87
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU

MANAJEMEN OPERASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN OPERASI

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MUTU

Page 2: MANAJEMEN OPERASI

Manajemen Operasi

Manajemen Operasi

KepuasanPelanggan

KepuasanPelanggan

Jumlah SDM, Mesin, dan Persediaan

Jumlah SDM, Mesin, dan Persediaan

PendapatanPerusahaan

PendapatanPerusahaan

PengeluaranPerusahaan

PengeluaranPerusahaan

NilaiPerusahaan

NilaiPerusahaan

LabaPerusahaan

LabaPerusahaan

------- JEFF MADURA, 2007

PENGARUH MANAJEMEN PRODUKSI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Page 3: MANAJEMEN OPERASI

PENGERTIAN MANAJEMEN OPERASI

Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses transformasi input menjadi output (Heizer dan Render)

Manajemen operasi merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase et al, 2006)

Page 4: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN OPERASI

TUJUANMengembangkan proses produksi yang efisien (biaya relatif rendah) dan bermutu tinggi guna menghasilkan produk barang/jasa yang spesifik.

Manajemen operasi dapat mencapai efisiensi dengan pengelolaan sumber daya :

1. Menentukan secara tepat jumlah bahan baku yang akan digunakan,

2. Kombinasi sumber daya yang tepat,3. Pembagian pekerjaan yang tepat,4. Rangkaian pekerjaan yang tepatMisal :

Perusahaan manufaktur lebih banyak menggunakan bahan baku dan peralatan

Perusahaan Jasa lebih banyak menggunakan karyawan dan teknologi informasi

Page 5: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI

Bidang-bidang dalam manajemen operasi

1. Desain barang dan jasa

2. Manajemen mutu

3. Desain proses dan kapasitas

4. Penentuan lokasi

5. Desain tata letak

6. Desain pekerjaan dan sumber daya manusia

7. Manajemen rantai pasokan

8. Persediaan, perencanaan kebutuhan material, dan Just in Time

9. Jadual projek jangka pendek dan menengah

10. Pemeliharaan

Page 6: MANAJEMEN OPERASI

SKEMA SISTEM PRODUKSI

INPUTTenaga kerjaModalMaterialTanah Informasi Manajerial

PROSES OUTPUT

FEEDBACK

Page 7: MANAJEMEN OPERASI

SKEMA SISTEM PRODUKSI

INPUT• Dosen• Asisten• Mahasiswa• Karyawan• Fasilitas

gedung dan peralatan kuliah

• Perpustakaan• Laboratorium• Modal • Energi • Informasi• Manajerial

PROSES OUTPUT• Layanan

akademik S1,S2,S3,

• Tri Dharma PT

FEEDBACK

Contoh sistem produksi jasa universitas

Page 8: MANAJEMEN OPERASI

SKEMA SISTEM PRODUKSI

INPUT• Karyawan• Fasilitas

gedung dan peralatan pabrik

• Material• Modal• Energi• Informasi • Manajerial

PROSES OUTPUT• Barang

FEEDBACK

Contoh sistem produksi manufaktur

Page 9: MANAJEMEN OPERASI

BEBERAPA PERTANYAAN MENGENAI MANAJEMEN PRODUKSI

1. Sumber daya manusia dan sumber daya lain apakah yang dibutuhkan untuk produksi ?

2. Dimana sebaiknya perusahaan sebaiknya memproduksi ?

3. Bagaimana perusahaan dapat memproduksi secara lebih efisien ?

4. Apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikan mutu produksinya ?

Page 10: MANAJEMEN OPERASI

SUMBER DAYA MANUSIA

Mengelola sumber daya manusia :1. Mengidentifikasi jenis karyawan yang dibutuhkan

untuk produksi Tenaga ahli Tenaga terampil

2. Menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Beban operasional SDM akan tergantung jumlah

karyawan dan tingkat keahliannya.

Page 11: MANAJEMEN OPERASI

BAHAN BAKU

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi normalnya diubah oleh SDM perusahaan menjadi produk akhir. Perusahaan manufaktur sangat bergantung pada

bahan baku. Pabrik ban tergantung bahan baku karet Pabrik mobil tergantung bahan baku baja Percetakan tergantung bahan baku kertas, dll

Perusahaan jasa tidak banyak bergantung pada bahan baku karena tidak melakukan proses manufaktur.

