Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika di sekolah dasar berdasarkan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006, bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
dalam memahami konsep matematika, menjelaskan konsep secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah (Yuliani, 2018:38). Tujuan
mempelajari matematika yaitu agar memperoleh pembelajaran yang bermakna,
menyenangkan, adanya sumber belajar, alat peraga, pendekatan, model, dan
media yang tepat. Pembelajaran yang menarik akan menimbulkan semangat
dan minat siswa untuk belajar lebih giat belajar.
Pada tingkat sekolah dasar pembelajaran matematika diberikan kepada
peserta didik dengan tujuan antara lain, yaitu kemampuan memperoleh,
mengelolah, dan peranan penting untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang bermakna akan membuat peserta
didik lebih tertarik dan memengaruhi kemampuan untuk menuju lebih baik.
Matematika merupakan suatu ide abstrak yang berisi tentang konsep, prinsip
matematika, dimana dalam pembelajarannya menyajikan simbol (lambang)
untuk melatih penalaran supaya berpikir logis, kritis, analitis, dan menanamkan
pengetahuan konsep yang harus mengetahui karakteristik peserta didik (Erna,
2018:2).
12
Sedangkan menurut (Dewi Cahyani, 2018:342) matematika merupakan
salah satu ilmu yang mempelajari tentang bilangan-bilangan, simbol, dan
rumus-rumus yang memiliki tujuan menjadikan siswa sanggup dalam
menghadapi keadaan dalam kehidupan sehari-sehari, serta menjadikan siswa
untuk berkembang dan memiliki pola pikir yang luas. Terbukti, bahwa
pembelajaran matematika banyak digunakan umtuk membahas yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa pendapat yang sudah disampaikan, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu rangkaian
proses pembelajaran yang mempelajari konsep, baik menggunakan simbol,
bilangan-bilangan, dimana siswa dan guru terlibat dengan tujuan mempelajari
materi yang mencakup dalam kehidupan sehari-hari. Proses tersebut jika
metode, teknik, pendekatan, strategi, dan media pembelajaran yang digunakan
oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2. Materi Pecahan Biasa
a. Pengertian Pecahan
Berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2016 mengatur mengenai
ruang lingkup pembelajaran matematika kelas IV SD yang berisi tentang
standar isi, dimana mencakup materi dari bilangan asli dan pecahan
sederhana, pengukuran sederhana serta geometri, dan konsep sederhana
serta statistika. Berikut ini merupakan KI dan KD yang tercantum dalam
pembelajaran pecahan tematik kurikulum 2013.
13
Kompetensi Inti :
Tabel 2.1 Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
(Sumber: Silabus kelas IV)
Komptensi Dasar dan Indikator :
Tabel 2.2 Komptensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Menjelaskan berbagai bentuk
pecahan (biasa, campuran, desimal,
dan persen) dan hubungan di
antaranya
3.2.1 Mengidentifikasi bentuk pecahan
biasa (penjumlahan dan
pengurangan)
3.2.2 Menguraikan bentuk pecahan biasa
(penjumlahan dan pengurangan) 4.2 Mengidentifikasi berbagai bentuk
pecahan (biasa, campuran, desimal,
dan persen) dan hubungan di
antaranya
4.2.1 Menentukan bentuk pecahan biasa
(penjumlahan dan pengurangan)
pada media roda arsir
4.2.2 Menyelesaikan bentuk pecahan biasa
(penjumlahan dan pengurangan)
pada media roda arsir
(Sumber : Olahan peneliti)
Pecahan mencakup beberapa materi dalam mempelajari dan
memahami matematika, sehingga peserta didik harus menguasai seluruh
materi pecahan, terutama pada operasi hitung pecahan biasa. Pecahan
merupakan bagian dari bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk
, dimana a dan b merupakan simbol pecahan yang dinyatakan dalam (1)
pecahan biasa, (2) pecahan senilai, (3) pecahan desimal, (4) pecahan
persen, (5) dan bilangan pecahan campuran (Yusfika, 2013:3). Pecahan
merupakan sebagian dari sesuatu yang utuh, dalam ilustrasi gambar bagian
yang dimaksudkan ialah sebuah arsiran (Yusfika, 2013:3). Setiap pecahan
memiliki dua bagian yaitu pembilang dan penyebut yang tulisannya
14
dipisahkan oleh garis lurus bukan garis miring (/) seperti , . Bahwa
angka satu disebut pembilang, sedangkan angka dua disebut penyebut.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pecahan
merupakan bilangan yang terdiri dari dua angka yakni pembilang dan
penyebut, dimana dengan b≠0, a disebut pembilang, dan b adalah
penyebut. Mempelajari konsep matematika bilangan pecahan memerlukan
pemahaman yang baik, sehingga siswa mampu memperoleh peranan
penting dalam mempelajari materi pecahan dengan mudah.
