6
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempat pendulangan intan tradisional ini terletak di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan memiliki luas cukup luas. Tempat pendulangan intan tradisional ini digunakan sebagai sarana pekerjaan bagi kalangan masyarakat setempat. Hampir semua warga Desa Pumpung bekerja sebagai pendulang intan dikarenakan kebanyakan warga setempat masih berpendidikan rendah, mereka lebih memilih untuk bekerja dibandingkan menempuh ilmu di sekolah, sedangkan lahan pekerjaan di daerah setempat masih tergolong sedikit, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga memilih untuk menjadi pendulang intan tradisional. Kebanyakan pendulang merupakan pendatang dari daerah sekitar. Berdasarkan survey pendahuluan rata-rata umur pendulang di atas 20 tahun, hal ini dapat dikaitkan dengan peruntungan penjualan intan saat ini tergolong tinggi. Kebanyakan pendulang di Desa Pumpung ini adalah laki- laki. Para pendulang rata-rata telah bekerja sekitar 5-10 jam perhari dan sudah bekerja selama 5-20 tahun. Metode pendulangan disini masih sangat sederhana sekali. Alat yang paling canggih yang dimiliki oleh para pendulang hanyalah berupa mesin pompa air dengan cara menyemprotkan air ke sisi tebing. Mesin ini digunakan untuk meluruhkan tanah tanpa harus menggalinya. Ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air yang keluar dari pompa ke arah

BAB I Tinea Pedis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hubungan lama kerja dengan angka kejadian tinea pedis

Citation preview

Page 1: BAB I Tinea Pedis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tempat pendulangan intan tradisional ini terletak di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota

Banjarbaru Kalimantan Selatan memiliki luas cukup luas. Tempat pendulangan intan tradisional

ini digunakan sebagai sarana pekerjaan bagi kalangan masyarakat setempat. Hampir semua

warga Desa Pumpung bekerja sebagai pendulang intan dikarenakan kebanyakan warga setempat

masih berpendidikan rendah, mereka lebih memilih untuk bekerja dibandingkan menempuh ilmu

di sekolah, sedangkan lahan pekerjaan di daerah setempat masih tergolong sedikit, sehingga

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga memilih untuk menjadi pendulang intan

tradisional. Kebanyakan pendulang merupakan pendatang dari daerah sekitar. Berdasarkan

survey pendahuluan rata-rata umur pendulang di atas 20 tahun, hal ini dapat dikaitkan dengan

peruntungan penjualan intan saat ini tergolong tinggi. Kebanyakan pendulang di Desa Pumpung

ini adalah laki-laki. Para pendulang rata-rata telah bekerja sekitar 5-10 jam perhari dan sudah

bekerja selama 5-20 tahun. Metode pendulangan disini masih sangat sederhana sekali. Alat yang

paling canggih yang dimiliki oleh para pendulang hanyalah berupa mesin pompa air dengan cara

menyemprotkan air ke sisi tebing. Mesin ini digunakan untuk meluruhkan tanah tanpa harus

menggalinya. Ini dilakukan dengan cara menyemprotkan air yang keluar dari pompa ke arah

tebing tanah. Sehingga tanahnya menjadi runtuh akibat tekanan dari semprotan air.

Caranya: material berupa pasir, batu-batuan kecil, tanah, lumpur dan sebagainya yang telah

bercampur menjadi satu diambil dari dalam lubang galian yang dibuat dengan kedalaman

tertentu dimuat ke dalam dulang sesuai dengan kapasitas dari setiap dulang yang digunakan,

selanjutnya dulang yang telah terisi material tersebut diputar-putar (dilenggang) dalam air

sehingga sedikit demi sedikit material dari dalam dulang terbuang keluar dari dulang terbawa

oleh pusaran air yang timbul akibat putaran yang dilakukan sambil sekali-kali pendulang

mengamati sisa material yang berada dalam dulang apakah terdapat intan atau tidak3. Hal

tersebut dilakukan begitu seterusnya sampai material yang berada dalam dulang terbuang habis

dari dalam dulang. Kegiatan tersebut dilakukan sepanjang harinya oleh penambang tradisional

intan, dan belum tentu kegiatan yang dilakukan mendapatkan hasil yang bisa dibawa pulang

sebagai pendapatan hari itu. Mencari barang yang belum tentu dapat itu sangat membutuhkan

kesabaran dan keuletan yang tinggi dari para pendulang. Kegiatan mendulang biasanya

Page 2: BAB I Tinea Pedis

dilakukan secara berkelompok. Satu kelompok biasanya terdiri dari 3-5 orang ataupun lebih,

setiap orang mempunyai tugas masing-masing yang berbeda-beda. Ada yang bertugas

membuat/menggali lubang. Ada yang lain bertugas mengangkut material galian kelokasi

pendulangan. Sedangkan yang lainnya lagi bertugas mendulang material yang telah terangkut

tadi. Hasil dari dulangan tersebut nantinya akan dibagi rata ke anggota kelompok. Biasanya di

tempat pendulangan dipasang semacam tenda untuk menghindari panasnya terik matahari3.

