Upload
numan-latief
View
136
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bab ini menguraikan tentang asuhan keperawatan kelompok lansia di ruang anggrek
Citation preview
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK PADA LANSIA
DI RUANG ANGGREK PSTW BUDI MULYA 03 CIRACAS
Bab ini menguraikan tentang asuhan keperawatan kelompok lansia di ruang anggrek PSTW Budi
Mulya 03 Ciracas, Jakarta Timur yang dilaksanakan dari tanggal 20 Desember 2011 s/d 13
Januari 2012. Pemberian asuhan keperawatan kelompok pada lansia, yaitu menggunakan
pedekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Metode pengkajian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik,
maka diperoleh data Warga Binaan Sosial (WBS) sebagai berikut :
1. Identitas (Kelompok)
Tabel 1Distribusi Kelompok Usia Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Penggolongan umur Jumlah Persentase1. 41 – 50 tahun 1 orang 4.8 %2. 50 – 60 Tahun 2 orang 9.5 %3. 61 – 70 Tahun 10 orang 47.6 %4. 71 – 80 tahun 8 orang 38.1 %
Jumlah 21 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan jumlah lansia terbanyak berumur 61 – 70
tahun , yaitu sebanyak 10 orang (47.6 %). Pada usia ini telah terjadi kemunduran pada
organ tubuh. Kemunduran pada lansia berasal dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran
pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika
memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
Tabel 2
34
Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Jumlah WBS di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Tingkat pendidikan Jumlah Presentase
1. Tidak Sekolah 19 orang 76.2 %
2. SD / SR 3 orang 14.3 %
3. SMP 1 orang 4.8 %
4. SMA 1 orang 4.8 %
Jumlah 21 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kelompok lansia tidak
bersekolah sebanyak 76.2 %. Hal ini perlu diperhatikan pada saat pemberian pendidikan
kesehatan, terutama dalam aspek media, metode dan strategi pelaksanaan pendidikan
kesehatan.
Tabel 3Distribusi Kelompok Agama Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
1. Islam 19 orang 76.2 %
2. Kristen 3 orang 14.3 %
Jumlah 21 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kelompok lansia
beragama Islam, yaitu sebesar 76.2 %. Hal ini perlu diperhatikan dalam melakukan
kegiatan ibadah bagi WBS sesuai dengan agamanya.
Tabel 4
35
Distribusi Kelompok Suku Berdasarkan Jumlah WBS di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Tingkat pendidikan Jumlah Presentase
1. Batak 1 orang 4.8 %
2. Cina 1 orang 4.8 %
3. Sunda 2 orang 9.5 %
4. Jawa 17 orang 81 %
Jumlah 21 orang 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kelompok lansia
bersuku Jawa sebanyak 81 %. Hal ini perlu diperhatikan pada saat melakakukan
komunikasi dengan lansia dan pengeahuan tentang akan kultur budaya lansia tersebut.
2. Biologi (Kelompok)
a. Gangguan Penglihatan
Tabel 5Distribusi Gangguan Penglihatan Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Gangguan Penglihatan Jumlah Persentase1. Normal 12 57.1 %2. Katarak 2 9.5 %3. Rabun 7 33.3 %
Jumlah 25 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami gangguan
penglihatan katarak sebanyak 2 orang (9.5 %) dan lansia yang mengalami rabun
sebanyak 7 orang (33.3 %). Para lansia yang mengalami gangguan penglihatan rabun
tersebut tidak memakai alat bantu, seperti kacamata. Lansia yang katarak pun sampai
saat ini belum pernah dioperasi. Mereka mengeluh tidak ada biaya untuk operasi, oleh
karena itu, mereka sangat berharap untuk bisa dioperasi di panti agar mereka dapat
melihat dengan normal kembali. Dampak yang dapat terjadi bila lansia tersebut
mengalami gangguan penglihatan, yaitu lansia akan terjatuh dan dapat mengalami
cidera karena aspek kimia atau bahkan benda tajam.
36
b. Gangguan Kebersihan Diri (mandi, gosok gigi, keramas, menggunting kuku)
Tabel 6Distribusi Gangguan Kebersihan Diri: Mandi Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Gangguan Mandi Jumlah Persentase1. Ya 4 19 %2. Tidak 17 81 %
Jumlah 25 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami gangguan
kebersihan diri: mandi, yaitu sebanyak 19 %. Hal ini dikarenakan lansia merasa malas
untuk melakukan mandi. Mereka merasa diri mereka tidak bau karena mereka tidak
banyak melakukan aktivitas di panti. Diamping itu, ada juga yang mengeluh takut jatuh
bila sedang mandi karena lantai kamar mandi terasa licin.