b. Materi Pecahan di Kelas IV SD
1) Pecahan Sederhana
Pecahan merupakan bilangan yang bukan bilangan bulat atau tidak utuh
yang memiliki penyebut dan pembilang (Rita Destiana, 2009:12). Pecahan
dapat digunakan untuk menyatakan makna dari setiap bagian yang utuh
(Gunanto, 2016:2). Contohnya jika sebuah benda bisa dibagi menjadi dua yang
bagiannya sama besar, maka nilai setiap bagian tersebut ialah setengah atau
satu perdua bagian dari jumlah benda keseluruhan. Pecahan biasa merupakan
suatu bilang yang dinyatakan dalam bentuk , dimana a disebut “pembilang”
dan b disebut “penyebut” (Gunanto, 2016:2). Hal pertama dalam mengerjakan
pecahan yaitu menyamakan penyebutnya dengan mencari KPK (Kelipatan
Persekutuan Kecil). Oleh karena itu, bilangan dapat dinyatakan pecahan apabila
memiliki nilai yang tidak utuh. Berikut ini merupakan contoh gambar pecahan
menggunakan benda konkrit.
15
Gambar 2.1 Contoh Penyelesaian Pecahan Sederhana
Berdasarkan gambar di atas, menyatakan bahwa dari bilangan pecahan
yang awalnya secara utuh dapat dipotong menjadi enam bagian yang sama
besar, maka disebut dalam bentuk pecahan . Oleh karena itu gambar
tersebut dapat dinyatakan dalam sebuah pecahan, karena bagian yang utuh
dapat dipotong menjadi beberapa bagian sama besar.
Gambar pecahan selanjutnya yaitu menggunakan arsiran yang
biasanya digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada peserta
didik. Arsiran berupa daerah-daerah bangun datar seperti persegi, persegi
panjang, maupun lingkaran. Gambar arsiran pecahan dapat berupa
horizontal maupun vertical. Pola gambar arsiran akan memudahkan siswa
untuk memahami bentuk-bentuk dari sebuah pecahan. Oleh karena itu,
siswa dapat memahami bentuk pola pecahan mengunakan arsiran. Berikut
ini merupakan contoh gambar pecahan arsiran membentuk pola bangun
datar.
Gambar 2.2 Pecahan Arsiran Berupa Bangun Datar
16
Berdasarkan gambar diatas, merupakan bentuk arsiran pecahan yang
sering kali digambarkan guru pada saat pembelajaran pecahan. Arsiran
pecahan dari berbagai bentuk bangun datar yang berbeda-beda yaitu dari
lingkaran, persegi dengan garis vertical, dan persegi garis diagonal,
sehingga memperoleh hasil yang sama yaitu pecahan . Berdasarkan
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pecahan dibentuk dari
keseluruhan bagian dengan jumlah yang sama besar. Dari bagian yang
sama besar disebut “penyebut”, sedangkan “1” (satu) menunjukkan
banyaknya bagian yang menjadi perhatian atau diambil dari keseluruhan
disebut “pembilang”. Oleh karena itu, pecahan merupakan bagian dari
keseluruhan jika sebuah benda dibagi menjadi setengah atau satu perdua
bagian dari jumlah keseluruhan.
2) Pecahan Senilai
Pecahan senilai merupakan suatu bentuk pecahan yang dituliskan dalam
bentuk berbeda, namun mempunyai nilai yang sama (Gunanto, 2016:4).
