Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu
1. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan tingkat pembelian dilakukan
oleh seorang pelanggan terhadap suatu produk atau perusahaan serta
mempertahankan pelanggan yang ada umumnya jauh lebih menguntungkan. Dan
mereka berhasil menemukan bahwa Pelayanan, Harga dan Fasilitas mempunyai
hubungan dengan Loyalitas Pelanggan. Pelanggan yang puas dan loyal
merupakan peluang yang baik untuk terus mendapatkan pelanggan yang baru.
Persepsi nilai juga merupakan suatu kesediaan pelanggan untuk menggantungkan
dirinya pada perusahaan tersebut.
Kesetiaan pelanggan tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui
proses perjalanan yang panjang serta berdasarkan dari hasil pengalaman
pelanggan itu sendiri dengan pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang
didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini akan terus
terjadi berulang kali. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul adanya kesetiaan
pelanggan atau loyalitas pelanggan. Bila dari pengalamannya pelanggan tidak
mendapatkan kualitas pelayanan yang baik maka ia tidak akan berhenti untuk
terus mencoba berbagai jenis produk atau jasa sampai mereka mendapatkan
kualitas serta kepuasan terhadap produk tersebut.
Definisi loyalitas pelanggan menurut (Kotler, 2010) mengatakan “the long
term success of the a particular brand is not based on the number of consumer
who purchase it only once, but on the number who become repeat purchase”.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen yang loyal ditidak diukur dari
berapa banyak dia membeli, tetapi dari berapa sering dia melakukan pembelian
ulang, termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk membeli. Hal ini
dapat diartikan preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian
9
pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori layanan tertentu
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Loyalitas dapat dicapai melalui dua tahap :
1) perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam memberikan kepuasan
kepada konsumennya agar konsumen mendapatkan suatu pengalaman positif,
berarti pembelian ulang diprioritaskan pada penjualan sebelumnya.
2) perusahaan harus mempunyai cara untuk mempertahankan hubungan yang
lebih jauh dengan konsumennya dengan menggunakan strategi Forced Loyalty
(kesetiaan yang dipaksa) supaya konsumen mau melakukan pembelian ulang,
Kotler (2011).
Jadi mempertahankan pelanggan-pelanggan sama dengan mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan loyalitas.
Tujuan akhir keberhasilan perusahaan menjalin relationship dengan pelanggannya
adalah untuk membentuk loyalitas yang kuat, sedangkan indikator dari loyalitas
yang kuat adalah :
a) Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk/jasa
yang telah dikonsumsi.
b) Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah dikonsumsi
kepada teman atau kerabat dekat.
c) Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara terus menerus
terhadap produk yang telah dikonsumsi.
Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang
mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Disini kedua istilah
tersebut, yaitu loyalitas pelanggan dan loyalitas merek menunjukkkan hal yang
sama. Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang sangat dalam untuk membeli
ulang atau selalu berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten di masa
yang akan datang, dengan demikian mengakibatkan pengulangan pembelian
merek yang sama atau set merek walaupun dipengaruhi situasi dan upaya
pemasaran yang mempunyai potensi untuk menyebabkan tindakan berpindah
kepada yang lain.
10
2. Manfaat loyalitas pelanggan
a. Menarik pelanggan baru
Pelanggan yang puas dengan merek yang dibelinya dapat mempengaruhi
pelanggan lain. Sedangkan pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan
ketidak puasannya kepada orang lain juga.
b. Merespon ancaman pesaing
Loyalitas terhadap merek memungkinkan perusahaan memilik waktu untuk
merespon tindakan yang dilakukan oleh pesaing. Jika pesaing mengembangkan
produk yang lebih superior makan perusahaan memiliki kesempatan untuk
membuat produk yang lebih baik dan unggul dalam jangka waktu tertentu karena
bagi pesaing relatif sulit untuk mempengaruhi pelanggan yang setia.
Ada enam alasan mengapa perusahaan harus menjaga dan mempertahankan
konsumennya :
1) Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk
memberikan keuntungan kepada perusahaan.
2) Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjaga dan memperthankan
pelanggan yang sudah ada, jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.
3) Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis,
cenderung akan percaya juga pada urusan bisnis yang lain.
4) Jika sebuah perusahaan lama memiliki banyak pelanggan lama, maka
perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan karena adanya efisiensi.
Pelanggan lama sudah barang tentu tidak akan banyak lagi tuntutan, perusahaan
cukup menjaga dan mempertahankan mereka. Untuk melayani merekabisa
digunakan karyawan-karyawan baru dalam rangka melatih mereka, sehingga
biaya pelayanan lebih murah
5) Pelanggan lama tentunya telah banyak memiliki pengalaman positifyang
berhubungan dengan perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan
sosialisasi.
11
6) Pelanggan lama akan berusaha membela perusahaan, dan mereferensikan
perusahaan tersebut kepada teman-teman maupun lingkungannya.
3. Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan mendemonstrasikan loyalitas mereka pada suatu perusahaan atau
merek dengan membeli berulangkali, membeli produk tambahan perusahaan
tersebut, dan merekomendasikannya pada orang lain. Hal tersebut diperkuat
dengan pernyataan dari Griffin (2005:31), yang menyatakan bahwa karakteristik
pelanggan yang loyal antara lain:
a. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
b. Membeli antarlini produk dan jasa.
c. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
d. Mereferensikan kepada orang lain.
Untuk menjadi pelanggan yang loyal seorang konsumen harus melalui
beberapa tahapan, pelanggan yang loyal tumbuh secara bertahap. Proses itu
dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih sayang, dan dengan perhatian
yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap memiliki
kebutuhan khusus. Dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan
khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal.