Tabel 7Distribusi Gangguan Kebersihan Diri: Gosok Gigi Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Gangguan Gosok Gigi Jumlah Persentase1. Ya 8 38.1 %2. Tidak 13 61.9 %
Jumlah 25 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami gangguan
kebersihan diri: gosok gigi, yaitu sebanyak 38.1 %. Hal ini dikarenakan kurang
termotivasinya lansia dalam melakukan kebersihan gigi. Disamping itu, mereka berkilah
bahwa gigi mereka sudah banyak yang tanggal, maka dari itu mereka malas untuk
membersihkan gigi mereka. Hal ini akan berdampak panjang, yaitu dapat menimbulkan
infeksi pada area mulut lansia serta akan menimbulkan bau mulut lansia yang akan
mengganggu interaksi sosial lansia. Berdasarkan hasil pengamatan, hanya terdapat
beberapa lansia di ruang anggrek yang memiliki gigi palsu.
Tabel 8Distribusi Gangguan Kebersihan Diri: Keramas Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
37
No. Gangguan Keramas Jumlah Persentase1. Ya 9 42.9 %2. Tidak 12 57.1 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa bahwa lansia yang mengalami
gangguan kebersihan diri: keramas, yaitu sebanyak 42.9 %. Para lansia ini mengakui
jika mereka keramas paling sering 2x dalam seminggu. Gangguan kebersihan ini
diakibatkan karena kurang termotivasinya lansia untuk membersihkan rambut mereka.
Tabel 9Distribusi Gangguan Kebersihan Diri: Gunting Kuku
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Gangguan Gunting Kuku Jumlah Persentase1. Ya 8 38.1 %2. Tidak 13 61.9 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami gangguan
kebersihan diri: gunting kuku, yaitu sebanyak 38.1 %. Hal ini dikarenakan oleh
gangguan penglihatan yang sudah menurun, sehingga membuat para lansia malas untuk
menggunting kuku. Disamping itu, kurang termotivasinya lansia dalam melakukan
kebersihan diri juga ikut mempengaruhi lansia dalam melakukan perawatan kebersihan
diri mereka.
c. Masalah Keterbatasan Gerak
Tabel 10Distribusi Masalah Keterbatasan Gerak Berdasarkan Jumlah WBS di Ruang
Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Masalah Keterbatasan Gerak Jumlah Persentase1. Ada 8 38.1 %2. Tidak ada 13 61.9 %
Jumlah 21 100 %Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ada masalah keterbatasan gerak
pada lansia, yaitu sebanyak 38.1 %. Hal ini karena lansia mengalami proses degeneratif.
Keterbatasan gerak lansia ini membuat klien sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari,
38
misalnya sulit untuk mengikuti kegiatan ibadah. Para lansia yang memiliki keterbatasan
gerak ini kebanyakan tidak memakai alat bantu untuk bergerak. Hal ini akan
menimbulkan dampak kontraktur pada lansia.
Tabel 11Distribusi Alat Bantu Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Alat Bantu Jumlah Persentase1. Tongkat 1 4.76 %2. Kursi Roda 1 4.76 %3. Tidak Memakai 19 90.48 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas lansia tidak memakai alat
bantu, yaitu sebanyak 90.48 %. Dan hanya 4.76 % lansia yang memiliki alat bantu
tongkat serta kursi roda di ruang anggrek.
d. Masalah Pendengaran
Tabel 12Distribusi Masalah Pendengaran Berdasarkan Jumlah WBS PSTW di Ruang
Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Masalah Pendengaran Jumlah Persentase1. Ya 9 42.9 %2. Tidak 12 57.1 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang mengalami masalah
dengan pendengaran, yaitu sebanyak 42.9 %. Hal ini dikarenakan oleh kemunduran
organ pada lansia, termasuk pendengaran.
e. Masalah Perawatan Diri
Tabel 13Distribusi Masalah Mengganti Baju Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
39
No. Mengganti Baju Jumlah Persentase
1. Ya 5 23.8 %2. Tidak 16 76.2 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa lansia yang memiliki masalah
dalam perawatan diri: mengganti baju pada lansia, yaitu sebanyak 23.8 %. Hal ini
dikarenakan kurang termotivasinya lansia dalam hal perawatan diri.
f. Masalah Ketergantungan Obat
Dari hasil observasi dan wawancara kami terhadap para lansia di ruang anggrek
mengenai penggunaan obat, terdapat 25 lansia (100%) hanya meminta obat jika
sakit.
g. Pelayanan Kesehatan Yang digunakan
Dari hasil observasi dan wawancara kami, pelayanan kesehatan yang digunakan
para lansia adalah sebuah klinik yang berada di ruangan cendrawasih. Di klinik
tersebut tersedia beberapa macam obat yang biasa digunakan untuk para lansia.
