27
RESUME PERKEMBANGAN TEORI TATA SURYA DAN ASAL USUL TEORI TATA SURYA Disusun sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Astrofisika Dosen Pengampu : Pak Masturi Kelompok 1: Ai Nur’aisyahi (4201411089) Endah Sriyati Ningsih (4201411105) Fitriyah Utami (4201411088)

Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

RESUME

PERKEMBANGAN TEORI TATA SURYA DAN ASAL USUL

TEORI TATA SURYA

Disusun sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Astrofisika

Dosen Pengampu : Pak Masturi

Kelompok 1:

Ai Nur’aisyahi (4201411089)

Endah Sriyati Ningsih (4201411105)

Fitriyah Utami (4201411088)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

A. Tata Surya

Tata Surya   adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas

sebuah   bintang  yang disebut   Matahari  dan semua objek yang terikat oleh

gaya   gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah   planet  yang

sudah diketahui dengan orbit berbentuk   elips, lima   planet kerdil/katai,

173   satelit alami  yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit

(meteor,   asteroid,   komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat   planet bagian

dalam,   sabuk asteroid, empat   planet bagian luar, dan di bagian terluar

adalah   Sabuk Kuiper  dan   piringan tersebar.   Awan Oort  diperkirakan terletak

di   daerah terjauh  yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya

ialah   Merkurius  (57,9 juta   km),   Venus  (108 juta km),   Bumi  (150 juta

km),   Mars  (228 juta km),   Yupiter  (779 juta km),   Saturnus  (1.430 juta

km),   Uranus(2.880 juta km), dan   Neptunus  (4.500 juta km). Sejak

pertengahan   2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan

sebagai   planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih

jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah   Ceres  (415 juta km. di

sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima),   Pluto  (5.906

juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan),

Haumea  (6.450 juta km),   Makemake  (6.850 juta km), dan   Eris  (10.100 juta

km).

Page 3: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu

dikelilingi oleh   satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi

oleh   cincin planet  yang terdiri dari debu dan partikel lain.

B. Sejarah Perkembangan Tata Surya

Sebuah teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau

keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika

teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan

yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di

awal-awal penemuan mereka.

Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata

Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek

didalamnya bergerak dan berinteraksi serta gaya yang bekerja mengatur

semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian,

pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia

dibalik Tata Surya.

Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia

Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari

para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat

tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan

planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan

Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka

memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492

BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan

tahun 1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam

dua kelompok besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.

1. Permulaan Perhitungan Ilmiah

Perhitungan secara ilmiah pertama kali dilakukan oleh Aristachrus

dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung sudut Bulan-Bumi-

Matahari dan mencari perbandingan jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-

Bulan. Aristachrus juga merupakan orang pertama yang menyimpulkan

Page 4: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan berbentuk lingkaran

yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat kalau teori

heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun

jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori

heliosentris tersebut.

Pada era Alexandria, Eratoshenes (276-195BC) dari Yunani

berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan mengukur

panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan,

perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi.

Hasil perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada

saat ini.

2. Ptolemy dan Teori Geosentrik

Ptolemy (c 150AD)

menyatakan bahwa semua objek

bergerak relatif terhadap bumi.

Dan teori ini dipercaya selama

hampir 1400 tahun. Tapi teori

geosentrik mempunyai

kelemahan, yaitu Matahari dan

Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet

bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk

mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang

pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu

tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle,

gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.

3. Teori Heliosentrik dan Gereja

Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang

secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat

sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit

lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus

Page 5: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit

planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan

menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik

disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De

Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima

oleh gereja.

Tapi dikemudian hari setelah

kematian Copernicus pandangan

gereja berubah ketika pada akhir abad

ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno,

menyatakan semua bintang mirip

dengan Matahari dan masing-masing

memiliki sistem planetnya yang dihuni

oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia

dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan

dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi

sentral di alam semesta.

