Author
ahmad-yanwar
View
9.778
Download
3
Embed Size (px)
PENGARUH PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD,
GROUP INVESTIGATION (GI),
dan MOTIVASI BELAJAR KIMIA
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA
KOMPETENSI DASAR KOLOID KELAS XI
IPA SMA NEGERI 1 KAUMAN DAN SMA
NEGERI 1 KARANGREJO TULUNGAGUNG
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan akan menentukan kualitassumber daya manusia. Kemajuan suatubangsa bergantung pada kualitas sumberdaya manusia dan bukan sumber dayaalamnya. Peningkatan kualitas sumber dayamanusia merupakan prasyarat mutlak untukmencapai tujuan pembangunan. Salah satuwahana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia tersebut adalah pendidikan,sehingga kualitas pendidikan harussenantiasa ditingkatkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, makapenulis dapat merumuskan permasalahan sebagaiberikut :
1. Adakah perbedaan hasil belajar padapembelajaran kooperatif tipe STAD danpembelajaran kooperatif tipe GI pada kompetensidasar koloid?
2. Adakah perbedaan hasil belajar pada siswamotivasi belajar tinggi dan siswa motivasi belajarrendah?
3. Adakah interaksi antara model pembelajarankooperatif tipe STAD dan GI, serta motivasibelajar terhadap hasil belajar kimia padakompetensi dasar koloid?
C. KERANGKA BERPIKIR
• Karena proses belajar yang dialami oleh siswa berbeda (metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI) sehingga pengalaman
belajarnya juga berbeda, maka hasil belajar yang akan diperoleh
siswa juga berbeda.
• Karena motivasi belajar siswa untuk mempelajari ilmu kimia
berbeda-beda, ada yang mempunyai motivasi tinggi dan ada yang
mempunyai motivasi rendah, maka hasil belajar yang diperoleh
siswa dengan motivasi belajar tinggi akan memperoleh hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang motivasi
belajar kimianya rendah.
• Jika metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI benar-
benar efektif pelaksanaanya, dan motivasi belajar siswa mampu
mendorong siswa untuk melakukan proses belajar, maka hasil
belajar kimia siswa kelas XI IPASMA N 1 Kauman dan SMA N 1
Karangrejo, Tulungagung akan tinggi.
D. VARIABEL dan DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Variabel
Menurut Sugiyono (2011: 60) Variabelpenelitian adalah segala sesuatu yang berbentukapa saja yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari sehingga diperoleh informasi tentang haltersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian ini adalah:
1) variabel bebas : metodepembelajaran
2) variabel moderator: motivasi belajar
3) variabel terikat : hasil belajarsiswa
2. Definisi Operasional Variabel
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakanuntuk mengimplementasikan rencana yang sudahdisusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untukmencapai tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar adalah keseluruhan dayapenggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa(dengan menciptakan serangkaian usaha untukmenyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjaminkelangsungan dan memberikan arah pada kegiatanbelajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjekbelajar itu dapat tercapai.
Hasil belajar siswa adalah merupakan nilai yangdiperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatanproses pembelajaran.
E. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan hasil belajar pada pembelajarankooperatif tipe STAD dan pembelajarankooperatif tipe GI pada kompetensi dasarkoloid?
2. Perbedaan hasil belajar pada siswa motivasibelajar tinggi dan siswa motivasi belajarrendah?
3. Interaksi antara model pembelajarankooperatif tipe STAD dan GI, serta motivasibelajar terhadap hasil belajar kimia padakompetensi
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa:
a) Meningkatkan minat belajar siswa.
b) Meningkatkan kemampuan belajar yang aktif dan kreatif.
c) Mengembangkan budaya membaca, berdiskusi, dan menggali informasi
sendiri sehingga dapat belajar secara mandiri.