4. Tahap-Tahap Loyalitas Pelanggan
a. Tahap pertama : Loyalitas Kognitif
Pelanggan yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan
informasi keunggulan suatu produk atas produk lainya. Loyalitas kognitif lebih
didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas.
Jika ketiga faktor tersebut tidak baik maka pelanggan akan mudah berpindah ke
produk lain. Pelanggan yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dapat
12
dihipotesiskan sebagai pelanggan yang rentan terhadap perpindahan karena
adanya rangsangan pemasaran menurut Dharmmesta (dalam mardalis, 2015:2).
b. Tahap kedua : Loyalitas Afektif
Sikap merupakan fungsi dari kognisi pada periode awal pembelian (masa
sebelum konsumsi)dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya ditambah dengan
kepuasan di periode berikutnya. Munculnya loyalitas afektif ini di dorong oleh
faktor kepuasan yang menimbulkan kesukaan dan menjadi objek sebagai
preferensi kepuasan pelanggan berkorelasi tinggi dengan niat pembelian ulang di
waktu mendatang. Pada loyalitas afektif kerentaan pelanggan lebih banyak
berfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi
dari pemasaran maupun pelanggan merek lain serta upaya mencoba produk lain
menurut Dharmmesta (dalam Mardalis 2015:2).
c. Tahap ketiga : Loyalitas Konatif
Dimensi Konatif (niat melakukan) dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
afektif terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk
melakukan sesuatu ke sebuah tujuan tertentu. Niat merupakan fungsi dari niat
sebelumnya (pada masa prakonsumsi). Maka loyalitas konatif merupakan suatu
kondisi loyal yang terdapat sebauh komitmen mendalam untuk melakukan
pembelian. Berdasarkan riset Crosby dan Taylor (dalam Ali Hasan, 2008:88)
menggunakan model runtutan psikologis: keyakinan sikap niat yang
memperlihatkan komitmen (niat) melakukan, menybabkan prferensi tetap stabil
untuk jangka panjang. Jenis komitmen ini sudah melampaui tahap afektif, bagian
dari properti motivasional untuk mendapatkan merek yang disukai. Afektif hanya
menunjukkan kecenderungan motivasional, sedangkan komitmen melakukan
menunjukkan suatu keinginan untuk menjalankan tindakan. Keinginan untuk
membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan tindakan yang diantisipasi
tetapi belum terlaksana.
13
d. Tahap keempat : Loyalitas Tindakan
Loyalitas Tindakan Pembelian ulang merupakan sebuah tindakan yang
sangat
penting bagi pemasar, tetapi penginterpretasian loyalitas hanya pada pembelian
ulang saja tidak cukup, karena pelanggan yang membeli ulang belum tentu
mempunyai sebuah sikap positif terhadap barang ataupun jasa yang dibeli.
Pembelian ulang bukan dilakukan bukan karena puas, melainkan mngkin karena
tepaksa atau faktor lainnya. Oleh karan itu, untuk mengenalli perilaku loyal
dilihat dari dimensi ini ialah dari komitmen pembelian ulang yang ditujukan pada
suatu merek produk dalam kuun waktu tertentu secar teratur. Banyak yang
menyaksikan betapa sulitnya menjamin bahwa pelanggan akan membeli kembali
dari penyedia yang sama jika ada pilihan lain yang lebih menarik dari segi harga
maupun pelayanannya. Dilihat dari aspek perilaku atau tindakan, atau kontol
tindakan(Pratkanis, Breckler dan Greenwald, Foxall dan Goldsmith, Bagozzi,
Baumgartner dan Yi, dalam Ali Hasan, 2008:88), umumnya dalam kontrol
tindakan, niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada
kesiapan bertindak dan keinginan untuk mengatasi hambatan untuk mencapai
sesuatu dan penyelesaian hambatan. Ini menunjukkan loyalitas itu dapat menjadi
kenyataan melalui runtutan loyalitas kognitif, kemudian loyalitas afektif dan
loyalitas konatif dan akhirnya sebagai loyalitas tinda kan (loyalitas yang dibarengi
dengan komitmen dan tindakan).
5. Mengukur Loyalitas
Pengukuran loyalitas dapat dilakukan dengan menggunakan 4 metode, yaitu :
a. Urutan pilihan (choice sequence) Metode urutan pilihan atau disebut juga pola
pembelian ulang ini banyak dipakai dalam penelitian dengan menggunakan
panel - panel agenda harian pelanggan lainnya, dan lebih terkini lagi, data
scanner supermarket.
14
b. Proporsi pembelian (proportion of purchase) Berbeda dengan runtutan pilihan,
cara ini menguji proporsi pembelian total dalam sebuah kelompok produk
tertentu. Data yang dianalisis berasal dari panel pelanggan.
c. Preferensi (preference) Cara ini mengukur loyalitas dengan menggunakan
komitmen psikologis atau pernyataan preferensi. Dalam hal ini, loyalitas
dianggap sebagai “sikap yang positif” terhadap suatu produk tertentu, sering
digambarkan dalam istilah niat untuk membeli.
d. Komitmen (commitment) Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional
atau perasaan. Komitmen terjadi dari keterkaitan pembelian yang merupakan
akibat dari keterlibatan ego dengan kategori merek. Keterlibatan ego tersebut
terjadi ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting,
keperluan, dan konsep diri pelanggan (Susanto, 2007).
