27
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan manajemen operasional yaitu: fungsi manajemen operasional, sistem manajemen operasional dan keputusan di dalam manajemen operasional. Pertama: manajemen operasional yang dapat dinyatakan, bahwa manajer opersional bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang dan jasa. Kedua: mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem transformasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa. Terakhir, merupakan unsur terpenting di dalam manajemen operasional yaitu pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang tidak terprogram dan berisiko. Selain itu Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4) berpendapat bahwa manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kemudian Menurut Eddy Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Sedangkan Pendapat lain yang dikemukakan Manahan P. Tampubolon (2014:14), Manajemen operasional definisikan sebagai manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa/layanan. Dimana manajer dapat melakukannya dengan pendekatan Classical, behavioral, dan model-model yang dianalisis dengan ilmu manajemen.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Operasi

Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting

mendukung pelaksanaan kegiatan manajemen operasional yaitu: fungsi

manajemen operasional, sistem manajemen operasional dan keputusan di

dalam manajemen operasional. Pertama: manajemen operasional yang dapat

dinyatakan, bahwa manajer opersional bertanggung jawab untuk mengelola

bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang dan jasa.

Kedua: mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem

transformasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa. Terakhir,

merupakan unsur terpenting di dalam manajemen operasional yaitu

pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang tidak terprogram dan

berisiko.

Selain itu Jay Heizer dan Berry Rander (2009:4) berpendapat bahwa

manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

Kemudian Menurut Eddy Herjanto (2007:2), manajemen operasional adalah

suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan

kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi

menjadi keluaran yang diinginkan. Sedangkan Pendapat lain yang

dikemukakan Manahan P. Tampubolon (2014:14), Manajemen operasional

definisikan sebagai manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas

seperti: tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang

diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa/layanan.

Dimana manajer dapat melakukannya dengan pendekatan Classical,

behavioral, dan model-model yang dianalisis dengan ilmu manajemen.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

10

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen

operasional adalah serangkaian aktivitas yang berhubungan dengan pembuatan

barang, jasa dan kombinasinya, yang bertujuan untuk menghasilkan nilai.

2.2 Peramalan

2.2.1 Pengertian Peramalan

Peramalan merupakan gambaran keadaan perusahaan pada masa yang

akan datang. Gambaran tersebut sangat penting bagi manajemen perusahaan

karena dengan gambaran tersebut maka perusahaan dapat memprediksi

langkah-langkah apa saja yang diambil dalam memenuhi permintaan

konsumen.

Berikut pengertian peramalan dari beberapa ahli. Menurut Nasution

(2006:235) Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan

di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,

waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan

barang ataupun jasa. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan

produk – produk yang diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu

tertentu pada masa yang akan datang. Ramalan penjualan merupakan proses

aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual dimasa mendatang dalam

keadaan tertentu dibuat berdasarkan data-data yang pernah terjadi atau

mungkin terjadi (Nafarin, 2007: 96).

Peramalan menurut jangka waktu menurut Nasution, Arman Hakim

(2003, 16) dibagi dalam 3 horizon waktu :

1. Peramalan jangka panjang, berkisar 2-10 tahun. Biasanya peramalan

digunakan untuk perencanaan produk dan sumber daya.

2. Peramalan jangka menengah, berkisar 1-12 bulan. Biasanya digunakan

untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan

anggaran.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

11

3. Peramalan jangka pendek, berkisar 1-5 minggu. Biasanya digunakan

untuk pengambilan keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur,

penjadwalan kerja, dll.

Sedangkan menurut Render dan Heizer (2001: 46), jika dilihat dari

jangka waktu ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan

menjadi 3 macam, yaitu :

1. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang memiliki rentang

waktu satu tahun tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan

jangka pendek digunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan

kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah, biasanya berjangka tiga bulan hingga tiga

tahun. Peramalan ini sangat bermanfaat dalam perencanaan penjualan,

perencanaan dan penganggaran produksi, penganggaran kas, dan

menganalisis berbagai rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang memiliki rentang

waktu biasanya tiga tahun atau lebih, digunakan dalam merencanakan

produk baru, pengeluaran modal, lokasi fasilitas, atau ekspansi dan

penelitian serta pengembangan.

Ramalan memang tidak selalu tepat 100%, karena masa depan

mengandung masalah ke tidak pastian, namun dengan pemilihan metode

yang tepat dapat membuat peramalan dengan tingkat kesalahan yang kecil.

Dari seluruh pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

peramalan adalah memperkirakan sesuatu yang akan terjadi dengan

menggunakan data-data masa lalu.

2.2.2 Tujuan Peramalan

Pada dasarnya tujuan paramalan dalam suatu penelitian adalah

melakukan analisa terhadap situasi yang diteliti untuk memperkirakan situasi

dan kondisi yang akan terjadi dari sesuatu yang diteliti di masa depan.