Pecahan senilai dapat diperoleh dengan cara pembilang dan penyebut pecahan
diketahui dikalikan dengan bilangan yang sama. Selain itu, pecahan senilai
dapat diketahui dengan cara menggambar pola arsiran, maka akan memperoleh
bentuk pecahan yang sama. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa pecahan senilai merupakan dua atau lebih pecahan yang memiliki nilai
sama, meskipun angka pecahannya berbeda. Berikut ini merupakan contoh
gambar membentuk pola pecahan senilai antara lain:
17
Gambar 2.3 Contoh Bentuk Pecahan Senilai
Gambar diatas merupakan bentuk pola pecahan senilai. Pola pecahan
memperoleh nilai yang sama dengan pecahan dan . Jika dilihat dari
gambar pecahan tersebut memperoleh pola yang sama meskipun hasil
pecahannya berbeda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pecahan
senilai merupakan pecahan yang memiliki bentuk ataupun nilai yang
sama. Mengerjakan pecahan senilai juga dapat menggunakan media roda
arsir yang telah dikembangkan oleh peneliti. Tujuan penggunaan media
roda arsir yaitu siswa dapat mengetahui pola arsiran pecahan senilai
dengan berbantuan palstik mika.
3) Pecahan Biasa
Menurut (Gunanto, 2016:11) pecahan biasa merupakan suatu bentuk
bilangan yang menerapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu berupa
bilangan yang mempunyai pembilang dan penyebut. Soal-soal yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bilangan pecahan seperti
memberikan kue dengan cara dipotong yang memperoleh nilai sama besar,
maka disebut sebuah pecahan. Pecahan biasa mempunyai dua jenis yaitu
pecahan murni dan pecahan tidak murni (Gunanto, 2016:11). Pecahan
murni merupakan pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari pada
18
penyebut. Sedangkan pecahan tidak murni merupakan pecahan yang
pembilangnya lebih besar dari penyebut.
Pembelajaran pecahan berada pada kelas IV semester satu. Guru dapat
menjelaskan materi pecahan dengan memperagakan materi secara
bervariasi, misalnya menggunakan berbagai media seperti gambar bangun
datar yang diarsir, garis bilangan, puzzle pecahan, plastik mika, dan bisa
menggunakan kertas lipat. Metode pembelajaran tersebut dapat
memberikan pembelajaran yang kreatif karena menggunakan media
konkrit. Penggunaan media konkrit dapat mempermudah siswa dalam
memahami materi pecahan penjumlahan dan pengurangan. Berikut ini
merupakan garis besar praktek yang dilakukan di kelas, antara lain:
a. Pecahan penjumlahan dan pengurangan berpenyebut sama
Isi dari mempelajari penjumalahan dan pengurangan pecahan ialah
(1) pengertian pecahan, (2) peragaan konsep pecahan, (3) arti
penjumlahan dan pengurangan menggunakan media roda arsir
pecahan.
1. Dengan Menggunakan Media Roda Arsir Bewarna
a) Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
Contoh : + = ……
Gambar 2.4 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Sama
19
Berdasarkan percobaan diatas menunjukkan bilangan pecahan
ditambahkan dengan maka hasilnya ialah . Kesimpulnya ialah jika
melakukan pecahan penjumlahan berpenyebut yang sama dapat
diperoleh hasilnya dengan cara menjumlahkan pembilangnya saja,
sedangkan penyebutnya tetap tanpa mencari KPK nya terlebih dahulu.
Jika mengerjakan menggunakan media roda arsir, maka jika pecahan
dengan penyebut yang sama pembilang dijumlahkan dengan memutas
tuas ke arah kanan (searah jarum jam). Oleh karena itu, siswa dapat
menerapkan pecahan penjumlahan berdasarkan aturan permainan
seperti gambar arsiran diatas.
b) Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama
Contoh : - = ….
Gambar 2.5 Pengurangan Pecahan Berpenyebut Sama
Percobaan diatas menunjukkan pengurangan pecahan dikurangi
maka hasilnya ialah . Karena kedua pecahan tersebut mempunyai
penyebut yang sama, maka yang dikurangi ialah pembilangnya saja.
Jika menggunakan media roda arsir yang dikurangi maka tuas roda
diputar ke kiri (berlawanan arah jarum jam).
20
b. Penjumlahan dan Pengurangan Berpenyebut Tidak Sama
Mempelajari pecahan dengan berpenyebut tidak sama harus benar-
benar dikuasai oleh siswa. Sebaiknya materi ini diberikan
pengalaman-pengalaman yang mencakup kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan
berpenyebut tidak sama bisa menggunakan media roda arsir. Media ini
dimaksudkan agar menumbuhkan pemahaman siswa dalam
mengetahui bentuk pecahan lebih mendalam lagi. Ada beberapa syarat
dalam mempelajari pecahan berpenyebut tidak sama yaitu dengan cara
mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Kecil) terlebih dahulu dengan
menyamakan penyebutnya. Berikut ini merupakan contoh dalam
mengerjakan pecahan dengan berpenyebut berbeda.