6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Loyalitas
Menurut (Vanessa Gaffar, 2007), loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh lima
faktor, yaitu:
Tabel 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan
Sumber : (Vanessa Gaffar, 2007)
Berikut penjelasan mengenai tabel 2.1 :
a. Kepuasan ( Satisfaction )
Kepuasan pelanggan merupakan pengukuran gap antara harapan pelanggan
dengan kenyataan yang mereka terima atau yang dirasakan.
1 Kepuasan ( Satisfaction )
2 Ikatan emosi ( Emotional bonding )
3 Kepercayaan ( Trust )
4 Kemudahan ( Choice reduction and habit )
5 Pengalaman dengan Perusahaan ( History with company )
15
b. Ikatan emosi ( Emotional bonding )
Dimana konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya
tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek,
karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut.
Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan
yang kuat dengan konsumen lain yang menggunakan produk atau jasa yang
sama.
c. Kepercayaan ( Trust )
Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek
untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi.
d. Kemudahan ( Choice reduction and habit )
Konsumen akan merasa nyaman dengan sebuah kualitas produk dan merek
ketika situasi mereks melakukan transaksi memberikan kemudahan. Bagian dari
loyalitas konsumen seperti pembelian produk secara teratur dapat didasari pada
akumulasi pengalaman setiap saat.
e. Pengalaman dengan perusahaan ( History with company )
Sebuah pengalaman seseorang pada perusaan dapat membentuk perilaku. Ketika
mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka akan mengulangi
perilaku pada perusahaan tersebut. Berdasarkan kelima faktor yang telah dibahas,
dapat membentuk loyaitas pelanggan yang didasari perspektif sikap dan perilaku.
Loyalitas pelanggan yang didasari perspektif sikap dipengaruhi oleh ketiga faktor
pertama, sedangkan loyalitas yang didasari perspektif perilaku dipengaruhi oleh
kedua hal lainnya.
2.2 Fasilitas
Fasilitas merupakan segala sesuatu yang sengaja disediakan oleh penyedia
jasa untuk dipakai serta dinikmati oleh konsumen yang bertujuan memberikan
tingkat kepuasan yang maksimal. Fasilitas merupakan segala sesutau yang
bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung
16
kenyamanan konsumen (Kotler, 2009: 45). Sedangkan Menurut Lupioadi, (2008:
148) Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan sarana prasarana dan keadaan
lingkungan sekitarnya dalam menunjukkan eksistensinya kepada eksternal yang
meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan peralatan. Yang termasuk
fasilitas dapat berupa alat, benda-benda, perlengkapan, uang, ruang tempat kerja.
Menurut Tjiptono (2006: 43) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya
dengan pembentukan presepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, presepsi yang
terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap
kualitas jasa tersebut di mata pelanggan.
Dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka segala fasilitas yang ada
yaitu kondisi fasilitas, kelengakapan, desain interior dan eksterior serta kebersihan
fasilitas harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang
dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus
dipuaskan, sebab kalau mereka tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan
menjadi pelanggan pesaing. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan (income)
pada gilirannya akan menurunkan laba dan bahkan kerugian. Unsur-unsur yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas yaitu:
1. Pertimbangan
Aspek-aspek seperti proporsi, tekstur warna dan lain-lain dipertimbangkan,
dikombinasikan dan dikembangkan untuk memancing respon intelektual maupun
emosional si pemakai atau orang yang melihatnya.
2. Perencanaan ruang
Mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan perlengkapan
dalam ruangan dan desain aliran sirkulasi. Perlengkapan Berfungsi sebagai
sarana perlindungan barang-barang berharga, sebagai pajangan dan sebagai tanda
penyambutan bagi para pelanggan.
3. Tata cahaya
Yang perlu diperhatikan yang dilakukan dalam ruangan serta suasana yang
diinginkan.
17
4. Warna
Warna yang dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi, menimbulkan kesan
rileks, serta mengurangi tingkat kecelakaan. Warna yang dipergunakan untuk
interior fasilitas perlu dikaitkan dengan efek emosional dari warna yang dipilih.
Sejumlah riset menunjukkan bahwa desain fasilitas (servicescape) dapat
mempengaruhi pilihan konsumen, ekspektasi konsumen, kepuasan konsumen, dan
perilaku lainnya. Servicescape harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat
dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Mengingat
pentingya hal tersebut, penyedia jasa rela mengeluarkan modal yang besar untuk
melengkapi peralatan teknologi canggih berharganya mahal untuk memberikan
kenyamanan optimal bagi konsumen. Dengan fasilitas yang dilengkapi dapat
menumbuhkan kepuasan konsumen yang pada gilirannya akan memberikan
berbagai manfaat bagi perusahaan.
Banyak kalangan yang menyatakan bahwa fasilitas merupakan sarana yang
diberikan produsen kepada konsumen untuk memberikan kemudahan dan
kelancaran. Oka A. Youti (2012:12) memberikan definisi mengenai fasilitas
adalah segala sesuatu baik benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan
industri. Fasilitas dapat juga diartikan sebagai sarana dan prasarana yang tersedia
di lingkungan maupun di dalam kantor perusahaan, dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan maksimal agar konsumen atau pelanggan merasakan
nyaman dan puas.