4. Lahirnya Hukum Kepler

Hukum gerak planet kepler menjabarkan bahwa orbit dari objek

tata surya di kelilingi matahari bergerak mengikuti bentuk elips dengan

matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Objek yang berjarak lebih dekat

dari matahari memiliki tahun waktu yang lebih pendek. Pada orbit elips,

jarak anatar objek dengan matahari beravriasi sepanjang tahun. Hampir

semua orbit planet berbentuk lingkaran, tetapi komet, asteroid dan objek

sabuk kuiper sebagian besar bentuknya elips.

Walaupun Copernicus telah menerbitkan tulisannya tentang Teori

Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya. Salah satunya, Tycho

Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori matahari dan

bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi matahari.

Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di

Page 6: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke

Prague pada tahun 1596.

Di Prague, Brahe menghabiskan sisa hidupnya menyelesaikan tabel

gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes Kepler (1571-1630).

Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang ditinggalkan Brahe

dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan elliptik.

Kepler kemudian mengeluarkan tiga hukum gerak orbit yang

dikenal sampai saat ini yaitu ;

a. Planet bergerak dalam orbit ellips mengelilingi matahari sebagai pusat

sistem.

b. Radius vektor menyapu luas yang sama dalam interval waktu yang

sama.

c. Kuadrat kala edar planet mengelilingi matahari sebanding dengan

pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.

Kepler menuliskan pekerjaannya dalam sejumlah buku,

diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan segera

menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan

buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi

Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.

5. Awal Mula dipakainya Teleskop

Lima planet terdekat ke matahari selain bumi (Merkurius,Venus,

Mars, Yupiter, dan Saturnus) Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi 5 abad membawa manusia untuk memahami benda-benda langit

terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei(1564- 1642) dengan

teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia ”lebih tajam”

dalam mengamati benda-benda langit yang tidak bisa diamati dengan mata

telanjang.

Karena teleskop galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat

berbagai perubahan bentuk penampakan venus, seperti venus sabit atau

Page 7: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

venus purnama sebagai akibat perubahan posisi venus terhadap matahari.

Penalaran venus mengintari matahari makin memperkuat teori heliosentris,

yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan bumi yang

sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan

heliosentris adalah matahari dikelilingi oleh merkurius hingga saturnus.

Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan

perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain

melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum kepler. Puncaknya

Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori

perhitungan inilah, pencarian dan perhitungan benda-benda langit dapat

dilakukan.

Pada tahun 1608, teleskop dibuat oleh Galileo Galilei (1562-1642),

.Galileo merupakan seorang professor matematika di Pisa yang tertarik

dengan mekanika khususnya tentang gerak planet. Ia salah satu yang

tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang teori heliosentrik.

Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan satelit-satelit Galilean

di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan cincin di

Saturnus.

Salah satu pengamatan penting yang meyakinkannya mengenai

teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus. Berdasarkan teori geosentrik,

Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan titik diantara matahari

dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat venus saat

mengalami fasa sabit.

Tapi berdasarkan teori heliosentrik dan didukung pengamatan

Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan ditemukan juga sudut

piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat purnama.

Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs

heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan

dirinya dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh

gereja.

Page 8: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

6. Dasar yang diletakkan Newton

Di tahun kematian Galileo, Izaac Newton (1642-1727) dilahirkan.

Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi pekerjaannya dan orang-orang

sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun

Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi adalah

Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda

sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik

dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton

memberi penjelasan fisis bagi Hukum Kepler yang ditemukan sebelumnya

berdasarkan hasil pengamatan. Hasil pekerjaannya dipublikasikan

dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.

Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata

Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk

didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan

bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori

dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang

berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.

Pada tahun 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan

uranus. Perhitungan orbit uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang

menggangu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846, setelah itu

ditemukan pluto pada tahun 1930. ketika ditemukan,pluto diketahui satu-

satunya objek angkasa yang berada setelah neptunus. Akan tetapi pada

1978 charon, satelit yang mengelilingi pluto ditemukan dan dianggap

planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan pluto.

Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder.

Kebanyakan adalah benda pengorbit alami yang disebut satelit atau bulan.

Beberapa benda ini memiliki ukuran lebih besar dari planet. Hampir semua

satelit berpaling kearah planet induknya secara permanen. Empat planet

terbesar juga memiliki cincin yang berisi partikel-partikel kecil yang

mengorbitkan secara serempak.

Page 9: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

C. Teori Pembentukan Tata Surya

Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para

ahli, beberapa di antaranya adalah:

1. Teori Nebulae atau Nebular Hyphothesis (Kant-Laplace)

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel

Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel

Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Dikatakannya bahwa di jagad raya

terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah

kabut itu lama-kelamaan  berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian

menjadi Matahari. Bagian kabut sekitarnya kemudian berubah menjadi

planet-planet dan satelitnya.

Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de

Laplace  secara independen pada tahun 1796. Pada waktu yang hampir

bersamaan , tanpa ada komunikasi, seorang ahli Fisika Prancis bernama

Pierre Simon de Laplace, mengemukakan teori yang hampir sama.

Dikatakannya bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin.

Karena pilinan itu maka kabut  tersebut membentuk bentukan yang bulat

seperti bola  raksasa . Semakin kecil bola tersebut maka semakin cepatlah

pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu kemudian memepat di bagian

kutubnya dan melebar dibagian ekuatornya. Kemudian sebagian massa gas

di ekuatornya menjauh dari  gumpalan intinya dan membentuk gelang-

gelang.Lama kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan

Page 10: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

padat. Gumpalan padat itulah yang kemudian menjadi planet-planet dan

satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut itun tetap berbentuk gas pijar yang

kemudian kita sebut matahari sekarang ini.

Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari

planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori

Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap :

a. Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang

begitu pekat dan besar.

b. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan

terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada

saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang

lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak

mengelilingi matahari.

c. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan

gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang

tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.

Kelebihan teori kabut/Teori Nebula: 

Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet

mengelilingi matahari hampir datar. 

Page 11: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Kelemahan teori kabut/Teori Nebula:

a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa

bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan

gravitasi sehingga memadat menjadi planet.

b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi

syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah

planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang

memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling

besar.

Berbagai Modifikasi Teori Nebula

Astronom Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis

nebulanya pada tahun 1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan

materi bersifat gas pernah muncul dan keluar sampai jauh sekali dari garis

khatulistiwa matahari di jaman purba. Sebagian besar  lapisan ini terdiri

dari unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya, tekanan panas dan

radiasi matahari menghilangkan sebagian besar hidrogen dan helium serta

meninggalkan unsur-unsur yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih berat

itu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang

berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini menarik bahan-bahan lain yang

terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi planet.

2. Teori Planetisimal ( Moulton dan Chamberlin )

Hipotesis planetisimal

pertama kali dikemukakan

oleh ThomasC. Chamberlin

dan Forest R. Moulton pada

tahun 1900. Hipotesis

planetisimal mengatakan

bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat

cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari.

Page 12: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Teori ini menyatakan bahwa matahari yang kita lihat sekarang

memang sudah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak.

Pada suatu masa ada sebuah bintang lain yang berpapasan dengan

matahari tersebut pada jarak yang tidak terlalu jauh. Kedekatan tersebut

menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama

proses internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek

gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang

memanjang dari Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik

kembali, sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan

menjadi benda-benda berukuran kecil. Bagian yang terhambur ke ruang

angkasa inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi

planet-planet dan satelitnya kemudian beredar pada orbitnya dan beberapa

yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari

waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa

materi lainnya menjadi komet dan asteroid.

3. Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys)

Hipotesis

pasang surut

bintang pertama

kali

dikemukakan

oleh James

Jeans pada

tahun 1917.

