30
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Dalam suatu perusahan manajemen merupakan salah satu alat untuk mengatur semua aktivitas perusahaan. Maka dari itu manajemen harus diatur sebaik-baik nya agar dapat tercapainya tujuan perusahaaan secara efektif dan efisien, menhhindari pemborosan dan potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan dengan baik. Pengertian manajemen menurut: Malayu S.P Hasibuan (2001:1) Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Henry Simamora (1997:3) Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini melibatkan organisasi, arahan koordinasi, dan evaluasi orang-orang guna mencapai tujuan-tujuan tertentu. Mutiara S Panggabean (2003:14) Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian kegiatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien.

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1 Pengertian Manajemen

Dalam suatu perusahan manajemen merupakan salah satu alat untuk

mengatur semua aktivitas perusahaan. Maka dari itu manajemen harus

diatur sebaik-baik nya agar dapat tercapainya tujuan perusahaaan secara

efektif dan efisien, menhhindari pemborosan dan potensi yang dimiliki

dapat dimanfaatkan dengan baik.

Pengertian manajemen menurut:

Malayu S.P Hasibuan (2001:1)

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu.

Henry Simamora (1997:3)

Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini melibatkan organisasi, arahan koordinasi, dan evaluasi orang-orang guna mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Mutiara S Panggabean (2003:14)

Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian kegiatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien.

Page 2: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

7

Menurut Koonts yang di kutip dari Sri wiludjeng (2007:2)

Management is the process of designing and maintaining an environment in

which individuals, working together in groups, efficiently accomplish

selected aims.

Musselman yang dikutip dari Sri Wiludjeng (2007:3)

Management is the process planning, organizing, directing, and controlling

the activities of an anterprise to achieve specific objectives.

James AF Stoner yang dikutip dari Sri Wiludjeng (2007:3)

Management is the process of planning, organizing, directing, and

controlling the effect of organization member and the use of other

organizational recouse in order to achieve statied organizational gool.

2.1.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:2)

Manajemen Sumber daya manusia adalah ilmu dan seni dalam mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien serta

membantu terwujudnya tujuan perusahaan,karyawan, dan masyarakat.

Menurut James A.F Stoner (2003:68)

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah manajemen yang

berhubungan dengan penarikan, dan pengembangan anggota organisasi.

Menurut Herman Sofyandi (2008:6) Manajemen Sumber Daya Manusia di definisikan sebagai strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading & controlling, dalam setiap aktivitas / fungsi operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penempatan yang

Page 3: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

8

meliputi promosi, demosi & transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga pemutusn hubungan kerja, yang ditujukan bagi peningkatan kontribusi produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan efisien.

Lloyd L. Byars & Leslie Rue yang di kutip dari Herman (2008:5)

Human resource management encompases those activities designed in to

provide for and coordinate human resource of orgabization.

Michael haris yang dikutip dari Herman (2008:6)

Human resource management (HRM) may be defined as programs policies,

and practices for managing an organization’s work force.

Andrew F. Sikula yang dikutip dari Herman (2008:6)

Human resourcemanagement is the part of the organization function that

oncerned with the staffing, training, development, motivation, and

maintenance of employees.

2.1.3 Fungsi-fungsi manajemen

Fungsi manajerial:

1. Perencanaan

Perencanaan (human recources planning) adalah merencanakan

tenaga kerja secara efektif serta efisian agar dapat sesuai dengan

kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan

perusahaan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganissasi semua

tenaga kerja dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi

(organitation chart). Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai

Page 4: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

9

tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya

tujuan perusahaan secara efektif.

3. Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua

karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien

dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

4. Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua

karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja

sesuai rencana.

Fungsi operasional:

1. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan

induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

2. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis,

konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan

karyawan masa kini dan masa yang akan datang.

3. Kompensasi

Kompensasi (competation) pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung

uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikannya

kepada perusahaan.

Page 5: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

10

4. Pengintegrasian

Pengintegrasian ( integration ) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama

yang serasi dan saling menguntungkan.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau

menungkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka

tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

6. Kedisiplinan

Kedisplinan merupakan fungsi SDM yang terpenting dan kunci terwujudnya

tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan yang

maksimal.

7. Pemberhentian

Pemberhentian ( separation ) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan.

Page 6: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

11

2.1.4 Konsep fungsi-fungsi manajemen

Sumber: Malayu S.P Hasibuan (2000:21)

2.1.5 Tujuan-tujuan dari manajemen sumber daya manusia

Tujuan dan manajemen sumber daya manusia tidak hanya diperlukan untuk

memberikan gambaran tujuan dari mana

Tujuan-tujuan manajemen sumber daya manusia terdiri dari:

1. Tujuan organisasional

Ditunjukkan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya

manusia dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas

organisasi.