Fasilitas merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan suatu produk,
karena apalah artinya suatu perusahaan tanpa fasilitas, tanpa mesin-mesin
produksi, tanpa alat-alat kantor, dan tanpa tenaga kerja, mungkin hanya papan
nama saja. Mengingat pentingya fasilitas ini perusahaan rela mengeluarkan modal
yang besar untuk membeli peralatan atau mesin-mesin canggih yang harganya
mahal asalkan perusahaan bisa berproduksi secara optimal. Demikian halnya
dengan fasilitas yang diberikan dalam suatu perusahaan jasa transpotasi bus
18
khususnya, fasilitas yang diberikan pihak perusahaan jasa transportasi bus
semakin beragam, semuanya memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada
pelanggan.
Untuk mendukung tercapainya tujuan operasional armada secara optimal,
diperlukan adanya sarana fasilitas yang cukup memadai antara lain :
a. Ruangan bus yang bersih
b. Tersedianya ruang Toilet
c. Tersedianya audio,audio-video/TV
d. Tersedianya fasilitas AC-Non AC, tersedianya ala talat penunjang lainnya
seperti: Pembersih kaca, alat pemecah kaca yang dibutuhkan dalam keadaan
darurat dan alat penunjang lainnya dalam rangka kelancaran operasional armada.
Semua fasilitas atau sarana prasarana ini sebenarnya untuk membantu atau
memperlancar penyelenggaraan proses kegiatan atau jalannya operasional armada
(bus) yang dapat memacu kegiatan dan aktifitas para personel baik sopir,
kondektur, maupun kernet serta personel-personel yang lain yang dicapai secara
kerjasama yang baik dengan tujuan tercapainya kepuasan pelanggan atau
pengguna jasa armada (bus) yang bersangkutan.
Adapun tolak ukur yang digunakan dalam menilai fasilitas atau sarana
prasarana armada yang tersedia adalah sebagai berikut:
1) Penilaian konsumen mengenai hal yang diterima berupa fasilitas pada waktu
memakai produk yang diberikan pihak perusahaan.
2) Fasilitas pada bagian operasional yang diterima oleh konsumen perusahaan
transportasi.
3) Fasilitas pendukung lainnya yang diterima oleh konsumen perusahaan
transportasi yang bersangkutan.
2.3 Kualitas Pelayanan
Pelayanan yang baik kepada pelanggan akan memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap penjualan produk atau jasa yang dihasilkan perusaaan.
19
Menurut Elhartammy yang dikutip oleh Tjiptono (2002) pelayanan adalah
memuaskan di mana di dalamnya terdapat unsur kecepatan, ketepatan,
keramahan, dan kenyamanan. Kotler (2012) mengatakan bahwa kualitas
pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan, persepsi pelanggan tentang kualitas pelayanan ke pelanggan
merupakan salah satupenentu keberhasilan pemasaran. Kualitas pelayanan
memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2004). Jadi
sebuah perusahaan harus memberikan kualitas pelayanan sebaik mungkin agar
hubungan emosional yang erat dalam hal kepuasan pelanggan dapat terjaga
dengan baik.
Kualitas merupakan perwujudan atau gambaran-gambaran hasil yang
mempertemukan kebutuhan dari pelanggan dalam memberikan kepuasan. Jadi
konsep kualitas lebih dari sekedar memenuhi spesifikasi barang, kualitas
mengimplikasikan memenuhi atau melebihi harapan tentang ketepatan waktu,
akurasi pekerjaan, dan kecepatan tanggapan. Kualitas dipandang secara lebih luas,
di mana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan meliputi proses
lingkungan, dan manusia.
Model kualitas jasa yang terkenal dan hingga kini banyak yang model
tersebut sebagai acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (service
quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry. Dalam
model Servqual, kualitas jasa didefinisikan sebagai “penilaian atau sikap global
berkenaan dengan superioritas suatu jasa”. Definisi ini didasarkan pada tiga
landasan konseptual utama yaitu, kualitas jasa lebih sukar dievaluasi konsumen
daripada kualitas barang, persepsi terhadap kualitas jasa merupakan hasil dari
perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa, dan evaluasi
kualitas tidak hanya dilakukan atas hasil jasa, namun juga mencakup evaluasi
terhadap proses penyampaian jasa (Tjiptono, 2004).
SERVQUAL seperti yang dijelaskan oleh Parasuraman,yang dikutip oleh
Jasfar (2005) memiliki lima dimensi sebagai berikut:
20
1. Tangibles, tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunikasi,
dan lain-lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa. Yaitu kemampuan
suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya pada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa.
2. Reliability, kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan tepat, kemampuan untuk dapat dipercaya, terutama dalam
memberikan jasaseacara tepat waktu. Secara singkat memberikan pelayanan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpecaya. Harus sesuai dengan
harapan pelanggan berarti kinerja yang tepat waktu, pelayanan tanpa
kesalahan, sikap simpatik, dan dengan akurasi tinggi.
3. Responsiveness, kemauan atau keinginan karyawan untuk membantu dan
memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Yaitu ketanggapan, suatu
kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas.
4. Assurance, meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan, dan sifat dapat
dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan keragu-raguan
konsumen. Yaitu dapat diartikan sebagai pengetahuan dan keramahtamahan
personil dan kemampuan personil untuk dapat dipercaya dan diyakini.
