PikiranRakyat -...

Preview:

Citation preview

Pikiran Rakyato Se/asa • Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1620 21 22 23 @) 25 26 27 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt eNov ODes

Asa Siti yang tak Kunjung Padam ...T IDAK ada kata berhenti belajar bagi seo-

rang Siti Maryam Salahuddin. Pada usia-nya yang telah senja, Siti tak pemah pa-

tah semangat untuk terns memperkaya dirinyadengan ilmu pengetahuan. Pada wisuda Univer-sitas Padjadjaran (Unpad) gelombang I tahunakademik 2010/2011, Siti dinobatkan sebagaiperaih gelar doktor tertua di Unpad. Dia lulusdari bidang filologi, Fakultas Sastra, Unpad padausia 83 tahun 4 bulan dengan disertasi tentangnaskah-naskah kuno (manuskrip) Kab. Bima,Nusa Tenggara Barat.

Dalam jangka waktu tiga tahun, Siti menyele-saikan kuliah dan disertasinya. Dia mengerja-kan disertasi dengan metode doctor by researchkarena langsung melakukan penelitian denganmanuskrip yang dimilikinya. Ibu dari tiga anakini mengaku tidak menemui hambatan berartiselama kuliah dan menyelesaikan disertasi. Ha-nya,dia terpaksa bolak-balik Kota Bandung (Ja-wa Baratj-Kab. Bima (NTB) demi rnenyelesai-kan program doktomya. Dengan kondisi fisik

yang masih kuat, Siti bisa melewati hal tersebut."Sejak dulu saya ini rajin olah raga, jadi seka-

rang tidak mudah lelah. Selama mengerjakandisertasi saya dibantu asisten yang membantuuntuk mengetikkan, karena saya tidak bisa pa-kai komputer," tutumya saat ditemui seusai wi-suda, di Kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur,Kota Bandung, Selasa (23/11).

Minat Siti pada bidang filologi adalah ka-rena kepeduliannya pada naskah-naskah ku-no berisi catatan sejarah NTB yang teran-cam punah. Menurut dia, sebagai bangsayang besar, seharusnya kita tidak bolehmelupakan sejarah. Dia sangat prihatinkarena banyak naskah kuno berisi seja-rah Indonesia yang diperjualbeli-kan ke luar negeri.

Sebagai wujud kepeduliannya,Siti akhirnya membangun muse-um naskah kuno yang dia 'beri

(Bersambung ke hal. 15kol. 1)

Kliping Humas Unpad 2010

1

Asa Siti(Sambungan dari halo 1kol. 5)

nama Samparaja di daerahasalnya, Kab. Bima. Manuskripyang Siti temukan, dia simpandan awetkan sebelum akhirnyadimasukkan dalam museumyang dia miliki. Selain catatansejarah, pada manuskrip yangdiatemukanjugatertuangten-tang hukum dan ilmu perbin-tangan. Kebanyakan naskah-naskah kuno itu diterbitkanpada tahun 16oo-an sampai1800-an.

"Saya kumpulkan naskah-naskah kuno yang saya temu-kan ini. Kendati bahasanya ti-dak mudah dimengerti, karenamemakai bahasa Arab gundul,tetapi saya coba untuk mener-jemahkannya. Saya menemu-kan banyak cerita penting disitu, termasuk peristiwa mele-tusnya Gunung Tambora pada1815yang dinilai sangat dah-syat karena abunya sampai keEropa," ujar nenek dari 3 cucudan buyut dari 2 cicit ini.

Siti merupakan putri ke-6Sultan Bima, Muhammad Sa-lahuddin. Pada awalnya, sangayah tidak mengizinkan Sitiuntuk bersekolah tinggi. Akantetapi, Siti mendobrak hal ter-sebut, dan membuktikandiabisa sukses menyelesaikanpendidikannya. Siti berhasil

menyelesaikan pendidikan S-1dan S-2 di Fakultas HukumUniversitas Indonesia pada1953 sampai 1960. Saat itu, Si-ti merupakan putra daerahyang pertama kali meraih ge-lar sarjana dan master di NIB.

Setelah lulus kuliah di UI,Siti bekerja di Departemen Ke-hakiman RI. Akan tetapi, Gu-bernur NIB Ruslan Cakra-ningrat, yang saat itu menjadigubernur pertama NfB me-manggil Siti untuk memba-ngun daerahnya.

"Saat itu, NfB baru terben-tuk. Saya dipanggil gubernuruntuk membangun daerah.Akhirnya saya pulang dan men-jadi staf gubernur selama ham-pir 35 tahun. Saya menjadi sa-lah seorang yang membentukKota Mataram dan Kab. Bima.Sayajuga sempat menjadi Pe-laksana Tugas Bupati Bima pa-da 1966,"kata Siti yang lahir diKab. Bima, 13Juni 1927.

Istri dari S. Rahmat (alm.)ini menuturkan, dirinya selaluaktif di berbagai kegiatan. Ke-tika mendapat kesempatan da-ri Unpad pada 2007 untukmeraih gelar doktor, Siti lang-sung menyambut baik tawarantersebut. Apalagi asanya untukterus menimba ilmu tak per-

nah padam. Siti pun sengajaberkonsentrasi pada bidang il-mu filologi, karena tertarik de-ngan naskah-naskah kunoyang dia temukan.

Selain ingin melestarikanmanuskrip yang ada di NfB,Sitijuga aktifberkeliling Indo-nesia untuk mencari naskah-naskah kuno. Dia sempat sing-gah ke Cirebon, dan menemu-kan Alquran yang ditulis ta-ngan berabad-abad yang lalu.Siti bekerja sama dengan Per-pustakaan Nasional dalambentuk memberi informasi jikaada manuskrip yang dia temu-»kan.

Tekad Siti saat ini adalah ha-rus menguasai manuskrip yangdia temukan sebelum naskah-naskah tersebut rusak ataubahkan hilang. Dia juga inginmemberikan pelatihan kepadagenerasi muda agar bisa mem-baca manuskrip tersebut.

"Mumpung saya masih hi-dup, ilmu saya membaca ma-nuskrip ini harus dibagi-bagi-kan. Saya akan membuka pe-latihan bagi generasi mudayang tertarik untuk turut sertamelestarikan salah satu keka-yaan yang dimiliki Indonesiaini. Generasi muda tidak bolehmengabaikan sejarah, dan se-jarah tertuang dalam naskah-naskah kuno itu," ucap Siti.(W""mdyEka Pramudya/"PR")***

Recommended