Fungsi – fungsi manajemen

2. Pengorganisasian atau organizing

1. Perencanaan atau planning

11. Pemberhentian atau separation

10. Kedisplinan

9. Pemeliharaan atau maintenance

8. Pengintegrasian atau integration

7. Kompensasi atau Compentation

3. Pengarahan atau Directing 4. Pengendalian atau

controlling

5. Pengadaan atau procurement.

6.Pengembangan atau development

Page 7: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

12

2. Tujuan fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang

sesuai dengan kebutuhan organisasi.

3. Tujuan social

Ditujukan untuk secara etis dan social merespon terhadap kebutuhan-

kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat

4. Tujuan personalia

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal

tujuan-tujuan yang dapat mempetinggi kontribusi individual terhadap

organisasi.

2.2 Pengertian pemeliharaan karyawan (maintenance)

Pemeliharaan merupakan suatu langkah perusahaan dalam mempertahankan karyawan agar tetap mau bekerja dengan baik dan produktif, dengan cara memperhatikan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawannya, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan yang

dimaksud menyangkut masalah pemeliharaan fisik dan mental, yaitu menjaga

karyawan agar fisik dan mentalnya tetap sehat dalam menjalankan tugasnya,

serta sikap / emosi karyawan tetap terkontrol. Disamping itu juga keamanan

dan keselamatan karyawan dalm bekerja perlu mendapat jaminan. Dengan

demikian karyawan minialnya telah sampai pada tingkat kesejahteraan, dan

akan mencurahkan segala perhatiannya untuk kepentingan perusahaan.

Page 8: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

13

2.2.1 Tujuan-tujuan pemeliharaan

Tujuan dilakukannya pemeliharaan karyawan bagi perusahaan tiada lain

adalah:

1. Agar karyawan mampu meningkatkan produktivitas kerjanya.

2. mendisiplin diri dan memperkecil tingkat absensi.

3. menumbuhkan loyalitas.

4. mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.

5. mengefektifkan proses pengadaan karyawan.

Sedangkan tujuannya bagi karyawan adalah:

1. untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.

2. memberikan ketenangan, keamanan, serta menjaga kesehatan karyawan.

3. memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.

Dalam melaksanakan proses pemeliharaan karyawan tersebut perlu diperhatikan

beberapa prinsip dasar, agar pelaksanaan pemeliharaan karyawan menjadi efektif.

2.2.2 Prinsip-prinsip dasar pemeliharan tersebut berkaitan dengan:

1. Manfaat dan efisiensi. Artinya bahwa pemeliharaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.

2. Kebutuhan dan kepuasan. Artinya bahwa pemenuhan kebutuhan dasn

kepuasan karyawan harus menjadi prodram pemeliharaan karyawan.

3. Kedilan dan kelayakan. Artinya bahwa program pemeliharaan harus

diterapkan secara adil dan layak agar tidak menimbulkan masalah pada saat

pelaksanaannya.

4. Aturan-aturan yang diberlakukan pemerintah. Artinya bahwa program

pemeliharaan harus bersumber dari undang-undang yang berlaku, agar

terhindar dari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemeritah, dan

Page 9: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

14

5. Kemampuan dari perusahaan itu sendiri. Artinya bahwa kemampuan

perusahaan harus menjadi pedoman dalam program pemeliharaan, sehingga

program tersebut tidak menghancurkan perusahaan itu sendiri.

2.2.3 Metode-metode pemeliharaan karyawan

Dalam melaksanakan program pemeliharaan karyawan banyak cara yang

dapat dipergunakan, dalam hal ini penulis menjelaskan beberapa metode

dalam pemeliharaan karyawan yang umumnya sering digunakan menurut

( Hasibuan, 2003:18 ) yaitu:

1. Metode Komunikasi

2. Metode Pemberian Insentif

3. Metode Kesejahteraan Karyawan

4. Metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja

5. Metode Hubungan Industrial Pancasila

Dengan metode ini sebagai dasar pelaksanaan pemeliharaan tenaga kerja, maka

perusahaan akan dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Metode-metode

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Metode Komunikasi

Menurut Herman sofyandi (2008): Komunikasi dapat dikatakan sebagai nafas kehidupan organisasi, karena tidak jarang kegagalan pencapaian tujuan organisasi disebabkan karena proses komunikasi yang tidak efektif. Artinya bahwa komunikasi itu sangat penting bagi pemimpin pada saat menjalankan aktivitas organisasi.