5. Empathy, meliputi sikap kontak personal maupun perusahaan untuk
memahami kebutuhan mauoun kesulitan, konsumen komunikasi yang baik,
kemudahan dalam melakukan Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen dimana suatu perusahaan
diharapkan memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
21
Kualitas pelayanan berpusat pada suatu kenyataan yang ditentukan oleh
pelanggan. Interaksi strategi pelayanan, sistem pelayanan dan suber daya manusia
serta pelanggan akan sangat menentukan keberhasilan dari manajemen
perusahaan. Oleh karena itu, perlu menerapkan strategi untuk membentuk kualitas
pelayanan yang terbaik, Tjiptono (2012) menerangkan strategi kualitas pelayanan
sebagai berikut:
a. Atribut layanan pelanggan, yaitu bahwa penyampaian jasa harus tepat waktu,
akurat dengan perhatian, dan keramahan.
b. Pendekatan untuk penyempurnaan kualitas jasa merupakan aspek penting
dalam mewujudkan kepuasan pelanggan. Ini disebebakan oleh faktor biaya,
waktu penerapan program dan pengaruh layanan pelanggan. Ketiga faktor ini
merupakan pemahaman dan penerapan suatu sistem yang responsif terhadap
pelanggan dan organisasi guna mencapai kepuasan yang optimal.
c. Sistem umpan balik dan kualitas layanan pelanggan, yaitu dengan memahami
persepsi pelanggan terhadap perusahaan dan para pesaing. Mengukur dan
memperbaiki kinerja persahaan, mengubah bidang-bidang terkuat perusahaan
menjadi faktor pembeda pasar menunjukan komitmen perusahaan pada
kualitas dan pelanggan.
d. Implementasi, adalah strategi yang paling penting sebagai bagian dari proses
implementasi, pihak manajemen perusahaan menentukan cakupan-cakupan
jasa dan level pelayanan.
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang
yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian dengan
persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan,
bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan,
melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Selain itu kualitas jasa pada
dasarnya menggambarkan sejauh mana jasa yang dirasakan pelanggan dapat
memenuhi harapan mereka. Kualitas merupakan elemen dominan dalam evaluasi
yang dilakukan pelanggan. Dalam kasus dimana jasa yang ditawarkan adalah
22
kombinasi dengan produk fisik, kualitas jasa penting dalam menentukan kepuasan
pelanggan. Mengidentifikasikan empat metode untuk mengukur kepuasan
konsumen, yaitu menurut Tjiptono (2006) diantaranya sistem keluhan dan saran,
Ghost Shopping, Lost Customer Analysis dan survey kepuasan konsumen.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1) Sistem keluhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada konsumen (customer oriented)
perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk
menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan
bisa berupa kotak saran, kartu komentar, atau saluran bebas pulsa.
2) Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
konsumen adalah dengan mengerjakan beberapa orang sebagai ghost shopper
untuk berperan atau bersikap sebagai konsumen atau pembeli potensial produk
perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka akan melaporkan temuan-temuannya
mengenai kelemahan dan kekuatan produk perusahaan tersebut.
3) Lost customer analysis
Perusahaan selayaknya menghubungi para konsumen yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah ke perusahaan lain agar dapat memahamu
mengapa hal itu terjadi, dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau
penyempurnaan selanjutnya.
4) Survey kepuasan konsumen
Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan konsumen yang
dilakukan dengan penelitian survey, baik dengan survey via pos, telepon,
maupun wawancara pribadi. Kepuasan transaksi spesifik kepuasan konsumen
yang didasarkan pada hal-hal spesifik yang dijumpai oleh konsumen tersebut
pada perusahaan yang dimaksud, maka kepuasan transaksi spesifik ini akan
bervariasi atau berbeda-beda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang
23
lainnya, sesuai dengan pengalaman atas penggunaan jasa yang didapatkan oleh
pelanggan tersebut.
2.4 Harga
Dalam konteks pemasaran, secara sederhana istilah harga dapat diartikan
sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (nonmoneter) yang
mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan
suatu jasa (Tjiptono 2007, h.178). Harga adalah jumlah uang (ditambahkan
beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya. Harga yang sudah dibayar oleh pembeli
sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Dan tidak dipungkiri
penjual juga menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut. Keputusan
dalam menetapkan harga tidak mudah dilakukan terutama dalam konteks
pemasaran jasa. Seperti yang dikutip dalam Lupiyoadi (2006, h.98-99) penentuan
harga dalam pemasaran jasa sangat penting mengingat produk yang ditawarkan
oleh jasa layanan tersebut bersifat intangible atau tidak berwujud. Harga yang
dibebankan terhadap jasa yang ditawarkan menjadikan indikasi kualitas jasa
macam apa yang akan konsumen terima.
Adanya kesesuaian antara harga dan kualitas produk atau jasa dapat
membuat kepuasan bagi konsumen. Apabila kualitas atau manfaat yang diterima
konsumen sesuai dengan harga yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk
tersebut, konsumen akan merasa puas. Sedangkan, apabila kualitas atau manfaat
yang diterima konsumen tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan, maka
konsumen akan merasa tidak puas yang dapat berakibat meninggalkan perusahaan
dan akan menjadi konsumen pesaing. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan
penjualan yang pada gilirannya akan menurunkan laba bahkan kerugian. Harga
merupakan unsur paling penting yang menentukan pangsa pasar sebagai peranan
dalam piihan pembeli. Harga menurut Kotler dan Keller (2009) merupakan salah
satu elemen dalam bauran pemasaran yang berfungsi untuk sinyal agar dapat
24
mengkomunikasikan nilai dari produk atau jasa serta tidak hanya sebagai
menentukan profitabilitas.
Pada dasarnya konsumen menilai harga suatu produk atau jasa tidak hanya
tergantung dari nilai nominal harga saja tetapi juga dari persepsi pada harga.
