan yang telah

atau sedang dilaksanakan.

Direksi pelaksana mempunyai wewenang memerintah kontraktor secara tertulis untuk:

a. Memindahkan dari daerah kerja semua bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat

dan ketentuan dalam kontrak dan dokumen lampiran kontrak.

b. Mengganti bahan-bahan tersebut dengan bahan yang memenuuhi syarat-syarat dalam

kontrak dan dokumen lampiran kontrak.

c. Membongkar dan melaksanakan kembali sesuai dengan syarat-syarat dan dokumen

lampiran kontrak. Hal tersebut merupakan tanggungan yang dipikul oleh kontraktor

tanpa hak untuk menuntut/klaim biaya tambahan.

d. Direksi pelaksanaan mempunyai wewenang untuk memerintahkan penundaan

dimulainya pelaksanaan suatu tahap pekerjaan apabila tahap pekerjaan sebelumnya

belum selesai diperiksa dan diterima oleh direksi pelaksana.

e. Semua akibat yang disebabkan adanya penundaan seperti ini, sepenuhnya menjadi

tanggungan kontraktor, tanpa hak menuntut biaya tambahan.

f. Kontraktor wajib memperhatikan dan mengindahkan peringatan yang diberikan, baik

lisan maupun tertulis, oleh direksi pelaksana dan kontraktor wajib segera melakukan

tindakan untuk memperbaiki hal-hal yang diutarakan dalam peringatan direksi

pelaksana tersebut.

g. Kontraktor berhak untuk meminta pada direksi pelaksana agar mengadakan

pemeriksaan mutu hasil pelaksanaan suatu tahap pekerjaan dan direksi pelaksana

setelah adanya permintaan tertulis, untuk itu harus segera mengadakan pemeriksanan

yang diminta.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 17

Page 18: bagian isi pkl

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Uraian dan Struktur Administrasi Proyek

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 18

Page 19: bagian isi pkl

Adapun struktur administrasi pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan

Pandanduri diuraikan sebagai berikut:

a. Judul Proyek

1. Nama Proyek

Proyek : Pembangunan Bendungan Pandanduri

2. Pekerjaan : Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

3. Lokasi : Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB.

4. Sumber Anggaran : APBN 2012

b. Pejabat Pembuat Komitmen (Owner)

Owner adalah badan atau instansi atau perorangan yang memberikan tugas/pekerjaan

kepada kontraktor sebagai pelaksananya. Dalam proyek Pembangunan Terowongan

Pengelak Bendungan Pandanduri ini, yang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (owner)

adalah Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I

Provinsi NTB.

c. Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah kontraktor yang telah terikat dengan kontrak

pemborongan pekerjaan. Kontraktor berlaku sebagai lembaga yang bertanggung jawab

terhadap kelangsungan pembangunan konstruksi fisik. Dalam hal ini, kontraktor

pelaksanaanya adalah PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya.

Adapun struktur organisasi kontraktor tersebut adalah sebagai berikut :

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 19

PROJECT MANAGER

PELAKSANA KONSULTAN PENGAWAS

Page 20: bagian isi pkl

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Proyek

5.1.1. Struktur Organisasi Proyek dan Tugas-tugasnya.

Struktur organisasi proyek kontraktor pelaksana adalah menggambarkan struktur garis

komando internal jenjang managerial personil-personil yang bertugas melaksanakan

pekerjan fisik proyek yang terdiri dari:

a. Manajer Proyek (Project Manager)

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 20

Page 21: bagian isi pkl

Tugas dan Kewajiban:

1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek

2. Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi selama melaksanakan proyek

3. Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.

b. Kepala Proyek (Site Manager)

Tugas dan Kewajiban:

1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek dilapangan

2. Memimpin pelaksanaan proyek

3. Mengatur pelaksanaan proyek dilapangan

4. Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggungjawab proyek bila terjadi

perubahan pekerjaan.

c. Kontraktor

Tugas dan Kewajiban:

1. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam surat kontrak

kerja.

2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja sesuai persyaratan yang telah

ditentukan.

3. Menyerahkan pekerjaan tersebut bila telah selesai dan atas persetujuan pengawas.

4. Mengadakan contoh-contoh konstruksi yang akan dipakai guna kestabilan dari

konstruksi tersebut. Melaksanakan perintah pemberian tugas tidak dari persyaratan-

persyaratan yang ditetapkan dalam kerja.

5. Menyusun laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan.

d. Kepala Teknis (Site Engineer)

Tugas dan Kewajiban:

1. Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan kerja

2. Mengatur penempatan bahan-bahan konstruksi teknis dan alat kerja agar tercapai

efisiensi kerja

3. Menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan konstruksi, teknis, dan mengontrol

pemakaiannya

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 21

Page 22: bagian isi pkl

4. Mengatur dan memberi pengarahan kepada pekerja supaya dapat berjalan sesuai

dengan yang direncanakan.

e. Mandor

Tugas dan Kewajiban:

1. Mengawasi jalannya proyek dilapangan

2. Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.

f. Logistik

Tugas dan Kewajiban:

1. Mengurus bahan-bahan material yang dibutuhkan dilapangan

2. Mencatat dan mengecek bahan/material yang keluar masuk proyek

3. Menyediakan perlengkapan-perlengkapan medis seperti kotak P3K jika sewaktu-

waktu terjadi kecelakaan dilokasi proyek.