Biro perjalanan, konsultan keuangan, designer. dll

Page 12: MANAJEMEN OPERASI

BAHAN BAKU

Bahan Baku Proses Produksi Produk Akhir

Sumber DayaManusia

Teknologi

Bahan Baku dalam Proses Produksi

Page 13: MANAJEMEN OPERASI

SUMBER DAYA LAIN

Sumber daya pendukung yang mempunyai kontribusi besar dalam proses produksi Bangunan pabrik (work shop/bengkel kerja) Kantor sebagai pusat administrasi (site administration) Gudang tempat penyimpanan/trasit bahan baku Mesin-mesin dan peralatan, dll

Pengadaan dapat dilakukan dengan membangun sendiri, membeli, sewa, leasing, kerjasama dengan pemilik lahan.

Page 14: MANAJEMEN OPERASI

EFISIENSI SUMBER DAYA UNTUK PRODUKSI

Memanfaatkan berbagai sumber daya untuk mencapai hasil produksi yang spesifik dengan biaya rendah.

Dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai sumber daya. Menggunakan stasiun kerja (work station)

dan lini perakitan (assembly line)

Page 15: MANAJEMEN OPERASI

EFISIENSI SUMBER DAYA UNTUK PRODUKSI

Stasiun Kerja (Work Station), adalah area dimana satu atau beberapa karyawan diberi pekerjaan tertentu. Work station membutuhkan mesin, peralatan sekaligus karyawan

Lini Perakitan (Asembly Line), adalah serangkaian stasiun kerja dimana setiap stasiun kerja telah dirancang untuk mengerjakan tahapan-tahapan tertentu dalam proses produksi

Dampak Efisiensi : Karyawan diberi pekerjaan

yang berbeda-beda (fokus pada pekerjaan/job)

Karyawan dapat menggunakan keahlian spesifik yang dimilikinya.

Page 16: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

Faktor-faktor yang dipertimbangkan:

1. Biaya ruang kerja

2. Biaya tenaga kerja

3. Insentif pajak

4. Akses transportasi

5. Pasokan tenaga kerja

Tujuan strategi lokasi secara umum adalah memaksimalkan benefit dari lokasi dengan cakupan:

1. Efisiensi waktu

2. Biaya yang minimum

3. Citra perusahaan

4. Keuntungan

5. Kredibilitas

Page 17: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

Kajian lokasi mencakup:

1. Tidak pindah lokasi, tetapi memperluas fasilitas yang ada.

2. Mempertahankan lokasi yang sekarang, tetapi menambah fasilitas lain di tempat lain

3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi yang lain

Page 18: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

Mengapa lokasi yang dipilih sudah tidak lagi menarik?

1. Budaya dan adat kebiasaan masyarakat yang berubah

2. Keuntungan perusahaan yang semakin lama semakin menurun

3. Perubahan peraturan daerah dan undang-undang

4. Berpindahnya pusat kegiatan bisnis

5. Berpindahnya konsentrasi pemukiman

6. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik

7. Meningkatnya kapasitas produksi perusahaan

Page 19: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi

1. Keputusan negara

2. Keputusan daerah/propinsi/kabupaten

3. Keputusan tempat

Page 20: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

KEPUTUSAN NEGARA Keputusan negara1. Peraturan pemerintah, sikap dan

pendirian pemerintah, stabilitas serta insentif pemerintah

2. Isu-isu budaya dan ekonomi

3. Lokasi pasar

4. Ketersediaan sikap, produktivitas dan biaya tenaga kerja

5. Ketersediaan bahan baku, sarana komunikasi dan energi

6. Nilai tukar mata uang

KEPUTUSAN NEGARA

Page 21: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

KEPUTUSAN DAERAH/PROPINSI/KABUPATEN

Keputusan daerah/propinsi/kabupaten

1. Daya tarik suatu daerah (budaya, iklim, pajak)

2. Faktor tenaga kerja

3. Biaya dan ketersediaan utilitas (energi dan air)

4. Peraturan perundang-undangan lingkungan

5. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen

6. Biaya konstruksi/lahan

LANJUTAN

Page 22: MANAJEMEN OPERASI

MEMILIH LOKASI

Keputusan tempat

1. Ukuran tempat

2. Sistem transportasi laut, udara, jalur kereta api, dam lalu lintas darat (jalan tol)

3. Restriksi penetapan daerah/wilayah

4. Dekat dengan pemasok dan jasa yang dibutuhkan

5. Isu dampak lingkungan

Page 23: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Keputusan layout adalah keputusan membuat desain atau tata letak dari fasilitas-fasilitas produksi yang mencakup mesin-mesin, bahan baku, dan peralatan produksi lainnya dalam satu tempat

Page 24: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Kepentingan strategi dalam keputusan layout:

1. Efisiensi yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang

2. Memperbaiki arus informasi, bahan baku, dan orang

3. Memperbaiki moral pekerja dan memperoleh kondisi kerja yang lebih aman

4. Memperbaiki interaksi pelanggan dan klien

5. Fleksibilitas

Page 25: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tipe-tipe tata letak