Peramalan merupakan suatu alat bantu yang penting dalam

perencanaan yang efektif dan efisien. Dalam hal ini penyusunan suatu

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

12

rencana untuk mencapai tujuan atau sasaran suatu organisasi terdapat

perbedaan waktu antara kegiatan apa saja yang perlu dilakukan, kapan waktu

pelaksanaan dan oleh siapa dilaksanakan perencanaan dan peramalan sangat

erat kaitannya, ini dapat dilihat dalam hal penyusunan rencana, dimana

dalam penyusunan ini melibatkan masalah peramalan juga. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk menyusun

rencana. Menurut Gaspersz (2005) tujuan peramalan adalah untuk

meramalkan permintaan dari item-item independent demand di masa yang

akan datang. Sehingga dengan adanya peramalan produksi manajemen

perusahaan akan mendapatkan gambaran keadaan produksi dimasa yang

akan datang, dan akan memberikan kemudahan manajeman perusahaan

dalam menentukan kebijakan yang akan dibuat oleh perusahaan

2.2.3 Jenis Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2005) pada jenis peramalan dapat

dibedakan menjadi beberapa tipe. Dilihat dari perencanaan operasi di masa

depan, maka peramalan dibagi menjadi 3 macam yaitu :

a. Peramalan ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus

bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang

dibutuhkan untuk membangun perumahandan indikator perencanaan

lainnya.

b. Peramalan teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat

kemajuan tehnologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,

yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

c. Peramalan permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan

untuk produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk

produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut

peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta

system penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan,

pemasaran, dan sumber daya manusia.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

13

2.2.4 Peramalan Menurut Horizon Waktunya

Taylor (2004) mengemukakan bahwa waktu peramalan dapat dibagi

atas tiga kategori, yaitu:

a. Ramalan jangka pendek (short-range forecast) mencakup masa depan

yang dekat (immediate future) dan memperhatikan kegiatan harian suatu

perusahaan bisnis, seperti permintaan harian atau kebutuhan sumber

daya harian.

b. Ramalan jangka menengah (medium range) mencakup jangka waktu

satu atau dua bulan sampai satu tahun. Ramalan jangka waktu ini

umumnya lebih berkaitan dengan rencana produksi tahunan dan akan

mencerminkan hal-hal puncak dan lembah dalam suatu permintaan dan

kebutuhan untuk menjamin adanya tambahan untuk sumber daya untuk

tahun berikutnya.

c. Ramalan jangka panjang (long-range forecast) mencakup periode yang

lebih lama dari satu atau dua tahun. Ramalan ini berkaitan dengan usaha

manajemen untuk merencanakan produk baru untuk pasar yang berubah,

memangun fasilitas baru, atau menjamin adanya pembiayaan jangka

panjang.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peramalan

Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang

berada di luar kendali perusahaan. Dimana faktor - faktor lingkungan

tersebut juga akan mempengaruhi peramalan.

Permintaan akan suatu produk pada suatu perusahaan merupakan resultan

dari berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam pasar. Faktor-faktor ini

hampir selalu merupakan kekuatan yang berada diluar kendali perusahaan

(Taylor III, 2005:248). Berbagai faktor antara lain :

1. Siklus Bisnis

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

14

Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan produk

tersebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh

kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase, inflasi

resesi, depresi, dan masa pemulihan.

2. Siklus Hidup Produk

Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti pola yang biasa disebut

kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan terhadap waktu,

dimana siklus hidup suatu produk yang dibagi menjadi fase pengenalan,

fase pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase penurunan.

Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka perlu dilakukan inovasi

produk pada saat yang tepat.

3. Faktor Lain

Beberapa faktor lain yang mempengaruhi permintaan adalah reaksi

balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan usaha-usaha

yang dilakukan sendiri oleh perusahaan seperti peningkatan kualitas,

pelayanan, anggaran periklanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara

kredit.

2.2.6 Tahap-Tahap Peramalan

Ada 8 tahap dalam melakukan peramalan (Heizer dan Render., 2009:150)

1. Menentukan penggunaan dari peramalan tersebut – tujuan apakah yang

ingin dicapai?

2. Memilih items atau kuantitas yang akan diramalkan.

3. Menentukan horison waktu dari peramalan – apakah 1 sampai 30 hari

(jangka pendek), 1 bulan sampai 1 tahun (jangka menengah), atau lebih

dari 1 tahun (jangka panjang) ?

4. Memilih metode peramalan.

5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat ramalan.

6. Menentukan metode peramalan yang tepat.

7. Membuat peramalan.

8. Mengimplementasikan hasil dari peramalan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

15

Tahap-tahap diatas merepresentasikan sebuah cara sistematik untuk

mengawali, merancang, dan mengimplementasikan sebuah sistem peramalan.

