28
A. Konsep Dasar Medis 1. Definisi Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. (Hidayat, 2006). Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.(www.medicastore.com) 2. Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia, bursae dan persendian. a. Tulang Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium. Fungsi tulang adalah sebagai berikut: Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru- paru) dan jaringan lunak. 1

Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

A. Konsep Dasar Medis

1. Definisi

Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik

yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit

ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat, 2006).

Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian

(biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga

terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan

bagian dalam sendi.(www.medicastore.com)

2. Anatomi dan Fisiologi

Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon, fasia,

bursae dan persendian.

a. Tulang

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang

berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “osteogenesis”

menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses

mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.

Fungsi tulang adalah sebagai berikut:

• Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.

• Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.

• Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan

pergerakan )

• Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema

topoiesis).

• Menyimpan garam-garam mineral. Misalnya kalsium, fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan

bentuknya:

• Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan dua

epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis

dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular )

• Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous

(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

• Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat

dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.

• Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.

• Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar

tulang yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon

danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)

b. Otot

Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk

menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh. Kelompok otot

terdiri dari:

• Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi untuk

memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan

menghasilkan panas

• Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran

perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom dan

kontraksinya tidak dibawah control keinginan.

• Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah

control keinginan.

c. Kartilago

Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.

Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi mencapai kesel-

sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada

di perichondrium (fibros yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat

kolagen didapatkan pada kartilago.

d. Ligament

Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana

merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e. Tendon

Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang

membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung

yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Pembungkus ini dibatasi oleh membrane synofial yang memberikan

lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

f. Fasia

Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang

didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai

pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang

membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui sebagai fasia

dalam.

g. Bursae

Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu

tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi pada

kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae bertindak sebagai

penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada olecranon bursae, terletak

antara presesus dan kulit.

h. Persendian

Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka

tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah

dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan ditetapkan

berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan dan klasifikasi

didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.

Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:

• Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)

• Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)

• Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya)

Perubahan fisiologis pada proses menjadi tua

Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah

mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa kanak-

kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang cepat atau

timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system muskuloskeletal dan

fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama proses menjadi tua.

Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu kelanjutan dari

kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan prnyambung, penurunan pada

jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan dan hilangnya serat otot, tonus dan

kekuatan.

Perubahan fisiologis yang umum adalah:

• Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm.

pada maturasi usia tua.

• Lebar bahu menurun.

• Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha

3. Etiologi

Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa

hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :

• Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan

faktor Rematoid

• Gangguan Metabolisme

• Genetik

• Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial)

4. Patofisiologi

Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium

merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang

menimbulkan respon ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak peningkatan

jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama sel mononukleus

privaskular. Seiring dengan perkembangan proses sinovium edematosa dan

menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon vilosa.

Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :

a. Stadium Sinovisis

b. Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang

ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat

maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.

c. Stadium Destruksi

d. Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi

juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.

e. Stadium Deformitas

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

f. Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,

deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

5. Tanda dan Gejala

Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

a. Nyeri persendian

b. Bengkak (Rheumatoid nodule)

c. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari

d. Terbatasnya pergerakan

e. Sendi-sendi terasa panas

f. Demam (pireksia)

g. Anemia

h. Berat badan menurun

i. Kekuatan berkurang

j. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi

k. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal

l. Pasien tampak anemic

Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :

a. Gerakan menjadi terbatas

b. Adanya nyeri tekan

c. Deformitas bertambah pembengkakan

d. Kelemahan

e. Depresi

Gejala Extraartikular :

a. pada jantung :

Rheumatoid heard diseasure

Valvula lesion (gangguan katub)

Pericarditis

Myocarditis

b. pada mata :

Keratokonjungtivitis

Scleritis

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

c. pada lympa : Lhymphadenopathy

d. pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis

e. pada otot : Mycsitis

6. Pemeriksaan Diagnostik

• Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.

• Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.

• Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.

• LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali

normal sewaktu gejala-gejala meningkat

• Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.

• SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.

• JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.

• Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun

sebagai penyebab AR.

• Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan

lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan

(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil

jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara

bersamaan.

• Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium

• Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi

• Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar

dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon

inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan

lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).

• Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan

perkembangan panas.

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang

simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap

sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau

gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Kriteria Artritis rematoid menurut American Reumatism Association

( ARA ) adalah:

1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).

2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada

satu sendi.

3. Pembengkakan (oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan)

pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6

minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

5. Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

Klasik: bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu

Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu.

Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-

kurangnya selama 4 minggu.

7. Penatalaksanaan Medik

Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :

a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan

prognosis penyakit ini

b) Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat

c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini

bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien

d) Termoterapi

e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

f) Pemberian Obat-obatan :

• Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada

dosis yang telah ditentukan.

• Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :

• Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty

Inflamatory)

• Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)

• Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)

• Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)

• Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

8. Komplikasi

a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses

granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule

b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot

c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli

d. Terjadi splenomegali

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan keterlibatan

organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan

misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk

arthritis lainnya.

Pengkajian 11 Pola Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan- Pemeliharaan Kesehatan

• Apakah pernah mengalami sakit pada sendi-sendi?

• Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya?

• Riwayat keluarga dengan RA

• Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun

• Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

2. Pola Nutrisi Metabolik

• Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang banyak

mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)

• Riwayat gangguan metabolic

3. Pola Eliminasi

• Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?