5.2. Material dan Alat Kerja

5.2.1. Material

Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain sebagai

berikut:

1. Pasir (Agregat Halus)

Istilah agregat halus dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan

ukuran partikel umum 5 mm. agregat halus untuk beton, mortar dan grouting

harus diproses dari material yang diperoleh dari quarry site yang disetujui oleh

Direksi. Seperti pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan Direksi akan

melaksanakan pengujian untuk pengetesan agregat halus dan penyedia jasa harus

menyediakan dan memasang fasilitas yang disetujui Direksi dalam menyediakan

sampel untuk pengujian. Pengujian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang

tercantum pada buku perjanjian kontrak alat dan bahan.

Agregat halus terdiri dari pecahan batuan bersih, keras, padat, tahan lama

dan tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu, lempung,

atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan. Kadar air agregat

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 22

Page 23: bagian isi pkl

halus yang dibawa ke batching plant dapat bervariasi tidak lebih dari 1,0 % dari

total air yang ada pada agregat halus dalam waktu 1 jam dan tidak boleh bervariasi

melebihi 3,0 % dalam waktu kerja 1 shift.

Agregat halus terdiri dari partikel yang bentuknya baik. Partikel yang

bentuknya baik adalah partikel yang mempunyai dimensi/ukuran maksimum tidak

lebih besar dari 3 kali ukuran minimum.Agregat halus, seperti yang sudah

digolongkan, harus dipilih dengan tepat sesuai dengan batas-batas dibawah ini

tetapi bisa bervariasi bila ada saran dari Direksi dan Penyedia Jasa tidak berhak

mendapatkan biaya tambahan.

Pada proyek ini, pasir yang digunakan berasal dari berbagai lokasi

disekitar Kabupaten Lombok Timur, diantaranya Desa Pringgabaya, Lenek,

Korleko dan Ijo Balit. Ukuran pasir yang digunakan adalah pasir yang dapat

melalui ayakan 3 mm hingga yang tertinggal diatas pan ayakan. Sementara

berdasarkan peraturan SNI, pasir yang digunakan harus memiliki gradasi baik,

yakni mengandung butiran yang beragam dengan syarat sisa diatas ayakan 4 mm

minimum 2% berat seluruhnya, sisa diatas ayakan 1 mm minimum 10% berat, sisa

diatas ayakan 0,25 mm diantara 80%-95% berat.

Dalam pelaksanaan proyek ini, pasir yang digunakan sudah sesuai

dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan diatas.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 23

Page 24: bagian isi pkl

Gambar 5.2 Pasir yang digunakan untuk campuran beton

2. Kerikil atau Batu Pecah (Agregat Kasar)

Kerikil yang digunakan berasal dari sekitar Kabupaten Lombok Timur yaitu

Desa Pringgabaya, Lenek, dan Korleko. Kerikil atau batu pecah yang digunakan

mempunyai ukuran lebih besar dari 3 mm sampai lolos ayakan 13 mm. adapun

syarat-syarat ukuran butiran agreagat kasar yang baik adalah harus terdiri dari

beraneka ragam butir dengan syarat sisa diatas ayakan 31,5 mm 0%, sisa diatas

ayakan 4 mm antara 90% - 98% berat, dan selisih antara sisa kumulatif diantara

kedua ayakan adalah maksimum 60% dan minimum 50% berat. Syarat lainnya,

yakni besar butiran kerikil maksimum tidak boleh lebih dari jarak selimut beton dan

jarak bersih tulangan. Dalam pelaksanaan proyek ini, kerikil yang digunakan sudah

sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan diatas.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 24

Page 25: bagian isi pkl

Gambar 5.3 Kerikil yang digunakan untuk campuran beton

3. Semen

Semen merupakan material pengikat antara butiran pasir dengan kerikil. Semen

yang digunakan dalam proyek ini yaitu merk Tiga Roda, dengan jenis high-early-

strength portland cement yang telah memenuhi persyaratan SNI.

4. Air Kerja

Adapun sumber air yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan terowongan

pengelak ini diambil dari sungai palung yang berada disekitar areal proyek, dengan

menggunakan alat bantu berupa pompa air yang dialirkan menuju Batching Plant,

selain itu juga dengan menggunakan mobil tangki berisi air. Persyaratan air yang

digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, bahan-bahan organis, dan

bahan-bahan lain yang merusak beton atau tulangan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 25

Page 26: bagian isi pkl

Gambar 5.4 Air kerja

5. Besi

Dalam pembangunan terowongan ini digunakan besi dengan berbagai variasi

panjang, dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Besi polos BJ 41

b. Besi polos BJ 37

c. Tulangan Steel Mesh untuk shotcrete

Semua besi yang telah dikeluarkan oleh pabrik dapat digunakan, sebab setiap pabrik

mempunyai standar mutu tertentu. Tulangan beton dan kawat yang digunakan harus

bebas dari minyak, kotoran, dan lain-lain yang dapat merusak. Dengan demikian,

besi yang dipergunakan telah memnuhi syarat yang berlaku.

