22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007 p:59-62). Proses penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita. Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau televisi (Soekanto,2000). b. Pentingnya Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Dari pengalaman penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu

(Notoatmodjo, 2007 p:59-62). Proses penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan pada hakekatnya merupakan

segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk di

dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan

mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita.

Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai

hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan diperoleh melalui

kenyataan (fakta) dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui

alat-alat komunikasi seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio,

melihat film atau televisi (Soekanto,2000).

b. Pentingnya Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior ). Dari

pengalaman penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo ,2007).

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni :

1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

Disini sikap subyek mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi.

4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku

9

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan

tidak berlangsung lama.

c. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003, membagi 6 tingkat pengetahuan. Ada 6

tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tabu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya

(real), aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip-

prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam

pemecahan masalah kesehatan bagi kasus-kasus yang ada.

4) Analisis (Analysys)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan (membuat bagan) membedakan,

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan

untuk menyusun informasi baru misalnya dapat menyusun,

menggunakan, meringkaskan dan menyesuaikan suatu teori dan

rumusan yang ada.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan krteria yang telah ada. Misalnya dapat menanggapi

terjadinya kematian ibu dan kematian bayi disuatu wilayah.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawan

cara atau angket. Pengukuran dengan menanyakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur, dengan demikian

dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan tersebut di atas.

d. Pengkategorian Pengetahuan

Tujuan pengkategorian adalah menempatkan individu kedalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini

misalnya dari tinggi ke rendah karena pengkategorian bersifat relatif,

maka kita tidak bolrh menerapkan secara subyektif luasnya interval

yang mencakup setiap kategori yang kita inginkan. Penyusunan skala

boleh membuat skor dari jawaban-jawaban pertanyaan dan membuat

beberapa kategori sesuai dengan tingkat deferensiasi yang dikehendaki,

akan tetapi ditetapkan lebih dahulu batasannya.

Setelah jumlah skor jawaban benar dari keseluruhan

pernyataan yang diketahui, didasari asumsi bahwa skor subyek dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

kelompok mempunyai estimasi terhadap skor subyek dalam populasi,

maka kita akan dapat membuat skor teoritis menurut model norma

(Notoatmodjo,2003).

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Cara Tradisional

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang

lama.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan,

baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin,

maupun otoritas ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Manusia telah mampu menggunakan penlarannya dalam

memperoleh pengetahuan.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut

dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi

metodologi penelitian (Notoatmodjo, 2002).

f. Cara Pengukuran Pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan seseorang menggunakan alat bantu

kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik, cukup, dan

kurang. Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100% pertanyaan dijawab

benar, cukup bila 56-75% pertanyaan dijawab benar dan kurang bila

pertanyaan dijawab benar >56% (Arikunto,2006 p:49).

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Sukmadinata (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Menurut Yb Mantra yang dikutip notoadmojo

(2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk

juga perilaku seseorang yang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan

(Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah meneriam informasi.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan

cara mencari nafkah yang membonsankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan

yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut elizabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia

adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

samapi berulang tahun. Sedangkan menurut Huolok (1998)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (A.

Wawan dan Dewi M, 2010 p.16 ).

2. Postpartum

a. Definisi Postpartum

Postpartum adalah masa dimulainya setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alal-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil (Sarwono, 2008 p:122).

3. Perdarahan Postpartum

a. Definisi Perdarahan Postpartum

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya darah

500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala

tiga persalinan (Benzion Taber, 2000 p:356).

Perdarahan postpartum adalah sebab penting kematian ibu: ¼

dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan

postpartum, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik,

abortus dan ruptur uteri) disebabkan oleh perdarahan postpartum

(Saleha, 2009 p:231).

Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan pervaginam

yang melebihi 500 ml setelah bersalin. Terdapat beberapa masalah

mengenai definisi ini, yaitu (Bahiyatun, 2009 p:115).

1) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang

sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah

tersebut bercampur cairan amnion atau urine. Darah tersebar pada

spon, handuk, dan kain didalam ember dan lantai.

2) Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekurangan darah dapat

diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb

normal dapat menyesuaikan diriterhadap kehilangan darah yang

mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan

tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan

darah.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

3) Perdarahan dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu

beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali sampai terjadi

syok.

b. Sebab-sebab perdarahan postpartum

Penyebab perdarahan postpartum diantaranya:

1) Perdarahan atonis (kemungkinan perdarahan atonis ini timbul pada

: bayi yang besar, kehamilan kembar, hydramnion).