Ketika ada lansia yang kondisinya memburuk dan membutuhkan pelayanan
kesehatan yang lebih lanjut atau darurat maka petugas segera merujuk
membawanya ke Rumah Sakit Daerah.
h. Rekreasi
Dari hasil wawancara kepada para lansia, bahwa di panti tidak ada acara rekreasi
keluar panti, mereka hanya keluar bila ada undangan dari departemen atau panti
lain. Untuk menghibur para lansia dan pengganti acara rekreasi keluar panti, maka
diadakan panggung gembira setiap hari Selasa. Para lansia di ruang anggrek
mengatakan jika mereka menghibur diri masing-masing dengan cara berbicang-
bincang satu sama lain atau mendengarkan radio bagi lansia yang memiliki radio.
i. Pola makan dan minum
Tabel 14Distribusi Pola Makan Berdasarkan Jumlah WBS
40
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Pola makan Jumlah Persentase1. Tidak dihabiskan 15 71.4 %2. Dihabiskan 6 28.6 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pola makan pada lansia
mayoritas tidak dihabiskan, yaitu sebanyak 71.4 %. Hal ini perlu diperhatikan
karena usia mereka yang telah lanjut menyebabkan mereka lebih lama dalam
mencerna makanan yang dikonsumsi. Disamping itu, menu makanan yang kurang
variatif membuat para lansia kurang nafsu untuk makan.
Tabel 15Distribusi Pola minum Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Pola minum Jumlah Persentase1. < 4 gelas/hari 15 71.4 %
2. ≥ 4 gelas/hari 16 28.6 %Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pola minum pada lansia
mayoritas < 4 gelas/hari, yaitu sebanyak 80%. Hal ini dikarenakan para lansia takut
bila minum banyak, mereka akan sering keluar masuk kamar mandi untuk BAK.
Sedangkan para lansia ini takut jatuh bila terlalu sering ke kamar mandi karena
lantai kamar mandi yang licin.
3. Psikologi Kelompok
Tabel 16Distribusi psikologi Kelompok Berdasarkan Jumlah WBS
41
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Psikologi Kelompok Jumlah Persentase1. Harga Diri Rendah 1 4.8 %2. Emosi 1 4.8 %3. Berbicara Ngaco 3 14.3 %4. Kooperatif 16 76.2 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa psikologi kelompok pada lansia
mayoritas kooperatif, yaitu sebanyak 76.2 %.
4. Ibadah Kelompok
Tabel 17Distribusi Ibadah Kelompok Berdasarkan Jumlah WBS
di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Ibadah Kelompok Jumlah Persentase1. Tidak pernah 6 28.6 %2. Jarang 9 42.9 %3. Selalu 6 28.6 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa ibadah kelompok pada lansia
mayoritas jarang, yaitu sebanyak 42.9 %. Hal ini dikarenakan para lansia tersebut
kurang termotivasi untuk melakukan kegiatan ibadah. Disamping itu, fasilitas ibadah
yang minim, seperti musholla yang berada di lantai 1 membuat para lansia jarang untuk
mengikuti kegiatan sholat berjamaah. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak panti agar
membangun fasilitas ibadah di tiap lantai.
5. Jenis Penyakit
Tabel 18
42
Distribusi Jenis Penyakit Berdasarkan Jumlah WBS di Ruang Anggrek PSTW Budi Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur
No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase1. Hipertensi 6 28.57 %2. Reumatik 8 38.10 %3. Katarak 1 4.76 %4. Pasca Stroke 2 9.52 %5. Polio 1 4.76 %6. Tidak Ada Keluhan 3 14.29 %
Jumlah 21 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang dialami kelompok
lansia tersebut adalah mayoritas menderita reumatik, yaitu sebanyak 38.10 %. Hal ini
perlu diperhatikan dalam pemberian obat dan penyuluhan kesehatan bagi para lansia.
Data Hasil Wawancara dan Observasi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di ruang anggrek PSTW Budi
Mulia 03 Ciracas, Jakarta Timur ditemukan data sebagai berikut:
6. Sosial Kelompok
a. Keadaan ekonomi
Rata-rata penghuni merupakan orang yang terlantar ( hasil penertiban ). Biaya panti
ditanggung oleh pemerintah. Biasanya setiap bulan lansia diberi uang kesejahteraan
sebanyak Rp 10.000.
b. Hubungan Sosial
Hubungan antar penghuni panti cukup baik meskipun ada beberapa yang suka
bekelahi. Rata-rata keluarga WBS tinggal di luar kota dan sebagian ada yang tidak
mengetahui bahwa WBS berada di panti.
c. Kegiatan Sosial
Kegiatan Sosial yang diikuti para WBS di ruang anggrek kurang, dikarenakan
kurangnya motivasi dari para lansia.
