2
- - - --.- o Sabtu 12 13 @ 28 OSep OOkt Pikiran R.akyat o Senin 1 2 3 17 18 19 OJan OPeb o Se/asa - 4 5 20 o Mar o Rabu 0 Kamis 0 Jumat 6 7 8 9 10 11 21 22 23 24 25 26 OApr OMei OJun OJUI 0 Ags . Mlnggu 14 15 16 29 30 31 ONov .Des Ottih Rostoyati Tetap Setia pada Kebaya ---- OITlH Rostoyati merupakan seorang seniwati Sunda yang sangat konsisten terhadap budaya Sunda. Salah satu hal yang mencinkan kesungguhan Ottih dalam meng- agungkan budaya Sunda yaitu ia tidak pernah lepas dan balutan kebaya, busana tradisional Sunda. S ETIAP masyarakat mempunyai jahit kebaya sendiri. Akan tetapi, - kebudayaan, lir gula reujeung . sekarang sudah mempunyaitukang amisna (bagai gula dan manis- jahit, dengan kreasi model kebaya nya = tidak dapat dipisahkan). Kebu- sendiri. dayaan adalah hasil cipta, rasa, karsa .. Banyak yang mengagumi busana Pa- manusia. Kebudayaan dapat memben- sundan, terutama kalau Ottih sedang tuk manusia berkepribadian. Semen- melakukan kunjungan-kunjungan tara manusia yang berkepribadian berbagai acara kesenian di luar negeri. adalah manusia yang tidak terpe- "Orang asing kagum melihat kebaya, ngaruh, tidak mudah terombang-amb- banyak yang minta foto bareng. Wah, ing oleh keadaan. ltu yang dianut Ottih. rasanya bangga dengan budaya kita," Busana adalah salah satu unsur dari tutur Ottih. Walau sedang musim di- kebudayaan masyarakatnya yang harus ngin, Ottih tetap memakai kebaya yang dipelihara dan dipakai. Kebaya misal- kemudian ditutup mantel panjang. nya, menurut Ottih, tidak kalah indah- Kalau masuk ruangan mantelnya ia bu- nya dibandingkan dengan busana dae- ka. rah lain ataupun negara lain. Banyak Menurut Ottih, setiap wanita yang orang asing yang mengagumi wanita memakai kebaya kelihatannya lebih yang memakai busana kebaya, keli- cantik, luwes, dan anggun. "Alangkah hatannya lebih cantik, luwes dan baiknya bila kita menggunakan hak ki- anggun. ta sebagai orang Sunda untukc "Mengapa kita tidak menggunakan memasyarakatkan busana Pasundan. hak kita sebagai orang Sunda untuk Agar mempunyai rasa memiliki, teruta- memasyarakatkan kebaya, agar mem- ma generasi muda," ujar Ottih. punyai rasa memiliki, terutama pada Salah satu upaya memasyarakatkan generasi muda," ujar Ottih, dosen Juru- kebaya itu dengan mengadakan lomba san Hubungan Intemasional Universi- busana Pasundan. "Kriteria penilaian- tas Pasundan (Unpas) Bandung. Ibu nya terletak pada ketrampilan, keluwe- dari Apriyatna Eka Sumama ini, sudah san, komposisi wama. Bisa perseoran- menyukai kebaya sejak duduk di seko- gan ataupun berpasangan," tutur Ottih. lah dasar (SD). "Saya sudah senang Ottih menyebutkan, tidak usah me- memakai kebaya, tetapi dulu tidak se- mandang kebaya sebagai sesuatu yang tiap hari. Kalau ada acara di sekolah bisa membatasi gerak. Segala sesuatu seperti rampak sekar, cianjuran," ujar yang positifbila dibiasakan tidak akan Ottih yang sudah mengenal kesenian menemukan kekakuan. Sunda sejak keeil. Hal tersebut tampak dalam kesehari- Ottih sangat bangga dengan pakaian an Ottih yang selalu memakai kebaya, pakaian tanah Pasundan ini. "Kalau baik saat mengajar, menghadiri acara bukan kita yang memakai dan memeli- formal, nonformal, menghadiri undan- hara kebaya siapa lagi? Kebaya ini mi- gan dsb. 'Yang membedakan busana lik kit!&." .!!i.arQttihJanK awalnya II!ep.- u~tuk acara formal, kainnya dilam- - - 'mn~ IJn"ncf 200Q