Teori Pasang-Surut yang hampir sama dengan teori Planetisimal. Jeans

dan Jeffreys mengemukakan bahwa sebuah bintang mendekati matahari

dalam jarak pendek, dapat menyebabkan pengerjaan pasang surut pada

tubuh mataharinpada massa matahari itu masih berada dalam keadaan gas.

Kerja pasang surut yang kita kenal di bumi berukuran sangat kecil,

disebabkan karena kecilnya massa bulan yang jauhnya jarak bulan dari

bumi (60 kali radius orbit bumi). Akan tetapi jikalau misalnya sebuah

Page 13: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

bintang yang mempunyai massa yang hampir sama besarnya dengan

matahar, mendekati matahari , makan akan terbentuk semacam gunung-

gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari yang disebabkan oleh

gaya tarik bintang tadi. “Gunung-gunung” tersebut akan mencapai tinggi

yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali dari

massa matahari tadidan merentang ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini akan terjadi pengrapatan gas gas dan

akhirnya kolom-kolom ini akan pecah lalu bercerai menjadi benda-benda

tersendiri yang merupakan planet-planet. Bintang besar yang

menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi

melanjutkan perjalanan di alam raya, sehingga lambat laun aka hilang

pengeruhnyaterhadap planet-planet tadi. Planet-planet itu akan berputar

mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses

pendinginan ini pada planet-planet besar seperti Yupiter dan Saturnus

berjalan dengan lambat, sedangkan planet-planet kecil seperti bumi kita

pendinginan ini berjalan relatif cepat.

4. Teori Bintang Kembar

Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred

Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Teori ini menyatakan bahwa dahulu

memang sudah ada dua buah bintang kembar. Salah satu dari bintang

kembar itu kemudian meledak dan menjadi berkeping –keping. Karena

pengaruh gravitasi bintang yang tidak meledak maka  kepingan-kepingan

itu berputar mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak itu

kemudian menjadi matahari yang kita lihat sekarang. Kepingan-kepingan

Page 14: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

yang berputar mengelilinginya kemudian menjadi planet-planet dan

satelit-satelit.

5. Teori Awan Debu  atau Proto Planet (von Weizsaecker)

Teori ini menyatakan bahwa

tata surya itu terbentuk  dari

gumpalan awan gas dan debu.

Sampai sekarang ini di alam

semesta masih bertebaran

gumpalan awan seperti itu.

Kurang lebih 5.000 juta tahun

yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada

proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan

itu kemudian membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-

kelamaan gumpalan gas itu memipih sehingga menyerupai bentuk cakram

yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah

cakram ini berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Parttikel-partikel

dibagian tengah ini saling menekan sehingga menimbulkan panas dan

menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Bagian

paling luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak

gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan ini berpilin

juga seperti gumpalan bola semula. Gumpalan-gumpalan ini kemudian

menjadi dingin lalu membeku. Gumpalan-gumpalan yang membeku inilah

yang kemudian menjadi planet-planet dan satelitnya dan beredar pada

garis edarnya.

6. Teori Ledakan (Big Bang)

George Gamow,

Alpher dan Herman. Alam

pada saat itu belum

merupakan materi tetapi

pada suatu ketika berubah

Page 15: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

menjadi materi yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan

tekanannya besar, karena adanya reaksi inti kemudian terjadi ledakan

hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang dengan sangat cepat

menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok-kelompok dengan berat

jenis yang lebih kecil dan trus bergerak, menjauhi titik pusatnya.

Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar

dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari

volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis

dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan

pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian

sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big

Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui

ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah

ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap

penjuru alam semesta. Bukti yang ’seharusnya ada’ ini pada akhirnya

diketemukan.

Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert

Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut

‘radiasi latar kosmis’, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu,

akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui

bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal

peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk

penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit COBE (Cosmic

Background Explorer). COBE ke ruang angkasa untuk melakukan

penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE

untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah

menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan

alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang

masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Page 16: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di

ruang angkasa.

Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-

helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis

konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika

alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala,

maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah

menjadi helium. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang

diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir

yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.

Sementera pendinginan ini berlaku, planet-planet itu masih

mengikuti orbit yang berbentuk elips mengelilingi matahari, sehingga

besar kemungkinan bahwa pada suatu ketika mereka akan mendekati

matahari dalam jarak yang pendek. Oleh kekuatan pebarikan matahari

makan akan terjadi pengerjaan pasang ssurut padatubuh-tubuh planet yang

baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-

planet dan dengan jalan seperti ini lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit)

yang berputar mengelilingi planet planet. Peranan yangdipegang matahari

dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan

bintang yang telah dibicarakan di atas dalam membentuk planet-planet.

D. Daftar Pertanyaan

1. Eko Prasetyo: “Teori Nebula memiliki kelemahan yang tidak mampu

memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam

tata surya kita. Apa kelemahan dari teori Nebula?

Jawaban:

a. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa

bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan

gravitasi sehingga memadat menjadi planet.

b. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi

syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah

planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang

Page 17: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling

besar.

2. Ainun Najib : “Kenapa Pluto tidak dimasukkan lagi ke dalam sembilan

planet?”

Jawaban:

Berikut beberapa alasan kenapa Pluto bukan sebagai planet lagi:

a. Pluto lebih kecil dari planet lain, bahkan lebih kecil dari bulan.

b. Pluto padat dan berbatu, seperti planet-planet terestrial (Merkurius,

Venus, Bumi dan Mars). Namun, tetangganya terdekat adalah planet

Jovian gas (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus). Hal inilah yang

membuat banyak ilmuwan percaya bahwa Pluto berasal di tempat lain

dalam ruang dan terjebak dalam gravitasi Matahari. Beberapa

astronom pernah berteori bahwa Pluto merupakan bulan planet

Neptunus.

c. Orbit Pluto tidak menentu. Planet-planet di tata surya kita semua

mengorbit Matahari dengan bentuk yang relatif datar. Namun, pluto

mengorbit matahari pada sudut 17-derajat. Selain itu, orbitnya sangat

elips dan melintasi orbit Neptunus.

d. Salah satu bulan pluto adalah Charon yang berukuran setengah Pluto.

Beberapa astronom berpendapat bahwa dua benda diperlakukan

sebagai sistem biner bukan sebuah planet dan satelit.

3. Anis Ardyani : “Pada teori Nebula, zat atau energi apa yang dapat

menimbulkan kabut berputar dan kemudian memapat?”

Jawaban:

Menurut teori nebula, tata surya terbentuk dari putaran awan, debu dan gas

yang disebut nebula matahari. Dan secara kebetulan nebula mulai runtuh

karena gaya gravitasinya sendiri. Beberapa ilmuwan percaya bahwa

runtuhnya awan gas raksasa ini dipicu oleh supernova di dekatnya. Hal ini

membuat hawa panas meningkat dan menyebabkan partikel debu menguap

dan mengakibatkan tekanan yang kuat.

Page 18: Kajian Pustaka Teori Tata Surya

DAFTAR PUSTAKA

http://artikel1.coffemix.com/7089/proses-terbentuknya-tata-surya/

http://arulastro.blogspot.com/2012/07/teori-nebula-teori-kabut.html#.UjGVijZ7IfI

http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya

http://ririnyp.wordpress.com/2011/03/31/sejarah-penemuan-tata-surya/

http://simplyvie.com/2006/10/05/sejarah-awal-teori-pembentukan-tata-surya/

http://sonysikumbang.wordpress.com/2010/10/08/sejarah-pembentukan-bumi-

dan-perkembangannya-teori-terjadinya-bumi-dan-tata-surya/

http://www.tipsmu-tipsku.com/2012/02/alasan-pluto-bukan-planet-lagi.html

Sriyono. 2008. Geologi Umum. Semarang: UNNES.