7. Keadaan lingkungan
a. Lingkungan dalam ruangan
43
Penerangan di panti cukup terang, pagi dan sore cahaya bisa masuk lewat jendela,
sedangkan malam hari memakai lampu penerangan, lingkungan di panti terkadang
licin, ventilasi di setiap ruangan cukup baik dan sinar matahari dapat masuk ke
beberapa ruangan.
b. Lingkungan di luar ruangan
Letak daerah panti tidak terlalu dekat dengan jalan raya kurang lebih 300 meter dari
jalan raya, terdapat lapangan untuk sarana olahraga senam, saluran air (got) cukup
bersih.
c. Sumber Air Minum
Pada ruangan anggrek air minum didapatkan dari petugas yang beberapa saat
mengisi air ke teko setiap lansia.
B . ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem
44
1. Terdapat 28.57 % lansia yang menderita hipertensi.
Terdapat 33.33 % lansia yang mengeluh nyeri (sakit kepala).
Rata-rata klien mengeluh pusing setiap hari dan membuat klien susah tidur.
Rata-rata klien tampak memijat-mijat kepalanya dan memakai koyo bila merasakan nyeri (sakit kepala).
Rata-rata klien menderita nyeri (sakit kepala) dengan skala sedang (4-6).
Peningkatan tekanan vaskular serebral
Nyeri akut
2. Terdapat 38.1 % lansia yang mengalami keterbatasan gerak.
Rata-rata lansia di ruang anggrek lebih memilih untuk tidur dari pada beraktivitas karena mengeluh kepalanya sakit jika banyak melakukan kegiatan.
Rata-rata klien mengeluh pusing jika kelelahan setelah beraktivitas.
Penurunan cardiac output
Intoleransi aktivitas
3. Terdapat 76.2 % lansia yang tidak bersekolah.
Rata-rata lansia bertanya-tanya mengapa tekanan darahnya bisa tinggi.
Rata-rata lansia tidak ada pantangan makanan.
Rata-rata lansia tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.
Kurangnya informasi Kurang Pengetahuan tentang Hipertensi
Dengan demikian didapatkan 3 diagnosa keperawatan gerontik pada kelompok lansia di ruang anggrek, diantaranya : 1. Nyeri akut pada kelompok lansia di ruang anggrek b.d peningkatan tekanan vaskular
serebral.2. Intoleransi aktivitas pada kelompok lansia di ruang anggrek b.d penurunan cardiac
output.3. Kurang Pengetahuan tentang hipertensi pada kelompok lansia di ruang anggrek b.d
kurangnya informasi.
45
C. RENCANA KEPERAWATAN
Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional1. Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada para lansia di ruang anggrek PSTW Budi Mulya 03 Ciracas selama 4 hari, diharapkan nyeri yang diderita lansia dapat berkurang atau terkontrol dengan Kriteria Hasil:1. Melaporkan nyeri/
ketidaknyamanan hilang/ terkontrol.
2. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.
3. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
2. Lakukan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, mis: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.
3. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
4. Observasi intensitas dan skala nyeri.
5. Ajarkan klien management nyeri: teknik relaksasi progressive otot.
6. Berikan sesuai indikasi : obat analgesik.
1. Mengatur posisi pasien dapat mengurangi rasa nyeri.
2. Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebaral dan yang memperlambat/ memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
3. Pusing dan peningkatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala. Pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.
4. Melihat hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
5. Teknik relaksasi progressive otot dapat mengurangi rasa nyeri.
6. Menurunkan/ mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis.
2. Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada para lansia di ruang anggrek PSTW Budi Mulya 03 Ciracas selama 3 hari, diharapkan lansia dapat beraktivitas secara bertahap, dengan Kriteria Hasil:1. Lansia dapat melakukan ADL
mandiri.
1. Lakukan latihan ROM.
2. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri bertahap jika dapat
1. Tindakan ROM dapat mempertahankan kekuatan otot sesuai kemampuan.
2. Pengaturan posisi pasien yang nyaman dapat membantu perbaikan sirkulasi oksigen.
3. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
46
2. Ikut serta dalam kegiatan. ditoleransi. 4. Berikan bantuan sesuai
kebutuhan.