Ketika sistem peramalan tersebut digunakan untuk meramalkan secara

berkala, data juga harus dikumpulkan secara rutin, dan perhitungan yang

dibutuhkan atau prosedur yang biasanya dilakukan untuk membuat

peramalan dapat secara otomatis dijalankan.

2.2.7 Karateristik Peramalan yang Baik.

Peramalan permintaan memiliki karakteristik tertentu yang

berlaku secara umum. Karakteristik ini harus diperhatikan untuk menilai

suatu proses peramalan permintaan dengan metode yang digunakan.

Karakteristik peramalan permintaan adalah sebagai berikut (Nasution,

2003:28):

1. Akurasi.

Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan

dan kekonsistensian peramalan tersebut.hasil peramalan

dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu

rendah dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi. Hasil

peramalan dikatakan konsisten apabila besarnya kesalahan

peramalan relatif kecil.

2. Biaya.

Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan

tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode

peramalan dan metode peramalan yang dipakai.

3. Kemudahan.

Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan

mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu

peramalan, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu

(Nasution, 2003:29):

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

16

1. Peramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya

bisa mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak

dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa

ukuran kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung

kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk

menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin

terjadi.

3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan

peramalan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada

peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan relatif masih konstan, sedangkan semakin panjang

periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan.

2.2.8 Metode Peramalan

Menurut Taylor III (2005:301) terdapat dua buah metode dalam

melakukan peramalan, yaitu metode Time Series dan metode Kausal, dimana

kedua metode ini memiliki 3 buah faktor yang mempengaruhi penilainnya.

Ketiga faktor itu adalah :

1. Faktor seri waktu (Time Series) : merupakan kategori teknik statistik

yang menggunakan data historis untuk menentukan perilaku yang akan

datang

2. Faktor Regresi : berusaha untuk mengembangkan hubungan-hubungan

sistematis antara item yang diramalkan dengan faktor yang

menyebabkan item tersebut memiliki perilaku tertentu, dimana

diterjemahkan dalam bentuk model regresi.

3. Faktor Kualitatif : berusaha untuk membuat peramalan dengan

menggunakan penilaian, opini, dan pendapat manajemen. Metode yang

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

17

biasa disebut “penilaian eksekutif” ini biasa digunakan oleh para

petinggi perusahaan untuk mendapatkan peramalan jangka panjang.

Peramalan dilakukan oleh sekelompok orang yang penilaiannya

dianggap valid dibandingkan dengan kelompok lain.

Metode-metode yang ada adalah :

a. Metode Time Series

Metode ini membuat peramalan dengan menggunakan asumsi

bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Tujuannya adalah

untuk menentukan pola dalam deret data historis dan

menterjemahkan pola tersebut ke masa depan. Menganalisis time

series berarti membongkar data masa lalu menjadi komponen-

komponen dan kemudian memproyeksikan ke masa atau periode

yang akan datang. Model ini sendiri memiliki 6 metode peramalan

kuantitatif, yaitu :

1. Naive Method

Ft = Yt – 1

Keterangan :

Ft = Ramalan penjualan

Yt = Penjualan

2. Exponential Smoothing with trend

FIT = Ft + Tt

Keterangan

FIT = Ramalan penjualan

Ft = Hasil perhitungan dengan menggunakan α

Tt = Hasil perhitungan dengan menggunakan β

3. Exponential Smoothing

Ft = Ft-1 + (At-1 – Ft-1 ) α

Dimana :

Ft = Ramalan penjualan

Ft-1 = Ramalan sebelumnya

At-1 = Permintaan aktual periode sebelumnya

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

18

a = Konstanta penghalusan

4. Weighted Moving Average

Ft = (α x Yt1 + β x Yt2 + γ x Yt3)

Ft = Ramalan penjualan

α = Alpha

β = Beta

γ = Gamma

Yt1 = Penjualan bulan 1

Yt2 = Penjualan bulan 2

Yt3 = Penjualan bulan 3

5. Moving Average

Metode ini digunakan dan bermanfaat apabila kita

menggunakan asumsi bahwa permintaan pasar lebih stabil

sepanjang waktu. Metode ini dipakai untuk kondisi dimana

setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang

sama sehingga fluktuasi random data dapat diredam dengan

rata-ratanya. Apabila tidak semua data masa lalu dapat

mewakili asumsi pola data berlanjut terus di masa yang akan

datang, maka dapat dipilih sejumlah N data pada periode

tertentu saja.