1. Menggunakan Media Roda Arsir Bewarna
a. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Pembelajaan matematika materi pecahan biasa dapat memudahkan
siswa dalam mengerjakan pengurangan pecahan berpenyebut berbeda
menggunakan media roda arsir, maka peneliti akan memberikan
contoh-contoh materi yang tidak terlalu besar. Dalam mengerjakan
penjumlahan pecahan dilakukan dengan cara mencari KPK dari
penyebutnya.
21
Contoh + = ….
Gambar 2.6 Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Cara mengerjakan pecahan yang berbeda penyebut yaitu dengan
cara menyamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK. Penyebut 6
dan 3 dapat disamakan dengan cara mencari KPK terlebih dahulu
yaitu 6. Karena nilai 6 dapat sama-sama dikalikan dan dibagi dengan
penyebut yang lainnya. Peragaan diatas dapat dilihat hasil akhirnya
ialah berarti + = . Tampak pula bahwa memperoleh pecahan
senilai ialah . Sehingga dapat dituliskan + = = . Karena
penyebut yang satu merupakan kelipatan dari penyebut yang lainnya.
b. Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda
Contoh : - = …..
Gambar 2.7 Pengurangan Pecahan Berpenyebut Berbeda
22
Peragaan diatas merupakan pengurangan pecahan berpenyebut
tidak sama. Cara mengerjakan sama seperti penjumlahan, yaitu
disamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK (kelipatan
persekutuan terkecil). Dari contoh tersebut dapat dituliskan - =
, didapatkan - = =
Berdasarkan pemahaman pecahan berpenyebut berbeda dengan
cara menyamakan penyebutnya mencari KPK terlebih dahulu,
kemudian siswa akan mencari pecahan senilai sesuai dengan angka
pecahan yang kedua. Jika sudah menyamakan penyebutnya, maka
siswa dapat mengoperasikan bentuk pecahan sederhannya.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang berarti bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Oleh
karenanya, media memiliki tujuan sebagai perantara atau pengantar dari
sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran sebagai alat atau
bahan yang bisa merangsang siswa dalam memahami suatu materi
pembelajaran (Ari, 2014:47). Hal ini dimaksudkan bahwa media sebagai
penyampaian pesan atau informasi suatu pembelajaran yang memudahkan
guru dalam menjelaskan materi, sehingga siswa lebih tertarik dan proses
pembelajaran. Menurut (Daryanto, 2016:5) media merupakan proses
komunikasi penyampaian pesan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa
23
berupa isi atau ajaran yang dituangkan dalam simbol komunikasi baik verbal
maupun nonverbal.
Mulanya penggunaan media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu bagi guru dalam penyampaian materi untuk mengajar. Penggunaan
media tersebut benar-benar membantu guru dalam menyampaikan materi.
Seperti yang disampaikan oleh (Ari, 2014: 48) bahwa media merupakan
segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan siswa dalam belajar, sehingga akan terjadi dorongan selama
proses pembelajaran yang disengaja dengan mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru harus sesuai dan
bermakna dengan menggunakan sumber belajar, media pembelajaran yang
tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (Satrianawati,
2018:7).
Menurut (Yusfika, 2013:3) dalam penggunaan media pembelajaran
terdapat beberapa kriteria untuk kepentingan pengajaran, antara lain: (1)
ketepatan penggunaan media dengan tujuan pengajaran, (2) dukungan
terhadap isi bahan pengajaran bersifat fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi
sangat membutuhkan media yang lebih mudah dipahami oleh siswa, (3)
media yang diperlukan mudah diperoleh, dan mudah dibuat oleh guru, (4)
syarat utama dalam pembuatan media yaitu kreativitas guru dalam
mengimplementasikan saat proses pembelajaran berlangsung, (5) media yang
digunakan dapat bermanfaat bagi siswa, (6) media harus sesuai dengan taraf
berpikir, dan makna isi pembelajaran mudah dipahami oleh siswa.