Ottih Rostoyati Tetap Setia pada Kebaya - Unpad Repositoryrepository.unpad.ac.id/4276/1/pikiranrakyat-20091227... · hak kita sebagai orang Sunda untuk Agar mempunyai rasa memiliki,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ottih Rostoyati Tetap Setia pada Kebaya - Unpad Repositoryrepository.unpad.ac.id/4276/1/pikiranrakyat-20091227... · hak kita sebagai orang Sunda untuk Agar mempunyai rasa memiliki,

- - - --.-

o Sabtu

12 13

@ 28

OSep OOkt

Pikiran R.akyato Senin

1 2 3

17 18 19

OJan OPeb

o Se/asa-4 5

20

o Mar

o Rabu 0 Kamis 0 Jumat

6 7 8 9 10 11

21 22 23 24 25 26

OApr OMei OJun OJUI 0 Ags

. Mlnggu14 15 16

29 30 31

ONov .Des

Ottih Rostoyati

Tetap Setia pada Kebaya----

OITlH Rostoyati

merupakan seorangseniwati Sunda yang

sangat konsistenterhadap budaya

Sunda. Salah satu

hal yang mencinkankesungguhan Ottih

dalam meng-

agungkan budayaSunda yaitu ia tidak

pernah lepas danbalutan kebaya,

busana tradisionalSunda.

S ETIAP masyarakat mempunyai jahit kebaya sendiri. Akan tetapi, -kebudayaan, lir gula reujeung . sekarang sudah mempunyaitukangamisna (bagai gula dan manis- jahit, dengan kreasi model kebaya

nya =tidak dapat dipisahkan). Kebu- sendiri.dayaan adalah hasil cipta, rasa, karsa .. Banyak yang mengagumi busana Pa-manusia. Kebudayaan dapat memben- sundan, terutama kalau Ottih sedangtuk manusia berkepribadian. Semen- melakukan kunjungan-kunjungantara manusia yang berkepribadian berbagai acara kesenian di luar negeri.adalah manusia yang tidak terpe- "Orang asing kagum melihat kebaya,ngaruh, tidak mudah terombang-amb- banyak yang minta foto bareng. Wah,ing oleh keadaan. ltu yang dianut Ottih. rasanya bangga dengan budaya kita,"

Busana adalah salah satu unsur dari tutur Ottih. Walau sedang musim di-kebudayaan masyarakatnya yang harus ngin, Ottih tetap memakai kebaya yangdipelihara dan dipakai. Kebaya misal- kemudian ditutup mantel panjang.nya, menurut Ottih, tidak kalah indah- Kalau masuk ruangan mantelnya ia bu-nya dibandingkan dengan busana dae- ka.rah lain ataupun negara lain. Banyak Menurut Ottih, setiap wanita yangorang asing yang mengagumi wanita memakai kebaya kelihatannya lebihyang memakai busana kebaya, keli- cantik, luwes, dan anggun. "Alangkahhatannya lebih cantik, luwes dan baiknya bila kita menggunakan hak ki-anggun. ta sebagai orang Sunda untukc