Bagaimana seorang bawahan dapat melaksanakan tugasnya, jika bawahan

tersebut tidak mengerti dan tidak memahami instruksi apa yang dimaksudkan

oleh pemimpin. Konflik yang sering terjadi pada berbagai perusahaan, ini

banyak diakibatkan karena proses komunikasi yang tidak efektif. Untuk

menghasilkan komunikasi yang efektif, pemimpin harus memiliki beberapa

Page 10: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

15

keterampilan dan perlu dikembangkan sebagai prasyarat bagi komunikasi

yaitu:

a. Keterampilan mendengar aktif. Mendengar dengan penuh perhatian,

minat, penerimaan, dan disertai keinginan untuk mengambil tanggung

jawab dalam penyelesaian sesuatu. Untuk mencapai hal tersebut,

beberapa perilaku yang perlu diperhatikan adalah:

∗ Tatapan mata

∗ Anggukan kepala dan ekspresi wajah yang tepat

∗ Hindari tindakan distraktif

∗ Ajukan pertanyaan

∗ Menyimak

∗ Hindari memotong pembicaraan

∗ Hindari bicara terlalu banyak

b. Keterampilan umpan balik. Umpan balik bisa bersifat positif dan

negatif. Umpan balik positif adalah yang bersifat penghargaan atau

pujian atas suatu prestasi yang bersifat positif. Sedangkan umpan

balik negatif adalah umpan balik yang bersifat kritikan atas prestasi

yang tidak memuaskan. Biasanya, umpan balik yang positif yang

sering ditanggapi dengan senang hati oleh si penerimanya. Sedangkan

yang negatif, tidak demikian halnya. Akan tetapi, apapun sifatnya,

umpan balik itu baik untuk mengetahui tingkat pemahaman kita atas

suatu persoalan dan memantau apakah komunikasi yang kita lakukan

sudah tepat sasaran. Supaya efektif, maka di dalam memberikan

umpan balik perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

∗ Fokuskan pada perilaku khusus

∗ Menjaga agar umpan balik bersifat objektif impersonal

∗ Menjaga umpan balik selalu berorientasi pada tujuan

∗ Tepat waktu

Page 11: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

16

∗ Meyakinkan pemahaman

∗ Umpan balik negative langsung pada perilaku yang dapat

dikendalikan oleh si penerima.

c. Selain dari sudut pihak-pihak yang terlibat, maka perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

∗ Kepekaan terhadap orang yang diajak bicara

∗ Memilih saat yang tepat

∗ Memilih media komunikasi yang tepat

∗ Memilih symbol yang tepat

2. Metode Pemberian Insentif

Metode pemberian insentif yang adil dan layak merupakan tindakan yang

tepat demi pemeliharaan karyawan, karena dengan pemberian insentif ini

karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan atas prestasi yang

dicapainya, sehingga semangat bekerja dan loyal karyawan akan lebih baik.

Hasibuan (2003:183) mengemukakan pengertian insentif sebagai daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan produktivitas kerjanya. Dengan memberikan insentif yang sesuai, maka perusahaan telah mendorong para karyawannya untuk bekerja lebih baik.

G.R.Terry juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian insentif

seperti yang dikutip oleh Hasibun (2003:184) sebagai sesuatu yang

merangsang atau mempunyai kecenderungan merangsang minat untuk

bekerja. Manajer harus senantiasa memperhatikan kinerja karyawannya

sehingga ia dapat memberikan insentif yang pantas bagi setiap individu

karyawannya.

Page 12: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

17

Edwin B. Flippo (1995:292) juga mengemukakan pendapatnya mengenai

pengertian insentif yang menyebutkan bahwa “ tunjangan karyawan /

pembayaran bukan upah ( no wages payment ) bertujuan untuk membuat

karyawan mengabdikan hidupnya pada organisasi dalam jangka panjang.”

Dengan pemberian insentif ini, karyawan akan merasa mendapat perhatian

dan pengakuan terhadap prestasi yang telah dicapainya, sehingga hal itu akan

dapat meningkatkan semangat kerja dan sikap loyal karyawan.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk insentif seperti yang dikemukakan oleh

Hasibuan ( 2003:184 ) yaitu nonmaterial insentif, social insentif, dan

material insentif.

∗ Nonmaterial insentif adalah bentuk insentif yang diberikan

kepada karyawan dalam bentuk penghargaan berdasarkan

prestasi kerjanya, seperti medali, piala, piagam.

∗ Social insentif adalah bentuk insentif yang diberikan kepada

karyawan dalam bentuk fasilitas dan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuannya berdasrkan prestasinya,

seperti promosi, mengikuti pendidikan yang difasilitasi oleh

perusahaan, atau naik haji.

∗ Material insentif adalah bentuk insentif yang diberikan

kepada karyawan dalam bentuk uang dan barang

berdasarkan presentasinya, seperti bonus, atau komisi.

