Transcript
Page 1: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/01/pikiranrakyat-20110124... · tertangkap tangan menerima suap, manuver politik, apalagi prestasi kinerjanya

Pikiran Rakyat• Senin o Selasa 0 Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

12317 18 19

456 720 21 22

8 9 10 1123 @ 25 26

oMar OApr OMei OJun 0 Jul 0 AgseJan OPeb

12 1327 28

14 15 1629 30 31

OSep OOkt ONov ODes

lPerubahan DPR dengan GedungK ESEKIAN kalinya DPR

mengejutkan publik ..Bukan karena anggotanya

tertangkap tangan menerima suap,manuver politik, apalagi prestasikinerjanya. Akan tetapi, karenakeputusan Ketua DPR untukmenernskan rencana pembangunangedung barn DPR yang bernilailebih dari Rp 1triliun. Publik pun ri-uh membiearakan hal ini terlebihkarena isu ini sudah bergulir se-belumnya dan sudah mendapatreaksi negatif dari publik.

Dibumbui kegagapan anggotaBURT memberikan penjelasan pu-blik alasan pembangunan gedungbarn, masyarakat makin riuhmengetahui bahwa di gedung barnitu akan dibangun kolam renangyang bisa dinikmati oleh parapenghuni gedung. Meskipun DPRberdalih bahwa itu adalah bak pe-nampungan air untuk mengantisi-pasi terjadinya kebakaran, tetapi ba-hasa yang sudah dimuneulkan kepublik adalah kolam renang bukanbak penampungan air.

Ketua DPR yang merangkap seba-gai Ketua BURT tetap mengotot me-nernskan rencana pembangunangedung tersebut. Selain untukmenggantikan gedung lama DPRyang katanya sudah tidak layak danmembahayakan, gedung barn DPRmernpakan bagian dari grand de-sign usaha memperbaiki danmeningkatkan kinerja anggota de-

aruwan yang menjadi sorotan publik.

Yang menjadi pertanyaan publikselanjutnya kemudian tidak hanyatentang besarnya biaya yang dipakaiuntuk membangun gedung, tetapisampai sejauh manakah rencana inimemang bisa mengubah wajah DPRmenjadi institusi yang efektif danefisien menjalankan fungsi dan pe-rannya. Apakah setelah pernbangun-an gedung DPR ini selesai, anggotadewan kemudian tidak akan kornpsilagi, melahirkan banyak produk un-dang-undang, dan selalu meng-hadiri setiap agenda rapat?

"Back to classic"Mari kita kembali mengingat ma-

sa keeil kita. Ada masa ketika inginbisa mengendarai sepeda ataupuningin mahir berenang. Dua pengala-man ini tentunya bukan pengala-man mahal yang hanya dialamikalangan elite, sekelas anggota de- .wan masa keeilnya pastinya meng-alami ini.

Ketika anak ingin bisa mernain-kan sepeda, langkah umum yangbanyak dilakukan oleh orang tuaadalah menyediakan sepeda buatmereka. Bila orang tua mampu,sepeda bisa dibeli, bila orang tuanyatidak mampu mereka meminjamatau menyewa sepeda. Akan tetapi,apakah ketika sepeda tersedia anakitu bisa langsung mengendarai sepe-da? Tentunya tidak.

Tahap pertama adalah anak itu

mesti meneoba mengendarai sepedadan yang paling utama adalah anakitu mau dan berani belajar bersepe-da. Di sinilah kemudian yang seringmenjadi biang kegagalan anak tidakbisa bersepeda. Menumbuhkan ke-mauan dan keberanian pada anakuntuk bersepeda. Kalau ini tidak ter-jadi maka adanya sepeda tidak akanberpengaruh terhadap kemamp anmengendarai sepeda.

Bagi orang tua yang benar-be aringin melihat anaknya bisa bersepe-da mereka pasti melakukan dial gdengan anaknya. Mereka akanmembujuk anaknya untuk meneobaberani belajar bersepeda denganmengatakan bahwa bersepeda ituadalah suatu kesenangan. Orang tuabiasanya menyuruh anak mem-bayangkan mereka bisa bermainbersama-sama dengan anak lain ya,mengingatkan anaknya kalau mere-ka tidak bisa bersepeda maka mere-ka tidak bisa bermain dan tidakpunya teman. Atau mungkin orangtua akan mengingatkan anaknya ke-mungkinan di kemudian hari iliadikejar anjing, dia bisa melarikandiri dengan eepat karena bisabersepeda.