Persepsi harga merupakan keterlibatan konsumen supaya menggunakan harga
untuk memberikan penilaian dari kesesuaian manfaat produk atau jasa. Penetapan
harga jasa dalam kegiatannya juga memainkan peranan yang penting dalam
mengkomunikasikan kualitas dari jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penetapan harga jasa menurut Hamdani (2006) meliputi struktur pada biaya,
elastisitas terhadap permintaan, persaingan dari pesaing, sasaran yang akan
dicapai oleh perusahaan, letak posisi dari jasa yang ditawarkan, sumber daya yang
digunakan, daur hidup terhadap jasa, kondisi dari ekonomi.
Menurut Buchari Alma (2005) penetapan harga yaitu merupakan keputusan
tentang harga yang akan diikuti dalam jangka waktu tertentu untuk membuat
konsumen agar menjadi tertarik untuk melakukan pembelian. Menurut Tjiptono
(2006), menyatakan bahwa terdapat empat macam tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan mengacu terhadap laba, perusahaan akan memilih harga untuk dapat
menghasilkan laba yang tinggi.
2. Tujuan mengacu pada citra, perusahaan dapat menetapkan harga tinggi dalam
membentuk citra prestisius, dan harga tertentu citra nilai tertentu.
3. Tujuan mengacu pada volume penjualan, menetapkan harga agar bisa mencapai
tingkat target volume penjualan.
4. Tujuan mengacu terhadap stabilitas harga, perusahaan mempertahankan untuk
hubungan yang stabil antara harga dari perusahaan dengan harga pemimpin.
Sedangkan dalam menentukan kebijakan harga ada tiga kemungkinan
(Buchari, 2009). Yaitu sebagai berikut :
1. Penetapan harga diatas harga saingan
2. Penetapan harga dibawah harga saingan
3. Mengikuti harga saingan
25
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
Tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
kondisi Perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas permintaan,
persaingan, biaya, tujuan manajer; dan pengawasan pemerintah.
Adapun penjelasannya adalah ssebagai berikut :
1) Kondisi perekonomian
Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Pada
periode resesi misalnya, merupakan suatu periode di mana harga berada pada
suatu tingkat yang lebih rendah.
2) Permintaan dan penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga
tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan
jumlah yang diminta lebih besar. Sedangkan penawaran adalah jumlah yang
ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga
yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.
3) Elastisitas Permintaan
Sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga
mempengaruhi volume yang dapat dijual. Untuk beberapa barang, harga dan
volume penjualan ini berbanding terbalik, artinya jika terjadi kenaikan harga
maka penjualan akan menurun dan sebaliknya.
4) Persaingan
Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan
yang ada. Dalam persaingan, penjual yang berjumlah banyak aktif menghadapi
pembeli yang banyak pula. Banyaknya penjual dan pembeli akan mempersulit
penjual perseorangan untuk menjual dengan harga lebih tinggi kepada pembeli
yang lain.
5) Biaya
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang
tidak dapat menutup akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila suatu
26
tingkat harga melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan.
6) Tujuan manajer
Penetapan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan yang akan dicapai.
Setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama perusahaan lainya.
7) Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan harga.
Pengawasan pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan
harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain
yang mendorong atau mencegah usaha kearah monopoli.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian dapat membantu penulis untuk
dijadikan sebagai bahan acuan untuk melihat seberapa besar pengaruh hubungan
antar variabel independen, variabel dependen, dan variabel intervening yang
memiliki kesamaan dalam penelitian. Beberapa penelitian yang terkait dengan
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan adalah sebagai
berikut :
1. Rujukan penelitian Kartika Sukmawati (2011)
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.2 dibawah ini.
Penelitian ini berfokus pada variabel Kualitas Pelayanan, Harga, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan.
Tabel 2.2 Rujukan penelitian untuk variabel Kualitas Pelayanan, Harga
Peneliti / Judul
Kartika Sukmawati (2011) dengan judul : “ Pengaruh
Kualitas Layanan, Harga, Dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Transportasi Kereta
Api Eksekutif”.
27
Variabel
Penelitian
Variabel yang di teliti :
A. Independen
1. Kualitas Pelayanan
2. Harga
3. Kepuasan Pelanggan
B. Dependen
1. Loyalitas Pelanggan
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variable
kualitas layanan, harga, dan kepuasan pelanggan serta
pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Melalui
penelitian ini, penulis dapat mengetahui besar pengaruh
yang terjadi terhadap loyalitas pelanggan
Hasil Penelitian
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap loyalitas pelanggan. Harga juga memiliki
pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Secara lebih
lanjut, kepuasan pelanggan memilik pengaruh terhadap
loyalitas pelanggan.
2. Besar pengaruh tidak langsung kualitas layanan dalam
hal ini melalui kepuasan pelanggan sebesar 0.94. Variabel
kualitas layanan memiliki pengaruh langsung yang paling
kuat terhadap loyalitas pelanggan. Dengan besar koefisien
jalur sebesar 3.28.
Hubungan
Dengan
Penelitian Ini
Dari kesimpulan jurnal penelitian terdahulu terdapat
persamaan variabel peneliti yaitu variabel Kualitas
Pelayanan, harga dan loyalitas pelanggan Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti
28
2. Rujukan Penelitian Tengku Putri Lindung Bulan (2016)
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.3 dibawah ini.
Penelitian ini berfokus pada variabel Kualitas Pelayanan, Harga dan Loyalitas
Pelanggan.
Tabel 2.3 Rujukan penelitian untuk variabel Harga, Kualitas Pelayanan
Peneliti / Judul
Tengku Putri Lindung Bulan (2016) dengan judul :
“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga terhadap
Loyalitas Konsumen pada PT. Tiki Jalur Nugraha
Ekakurir Agen Kota Langsa”.