Bentuk insentif ini bernilai ekonomis, sehingga dengan

pemberian material insentif ini perusahaan berharap

karyawannya dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 13: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

18

3. Metode Kesejahteraan Karyawan

Metode memelihara kesejahteraan karyawan agar merasa betah bekerja pada

perusahaan, maka perlu memperhatikan tingkat kesejahteraan karyawan.

Memang sulit untuk mengetahui secara pasti mengenai pemahaman

kesejahteraan itu bagi setiap karyawa. Namun demikian, kesejahteraan yang

dimaksud disini adalah “ suatu kondisi yang dirasakan oleh karyawan

secara material cukup memenuhi kebutuhannya dan merasa aman dan

tenang dalam menjalani kehidupannya. Memperhatikan tingkat kesejahteraan

di sini dapat dilakukan dengan cara memberikan sesuatu yang bersifat

financial ataupun yang bersifat non financial dan juga dalam bentuk

pelayanan-pelayanan dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan

karyawan.

Perusahaan yang melaksanakan pemeliharaan tenaga kerja tidak akan lepas

dari pelaksanaan kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan yang diberikan

diharapkan dapat memberikan manfaat kepada karyawan maupun

keluarganya. Adapun pengertian kesejahteraan menurut Malayu S.P

Hasibuan (2002:185) adalah sebagai berikut:

“ kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap ( material dan nonmaterial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik, dan mental karyawan, agar produktivitas kerjanya meningkat.

Kesejahteraan dapat dipandang segai uang bantuan lebih lanjut kepada

karyawan. Terutama pembayaran kepada mereka yang sakit, uang bantuan

untuk tabungan karyawan, pembagian berupa saham,asuransi, perawatan di

rumah sakit dan pensiun.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kesejahteraan karyawan adalah mempertahankan dan memperbaiki kondisi

Page 14: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

19

fisik dan mental karyawan yang kiranya bermanfaat dan mendorong untuk tercapainaya tujuan perusahaan.

Tujuan Pemberian Kesejahteraan itu adalah:

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterkaitan karyawan kepada

perusahaan

2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan

beserta keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, displin dan produktivitas kerja karyawan

4. Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman.

6. Membnatu lancarnya pelaksanaan pekerja untuk mencapai tujuan.

7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.

8. Mengefektifkan pengadaan karyawan

9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan

kualitas manusia indoneseia.

10. Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan.

11. Meningkatkan status social karyawan beserta keluarganya.

Page 15: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

20

Jenis jenis

Kesejahteraan Karyawan

Ekonomis Fasilitas Pelayanan

∗ Uang pensiun

∗ Uang makan

∗ Uang transfor

∗ Uang lebaran / natal

∗ Bonus / gratifikasi

∗ Uang duka kematian

∗ Pakaian dinas

∗ Uang pengobatan

∗ Mushala / masjid

∗ Kafetaria

∗ Olah raga

∗ Kesenian

∗ Pendidikan / seminar

∗ Cuti

∗ Koperasi & toko

∗ izin

∗ Puskesmas / dokter

∗ Jemputan karyawan

∗ Penitipan bayi

∗ Bantuan hokum

∗ Penasihat keuangan

∗ Asuransi / astek

∗ Kredit rumah

Jenis kesejahteraan yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong

terwujudnya tujuan perusahaan karyawan besrta keluarganya. Jadi penentuan

jenis kesejahteraan itu harus hati-hati, bukan emosional.

4. Metode Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (KKK) akan menciptakan terwujudnya

pemeliharaan karyawan yang baik. KKK ini harus ditanamkan pada diri

masing-masing individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang

baik agar mereka menyadari arti pentingnya keselamatan kerja dirinya

maupun untuk perusahaan. Bila kecelakaan banyak, karyawan banyak yang

menderita, absensi meningkat, produksi menurun dan biaya pengobatan

semakin besar. Ini semua akan menimbulkan kerugian bagi karyawan

maupun perusahaan bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa

berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan kehilangan karyawannya.

Page 16: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

21

Hal inilah yang mendorong pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja

(KKK) ditanamkan pada diri para karyawan, bahkan perlu diberikan

hukuman bagi karyawan yang tidak memakai alat-alat pengaman (seperti

masker, sarung tangan, tutup mulut dan hidung) saat bekerja. KKK ini

merupakan tindakan control preventif yang mendorong terwujudnya

pemeliharaan karyawan yang baik.

Dalam pemeliharaan tenaga kerja, perusahaan harus memberikan jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawannya. Keselamatan dan

kesehatan kerja ini harus disadari tingkat kepentingannya baik bagi

perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri. Ketika perusahaan telah

memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dengan memberikan

asuransi pada karyawannya, atau menyediakan fasilitas-fasilitas pengaman

dalm perusahaannya. Karyawan juga harus disiplin dalam menjaga

keselamtan dan kesehatannya sendiri, seperti tidak lupa menggunakan

fasilitas pengaman yang telah disediakan oleh perusahaan. Siswanto S.

