PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/.../10/pikiranrakyat-20111017-jangangiladong.pdf · DiYayasan Galuh, sebagian besar pasien meng-alarni gangguan kejiwaan disebabkan

  • Upload
    dobao

  • View
    221

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • Pikiran Rakyat tmPAO ) .....CXNON UNPAD) .i;(" ' -, -'---~~::.-"~o Selasa o Rabu "' ro Kamis o Jumat o Sabtu o Millggu

    2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1618 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

    if'; ,,0Jail OPeb OMar OApr OMei OJUIl OJul GAgs OSep .Okt ONov ODes" ,"-~7;; - t .",.

    ''JaRllaB'ila B'RIII"

    UNGKAPAN yang dipopulerkan presenterRuben Onsu ini tampaknya terrnasukpekerjaan yang sulit untuk dilakukan saatini, Pasalnya, ada banyak faktor internal maupuneksternal, yang bisa membuat orang menderitastres dan depresi, hingga pada akhirnya mengi-dap gangguan jiwa berat atau gila, jika tidak di-tangani secara tepat.Para dokter spesialis kesehatanjiwa atau psiki-

    ater sebenarnya tidak suka menggunakan istilah"gila" untuk menyebut orang dengan masalah ke-jiwaan (ODMK). Pasalnya, istilah itu mengan-dung stigma yang tajam, yang pada akhirnyaberpengaruh terhadap penanggulangan masalahkejiwaan. Akan tetapi, apa mau dikata, istilah ituseperti sudah mendarah daging dalam kehidupanmasyarakat kita.Menurut psikiater dari Universitas Padjadjaran

    dr. Teddy Hidayat, Sp.Kj. (K), orang-orang yanghidup pada masa kini menghadapi tantanganyang besar untuk tetap waras. Pesatnya kemajuanteknologiinformasi memungkinkan segala infor-masi buruk yang dapat memancing rasa gelisah,cemas, stres, hingga depresi, dikonsumsi oleh se-tiap orang selama 24 jam dalam sehari.Penyebab gangguan jiwa dari yang ringan sam-

    pai berat adalah peningkatan krisis multidimensi,seperti kemiskinan, pengangguran, serta ketidak-pastian. Selain itu, masalah perilaku sepertipenyalahgunaan narkoba serta kekerasan, jugamenjadi penyumbang sebab seseorang terkenagangguan jiwa."Soal gangguan jiwa yang katanya diturunkan,

    itu isu yang sangat sensitif dan sering disa-lahtafsirkan. Bukan hanya gangguan jiwa loh,hampir semua penyakit di dunia ini pada umum- ------~--~--~--------

    -----------, -------_._-

    nya memang diturunkan," katanya.Hal senada diungkapkan Direktur Rumah Sakit

    Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat Dr. H. Encep'Supriandi, Sp.Kj., M.Kes. Encep mengatakan,setidaknya terdapat tiga faktor besar penyebabseseorang mengalami gangguan jiwa, yaitu faktorbiologis, psikologis, dan lingkungan. Ketiga faktorini saling memengaruhi satu sama lain. Faktor bi-ologis yang dimaksud bisa berupa gangguan ham-batan loncatan listrik di otak, epilepsi, dan lainsebagainya.Seorang anak yang terlalu dikekang, tidak

    diberi kebebasan untuk mengambil keputusan se-hingga menjadi sangat rendah diri atau malahterlalu percaya diri, berpotensi besar mengalamigangguan jiwa. Dengan kata lain, teknik parent-ing atau pengasuhan juga sangat berpengaruhterhadap kondisi kejiwaan seseorang. Bahkanketika bayi yang dikandung mencapai usia 5 bu-lan, dia sudah dapat mendengar dan menyimpanmemori atas segala suara yang didengarnya di lu-arperut."Bagaimana jadinya kepribadian anak yang

    tidak diinginkan? Lalu lahir di dalam keluargayang tidak harmonis? Padahal, kepribadian sese-orang ini sangat menentukan kualitas kejiwaan-nya," tuturnya.Menurut Encep, jika seseorang sudah mengala-

    mi gangguan jiwa, dia akan menunjukkan gejalagangguan pikiran, perasaan, yang diikuti oleh ge--jala psikomotik seperti latah, atau gerakan-ge-rakan berulang pada mimik wajah. Pada kasusgangguan jiwa berat, biasanya gerakan psikomo-torik itu akan menjadi ekstrem, sehingga berubahmenjadi gundah, gelisah, dan pada akhirnyamenyerang orang lain, atau menyakiti diri sendiri.

    KlipJng H'um a s Unpad 2011

  • DiYayasan Galuh, sebagian besar pasien meng-alarni gangguan kejiwaan disebabkan masalahekonomi. Sementara sebagian lainnya dikare-nakan masalah keluarga, kenakalan remaja, kece-lakaan, dan penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Menurut salah seorang pengu-rus, Jajat Sudrajat (33), para pasien cenderungtertutup terhadap keluarganya mengenai masalahyang dihadapinya. "Mereka ada yang diam. Ter-lebih, jika keluarga tidak proaktif, masalah keji-waannya akan terus memburuk," ucapnya.

    Dia mencontohkan seorang pasien tertua diYayasan Galuh, Ali (60), yang mengalami depresikarena masalah ekonomi dan keluarga. Alimerasa dicurangi keluarganya tentang pembagianwarisan, padahal dia sangat membutuhkan uangtersebut. Karena tidak tahan dengan tekanan darimasalah tersebut, Ali cenderung diam danmen elan masalahnya sendiri, hingga akhimya iadibawa oleh keluarga ke Yayasan Galuh untukdiobati. Namun sayangnya, setelah dinyatakansembuh, Ali memilih kembali ke yayasan. "Diamerasa ada penolakan atas kehadirannya olehkeluarga," ujar Jajat.

    Pasien seperti Ali, oleh pengurus tidak lagiditempatkan di barak. Pasalnya, Ali dinilai tidakmembahayakan. Sementara yang masih memba-hayakan, berada di barak dan dirantai. DiYayasan Galuh, perlakuan terhadap pasien itudikarenakan tingkatan derajat gangguan yangdiderita. Namun, untuk kategori ringan, terutamauntuk pasien perempuan, malah tinggal bersamapengurus. "Karena kami meyakini mereka masihbisa diperbantukan meskipun mengalarni gang-guan kejiwaan," katanya. (Lia Marlia/Dewiya-tini/"PR")***