Secara sistematis, metode rata-rata bergerak sederhana (yang

menjadi estimasi dari permintaan periode berikutnya)

ditunjukkan dengan :

Rata-rata bergerak n periode = n

∑ ) terdahuluperioden dalamn (Permintaa

dimana n adalah banyaknya periode dalam rata-rata bergerak.

b. Metode Kausal

Regresi linear, model kausal, bergabung menjadi model

variabel atau hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang

sedang diramal. Model ini mengasumsikan bahwa faktor yang

diramalkan mewujudkan hubungan sebab akibat dengan satu atau

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

19

lebih independent variabel. Tujuan dari model ini adalah

menemukan bentuk hubungan tersebut dan menggunakannya untuk

meramalkan nilai mendatang dari dependent variabel. Pendekatan

ini lebih kuat dibandingkan metode seri waktu yang hanya

menggunakan nilai historis untuk variabel yang diramalkan.

1. Linear Regression

Model matematika yang kita gunakan pada metode kuadrat

terkecil dari proyeksi trend bisa digunakan untuk melakukan

analisis regresi linear. Variabel-variabel tak bebas yang akan

diramal tetap Y~ , namun sekarang variabel bebas x, bukan lagi

waktu.

Y = a + bx

Dimana,

Y = Nilai variabel tidak bebas, yaitu penjualan

a = Perpotongan sumbu Y

b = Kelandaian garis regresi

x = Variabel bebas

2.2.9 Ketepatan Peramalan

Ketepatan peramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam

peramalan, yaitu bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode peramalan

tertentu untuk suatu kumpulan data yang diberikan. Ketepatan dipandang

sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu metode peramalan. Dalam

permodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu dapat diramalkan

situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk menguji

kebenaran ramalan ini digunakan ketepatan ramalan.

Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan

antara lain:

1. Nilai Tengah Galat (Mean Error)

2. Nilai Tengah Galat Kuadrat (Mean Square Error)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

20

3. Nilai Tengah Galat Absolut (Mean Absolute Error)

4. Nilai Tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolute Percentage

Error)

5. Nilai Tengah Galat Persentase (Mean Percentage Error)

6. Jumlah Kuadrat Galat (Sum Square Error)

7. Deviasi Standar Galat (Standard Deviation of Error)

2.3 Inventory

2.3.1 Pengertian Persediaan (Inventory)

Dalam suatu perusahaan baik itu perusahaan perdagangan maupun

perusahaan manufaktur pasti selalu mengandalkan persediaan. Persediaan

sebagai kekayaan perusahaan, memiliki peranan penting dalam operasi

bisnis. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan dapat terdiri dari

persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi,

dan persediaan suku cadang. Pengertian persediaan menurut Chase, Jacobs,

dan Aquilano (2004), yaitu “Inventory is the stock of any item or resources

used in on organization. An inventory system is the set of police and control

that monitors levels of inventory and determines what levels should be,

maintained, when stock should be replenished and how large orders should

be”. Dalam bahasa Indonesia memiliki pengertian yaitu “Persediaan adalah

stok dari beberapa item atau sumber daya yang digunakan dalam suatu

organisasi. Suatu sistem persediaan merupakan suatu set kebijaksanaan dan

pengendalian dalam memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat

persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa

jumlah persediaan yang harus dipesan.”

Dari penjelasan tersebut persediaan dapat didefinisikan sebagai suatu

bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses

produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi dan akhirnya menjadi

barang jadi ataupun sumber daya perusahaan yang disimpan untuk

mengantisipasi permintaan konsumen.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

21

2.3.2 Jenis jenis Persediaan

Persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut

beberapa cara. Dilihat dari fungsinya, menurut Sofjan Assauri (2004:170)

persediaan dapat dibedakan atas:

1. Batch Stock atau Lot Size Inventory, yaitu persediaan yang timbul

dimana barang-barang yang dibeli, dikerjakan/dibuat atau diangkut

dalam jumlah yang besar, sehingga barang-barang diperoleh lebih

banyak dan cepat daripada penggunaan atau pengeluarannya, dan untuk

sementara tercipta suatu persediaan. Keuntungan yang diperoleh dengan

adanya Batch Stock atau Lot Size Inventory antara lain adalah:

a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian.

b. Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economies) karena

adanya operasi atau “production run” yang lebih lama.

c. Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.

2. Fluctuation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. Dalam hal

ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi

permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan yang

tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat

diramalkan terlebih dahulu.

Jadi apabila terdapat fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka

persediaan ini (fluctuatian Stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk

menjaga kemungkinan naik turunnya oermintaan tersebut.

3. Anticipation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi

fluktuasi yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang

terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau

penjualan permintaan yang meningkat. Disamping itu Anticipation

Stock dimaksudkan pula untuk menjaga kemungkinan sukarnya

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

22

diperoleh bahan – bahan sehingga tidak mengganggu jalannya produk

atau menghindari kemacetan produksi.

Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara

pengelolaan yang berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dibedakan menjadi:

1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang

berwujud seperti baja, kayu, dan komponen-komponen lainnya yang

digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari

sumber-sumber alam atau dibeli dari pemasok atau dibuat sendiri oleh

perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/component)

yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen

yang diperoleh dari perusahaan lain di mana secara langsung dapat

dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) yaitu persediaan

barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi bukan

merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan

barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam

proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi

masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barang-barang

yang telah diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau

dikirim ke pelanggan.

2.3.3 Tujuan Persediaan (Inventory)

Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Persediaan, Aplikasi di Bidang Bisnis” (2004:15-16) fungsi-fungsi

persediaan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Decoupling

Apabila persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi

permintaan pelanggan tanpa tergantung pada suplier. Persediaan bahan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

23

mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung

pada pengadaanya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan lot siza ini perlu mempertimbangkan penghematan atau

potongan pembeliaan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah

dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian

dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya yang timbul

karena besarnya persediaan.

3. Fungsi Antisipasi

Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat

diperkirakan dan diramalkan berdasar penglaman atau data-data masa

lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat

mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories). Disamping itu,

perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu

pengiriman dan permintaan barang-barang selama periode tertentu.

Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut

persediaan pengaman (safety stock/inventories).

Menghadapi ketiga unsur ketidakpastian tersebut pihak perusahaan

harus melakukan manajemen persediaan proaktif, dalam arti mampu untuk

mengantisipasi keadaan maupun menghadapi tantangan dalam manajemen

persediaan. Tantangan manajemen persediaan dapat berasal dari luar maupun

dari dalam perusahaan. Tantangan tersebut berkaitan erat dengan tujuan

diadakannya persediaan.

2.3.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persediaan Bahan Baku

Faktor-faktor yang memengaruhi persediaan ini akan saling berkaitan,

sehingga secara bersama-sama akan memengaruhi persediaan bahan baku.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan menurut Sofjan Assauri

(2004:186) diantaranya adalah :

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

24

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama

periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata

penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu

diperhatikan karena setelah kita mengadakan pesanan penggantian,

maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari pelanggan sebelum

barang yang dipesan datang, harus dapat dipenuhi dari persediaan yang

ada. Kebutuhan atau permintaan dari pelanggan biasanya turun naik

(variable) dan tidak dapat diramalkan dengan penuh keyakinan. Oleh

karena itu walaupun kita telah meramalkan atau menaksir penggunaan

untuk kebutuhan atau permintaan pelanggan, akan tetapi tetap ada

resiko yang tidak dapat dihindarkan bahwa persediaan yang telah

ditetapkan sebelumnya atas dasar taksiran tersebut habis sama sekali

sebelum penggantian bahan atau barang dari pesanan dating. Turun

naiknya penggunaan ini membutuhkan kita mencari metode untuk dapat

memperkirakannya. Yang sering dipergunakan adalah rata-rata hitung

(average mean). Disamping rata-rata, perlu juga diketahui

penyimpangan dari rata-rata tersebut, karena adanya penggunaan yang

turun naik.

2. Faktor waktu atau lead time (procurement time)

Yang dimaksud dengan lead time adalah lamanya waktu antara mulai

dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan

bahan-bahan yang dipesan tersebut dan diterima di gudang persediaan.

Lamanya wakti tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan

pesanan yang lain, tapi bervariasi. Oleh karena itu, untuk suatu pesanan

yang dilakukan, lamanya waktu ini harus diperkirakan atau ditaksir,

walaupun resiko kesalahan masih tetap ada karena mungkin lebih besar

atau kecil. Biasanya persediaan yang diadakan adalah untuk menutupi

kebutuhan selama lead time yang telah diperkirakan. Akan tetapi

apabila kedatangan bahan tersebut terlambat atau lead time yang terjadi

lebih besar daripada yang diperkirakan, maka persediaan yang

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

25

ditetapkan semula tidak dapat memenuhi kebutuhan penggunaan. Oleh

karena itu, dibutuhkan adanya persediaan penyelamat, untuk

menghadapi keterlambatan kedatangan bahan yang dapat

mengakibatkan kemacetan produksi. Perkiraan atau penaksiran lead

time dari suatu pesanan yang dilakukan, biasanya dengan menggunakan

rata-rata hitung dari lead time dari beberapa kali pemesanan

sebelumnya. Sedangkan resiko kesalahan dari perkiraan ini diatasi

dengan menetapkan persediaan penyelamat dapat didasarkan atas

deviasi standar dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya

tersebut atau dengan melihat kemungkinan (probability) dari adanya

keterlambatan kedatangan bahan dari beberapa pemesanan yang lalu.

2.3.5 Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan aktivitas mempertahankan jumlah

persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang,

pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada

produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada

jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa

sehingga tidak memerlukan persediaan. Pelaksanaan fungsi ini akan

berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan

dapat intensif serta produksi dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.