"Mengapa kita tidak menggunakan memasyarakatkan busana Pasundan.hak kita sebagai orang Sunda untuk Agar mempunyai rasa memiliki, teruta-memasyarakatkan kebaya, agar mem- ma generasi muda," ujar Ottih.punyai rasa memiliki, terutama pada Salah satu upaya memasyarakatkangenerasi muda," ujar Ottih, dosen Juru- kebaya itu dengan mengadakan lombasan Hubungan Intemasional Universi- busana Pasundan. "Kriteria penilaian-tas Pasundan (Unpas) Bandung. Ibu nya terletak pada ketrampilan, keluwe-dari Apriyatna Eka Sumama ini, sudah san, komposisi wama. Bisa perseoran-menyukai kebaya sejak duduk di seko- gan ataupun berpasangan," tutur Ottih.lah dasar (SD). "Saya sudah senang Ottih menyebutkan, tidak usah me-memakai kebaya, tetapi dulu tidak se- mandang kebaya sebagai sesuatu yangtiap hari. Kalau ada acara di sekolah bisa membatasi gerak. Segala sesuatuseperti rampak sekar, cianjuran," ujar yang positifbila dibiasakan tidak akanOttih yang sudah mengenal kesenian menemukan kekakuan.Sunda sejak keeil. Hal tersebut tampak dalam kesehari-

Ottih sangat bangga dengan pakaian an Ottih yang selalu memakai kebaya,pakaian tanah Pasundan ini. "Kalau baik saat mengajar, menghadiri acarabukan kita yang memakai dan memeli- formal, nonformal, menghadiri undan-hara kebaya siapa lagi? Kebaya ini mi- gan dsb. 'Yang membedakan busanalik kit!&.".!!i.arQttihJanK awalnya II!ep.- u~tuk acara formal, kainnya dilam-

- -

'mn~ IJn"ncf 200Q

Page 2: Ottih Rostoyati Tetap Setia pada Kebaya - Unpad Repositoryrepository.unpad.ac.id/4276/1/pikiranrakyat-20091227... · hak kita sebagai orang Sunda untuk Agar mempunyai rasa memiliki,

banjdilepejdiwiru (dilipit). Perem-puan zaman ibu saya, harus bisangalepe, karena itu saya diajaringalepe oleh ibu saya. Sementara kainuntuk sehari-hari, nonformal ya di-sesuaikan, tidak perlu yang dilepe, "ujar Ottih yang sehari-hari menyetirmobil sendiri.

Saat diwawancara di rumahnya,Ottih baru pulang dari toko buku. lamengenakan kebaya dari bahanbrookat warna hitam, dengan kain .Baduy tidak dilamban, dan kerudungputih. Tampak serasi, tidak kaku danenak dilihat. Kebaya bagi Ottih sudahmenyatu sebagai pakaian sehari-hari.

Ada ilmunyaMengenakan kain dan kebaya yang

nyarnan, memang ada ilmunya.Bagaimana supaya memakai kain su-paya kainnya tidak naik saat beIjalan?Ada caranya, harns dilatih dan dirasa-kan sendiri. Sebaiknya pakai kainsendiri, supaya bisa merasakan penga-ruhnya, jalannya enak, nyaman dan be-bas. Ottih justru merasakan kekakuandan tidak bebas dengan kain yang di-jahit.

Bahan kebaya yang mahal belumtentu indah. "Tidak perlu mahal yangpenting komposisi warna serasi dannyaman dipakai. Mahal dan bagus, itubiasa. Justru, bahan yang murah tetapibagus, itu yang selalu saya cari," ujarOttih yang mengaku mempunyaikoleksi kain batik dan sarung dariseluruh Indonesia, lebih dari seratushelai. Ottihjuga suka mengutak-atikkebaya lama. Kalau b0san denganmodel lama, diubah sedikit saja, jadiseperti baru.

menari, main kecapi, vokalis angklung.la kadang diminta ikut latihan kese-nian daerah lain dari Sabang sampaiMerauke. Karena suka, meski latihansebentar saja, ia sudah bisa mengikuti."Expo 70 berlangsung selama setnbilanbulan. Jadi saya cuti kuliah selama se-tahun. Masih di Jepang, saya dimintaoleh Mus Mualim untuk menyanyikanlagu "Bajing Luncat" sambil main ke-capi. Kolaborasi gamelan dan musikjazz di acara Festival Jazz yang diikutienam negara yang diselenggarakan diOsaka," ungkapnya.