6. Begisting

Papan yang digunakan untuk begisting yaitu papan kelas II. Dipilih menggunakan

papan kelas II. Dengan pertimbangan ekonomis yaitu papan masih dapat digunakan

kembali untuk kedua kalinya pada pekerjaan berikutnya. Papan dan kayu yang tidak

lurus atau rusak tidak boleh digunakan untuk pembuatan begisting, karena akan

mempengaruhi hasil pengecoran. Dalam pelaksanaan proyek ini, papan yang

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 26

Page 27: bagian isi pkl

digunakan sudah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana

disebutkan diatas.

Gambar 5.5 Begisting manual pada bagian inlet

7. Sliding Form

Ini digunakan sebagai begisting pada pengecoran bagian outlet. Mekanisme

pemasangannnya adalah dengan cara di las, begitupun saat dibuka. Setelah

pengecoran tiap blok selesai dan siap untuk dibuka, sliding form hanya perlu

digeser kemudian dilas lagi seperti sebelumnya.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 27

Page 28: bagian isi pkl

Gambar 5.6 Sliding Form

8. Admixture (Bahan Pencampur)

Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan

beton. Admixture tidak boleh menyebabkan korosi dan efek merugikan terhadap

baja dan pola pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah merk Feb,

Cormix atau Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut akan mendapat persetujuan

dari Direksi.

9. Material blasting

Material blasting pada proses awal pengerjaan terowongan yaitu berupa ampow

gell, dan dan detonator.

10. Pipa

Pipa berguna untuk mengalirkan air yang terdapat didalam terowongan yang

menggenang, dialirkan menuju bagian luar outlet.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 28

Page 29: bagian isi pkl

Gambar 5.7 pipa baja

11. Waterstop

Water stop akan dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian

yang akan kedap air, berfungsi untuk menahan air yang merembes ketika proses

pengecoran antar blok dilakukan. Selain itu juga waterstop biasa digunakan untuk

membantu menahan gaya vertikal dari tekanan air terhadap concrete lining. Water

stop terbuat dari bahan yang swellable.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 29

Page 30: bagian isi pkl

Gambar 5.8 Waterstop

12. Kayu

Pada proses pengerjaan terowongan pengelak ini, kayu banyak digunakan hanya

sebagai penyangga, baik untuk begisting manual maupun penahan reruntuhan di

atas steel support.

Gambar 5.9 Kayu sebagai penahan reruntuhan dibagian atas steel support

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 30

Page 31: bagian isi pkl

13. Steel Support

Steel support sebagai pengaman terhadap kemungkinan adanya jatuhan batuan dari

bagian atas tebing inlet dan outlet terowongan yang membahayakan aktivitas

pekerja, petugas dan peralatan yang keluar masuk selama proses pelaksanaan

pekerjaan terowongan. Steel support berupa penyangga yang terbuat dari material

baja, berfungsi untuk menahan gaya vertikal maupun horizontal dari terowongan

yang baru dibuat sebelum dilakukan concrete. Sebenarnya steel support ini tidak

terlalu memberikan pengaruh yang besar dalam menahan beban dari dinding

bagian atas maupun samping terowongan, tapi lebih kepada memberikan rasa aman

terhadap para pekerja yang sedang melakukan pekerjaan didalam terowong.

Gambar 5.10 Steel Support

14. Tulangan Steel Mesh

Tulangan steel mesh digunakan untuk shotcrete harus terbuat dari jalinan baja

ringan dan jalinan baja berat. Jalinan baja ringan harus terbuat dari 1,4 mm kawat

baja yang mana harus mengacu pada standar JIS G3532-62, sedangkan jalinan baja

berat harus dibuat dengan kawat baja ukuran 3,2 mm yang juga mengacu pada

standar JIS G3532-62.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 31

Page 32: bagian isi pkl

5.2.2. Alat Kerja

Alat kerja merupakan sarana yang penting dan besar kegunaannya dalam

pelaksanaan suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap akan dihasilkan kualitas

pekerjaan yang baik, waktu yang singkat dan biaya yang efisien. Alat kerja dapat

berupa alat mekanik maupun alat elektrik. Alat-alat kerja yang dipakai dalam proyek

Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini adalah sebagai

berikut:

1. Pompa air

Pompa air digunakan untuk memudahkan proses pengerjaan, terutama untuk proses

pengecoran (concrete). Pompa air dipakai untuk menaikkan air dari sungai palung

ke lokasi batching plant.

