Upload
vie-hudriyah
View
50
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASKEP LANSIA DENGANDEMENSIA
OLEH KELOMPOK VIII
A. PENGERTIAN Demensia merupakan gangguan jiwa yang meliputi
defisit kognitif multipel, kerusakan memori utama dan minimal satu gangguan kognitif.
B. ETIOLOGI Penyebab demensia terkait dengan infeksi,
seperti penyakit HIV atau Creutzfeld-Jacob. Jenis demensia yang paling sering terjadi dan penyebabnya diketahui atau dihiopotesiskan yaitu penyakit Alzheimer, Demensia vascular, penyakit pick, penyakit Creutzfeld-Jacob, oleh HIV, penyakit Parkinson, penyakit Huntington, akibat trauma kepala.
C. TANDA & GEJALA Sulit melakukan ADL. Mengabaikan kebersihan diri. Sering lupa kejadian bahkan nama atau keluarga Pertanyaan atau kata-kata sering diulang-ulang
(Palilalia). Tidak mengenal waktu, misalnya bangun dan
berpakaian pada malam hari. Tidak kenal ruang/tempat. Menjadi keras kepala dan cepat marah. Menjadi depresi dan menangis tanpa alasan yang jelas. Sulit belajar dan mengingat informasi baru. Kurang konsentrasi. Risiko kecelakaan: jatuh. Tremor. Kurang koordinasi gerakan.
D. PROSES TERJADI Ringan : Pelupa merupakan tanda
awal demensia ringan. Sedang: Kebingungan muncul
bersamaan dengan kehilangan memori yang progresif
Berat : Perubahan kepribadian dan emosional terjadi.
E. Mekanisme koping Regresi : kemunduran akibat stres
terhadap perilaku. Denial : menyatakan ketidaksetujuan
terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut.
Kompensasi : proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
F. Data yang Perlu Dikaji Riwayat Kaji penampilan umum dan perilaku motorik Mood dan afek Proses dan isi pikir Sensorium dan proses intelektual Penilaian dan daya tilik Konsep Diri Peran dan hubungan Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri
G. Diagnosa Keperawatan Gangguan proses pikir (pikun). Resiko trauma b/d perubahan fisiologis
dalam struktur atau fungsi otak. Defisit Perawatan Diri dalam
mandi/hygiene, berpakaian/berhias, makan atau ke toilet b/d tidak mampu berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas.
Ketegangan peran pemberi asuhan b/d sifat dan perilaku pasien yang cepat marah.
H. INTERVENSI Dx 11. Bantu klien untuk mengenal waktu,
barang-barang disekitarnya dan tempat.2. Beri kesempatan klien untuk menyebut
nama anggota keluarga.3. Observasi kemampuan pasien untuk
melakukan aktvitas sehari-hari.4. Beri pujian jika klien mampu melakukan
hal diatas.
Dx 2:1. Singkirkan barang-barang berbahaya dari
sekeliling klien.2. Identifikasi tempat aman untuk klien dan
jaga agar tetap aman.3. Pasang pagar pengaman pada tempat
tidur, kursi dll.4. Beri label nama pada pintu ruangan.
Dx 3:1. Pantau aktivitas makan, pola makan, asupan
makanan dan minuman.2. Cegah klien untuk tidak memakan benda
yang bukan makanan.3. Dorong klien untuk menjaga kebersihan diri.
Dx 4:1. Bantu keluarga untuk mengidentifikasikan perasaan
mereka.2. Didik anggota keluarga dalam mengatasi
penurunan kemampuan pada klien.3. Atur pelaksanaan terapi keluarga untuk
menghindari stres.
I. EVALUASI Klien:1. Bisa menerima kondisi yang terjadi pada dirinya.2. Klien tidak mengabaikan kebersihan diri.3. Klien terhindar dari resiko trauma.4. Klien tidak kebingungan terhadap hal-hal yang
dilupakan.
Keluarga:1. Keluarga menerima kondisi yang terjadi pada
klien.2. Keluarga tidak merasa takut kepada klien.3. Keluarga membantu klien dalam melakukan ADL.4. Keluarga membantu klien dalam mengingat hal-
hal penting.
SEKIAN &TERIMA
KASIH