(2003:72) menyebutkan tujuan dan sasaran dari keselamatan dan kesehatan

kerja ini adalah:

Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesatuan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsure manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang teringrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

Dengan kerja sama kedua pihak, perusahaan dan karyawan, maka

pemeliharaan tenaga kerja melalui keselamatan dan kesehatan kerja dapat terlaksana.

Dan hal ini akan membawa dampak yang baik bagi tujuan perusahaan. Robert L.

Mathis dan John H. Jackson (2002:247) mengemukakan pendapatnya tentang

keselamatan dan kesehatan kerja ini, sebagai berikut:

“program keselamatan dan kesehatan kerja pada umumnya menghasilkan:

Page 17: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

22

a. Penurunan biaya premi asuransi

b. Menghemat biaya litigasi

c. Lebih sedikitnya uang yang dibayarkan kepada pekerja untuk waktu

kerja mereka yanghilang.

d. Biaya yang lebih rendah untuk melatih pekerja baru

e. Menurunnya lembur

f. Meningkatnya produktivitas.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan ketika akan

menyelnggarakan program keselamatan dan kesehatan kerjanya seperti kutipan

berikut:

Menurut (Siswanto S. 2003:78). Perusahaan yang menyelenggarakan sendiri

pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dapat melakukannya dengan cara:

a. Menyediakan sendiri atau bekerja sama dengan fasilitas Pelaksanaa

Pelayanan Kesehatan (PPK)

b. Bekerja sama dengan badan yang menyelenggarakan pemeliharaan

kesehatan.

c. Secara bersama-sama dengan perusahaan lain menyelenggarakan suatu

pelayanan kesehatan.

Perusahaan yang mengadakan program keselamatan dan kesehatan kerja ini

dapat bekerja sama dengan pihak lain seperti perusahaan asuransi atau badan lain

yang bergerak di bidang pemeliharaan kesehatan. Dapat juga mengadakan sendiri

program keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Yang diutamakan di sini

adalah keselamatan dan kesehatan karyawnnya. Karena karyawan yang sehat

akan belerja lebih efektif daripada karyawan yang kurang sehat, dan hal itu akan

mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

Page 18: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

23

5. Metode Industrial Pancasila.

Pengertian Hubungan Industrial Pancasila seperti kutipan berikut:

Hubungan Industrial Pancasila adalah hubungan antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa (buruh, pengusaha, pemerintah) didasarkan atas nilai yang merupakan manifestasi dari keeluruhan sila-sila Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang tumbuh dan berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia. (Malayu Hasibuan, 2003:189)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan industrial

pancasila ini pada dasrnya adalah hubungan antara karyawan, perusahaan, dan

pemerintah. Pada dasarnya, sila-sila dari pancasila yang melandasi hubungan

industrial pancasila merupakan suatu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan. Sila

yang satu lebih menonjol peranannya dari sila yang lain. Dalam membahas suatu

sila sebagai dasar, tidak boleh terlepas dari sila yang lain, karena pancasila harus

dilaksanakan dan diamalkan secara bulat dan utuh.

Tujuan dari Hubungan Industrial Pancasila ini adalah menjalankan cita-cita

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dimana di

katakana, ikut mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasrkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social,. Tujuan ini

dapat dicapai dengan menciptakan ketenangan, ketentraman, ketertiban,

kegairahan kerja serta ketenangan usaha, meningkatkan produktivitas dan

meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dalam hubungan industrial pancasila ini,

karyawan diberikan kesempatan oleh perusahaan untuk mengemukakan atau

memberikan saran-saran tentang cara-cara kerja yang lebih efisien dan efektif,

terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan dan kebutuhan

karyawan dalam perusahaan tersebut. Ada pendapat yang mengemukakan

prinsip-prinsip hubungan industrial pancasila, yaitu:

Page 19: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

24

Menurut (Siagian 1984:165) Hubungan industrial pancasila mencakup semua

segi kehidupan organisaional yang didasarkan atas berbagai prinsip sebagai

berikut:

1. Saling Menghargai

2. Saling Menghormati

3. Saling Mendukung

4. Saling berusaha menempatkan diri dari posisi pihak lai

5. Melakukan tindakan yang saling menguntungkan

Dari pengertian di atas, dapat terlihat bahwa hubungan industrial pancasila

bukan hanya semata hubungan yang ada antara karyawan, perusahaan, dan

pemerintah. Tetapi juga, hubungan yang terjalin diantaranya menimbulkan rasa

saling menghormati, menghargai, saling mendukung, dapat menempatkan dirinya

di posisi yang semestinya, dan saling memberikan keuntungan satu sama lain,

yaitu antara karyawan, perusahaan atau pengusaha, dan pemerintah yang

termasuk di dalamnya adalah masyarakat. Kerja sama yang baik harus terjalin

dengan baik, terutama diantara pihak karyawan dan perusahaan. Harus

diperhatikan, apakah hubungan yang terjadi menguntungkan kedua belah pihak

atau hanya satu pihak saja. Karena hal ini akan ikut mendukung tercapainya

tujuan perusahaan.