2. Bagi Guru:
a) Meningkatkan wawasan guru tentang strategi pembelajaran.
b) Meningkatkan pemahaman tentang proses pembelajaran.
c) Memacu kreatifitas guru untuk selalu berinovasi dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah:
a) Sebagai bahan masukan tentang alternatif metode pembelajaran kooperatif tipeSTAD,
yang dapat digunakan oleh para guru pada mata pelajaran yang lain.
b) Sebagai masukan tentang alternatif model pembelajaran kooperatif tipe GroupInvestigation yang dapat digunakan oleh guru pada mata pelajaran
yang lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKAA. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learningmenurut Slavin (dalam Yusron, 2005: 4) adalah suatu modelpembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalamkelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu samalainnya dalam mempelajari materi pelajaran, yanganggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan strukturkelompok yang bersifat heterogen. Kemampuan dan aktivitasanggota kelompok, baik secara individu maupun kelompoksangat menentukan keberhasilan belajar dari kelompok.
Sedangkan pengertian pembelajaran kooperatif (Nur danWikandari : 2000: 25) adalah metode pengajaran dimanasiswa bekerja dalam kelompok yang heterogenkemampuannya. Pada pembelajran kooperatif siswa yakinbahwa tujuan mereka tercapai jika dan hanya jika siswa lainakan mencapai tujuan tersebut (Ibrahim dkk, 2000: 10).Siswa belajar untuk bersepakat dalam memutuskan suatumasalah dan lebih bertoleransi atau menghargai pendapatdan perasaan orang lain. Hubungan dengan teman sebayamembuat siswa semakin senang menikmati bagian dariproses belajar.
B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Mashuri (2011: 18-20) proses belajar mengajar
yang menggunakan pembelajaran kooperatif pelaksanaannya
melalui enam langkah utama atau enam tahap, yaitu proses
belajar mengajar diawali dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran atau indikator pencapaian dan memberi motivasi
agar siswa lebih tertarik untuk belajar atau mengikuti proses
pembelajaran tentang materi tersebut, kemudian guru
menyajikan informasi. Tahap selanjutnya mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok belajar.
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membangun
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Menurut Slavin
(dalam Yusron: 4) beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih banyak
meningkatkan pencapaian prestasi belajar siswa daripada
pembelajaran tradisional. Terdapat beberapa perbedaan
karakter pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional
menurut Slavin (dalam Yusron, 2006: 26).
Menurut Johnson (dalam Ruhcitra, 2008: ) pembelajaran kooperatif yang pernah dikembangkan oleh para ahli maupun praktisi pendidikan, teristimewa olehpara ahli Student Team Learning pada John Hopkins University, yang mendapatkanperhatian secara luas ada sepuluh macam, yaitu:
1. Learning Together.
2. Teams-Games-Tournament (TGT).
3. Group Investigation (GI).
4. Academic-Constructive Controversy (AC).
5. Jigsaw Proscedure (JP).
6. Student Team Achievement Divisions (STAD).
7. Complex Instruction (CI).
8. Team Accelerated Instruction (TAI).
9. Cooperative Learning Stuctures (CLS)
10. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
E. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Slavin (dalam Yusron, 2005: 143-154)menjelaskan bahwa, pada metode STAD (StudentTeam Achivement Division), siswa dibagi dalam timbelajar yang terdiri atas empat atau lima orang yangberbeda-beda tingkat kemampuannya, jeniskelamin, dan latar belakang etniknya. Gurumenyampaikan pelajaran kemudian siswa bekerjadalam kelompoknya untuk memastikan bahwasemua anggota kelompok telah menguasaipelajaran. Selanjutnya, para siswa mengerjakankuis mengenai materi pelajaran secara mandiri, dantidak diperbolehkan saling kerjasama. Skor yangdiperoleh dari kuis para siswa dibandingkan denganrata-rata pencapaian mereka sebelumnya.
Menurut Slavin (dalam Yusron, 2005: 80)keefektifan pembelajaran ditentukan empat aspeksebagai berikut :
1. Kualitas pembelajaran yaitu seberapa besarinformasi atau ketrampilan yang disajikan sehinggasiswa dapat dengan mudah mempelajarinya, kualitaspembelajaran sebagian besar merupakan hasil darikemampuan guru dan mengelola kelas.
2. Kesesuaian tingkat pembelajaran yaitu sejauhmanaguru memastikan tingkat kemajuan siswa untukmempelajari informasi baru.