2. Batching Plant

Merupakan tempat penumpukan material yang akan dipakai untuk concrete,

sekaligus merupakan tempat pembuatan agregat untuk proses concrete.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 32

Page 33: bagian isi pkl

Gambar 5.11 Batching Plant

3. Mobile Mixer

Merupakan alat yang berfungsi membuat campuran agregat, selain itu juga

digunakan untuk mendistribusikan concrete dari batching plant menuju kelokasi

concrete. Alat ini berupa kendaraan yang dibagian belakangnya terdapat alat

pengaduk berupa drum yang relatif besar, kecepatan pengadukan dari drum harus

bervariasi antara 2 atau 4 putaran per menit. Volume dari beton yang dicampur

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 33

Page 34: bagian isi pkl

dalam drum tidak boleh melebihi tingkat yang ditentukan oleh pabrik

(manufacture), tidak pula melebihi 70 % berat kotor dari drum.

Gambar 5.12 Mobile Mixer

4. Concrete Pump/ Concrete Diesel

- Yaitu alat yang digunakan dalam proses concrete. Concrete Pump berfungsi

untuk memompakan campuran beton dari bak penampung Concrete Pump

melalui pipa baca penghantar diameter 4’’ menuju lokasi pembetonan (didalam

Sliding Form)

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 34

Page 35: bagian isi pkl

Gambar 5.13 Concrete Diesel

5. Concrete Mobile

Alat ini fungsinya sama dengan concrete diesel. Bedanya terletak pada proses

penyemprotan concrete yang langsung disemprotkan melalui alat concrete mobile

tersebut.

\

Gambar 5.14 Concrete Mobile

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 35

Page 36: bagian isi pkl

6. Begisting

Material yang digunakan untuk begisting adalah begisting kayu dan begisting baja.

Begisting dari kayu menggunakan plywood 9 mm, balok kayu kls III, papan kayu

kls II.

Gambar 5.15 Begisting baja (Sliding Form)

7. Vibrator

Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan pengecoran, sehingga

tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga kosong yang menyebabkan

kondisinya tidak merata, hal ini akan mengurangi proses pengeroposan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 36

Page 37: bagian isi pkl

Gambar 5.16 Vibrator

8. Excavator

Digunakan dalam proses pembersihan sisa galian dan hasil peledakan didalam

terowongan. Excavator juga dipakai saat concrete diareal intake.

Gambar 5.17 Excavator

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 37

Page 38: bagian isi pkl

9. Blower

Berfungsi membantu menambah sirkulasi udara didalam terowongan selama proses

pengerjaan terowongan, mengingat kurangnya oksigen yang tersedia serta

banyaknya alat dan kendaraan yang keluar masuk terowongan.

Gambar 5.18 Blower

10. Alat Ukur

Ada beberapa jenis alat ukur dalam pelaksanaan proyek ini, seperti :

a. Pesawat Waterpass

Digunakan sebagai penyipat datar suatu bidang untuk menentukan beda

tinggi/elevasi bangunan pada penentuan tinggi bouwplank, pelaksanaan begisting

plat lantai, balok portal dan pekerjaan lain yang mengharuskan suatu bidang

harus datar.

b. Pesawat Theodolit

Digunakan untuk menentukan titik nol, sudut siku, letak bangunan dan kontrol

tegaknya kolom bangunan bertingkat.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 38

Page 39: bagian isi pkl

Gambar 5.18 Pesawat Theodolit

c. Roll Meter

Digunakan untuk mengukur panjang dan dimensi suatu struktur.

11. Tenaga Kerja

Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan

Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, adalah sebagai

berikut:

a. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan pengalaman dalam bidangnya dan

pengawas, mandor serta kepala tukang yang cukup dalam melakukan

pengawasan yang tepat untuk pekerjaan proyek tersebut.

b. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai dengan

kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian dan perbaikan

pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.

c. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari :

- Kepala Proyek/Site Manager

- Kepala Pelaksana

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 39

Page 40: bagian isi pkl

- Pelaksana Teknis

- Juru Ukur

- Juru Gambar

- Keuangan Proyek

- Administrasi Proyek

- Logistik Proyek

Dalam penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pelaksanaan

pekerjaan yang dilakukan, sehingga pemborosan terhadap tenaga kerja yang

mengakibatkan kerugian dapat ditekan serendah-rendahnya.

Apabila seorang pekerja sehubungan dengan pelaksanaaan, penyelesaian dan

perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan berprilaku tidak senonoh, tidak

cakap, atau ceroboh dalam melaksanakan tugasnya atau yang menurut pertimbangan

direksi pekerjaan orang tersebut tidak patut dipekerjakan. Orang tersebut tidak boleh

dipekerjakan lagi tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang yang diberhentikan

secara demikian dari pekerjaan, harus diganti secepatnya dengan seorang pengganti

yang cakap yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.

5.4. Pelaksanaan Pekerjaan

5.4.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan sangat diperlukan sebelum memulai pelaksanaan

pembangunan karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran

proyek. Pekerjaan persiapan tersebut meliputi :

a. Sarana Tapak

Pekerjaan ini meliputi penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja, penyediaan

alat pemadam kebakaran dan drainase tapak.