2) Robekan servik atau robekan vagina

3) Tertinggalnya bagian-bagian plasenta

4) Perdarahan karena kuagulopati

c. Kriteria diagnosis

1) Perdarahan terus-menerus setelah lahirnya bayi

2) Pucat dan terdapat tanda-tanda syok atau presyok (tensi rendah,

nadi cepat dan lemah, ekstremitas dingin), perdarahan terus

mengalir pervaginam

3) Pemeriksaan obstetri ;

a) Bila ada atonia / hipotonia uteri : uterus teraba lembek dan

membesar

b) Bila kontraksi uterus baik, kemungkunan telah terjadi

perlukaan jalan lahir (laserasi)

c) Pemeriksaan dalam dapat dilakukan setelah keadaan umum

diperbaiki dan dinilai kontraksi uterus, perlukaan jalan lahir dan

adanya sisa plasenta.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

d. Masalah Perdarahan Postpartum

Dalam masalah perdarahan postpartum terdapat 2 masalah yaitu

(Sarwono, 2008 p:173):

1) Perdarahan pasca persalinan dini (Early Post Partum Hemohagia)

yaitu perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dan dalam 24 jam

pertama persalinan .

2) Perdarahan pasca persalinan lanjut (Late Post PartumHemohagia)

yaitu perdarahan yang terjadi pada masa nifas (puerperium) tidak

termasuk 24 jam pertama setelah bayi lahir .

Perdarahan postpartum lanjut atau tertunda biasanya terjadi dalam 6

sampai 10 hari setelah kelahiran. Penyebab yang paling sering adalah

produk-produk konsepsi yang tertinggal. Penyebab-penyebab lainnya

meliputi infeksi, involusi abnormal tempat plasenta, retensi dan

pelepasan desidua vera abnormal, trauma koitus, pecahnya episiotomi

dan perekahan parut seksio sesarea.

e. Faktor-faktor predisposisi

Faktor-faktor predisposisibmeliputi salah satu atau lebih dan yang

tersebut dibawah ini, baik dalam bentuk tunggal ataupun kombinasi:

1) Penggunaan anestesia umum

2) Partus lama

3) Partus presipitatus

4) Uterus terlalu tegang (misalnya hidramnion, kembar)

5) Solusio plasenta

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

6) Plasenta previa

7) Riwayat perdarahan postpartum sebelumnya.

f. Penanganan Umum Perdarahan Postpartum

Dalam penanganan umum (Saefudin, 2007) :

1) Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal (saat masuk)

2) Mintalah bantuan. Segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan

siapkan keperluan fasilitas tindakan gawat darurat dan lakukan

penilaian klinik serta upaya penolongan apabila dihadapkan dengan

masalah dan komplikasi.

3) Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan

aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan)

4) Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pascapersalinan (di

ruang persalinan) dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam

berikutnya (diruang rawat gabung). Perhatikan pelaksanaan asuhan

mandiri.

5) Lakukan pemeriksaan secara tepat keadaan umum ibu termasuk

tanda vital (nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu tubuh).

6) Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan spesifik.

7) Pastikan bahwa kontraksi uterus baik (lakukan pijatan uterus untuk

mengeluarkan bekuan darah karena bekuan darah yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus yang

efektif, berikan 10 IU unit oksitosin IM dilanjutkan infus 20 IU

dalam 500 cc NS/RL dengan 40 tetesan per menit).

8) Pasang kateter menetap dan pantau keluar masuk cairan.

9) Pastikan plasenta telah lahir dan lengkap, periksa kemungkinan

robekan servik, vagina, dan perinium.

10) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah.

11) Setelah perdarahan teratasi (24 jam setelah perdarahan berhenti),

periksa kadar Hb:

a) Jika Hb ≤ 7 g/dl atau hematokrit ≤ 20% anemia berat segera

berikan sulfas ferrosus 600 mg atau ferous fumarat 120 mg

ditambah asam folat 400 mg per oral sekali sehari selama 6

bulan.

b) Jika Hb 7-11 g/dl segera beri sulfas ferrosus 600 mg atau ferous

fumarat 60 mg ditambah asam folat 400 mg per oral sekali

sehari selam 6 bulan.

c) Pada daerah endemik cacing gelang (prevalensisama atau ≥

20%) berikan terapi albendasol 400 mg per oral sekali, atau

mebendason 500 mg per oral sekali atau 100 mg 2 kali sehari

selam 3 hari.

g. Tanda dan gejala perdarahan postpartum

Dengan tanda dan gejala secara umum sebagai berikut:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Perdarahan yang membutuhkan lebih dari satu pembalut dalam waktu

satu atau dua jam, sejumlah besar perdarahan berwarna merah terang

tiap saat setelah minggu pertama pasca persalinan.

Hal-hal yang menyebabkan perdarahan postpartum adalah

atonia uteri, perlukaan jalan lahir, terlepasnya sebagian plasenta dari

uterus, tertinggalnya sebagian dari plasenta seperti kotiledon penyakit

darah (Saleha, 2009).

Pencegahan perdarahan postpartum Tindakan pencegahan tidak

saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil

dengan melakukan antenatal care yang baik. Ibu-ibu mempunyai

predisposisi atau riwayat perdarahan postpartum sangat dianjurkan

untuk bersalin di rumah sakit.

