2
Kampanye Seni Tradisi LUTHFlAOAM PARA penggiat pelestarian seni Cikeruhan di Sanggar Motekar tengah menari bersama untuk melestarikan seni Cikeruhan. Acara ini dalam rangka menyosialisasikan seni Cikeruhan kepada masyarakat Jatinangor. * AGAIMANAKAH cara menepis rasa malu dan gengsi un- tuk memainkan ke- senian tradisional? Masalahnya, ke- banyakan anak mu- da saat ini memainkan kesenian modern. J adi ketika ingin menggeluti seni tradisi yang muncul pertama kali adalah rasa malu dan gengsi," tanya Luthfi, salah seorang peserta acara "Seminar Apresiasi Kesejarahan" yang dise- lenggarakan Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah, dan Nilai Tradisional di SMKN 1 Sumedang, Selasa (26/7). Selama tiga kali menjadi narasum- ber acara tersebut di Sukabumi, Gamt, dan Sumedang, saya banyak mendapatkan pertanyaan bagus dari peserta. Selain tentang malu dan gengsi juga ada pertanyaan soal bagaimana menjagajarak dengan tren yang saat ini berlangsung, yakni budaya pop. Seorang peserta berna- ma Indra dari SMKN 1 Sumedangju- ga bertanya, "Saya sudah aktif menggeluti seni karinding, tetapi setelah itu bagaimana dan di mana saya hams eksis?" Pettanyaan-pertanyaan di atas bernada ironi. Peserta tampaknya bingung dengan ajakan para nara- sumber yang menjadi wakil penye- lenggara untuk bersikap apresiatif terhadap nilai-nilai sejarah dan bu- daya tradisional. Muara kebingungan peserta adalah bahwa nilai-nilai itu tampak tak nyata. Khususnya mengenai ekspresi seni tradisi, Kliping Humas Unpad 2011 seperti yang dikatakan Indra, mau dibawa ke mana? Untuk menja ab pertanyaan tersebut saya bercerita mengenai grup musik Karinding Attack. Grup ini diinisiasi oleh musisi-musisi me- tal dan berkolaborasi dengan seni- man tradisi Sunda, bahkan seniman luar negeri. Tidak tanggung-tang- gung, punggawa Karinding Attack berguru kepada Abah Olot, maestro musik karinding, untuk mem- perdalam karinding. Akhir tahun la} Karinding Attack memproduksi al- bum di alam terbuka kawasan kon- servasi Gunung Kareumbi, Kini na- manya sudah dikenal di dunia musik indie dan populer. Mereka juga per- nah tampil di salah satu stasiun tele- visi nasional. Pengaruh paling nyata adalah popularitas karinding pada l

KampanyeSeniTradisi - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../pikiranrakyat-20110708-kampanyesenitradisi.pdfmengenai ekspresi seni tradisi, Kliping Humas Unpad 2011 seperti yang

  • Upload
    vuthu

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Kampanye Seni Tradisi

LUTHFlAOAM

PARA penggiat pelestarian seni Cikeruhan di Sanggar Motekar tengah menari bersama untuk melestarikan seni Cikeruhan. Acara ini dalam rangkamenyosialisasikan seni Cikeruhan kepada masyarakat Jatinangor. *

AGAIMANAKAHcara menepis rasamalu dan gengsi un-tuk memainkan ke-senian tradisional?Masalahnya, ke-banyakan anak mu-da saat ini

memainkan kesenian modern. Jadiketika ingin menggeluti seni tradisiyang muncul pertama kali adalahrasa malu dan gengsi," tanya Luthfi,salah seorang peserta acara "SeminarApresiasi Kesejarahan" yang dise-lenggarakan Balai PengelolaanKepurbakalaan, Sejarah, dan NilaiTradisional di SMKN 1Sumedang,Selasa (26/7).

Selama tiga kali menjadi narasum-ber acara tersebut di Sukabumi,Gamt, dan Sumedang, saya banyak

mendapatkan pertanyaan bagus daripeserta. Selain tentang malu dangengsi juga ada pertanyaan soalbagaimana menjagajarak dengantren yang saat ini berlangsung, yaknibudaya pop. Seorang peserta berna-ma Indra dari SMKN 1Sumedangju-ga bertanya, "Saya sudah aktifmenggeluti seni karinding, tetapisetelah itu bagaimana dan di manasaya hams eksis?"

Pettanyaan-pertanyaan di atasbernada ironi. Peserta tampaknyabingung dengan ajakan para nara-sumber yang menjadi wakil penye-lenggara untuk bersikap apresiatifterhadap nilai-nilai sejarah dan bu-daya tradisional. Muara kebingunganpeserta adalah bahwa nilai-nilai itutampak tak nyata. Khususnyamengenai ekspresi seni tradisi,

Kliping Humas Unpad 2011

seperti yang dikatakan Indra, maudibawa ke mana?