1. Pekerjaan penyediaan air & daya listrik untuk bekerja

a) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor.

b) Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia laimya

yang merusak.

c) Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi

Lapangan.

d) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 40

Page 41: bagian isi pkl

2. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran

a) Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire

Extinguisher).

Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam

kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

b. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi

Pekerjaan pembongkaran dan pernbersihan sebelum pelaksanaan mencakup

pembongkaran/pembersihan /pemindahan keluar dari area pembangunan konstruksi

terhadap sernua hal yang dinyatakan oleh Direksi Lapangan tidak akan digunakan

lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.

Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak rnilik Pernberi Tugas.

Serah terima akan diatur oleh Direksi Lapangan.

c. Pengukuran Lokasi Pembangunan

Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali

lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil

ketinggian tanah, letak pepohonan letak batas batas tanah dengan menggunakan alat

optik yang sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang

sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan untuk dimintai

keputusannya.

Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan alat-alat

Waterpass / Theodolite. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite,

beserta petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi

Lapangan.

Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara asas segitiga

phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil yang telah disetujui oleh

Direksi Lapangan.

d. Peledakan (Blasting)

Trial Blasting dilaksanakan pada lokasi pekerjaan alur terowongan. Setelah

diperhitungkan (design) untuk menentukan jumlah lubang bor dan jumlah

kebutuhan bahan peledakannya dan mempertimbangkan kondisi geologi sepanjang

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 41

Page 42: bagian isi pkl

alur terowongan dan terutama bagian yang akan dilakukan trial blasting. Trial

blasting dilaksanakan untuk mendapatkan jumlah lubang bor untuk pengisian bahan

peledak yang paling efektif dari pelaksanaan peledakan sehingga aman dengan efek

kerusakan minimal pada penampnag galian alur terowongan dan terhadap pekerja

terowongan.

Pada setiap tahap galian terowongan dengan peledakan harus mempertimbangkan

hasil peledakan sebelumnya, sehingga akan mendapatkan hasil galian dengan

peledakan yang lebih mendekati tepat sesuai rencana penampang galian terowongan.

Jumlah lubang bor cukup memenuhi kebutuhan jumlah bahan peledak yang diisikan

pada tiap lubang bor, sehingga akan mendapatkan hasil peledakan maksimal dengan

efektif kerusakan penampang galian minimal. Pengeboran lubang isian hendak

dilaksanakan dengan panjang bor per-lubang 2 - 2,5 meter sebanyak 37- 43 lubang

per-penampang galian terowongan dengan hasil galian terowongan antara 1,8-2,9

meter per-sekali ledakan.

Apabila pekerjaan galian mendekati garis akhir galian, maka kedalaman lubang

untuk peledakan dan banyaknya bahan peledak yang dipakai per-lubang harus

dikurangi.

e. Pembersihan hasil peledakan dan pemasangan Steel support

Pembersihan hasil peledakan, berupa reruntuhan batuan, dibersihkan

menggunakan excavator dan di angkut menggunakan dump truck.

Setelah pembersihan hasil galian, maka pada bagian depan ambang inlet dan

outlet terowongan dipasang portal steel support sebagai pengaman terhadap

kemungkinan adanya jatuhan batuan dari bagian atas tebing inlet dan outlet

terowongan yang membahayakan aktifitas pekerja, petugas dan peralatan yang

keluar masuk selama proses pelaksanaan pekerjaan terowongan.

f. Dewatering

Yaitu proses penurunan muka air tanah selama konstruksi pengelak berlangsung.

Selain itu juga diperuntukkan untuk pencegahan kelongsoran pada sisi kiri kanan

konstruksi akibat adanya aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses

pemisahan antara cairan dengan padatan. Tujuan diadakannnya dewatering pada

proses pembangunan terowongan pengelak (diversion tunnel ) ini antara lain untuk

mencegah rembesan, memperbaiki kestabilan tanah, mencegah pengembungan tanah,

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 42

Page 43: bagian isi pkl

memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar, pengeringan lubang

galian, serta mengurangi tegangan lateral dari tanah sekitar lokasi tersebut.

Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu

dengan jalan:

1. Thickening, yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang

mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut

dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (%

solid= 50%).

2. Filtrasi, merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan

menyaring(dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat

(% solid=100%).

3. Drying, adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan

pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering

(% solid=100%).

Beberapa metode dewatering yang biasa dilakukan antara lain:

1. Metode pemompaan terbuka

2. Metode alur dangkal

3. Metode predrainase

4. Metode cut off

5. Metode osmose electries

Metode dewatering yang digunakan pada proses pembangunan terowongan pengelak

bendungan pandanduri yaitu metode pemompaan terbuka.