Namun sangat disayangkan pekerja ini kebanyakan tidak menggunakan APD (Alat Perlindungan

Diri) yang lengkap saat bekerja, bahkan sepatu boot sebagai pelindung terhadap batu-batu yang

tajam yang mungkin mengenai dan melukai kaki pun tidak mereka gunakan, hampir semua

pendulang tidak menggunakan alas kaki sama sekali saat bekerja, padahal pekerjaan yang

dilakukan tergolong resiko tinggi, pada beberapa kasus terdahulu ditemukan pendulang yang

meninggal akibat tertimbun dan sebagainya.

Kondisi lingkungan kerja pendulang intan yang langsung berhubungan dengan debu, air kotor

dan sengatan matahari dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Infeksi kulit akibat

pertumbuhan jamur menjadi salah satu factor yang sering dikeluhkan para pekerja pendulang

intan tradisional tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja antara lain

faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologis. Gejala penyakit kulit yang sering di keluhkan

seperti gatal-gatal, kulit kemerahan, bersisik, dan mengelupas yang mungkin dapat terjadi di

beberapa bagian tubuh. Penyakit kuit dengan gejala seperti ini biasanya berkaitan dengan infeksi

jamur. Salah satunya adalah infeksi kulit pada sela jari kaki dan telapak kaki yang disebabkan

oleh jamur atau yang lebih dikenal sebagai Tinea pedis atau ringworm of the foot. Tinea pedis

disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan menahun2. Tinea pedis

sering menyerang orang dewasa yang bekerja ditempat basah dengan lingkungan yang lembab

dan paparan dengan air dalam waktu lama dapat merangsang tumbuhnya jamur ini.

B. Rumusan Masalah

Angka kejadian tinea pedis tinggi pada pekerja pendulang intan. Hal ini berkaitan dengan kondisi

lingkungan kerja pendulang intan tradisional yang langsung berhubungan dengan debu, air kotor,

dan sengatan matahari serta lamanya pekerja berendam diair yaitu rata-rata selama 5-10 jam

dapat menyebabkan gangguan kesehatan termasuk infeksi kulit karena jamur. Salah satunya

adalah infeksi jamur penyebab Tinea pedis. Infeksi jamur dapat ditularkan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pendulang intan tradisional yang bekerja dari pagi hingga sore hari tidak

Page 3: BAB I Tinea Pedis

menggunakan alat pelindung, hanya bermodalkan alat pendulang sederhana berupa piringan

besar berwarna hitam sebesar nampan bekerja dengan menceburkan diri ke lokasi pendulangan,

berupa danau besar berukuran cukup luas tanpa alat pelindungan diri sama sekali. Kondisi

lingkungan di tempat pendulangan intan tradisional yang panas dan pemaparan langsung kaki

terhadap air dalam waktu yang terhitung lama tentu memicu pertumbuhan jamur secara

signifikan, dengan keadaan tersebut sudah pasti akan mengganggu kenyamanan mereka dalam

beraktifitas sehari-hari diluar pekerjaan mereka sebagai pendulang intan.

Berdasarkan pada identifikasi diatas maka dapat dibuat rumusan masalah “bagaimana hubungan

lama bekerja dengan kejadian Tinea pedis dikalangan pekerja pendulang intan tradisional di

Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara lama bekerja dengan angka kejadian Tinea Pedis di

kalangan pekerja pendulang intan tradisional di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka

Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya kejadian Tinea Pedis dikalangan pekerja pendulang intan tradisional di

Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan.

2. Diketahuinya gambaran dan hubungan lama bekerja dengan kejadian Tinea Pedis

dikalangan pekerja pendulang intan tradisional di Desa Pumpung Kecamatan

Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan

3. Diketahuinya gambaran dan hubungan factor-2 (usia, jenis kelamin, pendidikan,

pemakaian APD, PHBS, dan Lingkungan Kerja) terhadap kejadian Tinea Pedis di

kalangan pekerja pendulang intan di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota

Banjarbaru Kalimantan Selatan

D. Manfaat penelitian

1. Kepada Dinas Kesehatan

Dapat menjadi masukan tetang penyakit jamur penyebab tinea pedis pada pekerja

pendulang intan terutama di Desa Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru

Kalimantan Selatan, sehingga di masa yang akan datang ada program penyuluhan tentang

kebersihan yang dapat menjangkau para pendulang.

Page 4: BAB I Tinea Pedis

2. Kepada Pendulang Intan

Menambah pengetahuan pendulang intan tentang risiko dari pekerjaan pendulang yang

rawan terhadap infeksi jamur kulit informasi yang dapat diberikan adalah mengenai

jamur kulit, penyebabnya, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya. Sehingga

pendulang dapat menjaga kebersihan diri maupun lingkungan sekitarnya agar angka

kejadian penyakit seperti ini dapat berkurang nantinya.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat dijadikan suatu penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan Tinea Pedis pada pendulang intan tradisional di Desa Pumpung

Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan pada khususnya dan Tinea

Pedis pada umumnya.