1. Fix position layout

2. Job shop layout

3. Retail layout

4. Office layout

5. Warehouse layout

6. Product-oriented layout

Page 26: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

1. Fix position layout yaitu pengaturan fasilitas produksi dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap.

Artinya material atau komponen produk utamanya tinggal tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi (mesin, peralatan, manusia, dsb) bergerak menuju lokasi material

Page 27: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Sifat-sifat fix position layout: Barang yang dikerjakan biasanya tidak

mungkin dipindah-pindah atau posisinya tetap

Volume pekerjaan biasanya besar Pekerjaan berupa proyek Fasilitas produk atau bagian produk yang

tidak mungkin dikerjakan di lokasi, biasanya dikerjakan di dalam pabrik atau tempat lain

Page 28: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

FIX POSITION LAYOUT Kelebihan layout dengan posisi

tetap yaitu fleksibel, dapat diletakkan sesuai dengan kebutuhan dan tidak memerlukan bangunan pabrik

Kelemahan layout dengan posisi tetap yaitu tidak adanya standar yang jelas untuk merencanakan layout, kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan keamanan barang harus dijaga dengan baik

FIX POSITION LAYOUT

Page 29: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

2. Job shop layout yaitu pengaturan letak fasilitas produksi dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau setiap fasilitas produksi

Sifat pada job shop layout ini adalah volumenya kecil-kecil tetapi macam produksi banyak

Page 30: MANAJEMEN OPERASI

JOB SHOP LAYOUT

Page 31: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Keunggulan job shop layout yaitu:

1. Dapat menangani bermacam-macam produk

2. Investasi pada mesin dan fasilitas produksi lebih murah Kelemahan job shop layout yaitu:

1. Biaya produksi setiap barang menjadi lebih mahal karena banyak barang yang dibuat sehingga banyak memerlukan biaya set up mesin

2. Pekerjaan, perencanaan, pengawasan, dan pengendalian produksi lebih sering dilakukan akibat banyaknya pekerjaan yang harus direncanakan

3. Pengangkutan barang di dalam pabrik lebih sulit

4. Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin

Page 32: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

TATA LETAK KANTOR

3. Tata letak kantor dilakukan dengan cara mengelompokkan pekerja, peralatan, dan ruang kantor untuk menghasilkan kondisi yang nyaman, aman dan perpindahan informasi yang baik

TATA LETAK KANTOR

Page 33: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

4. Tata letak ritel yaitu pendekatan yang mengatur arus, alokasi ruang dan tanggapan terhadap perilaku pelanggan

Tujuan utama yaitu memaksimumkan keuntungan setiap meter persegi dari luasan lantai

Manajer mempunyai dua variabel fundamental uang dapat dimanipulasi untuk menarik pembeli/pelanggan:

Susunan keseluruhan toko Alokasi ruangan terhadap

produk-produk yang berbeda dalam susunan itu

Page 34: MANAJEMEN OPERASI

Storage, Receiving, Marketing

Underwear Dressing Rooms

Checkout counter

Clearance Items

Feature Feature

Jean

s

C

asua

l Wea

r

S

tock

ings

Acc

esso

ries

Pan

ts

Tops

Tops

Ski

rts

and

Dre

sses

Hat

s an

d H

andb

ags

Open Display Window Open Display Window

TATA LETAK RITEL

Page 35: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tata letak ritel, ada 5 ide yang bermanfaat:

1. Menempatkan produk-produk yang paling banyak dibeli disekitar batas luar toko

2. Menggunakan lokasi yang strategis untuk produk-produk yang menarik dan marginnya besar

3. Menempatkan produk utama konsumen berbelanja di kedua sisi lorong toko dan disebar di berbagai tempat agar produk-produk lain dapat terlihat

4. Menggunakan lokasi ujung lorong karena tingkat tontonannya tinggi

5. Memilih secara hati-hati penempatan posisi yang menjadi awal pembelanjaan konsumen

Page 36: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

5. Tata letak gudang yaitu suatu desain yang berusaha untuk meminimalkan biaya total dengan membuat keseimbangan antara ruang dan penanganan barang

Tugas manajemen adalah memaksimalkan pemanfaatan total gudang melalui pemanfaatan volume penuh dan mempertahankan biaya penanganan bahan baku yang rendah

Faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: nilai investasi, bongkar muat barang, fleksibilitas, lingkungan kerja dan keselamatan barang yang disimpan