5.4.2. Pekerjaan Tanah

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 43

Page 44: bagian isi pkl

a. Pekerjaan galian terbuka inlet terowongan

Lokasi galian terbuka inlet terowongan pada STA. 10,00 dengan elevasi 249,50

meter sampai STA. 124,50 dengan elevasi 265.00 meter. Galian direncanakan

menuju elevasi dasar galian 24,50 meter di hilir (dasar galian ambang inlet

terowongan) dan elevasi 248,53 meter di hulu (dasar ambang saluran terbuka

inlet/pertemuan dengan Sungai Palung).

b. Pekerjaan galian terbuka di outlet terowongan

Lokasi galian tebuka outlet pada STA. 561,50 dengan elevasi 268,00 meter

sampai dengan STA. 737,00 dengan elevasi 242,25 meter. Galian direncanakan

menuju elevasi dasar galian 246,62 meter di hulu (ambang outlet terowongan) dan

elevasi 241,75 meter (dasar ambang saluran terbuka outlet terowongan/pertemuan

dengan Sungai Palung).

c. Pekerjaan galian terowongan pengelak

Setelah pekerjaan galian terbuka inlet dan outlet terowongan selesai sampai

dengan elevasi dasar rencana galian terowongan dan face (penampang ambang

terowongan), maka galian terowongan bisa segera dimulai pelaksanaannya.

Panjang galian terowongan pengelak direncanakan sepanjang 437 meter dengan

diameter dalam 3,50 meter dan tebal beton lining 0,45 meter. Dimulai dari STA.

124,50 meter dengan rencana elevasi beton lantai dasar terowongan 249,034 meter

pada inlet (ambang masuk terowongan) menuju STA. 561,50 (ambang keluar outlet

terowongan) dengan elevasi beton lantai dasar terowongan 247,220 meter.

Penampang galian terowongan berbentuk tapal kuda.

Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar,

maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus

ditutup urugan pasir dan dipadatkan. Apabila Kontraktor melakukan penggalian

melebihi kedalaman yang ditentukan, maka Kontraktor harus menutup kelebihan

tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm,

lapis demi lapis sampai jenuh, serta mencapai ketinggian yang diinginkan.

Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala

macam kotoran. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari Lokasi konstruksi.

Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 44

Page 45: bagian isi pkl

Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian harus kering

untuk pekerjaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan pondasi,

pengurugan dan pemadatan.

5.4.3. Pekerjaan Pembetonan

a. Pekerjaan Shotcrete

Pada pekerjaan shotcrete digunakan tulangan stell mesh, harus terdiri dari jalinan

baja ringan dan jalinan baja berat. Jalinan baja ringan harus dibuat dari 1,4 mm kawat

baja harus mengacu standar JIS G3532-62, harus membentuk jalinan kawat dengan

jarak masing-masing 75 mm. Jaringan kawat baja ringan harus digunakan pada

shotcrete yang dibangun untuk melindungi permukaan yang terlihat, permukaan khusus

untuk penggalian bawah tanah.

Jaringan kawat baja berat harus dibuat dengan baja ukuran 3,2 mm, standar JIS

G3532-62, memiliki untaian jaringan kawat dengan jarak masing-masing 100 mm.

tulangan jaringan kawat baja besi berta digunakan dalam shotcrete dengan dukungan

rock bolt yang dipasang untuk melindungi permukaan lereng.

o Pekerjaan shotcrete permukaan tebing galian terbuka Inlet dan Outlet terowongan

pengelak

Pada seluruh permukaan tebing galian terbuka Inlet dan Outlet terowongan

dilaksanakan pekerjaan shotcrete dengan wiremesh dan tebal shotcrete 10 cm.

Pekerjaan shotcrete dengan wiremesh dilaksanakan dengan mempertimbangkan

kondisi geologi permukaan galian Inlet dan Outlet terowongan merupakan breksi

vulkanik dan pasir vulkanik yang telah mengalami alterasi dengan kondisi bagian

permukaan yang mudah lepas-lepas (jatuh) dan pertimbangkan jangka panjang

pengamanan permukaan tebing tersebut.

Pelaksanaan shotcrete dengan metode kering, yaitu penyemprotan material semen

dan pasir dengan campuran 1 semen : 6 pasir melalui alat shotcrete (Aliva) dan

bersamaan dengan penyemprotan tersebut juga disemprotkan air dengan tekanan

dan debit seimbang, sehingga terjadi campuran shotcrete yang melekat dengan baik

(tidak meleleh jatuh ke bagian bawah) dan memenuhi syarat teknik (spesifikasi

teknik). Penyemprotan dilaksanakan tiap lapis, bertahap sampai mencapai ketebalan

10 cm.

o Pekerjaan shotcrete permukaan dinding galian shaft tegak (lokasi menara control)

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 45

Page 46: bagian isi pkl

Pekerjaan galian shaft tegak dengan diameter 7,50 meter dengan kedalaman galian

sekitar 25 meter sampai dengan permukaan atap galian terowongan pengelak.