Untuk menja ab pertanyaantersebut saya bercerita mengenaigrup musik Karinding Attack. Grupini diinisiasi oleh musisi-musisi me-tal dan berkolaborasi dengan seni-man tradisi Sunda, bahkan senimanluar negeri. Tidak tanggung-tang-gung, punggawa Karinding Attackberguru kepada Abah Olot, maestromusik karinding, untuk mem-perdalam karinding. Akhir tahun la}Karinding Attack memproduksi al-bum di alam terbuka kawasan kon-servasi Gunung Kareumbi, Kini na-manya sudah dikenal di dunia musikindie dan populer. Mereka juga per-nah tampil di salah satu stasiun tele-visi nasional. Pengaruh paling nyataadalah popularitas karinding pada

l

komunitas metal di Bandung karenaKarinding Attack sering manggung disela-sela konser musik metal danpunk.Selain itu, di acara konser musik

metal "Bandung Berisik" pada 11Ju-ni lalu tampak fans yang datangmenggunakan iket. Penggunaan kainpenutup kepala khas Sunda itu men-jadi populer karena musisi-musisimetal dari Ujungberung juga kerapmenggunakan iket ketika manggung.Apakah penggunaan iket ini sekadarhiasan?"Musik metal itu bisa digunakan

sebagai jalan memopulerkan kembalinilai-nilai kasundaan. Di zamansekarang susah kalau mau langsungmengajarkan nilai tradisional, salahsatu cara yang bisa kami lakukan yadengan memperkenalkan pada fanssimbol-simbol budaya Sunda dalamkonser-konser yang mereka datangiseperti memakai iket ketika konser.Selain itu, kami suka merrggunakankarinding, rebab tarawangsa, dancelempungan sebagai bagian darimusik metal. Dan itu apresiasinyabesar karena musisi metal danfansnya saling memengaruhi," ujarKimung, personel Karinding Attackdan Band Sonic Torment ketikabertandang ke Sanggar Motekar Jati-nangor, tempat saya beraktivitas, be-berapa waktu silam.Cerita-cerita mengenai gerakan

anak muda dalam bidang seni tradisirasanya lebih efektif agar siswa lebihterhubung dengan semangat zamanmasa kini. Selanjutnya, pemikirankreatif dalam mengampanyekan senitradisi menjadi tantangan pihakterkait.

Misi kebudayaanSandie Gunara, dosen Pendidikan

Seni Musik UPI mengatakan dalamartikelnya di situs Pendidikan Net-work, masalah pemahaman danapresiasi siswa'sekolah terhadap senitradisi dapat dimuarakan pada be-berapa hal, Pertama, tidak adanyamedan sosial tempat seni tradisihidup. Artinya di lingkungan seko-lah, di masyarakat, ataupun di mediamassa, seni tradisi tidak hadir beru-pa keseharian, tetapi hadir sewaktu-waktu sehingga siswa tidak mampumengapresiasi secara berkesinarn-bungan.Kedua, loyonya kesenian tradisi itu

sendiri. Menurut saya, hal ini diaki-batkan makin terpusatnya kegiatanseni tradisi hanya pada institusi pen-didikan seni, sedangkan sanggar-sanggar milik masyarakat tidakdidukung oleh bantuan infrastruktur

maupun peningkatan sumber dayamanusia. Akhirnya, sanggar seni tra-disi tidak bisa mengikuti perkemban-gan zaman dan seninya pun diang-gap kuno.Terakhir adalah dominasi kebu-

dayaan populer yang datang dariranah global melalui media massa.Biasanya poin terakhir inilah yangkerap dianggap sebagai penyebabutama lumpuhnya seni tradisi.Pertanyaan bernada ironi dari pe-

serta seminar merupakan reaksi darikebingungan anak muda untuk men-gapresiasi seni tradisi sementaramedan sosialnya adalah budaya pop.Kultur rock 'n roll, pop, punk, metal,dan lainnya adalah budaya dominanyang dengan otomatis akan diapresi-asi secara tidak sadar karena mudahditernukan. Atau, seni budaya pop itusendiri yang mengejar-ejar kita.Bandingkan dengan seni dari ranahtradisi?Di sini, menceramahi anak muda

tentang keunggulan 'dan pentingnyaseni tradisi menjadi hal yang formali-tas. Karena untuk membuat anakmuda itu bergairah kepada seni tra-disi, seni tradisi itu harus semeng-gairahkan seni pop yang saat ini ten-gah digandrungi.Saya membuka kembali esai-esai

kebudayaannya Mudji Sutrisno.Dosen Filsafat Universitas Dri-yarkara ini mengatakan dalam se-buah esainya bahwa persoalan ke-langsungan hidup seni tradisi di erakomersialisasi global adalah pertamarasa tertantangnya si seniman tradisidalam merespons budaya global. Siseniman harus bisa melakukan ek-splorasi seni dengan seni tradisi se-bagai rohnya. Kedua, dukungan daripolitik kesenian yang akan memberiiklim pendukung bagi eksplorasi siseniman dan masyarakat. Denganpolitisasi tersebut, iklim tradisional,melalui seni dan ritual budaya, dapatbertahan dalam keseharian.Peningkatan apresiasi siswa SMA

hendaknya juga ditopang oleh misikebudayaan. Istilah misi kebudayaansaat ini lebih dikenal tatkala duta ke-budayaan Indonesia melancong keluar negeri. Bukankah kondisi didalam negeri juga membutuhkanmisi kebudayaan? Apa yang di-lakukan oleh barudak Karinding At-tack bisa dikatakan sebuah misi ke-budayaan di dalam negeri dan se-layaknya dijadikan contoh.

LUTHFI ADAM,Ketua Yayasan Motekar Jatina-

ngor, Dosen Fikom Unpad.~~-~~