Page 37: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Click to add titleZones Zones Control

station Shipping doors

Tractor trailer

Tractor trailer

Overflow

Feeder lines

Feeder lines

Page 38: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

6. Tata letak orientasi produk yaitu pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik yang berdasarkan atas urutan-urutan proses produksi dalam membuat suatu barang

Page 39: MANAJEMEN OPERASI

TATA LETAK ORIENTASI PRODUK

Page 40: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Sifat tata letak orientasi produk:

1. Jenis produk yang dihasilkan sedikit, tapi dengan volume yang banyak

2. Mesin yang digunakan biasanya adalah mesin khusus

3. Tenaga kerja yang diperlukan adalah tenaga khusus sesuai kebutuhan mesin

4. Kualitas barang hasil produksi lebih banyak ditentukan oleh mesin daripada keahlian karyawan

5. Memiliki keseimbangan kapasitas mesin

Page 41: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tata letak orientasi produk, asumsi yang diambil adalah:

1. Jumlah produksi cukup untuk pemanfaatan yang tinggi atas peralatan yang ada

2. Permintaan produk cukup stabil

3. Produknya standar

4. Pasokan bahan mentah dan komponennya cukup

Page 42: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tata letak orientasi produk: Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah:

1. Sifat produk yang dibuat

2. Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan

3. Pengangkutan barang

4. Aliran barang

5. Efektivitas penggunaan ruangan

6. Lingkungan dan keselamatan kerja

7. Pemeliharaan dan pengawasan

Page 43: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tata letak orientasi produk, dalam merencanakan layout pabrik diperlukan langkah-langkah berikut ini:

1. Analisis produk yaitu aktivitas untuk menganalisis macam dan jumlah produk yang dibuat

2. Analisis proses yaitu langkah untuk menganalisis macam dan urutan proses pengerjaan produk komponen

3. Analisis macam dan jumlah mesin/peralatan serta luas area yang dibutuhkan

4. Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik

Page 44: MANAJEMEN OPERASI

DESAIN DAN LAYOUT

Tata letak orientasi produk:

1. Lini fabrikasi—pekerjaan yang dilakukan pada satu mesin harus seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan pada mesin kerja berikutnya di lini fabrikasi

2. Lini perakitan—pekerjaan yang dilakukan di stasiun kerja oleh seorang karyawan di lini perakitan harus seimbang dengan pekerjaan yang dilakukan di stasiun kerja selanjutnya oleh karyawan berikutnya

Page 45: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

Lima tugas dalam pengendalian produksi:

1. Pembelian Material (Purchasing materials)

2. Pengendalian Persediaaan (Inventory control)

3. Routing

4. Skedul (Scheduling)

5. Pengendalian Mutu (Quality control)

Page 46: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

1. Pembelian material Manajemen pembelian adalah manajemen

menyeluruh yang meliputi:

1. Manajemen material (pengadaan, penyimpanan, dan penyerahan) dan

2. Manajemen biaya (penghematan dan penurunan biaya material)

Page 47: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

FUNGSI PURCHASING Fungsi primer—melakukan

pembelian material yang diperlukan untuk kebutuhan proses produksi dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang sudah ditetapkan, harga beli yang layak, dan penyerahan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan

FUNGSI PURCHASING

1. Fungsi biaya Usaha penghematan biaya

mencakup berapa banyak yang harus dibeli sekarang

2. Fungsi perolehan—mengadakan jumlah material yang dibutuhkan

Page 48: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

PEMASOK

PEMBELIAN

KEUANGAN

PEMASARAN

HUKUM

TEKNIK

PRODUKSI

PENERIMA BARANG

Page 49: MANAJEMEN OPERASI

SIKLUS PEMBELIAN

MEMILIH PEMASOK

MEMASUKKAN ORDER

PENGECEKAN ORDER

MENERIMA BARANG/BAHAN

MENERIMA DAFTAR

PERMINTAAN PEMBELIAN

MENELITI DAFTAR

PERMINTAAN PEMBELIAN

Page 50: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

2. Pengendalian persediaan (inventory control) adalah proses mengelola persediaan pada tingkat yang meminimalkan biaya. Aktivitas ini meliputi:

1) Pengendalian persediaan bahan baku

2) Pengendalian persediaan barang dalam proses (“setengah jadi”)

3) Pengendalian persediaan barang jadi

Page 51: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

Kegunaan manajemen persediaan:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik

3. Untuk menumpuk barang-barang yang dihasilkan secara musiman

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal

6. Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi

Page 52: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

1. Pengendalian persediaan bahan baku. Perencanaan kebutuhan bahan baku (materials requirements

planning – MRP) : Proses untuk memastikan telah tersedianya bahan baku apabila dibutuhkan

Pemesanan bahan baku dalam tahapan tertentu dengan tujuan mengurangi biaya penyimpanan, asuransi persediaan, keamanan, dll. Konsekuensi ada biaya pemesanan (order cost)

Sistem lain : just-in-time : pemesanan dalam jumlah minimal sesuai kebutuhan.