Galian shaft tegak dilaksanakan dengan semi manual, yaitu dengan tenaga kerja

dilengkapi dengan alat pick hammer dan alat bantu angkat hasil galian keluar lokasi

galian shaft tegak secara mekanis. Setelah kedalam mencapai 5 meter, maka guna

mengantisipasi kemungkinan adanya jatuhan batuan, maka pada dinding galian shaft

tegak perlu segera dilaksanakan shotcrete dengan wiremesh tebal 10 cm.

b. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang

o Pemasangan besi tulangan

Besi tulangan menggunakan tulangan ulir (D-form) yang dibuat dipabrik dan harus

sesuai dengan JTS G 3112 atau ASTM A 15-16.

Sebelum besi tulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan permukaan begel

harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat yang merugikan.

Besi tulangan harus ditempatkan dalam posisi yang tepat sehingga ada jarak yang

jelas, setidaknya 40 cm antara tulangan dan diantara pekerjaan baja yang diletakkan

didekatnya sehingga tulangan tidak meleset letaknya pada waktu pengecoran.

Tulangan harus diikat pada semua perpotongan dengan menggunakan kawat baja

penguat dengan diameter 0,9 mm.

Pengelasan untuk sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan sesuai

standar JIS Z 3801 atau ASTM A 185.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 46

Page 47: bagian isi pkl

Gambar Penulangan Terowongan Pengelak

o Pemasangan begisting

Begisting yang digunakan dalam pekerjaan terowongan adalah begisting kayu dan

begisting baja.

- Pada Outlet terowongan

Begisting yang digunakan di outlet tewongan adalah begisting baja. Begisting

harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan pada

permukaan beton ada pada alinyemen horizontal dan vertikal dan sambungan

antara permukaan harus halus. Semua penyangga begisting kondisinya harus

bagus dan kokoh.

Sebelum pengecoran beton, semua permukaan begisting harus diminyaki dengan

minyak mineral yang disuling. Minyak tulangan harus digunakan sebelum besi

tulangan diletakkan.

Pemasangan begisting baja menggunakan baut-baut. Panjang begisting baja yaitu

7,25 meter.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 47

Page 48: bagian isi pkl

- Pada Inlet terowongan

Begisting yang digunakan di inlet terowongan adalah begisting kayu.

Pekerjaan begisting pada inlet terowongan hampir sama dengan pekerjaan

bekisting pada outlet terowongan. Perbedaannya terletak pada sambungan, antara

kayu yang satu dengan yang lain, yaitu dengan menggunakan paku.

Selain itu, begisting kayu harus betul-betul bersih dari semua sisa potongan kayu-

kayu kecil, debu bekas gergaji, sisa mortar yang kering dan zat pengotor yang

lain.

o Perencanaan Campuran

Agar tercapainya mutu beton yang dikehendaki maka perbandingan campuran

beton harus sesuai dengan perencanaan. Bahan pembuatan beton mutunya harus

baik dan memenuhi ketentuan. Jika ternyata tidak memenuhi maka bahan harus

diganti. Guna tercapainya adukan beton yang baik, sebelumnya ditekankan dalam

segi perhitungan berupa formulasi dari bahan-bahan adukan beton.

Perhitungan dapat dilakukan dengan beberapa cara berdasarkan ketentuan yang

harus dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang ada pada SNI 1991.

Pelaksanaan pembuatan campuran beton dengan berdasarkan mix design yang telah

dilakukan melalui suatu percobaan dan tes kubus beton (pengujian kuat tekan

beton dan pengujian slump/ kekentalan/ viscositas) sehingga dihasilkan mutu

beton sesuai dengan rencana.

o Pengecoran

Pelaksanaan pekerjaan beton terowong dimulai dari bagian tengah alur terowong

menuju ke ambang terowong. Pekerjaan beton terowong dilaksanakan secara

simultan (bersamaan) masing-masing dari bagian tengah terowong ke arah inlet

terowong dan dari bagian tengah alur terowong.

Metode pembetonan terowong dilaksanakan tiap section sepanjang 7.25 meter

dengan dua tahap pengecoran beton, tahap pertama pengecoran dimulai pada

bagian bawah/lower (lantai terowong) biasa disebut Lower Step Concrete beton

bagian atas biasa disebut upper step concrete. tahap kedua yaitu bagian Upper

Step Concrete dilaksanakan setelah umur beton step concrete memenuhi syarat

(24) jam.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 48

Page 49: bagian isi pkl

Disediakan 2 (dua) unit Form beton( form manual dan sliding form). Beberapa

peralatan keperluan pengecoran beton terowong antara lain:

- Batching Plant untuk proses pencampuran material beton

- Truck Mixer untuk membawa campuran beton ke Concrete Pump

- Concrete Pump berfungsi untuk memompakan campuran beton dari bak

penampung Concrete Pump melalui pipa baja penghantar diameter 4’’ menuju

lokasi pembetonan (didalam Sliding Form)

5.4.4. Pekerjaan Grouting

a. Backfill Grouting

Backfill grouting harus dilaksanakan untuk mengatasi batuan yang membuka dan

gradasi beton (lining concrete). Penempatan beton dengan pipa baja pada gradasi beton

atau dengan pengeboran langsung lining concrete sebelum grouting. Lubang sekurang-

kurangnya 300 mm ke massa beton.