2.3.6 Tujuan Pengendalian Persediaan

Pengawasan persediaan yang dijalankan untuk memelihara terdapatnya

keseimbangan antara kerugian-kerugian serta penghematan dengan adanya

suatu tingkat persediaan tertentu, dan besarnya biaya dan modal yang

dibutuhkan untuk mengadakan persediaan tersebut. Tujuan persediaan secara

terperinci menurut Sofjan Assauri (2004:177) dapatlah dinyatakan sebagai

usaha untuk:

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

26

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga

dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak

terlalu besar atau berlebih-lebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul

dari persediaan tidak terlalu besar.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini

akan berakibat biaya pesanan menjadi besar.

Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian

persediaan adalah untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat dari

bahan-bahan barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan

biaya-biaya yang minimum untuk keuntungan atau kepentingan perusahaan.

Dengan kata lain pengendalian persediaan untuk menjamin terdapatnya

persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan dengan

lancar dan biaya persediaan adalah minimal.

Pengendalian dalam suatu perusahaan manufaktur adalah untuk

menjaga agar tidak terjadi penyimpangan dari suatu yang telah direncanakan.

Sedangkan pengendalian persediaan adalah suatu aktifitas dari manajemen

untuk menetapkan besarnya yang akan digunakan perusahaan baik dalam

bentuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Dalam proses

tersebut yang perlu diperhatikan adalah agar penanaman modal di dalam

persediaan dapat seekonomis mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan

produksi yang telah direncanakan. Adapun pentingnya pengendalian

persediaan dalam hubungan dengan proses produksi adalah untuk menjamin

kelancaran proses produksi dan kontinuitas pabrik, jangan sampai perusahaan

mengalami kehabisan persediaan, sehingga proses produksi dapat terus

berjalan lancar.

2.3.7 Langkah-langkah Pengendalian Persediaan

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2011) untuk menjaga

kelangsungan beroperasinya suatu pabrik atau fasilitas lain, diperlukan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

27

bahwa beberapa jenis material tertentu dalam jumlah minimum tersedia di

gudang, supaya sewaktu-waktu ada yang rusak, dapat langsung diganti.

Tetapi material yang disimpan dalam persediaan juga jangan terlalu banyak,

ada maksimumnya, agar biayanya tidak menjadi terlalu mahal.

Pengendalian persediaan merupakan suatu sistem yang dilakukan

untuk memonitor semua transaksi yang terjadi pada persedian terutama pada

jumlah transaksi dan waktu transaksi. Berikut adalah beberapa tujuan

persediaan (Jacobs & Richard, 2011:594):

- Menjaga kelancaran operasi bisnis perusahaan

- Mengetahui variasi permintaan

- Fleksibilitas penjadwalan produksi

- Menjaga hal-hal yang tak terduga seperti adanya keterlambatan

pengiriman bahan

- Mengambil keuntungan dari ukuran pembelian bahan baku

Metode pengendalian persediaan mencari jawaban optimal dalam

menentukan jumlah ukuran pemesanan yang ekonomis (EOQ), titik

pemesanan kembali atau reorder point (ROP), dan jumlah stock cadangan

yang diperlukan (SS). Metode pengendalian persediaan yang bersifat statistic

ini biasanya digunakan untuk mengendalikan barang yang permintaannya

bersifat bebas dan pengelolannya tidak tergantung dengan ada tidaknya

produksi barang lain. Yang berpengaruh hanyalah mekanisme pasar.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengendalian persediaan

berhubungan erat dengan jumlah pemesanan persediaan (Q) dan waktu yang

tepat untuk melakukan pemesanan (R).

Inventory control yaitu pengendalian tingkat persediaan sedemikian

rupa sehingga setiap kali barang diperlukan, selalu tersedia dan harus

menjaga agar tingkat persediaan seminimal mungkin untuk menghindari

investasi berupa biaya penyediaan yang besar. Secara ideal, sebetulnya

persediaan minimum seharusnya adalah nol dan persediaan maksimum

adalah sebanyak yang secara ekonomis mencapai optimal. Jadi dapat

dibayangkan bahwa pada waktu barang habis, pemesanan barang sejumlah

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

28

yang paling ekonomis datang. Tetapi ini perhitungan teori, artinya dalam

kenyataan tidaklah dapat dijamin bahwa perencanaan dapat secara sempurna

terpenuhi.

Ada kemungkinan pemakaian barang berubah dan meningkat secara

mendadak, ada kemungkinan barang yang dipesan datang terlambat dan

sebagainya. Oleh karena dalam menentukan minimum dan maksimum ini

ada faktor pengaman yang dapat dihitung berdasarkan pengalaman.