Barang JadiBarang Jadi KuantitasKuantitasWaktuWaktu MRPMRP

Page 53: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

2. Pengendalian persediaan barang dalam proses (work-in-process inventories) :

Pengendalian barang-barang setengah jadi untuk menghindari gangguan dalam produksi, kekurangan dalam produk akhir dan hilangnya penjualan.

3. Pengendalian persediaan barang jadi Memonitor penawaran dan permintaan dari waktu

ke waktu untuk diminimalkan perbedaannya Demand Forecast : ramalan permintaan sehingga

persediaan produk dapat memenuhi permintaan tanpa berlebihan.

Page 54: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

3. ROUTING PROCESS Hadirkan urutan tugas yang diperlukan untuk

melengkapi produksi suatu produk. Ada suatu kebutuhan pada waktu tertentu meninjau

ulang untuk menentukan jika hal-hal dapat ditingkatkan

Page 55: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

4. Penjadwalan (scheduling) adalah tindakan penentuan periode waktu untuk masing-masing pekerjaan dalam proses produksi.

Jadwal Produksi (production schedule) adalah rencana penentuan waktu dan volume produksi yang akan dicapai

Page 56: MANAJEMEN OPERASI

PENJADWALAN PRODUKSI

Teknik Evaluasi dan Peninjauan Program (Program Evaluation and Review Technique - PERT) beberapa langkah awal :1. Identifikasi beragam jenis pekerjaan yang

terkait dalam proses produksi2. Penyusunan pekerjaan sesuai urutan yang harus

dilakukan3. Pengestimasian waktu yang dibutuhkan untuk

setiap aktifitas4. Menuangkan rencana proses produksi dalam

diagram (mis. Diagram Gantt / Gantt Chart)

Page 57: MANAJEMEN OPERASI

PENJADWALAN PRODUKSI

PEKERJAAN PRODUKSI Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

1. Memproduksi bahan kimia X

2. Memproduksi bahan kimia Y

3. Mencampur bahan kimia X dan Y dalam sebuah tanki untuk membuat bahan kimia Z

4. Menuangkan bahan kimia Z ke dalam 500 kontainer satu galon

5. Mengemas kontainer satu galon ke dalam peti

22

33

44

55

11

Teknik Evaluasi dan Peninjauan Program (Program Evaluation and Review Technique - PERT)Contoh : memproduksi bahan kimia

Contoh PERT dalam Diagram Gantt untuk proses produksi sederhana

Page 58: MANAJEMEN OPERASI

TEKNIK EVALUASI DAN PENINJAUAN PROGRAM (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE - PERT)

Manfaat analisa jalur kritis : Meninjau setiap pekerjaan bagian jalur kritis untuk

menghindari penundaan atau meningkatkan kecepatan proses produksi

Pekerjaan yang membutuhkan waktu panjang harus diawasi secara seksama karena setiap penundaan akan berakibat fatal bagi keseluruhan proses produksi

Page 59: MANAJEMEN OPERASI

TEKNIK EVALUASI DAN PENINJAUAN PROGRAM (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE - PERT)

Jalur kritis (jalur 2-3-4-5) dalam waktu 5 minggu tidak memiliki waktu renggang bagi para pekerja

Jalur 1-3-4-5 dalam waktu 4 minggu mempunyai waktu renggang selama 1 minggu (dalam pekerjaan 1)

Sebagian pekerja yang ditugaskan di pekerjaan 1 dapat ditugaskan membantu pekerjaan kedua dalam urutan jalur kritis sehingga mempersingkat penyelesaian jalur kritis

Page 60: MANAJEMEN OPERASI

TEKNIK EVALUASI DAN PENINJAUAN PROGRAM (PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE - PERT)

Lab 1Membuat

Bahan Kimia

X(1 minggu)

Lab 1Membuat

Bahan Kimia

X(1 minggu)

Lab 2Membuat

Bahan Kimia

Y(2 minggu)

Lab 2Membuat

Bahan Kimia

Y(2 minggu)

MencampurX dan Y

Dalam tankiUntuk membuat

Bahan kimia

Z(1 minggu)

MencampurX dan Y

Dalam tankiUntuk membuat

Bahan kimia

Z(1 minggu)

Bahan kimia ZDituang keDalam 500

Kontainer satuGalon

(1 minggu)

Bahan kimia ZDituang keDalam 500

Kontainer satuGalon

(1 minggu)