4. Pola Aktivitas dan Latihan

• Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit

• Jenis aktivitas yang dilakukan

• Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas

• Tidak mampu melakukan aktifitas berat

5. Pola Istirahat dan Tidur

• Apakah ada gangguan tidur?

• Kebiasaan tidur sehari

• Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur

• Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?

6. Pola Persepsi Kognitif

• Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

• Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?

• Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?

8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama

• Bagaimana hubungan dengan keluarga?

• Apakah ada perubahan peran pada klien?

9. Pola Reproduksi Seksualitas

• Adakah gangguan seksualitas?

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress

• Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?

11. Pola Sistem Kepercayaan

• Agama yang dianut?

• Adakah gangguan beribadah?

• Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi

cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus

pada diri sendiri, Perilaku distraksi/ respons autonomic

Perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:

• Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

• Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

• Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

• Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam

program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional :

a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat

faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal (R/

Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program)

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur

sesuai kebutuhan (R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan

mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress

pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang terinflamasi/nyeri)

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter,

bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan

mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri

dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat

tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang

menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu

bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk

mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air

kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan relaksasi

otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di

pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat

disembuhkan)

f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi

nyeri)

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi

progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman

imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/ Meningkatkan

relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan

kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk

situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan

stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)

h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

(R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme,

memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)

i. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/

sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi

kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)

j. Berikan kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat

menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,

nyeri, penurunan kekuatan otot.

Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan

untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.

Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan

otot/ kontrol dan massa ( tahap lanjut ).

Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

• Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan

kontraktur.

• Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/

atau kompensasi bagian tubuh.

• Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan

aktivitas

Intervensi dan Rasional:

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/

Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari

peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas

untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam

hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama

eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah

kelelahan mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan

isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi

sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat

menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat

merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.

Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan

mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan

meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian

pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi

kulit)

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace

(R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan

memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,

mengurangi kontraktor)

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri,

dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan

mobilitas)

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan

pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/ Menghindari

cidera akibat kecelakaan/ jatuh)

i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam

memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada

kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan

tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko

imobilitas)

k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin

dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut).

3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Dapat dibuktikan oleh : Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan

penampilan.

Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan

pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat.

Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.

Perasaan tidak berdaya, putus asa.

Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk

menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan

keterbatasan.

• Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Intervensi dan Rasional:.

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,

harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa

takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)

b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.

Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan

gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual. (R/Mengidentifikasi

bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan

orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling

lebih lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima

keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat

mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya

sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/ Nyeri

konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum

terjadi)

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun

metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/

Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat

meningkatkan perasaan harga diri)

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal

aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan

mendorong berpartisipasi dalam terapi)

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan

penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)

i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk

merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif.

Meningkatkan rasa percaya diri)

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis

psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan

dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/

ketidakmampuan)

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan

obat-obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat

munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan

koping yang lebih efektif)

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan

kemampuan individual.

• Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

• Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat

memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi

penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin

dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang

diperlukan pada keterbatasan saat ini).

b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/

Mendukung kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi

/rencana untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk

meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)

d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk

menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis;

memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu,

menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan

dengan evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang

mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan

perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai

bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)

5. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat, kesalahan

interpretasi informasi.

Dapat dibuktikan oleh : Pertanyaan/ permintaan informasi, pernyataan kesalahan

konsep.

Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

• Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya

hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

Intervensi dan Rasional:.

a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. (R/

Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi)

b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui

diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat.(R/

Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan

lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas)

c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang

realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik,

dan manajemen stres. (R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas

pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks)

d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. (R/

Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada

waktu tidur. (R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS

akan meningkatkan tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)

f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus,

perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. (R/ Memperpanjang dan

memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus

umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi)

g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan

obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. (R/ Banyak produk

mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar

layak obat/ efek samping yang berbahaya)

h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak

mengandung vitamin, protein dan zat besi. (R/ Meningkatkan perasaan

sehat umum dan perbaikan jaringan)

i. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan

informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. (R/ Pengurangan berat

badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut,

pergelangan kaki, telapak kaki)

j. Berikan informasi mengenai alat bantu (R/ Mengurangi paksaan untuk

menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara

lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan)

k. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri untuk

mempersiapkan makanan dan mandi (R/ Mencegah kepenatan,

memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian)

l. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat istirahat

maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi

tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang

ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama

menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika

memungkinkan. ( R: mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari

gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya

dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang

tepat. (R: mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit)

n. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium,

mis: LED, Kadar salisilat, PT. (R; Terapi obat obatan membutuhkan

pengkajian/ perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal

dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya.

o. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan ( R: Informasi mengenai

posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan

seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan

harga diri/ percaya diri.).

p. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada).

(R: bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan

maksimal).

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Reumatoid Artritis

Referensi :

Hollmann DB. Arthritis & musculoskeletal disorders. In: Tierney LM, McPhee,

Papadakis MA (Eds): Current Medical Diagnosis & Treatment, 34 th ed.,

Appleton & Lange, International Edition, Connecticut 2005, 729-32.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta : EGC. 2002.

http://www.perawatblogger.com./

asuhan_keperawatan_rheumatoid_artritis.html( di akses

07 Desember 2009 ).

http://www.askepnurse.blogspot.com/askep_rheumatoid_artritis.mht ( diakses

tanggal 11 Desember 2009)

19