Page 20: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

25

2.2.4 Konsep pemeliharaan

2.3 Kompensasi

2.3.1 Pengertian Kompensasi

Menurut Dr. B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2001:181) dalam bukunya

yang berjudul ”manajemen tenaga kerja indonesia”, kompensasi didefinisikan

sebagai berikut:

Kompensasi adalah imbalan jasa atau balas jasa yang diberikan oleh

perusahaan kepada para tenaga kerja karena tenaga kerja tersebut lebih

memberikan sumangan tenaga dan pikiran demi kemajuan perusahaan guna

mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Pemeliharaan atau maintenance

Metode-metode Pemeliharaan

Jenis dan bentuk-bentuk insentif

Hubungan Industrial Pancasila

Kesejahteraan Karyawan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengertian, Tujuan, dan Asas

Page 21: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

26

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:159) dalam bukunya yang berjudul

”manajemen sumber daya manusia” kompensasi didefinisikan sebagai

berikut:

Kompensasi adalah suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan

dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya (sudah barang tentu bahwa

prestasi kerja yang diberikan karyawan harus lebih besar daripada

kompensasi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Menurut Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2004:83) dalam

bukunya yang berjudul ”Manajemen sumber daya manusia dan perusahaan”

kompensasi didefinisikan sebagai berikut:

Kompensasi merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai suatu

yang sebanding. Dalam kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan

kompensasi yang diberikan kepada pegawai sebagai penghargaan dari

pelayanan mereka.

2.3.2 Jenis Kompensasi

Kompensasi yang berarti penghargaan / ganjaran ternyata tidak sekedar

berbentuk pemberian upah atau gaji sebagai akibat dari pengangkatannya

menjadi tenaga kerja sebuah organisasi / perusahaan.

Seperti yang dinyatakan oleh Malayu S.P Hasibuan (2002:159) dalam

bukunya yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, bahwa

kompensasi dapat dikategorikan kedalam dua golongan besar yaitu:

Page 22: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

27

1. Kompensasi Langsung (Direct Compensation)

Kompensasi langsung adalah suatu balas jasa yang diberikan

perusahaan kepada karyawan karena telah memberikan prestasinya

demi kepentingan perusahaan.

Kompensasi ini diberikan karena berkaitan secara langsung dengan

pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. ( contoh: upah, gaji,

insentif / bonus)

2. Kompensasi Tidak Langsung (Indirect Compensation)

Kompensasi tidak langsung adalah pemberian kompensasi kepada

karyawan sebagai tambahan yang didasarkan kepada kebijakan

pimpinan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Tentunya pemberian kompensasi ini tidak secara langsung berkaitan

dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai

contoh : tunjangan hari raya, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan,

dan lainnya termasuk fasilitas-fasilitas dan pelayanan yang diberikan

perusahaan

2.3.3 Tujuan Pemberian Kompensasi

Menurut Hj. Ike Kusdyah Rachmawati, S.E., M.M., (2008:144-145) dalam

bukunya ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, tujuan dari pemberian

kompensasi adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan Karyawan yang Berkualitas

Organisasi saling bersaing di pasar tenaga kerja untuk mendapatkan

karyawan yang berkualitas dan memenuhi standar yang diminta organisasi.

Oleh karena itu, untuk menarik calon karyawan masuk dalam organisasi,

organisasi harus merangsang calon-calon pelamar dengan tingkay

Page 23: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

28

kompensasi yang cukup kompetitif dengan tingkat kompensasi organisasi

lain.

2. Mempertahankan karyawan yang sudah ada

Dengan adanya kompensasi yang kompetitif, organisasi dapat

mempertahankan karyawan yang potensial dan berkualitas untuk tetap

bekerja. Hal ini untuk mencagah tingkat perputaran kerja karyawan yang

tinggi dan kasus pembajakan karyawan oleh organisasi lain dengan iming-

iming gaji yang lebih tinggi.