Orang tua yang paham dan benar-benar ingin melihat anaknya berse-peda, tidak eukup untuk menyedi-akan sepeda untuk anaknya, tetapijuga memberikan pemahamankepada anaknya tentang bersepeda.Tidak eukup menyediakan peralat-

. ,.

.. ..•

YUDHI MAFfAT~NANTARA

POUSI didampingi petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) memeriksa coretan di atap Gedung MPR RI, Ko pleks---- Parlemen Senayan, Jakarta, 30 Juli 2010 lalu. Aksi corat-coret dengan cat semprot tersebut dilakukan aktor senior ---

Pong Harjatmo, berisi tulisan "Jujur, Adil, Tegas" sebagai kritik untuk para wakil rakyat. *

Page 2: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/01/pikiranrakyat-20110124... · tertangkap tangan menerima suap, manuver politik, apalagi prestasi kinerjanya

an, tetapi juga mengubah persepsisang anak tentang apa danbagaimana bersepeda.

Begitu juga ketika orang tua inginanaknya bisa berenang. Mengajakke kolam renang, sungai atau mem-buatkan kolam renang di rumah ha-nyalah langkah awal yang konven-sional mengajarkan anak bisa bere-nang. Dibutuhkan pemahaman darisang anak tentang manfaat bisa ber-enang dan bahayanya tidak bisa ber-enang. Untuk menstimuli anaknyaberenang, ada orang tua yang mem-berikan gambaran bila si anak men-galarni kecelakaan laut tetapi tidakbisa berenang. Kalau anak tidakmemiliki kemampuan berenang rna-ka anak tadi diingatkan akantenggelam seperti kapal karam danmati.

Begitu juga dengan orang dewasa.Adanya kendaraan tidak cukupmembuat orang bisa mengendaraikendaraan. Para pegawai membu-tuhkan perubahan persepsi kalaumengendarai sepeda motor kerjalebih efisien dan ekonomis sehinggapendapatan bisa dialokasikan untukkebutuhan lain. Berapa pun banyak-nya jumlah mobil yang ada di garasiseseorang, selama dia merasa nya-man, aman dan tidak bermasalahdengan keuangan, maka dia akanterus mengandalkan sopir pribadibukan dirinya untuk mengendaraimobil.

LembahAltoAdalah sekelompok peneliti yang

berkumpul di Lembah Palo Alto danmenyistematiskan pengalaman diatas. Menurut Rhenald pada 1950beberapa peneliti bertemu di Lem-bah Palo Alto, California. Merekaterdiri atas para ahli manajemen,psikologi, dan para terapis yangmelakukan apa yang mereka sebutsebagai mental research. Merekasangat berkepentingan terhadap pe-rubahan yang sedang melandadunia dan merasa risau terhadapsikap yang ditunjukkan oleh orang-orang yang katanya setuju terhadapperubahan tetapi gagal merespon-snya. Karena bekerja di Lembah Al-to, tim ini dikenal dengan sekutuThe Palo Alto School (Kasali, 2007;212).

Pada 1975, setelah berkumpul zgtahun, tim ini akhirnya berhasilmerumuskan apa yang mereka se-but dengan the law of change. ThePalo Alto School menyatakan mene-mukan bahwa ada duajenis peruba-han yang harus dilakukan setiaporang. Bila hanya satu perubahanyang dilakukan maka perubahan itubelum tentu akan berhasil. Kedu-anya itu adalah perubahan realitadan perubahan persepsi. Bila diru-muskan dalam kalimat sederhana,kira-kira ajaran The Palo AltoSchool adalah, "If you want to

change, you have to change twice.You not only need to change the re-ality of your situation, you alsoneed to change the perception ofthis reality".

Perubahan realita itu terjadi didalam sistem yang sama, berulang-ulang, berkelanjutan, supaya tetapsama hasilnya. Perubahan realitahanya memodifiksi komponen/-bagian dan tetap patuh pada aturanbaku yang berlaku (follow the rules).Retroactive feedback dan menjagakeseimbangan menjadi sesuatu yangsangat penting dalam perubahan re-alita.

Adapun perubahan persepsiadalah perubahan yang keluar darisistem lama, menemui sesuatu yangbaru, tidak meneruskan hal yangsama dan memiliki kejutan. Dalamperubahan realita orang merombakcara berpikir atau melihat, asumsi,hipotesis, dan pandangannya. Pe-rutaran lama sudah tidak bisa di-pakai dan harus diganti secaramenyeluruh. Orang yang melakukanperubahan persepsi mesti berani un-tuk melawan arus, break therule/order. Ketimbang menga-gungkan keseimbangan, balance,perubahan persepsi menimbulkanchaos dan kejutan.