Variabel
Penelitian
Variabel yang di teliti :
A. Independen
1. Kualitas Pelayanan
2. Harga
B. Dependen
Loyalitas Pelanggan
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan secara
parsial terhadap loyalitas konsumen pada PT. TIKI Jalur
Nugraha Ekakurir Agen Kota Langsa.
2.Untuk mengetahui pengaruh harga secara parsial
terhadap loyalitas konsumen pada PT. TIKI Jalur
Nugraha Ekakurir Agen Kota Langsa.
3.Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan
harga secara simultan terhadap loyalitas konsumen pada
PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Agen Kota Langsa.
Hasil Penelitian 1. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
29
loyalitas konsumen pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir
Agen Kota Langsa yang dibuktikan dari uji t.
2. Harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Agen
Kota Langsa yang dibuktikan dari uji t.
3. Kualitas pelayanan dan harga secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen pada
PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Agen Kota Langsa yang
dibuktikan dari uji F.
4. Hasil penelitian diperoleh Koefisien regresi sebesar
0,499KP menunjukkan variabel kualitas pelayanan
berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen dan
demikian pula pada variabel harga koefisien regresi sebesar
-0,154H menunjukkan variabel harga berpengaruh negatif
terhadap loyalitas konsumen.
Hubungan
Dengan
Penelitian Ini
Dari kesimpulan jurnal penelitian terdahulu terdapat
persamaan variabel peneliti yaitu variabel Kualitas
Pelayanan, harga dan loyalitas pelanggan Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti
3. Rujukan penelitian Susetyo Darmanto (2011)
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.4 dibawah ini.
Penelitian ini berfokus pada variabel Kualitas Pelayanan, fasilitas ekspor,
kepuasan pelanggan dan Loyalitas Pelanggan.
Tabel 2.4 Rujukan Penelitan untuk variabel Fasilitas
Peneliti / Judul
Susetyo Darmanto (2011) dengan judul : “Analisis
Pengaruh Kualitas Layanandan Fasilitas Ekspor
30
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Jasa
Containership Regional Container Line (RCL)
Semarang”.
Variabel
Penelitian
Variabel yang di teliti :
A. Independen
1. Kualitas Layanan
2. Fasilitas Ekspor
B. Dependen
1. Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan dan fasiltas
ekspor terhadap kepuasan pelanggan RCL Semarang.
2. Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap
loyalitasnya dalam menggunakan jasa containership
RCL Semarang.
Hasil Penelitian
1. Sebagian besar komoditi yang diekspor pelanggan
adalah wooden furniture (61%), selanjutnya diikuti
dengan Garment/textile (22 %), plastics (11 %), jenis
lain (6 %).
2. Berdasarkan tujuan negara pelanggan yang menjadi
sasaran ekspornya adalah negara-negara Asia 58 %,
Australia 22 %, Eropa 8 %, Amerika dan Kanada 6 %,
negara lain 6 %.
3. Cara pembayarannya sebagian besar adalah CNF (60
%), sedangkan FOB 40 %.Frekuensi lamanya
pelanggan yang telah memanfaatkan jasa RCL
Semarang. 55 % merupakan pelanggan yang telah
memanfaatkan jasa lebih dari 4 tahun, 22 % telah
menjadi pelanggan sekitar 3-4 tahun, dan 16 % telah
31
menjadi pelanggan sekitar 2-3 tahun, dan 7 %
merupakan pelanggan baru RCLSemarang.
Hubungan
Dengan
Penelitian Ini
Dari kesimpulan jurnal penelitian terdahulu terdapat
persamaan variabel peneliti yaitu fasilitas dan loyalitas
pelanggan Kemudian dikembangkan lagi oleh peneliti
4. Rujukan penelitian Dian Kurnia Yulianingsih, dkk
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.5 dibawah ini.
Penelitian ini berfokus pada variabel Kualitas Pelayanan, kepuasan pelanggan dan
Loyalitas Pelanggan.
Tabel 2.5 Rujukan penelitian untuk variabel Kualitas pelayanan, Loyalitas
Peneliti / Judul
Dian Kurnia Yulianingsih, Wahyu Hidayat, Agung
Budiatmo dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan
Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas
Pelanggan
(Studi Kasus Pada Pengguna Jasa Transportasi BPU.
Rosalia Indah)
Variabel Penelitian
Variabel yang di teliti :
A. Independen
1. Kualitas pelayanan
2. Kepuasan pelanggan
B. Dependen
1. Loyalitas Pelanggan
32
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan
terhadap Loyalitas Pelanggan Pengguna Jasa
Transportasi BPU. Rosalia Indah.
Hasil Penelitian
1. Adanya pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan pengguna jasa
BPU. Rosalia Indah dan mempunyai tingkat keeratan
hubungan yang kuat hal ini berarti bahwa semakin
tinggi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan maka
akan mengakibatkan semakin tinggi pula loyalitas
pelanggan.
2. Kualitas pelayanan pada BPU. Rosalia Indah
dipersepsikan baik.
3. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
dengan peningkatan pelayanan pemesanan tiket dan
mengatur jadwal keberangkatan dengan lebih teratur
agar bisa lebih tepat waktu.
Hubungan Dengan
Penelitian Ini
Dari kesimpulan jurnal penelitian terdahulu terdapat
persamaan variabel peneliti yaitu variabel Kualitas
Pelayanan dan loyalitas pelanggan Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti
5. Rujukan penelitian Sanjaya Ginting (2016)
Penjelasan secara ringkas dari jurnal penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan tergambar pada tabel 2.5 dibawah ini.