5. Observasi respon pasien terhadap aktifitas dan kemajuan mobilitas pasien.
6. Anjurkan dan ajarkan klien tentang teknik penghematan energi misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk disaat menyisir rambut dan melakukan aktifitas dengan perlahan.
4. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.
5. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas dan untuk mendeteksi perkembangan klien.
6. Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energi, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
3. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada para lansia di ruang anggrek PSTW Budi Mulya 03 Ciracas selama 3 hari, diharapkan terpenuhinya informasi tentang penyakit hipertensi Kriteria Hasil :Pengetahuan lansia akan meningkat tentang :- Pengertian hipertensi- Tanda dan gejala hipertensi- Penyebab hipertensi- Akibat hipertensi- Pengobatan dan pencegahan
hipertensi
1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang hipertensi.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi, meliputi:- Pengertian hipertensi- Tanda dan gejala hipertensi- Penyebab hipertensi- Akibat hipertensi- Pengobatan dan pencegahan
hipertensi3. Evaluasi tentang pengetahuan
klien.
1. Dasar untuk menentukan materi dalam pemberian pendidikan kesehatan.
2. Mengetahui sampai sejauh mana klien memahami tentang penyakit yang dideritanya.
3. Memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya.
47
4. PELAKSANAAN DAN EVALUASI
NO. TANGGAL DX KE PELAKSANAAN EVALUASI1. Rabu,
5 Januari 20121 - Melakukan
pemeriksaan vital sign.
- Mengobservasi intensitas dan skala nyeri.
S : - Para lansia mengatakan senang karena telah diperiksa tekanan darahnya.
- Para lansia mengatakan senang karena telah tahu tekanan darahnya.
- Para lansia mengatakan sulit tidur jika mengalami pusing.
- Beberapa lansia mengatakan aktivitasnya jadi terganggu bila pusing.
O : - Vital sign rata- rata lansia TD: 140 mm/HgN : 60-80 x/mntP : 18-22 x/mntS : 35-37 0C
- Tampak lansia senang menerima kehadiran mahasiswa.
- Tampak beberapa lansia mengatakan pusing.
- Tampak beberapa lansia memakai koyo di keningnya pada saat diperiksa ttv.
- Rata-rata skala nyeri para lansia dengan skala sedang (4-6).
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi untuk:- Pantau vital sign,
khususnya tekanan darah.
- Anjurkan klien untuk mekijat daerah sekitar leher dan dahi bila sedang pusing.
- Ajarkan lansia teknik relaksasi.
2. Jum’at, 7 Januari 2012
1 - Melakukan pemeriksaan vital sign.
- Menganjurkan klien untuk memijat
S : - Beberapa lansia mengatakan sedang pusing.
- Rata-rata lansia mengatakan suka memakai koyo atau balsam apabila
48
daerah sekitar leher dan dahi dengan balsam apabila klien merasa pusing.
sedang pusing.
O: - Vital sign rata- rata lansia TD: 140 mm/HgN : 60-80 x/mntP : 18-22 x/mntS : 35-37 0C
- Tampak lansia senang menerima kehadiran mahasiswa.
- Tampak beberapa lansia mengatakan pusing.
- Tampak beberapa lansia memakai koyo di keningnya pada saat diperiksa ttv.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi;ajarkan lansia teknik relaksasi.
3. Senin,9 Januari 2012
1 - Melakukan pemeriksaan vital sign.
- Melakukan kontrak kegiatan untuk TAK yang akan dilakukan pada hari Selasa.
S : - Lansia menanyakan kegiatan apa yang akan dilakukan di TAK pada hari Selasa.
O: - Vital sign rata- rata lansia TD: 140-160 mm/HgN : 60-80 x/mntP : 18-22 x/mntS : 35-37 0C
- Lansia bersedia dan tampak bersemangat untuk mengikuti kegiatan TAK.
A : Masalah teratas sebagian.
P : Lanjutkan intervensi:kegiatan TAK ROM
4. Selasa, 10 Januari 2012
1 - Melakukan TAK teknik relaksasi progressive otot .
S : - Lansia mengatakan bertambah pengetahuan setelah mengikuti kegiatan TAK.
- Lansia mengatakan senang karena telah mengikuti TAK.
- Lansia mengatakan baru pertama kali melakukan teknik relaksasi progresive otot.
49
O: Lansia tampak kooperatifdan senang serta dapat mengikuti kegiatan TAK sampai selesai.
A : Masalah teratas sebagian.
P : Lanjutkan intervensi:memotivasi lansia dalam melakukan teknik relaksasi progressive otot.
50