Kontainer satuGalon bahan

Kimia Z dikemas Dalam peti

(1 minggu)

Kontainer satuGalon bahan

Kimia Z dikemas Dalam peti

(1 minggu)

1

2

3 4 5

Menentukan jalur kritis (critical path) yaitu jalur yang membutuhkan waktu terpanjang berdasarkan urut-urutan pekerjaan

Page 61: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN PRODUKSI

Dukungan teknologi dalam scheduling: Perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise

resource planning-ERP) : Piranti lunak kompleks menghubungkan sistem

komputer dengan berbagai departemen dengan tujuan otomatisasi akuntansi, produksi, penerimaan pesanan dan proses lain.

ERP akan mencatat mulai dari pemesanan hingga produk jadi dan memperbaharui sistem secara keseluruhan

Page 62: MANAJEMEN OPERASI

PENGENDALIAN MUTU

Mutu (quality) : tingkat sejauh mana produk/jasa yang diberikan perusahaan mampu memenuhi keinginan atau harapan pelanggan.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Mutu berhubungan dengan kepuasan pelanggan dan mempengaruhi

keberlangsungan perusahaan Pelanggan akan membeli produk tambahan dari perusahaan tersebut

apabila puas dengan mutu produk sebelumnya. Mutu dapat diukur dengan melihat berbagai karakter misal : seberapa

lama produk bertahan, kemudahan pesanan, kecepatan pengiriman, dll Pengendalian Mutu (quality control) : proses untuk memastikan apakah

mutu dari suatu produk telah memenuhi tingkat yang diinginkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan dalam proses produksi.

Page 63: MANAJEMEN OPERASI

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

TQM Total quality management

merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya

TQM Manajemen Mutu Total (total

quality management-TQM) Penilaian produk secara terus

menerus mulai sejak bahan baku dipesan sampai pelanggan membeli dan menggunakan produk tersebut.

TQM membutuhkan interaksi diantara fungsi-fungsi bisnis :

Fungsi Manajemen Fungsi Pemasaran

----

Page 64: MANAJEMEN OPERASI

Manajemen Mutu Total(Total Quality Management -TQM)

Fungsi2 Manajemen :• Pemesanan persediaan• Mencapai produksi yang efisien• Memastikan standar produksi

Fungsi2 Manajemen :• Pemesanan persediaan• Mencapai produksi yang efisien• Memastikan standar produksi

Fungsi2 pemasaran :• Strategi pemasaran yg efisien• Memastikan kepuasan pelanggan• Mendapatkan saran2 pelanggan untuk peningkatan

Fungsi2 pemasaran :• Strategi pemasaran yg efisien• Memastikan kepuasan pelanggan• Mendapatkan saran2 pelanggan untuk peningkatan

Produkdiproduksi dengan

baik

Produkdiproduksi dengan

baik

Produk dipasarkandan dijual

dengan baik

Produk dipasarkandan dijual

dengan baik

Memberikan umpan balik bagaimana produk dapat ditingkatkan

Page 65: MANAJEMEN OPERASI

Prinsip-prinsip kualitas

Pemenuhan karyawan

Kepuasan pelanggan

Arus aktivitas yang dibutuhkan untuk manajemen mutu total

Manajemen Mutu Total(Total Quality Management -TQM)

Page 66: MANAJEMEN OPERASI

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Karakteristik TQM

1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal

2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas

3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan

4. Memiliki komitmen jangka panjang

5. Membutuhkan kerja sama tim

6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan

7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

8. Memberikan kebebasan yang terkendali

9. Memiliki kesatuan tujuan

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan

Page 67: MANAJEMEN OPERASI

DIMENSI KUALITAS

Dimensi kualitas produk manufaktur menurt Garvin

1. Kinerja (performance) yaitu karakteristik pokok dari produk inti

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap

3. Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya

6. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan

7. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan

8. Estetika (aesthetics) yaitu daya tarik produk terhadap pancaindera

9. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya

Page 68: MANAJEMEN OPERASI

Konsumen Pemasaran Rekayasa Operasi

Spesifikasi Kebutuhan

Interpretasi Kebutuhan

Desain produk

Definisi mutu

Produksi produk

Merencanakan mutu

Monitor mutu

PROSES MUTU DALAM MANUFAKTUR

Page 69: MANAJEMEN OPERASI

DIMENSI KUALITAS

Dimensi kualitas jasa menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman

1. Bukti langsung (Tangibles) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi

2. Kehandalan (Realiability) yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan

3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap

4. Jaminan (assurance) mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan

5. Empati (Emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan

Page 70: MANAJEMEN OPERASI

PRINSIP-PRINSIP MUTU

1. Fokus pelanggan

2. Perbaikan terus menerus

3. Pemberdayaan karyawan

4. Patok duga (benchmarking)

5. Just in time

Pengendalian mutu:

1. Menggunakan teknologi

2. Dilakukan oleh karyawan

3. Melalui sampling

4. Pengawasan keluhan

Page 71: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN MUTU TOTAL

Pengendalian mutu dengan teknologi :Penilaian mutu/kualitas produk dengan

perangkat komputer (sensor elektronik menilai bagian yang rusak, tidak berfungsi, dll)

Melacak/merekam perjalanan produk melalui jaringan komputer (tracer technology) mulai dari titik kontak penjualan awal sampai dengan produk terkirim ke pelanggan bahkan sampai umpan balik pelanggan setelah memakai produk perusahaan. (waktu pertanyaan awal, pemesanan, produksi, pengiriman, bantuan teknis, dst

Tujuan : Seberapa cepat pesanan

dapat dipenuhi Memiliki riwayat

komunikasi dengan pelanggan jika timbul perselisihan di masa yad

Mengetahui jenis bantuan/perbaikan teknis sebagai bahan pertimbangan untuk produk selanjutnya.

Page 72: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN MUTU TOTAL

Pengendalian mutu oleh karyawan : Hakikat : memanfaatkan karyawan untuk menilai mutu

produk perusahaan. Gugus kendali mutu (quality control circle) :

Sekelompok karyawan diminta menilai mutu dari produk dan menawarkan saran-saran untuk peningkatannya.

Memfasilitasi interaksi para pekerja dan manajer dan memberikan rasa tanggungjawab kepada para pekerja (mengedepankan faktor kepercayaan dan tanggungjawab)

Page 73: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN MUTU TOTAL

Pengendalian mutu melalui sampling : Memilih secara acak sebagian produk untuk diuji

kelayakannya sesuai standar mutu yang disyaratkan misal : Sampling 1 unit setiap 100 produk

Prioritaskan untuk berkonsentrasi pada kesalahan yang telah terjadi pada pemeriksaan/sampling sebelumnya

Page 74: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN MUTU TOTAL

Pengendalian mutu melalui Pengawasan Keluhan Penilaian mutu setelah produk dijual (dipakai oleh

konsumen) : Penilaian/evaluasi pada proporsi produk yang

dikembalikan konsumen Umpan balik dari pelanggan : pendapat pelanggan

mengenai mutu produk pasca penjualan (misal 6 bulan)

Alasan : Beberapa produk kadang tidak terlihat sampai

digunakan oleh pelanggan/konsumen Meminimalkan perbedaan (gap) persepsi tentang mutu

antara produsen dan konsumen

Page 75: MANAJEMEN OPERASI

MANAJEMEN MUTU TOTAL

Memperbaiki kekurangan Tujuan dari proses pengendalian mutu tidak

hanya mendeteksi kekurangan mutu, namun juga untuk memperbaikinya

Kekurangan dari mutu dapat disebabkan beberapa faktor antara lain :

Bahan baku dari pemasok (suplier) yang kurang memenuhi syarat

Mutu hasil pekerjaan karyawan kurang memenuhi syarat

Rusaknya mesin/peralatan, dsb

Page 76: MANAJEMEN OPERASI

STANDAR MUTU GLOBAL

Standar mutu dengan pengakuan lembaga bertaraf internasional. ISO (International Standar Organization)

Tidak ada keharusan bagi perusahaan mengikuti standar ini (sukarela)

Bagi yang memenuhi akan mendapatkan sertifikasi yang akan meningkatkan kredibilitas ketika besaing dalam lingkup internasional

Konsumen internasional akan lebih yakin karena ada pengakuan dari lembaga independen bertaraf internasional.

Proses sertifikasi membutuhkan biaya dan waktu (+ 1 th) Standar akan berfokus pada desain, proses manufaktur,

pemasangan dan layanan suatu produk Auditor independen akan memantau dalam tahap tertentu sebelum

memutuskan memberikan sertifikasi ISO 9000 standar terhadap mutu produksi ISO 14000 pengaruh proses produksi terhadap lingkungan hidup

Page 77: MANAJEMEN OPERASI

STANDAR MUTU GLOBAL

Standar mutu memasuki pangsa pasar suatu negara :Standar keamanan Jepang.

Pemerintah Jepang akan memeriksa produk negara asing yang masuk ke negaranya untuk memastikan keamanannya

Upaya proteksi pemerintah Jepang untuk melindungi keberlangsungan perusahaan lokal dari pesaing negara lain.