PrestasiSepanjang hidupnya, banyak prestasi

dan kegiatan yangtelah Ottih ukir. Se-but saja, juara I Keluwesan KursusKepribadian Ny. Winter Wangke(1972), Juara I Diah Permata Pita Loka,Damas (1975). Ottih.pun sempat ikutbermain drama, main dalam beberapafilm, menjadi pemain utama GendingKaresmen. Mengikuti beberapa pame-ran lukisan, menulis karya ilmiah, danmenulis buku. Juga sebagai calegDPRRI Dapil Jabar 1,Kota Bandug &Cimahi (PKNU).

"Saya dari dulu gaulnya denganorang-orang tua karena mereka banyakilmunya. Belajar tari dari bapak yangdasarnya pencak. Sebetulnya saya

senang dengan filosofinya. Kemudiansaya belajar tari topeng, gurunya pakNugraha. Saya kreasikan satu tariandengan ganti-ganti topeng, menjadi'topeng 5 watak'. Setiap topeng bedagerakan, harus disesuaikan dengankarakter/filosofi topeng," tuturnya pu-la.

Topeng berwarna putih, sebagaimanusia yang barn lahir (masih suci),biru mencerminkan manusia yang barnmengenal sekeliling, merah mudaartinya masa bimbang, merah artinyaniulih kajati, mulang ka usal (suci la-gi, menjadi orang baik), merah marunberarti orang yang ngalajurnafsu, nga-co yang tidak tanggung tanggung, bi-adab.

Tarian topeng ini memang sudahada, di sini Ottih mengembangkankreasi menjadi topeng 5 watak/panca-warna. Karena topeng 5 watak, Ottihmendapat gelar "Guardian Angel ofSundanes Culture" pada acara The In-ternational Conference of Philosophyyang diselenggarakan Fakultas FilsafatUnpar tahun 2006.

Melukis pun menjadi salah satu hobiOttih. Tampak beberapa lukisanmenghiasi ruang tamu rumahnya, dikawasan Dago utara. L'b.kisandibuatberdasarkan pengalaman spiritual Ot-tih. (Ida F.Suliztyarto)***

Keluarga seniOttih Rostoyati, lahir di Bandung, 18

Oktober 1949. la adalah anak bungsudari empat bersaudara dari pasanganHj. Sukiyah dan Bpk. Yoyo Sunarya.Darah kesenian mengalir sang ayahiJ.yayang seorang dalang.

"Saya selalu ingat pesan bapak,'Kudu laba elmu lahir bathin, kudulaba kanyaha, kudu laba kabisa.Maal susah mamanggul,jung rek ka-mana wae age," ujarnya. Ayahnyamengingatkan tentang pentingnya il-mu lahir batin. Ternyata pesan ba-paknya tidak hanya diingat oleh Ottih,tetapi diwujudkan dan disadari seba-gai warisan.

Namun Ottih mengaku kalau guru-spiritual, seni, dan politik adalahsuaminya sendiri, Anang Sumarnayang menikahinya tahun 1981.

Setelah menyelesaikan SD, SMP danSMA di Tasikmalaya. Ottih menyele-saikan S-1Jurusan Antropologi di Uni-versitas Padjadjaran (Unpad), tahun1979, kemudian ikut Program AktaMengajar di Universitas Terbuka,menyelesaikan S-2 Program StudiAntropologi-Sosial di Unpad, tahun1995. Mengajar di STH Tasikmalaya,dan mengajar di Unpas Bandung hing-ga kini. Progr.am doktor (S-3) sudah di-jalani, tetapi tidak selesai karena berbe-da prinsip dengan petnbimbing.

Setelah lulus SMA, Ottih diterima diJurusan Antropologi Unpad.Bersamaan dengan itu, Ottih diundangke Expo 70 di Je~ untuk mengisikesenian Jawa B~,. sep!!rti cianjuran,

r.;"""""""II!