Click here to load reader
View
225
Download
3
Embed Size (px)
ANTIEPILEPSI
Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.
Departemen Farmakologi Farmasi
Fakultas Farmasi USU
Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II
Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017)
Pengantar SSP
Membran sel saraf mengandung 2 jenissaluran:
1. Membran dgn kanal selektif voltase (Contoh: kanal Na+, K+, Ca2+)
2. Membran dgn kanal yang diaktifkan senyawakimia disebut juga kanal yang diatur reseptor(contoh: reseptor2)
3
Komunikasi Sistem Saraf Komunikasi antar saraf dilakukan
melalui transmisi senyawa kimia.
Potensial aksi yang menjalar di saraf presinap akan bergerak menuju terminal saraf dan mengaktifkan kanal kalsium sensitif voltase di membran.
Kalsium masuk ke dalam sel
Peningkatan kalsium memicu fusi antara vesikel yang mengandung neurotrasmiter ke membran sel presinap.
Transmiter dilepaskan menuju celah sinap menuju reseptor pascasinap.
Pendudukan ini menyebabkan perubahan konduksi listrik di membran pascasinap.
Impuls saraf Na+ 14x lebih banyak di luar
sel
K+ 28x lebih banyak di dalam
sel
Permeabilitas membran
lipid bilayer tempat
pertukaran K+ & Na+
Pada saat istirahat lebih banyak
K+ keluar daripada Na+ masuk
Difusi keluar K+ negatif di
dalam sel
Pompa Na+ - K+
Na+ keluar - K+ masuk (lebih
banyak Na keluar)
kehilangan (+)
4
Impuls Saraf
Secara elektrik sel saraf lebih negatif di dalam sel di banding diluar sel.
Disebut sebagai potensial istirahat 70 milliVolts (polarisasi)
Disebut juga sebagai potensial membran
Kondisi ini terjadi sebagai efek terjadinya passive movementdari K+ dan Na+ melintasi membran plasma sel saraf.
Sel saraf merupakan sel yang dapat tereksitasi
Sel tereksitasi ketika membran mengalami depolarisasi
5
Potensial Istirahat (Polarisasi)
Ion K+ melintas keluar sel melalui pori membran sel.
Permeabilitas membran sel amat rendah terhadap Na+ sehingga Na+ tidak dapat masuk sel saraf.
bocornya K+ keluar sel menyebabkan pada kondisi istirahat potensi sel bersifat negatif.
6
Memelihara kondisi negatif (-) didalam sel saraf
Potensial membran istirahat sekitar -70
millivolts
Na+ - K+ seimbang
7
Depolarisasi
Depolarisasi membran terjadi oleh karena:
Adanya rangsangan melalui sel reseptor (cth: getaran sel rambut di telinga)
Adanya senyawa kimia yang menduduki reseptor(cth: neurotransmitter)
Adanya impuls disepanjang sel saraf.
8
Potensial Aksi Saraf Potensial aksi : kondisi yang terjadi pada membran
ketika impuls melintas.
Perubahan kecil pada voltase membran akan mendepolarisasi membran sehingga cukup untuk membuka kanal Na+ (kanal Na+ tergantung voltase)
Na+ masuk ke dalam sel, dan terjadi pembukaan kanal Na+ lebih banyak. K+ keluar
9
all - or - nothing
response
Kenaikan 15 mV
Perubahan permeabilitas membran
Kanal K+ & Na+
Terjadi propagasi sinyal
10
Waktu
-70
-55
0
+35
Threshold
mV
Potential Istirahat Potensial Aksi
Lebih banyak kanal Na+
terbuka. Na+
masuk sel
Kanal Na+
tergantung voltase terbuka
11
Threshold
55mV = threshold potential yang akan mengakibatkan potensial aksi penuh.
Potential aksi meningkat kepositifannya sampai +35mV (puncak potensial aksi)
Sel akan mengalami kesetimbangan ion Na+
di luar dan di dalam sel
12
-70
-55
0
+35
Threshold
mV
Waktu
Potensial Istirahat Potensial Aksi
Kanal Na+ menutup
dan kanal K+
terbuka, K+ keluar
Potensial Istirahat13
EPSP
EPSP = Excitation Post Sinaps Potential/Eksitasi Potensial Pascasinap
14
Hiperpolarisasi
Potensial membran menurun sampai70mV hiperpolarisasi
Disebabkan pompa ion K+/Na+ aktif (K+
masuk dan Na+ keluar) sehingga kondisi kembali menuju potensial istirahat
Selama periode hiperpolarisasi, impuls tidak dapat mengaktifkan membran sel.
15
-70
-55
0
+35
Threshold
Waktu
mV
Potensial Istirahat Potensial IstirahatPotensial Aksi
memompa Na+
keluar dan K+
masuk (periode
refraktori)
Hiperpolarisasi
membran
16
IPSP
IPSP = Inhibition Post Sinaps Potential/Inhibisi Potensial Pascasinap
17
NEUROTRANSMITER PADA SISTEM SARAF PUSAT
1. Asam Amino- Asam Amino netral : GABA dan Glisin- Asam Amino bersifat asam: Glutamat dan
aspartat2. Amin- Asetilkolin- Histamin- Monoamin: terdiri dari Serotonin/5-HT dan
Katekolamin (Dopamin, Epinefrin, Norepinefin)3. Peptida (Opioid endogen, substansi P)
Neurotransmiter SSP Neurotransmitter adalah suatu senyawa kimia yang berfungsi
sebagai penghantar dalam sistem saraf.