Tanda dan gejala perdarahan postpartum:

a. Uterus tidak berkontraksi dan lembek, perdarahan segera setelah

anak lahir (Atonia uteri)

b. Darah segar yang mengalir segera setelah anak lahir, uterus

berkontraksi dan keras, plasenta lengkap (Robekan jalan lahir)

c. Plasenta belum lahir setelah 30 menit perdarahan segar uterus

berkontraksi dan keras (Retensio plasenta).

d. Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidak

lengkap, perdarahan segera (sisa plasenta).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

e. Sub involusi uterus, nyeri tekan perut bawah dan pada uterus,

perdarahan sekunder lokhia mukopurulen dan berbau (Endometritis

atau sisa fragmen plasenta) (Saefudin, 2007).

h. Atonia uteri

1) Lakukan masase (pemijatan) rahim dan berikan oksitosin dan etil

ergometrin intravena atau berikan prostaglandin.

2) Bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin atau

prostaglandin diteruskan.

3) Bila tidak ada perbaikan, lakukan kompresi bimanual dan kumudian

dipasang tampon foley catheter yang diisi dengan 100 ml aquadest

steril, lalu tampon dipertahan kan selama 24-48 jam. Selama itu,

dilakukan monitor terhadap perdarahan dan jika perdarahan tetap

berlangsung (tampon basah kuyup atau darah tertampung melalui

kateter cukup banyak), segera dilakukan laparotomi dan dilakukan

ligasi arteria uterina atau hipogastrika jika dimungkinkan (yakni

untuk penderita usia muda atau belum punya anak). Bila tidak

mungkin, dapat dilakukan histerektomia.

i. Perlukaan jalan lahir

Segera lakukan reparasi, jika perlu dengan bantuan anestesia umum

dikamar operasi.

j. Retensio plasenta/sisa plasenta

Jika pada pemerikasaan plasenta ternyata jaringan plsenta tidak

lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum uteri. Potongan-

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

potongan plasenta yang ketinggalan tanpa diketahui biasanya

menimbulkan perdarahan pospartum lambat. Kalau perdarahan banyak

hendaknya sisa-sisa plasenta ini segera dikeluarkan walaupun ada

demam.

1) Usahakan melahirkan plasenta jika belum lahir, lakukan dengan

tarikan pada tali pusat, lalu segera inspeksi keadaan plasenta

tersebut.

2) Bila plasenta tidak berhasil dilahirkan dengan dugaan adanya

plasenta akreta, maka perlu dilakukan laparotomi/hesteroktomia.

3) Bila hanya sisa plasenta (rest placentae), pengeluaran dilakukan

secara digital/manual ataupun dengan menggunakan kuret besar dan

tajam secara hati-hati.

4. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam

pendidikan itu berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa. Manusia

adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-

nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain.

Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok, atau

masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan

saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri: belajar

adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu,

kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun

potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut di

dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang

relatif lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena

usaha, dan didasari buukan karena kebetulan (Notoadmodjo, 2007, p:

108).

b. Manfaat / fungsi Pendidikan

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, dan bertakwa, kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serat bertanggung jawab (UU No.23 tahun 2003).

c. Tujuan Pendidikan

Menurut Notoadmodjo (2007, p:127) tujuan pendidikan diantaranya :

1) Mengubah pengetahuan/ pengertian, pendapat, dan konsep-konsep

2) Mengubah sikap dan persepsi

3) Menanamkan tingkah laku/ kebiasaan yang baru.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pendidikan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Menurut Notoadmodjo (2007, p:109) faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pendidikan, diantara lain :

1) Masukan (Input)

Menyangkut sasaran belajar (sasaran didik). Yaitu individu,

kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan

berbagai latar belakangnya.

2) Proses (Process)

Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

(perilaku) pada subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi

pengaruh timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek

belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode, dan teknik

belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.

3) Keluaran (OutPut)

Hasil belajar itu sendiri, yaitu beberapa kemampuan atau

perubahan perilaku dari subjek belajar.

e. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

Jenjang pendidikan formal menurut UU RI tentang Pendidikan

No. 20 tahun 2003 diantara lain :

1) Pendidikan sekolah dasar

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

Jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Contohnya: Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah

(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs)

2) Pendidikan sekolah menengah

Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri

dari pendidikan menengah kejuruan. Contohnya: Sekolah

Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

atau bentu lain yang sederajat.

3) Pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program sarjana, magister, dokter, dan spesialis yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat

berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, Institut, Universitas

Pendidikan juga dapat dikategorikan menjadi pendidikan

rendah : tamat SLTP ke bawah dan pendidikan tinggi yaitu : tamat

SLTA ke atas (Riskesdas, 2007).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Sukmadinata,2003, Notoatmodjo,2003,

Wawan dan Dewi 2010

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian

yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005).

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat pendidikan

ibu hamil TM IIITingkat pengetahuan tentang

perdarahan postpartum

Faktor Internal:

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

Tingkat pengetahuan

tentang perdarahan

postpartum

Faktor Eksternal:

1. Faktor lingkungan

2. Sosial budaya

Perdarahan

Postpartum

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-umisolekah... · kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,

D. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan tingkat

pengetahuan tentang terjadinya perdarahan postpartum.