Untuk pipa grout, pipa baja dengan panjang tergantung ketebalan lining concrete

actual harus ditempatkan pada concrete lining. Hambatan pada pipa harus dihilangkan.

Grout semen atau mortal harus diinjeksikan melalui pipa grout. Proporsi campuran

mortal kira-kira 1:1:2 (rasio air, semen, pasir) dalam massa tersebut, yang didasarkan

pada uji pencampuran atau pemompaan.

Tekanan maksimum yang ditoleransi untuk backfill grouting adalah 2 kg/cm2.

Grouting harus dilanjutkan sampai tingkatan injeksi turun sampai nol bawah tekanan

maksimum yang diijinkan. Jika grout yang diinjeksi mengalir ke lubang lain, maka

lubang-lubang tersebut harus disumbat dan dibor sesudah itu untuk grouting.

b. Consolidation Grouting

Konsolidasi grouting dilaksanakan melalui lubang grout yang dibor dilokasi, agar

mengkonsolidasikan batuan dasar disekitar terowongan yang mungkin longsor (tidak

padat) selama pekerjaan galian dan kontak antara batuan dasar dan lining concrete atau

backfill grout.

Lubang grout harus dibor kearah semua sudut di dalam terowongan, lubang grout

tidak melebihi 35 mm dan kedalaman 5 m dari permukaan bagian dalam lining

concrete.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 49

Page 50: bagian isi pkl

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah kami mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan mengamati secara langsung Proyek

Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, maka diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kerjasama antara pemberi tugas, konsultan pengawasan, dan pelaksana (Kontrakor) berjalan

dengan baik, hal ini terlihat dengan adanya koordinasi yang baik antara masing- masing pihak

dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.

2. Struktur Organisasi berfungsi dengan baik, hal itu dapat mempengaruhi pelaksanaan beberapa

bagian pekerjaan sehingga apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Dalam mencapai mutu suatu pekerjaan seperti yang diharapkan di samping dokumen kontrak

sebagai acuan, perlu suatu pengawasan yang teliti dan secermat mungkin.

4. Semua komponen yang terkait dalam suatu proyek antara lain pengawas lapangan, pengawas

utama, kontraktor, maupun pimpinan proyek, harus memiliki laporan pertanggungjawaban masing-

masing menyangkut proyek yang dikerjakan.

5. Pekerjaan pembesian dan pengecoran yang digunakan pada Terowongan Pengelak Bendungan

Pandanduri telah sesuai dengan gambar kerja yang telah direncanakan walaupun ada beberapa

perubahan yang dilakukan terhadap design sebelumnya karena disesuaikan dengan kondisi yang

ada dilapangan.

6. Pada umumnya, mutu pelaksanaan, sistem sambungan pembesian dan pengecoran sudah memenuhi

standar yang berlaku. Dalam pelaksanaan, kecermatan dan kerapian pemasangan baja tulangan

sangat berpengaruh dalam usaha penghematan dan efisiensi biaya konstruksi, sehingga tidak terjadi

bongkar pasang pekerjaan. Pengecoran yang baik sangat berpengaruh agar dihasilkan beton

bertulang mulus tanpa adanya keropos. Sehingga fungsi pengawasan disini adalah agar kualitas

bangunan tidak berkurang dan tehindar dari akibat kecerobohan pelaksanaanya.

7. Dalam pelaksanaan Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini terjadi sedikit

kemunduran pekerjaan yang tidak sesuai dengan time schedule, hal ini disebabkan karena pengaruh

cuaca, yaitu musim hujan yang kerap membuat areal proyek khususnya disekitar luar terowongan

menjadi berlumpur/ becek dan mobilitas pekerjaan diluar terowongan terganggu, akan tetapi khusus

untuk bagian dalam alur terowongan tidak terjadi perbedaan jauh antara jadwal rencana dan

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 50

Page 51: bagian isi pkl

progress pekerjaan, karena hanya dipengaruhi oleh mobilitas material, baik material concrete

maupun pembesian.

8. Kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait khususnya bagi perencana (konsultan),

Pelaksana (Kontraktor) dan Konsultan Pengawas (MK) akan mempengaruhi pelaksanaan beberapa

bagian pekerjaan, sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan menurut desain dan

syarat teknis.

5.2 Saran-saran

Untuk mendapatkan pelaksanaan dan hasil yang optimal dalam pelaksanaan proyek disarankan:

1. Diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terkait khususnya bagi

Perencana (konsultan), Pelaksana(kontraktor) dan pengelola teknis proyek akan mempengaruhi

pelaksanaan beberapa bagian pekerjaan, sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan

menurut desain, syarat teknis dan sesuai dengan Schedule.

2. Mobilisasi dan Efisiensi peralatan dan tenaga kerja perlu ditingkatkan.

3. Perlu ditingkatkannya pengawasan terhadap kedisiplinan pekerja, agar efisiensi waktu dapat

dicapai.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 51

Page 52: bagian isi pkl

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 52