24
Media pembelajaran merupakan alat untuk membantu siswa dalam
proses belajar mengajar guna untuk memberikan pengalaman konkrit,
memotivasi siswa serta mempertinggi daya ingat dengan lebih mudah dalam
kegiatan pembelajaran (Iwan Falahudin, 2014:109). Oleh karena itu, media
pembelajaran bertujuan untuk komunikasi dalam proses pembelajaran yang
berguna mempermudah siswa dalam proses kegiatan belajar. Adanya
penggunaan media dapat membantu guru dalam berkomunikasi dengan siswa
dalam meyampaikan materi pelajaran.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan
informasi materi pembelajaran, sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses pembelajaran yang menarik dan bermakna. Sehingga
dengan adanya media pembelajaran siswa dengan aktif menerima
pembelajaran lebih menyenangkan.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Media memiliki peranan penting dalam setiap proses pembelajaran, yakni
untuk menjelaskan hal-hal abstrak yang mewakili guru sebagai alat
komunikasi dengan materi pembelajaran. Menurut (Ari, 2015:50) dalam
(Sumanto,2010) bahwa penggunaan media pembelajaran terdapat beberapa
manfaat, antara lain:
1. Penggunaan media dapat meningkatkan perhatian siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Memperjelas materi yang akan disampaikan.
3. Menstimulasi ingatan siswa terhadap konsep pembelajaran.
25
4. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran, karena media sebagai
penyampaian pesan yang menarik.
5. Menyajikan bimbingan belajar.
6. Membangkitkan performansi siswa yang relevan terhadap materi
pembelajaran.
7. Memberikan masukan informasi yang mudah dipahami oleh siswa.
8. Mendorong ingatan, menstransfer pengetahuan keterampilan, dan sikap
yang dipelajari.
Pembelajaran bermakna dapat dilakukan dengan menggunakan media
yang inovatif, kreatif, dan dapat dimanipulasi peserta didik dalam
pembelajaran (Yuliani, 2018:39). Peserta didik secara langsung terlibat dalam
proses pembelajaran secara aktif, sehingga diharapkan siswa akan memahami
konsep materi.
Disimpulkan bahwa manfaat media yaitu (1) dapat memperjelas
penyampaian informasi pembelajaran, (2) dapat membatasi keterbatasan
indera, ruang, waktu, (3) memberikan pengalaman kepada siswa terhadap
pembelajaran yang menarik. Proses pembelajaran dengan menerapkan media
sangat berpengaruh dan memotivasi siswa, sehingga diharapkan dapat
menunjang keberhasilan dalam setiap pembelajaran. Melalui penggunaan
media, tujuan pembelajaran akan mudah dicapai semaksimal mungkin.
Manfaat dari penggunaan media dapat memaksimalkan guru dalam
menyampaikan materi secara tepat yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
26
c. Media Roda Arsir
1. Definisi Media Roda Arsir
Roda arsir merupakan suatu produk media yang khusus digunakan
dalam materi pecahan biasa (penjumlahan dan pengurangan). Media ini
berbentuk papan persegi yang terdapat lingkaran berupa roda yang
memiliki tuas pengendali, sehingga dapat diputar membentuk pola arsiran
pecahan. Pola arsiran pecahan tersebut bewarna merah yang dapat menarik
perhatian siswa. Cara mengerjakannya ialah membentuk pecahan
menggunakan plastik mika, kemudian dioperasikan menggunakan
penjumlahan atau pengurangan. Selain menggunakan roda pecahan, media
ini terdapat plastik mika yang sudah dibentuk dari beberapa pecahan,
seperti , , , , , , , .
2. Desain Media Roda Arsir Materi Pecahan (Penjumlahan dan
Pengurangan)
Media roda arsir ini dikhususkan untuk materi pecahan (penjumlahan
dan pengurangan). Media roda arsir di desain untuk memudahkan siswa
dalam memahami materi pecahan biasa. Kerangka media ini berupa papan
persegi panjang berukuran 50 x 50 cm yang terbuat dari triplek Hpl.
Papan terdapat dua pintu dan ada engsel sebagai pengait dua papan
tersebut. Tampilan cover terdapat gambar dan tulisan judul media yang
berkaitan dengan materi.
27
Apabila papan koper dibuka, maka terdapat satu roda lingkaran besar
berdiameter 36 cm sebagai pembahasan dari materi pecahan. Roda lingkaran
tersebut bisa digunakan apabila ada tuas pemutar untuk pecahan tersebut. Roda
bewarna merah yang dapat berputar akan menjadi pembahasan dalam materi
pecahan biasa. Tuas berfungsi sebagai pengendali pecahan, jika pecahan
penjumlahan maka tuas diputar ke kanan (searah jarum jam), sedangkan
pengurangan tuas akan diputar ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Selain itu,
terdapat plastik mika yang sudah di berikan pola pecahan seperti , , , , , ,
, . Desain media ini dibuat semenarik mungkin yang berkaitan dengan
materi pecahan.
