16
PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 2. Keluhan Utama BAB lebih dari 3 x 3. Riwayat Penyakit Sekarang BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis). 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 5. Riwayat Nutrisi Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ada salah satu keluarga yang mengalami diare. 7. Riwayat Kesehatan Lingkungan Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga

ASKEP DIARE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aske p

Citation preview

Page 1: ASKEP DIARE

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. IdentitasPerlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .2. Keluhan UtamaBAB lebih dari 3 x3. Riwayat Penyakit SekarangBAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).4. Riwayat Penyakit DahuluPernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 5. Riwayat NutrisiPada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, 6. Riwayat Kesehatan KeluargaAda salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan LingkunganPenyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangana. Pertumbuhano Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buaho Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.b. Perkembangano Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan

Page 2: ASKEP DIARE

kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.Autonomy vs Shame and doundtPerkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak.o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)2. Meniru membuat garis lurus (GH)3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)4. Melepasa pakaian sendiri (BM)9. Pemeriksaan Fisika. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebihd. Mata : cekung, kering, sangat cekunge. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minumf. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.10. Pemeriksaan Penunjang1) Laboratorium :• feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida• Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi• AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )• Faal ginjal : UC meningkat (GGA)2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

Page 3: ASKEP DIARE

PENATALAKSANAAN DIARERehidrasi1. jenis cairan 1) Cara rehidrasi oral o Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali, pedyalit setiap kali diare.o Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)2) Cara parenteralo Cairan I : RL dan NSo Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCLD5 : RL = 4 : 1 + KCLD5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL o HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare usia > 3 bulan.2. Jalan pemberian 1) Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)2) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)

3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :1) Defisit ( derajat dehidrasi)2) Kehilangan sesaat (concurrent less)3) Rumatan (maintenance).4. Jadwal / kecepatan cairan 1) Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :o BB (kg) x 50 cco BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.2) Terapi standar pada anak dengan diare sedang :+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

Terapi 1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mgklorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari2. onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide3. antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetika. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau susub. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat diberi elemen atau semi elemental formula.Supportif Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output

Page 4: ASKEP DIARE

berlebihan dan intake yang kurang2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

INTERVENSI KEPERAWATANDiagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria hasil : o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhariIntervensi :1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolitR/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit2) Pantau intake dan outputR/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.3) Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hrR/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral5) Kolaborasi :- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umurR/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out putTujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi

Page 5: ASKEP DIARE

terpenuhiKriteria : - Nafsu makan meningkat- BB meningkat atau normal sesuai umurIntervensi :1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangatR/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihanR/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan 4) Monitor intake dan out put dalam 24 jamR/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susub. obat-obatan atau vitamin ( A)R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diareTujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuhKriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)Intervensi :1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jamR/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)2) Berikan kompres hangat R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh3) Kolaborasi pemberian antipirektikR/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak tergangguKriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benarIntervensi :1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidurR/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)

Page 6: ASKEP DIARE

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jamR/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewelIntervensi : 1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatanR/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RSR/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatanR/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.5) Berikan mainan sebagai rangsang

1) Prenatal

Kehamilan yang G. Konsep Keperawatan

1. PENGKAJIAN (Anak Usia 3 Tahun)a. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali dengan konsistensi encer

b. Riwayat Kesehatan SekarangPada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran

c. Riwayat Kesehatan Masa LaluMeliputi pengkajian riwayat :keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan serta imunisasi.

2) NatalLamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit persalinan.

3) Post natal

Page 7: ASKEP DIARE

Berat badan nomal 2,5 Kg - 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.

4) FeedingAir susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.

5) Penyakit sebelumnyaPenyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat inap sebelumnya.

6) AlergiApakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah

7) Obat-obat terakhir yang didapatNama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.

8) ImunisasiPolio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.

9) Tumbuh KembangBerat waktu lahir 2, 5 Kg - 4 Kg. Berat badan bertambah 150 - 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.

d. Riwayat PsikososialAnak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.

e. Riwayat SpiritualAnak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.

f. Reaksi Hospitalisasi1. Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih2. Perubahan pola kegiatan rutin3. Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi4. Kehilangan otonomi5. Takut keutuhan tubuh6. Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan terbatasnya

Page 8: ASKEP DIARE

kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya

g. Aktivitas Sehari-Hari1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari2. Output cairan :(a) IWL (Insensible Water Loss)(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh - 36,8 oC)(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati, misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :(1) Urine : 1 - 2 cc / Kg BB / 24 jam(2) Faeces : 100 - 200 cc / 24 jam3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.

h. Pemeriksaan Fisika) Tanda-tanda vitalSuhu badan : mengalami peningkatanNadi : cepat dan lemahPernafasan : frekuensi nafas meningkatTekanan darah : menurunb) AntropometriPemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan berat badan.c) PernafasanBiasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan bunyi nafas tambahan.d) CardiovasculerBiasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.e) PencernaanDitemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encerf) PerkemihanVolume diuresis menurun.

g) MuskuloskeletalKelemahan fisik akibat output yang berlebihan.

h) Integumenlecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek

i) EndokrinTidak ditemukan adanya kelaianan.

J) PenginderaanMata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan

Page 9: ASKEP DIARE

k) ReproduksiTidak mengalami kelainan.

l) NeorologisDapat terjadi penurunan kesadaran.

2. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan1) Motorik KasarSudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai bisa bersepeda roda tiga.

2) Motorik HalusMenggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi

3) Personal SosialSudah belajar bermain dengan teman sebayanya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

INTERVENSI KEPERAWATANDiagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimalKriteria hasil : o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhariIntervensi :1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolitR/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit2) Pantau intake dan output

Page 10: ASKEP DIARE

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.3) Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hrR/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral5) Kolaborasi :- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umurR/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out putTujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria : - Nafsu makan meningkat- BB meningkat atau normal sesuai umurIntervensi :1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangatR/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihanR/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan 4) Monitor intake dan out put dalam 24 jamR/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susub. obat-obatan atau vitamin ( A)R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3 : Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder dari diareTujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

Page 11: ASKEP DIARE

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)Intervensi :1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jamR/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)2) Berikan kompres hangat R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh3) Kolaborasi pemberian antipirektikR/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

Diagnosa 4 :Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare)Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak tergangguKriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benarIntervensi :1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidurR/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jamR/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Diagnosa 5 : Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewelIntervensi : 1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatanR/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RSR/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatanR/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.5) Berikan mainan sebagai rangsang

Page 12: ASKEP DIARE

6. IMPLEMENTASIMelaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya

7. EvaluasiEvaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai sensori anak