Penelitian ini berfokus pada variabel Brand Image, Kualitas Pelayanan dan
Loyalitas Pelanggan.
33
Tabel 2.6 Rujukan Penelitian Untuk variabel Kualitas Pelayanan, Loyalitas
Peneliti / Judul
Sanjaya Ginting (2016) dengan judul “Pengaruh Brand
Image Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas
Pelanggan, Jasa Bisnis, Transportasi”
Variabel Penelitian
Variabel yang di teliti :
A. Independen
1. Brand Image
2. Kualitas Pelayanan
B. Dependen
1. Loyalitas Pelanggan
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh brand image terhadap
loyalitas pelanggan Po.Medan Jaya.
2. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap
loyalitas pelanggan Po. Medan Jaya.
3. menganalisis pengaruh brand image dan kualitas
pelayanan terhadap loyalitas pelanggan.
Hasil Penelitian
1. Setelah dilakukan penelitian terhadap variabel Brand
Image pada Bus PO. Medan Jaya dapat diketahui
bahwasecara keseluruhan Brand Image sudah dinilai
baik, namun untuk identitas perusahaan yang meliputi
nama perusahaan, moto perusahaan dan struktur dan Bus
PO.Medan Jaya sudah sesuai dengan harapan.
2. Setelah dilakukan penelitian terhadap variabel kualitas
pelayanan pada Bus PO. Medan Jaya dapat diketahui
bahwa secara keseluruhan sudah sesuai dengan harapan
penumpang, namun disisi lain masih ada kualitas
34
pelayanan yang sesuai harapan penumpang.
3. Setelah dilakukan penelitian terhadap variabel
loyalitas pelanggan pada Bus PO. Medan Jaya dapat
diketahui bahwa secara keseluruhan sudah dinilai baik,
namun pada repeat yaitu pelanggan dapat melakukan
kembali pembelian ulang atas jasa/ Ticket Bus PO.
Medan Jaya telah dipakai dan pada referal yaitu
memberikan informasi dan rekomendasi kepada orang
lain.
Hubungan Dengan
Penelitian Ini
Dari kesimpulan jurnal penelitian terdahulu terdapat
persamaan variabel peneliti yaitu variabel Kualitas
Pelayanan dan loyalitas pelanggan Kemudian
dikembangkan lagi oleh peneliti.
Sumber : Jurnal yang di publikasikan 2018
35
2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relavan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik dengan data (Sugiyono, 2015). Hipotesis penelitian ini dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.7 Hipotesis Penelitian
No HIPOTESIS
H1
Diduga Fasilitas (X1) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Loyalitas Pelanggan (Y) di PO. Safari Eka Kapti dengan rute perjalanan
Solo-Semarang
H2
Diduga Kualitas Pelayanan (X2) Berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) di PO. Safari Eka Kapti dengan rute
perjalanan Solo-Semarang
H3
Diduga Harga (X3) Berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas
Pelanggan (Y) di PO. Safari Eka Kapti dengan rute perjalanan Solo-
Semarang
H4
Diduga Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Harga secara simultan
berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) di PO. Safari Eka
Kapti dengan rute perjalanan Solo-Semarang
36
2.7 Diagram Alur Penelitian
(Data tidak cukup)
(Data Cukup)
Latar Belakang Masalah
Pengumpulan Data
Metodologi Penelitian
Tinjauan Pustaka
Fasilitas
(X1) Kualitas
Pelayanan
(X2)
Loyalitas Pelanggan
(Y)
Harga
(X3)
Pengolahan Data
Analisis Data
Kesimpulan dan Saran
Implikasi Manajerial
Gambar 2.1 Diagram Alur Penelitian
37
2.8 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu
kerangka pemikiran dari pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga dan Fasilitas
terhadap Loyalitas Pelanggan secara sistematis pada gambar 2.2 dibawah ini.
H1 H1
H2
H3
H4
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber: Konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini
= Variabel = Pengaruh
= Indikator = Pengukur
H = Hipotesis = Simultan
Loyalitas
Pelanggan
(Y)
Harga
(X3)
Kualitas
Pelayanan
(X2)
Fasilitas
(X1)
X2.3
X3.1
X2.1
X3.3
X3.2
X1.3
X1.1
X1.2
X2.2
Y.1
Y.2
Y.3
38
Variabel dan indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Fasilitas (X1)
Indikator - Indikator variabel independen (X1) Fasilitas antara lain :
X1.1 = Kenyamanan kursi penumpang
X1.2 = Kebersihan ruang Bus
X1.3 = Tersedia pendingin udara (AC)
2. Kualitas Pelayanan (X2)
Indikator - Indikator variabel independen (X2) Kualitas Pelayanan antara lain :
X2.1 = Kehandalan
X2.2 = Daya Tanggap
X2.3 = Jaminan
3. Harga (X3)
Indikator – Indikator variabel independen (X3) Harga antara lain :
X3.1 = Keterjangkauan Harga
X3.2 = Kesesuaian harga dengan manfaat
X3.3 = Kesesuaian harga dengan fasilitas
4. Loyalitas Pelanggan (Y)
Indikator – Indikator variabel dependen (Y) Loyalitas Pelanggan antara lain :
Y1 = Pemakaian kembali oleh pelanggan
Y2 = Mereferensikan kepada orang lain
Y3 = Kepercayaan terhadap jasa yang diberikan