3. Manfaat Penggunaan Media Roda Arsir
Penggunaan media roda arsir pada materi pecahan biasa (penjumlahan
dan pengurangan) kelas IV sekolah dasar ditujukan untuk siswa agar
mudah memahami konsep pecahan biasa. Baik dalam bilangan pecahan
biasa, pecahan sederhana, maupun cara menyederhanakan pecahan biasa.
Hal ini dapat memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut.
Berikut ini merupakan manfaat dari pengembangan media roda arsir,
antara lain:
a. Media roda arsir diperuntukkan untuk memahami konsep pecahan.
b. Media yang telah dikembangkan bertujuan untuk mengetahui bentuk
gambaran arsiran pecahan.
c. Siswa mampu mengetahui bentuk pecahan biasa (pejumlahan dan
pengurangan) tanpa menggunakan rumus.
28
4. Cara Penggunaan Media Roda Arsir
Ada beberapa tahapan dalam menggunakan media roda arsir materi
pecahan biasa (penjumlahan dan pengurangan), antara lain:
a. Ambil pola mika sesuai dengan soal.
b. Letakkan pola mika pertama pada roda berbentuk lingkaran sesuai
dengan soal.
c. Putar tuas yang berada di belakang roda sebesar dengan pecahan soal.
d. Masukkan pola mika pecahan yang kedua sesuai dengan soal.
e. Jika operasi penjumlahan pecahan, maka putar tuas kearah kanan
sebesar pola pecahan yang kedua.
f. Jika pengurangan pecahan, maka putar tuas kearah kiri sebesar pola
pecahan yang kedua.
g. Cari KPK dari kedua penyebut pecahan tersebut .
h. Masukkan plastik mika sesuai dengan KPK penyebut pecahan tersebut.
i. Hitung seberapa besar arsiran pola pecahan pada media roda tersebut.
Berdasarkan paparan diatas, bahwa media roda arsir dapat digunakan oleh
siswa dalam mempelajari materi pecahan. Hal ini dilihat dari cara
mengoperasikan media roda arsir yang sesuai dengan konsep materi pecahan
biasa. Mulai dari mengoperasikan penjumlahan pecahan yang diputar roda ke
arah kanan (searah jarum jam), dan pengurangan ke kiri (berlawanan dengan
arah jarum jam). Oleh karena itu, dengan adanya media roda arsir siswa dapat
mengoperasikan bentuk pecahan melalui arsiran, sehingga memudahkannya
dalam menyederhanakan pecahan biasa (penjumlahan dan pengurangan).
29
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa kajian penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut:
Table 2.3 Kajian Penelitian yang Relevan
No Judul
Penemuan
Terdahulu
Persamaan Perbedaan Keterangan
1 Aiman Khairun
(2018)
Pengembangan
Media Papan
Arsip (Arsiran
Pecahan)
1. Sama-sama
mengembangkan
pecahan
menggunakan
arsiran
2. Sama-sama
mengambil
subjek kelas IV
SD
1. Penelitian
menggunakan
materi pecahan
penjumlahan
2. Peneliti Aiman
menggunakan
plastik mika
persegi dengan
pola pecahan
sampai seperlima
3. Menggunakan
papan berbentuk
figura
Penelitian terdahulu
membahas
penjumlahan pecahan
menggunakan media
papan arsiran. Papan
tersebut berbentuk
figura dengan plastik
mika persegi
menggunakan arsiran
spidol.
Sedangkan penulis
menggunakan roda
arsir bewarna dengan
plastik mika berbentuk
lingkaran pada materi
pecahan biasa
penjumlahan dan
pengurangan.
2 Fauzi Rafzan
(2016)
Pengembangan
Media Sepeda
Roda Arsir
dalam
Pembelajaran
Matematika
Kelas IV Pada
Materi Pecahan
Senilai
1. Sama-sama
mengembangkan
media
menggunakan
roda arsir
2. Mengambil
subjek kelas IV
1. Penelitian yang
digunakan
berbentuk sepeda
roda
2. Materi yang
digunakan
pecahan senilai
3. Menggunakan
model penelitian
R&D
Penelitian terdahulu
menggunakan media
sepeda roda arsir pada
materi pecahan senilai.