Berdasarkan pemikiran tersebut, timbul formula min-max stock untuk

pengisian kembali persediaan

Sistem persediaan terbagi dalam 2 periode sistem, yaitu single-period

system dan multi-period system. Pengelompokan ini berdasarkan pada

keputusan pembelian barang persediaan pada satu periode tertentu, dimana

dalam periode tersebut dilakukan satu kali pembelian, dan kemudian barang

persediaan tidak akan dipesan lagi hingga periode tersebut berakhir.

1. Single-period inventory system

Sistem persediaan ini dapat dimanfaatkan ketika barang yang akan

didistribusikan kepada konsumen memiliki limited life, tidak dipakai

untuk jangka waktu yang lama atau secara berkelanjutan seperti: tiket

pesawat terbang, fashion, dan lain-lain.

2. Multi-period system

Sistem persediaan ini dapat digunakan apabila barang persediaan akan

digunakan secara berkelanjutan. Sistem ini dibagi dalam 2 tipe yaitu

fixed-order period (Q-model) dan fixed-time period (P-model).

a. Q-Model

Untuk perhitungan jumlah pemesanan barang yang optimal dan re-

order point, rumus yang digunakan adalah:

H

DSQopt

2=

LzsSS =

SSLdR +=

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

29

Dimana:

z = standar deviasi untuk service probability ,

D = demand selama 1 tahun

S = biaya pemesanan

H = biaya penyimpanan

SS = safety stock

R = re-order point

Q* = jumlah pemesanan optimal

b. P – Model

P-model mengacu pada aturan pemesanan yang bersifat regular

mengikuti suatu periode yang tetap, tetapi kuantitas dari barang

yang dipesan berbeda-beda. Namun, kesulitan dalam

pengimplementasian teknik in adalah diskontinuitas permintaan

kebutuhan bersih, sehingga interval pemesanan yang telah

ditentukan sebelumnya tidak berlaku lagi. Perhitungan jumlah

pemesanan yang optimal adalah sebagai berikut:

*)(2

1

*

2*

)*(*

dTSSI

LTzsSS

HD

ST

ISSLTdQ

+=

+=

=

−++=

Dimana:

I = Persediaan dalam stock

T* = Selang waktu pemesanan kembali

L = Waktu pengiriman

s = Standar deviasi

SS = Safety Stock

d = Permintaan rata-rata

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

30

Adapun dalam inventory control khususnya pada pengendalian

persediaan bahan baku dengan menggunakan metode min-max stock meliputi

beberapa tahapan yaitu:

1. Pardede (2005:422) menyatakan bahwa Economic Order Quantity

menunjukan sejumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali

pemesanan agar biaya persediaan keseluruhan menjadi sekecil mungkin

sedangkan menurut Haizer dan Render (2005:68) model kuantitas

pesanan ekoomis merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan

yang paling tua dan paling di kenal secara luas. Jadi jumlah pesanan

yang paling ekonomis (Economic Order Quantity), menurut Sofjan

Assauri (2004:182) dapat diartikan sebagai: “Economic order quantity

merupakan jumlah atau besarnya pesanan yang memiliki jumlah

ordering costs dan carrying costs per tahun paling minimal”. Sedangkan

menurut Freddy Rangkuti (2004:11) economic order quantity, dapat

diartikan sebagai: “Jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali

pesan dengan biaya yang paling rendah”.

Perhitungan EOQ dengan menggunakan rumus menurut Indrajit dan

Djokopranoto (2011)

Ch

DCoEOQ

.2

Keterangan :

EOQ : Jumlah persediaan yang ekonomi

D : Kebutuhan bahan baku dalam satu periode

Co : Biaya pesan bahan baku

2. Menentukan Persediaan Minimum (Minimum stock). Minimum Stock

adalah jumlah pemakaian selama waktu pesanan pembelian yang

dihitung dari perkalian antara waktu pesanan per periode dan pemakaian

rata-rata dalam satu bulan/minggu/hari ditambah dengan persediaan

pengaman. Persediaan minimum merupakan batas jumlah persediaan

yang paling rendah atau kecil yang harus ada untuk suatu jenis bahan

atau barang. Oleh karena persediaan minimum ini dimaksudkan untuk

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

31

menghindari kemungkinan kekurangan bahan atau persediaan (stock

out), maka persediaan minimum ini merupakan persediaan penyelamat

(safety stock). Jadi besarnya persediaan minimum dalam suatu

perusahaan hendaknya sama dengan besarnya persediaan penyelamat

(safety stock).