Dalam dunia manajemen menu-rut Rhenald, kebanyakan orang le-bih banyak melakukan perubahannrealita. Misalnya saja perbaikangedung, menambah produk baru dipasar, rnembangun merek, mela-kukan pelatihan, menerapkanlayanan prima, komputerisasi, bal-ance score card, dan lain sejenisnya.Akan tetapi, sangat minim yangmelakukan perubahan persepsi.

Orang terus bersikukuh melaku-kan perubahan realita tetapi alpamelakukan perubahan persepsi.Seperti orang dewasa yang inginberhenti merokok hanya dengancara menghapus anggaran merokokdan membeli permen saja (peruba-han realita). Akan tetapi, dia masihmengatakan "sekali-kali merokoktidak apalah". Tidak ada perubahanpersepsi dalam dirinya. Atau orangdewasa yang ingin menurunkan be-rat badan cukup hanya denganmengambil kegiatan olah raga (fit-ness) dan diet makanan (perubahanrealita). Akan tetapi, dia tidak maumengubah persepsi bahwa kelebihanberat badan tidak hanya menggang-gu kesehatan, tetapi juga mengan-cam kehidupan. Orang bisa matikarena serangan jantung atau strokekarena kolesterol (perubahanpersepsi).

Seperti orang yang selalu datangterlambat ke kantor maka kita tidakbisa mengubahnya dengan hanyamenuntutnya untuk datang tepatwaktu (perubahan realita) tanpamengindahkan perubahan dalampersepsi bahwasannya telat masuk

kantor itu akan merugikan dirisendiri dan semua orang (peruba-han persepsi).

GedungBaruDi sinilah kemudian kita lihat bo-

long besar dari alasan pembangu-nan gedung baru DPR yangdikaitkan dengan perbaikan kinerjaanggota dewan. Ide ini hanyamengindahkan satu perubahan (pe-rubahan realita) tetapi tidak mensyi-ratkan adanya perubahan caraberpikir (perubahan persepsi). Iro-nisnya kemudian kita lebih banyakmelihat anggota dewan yang lebihmengedepankan perubahan realitaketimbang perubahan persepsi.Oleh karena itu, tidak aneh kalaukemudian yang muncul ke publikadalah tentang tuntutan kenaikangaji, tunjangan, perbaikan rumah di-nas, dll.

Saat ini publik belum mendengaradanya usaha anggota dewan yangingin melakukan perubahan lalumelakukan perubahan persepsi. Halini misalnya bisa diwujudkan den-gan dibuatnya regulasi khusus buatanggota dewan yang melanggarhukum dengan timbalan hukumyang lebih berat. Yang terjadi justrusebaliknya, anggota dewan yangmelakukan tindak pidana korupsilebih banyak dilindungi oleh par-tainya ketimbang didorong untukdiganjar hukuman yang lebih beratdari biasanya.

Bila pola perubahan yang digagasDPR seperti ini maka sebetulnyadengan sangat mudah kita akanmelihat pola perubahan lanjutan-nya. Bila sekarang yang dituntutadalah adanya gedung baru denganfasilitas kolam renang di lantai at ,besoknya pasti akan muncul tunt -tan adanya kolam renang di lantaibawah atau tengah karena semuaanggota dewan sangat membu-tuhkannya. Ujung-ujungnya sem alantai pun dituntut mempunyai ko-lamrenang

Gagasan pembangunan gedungbaru DPR benar pada satu sisi, mes-ti dilanjutkan dengan kebenaran pa-da sisi lain berupa perubahan carapikir dan persepsi. Bila hal ini tidakdilakukan maka yang terjadi tidakhanya kerugian bagi masyarakat,tetapi kerugian bagi semua pihak.Kerugiannya tidak sekadar adanyaanggaran yang dihambur-ham-burkan, tetapi juga kepercayaanpublik terhadap legislatif. Bila sudahseperti ini maka bangunan sistempolitik yang sedang kita tata pun ter-ancam mendapat penolakan daripublik. Ujung-ujungnya, perilakuanggota dewan tidak hanyamerugikan mereka, tetapi jugamerugikan tatanan kehidupanbernegara di negeri ini. (Delianur,alumnus Fikom Unpad, pemerhatidunia komunikasi)*** •

1


Recommended