19
HALBACH and DERMIETZEL , 2006, Neurotransmitters and Neuromodullator 1919
20
NEUROTRANSMITER PADA SISTEM SARAF
EXCITATORY
Perangsangan (EPSP)
Asetilkolin
Aspartat
Dopamin
Histamin
Norepinefrin
Epinefrin
Glutamat
Serotonin
INHIBITORY
Penghambatan (IPSP)
GABA
Glisin
Opioid
GLUTAMAT
GABA
EPILEPSI
https://www.youtube.com/watch?v=m4iWcTJW3tU
Definisi Epilepsi dan Kejang
Epilepsi merupakan penyakit yang dikarakterisasikan dengan terjadinya kejang spontan sebagai akibat perubahan fungsi listrik di otak
Kejang : manifestasi klinis akibat dari abnormalitas antara eksitasi dan inhibisi di saraf pusat.
Epileptogenesis: kejadian atau penyebab yang dapat merubah jaringan saraf normal mengalami kondisi epilepsi
ETIOLOGI
Cedera kepala (tertekannya tengkorak, retak), trauma, hipoksia
Infeksi (meningitis, virus ensefalitis) Tumor otak, kerusakan vaskuler. Penarikan obat (withdrawal) cth: depresan SSP Demam pada anak2 Hipoglisemia
PEMICU:
Kelelahan, stress, kurang nutrisi, alkohol, dangangguan tidur
Primary
Types of
s
(focal)
Video Epilepsi
http://www.youtube.com/watch?v=frWcJJkXQFMhttp://www.youtube.com/watch?v=frWcJJkXQFM
Status Epileptikus
Kondisi dimana terjadi aktivitas kejang berkelanjutan lebih dari 30 menit
Darurat secara medis
Obat Antiepilepsi
Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkanfrekuansi kejang dan/atau menghilangkan kejangpada pasien epilepsi
Tujuan memaksimalkan kualitas hidup pasiendengan meminimalkan kejang dan efek sampingobat
Hingga saat ini belum ditemukan obatantiepileptogenik
Pemilihan Obat Antiepilepsi
Jenis kejang
Farmakokinetik
Interaksi
Efikasi
Efek samping
Biaya
Antiepilepsi
Absorpsi dan ketersediaan hayati lewat per oral baik
Sebagian besar dimetabolisme di hati(sebagian kecil di ginjal)
Antiepilepsi lama memiliki efek sedasi dibanding yang baru
KlasifikasiLama
Fenitoin
Fenobarbital
Primidon
Karbamazepin
Etosuksimid
Asam valproat
Baru Lamotrigin Felbamat Topiramat Gabapentin/Pregabalin Tiagabin Vigabatrin Oksikarbazepin Levetirasetam Fosfenitoin
emedicine.com
Mekanisme Seluler Terjadinya Kejang
Target Antiepilepsi
Peningkatan sistem neurotrasmiterpenghambatan (GABA)
Penurunan sistem neurotransmiter perangsangan(glutamat)
Memblokade masuknya Na+ atau Ca++ melaluikanal sensitif voltase
Meningkatkan keluaran K+
Antiepilepsi bersifat pleiotropic (beraksi melaluimultimekanisme)
EpilepsiGlutamat Glutamat merupakai neurotrasmiter perangsangan yang utama di
SSP
Ada 2 jenis reseptor glutamat:
Ionotropik (transmisi sinaptik cepat)
NMDA, AMPA, kainat
Kanal Ca++ dan kanal Na+
Metabotropik (transmisi lambat)
Regulasi reseptor via second messengers (cAMP dan Inositol)
Modulasi aktivitas saraf
Modulasi reseptor glutamat
Glisin, poliamin, Zink
EpilepsiGlutamat
Receptor Glutamat sebagai Target Obat Antiepilepsi
Reseptor NMDA
Ketamin, Fensiklidin, dizosilpin memblokade kanal kanal dan memberi efek antikonvulsi
Felbamat
Mengantagonis glisin pada rseptor NMDA dan memblokade kanal Na+
Antiepilepsi yg sangat potensial dgn sedikit efek sedati
Topiramat
Beraksi pada reseptor AMPA, memblokade tempat ikatan glutamat, juga memblokade reseptor kainat dan kanal Na+, dan meningkatkan kerja GABA (sangat pleiotropik)
Untuk kejang parsial, dan terapi tambahan pada kejang absence dan tonik-klonik
Waktu paruh 20 jam
EpilepsiGABA
GABA merupakan neurotransmiter penghambatan yang utama di SSP
Tipe Reseptor GABA
GABAApost sinap, kanal CI-
GABAB autoreseptor prasinap, pos sinap, dimediasi oleh K+
Reseptor GABAA
Klonazapam
-Benzodiazepin digunakan untuk kejang absence (kadang kejang mioklonik)
- Aktivasi GABAA Selektif inaktivasi kanal Ca2+ tipe-T
-Sedatif (namun setelah pemakaian jangka panjang dapat hilang/6 bulan)
Lorazapam dan Diazepam
Benzodiazepin sebagai terapi first-line pada status epileptikus (IV)
Sedatif