30
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI Disusun oleh : Kelompok III A - Anita Simanungkalit - Barnabas - Eda Yoseba Bagre - Elviana Sewe - Mince rejau - Naomi Pigai

Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Disusun oleh :Kelompok III A - Anita Simanungkalit - Barnabas - Eda Yoseba Bagre - Elviana Sewe- Mince rejau- Naomi Pigai

Page 2: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Pengertian Hipertensi pada lansia didefinisikan

dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg atau tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Fatimah, 2010).

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)

Page 3: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)

Tingkat Tekanan Sistolik ( mmHg)

Tingkat Diastolik ( mmHg)

Jadwal kontrol

Tingkat I 140-159 90-99

Tingkat II 160 – 179 100 – 109 1 bulan sekali1 minggu sekali

Dirawat RS

Tingkat III 180 – 209 110 – 119 1 Minggu sekali

Tingkat IV 210 atau Lebih 120 atau Lebih Dirawat d RS

Page 4: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Klasifikasi

Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.

Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Page 5: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Etiologi

1. Elastisitas dinding aorta menurun2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap

tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Page 6: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Next…

- Faktor keturunan: Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

- Ciri perseorangan:a. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )b. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )• Kebiasaan hidupa. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)b. Kegemukan atau makan berlebihanc. Stressd. Merokoke. Minum alcoholf. Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Page 7: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Next…

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah penyakit-penyakit seperti Ginjal, Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga diakibatkan karena Obat–obatan Kontrasepsi oral, Kortikosteroid

Page 8: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer.

Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.

Page 9: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Page 10: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjad : 1. Tidak ada gejala 2. Gejala yang lazim Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis

beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

Page 11: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Pemeriksaan Penunjang

1. Hemoglobin/hematokrit 2. BUN 3. Kalium dan kalsium serum 4. Kolesterol dan trigliserid

serum 5. Pemeriksaan tiroid 6. Urinalisa 7. Asam urat 8. EKG

Page 12: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

PENATALAKSANAAN

Pengelolaan hipertensi bertujuan u/ mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang b.d pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan peny. hipertensi meliputi :

1. Terapi tanpa Obat2. Terapi dengan Obat

Page 13: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

TERAPI TANPA OBAT

Dilakukan pd hipertensi ringan seperti :1. Diet : Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5

gr/hr, Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh, Penurunan berat badan, Menghentikan merokok.

Page 14: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Latihan fisik atau olah raga yang terarah dg 4 prinsip:

a. Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.

b. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

c. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan

d. Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

Page 15: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Edukasi psikologis :a. Teknik biofeedback suatu tehnik yang dipakai untuk

menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

b. Teknik relaksasi suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

c. Penkes/Penyuluhan

Page 16: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Page 17: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ):

• Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

• Step 2: Alternatif yang bisa diberikan :Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan

pertamaDitambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.

• Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain

• Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapiUntuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan

Page 18: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Komplikasi

Page 19: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

• Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, cedera cerebrovaskuler, dan gagal ginjal.

• Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah: 1. Krisis Hipertensi2. Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan

penyakit jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada penderita hipertensi.

3. Penyakit jantung cerebrovaskuler : hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke bertambah dengan setiap kenaikan tekanan darah.

4. Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri yang meningkat dan kembali normal apabila tekanan darah diturunkan.

5. Nefrosklerosis karena hipertensi.6. Retinopati hipertenssi.

Page 20: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Konsep Keperawatan Pengkajian, meliputi :• Identitas Pasien: Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara

lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.

• Riwayat atau adanya factor resiko• Riwayat garis keluarga tentang hipertensi• Penggunaan obat yang memicu hipertensi• Aktivitas / istirahat- Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.- Frekuensi jantung meningkat- Perubahan irama jantung- Takipnea• Integritas ego- Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau

marah kronik.- Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan

dengan pekerjaan).

Page 21: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

• Makanan dan cairan : Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.

• Nyeri atau ketidak nyamanan : Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung

• Nyeri hilang timbul pada tungkai.• Sakit kepala oksipital berat seperti yang

pernah terjadi sebelumnya.• Nyeri abdomen.

Page 22: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

• Pengkajian Persistem : • Sirkulasi• Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung

koroner atau katup dan penyakit cerebro vaskuler.• Episode palpitasi,perspirasi.• Eleminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.

• Neurosensori :• Keluhan pusing.• Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat

bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam).

• Pernapasan • Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja• Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.• Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.• Riwayat merokok

Page 23: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Diagnosa yang mungkin muncul

1. Nyeri b.d peningkatan tekanan vascular Cerebral2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi b.d

peningkatan afterload, vasokontriksi4. Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b.d

kebutuhan metabolic5. Koping individu tidak efektif b. d system pendukung

yang tidak adekuat6. Kurang pengetahuan b. d kurang informasi atau

keterbatasan kognitif.

Page 24: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Rencana Asuhan Keperawatan

• Diagnosa I : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral

• Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 X 24 jam, diharapkan nyeri dapat berkurang.

Page 25: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Intervensi 1. Pertahankan tirah baring selama fase

akutRasional : Meminimalkan

stimulasi/meningkatkan relaksasi2. Berikan tindakan non farmakologi

untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik relaksasi.

Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat atau memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya

3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk

Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular cerebral

Page 26: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Next…

Diagnosa II: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umu

Tujuan kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan klien dapat melakukan aktivitasnya sesuai toleransi.

Page 27: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Intervensi 1. Kaji respon pasien terhadap

aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan : pusing atau pingsan.

Rasional : menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

2. Instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.

Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Page 28: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

Evaluasi 1. Pasien melaporkan

nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol

2. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja jantung.

Page 30: Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi

THANK’S FOR ATTENTION BE THE BEST NURSE