3. Adanya keadilan

Adanya administrasi kompensasi menjamin terpenuhinya rasa keadilan pada

hubungan antara manajemen dan karyawan. Dengan pengikatan pekerjaan,

sebagai balas jasa organisasi atas apa yang sudah diabdikan karyawan pada

organisasi, maka keadilan dalam pemberian kompensasi mutlak

dipertimbangkan.

4. Perubahan sikap dan perilaku

Adanya kompensasi yang layak dan adil bagi karyawan hendaknya dapat

memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan serta

mempengaruhi produktivitas kerja. Perubahan-perubahan sikap dan perilaku

ini tercermin dari rasa tanggung jawab, pengalaman kesetiaan pada

perusahaan, serta motivasi dan prestasi yang meningkat dalam bekerja.

5. Efiensi biaya

Program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk mendapatkan

dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang layak.

Dengan upah yang kompetitif, organisasi dapat memperoleh keseimbangan

dari etoss kerja karyawan yang meningkat.

Page 24: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

29

6. Administrasi legalitas

Dalam administrasi kompensasi juga terdapat batasan legalitas karen diatur

oleh pemerintah dalam sebuah undang-undang. Tujuannya agar organisasi

tidak seweang-wenang memperlakukan karyawan sebagai aset perusahaan.

2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:162) dalam bukunya yang berjudul

”manajemen sumber daya manusia” ada 8 faktor yang mempengaruhi

besarnya kompensasi yaitu sebagai berikut:

1. Adanya pemintaan dan penawaran tenaga kerja

Permintaan tenaga kerja artinya pihak perusahan sangat membutuhkan tenaga

kerja, maka secara otomatis kompensasi relatif tinggi.

Penawaran tenaga kerja artinya pihak individu yag membutuhkan pekerjaan,

maka tingkat kompensasi relatif lebih rendah.

2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan membayar

Bahwa ukuran besar kecilnya kompensasi yang akan diberikan kepada

karyawan akan sangat tergantung kepada kemampuan finansial yang dimiliki

perusahaan, dan juga seberapa besar kesediaan dan kesanggupan perusahaan

menentukan besarnya kompensasi untuk karyawannya.

3. Serikat buruh atau organisasi karyawan

Pentingnya eksistensi karyawan dalam perusahaan, maka karyawan akan

membentuk suatu ikatan dalam rangkaproteksi atas kesemena-menaan

pimpinan dalam memberdayakan karyawan. Dalam hal ini muncul rasa yang

menyatakan bahwa perusahaan tidak akan bisa mencapai tujuannya tanpa ada

karyawan. Dengan demikian, maka akan mempengaruhi besarnya

kompensasi.

Page 25: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

30

4. Produkrivitas kerja / prestasi kerja karyawan

Kemempuan karyawan dalam menghasilan prestasi kerja akan sangat

mempengaruhi besarnya kompensasi yang akan di terima karyawan.

5. Biaya hidup

Tingkat biaya hidup di suatu daerah akan menentukan besarnya kompensasi.

Sebagai contoh tingkat upah di daerah atau kota terpencil akan lebih kecil

dibandingkan dengan tingkat upah kota-kota besar.

6. Posisi atau jabatan karyawan

Tingkat jabatan yang dipegang karyawan akan menentukan besar kecilnya

kompensasi yang akan diterimanya, juga berat ringannya beban dan tanggung

jawab suatu pekerjaan.

7. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja

Pendidikan dan pengalaman berperan dalam menentukan besarnya

kompensasi bagi karyawan. Semakin tinggi pendidikan karyawan dan

semakin banyak pengalaman kerja, maka semakin tinggi pula

kompensasinya.

8. Sektor pemerintah

Pemerintah sebagai pelindung masyarakat berkewajiban untuk menerbitkan

sistem kompensasi yang ditetapkan perusahaan / organisasi, serta instansi-

instansi lainnya, agar karyawan mendapatkan kompensasi yang adil dan

layak, seperti dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah dalam hal

pemberian upah minimum bagi para karyawan.

2.4 Kompensasi langsung

Seperti yang dinyatakan oleh Malayu S.P Hasibuan (2002:159) dalam bukunya

yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, mendefrinisikan bahwa

kompensasi langsung (direct compensation) adalah suatu balas jasa yang

Page 26: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

31

diberikan perusahaan kepada karyawan karena telah memberikan prestasinya

demi kepentingan perusahaan.

Kompensasi ini diberikan karena berkaitan secara langsung dengan pekerjaan

yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Sebagai contoh : upah, gaji, insentif /

bonus.

2.4.1 Upah

Pemberian upah merupakan imbalan, pembayaran untuk yang telah diberikan

oleh pegawai.

2.4.1.1 Pengertian upah

Menurut Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, (2002:85) dalam bukunya

yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia”, bahwa pengertian upah

yaitu:

”pembayaran berupa uang untuk pelayanan kerja atau yang biasanya

dibayarkan kepada pegawai secara per jam, per hari, dan per setengah hari.