Konsekuensi produk dalam negeri juga harus mengikuti standar keamanan yang diterapkan bagi produk asing tsb.

Page 78: MANAJEMEN OPERASI

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Produktivitas adalah output produk dan jasa sebuah organisasi dibagi oleh input-inputnya

Peningkatan produktivitas

1. Perbaikan proses informasi

2. Proses kerja

3. Proses orang

4. Proses bisnis global melalui Just In Time

Page 79: MANAJEMEN OPERASI

SKEMA SISTEM PRODUKTIVITAS

INPUTTenaga kerjaModalMaterialTanah Informasi Manajerial

PROSES OUTPUT

FEEDBACK

PRODUKTIVITAS

Page 80: MANAJEMEN OPERASI

SIKLUS PRODUKTIVITAS

TAHAP 2EVALUASI

PRODUKTIVITAS

TAHAP 3PERENCANAAN PRODUKTIVITA

S

TAHAP 4 PENINGKATAN PRODUKTIVIT

AS

TAHAP 1 PENGUKURAN PRODUKTIVIT

AS

Page 81: MANAJEMEN OPERASI

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

PER

BA

IKA

N T

ER

US

ME

NE

RU

S

MEMBANGUN SISTEM INDUSTRI YANG MEMPERHATIKAN ASPEK:• KUALITAS• EFEKTIVITAS• EFISIENSI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI SIKLUS PRODUKTIVITAS

PENINGKATAN PROFITABILITAS MELALUI ATRAKSI DAN LOYALITAS PELANGGAN

Page 82: MANAJEMEN OPERASI

HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS

KASUS JIKA MAKA

PROFITABILITAS PRODUKTIVITAS APA YG AKAN TERJADI

TINDAKAN

1 Tinggi Tinggi Kondisi keuangan akan sehat dan stabil

Pertahankan atau tingkatkan produktivitas dan profitabilitas lebih lanjut

2 Tinggi Rendah Profitabilitas yang tinggi tidak akan berlanjut dalam jangka panjang. Produktivitas rendah akan menggerogoti keuntungan perusahaan

Tingkatkan produktivitas menggunakan siklus produktivitas. Terdapat masalah internal dalam perusahaan itu

Page 83: MANAJEMEN OPERASI

HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DAN PROFITABILITAS

KASUS JIKA MAKA

PROFITABILITAS PRODUKTIVITAS APA YG AKAN TERJADI

TINDAKAN

1 Rendah Tinggi Perusahaan akan menghadapi kerugian dan mungkin akan menuju kebangkrutan

Tingkatkan profitabilitas melalui perbaikan masalah eksternal

2 Rendah Rendah Perusahaan akan bangkrut

Tingkatkan produktivitas dan profitabilitas dengan membangun kembali sistem industri. Terdapat masalah eksternal dan internal

Page 84: MANAJEMEN OPERASI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Kuantitas produksi/kuantitas penggunaan material Total pesanan pembelian/total karyawan bagian

pembelian Volume penjualan/jumlah tenaga kerja bagian

penjualan Total jam tenaga kerja/biaya kompensasi tenaga kerja Pekerjaan yang diselesaikan/pekerjaan yang

dijadualkan Total penjualan perusahaan/anggaran bagian

keuangan Jumlah riset yang dilakukan/biaya total riset

Page 85: MANAJEMEN OPERASI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

PT ABC mempunyai data tentang output yang dihasilkan dan input yang digunakan selama tahun 1997 sebagai berikut:

OUTPUT TOTAL (nilai produksi)=1.500 INPUT Input tenaga kerja =200 Input material (bahan baku) =200 Input modal =300 Input energi (bahan bakar) =100 Input lain-lain =100 Input total =900

Page 86: MANAJEMEN OPERASI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Produktivitas total Produktivitas total= Output total

Input Total Produktivitas total= 1.500 =1,67

900 Nilai produktivitas total sebesar 1,67 dapat

diinterpretasikan bahwa setiap penggunaan input total sebesar Rp 1 juta akan menghasilkan output total sebesar Rp 1,67 juta

Page 87: MANAJEMEN OPERASI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

PRODUKTIVITAS RUMUS KASUS HASIL

Tenaga kerja output/tenaga kerja 1.500/200 7,50

Material output/material 1.500/200 7,50

Modal output/modal 1.500/300 5,00

Energi output/energi 1.500/100 15,00

Input lain Output/input lain 1.500/100 15,00

PRODUKTIVITAS PARSIAL

Nilai produktivitas tenaga kerja 7,50 menunjukkan bahwa setiap penggunaan input tenaga kerja sebesar Rp 1 juta akan menghasilkan output sebesar Rp 7,5 juta