Rumus Persediaan Minimum (Minimum Inventory) menurut Indrajit dan

Djokopranoto (2011)

Minimum Inventory = (T x C) + R

Keterangan:

T = Pemakaian barang rata-rata per periode (ton/meter/liter)

C = Lead Time (bulan)

R = Safety Stock (ton)

3. Menentukan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory). Maximum

Stock adalah jumlah maksimum yang diperbolehkan disimpan dalam

persediaan. Jumlah yang perlu dipesan untuk pengisian persediaan

kembali. Persediaan maksimum merupakan batas jumlah persediaan

yang paling besar (tertinggi) yang sebaiknya dapat diadakan oleh

perusahaan. Batas persediaan maksimum ini kadang-kadang tidak

didasarkan atas pertimbangan efisiensi dan keefektifan kegiatan

perusahaan. Sehingga persediaan maksimum dalam hal ini hanya

didasarkan atas kemampuan perusahaan saja terutama kemampuan

keuangan perusahaan, kemampuan gudang yang ada dan pembatasan-

pembatasan dari sifat-sifat atau kerusakan bahan-bahan tersebut.

Rumus Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) menurut Indrajit

dan Djokopranoto (2011)

Maximum Inventory = 2(T x C)

Keterangan:

T = Pemakaian barang rata-rata per periode (ton/meter/liter)

C = Lead Time (bulan)

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

32

4. Menentukan Persediaan Pengaman (Safety Stock). Safety Stock atau

persediaan pengaman adalah persediaan ekstra yang perlu ditambah

untuk menjaga sewaktu-waktu ada tambahan kebutuhan atau

keterlambatan kedatangan barang.

Rumus Persediaan Pengaman (Safety Stock) menurut Indrajit dan

Djokopranoto (2011)

Safety Stock = (Pemakaian Maksimum — T) x C

Keterangan:

T = Pemakaian barang rata-rata per periode (ton/meter/liter)

C = Lead Time (bulan)

5. Titik atau tingkat pemesanan kembali (reorder point/level). Titik

pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan

yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan kembali.

Dalam menentukan titik ini kita harus memperhatikan besarnya

penggunaan bahan selama bahan-bahan yang dipesan belum diterima,

ditentukan oleh factor waktu dan penggunaan rata-rata.

Tingkat Pemesanan Persediaan Kembali (Reorder Point) menurut

Indrajit dan Djokopranoto (2011)

DD = D : Days per Year

ROP = SS + (LT x DD)

Keterangan

DD = Days Demand rate

SS = Persediaan Pengaman yang selalu ada di perusahaan

LT = Lead time ( 1 Minggu ) = 7 hari

2.4 Kerangka Penelitian

Pada saat ini PT. Anugrah Artha Winasis sedang mengalami

kemajuan. PT. Anugrah Artha Winasis termasuk dalam salah satu perusahaan

pemroduksi cat dengan merek dagang RINCON PAINT. Selain itu

permintaan akan produk cat yang semakin bertambah. Hal ini berakibat pada

tingkat produksi juga harus meningkat. Tapi kemajuan itu tidak akan

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

33

bertahan lama jika tidak didukung oleh setiap komponen perusahaan, salah

satunya yaitu tersedianya persediaan yang mencukupi agar proses produksi

berjalan lancar.

Bahan baku merupakan unsur penting dari modal kerja dan merupakan

aktiva yang secara terus-menerus mengalami perubahan. Kekurangan atau

kelebihan persediaan bahan baku merupakan gejala yang kurang baik.

Kekurangan dapat berakibat kehilangan pelanggan, sedangkan kelebihan

persediaan dapat berakibat pemborosan atau inefisiensi. Persediaan bahan

baku yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhannya akan

memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang. Sebaliknya,

adanya persediaan bahan baku yang lebih kecil akan menghambat proses

produksi. Perusahaan tidak dapat bekerja secara optimal dan akan berdampak

pada kurangnya keuntungan perusahaan. Sehingga digunakan empat metode

dalam pengendalian persediaan bahan baku yaitu:

1. Economic Order Quantity (EOQ)

2. Menentukan Persediaan Minimum-Maximum Inventory

3. Menentukan Persediaan dengan metode P-Model

4. Menentukan persediaan dengan metode Q-Model

Berikut merupakan kerangka penelitian yang akan digunakan dalam mendukung

proses penelitian:

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

34

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Solusi untuk

PT. Anugrah Artha Winasis

PT. Anugrah Artha Winasis

Melakukan peramalan

terhadap penjualan cat

Pengendalian Persediaan Kekurangan

Bahan Baku

Persediaan

Kelebihan

Bahan Baku

Persediaan

Metode P Model

1. Safety Stock

2. Persediaan Minimum

3. Persediaan Maksimum

4. Jumlah Pemesanan

Persediaan Kembali

Metode Q Model

1. Safety Stock

2. Persediaan Minimum

3. Persediaan Maksimum

4. Jumlah Pemesanan

Persediaan Kembali

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi · PDF file9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut P. Tampubolon (2014:6) Ada tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan

35