Arti upah menurut UU Kecelakaan Tahun 1974 No.33 pasal a yang

dimaksudkan dengan upah yaitu:

”tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai pengganti

pekerjaan”.

Sedangkan menurut Dr. Mutiara S. Panggabean, M. E. (2002:77) mengatakan

bahwa arti upah yaitu:

”imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan

jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang

diberikan”.

Page 27: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

32

2.4.2 Gaji

Gaji merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam meningkatkan

motivasi kerja sebab gaji adalah salah satu alat untuk memenuhi berbagai

kebutuhann pegawai.

2.4.2.1 Pengertian gaji

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja, Drs., M.Si., (2002:245) dalam

bukunya berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” mendefinisikan bahwa:

”Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi, atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah organisasi” Menurut Dr. A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:85) dalam bukunya

yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” bahwa pengertian gaji

adalah :

”uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan

secara bulanan”.

Menurut Hj. Ike Kusdyah Rachmawati (2008:146) dalam bukunya yang

berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” bahwa pengartian gaji adalah:

”balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi

dari kedudukannya sebagai seorang karyawan.

2.4.3 Insentif

Insentif merupakan salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan

prestasi kerja. Semakin tinggi prestasi kerjanya, semakin besar pula insentif yang

diberikan. Insentif digunakan untuk mendorong karyawan dalam memperbaiki

Page 28: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

33

kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Pemberian insentif tersebut bermanfaat bagi

peusahaan maupun karyawan.

2.4.3.1 Pengertian insentif

Menurut Dr. Mutiara S. Panggabean, M. E (2002 : 77) dalam bukunya yang

berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” bahwa insentif adalah:

”imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya

melebihi standar yang ditentukan”.

Menurut Heidjrachman Ranupandoyo yang di kutip dari Dr. A. A. Anwar

Prabu Mangkunegara (2004:89)

Insentif merupakan ”suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang”

Menurut T. Hani Handoko yang dikutip dari Dr. A. A. Anwar Prabu

Mangkunegara

”insentif adalah untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan organisasi”.

2.4.3.2 Tujuan Pemberian Insentif

Menurut Dr. Mutiara S. Panggabean, M.E. (2002:89) dalam bukunya yang

berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusi” bahwa:

Fungsi utama dari insentif adlah untuk memberikan tanggung jawab dan

dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.

Usaha-usaha dapat di nilai dengan dua cara yaitu:

1. Perilaku karyawan dapat dimonitor dan penghargaan berkaitan dengan

perilaku tersebut.

Page 29: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

34

2. Hasil kerja (output) dapat diukur dan tingkat output itu menentukan

penghargaan. Keunggulan biaya relatif dari monitoring dan penhgukuran

mendorong pemilihan diantara dua bentuk penilaian.

2.4.3.3 Langkah-langkah penentuan insentif yang efektif

Menurut Dr. Mutiara S. Panggabean, M. E. (2002:90) dalam bukunya yang

berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” bahwa langkah-langkah

penentuan insentif yang efektif yaitu meliputi:

1. Menentukan standar prestasi kerja yang tinggi

2. Mengembangkan sistem penilaian prestasi yang tepat

3. Melatih penyelia dalam melakukan penilaian prestasi dandalam memberikan

umpan balik kepaa bawahannya

4. Mengaitkan penghargaan secara ketat dengan prestasi kerja

5. Mengupayakan agar peningkatan penghargaan ada artinya bagi karyawan.

2.5 Kompensasi Tidak Langsung

2.5.1 Pengertian Kompensasi Tidak Langsung

Menurut Malayu S.P Hasibuan (2002:118) dalam bukunya yang berjudul

”Manajemen Sumber Daya Manusia”bahwa definisi kompensasi tidak

langsung itu adalah:

Konpensasi tidak langsung yaitu konpensasi yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiaun, pakaian dinas, kafetaria, mushala, plahraga, dan darmawisata.

Menurut Herman Sofyandi (2008:160) dalam bukunya yang berjudul

”Manajemen Sumber Daya Manusia”

Kompensasi tidak langsung adalah pemberian konpensasi kepada karyawan

sebagai tambahan yang didasarkan kepada kebijakan pimpinan dalam

rangka upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Page 30: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen dan

35

Menurut Dr. Mutiara S. Penggabean, M. E. (2002:77) dalam bukunya

yang berjudul ”Manajemen Sumber Daya Manusia” bahwa pengertian fringe

benefit / kompensasi tidak langsung yaitu:

Kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawan. Contohnya : Asuransi Kesehatan, Asuransi Jiwa, dan Bantuan Perumahan.