Roda tersebut diputar
seperti ayuhan sepeda.
Sedangkan penulis
media roda arsir
bewarna yang
berfungsi untuk
membentuk pola
arsiran pecahan biasa
(penjumlahan dan
pengurangan).
3 Zulkifli (2018)
Pengembangan
Media
Permainan Roda
Putar Materi
Ekosistem Mata
Pelajaran IPA
1. Sama-sama
mengkonsep
media
menggunakan
roda
1. Penelitian
mengambil
materi IPA
2. Konsep roda
peneliti Zulkifli
seperi roulette
yang diputar
berisikan soal
Penelitian terdahulu
mengkonsep media
untuk pembelajaran ipa
menggunakan roda
roulette diputar
berisikan soal-soal.
Sedangkan penulis
media roda arsir
bewarna yang
berfungsi untuk
membentuk pola
arsiran pecahan biasa
(penjumlahan dan
pengurangan).
30
No Judul
Penemuan
Terdahulu
Persamaan Perbedaan Keterangan
4 Indrawati Delia
(2018)
Alternatif
Pembelajaran
Matematika
Menggunakan
Media Papan
Arsir Pecahan
1. Sama-sama
mengkonsep
media
menggunakan
arsiran
1. Penelitian
menggunakan
media papan
arsiran dengan
arsiran
menggunakan
spidol.
2. Penelitian
mengambil
materi pecahan
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian
Penelitian terdahulu
mengkonsep media
berbentuk box dengan
berbantuan papan
transparan dan tidak
transparan, akrilik
arsiran pecahan
menggunakan spidol.
Sedangkan penulis
menggunakan arsiran
bewarna sehingga
mampu membentuk
pola arsiran pecahan.
5 Gita (2019)
Peningkatan
Hasil Belajar
Materi Pecahan
Menggunakan
Media Roda
Pintar di Kelas
IV MI
Muhammadiyah
02 Pondok
Modern Paciran
Lamongan
1. Sama-sama
mengkonsep
media pecahan
menggunakan
roda
1. Penelitian
mengkonsep roda
pecahan dengan
permainan
berputar yang
berisikan soal-
soal.
2. Penelitian
menggunakan
pecahan desimal
Penelitian terdahulu
mengkonsep media
menggunakan roda
yang dapat diputar
melalui permainan
roulette bersikan soal-
soal pecahan desimal.
Sedangkan penulis
menggunakan roda
arsiran bewarna untuk
pecahan biasa
(penjumlahan dan
pengurangan).
31
C. Kerangka Pikir
Gambar 2.8 Kerangka Pikir Penelitian
Kondisi Ideal :
1. Adanya media pembelajaran akan
membuat siswa lebih aktif dan
tertarik selama proses
pembelajaran matematika.
2. Pembelajaran ini bisa memotivasi
dan berpusat pada siswa.
3. Siswa dapat memahami materi
dengan mudah menggunakan
media konkrit.
4. Memudahkan siswa dalam
membangun pemahamannya
sendiri melalui sebuah media.
Kondisi di Lapangan :
1. Tidak ada media pembelajaran
yang diaplikasikan saat proses
pembelajaran.
2. Kurangnya pemahaman terhadap
materi pembelajaran, sehingga
siswa cepat merasa bosan.
3. Siswa lupa saat melakukan
penjumlahan dan pengurangan
berpenyebut berbeda.
Analisis kebutuhan:
1. Membutuhkan media pembelajaran yang inovatif, kreatif, dalam
pembelajaran, agar siswa mampu memahami materi pecahan biasa secara
mudah melalui media konkrit.
Model ADDIE
A D D I E
Analize
Mengumpulkan
data
permasalahan
yang dijadikan
bahan
pengembangan
Design
Perancangan
media
berdasarkan
karakteristik
siswa, dan
KD
Development
Pengembangan
menghasilkan
sebuah media
roda arsir
Implementation
Implementasi
atau uji coba
produk
Evaluate
Evaluasi produk
pengembangan
media
menggunakan
komponen
ADDIE.
Produk Media Roda Arsir Materi Pecahan Biasa (Penjumlahan dan
Pengurangan) Siswa Kelas IV Sekolah Dasar