3. Intensif yaitu seberapa besar usaha guru memotivasisiswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajar danmempelajari materi yang disajikan.
4. Waktu yaitu banyaknya waktu yang diberikan kepadasiswa untuk mempelajari materi yang disajikan.
G. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
Slavin (dalam Alifah, 2011) mengemukakantahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajarankooperatif GI adalah sebagai berikut:
1)Tahap Pengelompokan (Grouping)
2) Tahap Perencanaan (Planning)
3) Tahap Penyelidikan (Investigation)
4) Tahap Menyiapkan Laporan Akhir
5) Tahap Presentasi (Presenting)
6) Tahap evaluasi (evaluating)
H. Hakikat Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono (2009: 80) motivasi merupakandorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilakumanusia, termasuk perilaku belajar. Jadi ada tiga komponen utamadalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Menurut Uno (2006: 1), motivasi merupakan dorongan dasaryang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Perbuatanseseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandungtema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalahkekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorongseseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Kekuatan tersebut muncul sebagai akibat rangsanganadanya berbagai macam kebutuhan, misalnya keinginan yangharus dipenuhinya, tingkah laku, tujuan , umpan balik. Motivasiakan terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauanuntuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangkamencapai tujuan tertentu.
I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (dalam Ewintri, 2012: ) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan
yaitu:
1. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor
individu (Intern).
2. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor
Ekstern.
Sedangkan Nasution (dalam Djamarah, 2011: 176-204)
menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar, yaitu: 1. Faktor lingkungan, 2. Faktor instrumental,
3. Kondisi fisiologis, 4. Kondisi psikologis.
J. Hasil Belajar
Menurut Woordworth (dalam Farhan, 2000: ) hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses
belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung.
Berdasarkan hasil pengukuran belajar ini akhirnya akan
diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran
yang telah dicapai.
K. Koloid
Menurut ElaineNlala (2006: ) Koloid adalah suatu campuranzat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikelzat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukurankoloid berkisar antara 1-100 nm ( 10-7 – 10-5 cm ). Contoh:Mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen air danminyak sedangkan cat adalah campuran homogen zat padat danzat cair.
Pembuatan Sistem Koloid
Menurut Purba (2007: 295-299) ukuran patikel koloid terletakantara partikel larutan sejati dan suspensi, oleh karena itu sistemkoloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikellarutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasarkemudian didispersikan ke dalam medium dispersi. Cara yangpertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebutcara dispersi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting
dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan control
beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil.
(Nursalam, 2001: 31)
B. Populasi, Sampel,Teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2011: 117)
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azizah,
2008).
3. Sampling
Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel
(Sugiyono, 2011: 118).
C. Metode Pengumpulan Data
Subandowo,dkk dalam buku Pedoman Penulisan Tesis
mengemukana bahwa penggunaan metode pengumpulan data
merupakan suatu aktifitas pencarian data, yaitu suatu pencarian
informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
menjawab masalah penelitian dan pembuktian hipotesis.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
lembar tes dan angket motivasi belajar kimia. Sebelum
instrumen dijadikan alat pengumpul data, terlebih dahulu
dilakukan analisis validitas instrumen.
E. Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011: 335), analisis data adalah proses
mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat simpulan sehinggamudah dipahami
oleh diri sendirimaupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alifah.2011.Model Pembelajaran Kooperatif, (online), http://alifah-daigakusei.blogspot.com/.../model-pembelajaran-kooperatif- diakses28 April2012
Arikunto, Suharsini. 2010.Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktek.Jakarta: Rineka Cipta
Azizah, Uhya. 1998. Pengembangan Model Pembelajaran KoopeatifTipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia diSMU. Tesis Pasca Sarjana IKIP Surabaya.
Bagus.2011.Kelebihan dan Kelemahan Model PembelajaranKooperatif.(online). www.artikelbagus.com/2011/.../kelebihan-dan-kelemahan-model.htm.diakses 25 April 2012
B. Uno Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA. Jakarta : Pemerintah Propinsi Jawa TimurDinas P dan K Sub Din Dikmenum.